Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI

EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

OLEH

SRI KURNIATI A. STP 090503108

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang membuat pernyataan,


(3)

KATA PENGANTAR

Pujian dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas kasih karunia dan hadiratNyalah skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” ini dapat diselesaikan tepat waktu sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. Arifin Lubis,MM selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E,Ak,MAFIS,CPA selaku Ketua Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.Si,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. DR. Azhar Maksum, M.Ec., Ak. selaku Dosen Pembimbing. 5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku Pembaca Penilai.

6. Yang tersayang orangtua saya yang begitu luarbiasa, Likasi br Tarigan. Terimakasih untuk doa, dukungan baik moral dan materi, semangat, dan semua yang sudah beliau berikan.


(4)

7. Saudara-saudara saya Hendra Abdika Sitepu, S.T dan Hervin Arianto Sitepu atas dukungan, semangat, dan bimbingannya.

8. Teman-teman seperjuangan yaitu mahasiswa S-1 Akuntansi FE USU stambuk 2009 atas motivasi dan kerjasamanya selama ini.

Medan, Penulis,

Sri Kurniati A. Stp 090503108


(5)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA)

Dunia berubah semakin cepat, sedangkan konsekuensinya industri dan perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang sebelumnya. Perusahaan dalam pasar modal akan berlomba untuk menunjukkan bahwa mereka mampu tetap bertahan bahkan memiliki kinerja keuangan yang semakin baik di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat dan tajam. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah ekspansi (perluasan usaha). Ada dua bentuk ekspansi perusahaan yang dapat dilakukan, yaitu dengan ekspansi internal ataupun ekspansi eksternal. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai ekspansi eksternal daripada ekspansi internal karena ekspansi eksternal dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan di mana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru.

Merger dan akuisisi adalah termasuk strategi ekspansi eksternal. Namun banyak merger dan akuisisi yang justru tidak menghasilkan keuntungan finansial seperti yang diharapkan atau diinginkan oleh perusahaan. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan apakah mengalami peningkatan atau penurunan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja keuangan dengan rasio CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), DR (Debt Ratio), TATO (Total Asset turn Over Ratio), ROI (Return On Investment), ROE (Return On Equity) dan NPM (Net Profit Margin).

Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI yang melakukan merger dan akuisisi periode tahun 2006-2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sampel sebanyak 14 perusahaan pertambangan yang melakukan merger dan akuisisi, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, data rasio diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan metode statistik deskriptif, uji normalitas data dengan kolmogorov smirnov test dan uji beda dengan menggunakan Paired Sample T Test.

Hasil pengujian menggunakan uji beda paired sample T-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk hampir semua rasio sebelum dan setelah merger dan akuisisi. Hanya DR (Debt Ratio) yang mengalami perubahan signifikan namun hasil tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahan pertambangan yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci : Merger dan Akuisisi, Kinerja Keuangan, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Kolmogorov-Smirnov Test, Paired Sample T Test


(6)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF MERGERS AND ACQUISITIONS OF THE COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE (EMPIRICAL STUDY ON

MINING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE) The world is changing faster, while the consequences of the industry and the company was required to move faster than ever before. Companies in the capital market will compete to demonstrate that they are able to stay afloat even have better financial performance in the midst of increasing and sharp competition. One of the strategies that can be done is expansion. There are two forms of expansion of the company to do, by internal expansion or external expansion. After along time the company prefers external expansion rather than internal expansion for external expansion is considered a quick way to realize the goal of the company in which the company does not have to start from scratch a new business.

Mergers and acquisitions are included external expansion strategy. But many mergers and acquisitions that it does not generate financial returns as expected or desired by the company. It pushes this study to analyze the effect of mergers and acquisitions on the financial performance of the company if it increased or decreased. This research was conducted to examine the financial performance ratios that is CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), DR (Debt Ratio), tattoo (Total Asset Ratio Over turn), ROI (Return On Investment), ROE (Return On Equity ) and NPM (Net Profit Margin).

This study uses the entire mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange merger and acquisition period 2006-2010. Sampling in this study using purposive sampling method, a sample of 14 companies mining mergers and acquisitions, according to predetermined criteria, the ratio of the data obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The analysis used to test the hypothesis of this study is a quantitative analysis method of descriptive statistics, normality test data and test smirnov kolmogrov different test using Paired Sample T Test.

Test results using different test paired sample t-test showed that there was no significant difference for almost all ratios before and after mergers and acquisitions. Only DR (Debt Ratio) which undergo significant changes, but the results are not too strong enough to prove the effect of mergers and acquisitions on the financial performance of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Mergers and Acquisitions, Financial Performance, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Kolmogorov-Smirnov Test, Paired Sample T Test


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Kinerja Keuangan ... 8

2.1.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 8

2.1.1.2 Pengukuran Kinerja Keuangan ... 9

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan . 15 2.1.2 Merger dan Akuisisi ... 16

2.1.2.1 Alasan Melakukan Merger dan Akuisisi ... 20

2.1.2.2 Pembiayaan Merger dan Akuisisi ... 23

2.1.2.3 Tipe Merger dan Akuisisi... 24

2.1.2.4 Tipe Pelaksanaan Merger dan Akuisisi ... 28

2.1.2.5 Langkah-langkah dalam Merger dan Akusisi ... 29

2.1.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi ... 31

2.1.2.7 Dampak Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan ... 35

2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 36

2.3 Kerangka Konseptual ... 40

2.4 Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

3.3 Batasan Operasional ... 44

3.4 Defenisi Operasional ... 44

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

3.6 Jenis Data ... 53

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 54

3.8 Teknik Analisis ... 54

3.8.1 Analisis Rasio Keuangan ... 55


(8)

3.8.2.1 Uji Normalitas Data ... 56

3.8.2.2 Pengujian Hipotesis ... 56

3.8.2.3 Paired Sample T Test ... 57

3.8.2.4 Wilcoxon Signed Rank Test ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 59

4.2 Analisis Data ... 60

4.2.1 Analisis Deskriptif Rasio Keuangan ... 60

4.2.1.1 Statistik Deskriptif Sebelum Merger dan Akuisisi ... 60

4.2.1.2 Statistik Deskriptif Setelah Merger dan Akusisi ... 63

4.2.2 Pengujian Statistik ... 67

4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 67

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 68

4.3 Hasil dan Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 36

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 44

3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 48

3.3 Daftar Sampel Penelitian... 49

4.1 Hasil Statistik Deskriptif Sebelum Merger dan Akuisisi ... 61

4.2 Hasil Statistik Deskriptif Setelah Merger dan Akuisisi ... 64

4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test... 68

4.4 Hasil Paired Sample T-Test pada Current Ratio ... 69

4.5 Hasil Paired Sample T-Test pada Debt to Equity Ratio ... 70

4.6 Hasil Paired Sample T-Test pada Debt Ratio ... 70

4.7 Hasil Paired Sample T-Test pada Total Assets Turn Over ... 71

4.8 Hasil Paired Sample T-Test pada Return On Investment ... 72

4.9 Hasil Paired Sample T-Test pada Return On Equity ... 72


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran

Halaman

I Daftar Perusahaan Pertambangan yang Menjadi Populasi Penelitian ... 82

II Daftar Perusahaan Pertambangan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 83

III Rasio Keuangan Sebelum Merger dan Akuisisi ... 85

IV Rasio Keuangan Setelah Merger dan Akuisisi ... 86

V Hasil Statistik Deskriptif Sebelum dan Setelah Merger dan Akuisisi ... 87

VI Hasil Uji Normalitas Data ... 88


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA)

Dunia berubah semakin cepat, sedangkan konsekuensinya industri dan perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang sebelumnya. Perusahaan dalam pasar modal akan berlomba untuk menunjukkan bahwa mereka mampu tetap bertahan bahkan memiliki kinerja keuangan yang semakin baik di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat dan tajam. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah ekspansi (perluasan usaha). Ada dua bentuk ekspansi perusahaan yang dapat dilakukan, yaitu dengan ekspansi internal ataupun ekspansi eksternal. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai ekspansi eksternal daripada ekspansi internal karena ekspansi eksternal dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan di mana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru.

Merger dan akuisisi adalah termasuk strategi ekspansi eksternal. Namun banyak merger dan akuisisi yang justru tidak menghasilkan keuntungan finansial seperti yang diharapkan atau diinginkan oleh perusahaan. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan apakah mengalami peningkatan atau penurunan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja keuangan dengan rasio CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), DR (Debt Ratio), TATO (Total Asset turn Over Ratio), ROI (Return On Investment), ROE (Return On Equity) dan NPM (Net Profit Margin).

Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI yang melakukan merger dan akuisisi periode tahun 2006-2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sampel sebanyak 14 perusahaan pertambangan yang melakukan merger dan akuisisi, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, data rasio diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan metode statistik deskriptif, uji normalitas data dengan kolmogorov smirnov test dan uji beda dengan menggunakan Paired Sample T Test.

Hasil pengujian menggunakan uji beda paired sample T-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk hampir semua rasio sebelum dan setelah merger dan akuisisi. Hanya DR (Debt Ratio) yang mengalami perubahan signifikan namun hasil tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahan pertambangan yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci : Merger dan Akuisisi, Kinerja Keuangan, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Kolmogorov-Smirnov Test, Paired Sample T Test


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF MERGERS AND ACQUISITIONS OF THE COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE (EMPIRICAL STUDY ON

MINING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE) The world is changing faster, while the consequences of the industry and the company was required to move faster than ever before. Companies in the capital market will compete to demonstrate that they are able to stay afloat even have better financial performance in the midst of increasing and sharp competition. One of the strategies that can be done is expansion. There are two forms of expansion of the company to do, by internal expansion or external expansion. After along time the company prefers external expansion rather than internal expansion for external expansion is considered a quick way to realize the goal of the company in which the company does not have to start from scratch a new business.

Mergers and acquisitions are included external expansion strategy. But many mergers and acquisitions that it does not generate financial returns as expected or desired by the company. It pushes this study to analyze the effect of mergers and acquisitions on the financial performance of the company if it increased or decreased. This research was conducted to examine the financial performance ratios that is CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), DR (Debt Ratio), tattoo (Total Asset Ratio Over turn), ROI (Return On Investment), ROE (Return On Equity ) and NPM (Net Profit Margin).

This study uses the entire mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange merger and acquisition period 2006-2010. Sampling in this study using purposive sampling method, a sample of 14 companies mining mergers and acquisitions, according to predetermined criteria, the ratio of the data obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The analysis used to test the hypothesis of this study is a quantitative analysis method of descriptive statistics, normality test data and test smirnov kolmogrov different test using Paired Sample T Test.

Test results using different test paired sample t-test showed that there was no significant difference for almost all ratios before and after mergers and acquisitions. Only DR (Debt Ratio) which undergo significant changes, but the results are not too strong enough to prove the effect of mergers and acquisitions on the financial performance of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Mergers and Acquisitions, Financial Performance, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Kolmogorov-Smirnov Test, Paired Sample T Test


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dunia berubah semakin cepat, sedangkan konsekuensinya industri dan perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang sebelumnya. Beberapa industri berubah begitu cepat sehingga para peneliti menyebutnya pasar yang bergolak dan memiliki laju cepat (turbulent, high-velocity markets). Menghadapi tantangan perubahan yang sangat cepat tersebut mengharuskan perusahaan untuk bereaksi, mengantisipasi atau memimpin pasar dengan menggunakan strateginya sendiri. Terlebih lagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal dalam hal ini bursa efek. Perusahaan dalam pasar modal akan berlomba untuk menunjukkan bahwa mereka mampu tetap bertahan bahkan memiliki kinerja yang semakin baik di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat dan tajam. Perusahaan terus berusaha meningkatkan kinerjanya dengan berbagai strategi semata-mata hanya untuk semakin menarik minat investor untuk membeli saham-sahamnya, selain untuk peningkatan profitabilitas.

Kinerja itu dapat dilihat dari sisi manajemen, operasional, sumber daya manusia, bahkan juga dapat dilihat dan dianalisis secara langsung dalam bursa efek yaitu kinerja dalam bentuk rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan. Rasio-rasio ini terdiri dari profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan solvabilitasnya. Dari rasio-rasio yang ditunjukkan pada laporan keuangan ini, para investor dapat melihat dan menilai secara langsung


(15)

bagaimana kinerja suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk menginvestasikan sahamnya pada perusahaan tersebut.

Tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan profit, yang selalu merupakan ukuran pencapaian kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang dimaksud bukan hanya sekedar dalam bentuk rasio, namun juga melalui rasio-rasio tersebut dapat disimpulkan bagaimana tingkat pengembalian perusahaan atas investasi yang telah ditanamkan sebelumnya, kinerja operasinya, bagaimana perusahaan memanfaatkan aset untuk memperoleh penjualan, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya secara tepat waktu, dan bagaimana kapasitas perusahaan untuk membayar kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Banyak strategi yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya. Dan sangat diharapkan bahwa setiap strategi yang diputuskan manajemen dan dijalankan perusahaan adalah untuk memberi perubahan positif bagi kinerja keuangannya, yang berarti meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah ekspansi (perluasan usaha). Ada dua bentuk ekspansi perusahaan yang dapat dilakukan, yaitu dengan ekspansi internal ataupun ekspansi eksternal. Ekspansi internal dilakukan dengan memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, yaitu misalnya dengan menambah kapasitas pabrik, menambah produk, atau mencari pasar yang baru. Sedangkan ekspansi eksternal dilakukan dengan bergabung dengan perusahaan lain (Husnan, 1994 : 147-148). Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai ekspansi eksternal daripada ekspansi internal karena ekspansi eksternal dianggap


(16)

jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan di mana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru.

Merger dan akuisisi adalah termasuk strategi ekspansi eksternal. Merger didefinisikan oleh Hitt (2001: 295) sebagai sebuah strategi di mana dua perusahaan setuju untuk menyatukan kegiatan operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karena mereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama-sama dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat. Merger memerlukan pembubaran semua entitas yang terlibat kecuali satu entitas. Sedangkan Akuisisi menurut Hitt (2001: 295) adalah strategi yang melaluinya suatu perusahaan membeli hak untuk mengontrol atau 100 persen kepemilikan terhadap perusahaan lain dengan tujuan untuk menggunakan kompetensi inti perusahaan itu secara efektif, dengan cara menjadikan perusahaan yang diakuisisi itu sebagai bagian dari bisnis dalam portofolio perusahaan yang mengakuisisi. Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia telah banyak melakukan merger dan akuisisi, terlebih pada masa-masa krisis ekonomi yang mengakibatkan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut. Bahkan saat ini pasar berkembang di mana kegiatannya bukan berupa jual beli barang saja, namun beralih ke jual beli perusahaan (kepemilikan) dalam perusahaan. Pasar ini biasa disebut dengan Market for Corporate Control. Merger dan akuisisi sendiri telah menjadi strategi yang populer di kalangan perusahaan-perusahaan di Amerika dan Eropa karena diyakini berperan penting dalam restrukturisasi yang efektif. Portal Human Resource (2005) menyatakan bahwa selama tahun 1998, nilai merger dan akuisisi di Amerika lebih dari USD 6 triliun dengan 11.400


(17)

transaksi. Hitt, Harrison, Ireland (2002), menyebutkan bahwa merger terbesar yang diumumkan pada tahun 1998 adalah penggabungan antara Citicorp dengan Traveler’s Group dengan nilai yang diperkirakan mencapai USD 77 milyar dan akuisisi Exxon terhadap Mobil dengan perkiraan nilai USD 79 miliar.

Sebenarnya tujuan menggabungkan usaha melalui merger dan akuisisi, perusahaan mengharapkan dapat memperoleh sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Jadi, nilai perusahaan setelah merger dan akuisisi seharusnya lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset dan kewajiban perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja setelah merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Namun demikian, pada beberapa kasus, merger dan akuisisi dapat tidak berpengaruh sama sekali pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi bahkan menurunkan kinerja perusahaan. Ada beberapa merger maupun akuisisi dengan kinerja yang memprihatinkan. Glassman (dalam


(18)

Hitt, Harrison, dan Ireland, 2002) memberikan contoh kegagalan merger Quaker Oats dengan Snapple Beverage Co. Quaker Oats membeli Snapple Beverage Co. seharga USD 1,7 milyar pada tahun 1994. Tetapi pada tahun 1997, Quaker menjual bisnis Snapple hanya dengan USD 300 juta, rugi USD 1,4 milyar. Kemudian pembelian McDonnell Douglas Corp. oleh Being Co. pada tahun 1997. Dalam tiga tahun sebelum akuisisi, saham McDonnell Douglas bernilai empat kali lipat, tetapi dalam beberapa bulan setelah akuisisi McDonnell Douglas, nilai saham Boeing turun hingga 15%.

Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan juga telah dilakukan di Indonesia seperti Payamta dan Setiawan (2004) yang menunjukkan bahwa kejadian merger dan akuisisi justru berpengaruh negatif terhadap beberapa indikator kinerja keuangan. Sebaliknya hasil positif ditunjukkan oleh penelitian Widyaputra (2006) dan penelitian Shinta (2008)

Perbedaan hasil dari penelitian-penelitian yang disebutkan di atas membuat tema ini menarik untuk diuji kembali yaitu mengenai kinerja perusahaan (melalui rasio-rasio keuangan) sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Semakin banyaknya merger dan akuisisi yang terjadi antarperusahaan juga terjadi pada perusahaan pertambangan, terlebih lagi merger dan akuisisi pada perusahaan pertambangan belum pernah diteliti sebelumnya. Dalam hal ini peneliti tertarik pada merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan pertambangan pada khususnya dilihat dari rasio-rasio keuangannya. Adapun judul yang dipilih adalah : “ Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap


(19)

Kinerja Keuangan Perusahaan ( Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) ”

1.2 Perumusan Masalah

Praktik merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), mendapat perhatian publik, karena menyangkut kepentingan yang berbeda dari berbagai pihak, di antaranya pemerintah, pemegang saham, calon investor, kreditur dan masyarakat umum. Dari segi manfaatnya merger dan akuisisi memiliki manfaat ekonomi maupun non ekonomi. Selain itu merger dan akuisisi juga sangat diharapkan mendatangkan perubahan yang signifikan terhadap perusahaan pengakuisisi dan yang diakuisisi sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Sangat menarik untuk diteliti mengenai bagaimana pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan dilihat dari Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas, dan Rasio Solvabilitas. Berdasarkan dari beberapa penelitian terdahulu di mana terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi, di mana beberapa peneliti menyebutkan adanya perubahan yang signifikan dan ada beberapa peneliti menyebutkan tidak adanya perubahan yang signifikan, yang mana perubahan signifikan tersebut dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan.

Permasalahan yang ingin diteliti dalam hal ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :


(20)

“Apakah merger dan akuisisi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor:

Dapat mengetahui pengaruh keputusan perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi terhadap fundamental perusahaan melalui kinerja keuangannya.

2. Bagi pihak manajemen perusahaan:

Penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan pengambilan keputusan dalam memilih merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan di perkembangan dunia bisnis yang begitu cepat saat ini.

3. Bagi akademisi dan peneliti:

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan pengembangan ilmu keuangan mengenai kajian merger dan akuisisi.

4. Bagi penelitian selanjutnya:

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dasar perluasan penelitian dan penambahan wawasan untuk pengembangannya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Kinerja Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan). Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi kerja manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan, dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Sartono, 2001). Pendapat ini hanya menyatakan kinerja keuangan adalah prestasi kerja manajemen, padahal bukan hanya manajemen yang berpengaruh dalam kinerja keuangan. Kinerja keuangan didefinisikan pula sebagai suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu (Husnan, 1994). Pendapat ini tidak menunjukkan sesuatu yang berupa hasil kerja (kinerja), hanya menekankan pada tampilan kondisi keuangan.

Kesimpulannya kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang dicapai sebuah perusahaan (semua elemen SDM perusahaan) dalam menghasilkan profit. Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja keuangan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja


(22)

keuangan adalah untuk memotivasi karyawan dan manajemen dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja keuangan perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan diantara mereka. Fabozzi (1999:36) mengemukakan bahwa dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dalam hal ini investor, manajer, kreditor, pemerintah dan masyarakat umum. Mereka akan menilai perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuai dengan tujuannya.

2.1.1.2 Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan. Menurut Husnan (1994) pengukuran kinerja keuangan perusahaan bertujuan untuk:

1. Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting mengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.


(23)

2. Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha. (Fabozzi, 1999)

Kinerja keuangan perusahaan menurut Brigham dan Houston (2001, h. 78) diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengetahui keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara simultan, mengoreksi kelemahan perusahaan. Dengan hal ini diharapkan menunjukkan hubungan suatu laporan keuangan baik berupa neraca dan/atau laporan laba rugi. Lebih lanjut rasio keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi pada penelitian ini adalah rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.

1. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) mengukur seberapa banyak laba bersih setelah pajak dan bunga yang dapat dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah biasa disebabkan karena penjualan turun


(24)

lebih besar dari turunnya biaya, dan sebaliknya. Setiap perusahaan berkepentingan terhadap profit margin yang tinggi.

���= ���������

��������������������� b. Return on Investment

Return on Investment ( ROI ) mengukur seberapa efektif aktiva yang ada mampu menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio ini semakin efektif penggunaan aktiva. ROI dapat ditingkatkan melalui peningkatan profit margin dan peningkatan perputaran aktiva. Adanya sinergi baik sinergi operasi maupun sinergi finansial maka adanya merger dan akuisisi akan meningkatkan ROI.

��� = ��������� �����������

c. Return on Equity

Return on Equity (ROE) mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain, rasio ini mengukur berapa keuntungan yang dihasilkan oleh modal sendiri.

���= ����������� �����������


(25)

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal dan dibandingkan dengan standar indutri. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Assets Turn Over (TATO). TATO mengukur seberapa efektif aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan operasional. Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan.

����= �������������������� ����������� 3. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR). Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang lancar. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin likuid perusahaan tersebut.

�� = ������������� ������������������ 4. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.


(26)

a. Debt Ratio

Debt Ratio (DR) merupakan rasio dari kondisi keuangan yang digunakan untuk menunjukkan besarnya hutang perusahaan dibanding dengan aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang semakin besar.

��= ��������� ����������� b. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio (DER) mengukur kemampuan pemilik perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki, untuk membayar hutang kepada kreditur.

��� =���������������� �����������

Analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara pembandingan (Riyanto, 2001), yaitu:

1. Membandingkan rasio sekarang (Present Ratio) dengan rasio-rasio dari waktu–waktu yang lalu (Historical Ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.

2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (Company Ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang


(27)

sejenis atau industri (Rasio industri/ Rasio Rata-Rata/ Rasio Standard) untuk waktu yang sama.

Kesimpulannya pengukuran kinerja keuangan melalui rasio-rasio keuangan digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran kinerja keuangan juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada investor, pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik.

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan menurut Kuncoro (2006:8), antara lain:

1) Risiko

Keuntungan atau return yang didapat oleh investor tidak terlepas dari risiko yang melekat pada setiap perusahaan. Risiko adalah kemungkinan realized return suatu investasi akan berbeda dengan expected return investasi tersebut.

2) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (firm size) adalah salah satu kriteria yang dipertimbangkan oleh investor dalam strategi berinvestasi.


(28)

Ukuran perusahaan digunakan sebagai alat untuk mengukur besar kecilnya perusahaan. Indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran perusahaan adalah total penjualan, total aktiva, jumlah karyawan, value added, kapitalisasi nilai pasar dan berbagai parameter lainnya. Menurut Johnson (1995), perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar kepada individu ataupun pihak-pihak tertentu yang dapat membantu peningkatan kinerja keuangan perusahaan dan memiliki metode pendanaan yang lebih bervariasi. Selain itu, perusahaan besar juga ditangani dan diatur secara berbeda dari perusahaan kecil.

3) Keputusan Manajemen

Kinerja keuangan perusahaan tidak akan terlepas dari keputusan-keputusan yang diambil manajemen. Misalnya, keputusan dalam penjualan, pemasaran, memutuskan untuk melakukan penggabungan usaha, atau keputusan dalam penentuan strategi. Jika manajemen mengambil keputusan yang salah, akan sangat berdampak pada hal-hal yang akan dikerjakan dan pasti akan sangat berpengaruh pada kinerja keuangannya. 4) Kualitas Sumber Daya Manusia

Para pekerja yang dipekerjakan di suatu perusahaan memiliki partisipasi penting dalam kinerja keuangan. Sumber daya


(29)

manusia yang baik akan terus berfokus pada tujuan perusahaan, yaitu profit. Sehingga mereka akan bekerja seoptimal mungkin dan secara efektif dan efisien.

