Perancangan Sistem Informasi Manajemen Persediaan Pakan Ternak di PT. Gold Coin

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Gold Coin Group dengan merek dagang GOLD COIN merupakan bagian dari Zuellig Group yang berada di Swiss yang berdiri sejak tahun1953. Perusahaan Zuellig Groupmerupakan pelopor pabrik pakan ternak di Asia Tenggara, Sedangkan di Indonesia diberi nama PT. Gold Coin Indonesia, yang memiliki salah satu cabang yang berada di Medan, Sumatera Utara.

Perusahaan Gold Coin Group bergerak dalam usaha produksi pakan ternak yaitu udang, ikan,unggas, sapi, kambing, babi dan hewan peliharaan lainnya di wilayah Asia Pasifik. Pabrik dan kantor pemasaran Gold Coin Group ada di Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, Philipina, Vietnam, China, Laos, Srilanka, dan India.

Perusahaan PT. Gold Coin-Medan Mill dibangun dalam 3 tahap, yaitu : 1. Pembangunan proyek dimulai pada Januari 1981

2. Produksi Koperasi Percobaan pada Oktober 1981 3. Produksi Koperasi Komersil pada Desember 1981

Gold Coin Group memiliki teknologi muktahir yang didukung oleh tenagaahli yang berpengalaman dalam memproduksi pakan ternak yang berkualitas tinggi dan stabil. Dalam perkembangannya Gold Coin Group senantiasa didukung oleh tenaga-tenaga teknis yang mempunyai pengalaman tinggi di lapangan. Gold Coin Group juga didukung dengan sarana peralatan


(2)

laboratorium dan sumber daya manusia yang berpengalaman sehingga kualitas/mutu pakan ternak yang dihasilkan dapat dijagadan dipertahankan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Gold Coin Indonesia - Medan Mill bergerak dalam usahaproduksi pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. Produk pakan yang termasuk sebagai produk utama terdiri atas pakan unggas (pakan ayam,burung, dan bebek), pakan babi, dan pakan lembu. Sedangkan untuk pakan khusus terdiri dari pakan ikan dan udang.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Gold Coin Indonesia memiliki beberapa tempat yang tersebar di tiga lokasi, yaitu di kota Surabaya berada di Jl. Margo Mulya Industri Kav G 1-3 Tandes Surabaya, di kota Bekasi berada di Jl. Raya Bekasi KM 28, Desa Medan Satria. dan untuk wilayah Sumatera berada di Jl. Pulau Bali No.2 KIM II, Jl. Medan-Belawan KM 10,5, Sumatera Utara.

2.4. Struktur Organisasi

Stuktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia adalah berbentuk gabungan lini dan fungsional. Hubungan lini karena pembagian tugas dilakukan dalam bidang atau area pekerjaan pada perusahaan dan juga karena perusahaan memiliki tiga pabrik di lokasi yang berbeda, yang masing-masing dipimpin oleh Branch Manager dan memiliki kedudukan yang sama di dalam perusahaan. Hubungan


(3)

berdasarkan fungsi-fungsi yang membentuk hubungan fungsional. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.4.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap pekerjaan pada PT. Gold Coin Indonesia yaitu:

1. Branch Manager

Pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang memiliki kekuasaan dan tanggung jawab kedalam dan keluar perusahaan serta memiliki wewenang dalam memutuskan kebijaksanaan. Tugas dan tanggung jawab dari branch manager:

a. Mengontrol keseimbangan kinerja setiap kantor PT. Gold Coin Indonesia. b. Bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan.

2. Deputi General Manager

a. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan operasional perusahaan. b. Mengawasi jalannya produksi.

c. Mengawasi pemasaran produk. 3. Sekretaris

a. Menerima surat-surat (fax) yang masuk dan membuat laporannya. b. Menerima telepon untuk branch manager dan menyusun janji secara

selektif.

c. Menerima data aktifitas mengenai bahan baku.


(4)

Branch Manager

Deputy General Manager

Secretary

Sales Manager Purchasing

Manager Mill Controller Personal Officer

Factory Manager Technical Service Chemist Quality Assurance Officer

Sales Center Acc. Payble

Admin GL & Tax

DO Admin Sales Admin Credit Controller Security Receptionist Messenger Driver Temporary Cleaning Service Gardener Inventory Prod. Admin Store Keeper Receiving Delivery Weight Bridge Operator Operator Forklift Sweeper Truck Transportation Temporary Sweeper Production Control Room Feed Additive Dumping Sacking Off Pellet Operator Maintenance Mechanical Electrical Boiler Lini Fungsional


(5)

4. Sales Manager

a. Merencanakan program promosi yang akan dilakukan. b. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan.

c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada program komputer setelah memeriksa jumlah penerimaan terakhir.

d. Memasukkan data faktur dari penjualan yang lain.

e. Bertanggung jawab atas kelancaran penjualan dan pencapaian target. f. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan untuk melaporkan

tentang hasil penjualan kepada atasan, baik secara lisan maupun tulisan. 5. Sales Center

a. Melakukan penjualan dan prediksi penjualan. b. Membagi daerah pemasaran.

