T0__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Failover Clustering Pada Server Ltsp (Linux Terminal Service Project) T0 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1.
Hasil Karya/Implementasi
Proses implementasi ltsp server dilakukan setelah dua buah
server diinstall sistem operasi. Sistem operasi yang diinstall pada
kedua
buah
server
adalah
Linux
CentOS
6.3
dengan
menggunakan repository lokal untuk penginstalan paket-paket
yang mendukung pembuatan ltsp server. File conf untuk
repository lokal terdapat pada folder /etc/yum.repos.d dengan
nama file CentOS-Base.repo.
4.1.1. Instalasi Paket server LTSP
Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan ltsp server
yaitu dhcp, tftp, nfs, ltsp-utils dan ltsp-4.2u2-0.iso. Sistem operasi
CentOS 6.3 sudah menyediakan semua paket tersebut pada file
iso 6.3 yang di install pada server dan dapat juga di install dari
repository online CentOS 6.3.
a. Paket DHCP Server
Gambar 4.1 Instalasi paket dhc
35
Pada gambar 4.1 menunjukkan penginstalan paket dhcp
dengan arsitektur i386 versi 12.3.0.5-23.el5_5.2 yang di
download langsung dari repository c6-media. C6-media
merupakan alamat repository yang menghubungkan ke paketpaket yang ada pada file iso linux CentOS sehingga dapat di
install dalam area lokal. Untuk menginstal paket dhcp ketikkan
perintah yum install dhcp pada user root di terminal linux.
b. Paket TFTP Server
Gambar 4.2 Instalasi paket TFTP serve
36
Pada gambar 4.1 menunjukkan penginstalan paket tftpclient dan tftp-server dengan arsitektur i386. Tftp-server
berfungsi untuk memberikan layanan sharing kepada client
sedangkan tftp-client berfungsi untuk menerima layanan
sharing yang diberikan oleh server. Untuk menginstall paket
tftp ketikkan perintah yum install tftp-client tftp-server pada
user root di terminal linux CentOS.
c. Paket LTSP-Utils
Gambar 4.3 Instalasi paket ltsp-utils
Paket ltsp-utils merupakan paket pelengkap untuk ltsp
server dimana ketika paket ltsp-utils belum diinstall maka ltsp
tidak dapat berjalan sama sekali (error). Paket ltsp-utils sudah
ada pada aplikasi ltsp, dimana ketika file ltsp telah di ekstrak
pada suatu direktori maka ltsp-utils menjadi satu direktori
yang berisi semua paket-paket pendukung ltsp-server. Untuk
menginstall paket ltsp-utils ketikkan perintah rpm –ivh ltsputils-0.25-0.noarch.rpm pada user root di terminal linux
CentOS.
d. Paket LTSP-server
Gambar 4.4 Menu instalasi paket ltsp-serve
37
Untuk menginstal paket ltsp-server terlebih dahulu
ekstrak aplikasi ltsp-server yang telah di download dari
website yang menyediakan perangkat lunak ltsp-server. Ketika
aplikasi ltsp-server telah diekstrak maka ketikkan perintah
ltspadmin pada user root di terminal linux dan kemudian, akan
keluar output seperti pada gambar 4.4. Pada gambar 4.4 ada 4
menu yang telah disediakan yaitu diantara adalah
Install/Update LTSP Packages berfungsi untuk penginstalan
aplikasi ltsp-server, Configure the installer options yang
berfungsi sebagai tempat mengkonfigurasi sebelum ltsp-server
di install, Configure LTSP merupakan menu untuk semua
konfigurasi ltsp-server dan terakhir yaitu Quit the
administration program untuk keluar dari ltsp-server.
Pilih configure the installer options dan akan keluar
output seperti pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Konfigurasi instalasi LTS
38
Adapun konfigurasi yang harus dilakukan adalah
memasukkan letak direktori aplikasi ltsp server, kemudian
menentukan letak folder hasil instalasi untuk ltsp-client serta
menentukan jika ingin menggunakan http proxy dan ftp proxy.
Setelah semua telah di konfigurasi maka tinggal hanya
menekan y untuk menyetujui konfigurasi ltsp-server yang
telah dibuat.
Pilih Install/Update LTSP Packages pada gambar 4.5
dan tekan a untuk memilih semua paket kemudian tekan q
untuk keluar dan paket akan terinstal.