2.1.2 Merger dan Akuisisi

Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan. Dalam istilah umum, penggabungan usaha (business combinations) adalah penyatuan entitas-entitas bisnis yang sebelumnya terpisah. Meskipun tujuan utama penggabungan usaha adalah meningkatkan profitabilitas, namun banyak perusahaan dapat menjadi lebih efisien dengan mengintegrasikan operasi secara horizontal atau vertikal atau dengan mendiversifikasikan risiko usaha melalui operasi konglomerasi. Integrasi horizontal (horizontal integration) adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama. Contoh Chevron dan Texaco. Integrasi vertikal (vertical integration) adalah penggabungan perusahaan dengan operasi pada tahap produksi atau distribusi atau keduanya berbeda, tetapi berurutan. Contoh: Disney mengakuisisi ABC Television. Konglomerasi (conglomeration) adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan funsi produk atau jasa, atau keduanya yang tidak saling berhubungan dan beragam.

Menurut Beams, Anthony, dan Clement (2006:2-4) alasan-alasan penggabungan usaha antara lain:


(30)

Seringkali lebih mudah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini berlaku terutama pada periode inflasi.

2. Risiko yang lebih rendah

Membeli lini produk dan pasar yang telah ada biasanya kurang berisiko ketimbang mengembangkan produk dan pasar baru. Risiko akan rendah apabila tujuannya adalah diversifikasi.

3. Memperkecil keterlambatan operasi

Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha diharapkan segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah lainnya.

4. Menghindari pengambilalihan ( avoidance of takeovers )

Banyak perusahaan bergabung untuk menghindari pengambilalihan diantara perusahaan itu. Perusahaan yang lebih kecil cenderung rentan untuk diambilalih, karena itu, banyak di antaranya memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik terhadap usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain.

5. Akuisisi aktiva tak berwujud

Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Jadi, akuisisi atas hak paten, hak penambangan mineral, riset database pelanggan atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha.

6. Alasan-alasan lain

Selain untuk perluasan, perusahaan dapat memilih penggabungan usaha untuk memperoleh keuntungan pajak ( misalnya, tax-loss carryforward ), atas pendapatan pribadi dan keuntungan pajak real estate, serta untuk alasan-alasan pribadi. Banyak latar belakang ataupun alasan suatu perusahaan untuk akhirnya memutuskan melakukan penggabungan usaha, salah satunya seperti pendapat sebagaimana di atas. Pada intinya manajemen perusahaan mengharapkan dengan keputusan penggabungan usaha tersebut, perusahaan memiliki tambahan aktiva untuk dimanfaatkan, dengan kata lain semakin banyak sumber daya yang dimiliki, biaya-biaya yang diharapkan lebih dapat diefisienkan, dan operasi yang lebih efektif dengan


(31)

adanya manajemen yang mungkin lebih baik dari perusahaan sebelum bergabung.

Merger merupakan salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Dalam strategi bisnis merger didefinisikan oleh Hitt (2001, 295) sebagai sebuah strategi di mana dua perusahaan setuju untuk menyatukan kegiatan operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karena mereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama-sama dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat. Sedangkan sebuah akuisisi menurut Hitt (2001, 295) adalah strategi yang melaluinya suatu perusahaan membeli hak untuk mengontrol atau 100 persen kepemilikan terhadap perusahaan lain dengan tujuan untuk menggunakan kompetensi inti perusahaan itu secara efektif, dengan cara menjadikan perusahaan yang diakuisisi itu sebagai bagian dari bisnis dalam portofolio perusahaan yang mengakuisisi. Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia secara umum diatur dalam Undang-undang No.1/1995 mengenai Perseroan Terbatas, untuk perusahaan terbuka, merger diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.G. 1 mengenai Penggabungan dan Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar. Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.27 tahun 1998 tentang penggabungan, peleburan dan pengambilalihan


(32)

Perseroan Terbatas mendefinisikan akusisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. PSAK No.22 mendefinisikan akuisisi sebagai suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut. Biasanya perusahaan pengakuisisi memliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan terakuisisi.

Akuisisi berbeda dengan merger karena akuisisi tidak menyebabkan pihak lain bubar sebagai entitas hukum. Misalnya, Perusahaan A membeli aktiva Perusahaan B langsung dari Perusahaan B secara tunai, dengan aktiva lainnya, atau dengan sekuritas Perusahaan A (saham, obligasi, atau wesel). Penggabungan usaha ini disebut akuisisi, bukan merger kecuali Perusahaan B dibubarkan. Alternatif lain, Perusahaan A dapat membeli saham Perusahaan B secara langsung dari para pemegang saham Perusahaan B dengan tunai, dengan aktiva lain, atau dengan sekuritas Perusahaan A. Akuisisi ini memungkinkan Perusahaan A mengendalikan operasi atas aktiva-aktiva Perusahaan B. Akuisisi ini tidak akan memberikan Perusahaan A kepemilikan hukum atas aktiva-aktiva kecuali Perusahaan A memperoleh semua saham Perusahaan dan memilih untuk membubarkan Perusahaan B.


(33)

Menurut Mudrajad (2006:168) , ada beberapa alasan perusahaan melakukan merger, antara lain :

1. Economies of Scale

Dengan melakukan merger dan akuisisi, perusahaan dapat mencapai skala operasi yang ekonomis. Yang dimaksud dengan skala yang ekonomis adalah skala operasi dengan biaya rata-rata terendah. Skala ekonomis dapat dicapai dengan cara horizontal, vertical dan conglomerate. Dengan alasan ini skala operasi perusahaan memang menjadi semakin ekonomis, namun skala distribusi untuk penjualan dapat meningkat karena pelanggan dua perusahaan digabungkan.

2. Memperbaiki Manajemen

Beberapa perusahaan dikelola dengan cara yang kurang efisien, akibatnya profitabilitasnya menjadi rendah. Kurangnya motivasi untuk mencapai profit yang tinggi, kurangnya keberanian untuk mengambil risiko sering mengakibatkan perusahaan kalah dalam persaingan yang semakin sengit. Dengan melakukan merger maka perusahaan dapat mempertahankan karyawannya hanya pada tingkat yang memang benar-benar diperlukan. Tidak jarang perusahaan yang dimerger memiliki manajemen yang lebih baik, sehingga perusahaan yang memerger memiliki aset tidak berwujud secara tidak langsung.


(34)

Sering perusahaan mempunyai potensi memperoleh penghematan pajak, tetapi karena perusahaan tidak pernah dapat memperoleh laba maka tidak dapat memanfaatkannya. Untuk itu lebih baik menggabungkan perusahaan lain yang memperoleh laba dengan maksud agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang profitabel dapat lebih kecil. Perusahaan yang sebelumnya biaya pajaknya adalah sebesar biaya pajak kedua perusahaan, namun setelah merger otomatis biaya pajak hanya dikenakan pada satu perusahaan saja.

4. Meningkatkan Corporate Growth Rate

Dengan merger dan akuisisi, dimungkinkan penguasaan jaringan pemasaran yang lebih luas, manajemen yang lebih baik dan efisiensi yang lebih tinggi. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhannya secara signifikan.

Sedangkan alasan yang mendukung digunakannya strategi akuisisi secara aktif diungkapkan oleh Hitt (2001, 296-305) adalah :

1. Meningkatkan kekuatan pasar. Dilakukannya akuisisi adalah untuk mencapai kekuatan pasar yang lebih besar. Walau terkadang tidak semua seperti itu.

2. Mengatasi hambatan untuk memasuki pasar. Untuk memasuki pasar baru seringkali mengalami kesulitan maka untuk itu akuisisi sering digunakan untuk mengatasinya.


(35)

3. Biaya pengembangan produk baru. Akuisisi merupakan cara lain yang digunakan perusahaan untuk memasuki akses ke produk baru dan produk saat ini yang baru dan diinginkan perusahaan. Penelitian dan pengembangan produk pun dipastikan lebih cepat dari sebelum akuisisi. 4. Meningkatkan kecepatan memasuki pasar. Dibandingkan dengan

pengembangan produk internal, akuisisi lebih cepat meningkatkan kecepatan memasuki pasar.

5. Risiko lebih rendah dibandingkan dengan pengembangan produk baru. terdapat pendapat proses pengembangan produk internal lebih berisiko, dan para manajer melihat akuisisi sebagai salah satu cara untuk menurunkan tingkat risiko karena mudah di prediksi. Risiko yang seharusnya hanya ditanggung oleh satu perusahaan, kini dapat ditanggung pula oleh anak perusahaan yang diakuisisi, sehingga risiko berkurang. 6. Meningkatkan diversifikasi. Perusahaan biasanya lebih mudah

mengenalkan produk baru dalam pasar yang baru-baru ini dilayani oleh perusahaan, dan sebaliknya semakin sulit bagi perusahaan untuk mengembangkan produk untuk pasar yang kurang dikuasainya.