6. Techinical Service

a. Mengumpulkan data yang relevan dan data pesaing dengan baik. b. Membantu bagian penjualan untuk mendapatkan pelanggan yang baru. c. Membantu pertumbuhan produksi dan melakukan perbaikan.

d. Menanggapi dan menyelidiki keluhan dari pelanggan. 7. Purchasing Manager

a. Merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

b. Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan dan menetapkan harga. c. Memperbaharui perjanjian kontrak.

8. Account Payable Administrasion


(6)

9. Mill Controller

a. Memeriksa dan mengawasi tindakan yang dilakukan branch manager. b. Memberikan saran untuk kemajuan perusahaan.

10. GL & Tax

a. Menerima laporan dari supervisor stock setiap hari yang dibuat dalam daftar nomor, harga dan nomor kontrak per komoditas dan per supplier. b. Menerima laporan harga dari bagian pembelian dan membuat daftar

nomor dan nomor kontrak dalam laporan penerimaan.

c. Pembayaran voucher pada kasir dan membuat nomor kontrol, nomor daftar, nomor kontrak bahan baku, bahan kemasan dan lain-lain.

11. Sales Administration

a. Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan. b. Membuat laporan aktivitas dari pelanggan.

c. Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada komputer setelah memeriksa jumlah penerimaan terakhir.

d. Memasukkan data faktur dari penjualan yang lain. 12. DO Admin

a. Menerima pesanan dari pelanggan dan meneruskan ke bagian produksi. b. Melakukan koordinasi dengan bagian produksi khususnya bagian delivery

untuk mengetahui posisi stock produk jadi.

c. Mencatat jumlah barang yang keluar meliputi jenis, harga dan pelanggan yang membeli.


(7)

13. Credit Control

Tugas Credit Control adalah bertanggung jawab terhadap penjualan yang dilakukan secara kredit.

14. Personal Officer

a. Mengontrol absensi pegawai yang dikoordinasi dengan satpam. b. Menyelesaikan semua surat-surat dan dokumen perusahaan kepada

pemerintah.

c. Mendaftarkan pegawai pada PT. JAMSOSTEK dan asuransi lainnya. d. Membuat daftar gaji pegawai dan mendistribusikannya.

e. Membuat daftar kerja lembur dan memasukkannya pada daftar gaji. f. Membuat perencanaan untuk pelatihan pegawai sesuai dengan kebutuhan. g. Melakukan analisa dan evaluasi pekerjaan.

h. Bersama dengan pihak manajemen melakukan penilaian terhadap kinerja para pegawai.

15. Security

a. Memeriksa kehadiran karyawan, mencatat jumlah ketidakhadiran, alasan ketidakhadiran dan identitas karyawan kemudian melaporkannya ke bagian personalia.

b. Memeriksa dan mengawasi tamu-tamu yang masuk. c. Mencatat data-data tamu yang keluar masuk.

d. Mengontrol situasi pabrik siang dan malam. 16. Receptionist


(8)

b. Memberikan pelayanan dan informasi kepada tamu. c. Memeriksa tagihan telepon

17. Messenger

a. Mengatur pesanan berupa dokumen-dokumen perusahaan ke instansi yang dituju baik swasta maupun pemerintah.

b. Melakukan pembayaran sesuai dengan kuitansi yang telah mendapat persetujuan dari atasan kepada perseorangan, perusahaan, pemerintah maupun lembaga-lembaga keuangan yang ditunjuk berdasarkan kuitansi. 18. Driver

Tugas Driver adalah mengantar atasan ke tempat-tempat yang telah ditentukan untuk kepentingan perusahaan.

19. Temporary Cleaning Service & Gardener

Tugas Temporary Cleaning Service & Gardener adalah menjaga kebersihan kantor dan taman.

20. Factory Manager

a. Bertanggung jawab atas jumlah, jenis dan mutu produksi. b. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan peralatan pabrik. c. Berkoordinasi dengan setiap supervisor proses produksi.

d. Memberikan jumlah dan jenis pakan yang diproduksi kepada Branch Manager dan bagian penjualan.

e. Mengawasi kebersihan areal pabrik. 21. Inventory


(9)

b. Menyusun dan membuat laporan penerimaan dan pemakaian bahan baku. c. Menyusun dan membuat laporan pengeluaran dan hasil produksi.

d. Mengadakan pemeriksaan bahan baku dan hasil produksi di laboratorium. e. Bertanggung jawab kepada Manager Produksi.

22. Receiving

a. Melakukan pengambilan sampel.

b. Menghitung jumlah batch pada saat pembongkaran bahan baku dan penempatannya di gudang, memeriksa kondisi fisik (bocor).

c. Melakukan update stock di lapangan, yaitu keluarnya barang dari gudang yang digunakan untuk proses produksi.

23. Delivery

a. Melakukan pengeluaran barang sesuai dengan delivery order. b. Memastikan barang yang dikeluarkan sesuai dengan delivery order. 24. Weight Bridge Operator

a. Menimbang bahan baku yang beli sebelum masuk ke gudang.

b. Menimbang pakan yang akan dijual dan menimbang barang-barang yang keluar dari pabrik.

