Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang
berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang
berdiri dan berkompetisi dalam dunia bisnis di Indonesia sehingga menimbulkan
persaingan
yang
ketat.
Karena
itu,
perusahaan
dituntut
untuk
selalu
mengembangkan strategi agar dapat mengembangkan usahanya sehingga mampu
menyesuaikan diri dengan persaingan, mampu bertahan dan bahkan berkembang.
Perusahaan
perlu
mengembangkan
strategi
yang
tepat
agar
mampu
mempertahankan eksistensinya serta meningkatkan kinerja perusahaannya.
Salah
satu
strategi
yang
dilakukan
perusahaan
dalam
rangka
mempertahankan eksistensinya adalah dengan melakukan ekspansi, dimana
perusahaan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya. Ekspansi
perusahaan dapat dilakukan dalam bentuk ekspansi internal dan eksternal.
Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada dalam perusahaan
tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan ekspansi
eksternal dapat dilakukan dengan penggabungan usaha.
Pada dasarnya penggabungan usaha merupakan bentuk penggabungan satu
perusahaan dengan perusahaan lain dalam rangka mendapatkan pengendalian atas
aktiva maupun operasional perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan agar mampu bertahan atau bahkan berkembang adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
melakukan merger dan akuisisi. Merger menurut Sjahrial (2007 : 433) adalah
“peleburan secara lengkap satu perusahaan dengan perusahaan lain, dimana
perusahaan utama mempertahankan nama dan identitasnya, dan memperoleh
aktiva serta hutang dari perusahaan yang meleburkan diri”. Sedangkan akuisisi
menurut Arifin (2002 : 240) adalah “suatu penggabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi
perusahaan yang diakuisisi dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham”. Arti dari merger dan akuisisi memang
berlainan tetapi pada prinsipnya adalah sama dalam hal penggabungan usaha,
sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan bersama dan dapat dipertukarkan.
Kegiatan merger dan akuisisi bukan suatu fenomena baru dalam dunia
usaha. ”Di Amerika Serikat, kegiatan ini merupakan hal yang biasa terjadi,
bahkan di era tahun 1980-an telah terjadi kira-kira 55.000 aktivitas merger dan
akuisisi, sehingga tahun 1980-an sering disebut sebagai dekade merger mania”
(Hitt, et al, 2002 : 2). Di Indonesia, isu merger dan akuisisi hangat dibicarakan
baik oleh para pengamat ekonomi, ilmuwan, maupun praktisi bisnis sejak tahun
1990-an. Pada periode 1989-1992 saja telah terjadi 32 kasus merger dan akuisisi
terhadap 79 perusahaan.
Pada umumnya tujuan dilakukannya kegiatan merger dan akuisisi adalah
memperoleh sinergi atau nilai tambah. Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih
bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang hanya bersifat sementara
saja. Oleh karena itu, ada tidaknya sinergi dari suatu aktivitas merger dan akuisisi
tidak bisa di lihat beberapa saat setelah aktivitas tersebut terjadi, tetapi diperlukan
Universitas Sumatera Utara
waktu yang relatif panjang. Sinergi yang terjadi sebagai akibat penggabungan
usaha bisa berupa turunnya biaya rata-rata per unit karena naiknya skala
ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal.
Sebagai akibat dari sinergi yang terjadi maka diharapkan akan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga jumlah permintaan saham perusahaan
juga akan meningkat, yang selanjutnya akan mempengaruhi naiknya harga saham.
Naiknya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan
suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Hamidah dan Noviani (2013) menganalisis bahwa aktivitas merger dan
akuisisi yang dilakukan beberapa perusahaan publik untuk periode 2004-2006
memberikan pengaruh yang signifikan pada kinerja keuangannya. Dimana dari
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada rasio keuangan perusahaan setelah merger dan akuisisi dilakukan.
Dari peningkatan rasio keuangan yang signifikan tersebut, bisa diartikan bahwa
efisiensi kegiatan operasional perusahaan semakin meningkat dan kinerja
manajemen semakin efektif bila dibanding dengan sebelum merger dan akuisisi.