Gambar 4.6 Komponen LTSP Server
39
Gambar 4.7 Dowloading paket LTSP Server
Gambar 4.8 Instalasi Paket
40
4.1.2. Konfigurasi Server LTSP
Pada gambar 4.4 pilih Configure LTSP dan akan keluar
output seperti pada gambar 4.9
Gambar 4.9 Konfigurasi LTSP
Adapun fungsi dari tiap menu pada gambar 4.9 adalah
∑ Runlevel digunakan untuk menentukan program/service akan
berjalan. Runlevel 5 digunakan untuk tampilan X-Window pada
linux yang berbasis Red Hat. Karena sistem operasi server
berbasis Red Hat maka pilih 5
∑ Interface selection digunakan untuk memilih interface/kartu
NIC dimana akan digunakan oleh server LTSP.
∑ DHCP Configuration digunakan untuk mengatur ip secara
otomatis pada komputer.
41
∑ TFTP Configuration digunakan untuk daemon Trivial File
Transfer Protokol, dan buat menjadi enable jika masih disable.
∑ Portmapper Configuration digunakan untuk nfs dan nis agar
berjalan dengan baik. Pengguna akan meminta query
portmapper daemon untuk mencari tahu port yang akan konek
jika enable.
∑ NFS Configuration digunakan untuk mengaktifkan daemon
nfsd dan configurasi menjadi enable.
∑ XDMCP configuration digunakan untuk display X-Windows
pada client.
∑ Create /etc/host entries digunakan untuk memberi nama klien
yang akan mengakses ke ltsp server. File ini harus diisi agar
klien bisa jalan.
∑ Create /etc/hots.allow entries digunakan untuk mengisi user
yang boleh mengakses ltsp server.
∑ Create /etc/exports entries digunakan untuk file-file yang akan
di load client saat proses booting. File tersebut terdapat pada
/etc/exports.
∑ Create lts.conf file digunakan untuk mengkonfigurasi proses
ltsp mulai dari server aman yang akan diakses, tipe, monitor,
mouse, keyboard, resolusi monitor dan sebagainya. Apabila
tipe server dan komputer klien sama, maka biarkan
/opt/ltsp/etc/lts.conf menjadi standar dan jika ingin perubahan
atau tambahan lihat pada /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf.readme
42
4.1.3. Konfigurasi DHCP Server
Untuk konfigurasi dhcp server masuk ke folder /etc/dhcp
dan ketik nano dhcpd.conf pada terminal linux dan edit sesuai
dengan konfigurasi dibawah ini :
ddns-update-style
interim;
option subnet-mask
255.255.255.224;
option broadcast-address
11.12.13.31;
option routers
11.12.13.1;
option domain-name-servers 11.12.13.1;
option domain-name
"server-a";
option option-128 code 128 = string;
option option-129 code 129 = text;
get-lease-hostnames
true;
next-server
11.12.13.1;
option root-path
"11.12.13.1:/opt/ltsp/i386";
subnet 11.12.13.0 netmask 255.255.255.224 {
range 11.12.13.3 11.12.13.30;
if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = "PXEClient" {
filename "/lts/2.6.16.1-ltsp-1/pxelinux.0";
}
else {
filename "/lts/vmlinuz-2.6.16.1-ltsp-1";
}
}
Langkah pertama di dalam konfigurasi dhcp server adalah
membuat konfigurasi file untuk menyimpan informasi jaringan
pada klien. Gunakan file ini untuk mendeklarasikan pilihan dan
pilihan global pada sistem klien. Dua skema pembaruan dns yang
sedang diperbaharui yaitu modus pembaruan dns ad-hoc dan
mode interaksi rancangan pembaruan dhcp-dns interim. Mode adhoc digunakan untuk dhcp versi 3.0 ke bawah dan dhcp versi 3.0
ke atas menggunakan mode interim.
43
Ada dua jenis pernyataan yang ada pada konfigurasi dhcp
server yaitu :
a. Parameter digunakan untuk melihat kondisi sebuah
performa tugas atau untuk performa tugas atau untuk
konfigurasi jaringan yang berfungsi mengirim ke klien.
Parameter yang dimulai dengan pilihan kata kunci yang
dirujuk sebagai options. Pilihan ini mengontrol pilihan
DHCP.
b. Deklarasi menjelaskan topologi jaringan, menggambarkan
klien, menyediakan alamat untuk klien atau sekelompok
menerapkan parameter kepada sekelompok deklarasi.
Sebagai contoh subnet deklarasi untuk router, subnet-mask,
domain-name, domain-name-servers dan time-offset.
4.1.4. Hasil Konfigurasi LTSP server
Ketika semua service paket telah diaktifkan maka hasil
output terakhir yang menandakan bahwa ltsp server pada server
utama dan server cadangan telah selesai terlihat seperti pada
gambar 4.10. Untuk melihat service tersebut tekan Q lalu S maka
output akan keluar.