25. Operator Forklift

a. Bertanggung jawab akan pengoperasian forklift yang digunakan.

b. Merawat forklift seperti memeriksa sebelumdan sesudah pemakaian dan kebersihan.

c. Memberikan laporan kepada atasan mengenai kondisi forklift.


(10)

26. Temporary Sweeper

Tugas Sweeper adalah menjaga kebersihan dari lantai produksi. 27. Production

a. Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya.

b. Merencanakan pembagian bahan baku dan bahan aditif. c. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu.

d. Bertanggung jawab kepada Manager Produksi.

e. Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisa serta evaluasi pekerjaan bawahannya.

f. Membuat perencanaan dan pengendalian produksi g. Membuat jadwal produksi

28. Control Room

a. Melaksanakan produksi sesuai formula yang telah ditetapkan dan berdasarkan rencana produksi yang dibuat oleh supervisor produksi yang telah diketahui oleh factory manager.

b. Menentukan intake dumping, jenis bahan baku yang harus didumping dan menginformasikan rencana intake dumping bahan baku kepada dumping operator.

c. Melaksanakan pengisian corn yellow dari intake ke silo, dari silo basah ke dryer serta pengisian bin dari dryer.

d. Memberikan instruksi ke operator feed additive sesuai dengan rencana produksi.


(11)

e. Koordinasi ke bagian maintenance mengenai penggantian saringan glinding sesuai dengan hot size yang ditetapkan, pembersihan magnet, bila terjadi over flow/over load pada screw conveyor bin bahan baku dan slide-slide yang mengalami kemacetan.

f. Koordinasi dengan pellet operator tentang ration yang diproduksi dan jumlah batch.

29. Dumping

a. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu

b. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan bahan baku yang digunakan pada proses produksi melalui koordinasi dengan bagian control room.

c. Mencatat jumlah bahan baku yang telah di dumping. d. Bertanggung jawab terhadap kebersihan areal kerja.

e. Bertanggung jawab terhadap penggulungan 2nd hand gony bag. f. Bertanggung jawab kepada Factory Manager.

30. Sacking Off

a. Bertanggung jawab terhadap sacking off section yang meliputi:

- Produk jadi yang diproduksi harus sesuai dengan plastik bag-nya dan feed ticket-nya.

- Percepatan produksi sesuai dengan kapasitas mesin. - Pengambilan sampel produk jadi.

b. Berkoordinasi dengan bagian control room yang meliputi: - Perbandingan komposisi yang diproduksi dan ukuran partikel. c. Berkoordinasi dengan bagian maintenance yang meliputi:


(12)

- Gangguan pada sistem sacking off misalnya bag lamp dan limit switch.

- Gangguan pada escalator, conveyor dan sewing machine. 31. Pellet Operator

a. Bertanggung jawab terhadap proses produksi untuk pellet dan crumble dengan koordinasi dengan bagian controll room mengenai ration yang akan diproduksi dan jumlah batch.

b. Melaksanakan kegiatan greasing setiap pagi dan sore hari atau setiap awal shift.

c. Selalu memeriksa bentuk fisik atau ukuran partikel sesuai dengan jenis ration yang diproduksi.

d. Setiap akhir produksi suatu ration harus menyelesaikan/menghabiskan fine return dengan berkoordinasi ke bagian control room.

e. Memelihara kebersihan areal kerja.

f. Koordinasi dengan bagian maintenance mengenai gangguan pada sistem mekanik atau elektrik dan masalah steam/boiler.

32. Maintenance

a. Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya. b. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu. c. Bertanggung jawab kepada Manager Produksi.

d. Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisa serta evaluasi pekerjaan bawahannya.


(13)

33. Mechanical

a. Bertanggung jawab akan perawatan mesin-mesin produksi secara mechanical.

b. Menjalankan jadwal pemeriksaan mesin, pelumasan, dan lain-lain sesuai petunjuk.

c. Menganalisa dan mempelajari kondisi mesin secara teratur.

d. Memberitahukan cara pengoperasian mesin-mesin secara mechanical yang baik kepada operator.

e. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala.

f. Menjaga kebersihan dari mesin-mesin dan alat-alat kerja yang digunakan. g. Merencanakan jadwal perbaikan mesin-mesin dan penggunaan spare part. h. Memeriksa kebocoran pada aliran udara, oli, dan casing-casing mesin. i. Membuat laporan kerja dan laporan bulanan pada atasan.

34. Electrical

a. Bertanggung jawab akan perawatan-perawatan electrical system sesuai dengan garisan-garisan yang telah ditentukan.

b. Merencanakan jadwal pemeriksaan berkala. c. Merencanakan jadwal pemeriksan spare part.

d. Memberikan aturan-aturan pengoperasia alat elektical yang baik kepada operator.

e. Memberikan bimbingan kepada operator dalam mengatasi masalah. f. Membuat laporan yang diperlukan terutama dalam pemakaian arus listrik


(14)

g. Menjaga alat-alat kerja dan kebersihan electrical system.

h. Memberikan masukan kepada atasan akan keadaan electrical dan saran-saran.

