Evaluasi Usabilitas Situs Web Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian-Agribisnis Perkebunan Medan Berdasarkan ISO IEC 9126-2

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Usabilitas
Secara harfiah, usabilitas berasal dari kata usable yang artinya dapat
dipakai atau dipergunakan. Saat ini, usabilitas bukanlah sesuatu hal yang baru di
dalam dunia perpustakaan, tetapi sudah ada sejak perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi terkhususnya website. Usabilitas menjadi bagian yang
penting di dalam situs web bahkan menjadi salah satu faktor penentu sebuah web
layak untuk dipergunakan atau tidak. Jika sebuah situs web memiliki usabilitas
yang baik maka dapat dipastikan web tersebut bermanfaat dan memberikan
kepuasan bagi penggunanya. Usabilitas juga diartikan sebagai faktor kualitas dari
sebuah sistem. Hal ini sama seperti pernyataan di bawah ini yakni:
Usabilitas adalah ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika
berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs web, aplikasi
perangkat lunak, teknologi bergerak, maupun peralatan-peralatan lain yang
dioperasikan oleh pengguna (Nielsen 1994).
Dalam ISO 9241-11 seperti yang dikutip Yen (2010, 20) dinyatakan
bahwa “usability is the extent to which a product can be used by specified users to
achieve specified goals with effectiveness, efficiency, and satisfaction in a
specified context of use”. Dengan kata lain, usabilitas adalah tingkat dimana
produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuannya dengan

efektif, efisien, dan memberi kepuasan dalam ruang lingkup penggunanya.

7

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya dalam ISO/IEC 9126-1 seperti yang dikutip oleh Bevan
(2010, 5) yang mendefenisikan bahwa “usability is the capability of the software
product to be understood, learned, used and attractive to the user when user
under specified conditions”. Dengan kata lain, usabilitas adalah kemampuan
produk perangkat lunak untuk dipahami, dipelajari, digunakan dan menarik bagi
pengguna ketika sedang dalam kondisi tertentu.
Menurut Dumas seperti yang dikutip oleh Yen (2010, 10) menyatakan
bahwa “Usability is observed when the people who use the product can do so
quickly and easily to accomplish their own tasks”. Defenisi di atas menyatakan
bahwa usabilitas adalah pengamatan ketika produk digunakan oleh seseorang
dimana produk tersebut dapat digunakan dengan cepat dan mudah untuk
menyelesaikan tugas orang yang menggunakannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa usabilitas
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman pengguna

ketika berinteraksi dengan sistem dalam hal menilai kepuasan pengguna selama
menggunakannya.

2.2 Web
Web merupakan fasilitas internet yang sangat banyak digunakan baik untuk
kepentingan pribadi maupun kelompok. Web memungkinkan seseorang untuk
mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lengkap terkait dengan informasi
yang sedang dibutuhkannya. Biasanya dalam web berisi informasi dalam berbagai
bentuk seperti teks, gambar, audio, video, dan sebagainya.

8

Universitas Sumatera Utara

Web dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang saling
terkait biasanya digunakan untuk menampilkan informasi berupa teks,
gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan gabungan dari semuanya baik
bersifat statis maupun dinamis. (Hidayat 2010, 2).
Informasi-informasi tersebut dapat ditemukan menggunakan sebuah
perangkat lunak dalam internet yang sering dikenal dengan browser (alat

pencarian). Menurut Febrian (2003, 75) Web adalah “sebuah sistem dimana
informasi dalam bentuk teks, gambar, suara dan lain-lain di presentasikan dalam
bentuk hiperteks dan dapat di akses oleh perangkat lunak yang disebut dengan
browser.” Kita dapat menggunakan situs web jika terhubung dengan jaringan
internet sehingga memungkinkan seseorang menemukan informasi dalam ruang
lingkup yang lebih luas atau dunia.
Web merupakan salah satu fasilitas internet yang menghubungkan
informasi dalam lingkup lokal maupun jarak jauh. Web merupakan
fasilitas yang terdapat di internet yang menyediakan kebebasan bagi
pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dan mudah untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (Sidharta 1996, 239).
Selanjutnya Thomas Powell menyatakan bahwa “web adalah suatu sistem
dimana pengguna dimungkinkan menavigasi dan memanipulasi fitur situs untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu (Tatari dan Rehman 2011,
707).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa web
adalah fasilitas internet yang mempermudah seseorang dalam menemukan
informasi tanpa di batasi oleh jarak dan waktu.