Gambar 4.10 Service LTSP server
44
4.1.5. Instalasi Paket Failover Clustering
Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan Failover
Clustering yaitu Heartbeat dan DRBD.
a. Instalasi Paket Hearbeat
Gambar 4.11 Instalasi Paket Heartbeat
Instalasi paket hearbeat harus menggunakan repository yang
online dengan kata lain harus terhubung ke internet. Untuk
menginstall heartbeat ketikkan perintah yum install heartbeat
pada user root di terminal linux maka, akan keluar output
seperti pada gambar 4.11. Pada gambar 4.11 ada tiga jenis
paket yang di install yaitu heartbeat kemudian heartbeat-pil
45
dan heartbeat-stonith dimana heartbeat-pils dan heartbeatstonith berfungsi sebagai depedensi paket heartbeat dengan
kata lain sebagai pendukung aplikasi heartbeat.
b. Instalasi Paket DRBD
Gambar 4.12 Instalasi Paket DRBD
Instalasi paket drbd sama halnya dengan instalasi paket
heartbeat dimana sama-sama membutuhkan repository online
untuk download paket sehingga dapat diinstal. Untuk
menginstall paket drbd ketikkan perintah “yum install drbd82
kmod-drbd82” pada user root di terminal linux. Paket yang
terinstall adalah paket drbd82 dan paket kmod-drbd82 dengan
arsitektur i386.
46
4.1.6. Konfigurasi Heartbeat
Konfigurasi heartbeat menggunakan 2 buah server yaitu
node server-a digunakan sebagai server master , dan node serverb sebagai server pasif. Ada tiga file yang akan di konfigurasi
pada heartbeat yaitu authkeys, ha.cf, dan haresources.
a. Konfigurasi File Authkeys
Konfigurasi file authkeys dengan perintah “nano
/etc/ha.d/authkeys” dan isikan sesuai dengan gambar 4.13.
Gambar 4.13 Isi File authkeys
Palallo merupakan password yang digunakan agar 2 node atau
lebih dapat saling berkomunikasi. Password ini dapat diisi
sesuai dengan keinginan.
Agar file authkeys dapat diakses read/write oleh user maka
ketikkan perintah “chmod 600 /etc/ha.d/authkeys” dimana
chmod merupakan perintah untuk mengatur hak akses atau
permissions suatu file dan direktori sedangkan 600 merupakan
angka untuk permission. Angka 6 untuk akses read/write ke
user, 0 tidak ada akses ke grup dan 0 tidak ada akses ke other.
b. Konfigurasi File ha.cf
Konfigurasi file ha.cf lakukan dengan perintah “nano
/etc/ha.d/ha.cf” dan akan keluar output seperti pada gambar
4.14.
47
Gambar 4.14 Isi File ha.cf
Node server-a dan node server-b adalah nama host atau
server karena dalam konfigurasi failover ini ada dua host atau
server. Bcast adalah interface yang digunakan heartbeat untuk
memonitor apakan node lain masih hidup atau tidak, bcast ini
bias diisi dengan eth0, eth1 dan bias juga br0. Heartbeat
berjalan diatas protocol udp port 694 dan logfile terdapat pada
direktori /var/log dengan nama file ha-log.
c. Konfigurasi File haresources
File haresources terdapat pada direktori /etc/ha.d dengan
nama file haresources. Konfigursi file haresources dengan
mengetikkan perintah “ nano /etc/ha.d/haresources” seperti
pada gambar 4.15.
Gambar 4.15 Isi File haresources
Maksud isi konfigurasi diatas adalah server-a sebagai node
server aktif dan node lain adalah pasif, ip address berfungsi
menambahkan ip pada node yang aktif, sehingga node yang
aktif akan memiliki ip yang seperti yang ditulis pada
48
heresources, dan ip ini bisa berpindah ke node yang lain jika
aktif node mengalami down (atau kerusakan perangkat keras)
sedangkan service httpd adalah service web server, jadi pada
saat node aktif bekerja atau berjalan secara otomatis web
server juga akan aktif, jika mengalami kegagalan web server
akan aktif pada server lain yang memiliki ip floating. Untuk
service lain juga bisa didaftarkan pada haresources agar dapat
melakukan failover.
4.1.7. Konfigurasi DRBD
Lakukan konfigurasi file global_common.conf dengan
perintah “nano /etc/drbd.d/global_common.conf” dan konfigurasi
seperti gambar 4.16.