35. Store Keeper

a. Bertanggung jawab akan penerimaan dan penyimpanan spare part. b. Merencanakan persediaan spare part dan penggantian spare part.

c. Memberikan laporan kepada atasan, pemakaian solar, air dan spare part. d. Menyampaikan saran/usul kepada atasan guna mencapai hasil yang lebih

baik. 36. Boiler

a. Bertanggung jawab akan pengoperasian boiler dan saluran pipa uap. b. Merawat boiler.

c. Menyiapkan/ membuat laporan-laporan yang diperlukan. 37. Chemist

a. Melakukan analisa sampel bahan baku yang telah diambil oleh bagian QAO untuk mengetahui kelayakan bahan baku untuk digunakan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

b. Melakukan analisa produk berdasarkan sampel dari tiap-tiap produk yang diproduksi yang diambil oleh bagian QAO untuk diperiksa jenis-jenis kandungan produk tersebut.


(15)

38. Quality Assurance Officer

a. Memastikan pemakaian raw material dengan benar, baik kualitas fisik maupun nutrisi sesuai yang tercantum pada formula.

b. Mengawasi sistem FIFO untuk setiap raw material yang dipakai maupun untuk finish product.

c. Mencatat umur stock raw material dan finish product, dan jika ada kelainan kualitas fisik segera dikonfirmasikan ke bagian laboratorium untuk mengambil sampel dan menganalisa ulang.

d. Turut mengawasi operasional pabrik, antara lain: - Dumping raw material dan pemakaian feed additif. - Memastikan saringan dengan benar.

- Mengawasi bagian sacking, meliputi kualitas fisik, kualiatas jahitan. e. Memastikan bahan pakan yang akan keluar dalam keadaan baik yaitu:

- Kualitas sesuai dengan standar masing-masing.

- Bak truk harus kering dan bersih sebelum pakan dimuat. - Jumlah tonase pakan sesuai.

f. Mencatat dan membuat laporan yang ditujukan kepada Branch Manager dan bagian yang terkait.

39. Feed Additive

a. Melakukan pengontrolan terhadap proses produksi b. Melakukan pembukuan proses produksi

40. Truck Transportation


(16)

41. Prod. Admin

a. Mencatat produk masuk ke gudang b. Mencatat produk keluar dari gudang c. Mencatat kondisi produk digudang

2.5. Bahan Utama, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong 2.5.1. Bahan Utama

Bahan Utama adalah bahan yang ikut dalam proses produksi dan merupakan bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan adalah:

1. Jagung Kuning

Jagung kuning mengandung zat karbohidrat yang tinggi, jugamemiliki zat protein sehingga dapat menjadi sumber makanan yang baik.Jenis jagung yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia dibedakan atas jagung local dan juga jagung impor.

2. Tepung Ikan (Guar Meal)

Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan menjadi berbentuk tepung.Kandungan tepung ikan meliputi protein, kalsium dan juga lemak. 3. Tepung Daging dan Tulang (Meat Bone Meal/MBM)

Tepung daging dan tulang merupakan hasil pengolahan dari daging dan tulang menjadi berbentuk tepung.MBM ini mengandung protein, lemak dan juga kalsium. Bahan baku ini digunakan pada pembuatan pakan ternak lembu dan babi.


(17)

4. Bungkil Kacang Kedelai (Soya Bean Meal/SBM)

Bungkil kacang kedelai mengandung nilai protein yang tinggi, karena didalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang palingesensial diantara asam-asam amino yang lainnya. Sekitar 50% protein untuk pakan ungags berasal dari bungkil keledai, pemakaian untuk ayam pedaging berkisar antara 15%-30% sedangkan untuk ayam petelur 10%-25%. 5. Corn Gluten MealMeal/CGM)

Corn Gluten Meal merupakan produk olahan jagung yang telah dilengkapi dengan protein. Bahan baku ini digunakan pada pakan untuk unggas.

6. Kopra(Rapeseed Meal)

Kopra digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ternak karena mengandung persentase serat yang tinggi.

7. Dedak

Dedak yang digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pakan ternak adalah dedak padi dan dedak gandum. Penggunaan dedak gandum hanya pada pembuatan pakan burung, dedak gandum yang digunakan adalah wheat pollard, yaitu dedak yang berasal dari kulit ari gandum. Dedak padi merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses penyosohan beras.

Proporsi penggunaan bahan baku untuk setiap jenis produk pakan yang dihasilakan berbeda-beda. Berikut ini merupakan persentase penggunaan bahan baku untuk produk pakan ternak ayam pada Tabel 2.1 berikut.


(18)

Tabel 2.1.Persentase Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ayam No Bahan Baku Persentase Penggunaan (%)

1. Jagung Kuning 54

2. Guar Meal 2

3. Soya Bean Meal 30

4. Corn Glutten Meal 4

5. Rapeseed Meal 2

6. Dedak Padi 8

Sumber: PT. Gold Coin Indonesia Medan

2.5.2. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan sebagai pelengkap produk saja. Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Bahan penolongyang digunakan adalah:

1. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil, minyak nabati berfungsi untuk melengkapi kekurangan sumber energi dalam bahan pakan. Keberadaan minyak ini juga akan mempermudah adonan pakan melewati lubang alat penggiling daging dan saringan.

2. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry minera. Zat ini dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang, untuk menjaga keseimbangan asambasa dalam cairan tubuh ternak, dan juga untuk mekanisme transportasi dalamtubuh ternak.

3. Zat aditif, seperti tapioca yang berfungsi untuk memperbaiki pencernaan dan mempercepat pertumbuhan dan juga mendorong pertumbuhan bobot ternak.


(19)

4. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase merupakan komponen organik yang dibutuhkan untuk melakukan proses-proses dalam tubuh. Vitamin sangat dibutuhkan untuk reaksi-reaksi metabolisme tubuh dan untuk meningkatkan kemampuan ternak dalam proses intensifikasi

5. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl, yang berfungsi untuk memperhalus permukaan pakan.

6. Minyak Sawit (CPO)

CPO memiliki nilai biologis yang tinggi yang diperlukan dalam pembuatan pakan ternak.

7. Ampas Sawit (Palm Kernel)

Ampas sawit ini mengandung nilai protein dan lemak yang tinggi yang sangat diperlukan dalam pembuatan pakan ternak.

2.5.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat mempengaruhi kualitas produk.Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah: 1. Karung plastik yang berfungsi sebagai pembungkus produk jadi.

2. Minyak pelumas yang berfungsi sebagai pelumas peralatan-peralatan produksi 3. Solar yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk dryer.

4. Benang jahit digunakan sebagai bahan untuk menjahit karung yang telah diisi denganproduk jadi.


(20)

5. Stiker atau cap pabrik yang berfungsi untuk menunjukkan jenis produk, komposisi, dan zat gizi yangterkandung dalam produk jadi.

2.6. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap-tahap proses produksi di lantai produksi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Penuangan (intake section)

Proses awal pengolahan pakan ternak dimulai dengan menuangkan bahan bakuyang disebut dengan Intake section. Intake section terbagi dua bagian yaitu intake I(jagung) dan intake II(bahan baku yang berbentuk tepung). Jagung yang dituangmelalui intake akan dimasukkan ke cylo dengan menggunakan bucket elevator,sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung akan dimasukkan ke bin rawmaterial dengan menggunakan chain conveyor

dan bucket elevator. 2. Penyaringan (screening)

Setelah tahap penuangan selesai, maka langkah selanjutnya bahan baku akan masuk ke proses penyaringan untuk membersihkan bahan baku darikotoran. Sebelum masuk ke dalam bin, bahan baku akan melewati sistem magnetuntuk memisahkan kotoran besi dan logam-logam dari bahan baku. Setelah itu,bahan baku akan melalui drum pengayak (drum shiever) sehingga bahan bakudibersihkan dari kotoran seperti kayu, plastik dan benda keras lainnya. 3. Pengeringan


(21)

Proses pengeringan dilakukan agar tidak mengalami penurunan kualitas yanghanya digunakan untuk bahan baku jagung basah yangmemiliki kadar air 18% - 25%, dimana standar kualitas jagung yang digunakan dalam proses produksi memiliki kadar air 17%. Oleh karena itu, jagung harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diolah agar tidak busuk dan dapat bertahan lama. Jagung basah yang masuk melalui intake, dimasukkan ke wet cylo kemudian dikeringkan menggunakan dryer dengan cara menyemprotkan udara panas,

kemudian dibawa ke dry cylo dengan menggunakan chain conveyor dan

bucket elevator. Didry cylo jagungakan di-blowerya itu didinginkan agar jagung tidak panas akibat bertumpuknya jagung-jagung, dan dari dry cylo, jagung ini akan dibawa ke binraw material dengan menggunakan bucket elevator dan chain conveyor.

4. Penimbangan (Dosing)

Bahan baku yang berada di bin raw material kemudian ditimbang terlebihdahulu sesuai dengan formula yang diinginkan sampai mencapai kuantitas 1 batch(3 ton). Bahan baku ditimbang dengan menggunakan 2 buah timbangan, yaitu timbangan I dengan kapasitas 3000 kg dan timbangan II dengan kapasitas 1500kg. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke bin hopper

dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

5. Penggilingan (grinding)

Bahan bakukemudian akan dimasukkan ke dalam vibrator shifter (saringan bergetar) dengan menggunakan chain conveyor melalui slide gate untuk memisahkan bahan baku yang kasar, sedang dan halus. Bahan baku yang kasar


(22)

akan melalui proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bin

tower hammer mill sedangkan bahan baku yang halus akan langsung jatuh ke dalam bin tower hammer mill. Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan dua buah mesin hammer mill dengan kapasitas 22 ton/jam , kecepatan putar 3000 rpm, dan daya 132 kW. Bahan bakuakan terpukul dan terlempar ke sepanjang sisi mesin penggiling. Proses penggilingan yang terjadi pada mesin akan menghasilkan udarapanas, dimana mesin penggiling ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil penggilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh ke hopper penampung. Hasil penggilingan disimpan terlebih dahulu di hammer mill pack sebelum masuk ke proses pencampuran (mixer).