9


Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Fungsi Web
Ada 4 (empat) fungsi web yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi komunikasi, umumnya memiliki fasilitas yang memungkinkan
seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain di tempat yang berbeda.
Fasilitas itu seperti web base email, halaman form contact, chatting dan lainlain.
2. Fungsi informasi, situs web mempunyai fungsi untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna yang berupa news, profile company, library,
referensi dan lain-lain.
3. Fungsi entertainment, situs web juga memiliki fungsi untuk memberikan
hiburan bagi penggunanya seperti menyediakan online game, music, movie,
dan sebagainya
4. Fungsi transaksi, situs web juga dimanfaatkan untuk melakukan transaksi
bisnis seperti online order, pembayaran dengan kartu kredit, dan lain
sebagainya. (Surachman 2004, 2).
2.2.2 Komponen Konten dalam Web
Ada beberapa komponen konten dalam sebuah perangkat lunak yang harus
diperhatikan berdasarkan ISO/IEC 9126-2. Perangkat lunak yang dimaksud dalam

bagian ini adalah situs web. Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Tutorial
Dalam hasil penelitian Mayoka (2011, 6) secara umum dinyatakan bahwa
tutorial adalah “bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor
kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri
mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar”. Sama
seperti defenisi di atas, tutorial situs web merupakan suatu panduan yang
disediakan bagi pengguna untuk mengerjakan suatu tugas-tugas dalam situs web
secara mandiri. Dalam hasil penelitian ini juga dinyatakan tutorial yang baik harus
memiliki prinsip-prinsip seperti berikut yaitu :
a. Memiliki langkah-langkah proses belajar yang harus dijalani oleh tutee.

10

Universitas Sumatera Utara

b. Mampu mendorong tutee sampai pada taraf pengertian yang mendalam
sehingga mampu menghasilkan pengetahuan yang lama yaitu dengan
menggunakan bahasa yang dipahami oleh tutee.
c. Mampu membuat bentuk tutorial bervariasi seperti teks, video, gambar,

atau gabungan dari bentuk-bentuk tersebut sehingga tutee tidak merasa
bosan, jenuh dan putus asa.
2. Tata Letak (Layout)
Dalam hasil penelitian Mayoka (2011, 6) dinyatakan bahwa layout adalah
“suatu tata letak atau susunan dari tulisan ataupun gambar”. Menata tata letak
(layout) berarti menata seluruh aspek grafis, meliputi warna, bentuk, ilustrasi,
tipografi menjadi suatu kesaman baru yang disusun dan ditempatkan pada
halaman secara utuh dan terpadu. Mayoka juga menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah layout yaitu:
a. Keseimbangan layout :
1. Mengacu kepada abjad alphabet
2. Menggunakan gambar yang menarik dan dinamis
b. Konsistensi :
1. Konsisten menggunakan fitur background dan objek yang dibuat
2. Konsisten meletakkan objek agar user tidak bingung ketika mengakses
3. Konsisten menggunakan jenis huruf dan warna huruf
c. Kepadatan informasi seperti gambar/teks/lainnya jangan sampai
membingungkan pengguna.
3. Warna (Colour)
Warna adalah suatu bentuk cahaya atau radiasi gelombang elektromagnetik

yang dihasilkan dari cahaya matahari yang berwarna putih murni. Ada 7 frekuensi
gelombang cahaya yang berbeda yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan
ungu. Seperti yang disampaikan Mayoka dalam hasil penelitiannya (2011, 11),
setiap warna mempunyai karakter dan manfaat yaitu sebagai berikut :
a. Karakter tenang (calm), terdiri dari warna lembut dan elegan,
menciptakan suasana sejuk, dingin, menenangkan dan mengundang,
membantu menyeimbangkan emosi dan menghilangkan stress. Warna