7. Membentuk kembali jangkauan kompetitif perusahaan. Untuk mengurangi dampak negatif dari tingginya tingkat persaingan terhadap kinerja keuangan, maka perusahaan dapat menggunakan akuisisi sebagai salah satu cara untuk membatasi ketergantungannya pada produk pasar yang sedikit atau tunggal.


(36)

Menurut Fuady (2002:11) pada prinsipnya terdapat beberapa pembiayaan untuk merger dan akuisisi dilihat dari sumber pendanaannya, yaitu :

1. Private Placement

Dalam hal ini sumbernya dapat dari investor kelembagaan atau bukan. Investor kelembagaan dalam hal ini misalnya perusahaan asuransi, dana pensiun, modal ventura, dan sebagainya.

2. Public Market

Ini dilakukan lewat pasar modal melalui proses go public.

3. Penerbitan Surat Berharga

Penerbitan surat berharga seperti bonds, notes, convertible bonds, atau sarana debt financing lainnya, juga dapat menjadi sumber finansial bagi merger dan akuisisi.

2.1.2.3 Tipe Merger dan Akuisisi

Tipe merger menurut Fuady (2002:86-89) dari segi jenis usaha adalah tipe merger horizontal (horizontal merger), merger vertikal (vertical merger), merger kon-generik dan merger konglomerat (conglomerate merger).


(37)

Merger horizontal merupakan merger di antara dua atau lebih perusahaan di mana semua perusahaan tersebut bergerak pada bidang bisnis yang sama. Contoh : Gulf Oil dan Chevron Corporation, sama-sama bergerak di bidang pertambangan minyak. 2. Merger vertikal (vertical merger)

Suatu gabungan di antara dua perusahaan atau lebih dengan mana yang satu bertindak sebagai supplier bagi yang lainnya. Jadi hubungan bisnisnya merupakan hubungan producer-supplier. 3. Merger Kon-generik

Perusahaan-perusahaan yang bergabung saling berhubungan satu sama lain, yang mempunyai kesamaan sifat produksinya, tetapi belum dapat dikatakan sebagai produsen terhadap produk yang sama seperti horizontal.

4. Merger konglomerat (conglomerate merger)

Gabungan antara dua perusahaan atau lebih yang sama sekali tidak punya keterkaitan bidang usaha satu sama lain.

Sedangkan dari segi analisis keuangan, merger ada dua jenis, yaitu :

1. Merger permodalan murni yaitu merger dimana perusahaan-perusahaan yang melakukan merger tetap beroperasi sebagai unit-unit yang terpisah sehingga tidak ada penghematan operasional. Jenis ini agak menyimpang dari segi tujuan merger yaitu pengefisienan biaya maupun operasi.


(38)

2. Merger Operasional yaitu merger di mana diharapkan akan ada sinergi dari perusahaan-perusahaan yang melakukan merger lewat integrasi dari operasional perusahaan-perusahaan tersebut.

Tipe Akuisisi dilihat dari segi objeknya: 1. Akuisisi saham

Dalam hal ini yang dibeli atau diakuisisi adalah sahamnya perusahaan target. Baik dibayar dengan uang tunai, maupun dibayar dengan sahamnya perusahaan pengakuisisi atau perusahaan lainnya. Saham yang dibeli haruslah paling sedikit 51%. Apabila kurang dari itu, perusahaan target belum bisa dikontrol ataupun dikendalikan dan tujuan akuisisi belum dapat dicapai.

2. Akuisisi aset

Jika akuisisi aset, maka yang diakuisisi adalah aset perusahaan target dengan atau tanpa ikut mengasumsi mengambil alih seluruh kewajiban perusahaan target terhadap pihak ketiga. Dengan kata lain berarti kewajiban masih tanggung jawab perusahaan yang diakuisisi, karena merupakan perjanjian mereka dengan pihak lain.

3. Akuisisi Kombinasi

Dalam hal ini dilakukan kombinasi antara akuisisi saham dan akuisisi aset. Misalnya 50% dari aset dan 50% dari saham


(39)

saja yang diakuisisi. Sedangkan kewajiban masih diakui oleh perusahaan anak yang diakuisisi.

4. Akuisisi Bertahap

Pada akuisisi ini, proses akuisisi tidak dilakukan sekaligus, misalnya pertama-tama perusahaan pengakuisisi akan membeli bonds yang dijual perusahaan target, belum memiliki hak kepemilikan. Namun setelah itu, jika perusahaan target memiliki kinerja yang baik, bonds tersebut akan ditukar dengan equity. Sedangkan untuk akuisisi perusahaan menurut Hitt (2001) ada beberapa macam bentuk kemiripan dengan bentuk merger, adalah akuisisi horizontal, vertikal, dan akuisisi berkaitan untuk meningkatkan pasar.

1. Akuisisi horizontal

Akuisisi horizontal adalah mengakuisisi sebuah perusahaan yang bersaing dalam industri yang sama. Akuisisi ini bertujuan meningkatkan kekuatan pasar perusahaan dengan mendayagunakan sinergi yang berbasis biaya dan pendapatan.

2. Akuisisi vertikal

Akuisisi vertikal adalah perusahaan yang mengakuisisi pemasok atau penyalur, satu atau lebih, barang-barang atau jasanya.


(40)

Akuisisi berkaitan adalah akuisisi sebuah perusahaan dalam industri yang tingkat keterkaitannya tinggi.

2.1.2.4 Tipe Pelaksanaan Merger dan Akuisisi

Selain tipe umum mengenai merger dan akuisisi, menurut Simanjuntak (2006 : 9) pelaksanaan merger sendiri dapat dibagi menjadi 2 (dua) cara, yaitu merger yang dilakukan secara sukarela atau ramah (friendly merger) dan merger yang dilakukan secara paksa (unfriendly merger).

1. Friendly merger

Merupakan merger yang dilakukan melalui Direksi masing-masing perseroan yang akan melakukan merger dimana perseroan yang akan mengakuisisi (acquiring company) perseroan sasaran (target company) terlebih dahulu menghubungi Direksi perseroan sasaran sebelum suatu merger plan disampaikan perseroan yang melakukan akuisisi kepada pemegang saham perseroan sasaran (target company).

2. Unfriendly merger

Kebalikan dari friendly merger, suatu unfriendly merger (atau biasa disebut hostile merger) merupakan merger yang dilakukan oleh perseroan yang akan mengakuisisi (acquiring company) dengan membeli saham perseroan target (target company) secara langsung kepada pemegang saham perseroan target (target company) tanpa terlebih dahulu menghubungi Direksi perseroan sasaran. Hostilemerger ini biasanya dilakukan dengan tender offer dimana perseroan yang


(41)

akan mengakuisisi membujuk pemegang saham perseroan sasaran (target company) dengan suatu harga saham yang berada diatas harga pasar saham tersebut.

2.1.2.5 Langkah-langkah dalam Merger dan Akuisisi

Merger dan akuisisi yang sukses menuntut pemilihan yang cermat, perencanaan yang rapi, dan pendanaan yang tepat, tetapi tindakan ini saja belum cukup, keberhasilan juga memerlukan kerjasama karena menggabungkan dua perusahaan sangatlah rumit dan memerlukan serta melibatkan banyak pihak/orang. Alangkah lebih baik, jika ditentukan manfaat ekonomi dan biaya sebelum melakukan Merger dan Akuisisi. Misalkan kita sebagai pimpinan perusahaan A yang sedang mempelajari kemungkinan membeli perusahaan B. pertimbangan pertama tentulah, apakah ada manfaat ekonomi dari merger tersebut. Ada manfaat ekonomi, apabila dua perusahaan secara bersama mempunyai nilai lebih tinggi daripada nilai masing-masing perusahaan tersebut. Sebagai misal, apabila kita berpendapat bahwa kombinasi perusahaan tersebut bernilai PVab dan masing2 perusahaan bernilai PVa dan PVb maka:

MANFAAT= PVab- (PVa+PVb)

Apabila manfaat ini positif, berarti ada pembenaran ekonomi utk melakukan merger. Tetapi disamping itu, kita harus memikirkan juga biaya utk membeli perusahaan tersebut. Dapat digunakan dengan rumus:

BIAYA= KAS – PVb NPV= MANFAAT-BIAYA


(42)

= PVab- (PVa +PVb) – (KAS-PVb) adalah positif. (Husnan, 1994 : 157-158)

Langkah-langkah untuk melakukan merger dan akuisisi Menurut Caves (1989), dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Pre-merger

Pre-merger dalam hal ini merupakan keadaan sebelum merger dimana dalam tahap ini, tugas dari seluruh jajaran direksi maupun manajemen kedua atau lebih perusahaan untuk mengumpulkan informasi yang kompeten dan signifikan untuk kepentingan proses merger perusahaan-perusahaan tersebut.