6. Pencampuran (mixer)

Bahan baku yang berada di bin hammer mill pack masuk ke mixermelalui

slide gate untuk dicampur hingga rata. Pada saat proses mixing dilakukan penambahan obat-obatan seperti Choline, CPO,Rhodimet, garam, dan zat

additivesampai tercampur dengan semua bahan. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 4ton/jam dengan daya 30 kW. Pisau-pisau pengaduk pada mesin ini berbentuksolenoide yang berputar pada sumbunya. Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang panel. Untuk hasil pencampuran yang berbentuk mash (tepung)akan dibawa ke bin


(23)

Sedangkan untuk produk berbentuk pellet, maka bahan campuran dari mixer

ini akan mengalami proses pelletizing dan untuk produk yang berbentuk

crumble, akan melalui proses pelletizing dan crumbling sebelum masuk ke bin

finish product.

7. Pembutiran (pelletizing)

Campuran yang berbentuk mess (tepung) dibawa ke pellet mill melalui bin

pellet. Sebelum mengalami pemanasan, tepung yang masuk ke bin pellet

disaring terlebih dahulu, kemudian dipanaskan pada suhu 850pada tekanan 8-9 bar. Panas yang digunakan berasal dari uap kering yang dihasilkan dari boiler. Bahan yang telah dipanaskan kemudian dibentuk menjadi pellet dengan menggunakan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan. Die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15ton/jam dengan daya 200 kW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol yang berputar searah dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang sama dan saling menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada

ring die press. Selanjutnya, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong hasil pellet, sehingga ukuran panjang sesuai dengan yang diinginkan. Hasil pemotongan dari pellet mill dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai pada batas temperatur yang telah ditentukan oleh alat sensor. Hasil dari mesin cooler akan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan


(24)

cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan pellet, selanjutnya produk ini dibawake bin finish product.

8. Proses Pembentukan Crumble (crumbling)

Pellet yang dihasilkan melalui pellet mill akan dibawa ke mesin crumble. Pada mesin ini, terjadi proses pemotongan pelletmen jadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan. Mesin crumble ini berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 kW.Crumble yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan vibrator. Hasil penyaringan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan

crumble dan selanjutnya dibawa ke bin finish product. Sementara abu yang dihasilkan dari vibrator dibawa kembali kemixer dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk diolah kembali.

9. Pengepakan (sacking off)

Produk jadi ini akan dicurahkan ke karung plastik melalui belt conveyor

sebanyak 50 kg/karung. Proses ini berlangsung secara otomatis melalui sebuah mesin yang telah di program terlebih dahulu. Karung yang telah diisi kemudian dijahit dengan menggunakan sewingmachine dan kemudian dibawa ke gudang produk jadi dengan menggunakan alat angkut forklift untuk disimpan sementara sebelum dilakukan proses pengiriman. Produk jadi dari proses pengolahan pakan ternak ini terdiri atas 3 bentuk yaitu mash, pellet, dan crumble yang akan dibawa ke proses ini yaitu pengepakan.


(25)

2.7. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan jenis peralatan produksi. Mesin didefenisikan sebagai peralatan yang memerlukan tenaga penggerak (power), sedangkan peralatan didefenisikan sebagai peralatan yang tidak memerlukan tenaga penggerak (power).

2.7.1. Mesin Produksi

Mesin produksi yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Mesin Produksi PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill

No Nama Mesin Tipe Jumlah Fungsi

1 Chain

Convenyor VM 700 10 unit

Mengangkut raw material ke

bucket elevator

2 Screw

Convenyor 250 LG 10 unit

Mengangkut material dari satu proses ke proses lainnya 3 Vibrator

Shifter

E-534

Mugensen 2 unit

Menyaring material yang halus dan kasar

4 Elevator 250 LG 10 unit Mengangkut raw material ke tempat yang tinggi

5 Mixer Mash Rebound 1 unit Mencampur bahan

6 Hammer Mill 700-2D 2 unit Menggiling atau menghaluskan bahan baku yang kasar

7 Mixer Pellet

dan Crumble Rebound 1 unit Mencampur bahan

8 Mixer

Conditioner Van arsen 2unit Menghomogenisasikan bahan

9 Cooler TK

2600/1900 1 unit

Mendinginkan pakan dari mesin pellet

10 Pellet Mill C 750/250 1 unit Menghasilkan pakan bentuk pellet 11 Blower Van Arsen 2 unit

Menarik udara panas dari dalam Hammer Mill sekaligus

mempercepat turunnya material 12 Crumble Van Arsen 2 unit Menghasilkan pakan bentuk

crumble

13 Sewing

Machine

Model

90/100 3 unit

Menjahit karung pakan sebagai produk akhir


(26)

2.7.2. Peralatan Produksi (equipment)

Peralatan atau equipment diartikan sebagai peralatan yang tidak memerlukan tenaga penggerak (power). Peralatan yang digunakan pada pabrik PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut.