11

Universitas Sumatera Utara

yang termasuka golongan ini seperti biru muda, biru pucat, biru laut,
ungu, hijau daun, hijau muda dan hijau pupus.
b. Karakter hangat (Warm) terdiri dari warna-warna natural/hangat yang
mampu menghadirkan suasana yang hidup, hangat, nyaman dan
mengundang, memberi sentuhan dramatis atau kesan etnis kontemporer.
Menimbulkan rasa akrab, hangat, tentram dan nyaman. Warna yang
masuk golongan ini adalah merah, coklat, oranye, emas metalik.
c. Karakter Segar (Fresh), terdiri dari warna segar yang ceria dan berjiwa muda,

banyak mengambil inspirasi dari alam, bersemangat dan penuh vitalitas.
Warna yang termasuk golongan ini adalah: kunig muda, kuning lemon, hijau
daun, hijau apel, biru laut merah cerah, pink muda/pastel.
d. Karakter Berani (Vibrant), terdiri dari warna-warna cerah yang tegas,
kontras dan berani. Menimbulkan kesan modern, kontemporer, ekspresif, dan
menciptakan efek dramatis. Warna yang termasuk golongan ini adalah:
kuning menyala, hijau tua, biru tua kehijauan, biru menyala, biru gelap pekat,
merah cerah, oranye menyala, pink tua, hitam dan putih.
4. Deskripsi Web (Web Description)
Dalam Ilmusiana, dinyatakan bahwa :
Deskripsi berasal dari kata kerja yang artinya menguraikan, melukiskan
atau menggambarkan. Deskripsi seperti ini biasanya digunakan untuk
mengambarkan sesuatu secara spesifik seperti benda, orang dan tempat.
Situs web merupakan salah satu benda yang harus diberikan deskripsi yang
jelas agar pengguna dapat memahami situs web secara keseluruhan dengan
baik sebelum menggunakannya. Deskripsi web merupakan suatu fitur yang
akan menggambarkan atau melukiskan sifat dan semua perincian yang
ditemukan pada web mulai dari metode pengorganisasian konten, bahasa, jenis
fitur dan fungsinya, isi dari setiap menu, dan lain sebagainya.


5. Bahasa (Language)
Bahasa merupakan salah satu hal yang penting untuk pengembangan sebuah
situs web. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap
manusia. Setiap situs web sebaiknya menyediakan bahasa yang tepat yaitu sesuai

12

Universitas Sumatera Utara

dengan kemampuan pengguna yang dilayani. Salah satu faktor keberhasilan
sebuah situs web mampu dipahami dan dijalankan dengan baik jika bahasa yang
digunakan dalam web dapat dipahami oleh pengguna. Situs web yang baik
seharusnya menyediakan banyak pilihan jenis bahasa yang semakin membuat
pengguna paham dan mampu mengakses situs web. Bahasa yang seharusnya
disediakan pada situs web antara lain :
a. Bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia
b. Bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris
c. Bahasa Lokal yaitu disesuaikan dengan kondisi daerah pengguna yang
dilayani. (Windu 2015, 20)
6. Tifografi

Isi merupakan sesuatu yang sangat spesifik yang memuat informasi sesuai
temanya. Seseorang akan lebih sering mengalami kesulitan membaca informasi
melalui sebuah media teknologi seperti komputer dari pada melalui kertas/catatan.
Oleh karena itu, sebaiknya bentuk teks dari informasi yang disajikan dalam
sebuah web harus jelas. Bentuk teks yang dimaksud adalah tipografi/huruf.
Pemilihan huruf yang tepat akan menjadi salah satu penentu sebuah web dapat
dipahami dengan mudah atau tidak. Oleh karena itu, pemilihan huruf harus
disesuaikan dengan sifat dan kegunaannya masing-masing yaitu sebagai berikut :
a. Huruf Serif
Jenis huruf yang memiliki garis-garis kecil (counterstroke) pada ujungujung badan hurufnya. Huruf ini umumnya lebih mudah dibaca. Contoh
huruf ini seperti Gramond, Times New Rowman, Georgia dan lain-lain.
b. Huruf Sans Serif
Huruf yang memiliki streamline, fungsional, modern dan kontemporer.
Contoh huruf ini seperti Arial, Century Gothic, Futura, dan lain-lain.
c. Huruf Blok
Merupakan jenis huruf yang tebal, dan ketebalannya lebih besar dari
huruf serif dan sans serif. Huruf ini sering digunakan dalam pembuatan

13


Universitas Sumatera Utara

headline atau judul berita pada surat kabar. Contoh huruf ini adalah
Haeetenschweller, Arial Black, dan lain-lain. (Mayoma 2011, 10-11).
7.