2. Merger stage

Pada saat perusahaan-perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan merger, hal yang harus dilakukan oleh mereka untuk pertama kalinya dalam tahapan ini adalah menyesuaikan diri dan saling mengintergrasikan diri dengan partner mereka agar dapat berjalan sesuai dengan partner mereka.

3. Post-merger

Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan :

a. Yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan restrukturisasi, dimana dalam merger, sering terjadinya dualism kepemimpinan yang akan membawa pengaruh buruk dalam organisasi.

b. Yang akan diambil adalah dengan membangun suatu kultur baru dimana kultur atau budaya baru perusahaan atau dapat juga merupakan budaya yang sama sekali baru bagi perusahaan.


(43)

c. Yang diambil adalah dengan cara melancarkan transisi, dimana yang harus dilakukan dalam hal ini adalah dengan membangun suatu kerjasama, dalam berupa tim gabungan ataupun kerjasama mutual.

2.1.2.6 Kelebihan dan Kelemahan Merger dan Akuisisi

Secara spesifik, kelebihan dan kelemahan merger dan akusisisi (Fuady, 2006 : 54-56) antara lain adalah:

a. Kelebihan Merger dan Akuisisi

1. Pertimbangan pasar

Dalam hal ini berarti selain pangsa pasar yang meluas, dapat juga dihasilkan mata rantai produksi yang lengkap dan memperluas area distribusi produk. Yang mungkin tidak didapatkan sebelum merger dan akuisisi.

2. Penghematan distribusi

Setelah merger dan akuisisi dapat menggunakan sistem distribusi tunggal atau market yang serupa sehingga dapat menghemat biaya daripada mereka harus mendistribusikannya satu per satu.


(44)

Mengadakan penganekaragaman jenis usaha sehingga dapat meminimalisir risiko terhadapa pasar tertentu atau berpartisipasi pada bidang-bidang yang baru tumbuh.

4. Keuntungan manufaktur

Dengan merger dan akuisisi, segi-segi kelemahan dapat diperkuat, overcapacity dapat dihilangkan dan overhead dapat dikurangi serta masalah-masalah yang sifatnya sementara dapat dipecahkan.

5. Riset dan pengembangan

Biaya-biaya riset dan pengembangan dapat dikurangi misalnya hanya dengan menggunakan satu laboratorium secara bersama-sama.

6. Pertimbangan finansial

Untuk meningkatkan earning per share dan memperbaiki image perusahaan di pasar.

7. Pemanfaatan excess capital

Excess capital masing-masing perusahaan dapat dimanfaatkan.


(45)

8. Pertimbangan sumber daya manusia

Jika perusahaan pengakuisisi memiliki SDM yang kurang baik, setelah merger dan akuisisi perusahaan dapat memanfaatkan SDM perusahaan target yang lebih potensial.

9. Kecanggihan dan otomatisasi

Perkembangan teknologi yang semakin canggih membutuhkan biaya yang sangat mahal, padahal sangat dibutuhkan. Perusahaan kecil tidak akan mampu membeli jika hanya sendiri, untuk itu diperlukan merger atau akuisisi untuk memperbesar perusahaan dan mampu membeli teknologi yang canggih.

b. Kelemahan-kelemahan merger dan akuisisi

1. Accounts receivable

Harus benar-benar dilihat secara teliti apakah kredit-kredit atau tagihan dalam keadaan kolektibilitas atau tidak.


(46)

Apakah dokumentasi kepemilikannya kuat secara hukum, apakah memiliki kekuasaan untuk mengendalikan inventories tersebut, atau misalnya berapa harga sebenarnya atau nilai wajar dari inventories tersebut.

3. Property, plant, dan equipment

Mengidentifikasi nilai wajar dari Property, plant, dan equipment perusahaan target. Ada kemungkinan nilainya terlalu ditinggikan pada laporan keuangan.

4. Liabilities

Kemungkinan ada liabilities yang tidak terdeteksi oleh perusahaan pengakuisisi. Misalnya kewajiban-kewajiban yang tidak tercatat atau kewajiban-kewajiban-kewajiban-kewajiban kontinjensi.

2.1.2.7 Dampak Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan

Beberapa bahasan di atas telah menunjukkan bahwa secara teori, seharusnya setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan digabung bersama dan kinerja keuangan perusahaaan pascamerger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger


(47)

dan akuisisi. Sebenarnya tujuan menggabungkan usaha melalui merger dan akuisisi, perusahaan mengharapkan dapat memperoleh sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Jadi, nilai perusahaan setelah merger dan akuisisi seharusnya lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Dasar logis dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba sebagai tolok ukur kinerja keuangan perusahaan juga akan semakin meningkat. (Manurung, 2011: 9-10)

Namun demikian, pada beberapa kasus, merger dan akuisisi dapat tidak berpengaruh sama sekali pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi bahkan ada yang menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Ada beberapa merger maupun akuisisi dengan kinerja yang memprihatinkan. Glassman (dalam Hitt, Harrison, dan Ireland, 2002) memberikan contoh kegagalan merger Quaker Oats dengan Snapple Beverage Co. Quaker Oats membeli Snapple Beverage Co. seharga USD 1,7 milyar pada tahun 1994. Tetapi pada tahun 1997, Quaker menjual bisnis Snapple hanya dengan USD 300 juta, rugi USD 1,4 milyar.


(48)

Kemudian pembelian McDonnell Douglas Corp. oleh Being Co. pada tahun 1997. Dalam tiga tahun sebelum akuisisi, saham McDonnell Douglas bernilai empat kali lipat, tetapi dalam beberapa bulan setelah akuisisi McDonnell Douglas, nilai saham Boeing turun hingga 15%.

2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan di Indonesia di antaranya adalah Payamta dan Setiawan (2004) yang meneliti kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dari rasio-rasio keuangan dan return saham di sekitar peristiwa terjadi. Hasil penelitiannya menunjukkan hanya Total Assets turn Over, Fixed Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami penurunan signifikan setelah merger dan akuisisi sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan signifikan.

Hasil negatif juga dikemukakan Prabowo (2012) melakukan penelitian mengenai kinerja perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur pengakuisisi yang melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di BEI tahun 2005-2008. Dalam penelitian ini, peneliti menguji rasio Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Return On Asset, dan Return On Equity. Dengan menggunakan alat analisis uji


(49)

beda, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan pengakuisisi tidak mengalami peningkatan secara signifikan pada periode sebelum dan sesudah merger. Hanya pada Current Ratio dan Debt to equity Ratio yang terdapat perbedaan setelah merger dan akuisisi.

Sementara itu, untuk wilayah Eropa, penelitian Martynova, Oosting, dan Renneboog (2006) berjudul The Long-term Operating Performance of European Mergers and Acquisitions, dengan alat uji EBITDA menemukan bahwa pasca-merger profitabilitas perusahaan gabungan tidak berbeda secara signifikan dari kinerja agregat tender dan perusahaan target sebelum merger. Hal ini menunjukkan bahwa pengambilalihan perusahaan yang tidak dapat menimbulkan tambahan signifikan dalam kinerja operasi seperti yang sering diklaim oleh perusahaan gabungan, tetapi juga bahwa merger dan akuisisi tidak menghasilkan kinerja yang buruk seperti sering diklaim di awal penelitian akademis.

Hasil positif ditunjukkan Widyaputra (2006), hasil penelitiannya adalah 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi terdapat perbedaan signifikan pada rasio Earning Per Share, Net Profit Margin, Return On Equity, dan Return On Assets. Juga didukung dengan penelitian Shinta (2008) dengan hasil penelitian membuktikan bahwa pada Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Operating Profit Margin, ITO ,GPM, Net Profit Margin, Return On Equity dan Total Assets Turn Over dapat diketahui lebih besar sebelum melakukan merger dan akuisisi.