Tabel 2.3. Peralatan PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill

No Nama

Peralatan Tipe Jumlah Fungsi

1 Dryer Horizontal 1 unit Mengurangi kadar air sampai 15% 2 Drum

Shiever TZ 700x2300 3 unit

Menyaring plastik dan bahan yang dapat menghambat raw material yang melewati conveyor dan elevator

3 Buffer Bin - 1 unit Sebagai tangki penyimpanan sementara

4 Cyclon 1600/450x908

RECHTS 1 unit

Sebagai pemisah partikel-partikel halus

5 Dust

Collector CAE 215 2 unit

Menyaring bahan agar material yang digiling tidak terbuang ke udara

6 Magnet PM 3 3 unit Menarik logam yang masuk bersama bahan baku

7 Air Lock HT 250 1 unit

Mencegah kebocoran udara sekaligus menarik bahan yang terdapat dalam 1 cyclon

8 Dosing

Weigher

3 ton dan 1

ton 2 unit

Sebagai alat penimbang bahan baku dan produk jadi

9 Slide Gate - 35 unit Membatasi material yang digunakan

10 Intake I

(jagung) - 1 unit

Tempat penuangan bahan baku jagung

11 Intake II - 2 unit Tempat penuangan bahan baku berupa SBM, MBM

12 Bin

Penyimpanan - 24 unit

Tempat penyimpanan berupa raw material yang akan diproduksi 13 Bin Finish

Product - 8 unit

Tempat penyimpanan produk jadi yang akan di-sacking


(1)

Proses pengeringan dilakukan agar tidak mengalami penurunan kualitas yanghanya digunakan untuk bahan baku jagung basah yangmemiliki kadar air 18% - 25%, dimana standar kualitas jagung yang digunakan dalam proses produksi memiliki kadar air 17%. Oleh karena itu, jagung harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diolah agar tidak busuk dan dapat bertahan lama. Jagung basah yang masuk melalui intake, dimasukkan ke wet cylo kemudian dikeringkan menggunakan dryer dengan cara menyemprotkan udara panas, kemudian dibawa ke dry cylo dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Didry cylo jagungakan di-blowerya itu didinginkan agar jagung tidak panas akibat bertumpuknya jagung-jagung, dan dari dry cylo, jagung ini akan dibawa ke binraw material dengan menggunakan bucket elevator dan chain conveyor.

4. Penimbangan (Dosing)

Bahan baku yang berada di bin raw material kemudian ditimbang terlebihdahulu sesuai dengan formula yang diinginkan sampai mencapai kuantitas 1 batch(3 ton). Bahan baku ditimbang dengan menggunakan 2 buah timbangan, yaitu timbangan I dengan kapasitas 3000 kg dan timbangan II dengan kapasitas 1500kg. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

5. Penggilingan (grinding)

Bahan bakukemudian akan dimasukkan ke dalam vibrator shifter (saringan bergetar) dengan menggunakan chain conveyor melalui slide gate untuk memisahkan bahan baku yang kasar, sedang dan halus. Bahan baku yang kasar


(2)

akan melalui proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bin tower hammer mill sedangkan bahan baku yang halus akan langsung jatuh ke dalam bin tower hammer mill. Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan dua buah mesin hammer mill dengan kapasitas 22 ton/jam , kecepatan putar 3000 rpm, dan daya 132 kW. Bahan bakuakan terpukul dan terlempar ke sepanjang sisi mesin penggiling. Proses penggilingan yang terjadi pada mesin akan menghasilkan udarapanas, dimana mesin penggiling ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil penggilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh ke hopper penampung. Hasil penggilingan disimpan terlebih dahulu di hammer mill pack sebelum masuk ke proses pencampuran (mixer).

6. Pencampuran (mixer)

Bahan baku yang berada di bin hammer mill pack masuk ke mixermelalui slide gate untuk dicampur hingga rata. Pada saat proses mixing dilakukan penambahan obat-obatan seperti Choline, CPO,Rhodimet, garam, dan zat additivesampai tercampur dengan semua bahan. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 4ton/jam dengan daya 30 kW. Pisau-pisau pengaduk pada mesin ini berbentuksolenoide yang berputar pada sumbunya. Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang panel. Untuk hasil pencampuran yang berbentuk mash (tepung)akan dibawa ke bin finish productdengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.


(3)

Sedangkan untuk produk berbentuk pellet, maka bahan campuran dari mixer ini akan mengalami proses pelletizing dan untuk produk yang berbentuk crumble, akan melalui proses pelletizing dan crumbling sebelum masuk ke bin finish product.