Bantuan (Help)
Salah satu bagian yang harus disediakan dalam setiap perangkat lunak

adalah menu help. Help artinya membantu atau menolong. Sama hal nya ketika
diletakkan di dalam sebuah situs web, menu help akan berfungsi untuk
membantu pengguna ketika mengalami kesulitan dalam menjalankan situs
web.

2.3 Usabilitas Web
Usabilitas biasanya dipakai untuk menilai suatu sistem termasuk situs web.
Secara sederhana, usabilitas web adalah suatu kegiatan menilai kemudahan situs
web dipergunakan. Situs web dianggap berhasil jika memiliki usabilitas yang baik
yaitu memberikan kemudahan bagi pengguna ketika sedang berinteraksi dengan
situs web. Menurut Al-badi seperti yang dikutip oleh Kasmawi (2013, 5)
Usabilitas web adalah “suatu indikator keberhasilan sebuah website berinteraksi
dengan pengguna dalam melaksanakan tugas tertentu dengan mudah”. Pendapat
tersebut semakin diperjelas oleh pernyataan berikut ini:
Situs web yang desainnya “miskin” dapat mengakibatkan kehilangan
produktivitas dan penghasilan. Situs web yang penggunaannya susah dapat
mengakibatkan frustasi bagi pengguna yang akhirnya pengguna enggan
untuk terus berinteraksi dengan situs web tersebut (Tatari dan ur-Rehman
2011, 707).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
usabilitas web adalah suatu kegiatan menilai pengalaman pengguna ketika sedang
berinteraksi dengan situs web yang bertujuan untuk mendapatkan permasalahan-

14

Universitas Sumatera Utara

permasalahan selama menggunakannya sehingga menjadi dasar untuk melakukan
perbaikan terhadap situs web tersebut.

2.3.1 Tujuan dan Manfaat Usabilitas Web
Ada beberapa tujuan usabilitas web yaitu sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Efektif pada saat digunakan
Efisien pada saat digunakan
Aman saat menggunakannya
Punya utilitas yang tinggi
Mudah untuk dipelajari bagi pengguna saat pertama kali menggunakannya
Mudah diingat cara penggunaannya (Nielsen 1994)

Menurut Green, ada beberapa manfaat usabilitas web yaitu :
1. Meningkatkan kepuasan pengguna
2. Mengurangi biaya pemeliharaan
3. Memberikan informasi yang tepat bagi pengguna (Kasmawi 2013, 6)

2.4 Arsitektur informasi
Pengorganisasian informasi merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan sebelum informasi tersebut disebarluaskan agar pengguna yang
membutuhkan informasi tersebut mudah dalam pencarian dan efektif dalam
penggunaannya. Sama halnya dengan informasi yang terdapat di situs web,
bukan sekedar dimasukkan saja tetapi disusun dengan baik agar informasi yang
disajikan dalam web mudah untuk ditemukan. Pengorganisasian informasi
dalam sebuah web sering dikenal dengan arsitektur informasi.
Beberapa ahli memiliki defenisi sendiri tentang arsitektur informasi,
seperti yang dikemukakan oleh Morville dan Rosenvield (2006, 4) yaitu
sebagai berikut :
1. The structural design of shared information environments.

15

Universitas Sumatera Utara

2. The combination of organization, labeling, search and navigation schemes
within websites or intranets.
3. The art and science of shaping information products and experience to
support usability and findability.
4. An emerging discipline and community of practice focused on bringing
principles of design and architecture to the digital landscape.

Defenisi di atas menyatakan bahwa arsitektur informasi adalah :
1. Desain struktural dari sebuah lingkungan berbagi informasi.
2. Perpaduan dari mengorganisasikan, melabel, mencari dan menavigasi
dalam situs web atau intranet.
3. Seni

dan

ilmu

membentuk

produk

informasi

agar

mampu

dipergunakan dan ditemukan.
4. Sebuah displin dan komunitas yang timbul dari praktek pada prinsipprinsip desain dan arsitektur untuk lanskap digital.

Selain itu, defenisi lain tentang arsitektur informasi berasal dari Ding dan Lin
(2010, 2) yaitu sebagai berikut :
Information architecture is about organizing and simplifying information,
designing, integrating and aggregating information spaces/systems;
creating ways for people to find,understand, exchange and manage
information; and, therefore, stay on top of information and make right
decisions.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa arsitektur informasi adalah
mengorganisasikan dan menyederhanakan informasi, mendesain, mengintegrasi
dan mengumpulkan sistem informasi; membuat jalan untuk orang menemukan,
mengerti, menukar dan memanajemen informasi; dan informasi yang diperoleh
membantu dalam membuat keputusan yang tepat.