Penelitian oleh Novaliza dan Djajanti (2013) yang menganalisis pengaruh
merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan menghasilkan bahwa aktivitas
merger dan akuisisi tidak memberikan kemajuan yang signifikan bagi kinerja
keuangan perusahaan, yang tercermin dari rasio keuangannya, bahkan 5 tahun
setelah aktivitas tersebut dilakukan. Penelitian terhadap rasio keuangan tersebut
juga diperkuat dengan hasil pengujian terhadap return saham perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
juga tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Fakta tersebut menyimpulkan
bahwa investor beranggapan bahwa merger dan akuisisi yang dilakukan tidak
memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan.
Keputusan merger dan akuisisi mempunyai pengaruh yang besar dalam
memperbaiki kondisi dan kinerja keuangan perusahaan karena dengan
bergabungnya dua atau lebih perusahaan dapat menunjang kegiatan usaha,
sehingga keuntungan yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika
dilakukan sendiri. Keuntungan yang besar dapat memperkuat posisi keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Perubahan posisi keuangan ini
akan tampak pada laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi
keuangan.
Kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik akan menjadikan
perusahaan tersebut mempunyai daya saing yang tinggi sekaligus mampu untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, salah satu ukuran untuk menilai
keberhasilan merger dan akuisisi adalah dengan melihat kinerja keuangan
perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi, baik bagi perusahaan
pengakuisisi maupun perusahaan yang diakuisisi.
Secara teori akuntansi, setelah merger dan akuisisi maka ukuran
perusahaan dengan sendirinya akan bertambah besar karena aset, kewajiban, dan
ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran perusahaan
berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah
dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba
Universitas Sumatera Utara
perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja perusahaan
pasca merger dan akuisisi seharusnya menjadi semakin baik dibandingkan dengan
sebelum merger dan akuisisi.
Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan pasca merger dan akuisisi, dan hasilnya pun tidak
selalu konsisten. Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi
terhadap kinerja keuangan yang terjadi di Indonesia, diantaranya adalah penelitian
oleh Hamidah dan Noviani (2013) yang menganalisis bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan oleh rasio yang digunakan
seperti rasio CR, TATO, DR, ROA, dan PER antara sebelum dan sesudah
dilakukannya merger dan akuisisi, yang berarti kegiatan M&A berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian oleh Kuncoro (2014)
yang melakukan pengujian kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger
dan akuisisi dengan menggunakan 5 rasio keuangan (PBV, OPM, ROA, ROE,
DER) menunjukan hasil yang signifikan di beberapa tahun pengamatan. Hanya
variabel ROE yang tidak menunjukan perbedaan di seluruh tahun pengamatan
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Namun dalam statistik desktiptif terjadi
perubahan menuju ke arah positif pada seluruh rasio keuangan setelah terjadinya
merger dan akuisisi yang menunjukan adanya sinergi yang diperoleh perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi.
Sementara penelitian yang dilakukan Rambe (2012) dengan menggunakan
rasio CR, DER, TATO, ROA, dan ROE menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan untuk rasio CR, TATO, ROA, dan ROE setelah merger dan
Universitas Sumatera Utara
akuisisi pada semua periode pengamatan dan pengujian. Berdasarkan deskriptif
perubahan nilai rata-rata (mean) rasio DER mengalami peningkatan, namun hasil
tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh merger dan
akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahan publik perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Fatimah (2013) juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan baik sebelum dan sesudah M&A, dengan rasio keuangan yang
digunakan adalah CR, NPM, ROA, ROE, DER, dan TATO.
Berdasarkan kajian dan penelitian sebelumnya terdapat perbedaan hasil
dalam penerapan strategi merger dan akuisisi. Di sisi lain aplikasi merger dan
akuisisi sendiri memberikan dampak yang menguntungkan bagi perusahaan,
namun di sisi lain justru memberikan kerugian bagi perusahaan yang
melakukannya. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh merger
dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.