7. Pembutiran (pelletizing)

Campuran yang berbentuk mess (tepung) dibawa ke pellet mill melalui bin pellet. Sebelum mengalami pemanasan, tepung yang masuk ke bin pellet disaring terlebih dahulu, kemudian dipanaskan pada suhu 850pada tekanan 8-9 bar. Panas yang digunakan berasal dari uap kering yang dihasilkan dari boiler. Bahan yang telah dipanaskan kemudian dibentuk menjadi pellet dengan menggunakan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan. Die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15ton/jam dengan daya 200 kW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol yang berputar searah dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang sama dan saling menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada ring die press. Selanjutnya, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong hasil pellet, sehingga ukuran panjang sesuai dengan yang diinginkan. Hasil pemotongan dari pellet mill dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai pada batas temperatur yang telah ditentukan oleh alat sensor. Hasil dari mesin cooler akan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan


(4)

cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan pellet, selanjutnya produk ini dibawake bin finish product.

8. Proses Pembentukan Crumble (crumbling)

Pellet yang dihasilkan melalui pellet mill akan dibawa ke mesin crumble. Pada mesin ini, terjadi proses pemotongan pelletmen jadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan. Mesin crumble ini berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 kW.Crumble yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan vibrator. Hasil penyaringan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan crumble dan selanjutnya dibawa ke bin finish product. Sementara abu yang dihasilkan dari vibrator dibawa kembali kemixer dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk diolah kembali.

9. Pengepakan (sacking off)

Produk jadi ini akan dicurahkan ke karung plastik melalui belt conveyor sebanyak 50 kg/karung. Proses ini berlangsung secara otomatis melalui sebuah mesin yang telah di program terlebih dahulu. Karung yang telah diisi kemudian dijahit dengan menggunakan sewingmachine dan kemudian dibawa ke gudang produk jadi dengan menggunakan alat angkut forklift untuk disimpan sementara sebelum dilakukan proses pengiriman. Produk jadi dari proses pengolahan pakan ternak ini terdiri atas 3 bentuk yaitu mash, pellet, dan crumble yang akan dibawa ke proses ini yaitu pengepakan.


(5)

2.7. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan jenis peralatan produksi. Mesin didefenisikan sebagai peralatan yang memerlukan tenaga penggerak (power), sedangkan peralatan didefenisikan sebagai peralatan yang tidak memerlukan tenaga penggerak (power).

2.7.1. Mesin Produksi

Mesin produksi yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Mesin Produksi PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill

No Nama Mesin Tipe Jumlah Fungsi

1 Chain

Convenyor VM 700 10 unit

Mengangkut raw material ke bucket elevator

2 Screw

Convenyor 250 LG 10 unit

Mengangkut material dari satu proses ke proses lainnya 3 Vibrator

Shifter

E-534

Mugensen 2 unit

Menyaring material yang halus dan kasar

4 Elevator 250 LG 10 unit Mengangkut raw material ke tempat yang tinggi

5 Mixer Mash Rebound 1 unit Mencampur bahan

6 Hammer Mill 700-2D 2 unit Menggiling atau menghaluskan bahan baku yang kasar

7 Mixer Pellet

dan Crumble Rebound 1 unit Mencampur bahan 8 Mixer

Conditioner Van arsen 2unit Menghomogenisasikan bahan

9 Cooler TK

2600/1900 1 unit

Mendinginkan pakan dari mesin pellet

10 Pellet Mill C 750/250 1 unit Menghasilkan pakan bentuk pellet 11 Blower Van Arsen 2 unit

Menarik udara panas dari dalam Hammer Mill sekaligus

mempercepat turunnya material 12 Crumble Van Arsen 2 unit Menghasilkan pakan bentuk

crumble 13 Sewing

Machine

Model

90/100 3 unit

Menjahit karung pakan sebagai produk akhir


(6)

2.7.2. Peralatan Produksi (equipment)

Peralatan atau equipment diartikan sebagai peralatan yang tidak memerlukan tenaga penggerak (power). Peralatan yang digunakan pada pabrik PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut.

Tabel 2.3. Peralatan PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill

No Nama

Peralatan Tipe Jumlah Fungsi

1 Dryer Horizontal 1 unit Mengurangi kadar air sampai 15% 2 Drum

Shiever TZ 700x2300 3 unit

Menyaring plastik dan bahan yang dapat menghambat raw material yang melewati conveyor dan elevator

3 Buffer Bin - 1 unit Sebagai tangki penyimpanan sementara

4 Cyclon 1600/450x908

RECHTS 1 unit

Sebagai pemisah partikel-partikel halus

5 Dust

Collector CAE 215 2 unit

Menyaring bahan agar material yang digiling tidak terbuang ke udara

6 Magnet PM 3 3 unit Menarik logam yang masuk bersama bahan baku

7 Air Lock HT 250 1 unit

Mencegah kebocoran udara sekaligus menarik bahan yang terdapat dalam 1 cyclon 8 Dosing

Weigher

3 ton dan 1

ton 2 unit

Sebagai alat penimbang bahan baku dan produk jadi

9 Slide Gate - 35 unit Membatasi material yang digunakan

10 Intake I

(jagung) - 1 unit

Tempat penuangan bahan baku jagung

11 Intake II - 2 unit Tempat penuangan bahan baku berupa SBM, MBM

12 Bin

Penyimpanan - 24 unit

Tempat penyimpanan berupa raw material yang akan diproduksi 13 Bin Finish

Product - 8 unit

Tempat penyimpanan produk jadi yang akan di-sacking