16

Universitas Sumatera Utara

Arsitektur informasi untuk World Wide Web merupakan suatu kegiatan
membuat kerangka bangunan situs web yang memberikan kenyamanan dan
mengundang

pengguna

untuk

mau

berkunjung

dan

menikmati

ketika

menggunakannya serta diharapkan dapat membuat pengguna ketagihan untuk
berkunjung kembali menggunakan situs web (Morville 2006, 5).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa arsitektur
informasi adalah kegiatan merancangkan penyusunan informasi dalam sebuah
web untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi ketika menggunakannya.

2.4.1 Komponen Arsitektur Informasi World Wide Web
Dalam membangun arsitektur informasi situs web, ada beberapa komponenkomponen yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Alat Bantu Penelusuran (Browsing Aids)
Komponen ini bertujuan membantu pengguna menavigasi situs web.
Menavigasi artinya adalah mengendalikan arah dalam menelusur situs web. Jenis
alat bantu penelusuran meliputi:
a. Sistem Organisasi (Organization System)
Cara utama dalam pengelompokkan konten/isi sebuah situs misalnya
berdasarkan topik, berdasarkan tugas, berdasarkan peserta, atau berdasarkan
kronologis.
b. Sistem Navigasi Situs (Site-wide Navigation System)
Sistem navigasi utama yang membantu pengguna memahami di situs web apa
mereka berada dan kemana pengguna harus pergi untuk mengakses sebuah
situs.
c. Sistem Navigasi Lokal (Local Navigation System)
Sistem navigasi lokal fungsinya juga hampir sama dengan sistem navigasi
situs yaitu membantu pengguna mengerti di situs apa mereka berada dan
kemana pengguna harus pergi dalam sub bagian sebuah situs.
d. Peta Situs/Daftar Isi (Sitemaps/Table of Content)
Alat bantu ini memberikan rangkuman dan menghubungkan ke isi utama
dari situs web, dan biasanya berbentuk outline.
e. Index Situs (Site Indices)
Sistem navigasi tambahan yang memberikan daftar menurut abjad yang
menghubungkan ke isi utama situs web.

17

Universitas Sumatera Utara

f. Petunjuk Situs (Site Guides)
Sistem navigasi tambahan yang memberikan informasi khusus pada topik
yang spesifik dan informasi tersebut juga menyediakan link ke situs web
terkait kontent situs tersebut.
g. Site Wizards
Sistem navigasi tambahan yang mengarahkan pengguna melalui serangkaian
langkah-langkah berurutan, juga menyediakan link ke halaman situs web
terkait.
h. Sistem Navigasi Kontekstual (Contextual Navigation System)
Menyajikan link ke konten terkait. Sering tertanam di dalam teks, dan
umumnya digunakan untuk menghubungkan konten yang sangat khusus
dalam sebuah situs web.
2. Alat Bantu Pencarian (Search Aids)
Komponen ini memungkinkan masuknya query yang dibangun sendiri oleh
pengguna melalui menu penelusuran/search dan secara otomatis akan
menampilkan informasi yang telah disesuaikan dengan query pengguna tersebut.
Jenis komponen alat bantu pencarian meliputi:
a. Kotak Penelusuran (Search Interface)
Memungkinkan pengguna untuk memasuki dan merevisi permintaan
pencarian.
b. Bahasa Query (Query Languege)
Bahasa query bisa termasuk operator Boelan (AND, OR, NOT) operator
Proximity (ADJACENT, NEAR), atau dengan cara menspesifikkan bagian
yang dicari (contohnya AUTHOR=”Shakespeare”).
c. Pengembangan Query (Query Builders)
Cara untuk memaksimalkan query penelusuran. Contoh paling umum adalah
dengan pengecekan ejaan, stemming, konsep penelusuran, dan pencarian
persamaan istilah melalui thesaurus.
d. Algoritma Temubalik (Retrieval Algorithms)
Bagian dari mesin pencari yang menentukan konten apa yang paling sesuai
dengan query yang diberikan pengguna.
e. Wilayah Pencarian (Search Zones)
Himpunan bagian dari konten situs web yang telah diindeks secara terpisah
untuk mendukung penyempitan pencarian.
f. Hasil Penelusuran (Search Result)
Menampilkan konten yang sesuai dengan query penelusuran yang dibangun
oleh pengguna termasuk berapa banyak temuan yang akan ditampilkan, dan
bagaimana hasil temuan dirangking, disortir dan dikelompokkan.
3. Isi dan Tugas (Content and Task)
Ini adalah tujuan utama pengguna. Content dan task adalah sesuatu yang
sangat sulit dipisahkan dari arsitektur informasi. Content dan task meliputi:
a. Label pada bagian atas situs web (Headings)
Label untuk konten yang ditampilkan