Pengambilan sampel dilakukan pada semua perusahaan publik yang
terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) agar lebih akurat dalam data yang
diambil, karena tidak adanya hanya sektor industri, manufaktur, atau perbankan
saja seperti penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
pengaruh M&A terhadap kinerja operasi perusahaan setelah melakukan M&A
tersebut. Dalam hal ini, kinerja perusahaan diproksikan dengan rasio-rasio
keuangan, maka dengan pertimbangan tersebut akan dilakukan penelitian dengan
judul : “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan Publik Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Salah satu tujuan merger dan akuisisi yang paling dominan adalah
memperoleh sinergi, dimana setelah merger dan akuisisi diharapkan nilai
perusahaan akan menjadi jauh lebih besar dibandingkan ketika perusahaanperusahaan tersebut bekerja sendiri-sendiri. Nilai dari suatu perusahaan dapat
dilihat dari kinerja perusahaan tersebut. Salah satu proksi yang menjadi indikator
kinerja perusahaan, terutama perusahaan publik adalah rasio keuangan. Sehingga
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi dengan
menggunakan proksi rasio keuangan dari kinerja keuangan perusahaan yang
melakukan merger dan akuisisi. Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rasio Operating Profit Margin (OPM), rasio Return On
Assets (ROA), rasio Return On Equity (ROE), dan rasio Debt to Equity Ratio
(DER). Maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
•
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Operating Profit Margin
(OPM) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?
•
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Return On Assets (ROA)
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?
•
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Return On Equity (ROE)
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?
•
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Debt to Equity Ratio
(DER) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
•
Untuk menguji perbedaan rasio Operating Profit Margin (OPM) antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
•
Untuk menguji perbedaan rasio Return On Assets (ROA) antara sebelum
dan sesudah merger dan akuisisi
•
Untuk menguji perbedaan rasio rasio Return On Assets (ROA) antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
•
Untuk menguji perbedaan rasio Debt to Equity Ratio (DER) antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Bagi Peneliti: sebagai pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu
pengetahuan khususnya mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap
kinerja perusahaan publik sebelum dilakukannya M&A dan setelah
dilakukannya M&A.
b. Bagi Perusahaan: sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan merger dan akuisisi sebagai
salah satu strategi perusahaan.
c. Bagi Masyarakat: memberikan pengetahuan dan kajian kepada khalayak
umum mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan yang
melakukan merger dan akuisisi, dan diharapkan penelitian ini dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan sebagai referensi dasar perluasan penelitian dan penambahan
wawasan untuk pengembangannya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang
berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang
berdiri dan berkompetisi dalam dunia bisnis di Indonesia sehingga menimbulkan
persaingan
yang
ketat.
Karena
itu,
perusahaan
dituntut
untuk
selalu
mengembangkan strategi agar dapat mengembangkan usahanya sehingga mampu
menyesuaikan diri dengan persaingan, mampu bertahan dan bahkan berkembang.
Perusahaan
perlu
mengembangkan
strategi
yang
tepat
agar
mampu
mempertahankan eksistensinya serta meningkatkan kinerja perusahaannya.
Salah
satu
strategi
yang
dilakukan
perusahaan
dalam
rangka
mempertahankan eksistensinya adalah dengan melakukan ekspansi, dimana
perusahaan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya. Ekspansi
perusahaan dapat dilakukan dalam bentuk ekspansi internal dan eksternal.
Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada dalam perusahaan
tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan ekspansi
eksternal dapat dilakukan dengan penggabungan usaha.
Pada dasarnya penggabungan usaha merupakan bentuk penggabungan satu
perusahaan dengan perusahaan lain dalam rangka mendapatkan pengendalian atas
aktiva maupun operasional perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan agar mampu bertahan atau bahkan berkembang adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
melakukan merger dan akuisisi. Merger menurut Sjahrial (2007 : 433) adalah
“peleburan secara lengkap satu perusahaan dengan perusahaan lain, dimana
perusahaan utama mempertahankan nama dan identitasnya, dan memperoleh
aktiva serta hutang dari perusahaan yang meleburkan diri”. Sedangkan akuisisi
menurut Arifin (2002 : 240) adalah “suatu penggabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi
perusahaan yang diakuisisi dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham”. Arti dari merger dan akuisisi memang
berlainan tetapi pada prinsipnya adalah sama dalam hal penggabungan usaha,
sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan bersama dan dapat dipertukarkan.