Gambar 4.16 Isi File global_common.conf
Pada file konfigurasi global_common.conf dibagi atas dua
bagian yaitu bagian untuk global dan common. Pada bagian
global diperbolehkan hanya sekali dalam konfigurasi. Dalam
konfigurasi file tunggal, global berada pada bagian paling atas
49
dari file konfigurasi. Beberapa pilihan yang tersedia pada bagian
ini, namun hanya satu yang relevan dengan sebagain besar
pengguna. Proyek drbd membuat statistic tentang penggunaan
berbagai versi drbd. Hal ini dilakuakn dengan menghubungi
server http setiap kali versi drbd baru diinstal pada sistem. Hal ini
dapat dinonaktifkan dengan menetapkan usage-count no;.
Standarnya adalah usage-count ask; yang akan meminta user
setiap kali user mengupgrade drbd.
Bagian common menyediakan metode singkatan untuk
menentukan pengaturan konfigurasi diwarisi oleh setiap sumber
daya. User bisa menentukan opsi pada tiap baris per-sumber
daya. Bagian common sebenarnya tidak terlalu diperlukan, tetapi
sangat dianjurkan jika user menggunakan lebih dari satu sumber
daya jika tidak, konfigurasi cepat menjadi berbelit-belit dengan
pilihan berulang digunakan.
Pada gambar 4.16 common termasuk net { protocol c; } di
common bagian, sehingga setiap sumber daya dikonfigurasi
(termasuk r0) mewarisi pilihan ini kecuali memiliki protokol lain
sebagai pilihan konfigurasi secara eksplisit.
50
Gambar 4.17 Isi file d3tiuksw.res
Konfigurasi file d3tiuksw.res terletak pada direktori
/etc/drbd.d/. Setiap sumber daya drbd yang ingin dikonfigurasi
dapat ditentukan sendiri oleh user. User dapat menggunakan
identifier yang sewenang-wenang, namun nama tidak harus berisi
karakter selain yang ditemukan di set karakter US-ASCII, dan
tidak boleh menggunakan spasi.
Setiap konfigurasi sumber daya juga harus memiliki dua on
sub-bagian dan satu untuk setiap node cluster. Semua
pengaturan konfigurasi lebih baik jika diwarisi dari konfigurasi
common yang ada pada gambar 4.16. Pada konfigurasi
d3tiuksw.res hanya menambahkan hostname server, ip address
server serta sumber daya yang digunakan.
51
4.2.
Hasil Pengujian
Hasil pengujian dari Failover Clustering pada Linux
Terminal Service Project adalah sebagai berikut :
Pengujian untuk konfigurasi Linux Terminal Service Project akan
dilakukan pada klien. Semua klien akan booting menggunakan
network card dan apabila klien menghasilkan output seperti
tampilan pada Gambar 4.18 maka ltsp server berhasil. Pengujian
yang dilakukan pada virtualbox dengan mengatur settingan
network card yang ada pada virtualbox sehingga antara server
dan klien dapat saling terhubung.
Gambar 4.18 Hasil LTSP Server pada Klien
52
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa failover
clustering akan di uji dengan beberapa metode yaitu dengan
mencabut kabel power server utama, mencabut konektor kabel
utp server utama dan terakhir memutuskan koneksi jaringan pada
server utama.
4.3.
Analisis
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka
pembangunan Failover Clustering pada Linux Terminal Server
Project (LTSP) sangat bermanfaat digunakan untuk perusahaan,
sekolah, pemerintahan. Adanya Linux Terminal Service Project
maka penggunaan perangkat keras dapat di minimalisir. Suatu
perusahaan dapat menghemat sumber daya dengan menggunakan
LTSP Server karena klien tidak membutuhkan lagi harddisk
untuk booting atau sebagai tempat penyimpanan. Begitupun
dengan adanya Failover Clustering maka keadaan dimana klien
mengalami downtime akan kecil kemungkinan terjadi.
Perusahaan yang skala besar sangat membutuhkan adanya
Failover Clustering.
Pada Failover Clustering ketika server mengalami failure
maka konfigurasi heartbeat yang akan menangani failover.
Heartbeat memberikan ip virtual kepada setiap server sehingga
ketika server mengalami down maka ip virtual akan pindah ke
server yang aktif. Klien yang berjalan diatas LTSP server tidak
akan mengalami error meskipun klien tidak memiliki sumber
daya berupa harddisk karena metode ini klien booting dari server
diskless. Server diskless dibuat agar sumber daya selalu ada untuk
klien. Cara stroge cluster menggunakan DRBD akan selalu
menyediakan sumber daya yang selalu tersedia. DRBD memiliki
kemiripan kerja dengan RAID yaitu mirroring data dimana data
DRBD diduplikasi dari node primary ke node secondar.