18

Universitas Sumatera Utara

b. Link Tertanam (Embedded Links)
Link ke dalam teks
c. Metadata Tertanam (Embedded Metadata)
Informasi yang dapat digunakan sebagai metadata tetapi harus dikutip
pertama sekali.
d. Unit (Chunk)
Unit logis dari konten (misalnya bab dan sesi)
e. Lists
Link ke potongan-potongan konten
f. Alat Bantu Urutan (Sequential Aids)
Petunjuk yang menunjukkan dimana pengguna berada dalam proses atau
tugas, dan seberapa jauh dia harus pergi untuk menyelesaikan itu (misalnya
:”petunjuk 3 dari 8”)
g. Tanda Pengenal Situs Web (Identifiers)
Petunjuk yang menunjukkan dimana pengguna berada dalam sistem informasi
(misalnya menspesifikan logo apa situs yang digunakan, atau breadcrumb
yang menjelaskan dimana situs web tersebut berada)
4. Komponen Tidak Terlihat (Invisible Component)
Selain komponen yang terlihat, dalam arsitektur informasi harus diperhatikan
komponen-komponen yang tidak terlihat. Berikut komponen arsitektur tidak
terlihat:
a. Kosa kata terkendali dan Thesaurus
Kosa kata terkendali adalah kosa kata merujuk yang menggambarkan domain
yang spesifik dan biasanya menyertakan istilah varian. Tesaurus adalah kosa
kata terkendali yang umumnya menyertakan link ke pengertian yang lebih
luas dan sempit, istilah yang terkait, dan deskripsi istilah yang merujuk.
Sistem pencarian dapat meningkatkan query dengan menggunakan sinonim
query dari sebuah kosa kata terkendali.
b. Algoritma Temubalik (Retrieval Algorithms)
Digunakan untuk merangking hasil penelusuran berdasarkan urutan relevansi
data yang terpanggil.
c. Best Bets
Hasil penelusuran manual yang dipadu dengan hasil penelusuran
menggunakan query untuk menilai hasil yang mana yang lebih relevan.
(Morville dan Rosenfeld 2006, 50-52).

19

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kriteria Usabilitas
Dalam mengukur usabilitas sebuah situs web ada beberapa model/standard yang dapat digunakan seperti terlihat pada Tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Usabilitas Berdasarkan Beberapa Model/Standard
Model/

Shackel

Schneiderman

Nielsen

Dix

Preece et al.

ISO 9241-11

Constantine and

ISO/IEC 9126-2

Standard

(1991)

(1992)

(1993)

(1993)

(1994)

(1998)

Lockwood (1999)

(2000)

Effectiveness

Speed of

Efficiency

Learnability/

Throuhout

Efficiency

Efficiency in use

Understandability

performance

of use

Time to learn

Learnability

Time to learn

Learnability

Flexibility

Learnability

Effectiveness

Learnability

Learnability

Retention

Retention over

Memorability

Robutsness

Attitude

Satisfaction

Rememberability

Operability

Attractiveness

Attributes

time
Errors

Rate of errors

Errors/Safety

Reliability in use

Attitude

Satisfaction

Satisfaction

User satisfaction

20

Universitas Sumatera Utara

Dari 8 model/standard di atas seperti tercantum pada Tabel 2.1, peneliti
menetapkan untuk menggunakan ISO/IEC 9126-2 dalam mengevaluasi usabilitas
web yang terdiri dari 4 indikator yaitu Understandability, Learnability,
Operability dan Attractiveness. Alasan menggunakan standard ini karena sudah
banyak digunakan oleh para ahli usability, sudah berlaku secara internasional dan
standard ini sesuai dengan permasalahan yang ditemukan dalam situs web
Perpustakaan STIP-AP Medan. Berikut merupakan penjelasan setiap indikator:
2.5.1