(50)

Ringkasan beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan secara ringkas ditunjukkan tabel berikut ini :

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Variabel

yang Diteliti Hasil Penelitian

1. Payamta dan Setiawan (2004) Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia Variabel dependen: Kinerja Perusahaan Variabel independen: Merger dan Akuisisi

Hanya Total Assets turn Over, Fixed Assets Turn Over,

Return On Investment, Return

On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Total Asset to Debt Ratio, Net Worth to Debt

Ratio yang

mengalami

penurunan signifikan setelah merger dan akuisisi. Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan signifikan. 2. Martynova, Oosting, dan Renneboog (2006) The Long-term Operating Performance of European Mergers and Acquisitions, Variabel dependen: Kinerja operasi jangka panjang Variabel independen: Merger dan Akuisisi menemukan bahwa pasca-merger profitabilitas perusahaan gabungan tidak berbeda secara signifikan dari kinerja agregat tender dan perusahaan target

sebelum merger. Hal ini menunjukkan bahwa

pengambilalihan perusahaan yang


(51)

menimbulkan

tambahan signifikan dalam kinerja operasi seperti yang sering diklaim oleh perusahaan

gabungan, tetapi juga bahwa merger dan akuisisi tidak menghasilkan

kinerja yang buruk seperti sering diklaim di awal penelitian akademis. 3. Widyaputra (2006) Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (di BEJ 1998-2004) Variabel dependen: Kinerja perusahaan dan abnormal return saham Variabel independen:

Merger dan akuisisi

Penelitian 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi terdapat perbedaan signifikan pada rasio Earning Per Share, Net Profit Margin, Return On Equity, dan Return On Assets. 4. Shinta (2008) Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (studi pada perusahaan manufaktur di BEJ) Variabel dependen: Kinerja keuangan Variabel independen: Merger dan akuisisi membuktikan bahwa pada Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Operating Profit Margin, ITO ,GPM, Net Profit Margin, Return On Equity dan Total Assets Turn Over dapat diketahui lebih besar sebelum melakukan merger dan


(52)

5. Prabowo (2012) Analisa Pengaruh Keputusan Merger dan Akuisisi terhadap Perubahan Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Variabel dependen: Perubahan kinerja perusahaan Variabel independen: Merger dan akuisisi Menunjukkan bahwa kinerja perusahaan pengakuisisi tidak mengalami peningkatan secara signifikan pada periode sebelum dan sesudah merger. Hanya pada Current Ratio dan Debt to equity Ratio yang terdapat perbedaan setelah merger dan akuisisi.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan toeritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini

Dari kerangka konseptual di atas, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah merger dan akuisisi ; sedangkan variabel dependennya adalah kinerja keuangan.

Gambar Uji pengaruh Merger dan Akuisisi Kinerja Keuangan


(53)

Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih termasuk aktiva, kewajiban dan ekuitasnya di mana salah satu perusahaan yang bergabung dibubarkan. Akuisisi merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih di mana salah satu perusahaan yang menjadi induk perusahaan memiliki hak kepemilikan mayoritas. Merger dan akuisisi diukur dengan indikator yaitu laporan tahunannya sehingga diketahui ada atau tidaknya keputusan melakukan merger dan akuisisi.

Kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang dicapai sebuah perusahaan dalam menghasilkan profit. Baik merger dan akuisisi serta kinerja keuangan tidak terlepas dari pengaruh manajemen. Jika manajemen memutuskan untuk melakukan merger dan akuisisi, maka diharapkan adanya peningkatan dalam kinerja keuangan perusahaan. Untuk itu, dalam penelitian ini akan diteliti apakah keputusan manajemen untuk melakukan merger dan akuisisi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangannya. Indikator untuk mengukurnya dapat dilihat dari perbandingan kinerja keuangan sebelum dan setelah melakukan merger dan akuisisi.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan penelaahan literatur mengenai perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang ditunjukkan dengan rasio keuangan perusahaan pengakuisisi maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:


(54)

HA : Merger dan akuisisi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yaitu penelitian yang menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, disamping mengukur kekuatan hubungannya (Sangadji, 2010: 22). Penelitian ini akan melihat pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Data perusahaan pertambangan yang melakukan merger dan akuisisi dikumpulkan dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2005-2011 yang kemudian diolah dan juga melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia

yait

dimulai dari bulan September 2012-Desember 2012.

Penelitian ini akan meneliti perusahaan pertambangan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2006-2010. Hal ini karena yang akan dianalisis perubahan rasio keuangan perusahaan pada 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah merger dan akuisisi.


(56)

Suatu pembatasan penelitian perlu dilakukan agar selama penelitian dapat fokus pada tujuan penelitian yang sudah ditetapkan.

Peneliti dalam hal ini membatasi penelitian sebagai berikut: 1. Periode penelitian adalah periode tahun 2006-2010.

2. Kinerja keuangan perusahaan yang dianalisis yaitu melalui rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Debt Ratio (DR), Total Asset Turn Over (TATO), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM).

3. Periodesasi data penelitian mencakup data tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010. Juga mengambil data laporan keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah merger dan akuisisi.

4. Data rasio keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi diambil dari perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4 Definisi Operasional

Menurut Erlina (2008: 58) “mendefenisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.”

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan didefenisikan sebagai prestasi kerja yang dicapai sebuah perusahaan dalam menghasilkan profit. Kinerja keuangan diukur dengan


(57)

1. Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) mengukur seberapa banyak laba bersih setelah pajak dan bunga yang dapat dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah biasa disebabkan karena penjualan turun lebih besar dari turunnya ongkos, dan sebaliknya. Setiap perusahaan berkepentingan terhadap profit margin yang tinggi.

���= ���������

���������������������

b. Return on Invesment

Return on Invesment ( ROI ) mengukur seberapa efektif aktiva yang ada mampu menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio ini semakin efektif penggunaan aktiva. ROI dapat ditingkatkan melalui peningkatan profit margin dan peningkatan perputaran aktiva. Adanya sinergi baik sinergi operasi maupun sinergi finansial maka adanya merger dan akuisisi akan meningkatkan ROI.

��� = ��������� �����������


(58)

Return on Equity (ROE) mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain, rasio ini mengukur berapa keuntungan yang dihasilkan oleh modal sendiri.

���= ����������� ����������� 2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Assets Turn Over (TATO). TATO mengukur seberapa efektif aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan operasional. Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan.

����= �������������������� ����������� 3. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR). Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang lancar. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin likuid perusahaan tersebut.

�� = ������������� ������������������ 4. Rasio Solvabilitas

a. Debt Ratio

Debt Ratio (DR) merupakan rasio dari kondisi keuangan yang digunakan untuk menunjukkan besarnya hutang


(59)

perusahaan dibanding dengan aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang semakin besar.

��= ��������� ����������� b. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio (DER) mengukur kemampuan pemilik perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki, untuk membayar hutang kepada kreditur.

��� =���������������� �����������

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan untuk variabel dependen yaitu kinerja keuangan adalah rasio.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah merger dan akuisisi yang didefinisikan sebagai berikut : Merger didefinisikan penggabungan dua perusahaan atau lebih termasuk aktiva, kewajiban dan ekuitasnya di mana salah satu perusahaan yang bergabung dibubarkan. Akuisisi didefinisikan penggabungan dua perusahaan atau lebih di mana salah satu perusahaan yang menjadi induk perusahaan memiliki hak kepemilikan mayoritas sehingga dapat mengontrol dan mengendalikan serta untuk menggunakan kompetensi inti perusahaan itu secara efektif. Merger dan akuisisi tersebut diukur dengan indikator yaitu laporan tahunannya sehingga diketahui waktu melakukan merger dan akuisisi.


(60)

Skala pengukurannya adalah nominal. Angka 1 untuk perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, serta angka 0 untuk yang tidak.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No. Variabel Defenisi Formula Skala

1. Variabel Dependen: Kinerja Keuangan Dengan indikator: a. Current Ratio

b. Debt to Equity Ratio

c. Debt Ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang lancar. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin likuid perusahaan. menunjukkan kemampuan pemilik perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki, untuk membayar hutang kepada kreditor. menunjukkan besarnya hutang perusahaan dibanding dengan aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini �� = ������������� ������������������ ��� =���������������� ����������� ��= ��������� ����������� Rasio Rasio Rasio


(61)

d. Total Asset Turn Over

e. Return On

Investment

f. Return On Equity

g. Net Profit Margin mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang semakin besar. menunjukkan seberapa efektif aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan operasional. menunjukkan seberapa efektif aktiva yang ada mampu menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio ini semakin efektif penggunaan aktiva. menunjukkan seberapa besar keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. menunjukkan seberapa banyak laba bersih setelah pajak dan bunga yang dapat dihasilkan penjualan / pendapatan. ����=�������������������� ����������� ��� = ��������� ����������� ���= ����������� ����������� ���= ��������� ��������������������� Rasio Rasio Rasio Rasio


(62)

2. Variabel Independen : Merger dan Akuisisi Keputusan untuk Merger yaitu penggabungan dua perusahaan atau lebih di mana salah satu perusahaan yang bergabung dibubarkan. Atau akuisisi didefinisikan penggabungan dua perusahaan atau lebih di mana salah satu perusahaan

yang menjadi induk

perusahaan.