53
54
HASIL DAN ANALISIS
4.1.
Hasil Karya/Implementasi
Proses implementasi ltsp server dilakukan setelah dua buah
server diinstall sistem operasi. Sistem operasi yang diinstall pada
kedua
buah
server
adalah
Linux
CentOS
6.3
dengan
menggunakan repository lokal untuk penginstalan paket-paket
yang mendukung pembuatan ltsp server. File conf untuk
repository lokal terdapat pada folder /etc/yum.repos.d dengan
nama file CentOS-Base.repo.
4.1.1. Instalasi Paket server LTSP
Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan ltsp server
yaitu dhcp, tftp, nfs, ltsp-utils dan ltsp-4.2u2-0.iso. Sistem operasi
CentOS 6.3 sudah menyediakan semua paket tersebut pada file
iso 6.3 yang di install pada server dan dapat juga di install dari
repository online CentOS 6.3.
a. Paket DHCP Server
Gambar 4.1 Instalasi paket dhc
35
Pada gambar 4.1 menunjukkan penginstalan paket dhcp
dengan arsitektur i386 versi 12.3.0.5-23.el5_5.2 yang di
download langsung dari repository c6-media. C6-media
merupakan alamat repository yang menghubungkan ke paketpaket yang ada pada file iso linux CentOS sehingga dapat di
install dalam area lokal. Untuk menginstal paket dhcp ketikkan
perintah yum install dhcp pada user root di terminal linux.
b. Paket TFTP Server
Gambar 4.2 Instalasi paket TFTP serve
36
Pada gambar 4.1 menunjukkan penginstalan paket tftpclient dan tftp-server dengan arsitektur i386. Tftp-server
berfungsi untuk memberikan layanan sharing kepada client
sedangkan tftp-client berfungsi untuk menerima layanan
sharing yang diberikan oleh server. Untuk menginstall paket
tftp ketikkan perintah yum install tftp-client tftp-server pada
user root di terminal linux CentOS.
c. Paket LTSP-Utils
Gambar 4.3 Instalasi paket ltsp-utils
Paket ltsp-utils merupakan paket pelengkap untuk ltsp
server dimana ketika paket ltsp-utils belum diinstall maka ltsp
tidak dapat berjalan sama sekali (error). Paket ltsp-utils sudah
ada pada aplikasi ltsp, dimana ketika file ltsp telah di ekstrak
pada suatu direktori maka ltsp-utils menjadi satu direktori
yang berisi semua paket-paket pendukung ltsp-server. Untuk
menginstall paket ltsp-utils ketikkan perintah rpm –ivh ltsputils-0.25-0.noarch.rpm pada user root di terminal linux
CentOS.
d. Paket LTSP-server
Gambar 4.4 Menu instalasi paket ltsp-serve
37
Untuk menginstal paket ltsp-server terlebih dahulu
ekstrak aplikasi ltsp-server yang telah di download dari
website yang menyediakan perangkat lunak ltsp-server. Ketika
aplikasi ltsp-server telah diekstrak maka ketikkan perintah
ltspadmin pada user root di terminal linux dan kemudian, akan
keluar output seperti pada gambar 4.4. Pada gambar 4.4 ada 4
menu yang telah disediakan yaitu diantara adalah
Install/Update LTSP Packages berfungsi untuk penginstalan
aplikasi ltsp-server, Configure the installer options yang
berfungsi sebagai tempat mengkonfigurasi sebelum ltsp-server
di install, Configure LTSP merupakan menu untuk semua
konfigurasi ltsp-server dan terakhir yaitu Quit the
administration program untuk keluar dari ltsp-server.
Pilih configure the installer options dan akan keluar
output seperti pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Konfigurasi instalasi LTS
38
Adapun konfigurasi yang harus dilakukan adalah
memasukkan letak direktori aplikasi ltsp server, kemudian
menentukan letak folder hasil instalasi untuk ltsp-client serta
menentukan jika ingin menggunakan http proxy dan ftp proxy.
Setelah semua telah di konfigurasi maka tinggal hanya
menekan y untuk menyetujui konfigurasi ltsp-server yang
telah dibuat.
Pilih Install/Update LTSP Packages pada gambar 4.5
dan tekan a untuk memilih semua paket kemudian tekan q
untuk keluar dan paket akan terinstal.