Understandability
Secara sederhana understandability artinya mampu dipahami. Dalam

ISO/IEC 9126-2 seperti yang dikutip oleh Bevan (2000, 25) menyatakan bahwa
“understandability is users should be able to select a software which is suitable
for their intended use”. Dengan kata lain, understandability adalah pengguna
seharusnya mampu untuk memilih sebuah produk perangkat lunak yang pantas
untuk digunakan.
Menurut Zeiss et al. (235), “understandability is important since the test
user must be able to understand whether a test spesification is suitable for his
needs”. Defenisi di atas menyatakan bahwa understandability adalah sesuatu hal
yang penting dimana pengguna harus mampu memahami sistem yang digunakan
untuk kebutuhannya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa understandability
adalah kemampuan pengguna dalam memahami sistem dengan baik sehingga
dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk mengukur understandability sebuah

21

Universitas Sumatera Utara

produk perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC 9126-2 seperti yang dikutip oleh
Bevan (2000, 26-27), ada 7 (tujuh) pertanyaan penilaian yaitu sebagai berikut :
1. Completeness of description :
What proportion of functions (or types of function) are understood after
reading the product description?
2. Demonstration Accessibility :
What proportion of the demonstrations/ tutorials can the user access?
3. Demonstration Accessibility in use :
What proportion of the demonstrations / tutorials can the user access?
4. Demonstration effectiveness :
What proportion of functions can the user operate successfully after a
demonstration or tutorial?
5. Evident functions :
What proportion of functions (or types of function) can be identified by the
user based upon start up conditions?
6. Function understand-ability :
What proportion of interface functions are understandable?
7. Understandable Input and Output :
Can users understand what is required as input data and what is provided as
output by software system?
2.5.2 Learnability
Learnability artinya mampu dipelajari. Dalam ISO/IEC 9126-2 yang
dikutip oleh Bevan (2000, 28) “learnability is metrics assess how long it takes
users to learn to use particular functions, and the effectiveness of help systems
and documentation.” Dengan kata lain learnability adalah ukuran menafsirkan
seberapa lama suatu sistem dipelajari dengan mudah untuk digunakan dalam
tugas-tugas khusus dan meningkatkan efektifitas melalui sistem bantuan dan
dokumentasi.
Menurut Zeiss et al. (235) learnability adalah :
Of a test spesification pursues a similar target. To properly use a test suite,
the user must understand how it is configured, what kind of parameters are
involved, and how they affect test behaviour. Proper documentation or style
guides have positive influence on this quality as well.

22

Universitas Sumatera Utara

Defenisi tersebut menyatakan bahwa learnability adalah suatu pengujian
spesifik mengejar sasaran yang sama. Mestinya digunakan untuk sebuah
pengujian yang bersamaan, pengguna harus mengerti bagaimana sistem itu
tersusun, jenis pengukuran yang rumit, dan bagaimana sistem mempengaruhi
perilaku pengguna yang mengikuti pengujian. Sebaiknya dokumentasi atau cara
penggunaan memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas sistem.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa learnability adalah
kemampuan pengguna dalam mempelajari sistem secara keseluruhan sehingga
dapat digunakan secara efektif dan efisien. Untuk mengukur learnability sebuah
produk perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC 9126-2 yang dikutip oleh Bevan
(2000, 29), ada 5 (lima) pertanyaan penilaian yaitu sebagai berikut :
1. Ease of function learning :
How long does the user take to learn to use a function?
2. Ease of learning to perform a task in use :
How long does the user take to learn how to perform the specified task
efficiently?
3. Help Accessibility :
What proportion of the help topics can the user locate?
4. Effectiveness of the user documentation and/or help system :
What proportion of tasks can be completed correctly after using the user
documentation and/or help system?
5. Effectiveness of user documentation and help systems in use :
What proportion of functions can be used correctly after reading the
documentation or using help systems?
2.5.3 Operability
Operability artinya mampu dijalankan. Dalam ISO/IEC 9126-2 seperti
yang dikutip oleh Bevan (2010, 30) “operability is metrics assess whether users
can operate and control the software”. Dengan kata lain operability adalah suatu

23

Universitas Sumatera Utara

kegiatan menilai apakah pengguna dapat menjalankan dan mengendalikan
perangkat lunak.
Menurut Zeiss et al. (235) operability adalah :
A test spesification has a poor lacks appropriate default values, or a lot of
external, i.e non-automable, actions are required in the actual test execution.
Such factors make it hard to set up a test for suite for execution or they make
execution time-consuming due to a limited automation degree.