Angka satu (1) untuk yang melakukan merger dan akuisisi dan angka nol (0) untuk yang tidak.

Nominal

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008: 75) “Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah 27 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu tidak setiap elemen populasi mempunyai kemungkinan atau peluang untuk terpilih sebagai sampel penelitian. Metode non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu sampel yang diambil


(63)

menjadi anggota sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (judgement sampling).

Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010.

2. Perusahaan pertambangan yang melakukan merger dan akuisisi pada periode tahun 2006-2010.

3. Terdapat data laporan keuangan perusahaan untuk 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah merger dan akuisisi.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut dapat diperoleh sampel sebanyak 14 perusahaan. Diantaranya 2 perusahaan melakukan aktivitas merger dan 12 perusahaan melakukan aktivitas akuisisi. Perusahaan-perusahaan yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Daftar Populasi Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3

1 PT Adaro Energy Tbk. ADRO √ X X -

2 PT Atpk Resources Tbk. ATPK √ √ √ 1

3 PT Bayan Resources Tbk. BYAN √ √ √ 2

4 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS √ √ √ 3

5 PT Bumi Resources Tbk. BUMI √ √ √ 4

6 PT Darma Henwa Tbk. DEWA √ √ √ 5

7 PT Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG √ √ √ 6 8 PT Perdana Karya Perkasa Tbk. PKPK √ √ √ 7

9 PT Petrosea Tbk. PTRO √ X X -


(64)

11 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA √ X X -

12 PT Elnusa Tbk. ELSA √ X X -

13 PT Energi Mega Persada Tbk. ENRG √ √ √ 8

14 PT Medco Energy Internasional Tbk. MEDC √ √ √ 9 15 PT Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS √ X X - 16 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM √ √ √ 10 17 PT Central Omega Resources Tbk. DKFT √ √ √ 11 18 PT Cita Mineral Investindo Tbk. CITA √ √ √ 12

19 PT Timah Tbk. TINS √ X X -

20 PT Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH √ X X -

21 PT Mitra Investindo Tbk. MITI √ X X -

22 PT International Nickel Indonesia Tbk. INCO √ X X - 23 PT Central Korporindo Internasional Tbk. CNKO √ X X - 24 PT Garda Tujuh Buana Tbk. GTBO √ X X - 25 PT Ratu Prabu Energy Tbk. ARTI √ X X -

26 PT Harum Energy Tbk. HRUM √ √ √ 13

27 PT Benakat Petroleum Energy Tbk. BIPI √ √ √ 14

Tabel 3.3

Daftar Sampel Penelitian

No. Perusahaan Pengakuisisi

Perusahaan Target

Tahun

Merger/Akuisisi Keterangan

1 PT Atpk Resources Tbk. (ATPK) PT Modal Investasi Mineral

2006 Akuisisi 96,77%

2

PT Bayan Resources Tbk.

(BYAN)

PT Dermaga

Perkasapratama 2009 Akuisisi 87,40%

3

PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

(PGAS)

PT Transportasi

Gas Indonesia 2006 Akuisisi 59,87%

4 PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) Energi Mega Persada Tbk. (ENRG)

2006 Merger

5

PT Darma Henwa Tbk.

(DEWA)

PT DH Energi 2009 Akuisisi 93,47%

6 PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) PT Jorong Barutama Greston

2009 Akuisisi 99,67%

7

PT Perdana Karya Perkasa

Tbk. (PKPK)

PT Semoi Prima


(1)

Rasio Keuangan Perusahaan Setelah Merger Dan Akuisisi

NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN

MERGER/AKUISISI

SATU TAHUN SETELAH MERGER DAN AKUISISI

CR DER DR TATO ROI ROE NPM

1 PT Atpk Resources Tbk. (ATPK) 2006 7.07 0.11 0.10 0.01 -21.41 -23.75 0.07

2 PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) 2009 0.99 1.81 0.64 1.04 8.85 25.20 0.08

3 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) 2006 1.17 2.11 0.65 0.43 7.73 24.93 0.18

4 PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) 2006 1.42 1.26 0.50 0.80 27.98 70.32 0.35

5 PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) 2009 2.43 0.37 0.27 0.50 0.13 0.17 0.00

6 PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) 2009 1.83 0.51 0.34 1.53 18.73 28.31 0.12

7 PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK) 2009 1.20 1.43 0.59 0.62 1.73 4.21 0.03

8 PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) 2006 0.65 1.80 0.64 0.12 1.23 3.45 0.10

9 PT Medco Energy Internasional Tbk.

(MEDC) 2006 2.17 2.94 0.70 0.49 0.30 1.27 0.01

10 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) 2006 4.47 0.37 0.27 1.00 42.64 58.57 0.43 11 PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) 2006 12.08 60.22 0.98 0.00 -13.62 -833.55 0.01 12 PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) 2006 1.11 1.69 0.57 1.56 11.95 35.48 0.08

13 PT Harum Energy Tbk. (HRUM) 2010 2.09 0.40 0.27 1.29 23.74 35.85 0.18


(2)

LAMPIRAN V

Hasil Statistik Deskriptif Sebelum dan Setelah Merger Dan Akuisisi Descriptive Statistics

Periode

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Satu tahun

sebelum

CR

14 0.37 16.94 2.9079 4.26040

DER 14 0.01 11.60 3.1857 3.53929

DR 14 0.01 1.15 0.6500 0.27126

TATO 14 0.00 1.62 0.5614 0.49693

ROI 14 -35.20 23.99 1.8964 13.35568

ROE 14 -92.80 80.84 18.1843 40.02955

NPM 14 -3.56 0.64 -0.1200 1.00282

Valid N

(listwise) 14

Descriptive Statistics

Periode

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Satu tahun

sesudah

CR

14 0.65 12.08 2.8786 3.14155

DER 14 0.11 60.22 5.3871 15.80437

DR 14 0.10 0.98 0.4857 0.23777

TATO 14 0.00 1.56 0.6743 0.54571

ROI 14 -21.41 42.64 7.7093 16.68019

ROE 14 -833.55 70.32 -40.8886 229.54478

NPM 14 0.00 0.43 0.1329 0.12911

Valid N


(3)

LAMPIRAN VI Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 14

Normal Parametersa

Mean 0.0000000

Std. Deviation 1.15750630 Most Extreme

Differences

Absolute 0.202

Positive 0.098

Negative -0.202

Kolmogorov-Smirnov Z 0.754

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.620


(4)

LAMPIRAN VIII Hasil Paired Samples T-Test

Paired Samples Test pada Current Ratio Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 CRSEBELUM

- CRSETELAH 0.02929 3.60058 0.96229 -2.04962 2.10820 0.030 13 0.976

Paired Samples Test pada Debt to Equity Ratio Paired Differences

T Df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 DER_SEBELUM

- DER_SETELAH -2.20143 16.57215 4.42909 -11.76990 7.36704 -0.497 13 0.627

Paired Samples Test pada Debt Ratio Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

DR_SEBELUM -

DR_SETELAH


(5)

Paired Samples Test pada Total Assets Turn Over Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

TATO_SEBELUM -

TATO_SETELAH

-0.11286 0.47147 0.12601 -0.38508 0.15936 -0.896 13 0.387

Paired Samples Test pada Return On Investment Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

ROI_SEBELUM

- ROI_SETELAH -5.81286 13.35749 3.56994 -13.52524 1.89953 -1.628 13 0.127

Paired Samples Test pada Return On Equity Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

ROE_SEBELUM -

ROE_SETELAH


(6)

Paired Samples Test pada Net Profit Margin Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

NPM_SEBELUM -

NPM_SETELAH


Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Merger Dan Akuisisi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Food And Baverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 163 75

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 17

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 34 88

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 1 11