Gambar 4.6 Komponen LTSP Server
39
Gambar 4.7 Dowloading paket LTSP Server
Gambar 4.8 Instalasi Paket
40
4.1.2. Konfigurasi Server LTSP
Pada gambar 4.4 pilih Configure LTSP dan akan keluar
output seperti pada gambar 4.9
Gambar 4.9 Konfigurasi LTSP
Adapun fungsi dari tiap menu pada gambar 4.9 adalah
∑ Runlevel digunakan untuk menentukan program/service akan
berjalan. Runlevel 5 digunakan untuk tampilan X-Window pada
linux yang berbasis Red Hat. Karena sistem operasi server
berbasis Red Hat maka pilih 5
∑ Interface selection digunakan untuk memilih interface/kartu
NIC dimana akan digunakan oleh server LTSP.
∑ DHCP Configuration digunakan untuk mengatur ip secara
otomatis pada komputer.
41
∑ TFTP Configuration digunakan untuk daemon Trivial File
Transfer Protokol, dan buat menjadi enable jika masih disable.
∑ Portmapper Configuration digunakan untuk nfs dan nis agar
berjalan dengan baik. Pengguna akan meminta query
portmapper daemon untuk mencari tahu port yang akan konek
jika enable.
∑ NFS Configuration digunakan untuk mengaktifkan daemon
nfsd dan configurasi menjadi enable.
∑ XDMCP configuration digunakan untuk display X-Windows
pada client.
∑ Create /etc/host entries digunakan untuk memberi nama klien
yang akan mengakses ke ltsp server. File ini harus diisi agar
klien bisa jalan.
∑ Create /etc/hots.allow entries digunakan untuk mengisi user
yang boleh mengakses ltsp server.
∑ Create /etc/exports entries digunakan untuk file-file yang akan
di load client saat proses booting. File tersebut terdapat pada
/etc/exports.
∑ Create lts.conf file digunakan untuk mengkonfigurasi proses
ltsp mulai dari server aman yang akan diakses, tipe, monitor,
mouse, keyboard, resolusi monitor dan sebagainya. Apabila
tipe server dan komputer klien sama, maka biarkan
/opt/ltsp/etc/lts.conf menjadi standar dan jika ingin perubahan
atau tambahan lihat pada /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf.readme
42
4.1.3. Konfigurasi DHCP Server
Untuk konfigurasi dhcp server masuk ke folder /etc/dhcp
dan ketik nano dhcpd.conf pada terminal linux dan edit sesuai
dengan konfigurasi dibawah ini :
ddns-update-style
interim;
option subnet-mask
255.255.255.224;
option broadcast-address
11.12.13.31;
option routers
11.12.13.1;
option domain-name-servers 11.12.13.1;
option domain-name
"server-a";
option option-128 code 128 = string;
option option-129 code 129 = text;
get-lease-hostnames
true;
next-server
11.12.13.1;
option root-path
"11.12.13.1:/opt/ltsp/i386";
subnet 11.12.13.0 netmask 255.255.255.224 {
range 11.12.13.3 11.12.13.30;
if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = "PXEClient" {
filename "/lts/2.6.16.1-ltsp-1/pxelinux.0";
}
else {
filename "/lts/vmlinuz-2.6.16.1-ltsp-1";
}
}
Langkah pertama di dalam konfigurasi dhcp server adalah
membuat konfigurasi file untuk menyimpan informasi jaringan
pada klien. Gunakan file ini untuk mendeklarasikan pilihan dan
pilihan global pada sistem klien. Dua skema pembaruan dns yang
sedang diperbaharui yaitu modus pembaruan dns ad-hoc dan
mode interaksi rancangan pembaruan dhcp-dns interim. Mode adhoc digunakan untuk dhcp versi 3.0 ke bawah dan dhcp versi 3.0
ke atas menggunakan mode interim.
43
Ada dua jenis pernyataan yang ada pada konfigurasi dhcp
server yaitu :
a. Parameter digunakan untuk melihat kondisi sebuah
performa tugas atau untuk performa tugas atau untuk
konfigurasi jaringan yang berfungsi mengirim ke klien.
Parameter yang dimulai dengan pilihan kata kunci yang
dirujuk sebagai options. Pilihan ini mengontrol pilihan
DHCP.
b. Deklarasi menjelaskan topologi jaringan, menggambarkan
klien, menyediakan alamat untuk klien atau sekelompok
menerapkan parameter kepada sekelompok deklarasi.
Sebagai contoh subnet deklarasi untuk router, subnet-mask,
domain-name, domain-name-servers dan time-offset.
4.1.4. Hasil Konfigurasi LTSP server
Ketika semua service paket telah diaktifkan maka hasil
output terakhir yang menandakan bahwa ltsp server pada server
utama dan server cadangan telah selesai terlihat seperti pada
gambar 4.10. Untuk melihat service tersebut tekan Q lalu S maka
output akan keluar.