Kegiatan merger dan akuisisi bukan suatu fenomena baru dalam dunia
usaha. ”Di Amerika Serikat, kegiatan ini merupakan hal yang biasa terjadi,
bahkan di era tahun 1980-an telah terjadi kira-kira 55.000 aktivitas merger dan
akuisisi, sehingga tahun 1980-an sering disebut sebagai dekade merger mania”
(Hitt, et al, 2002 : 2). Di Indonesia, isu merger dan akuisisi hangat dibicarakan
baik oleh para pengamat ekonomi, ilmuwan, maupun praktisi bisnis sejak tahun
1990-an. Pada periode 1989-1992 saja telah terjadi 32 kasus merger dan akuisisi
terhadap 79 perusahaan.
Pada umumnya tujuan dilakukannya kegiatan merger dan akuisisi adalah
memperoleh sinergi atau nilai tambah. Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih
bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang hanya bersifat sementara
saja. Oleh karena itu, ada tidaknya sinergi dari suatu aktivitas merger dan akuisisi
tidak bisa di lihat beberapa saat setelah aktivitas tersebut terjadi, tetapi diperlukan
Universitas Sumatera Utara
waktu yang relatif panjang. Sinergi yang terjadi sebagai akibat penggabungan
usaha bisa berupa turunnya biaya rata-rata per unit karena naiknya skala
ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal.
Sebagai akibat dari sinergi yang terjadi maka diharapkan akan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga jumlah permintaan saham perusahaan
juga akan meningkat, yang selanjutnya akan mempengaruhi naiknya harga saham.
Naiknya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan
suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Hamidah dan Noviani (2013) menganalisis bahwa aktivitas merger dan
akuisisi yang dilakukan beberapa perusahaan publik untuk periode 2004-2006
memberikan pengaruh yang signifikan pada kinerja keuangannya. Dimana dari
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada rasio keuangan perusahaan setelah merger dan akuisisi dilakukan.
Dari peningkatan rasio keuangan yang signifikan tersebut, bisa diartikan bahwa
efisiensi kegiatan operasional perusahaan semakin meningkat dan kinerja
manajemen semakin efektif bila dibanding dengan sebelum merger dan akuisisi.
Penelitian oleh Novaliza dan Djajanti (2013) yang menganalisis pengaruh
merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan menghasilkan bahwa aktivitas
merger dan akuisisi tidak memberikan kemajuan yang signifikan bagi kinerja
keuangan perusahaan, yang tercermin dari rasio keuangannya, bahkan 5 tahun
setelah aktivitas tersebut dilakukan. Penelitian terhadap rasio keuangan tersebut
juga diperkuat dengan hasil pengujian terhadap return saham perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
juga tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Fakta tersebut menyimpulkan
bahwa investor beranggapan bahwa merger dan akuisisi yang dilakukan tidak
memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan.
Keputusan merger dan akuisisi mempunyai pengaruh yang besar dalam
memperbaiki kondisi dan kinerja keuangan perusahaan karena dengan
bergabungnya dua atau lebih perusahaan dapat menunjang kegiatan usaha,
sehingga keuntungan yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika
dilakukan sendiri. Keuntungan yang besar dapat memperkuat posisi keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Perubahan posisi keuangan ini
akan tampak pada laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi
keuangan.
Kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik akan menjadikan
perusahaan tersebut mempunyai daya saing yang tinggi sekaligus mampu untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, salah satu ukuran untuk menilai
keberhasilan merger dan akuisisi adalah dengan melihat kinerja keuangan
perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi, baik bagi perusahaan
pengakuisisi maupun perusahaan yang diakuisisi.
Secara teori akuntansi, setelah merger dan akuisisi maka ukuran
perusahaan dengan sendirinya akan bertambah besar karena aset, kewajiban, dan
ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran perusahaan
berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah
dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba
Universitas Sumatera Utara
perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja perusahaan
pasca merger dan akuisisi seharusnya menjadi semakin baik dibandingkan dengan
sebelum merger dan akuisisi.
Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan pasca merger dan akuisisi, dan hasilnya pun tidak
selalu konsisten. Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi
terhadap kinerja keuangan yang terjadi di Indonesia, diantaranya adalah penelitian
oleh Hamidah dan Noviani (2013) yang menganalisis bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan oleh rasio yang digunakan
seperti rasio CR, TATO, DR, ROA, dan PER antara sebelum dan sesudah
dilakukannya merger dan akuisisi, yang berarti kegiatan M&A berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian oleh Kuncoro (2014)
yang melakukan pengujian kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger
dan akuisisi dengan menggunakan 5 rasio keuangan (PBV, OPM, ROA, ROE,
DER) menunjukan hasil yang signifikan di beberapa tahun pengamatan. Hanya
variabel ROE yang tidak menunjukan perbedaan di seluruh tahun pengamatan
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Namun dalam statistik desktiptif terjadi
perubahan menuju ke arah positif pada seluruh rasio keuangan setelah terjadinya
merger dan akuisisi yang menunjukan adanya sinergi yang diperoleh perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi.
Sementara penelitian yang dilakukan Rambe (2012) dengan menggunakan
rasio CR, DER, TATO, ROA, dan ROE menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan untuk rasio CR, TATO, ROA, dan ROE setelah merger dan
Universitas Sumatera Utara
akuisisi pada semua periode pengamatan dan pengujian. Berdasarkan deskriptif
perubahan nilai rata-rata (mean) rasio DER mengalami peningkatan, namun hasil
tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh merger dan
akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahan publik perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Fatimah (2013) juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan baik sebelum dan sesudah M&A, dengan rasio keuangan yang
digunakan adalah CR, NPM, ROA, ROE, DER, dan TATO.
Berdasarkan kajian dan penelitian sebelumnya terdapat perbedaan hasil
dalam penerapan strategi merger dan akuisisi. Di sisi lain aplikasi merger dan
akuisisi sendiri memberikan dampak yang menguntungkan bagi perusahaan,
namun di sisi lain justru memberikan kerugian bagi perusahaan yang
melakukannya. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh merger
dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.
Pengambilan sampel dilakukan pada semua perusahaan publik yang
terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) agar lebih akurat dalam data yang
diambil, karena tidak adanya hanya sektor industri, manufaktur, atau perbankan
saja seperti penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
pengaruh M&A terhadap kinerja operasi perusahaan setelah melakukan M&A
tersebut. Dalam hal ini, kinerja perusahaan diproksikan dengan rasio-rasio
keuangan, maka dengan pertimbangan tersebut akan dilakukan penelitian dengan
judul : “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan Publik Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Salah satu tujuan merger dan akuisisi yang paling dominan adalah
memperoleh sinergi, dimana setelah merger dan akuisisi diharapkan nilai
perusahaan akan menjadi jauh lebih besar dibandingkan ketika perusahaanperusahaan tersebut bekerja sendiri-sendiri. Nilai dari suatu perusahaan dapat
dilihat dari kinerja perusahaan tersebut. Salah satu proksi yang menjadi indikator
kinerja perusahaan, terutama perusahaan publik adalah rasio keuangan. Sehingga
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi dengan
menggunakan proksi rasio keuangan dari kinerja keuangan perusahaan yang
melakukan merger dan akuisisi. Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rasio Operating Profit Margin (OPM), rasio Return On
Assets (ROA), rasio Return On Equity (ROE), dan rasio Debt to Equity Ratio
(DER). Maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
•
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Operating Profit Margin
(OPM) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?
•
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Return On Assets (ROA)
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?
•
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Return On Equity (ROE)
antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?
•
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Debt to Equity Ratio
(DER) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
•
Untuk menguji perbedaan rasio Operating Profit Margin (OPM) antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
•
Untuk menguji perbedaan rasio Return On Assets (ROA) antara sebelum
dan sesudah merger dan akuisisi
•
Untuk menguji perbedaan rasio rasio Return On Assets (ROA) antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
•
Untuk menguji perbedaan rasio Debt to Equity Ratio (DER) antara
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Bagi Peneliti: sebagai pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu
pengetahuan khususnya mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap
kinerja perusahaan publik sebelum dilakukannya M&A dan setelah
dilakukannya M&A.
b. Bagi Perusahaan: sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan merger dan akuisisi sebagai
salah satu strategi perusahaan.
c. Bagi Masyarakat: memberikan pengetahuan dan kajian kepada khalayak
umum mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan yang
melakukan merger dan akuisisi, dan diharapkan penelitian ini dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan sebagai referensi dasar perluasan penelitian dan penambahan
wawasan untuk pengembangannya.
Universitas Sumatera Utara