Gambar 4.10 Service LTSP server
44
4.1.5. Instalasi Paket Failover Clustering
Aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan Failover
Clustering yaitu Heartbeat dan DRBD.
a. Instalasi Paket Hearbeat
Gambar 4.11 Instalasi Paket Heartbeat
Instalasi paket hearbeat harus menggunakan repository yang
online dengan kata lain harus terhubung ke internet. Untuk
menginstall heartbeat ketikkan perintah yum install heartbeat
pada user root di terminal linux maka, akan keluar output
seperti pada gambar 4.11. Pada gambar 4.11 ada tiga jenis
paket yang di install yaitu heartbeat kemudian heartbeat-pil
45
dan heartbeat-stonith dimana heartbeat-pils dan heartbeatstonith berfungsi sebagai depedensi paket heartbeat dengan
kata lain sebagai pendukung aplikasi heartbeat.
b. Instalasi Paket DRBD
Gambar 4.12 Instalasi Paket DRBD
Instalasi paket drbd sama halnya dengan instalasi paket
heartbeat dimana sama-sama membutuhkan repository online
untuk download paket sehingga dapat diinstal. Untuk
menginstall paket drbd ketikkan perintah “yum install drbd82
kmod-drbd82” pada user root di terminal linux. Paket yang
terinstall adalah paket drbd82 dan paket kmod-drbd82 dengan
arsitektur i386.
46
4.1.6. Konfigurasi Heartbeat
Konfigurasi heartbeat menggunakan 2 buah server yaitu
node server-a digunakan sebagai server master , dan node serverb sebagai server pasif. Ada tiga file yang akan di konfigurasi
pada heartbeat yaitu authkeys, ha.cf, dan haresources.
a. Konfigurasi File Authkeys
Konfigurasi file authkeys dengan perintah “nano
/etc/ha.d/authkeys” dan isikan sesuai dengan gambar 4.13.
Gambar 4.13 Isi File authkeys
Palallo merupakan password yang digunakan agar 2 node atau
lebih dapat saling berkomunikasi. Password ini dapat diisi
sesuai dengan keinginan.
Agar file authkeys dapat diakses read/write oleh user maka
ketikkan perintah “chmod 600 /etc/ha.d/authkeys” dimana
chmod merupakan perintah untuk mengatur hak akses atau
permissions suatu file dan direktori sedangkan 600 merupakan
angka untuk permission. Angka 6 untuk akses read/write ke
user, 0 tidak ada akses ke grup dan 0 tidak ada akses ke other.
b. Konfigurasi File ha.cf
Konfigurasi file ha.cf lakukan dengan perintah “nano
/etc/ha.d/ha.cf” dan akan keluar output seperti pada gambar
4.14.
47
Gambar 4.14 Isi File ha.cf
Node server-a dan node server-b adalah nama host atau
server karena dalam konfigurasi failover ini ada dua host atau
server. Bcast adalah interface yang digunakan heartbeat untuk
memonitor apakan node lain masih hidup atau tidak, bcast ini
bias diisi dengan eth0, eth1 dan bias juga br0. Heartbeat
berjalan diatas protocol udp port 694 dan logfile terdapat pada
direktori /var/log dengan nama file ha-log.
c. Konfigurasi File haresources
File haresources terdapat pada direktori /etc/ha.d dengan
nama file haresources. Konfigursi file haresources dengan
mengetikkan perintah “ nano /etc/ha.d/haresources” seperti
pada gambar 4.15.
Gambar 4.15 Isi File haresources
Maksud isi konfigurasi diatas adalah server-a sebagai node
server aktif dan node lain adalah pasif, ip address berfungsi
menambahkan ip pada node yang aktif, sehingga node yang
aktif akan memiliki ip yang seperti yang ditulis pada
48
heresources, dan ip ini bisa berpindah ke node yang lain jika
aktif node mengalami down (atau kerusakan perangkat keras)
sedangkan service httpd adalah service web server, jadi pada
saat node aktif bekerja atau berjalan secara otomatis web
server juga akan aktif, jika mengalami kegagalan web server
akan aktif pada server lain yang memiliki ip floating. Untuk
service lain juga bisa didaftarkan pada haresources agar dapat
melakukan failover.
4.1.7. Konfigurasi DRBD
Lakukan konfigurasi file global_common.conf dengan
perintah “nano /etc/drbd.d/global_common.conf” dan konfigurasi
seperti gambar 4.16.
Gambar 4.16 Isi File global_common.conf
Pada file konfigurasi global_common.conf dibagi atas dua
bagian yaitu bagian untuk global dan common. Pada bagian
global diperbolehkan hanya sekali dalam konfigurasi. Dalam
konfigurasi file tunggal, global berada pada bagian paling atas
49
dari file konfigurasi. Beberapa pilihan yang tersedia pada bagian
ini, namun hanya satu yang relevan dengan sebagain besar
pengguna. Proyek drbd membuat statistic tentang penggunaan
berbagai versi drbd. Hal ini dilakuakn dengan menghubungi
server http setiap kali versi drbd baru diinstal pada sistem. Hal ini
dapat dinonaktifkan dengan menetapkan usage-count no;.
Standarnya adalah usage-count ask; yang akan meminta user
setiap kali user mengupgrade drbd.
Bagian common menyediakan metode singkatan untuk
menentukan pengaturan konfigurasi diwarisi oleh setiap sumber
daya. User bisa menentukan opsi pada tiap baris per-sumber
daya. Bagian common sebenarnya tidak terlalu diperlukan, tetapi
sangat dianjurkan jika user menggunakan lebih dari satu sumber
daya jika tidak, konfigurasi cepat menjadi berbelit-belit dengan
pilihan berulang digunakan.
Pada gambar 4.16 common termasuk net { protocol c; } di
common bagian, sehingga setiap sumber daya dikonfigurasi
(termasuk r0) mewarisi pilihan ini kecuali memiliki protokol lain
sebagai pilihan konfigurasi secara eksplisit.
50
Gambar 4.17 Isi file d3tiuksw.res
Konfigurasi file d3tiuksw.res terletak pada direktori
/etc/drbd.d/. Setiap sumber daya drbd yang ingin dikonfigurasi
dapat ditentukan sendiri oleh user. User dapat menggunakan
identifier yang sewenang-wenang, namun nama tidak harus berisi
karakter selain yang ditemukan di set karakter US-ASCII, dan
tidak boleh menggunakan spasi.
Setiap konfigurasi sumber daya juga harus memiliki dua on
sub-bagian dan satu untuk setiap node cluster. Semua
pengaturan konfigurasi lebih baik jika diwarisi dari konfigurasi
common yang ada pada gambar 4.16. Pada konfigurasi
d3tiuksw.res hanya menambahkan hostname server, ip address
server serta sumber daya yang digunakan.
51
4.2.
Hasil Pengujian
Hasil pengujian dari Failover Clustering pada Linux
Terminal Service Project adalah sebagai berikut :
Pengujian untuk konfigurasi Linux Terminal Service Project akan
dilakukan pada klien. Semua klien akan booting menggunakan
network card dan apabila klien menghasilkan output seperti
tampilan pada Gambar 4.18 maka ltsp server berhasil. Pengujian
yang dilakukan pada virtualbox dengan mengatur settingan
network card yang ada pada virtualbox sehingga antara server
dan klien dapat saling terhubung.
Gambar 4.18 Hasil LTSP Server pada Klien
52
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa failover
clustering akan di uji dengan beberapa metode yaitu dengan
mencabut kabel power server utama, mencabut konektor kabel
utp server utama dan terakhir memutuskan koneksi jaringan pada
server utama.
4.3.
Analisis
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka
pembangunan Failover Clustering pada Linux Terminal Server
Project (LTSP) sangat bermanfaat digunakan untuk perusahaan,
sekolah, pemerintahan. Adanya Linux Terminal Service Project
maka penggunaan perangkat keras dapat di minimalisir. Suatu
perusahaan dapat menghemat sumber daya dengan menggunakan
LTSP Server karena klien tidak membutuhkan lagi harddisk
untuk booting atau sebagai tempat penyimpanan. Begitupun
dengan adanya Failover Clustering maka keadaan dimana klien
mengalami downtime akan kecil kemungkinan terjadi.
Perusahaan yang skala besar sangat membutuhkan adanya
Failover Clustering.
Pada Failover Clustering ketika server mengalami failure
maka konfigurasi heartbeat yang akan menangani failover.
Heartbeat memberikan ip virtual kepada setiap server sehingga
ketika server mengalami down maka ip virtual akan pindah ke
server yang aktif. Klien yang berjalan diatas LTSP server tidak
akan mengalami error meskipun klien tidak memiliki sumber
daya berupa harddisk karena metode ini klien booting dari server
diskless. Server diskless dibuat agar sumber daya selalu ada untuk
klien. Cara stroge cluster menggunakan DRBD akan selalu
menyediakan sumber daya yang selalu tersedia. DRBD memiliki
kemiripan kerja dengan RAID yaitu mirroring data dimana data
DRBD diduplikasi dari node primary ke node secondar.
53
54