Dalam terjemahan bebas, operability adalah suatu kegiatan pengujian yang
spesifik terhadap kemampuan menjalankan sistem seperti mengambil sesuatu nilai
yang gagal dalam pelaksanaan sistem, atau banyak dari aspek luar seperti tidak
otomatis, tindakan yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan pengujian. Seperti
faktor-faktor yang membuat sistem sulit untuk di atur atau sistem yang
pelaksanaannya memakan waktu yang seharusnya sampai kadar batas.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa operability adalah
kemampuan pengguna dalam menjalankan sistem dengan baik dan teratur. Untuk
mengukur operability sebuah produk perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC 91262 yang dikutip oleh Bevan (2000, 31-32), ada 12 (dua belas) pertanyaan penilaian
yaitu sebagai berikut :
1. Operational Consistency in use :
How easily user send his/her intention to or receive his/her expecting results
from software through what user see?
2. Error correction :
Can user easily correct error on tasks?
3. Error correction in use :
Can user easily recover his/her error or retry tasks?
4. Default value availability in use :
Can user easily select parameter values for his/her convenient operation?

24

Universitas Sumatera Utara

5. Message understandability in use :
Can user easily understand messages from software system? Is there any
message which brought delay for user to understand and to start next action?
Can user easily memorise important message?
6. Self-explanatory error messages :
In what proportion of error conditions does user propose correct recovery
action?
7. Operational error recoverability in use :
Can user easily recover his/her worse situation?
8. Time Between Human Error Operations in use :
Can user operate the software long enough without human error?
9. Undoability :
How frequently does the user successfully correct input errors?
10. Customisability :
Can user easily customise operation procedures for his/her convenience?
What proportion of functions can be customised?
11. Operation procedure reduction :
Can user easily reduce operation procedures for his/her convenience?
12. Physical accessibility :
What proportion of functions can be accessed by users with physical
handicaps

2.5.4 Attractiveness
Secara harfiah, attractiveness artinya menarik. Dalam ISO/IEC 9126-2
seperti yang dikutip oleh Bevan (2010, 33) “attractiveness is metrics assess the
appearance of the software and will be influenced by factors such as screem
design and colour.” Defenisi di atas menyatakan bahwa attractiveness adalah
suatu kegiatan menilai penampilan dari perangkat lunak dipengaruhi oleh desain
layar dan warna.
Menurut Zeiss et al. (236) menyatakan “attractiveness may play a role for
test execution environments and tools, but for plain test specifications, there
simply is no user interface involved that could be liked or not.” Dengan kata lain,
attractiveness merupakan sebuah aturan untuk menguji pelaksanaan lingkungan
dan peralatan dalam sebuah sistem yang sederhana, dimana sederhana yang

25

Universitas Sumatera Utara

dimaksud adalah tidak ada pengguna yang tatap mukanya dengan sistem terasa
sulit yang dapat membuat seseorang suka atau tidak suka terhadap sistem.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa attractiveness
adalah tampilan menarik dari sebuah sistem yang mempengaruhi kenyamanan
seseorang ketika menggunakannya. Untuk mengukur attractiveness sebuah
produk perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC 9126-2 yang dikutip oleh Bevan
(2000, 34), ada 2 (dua) pertanyaan penilaian yaitu sebagai berikut :
1. Attractive interface :
How attractive is the interface to the user?
2. Interface appearance customisability :
What proportion of interface elements can be customised in appearance to the
user’s satisfaction?

2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang usabilitas bukanlah sesuatu hal yang baru dalam ilmu
perpustakaan dan informasi tetapi sudah banyak yang melakukan penelitian ini
baik tentang usabilitas sistem perpustakaan atau pun usabilitas situs web
perpustakaan. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan secara singkat hasil
penelitian terdahulu terkhusus usabilitas situs web perpustakaan, yaitu sebagai
berikut :

26

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Tentang Usabilitas Web
Judul/Peneliti
Uji Ketergunaan Antarmuka Situs
Web Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara/
Dewiyana, Himma (2008, 78)

Uji Usabilitas Situs Web Digital
Repository Universitas Negeri
Medan/
Tarihoran, Tungko Samuel
Perdana (2014, 51)

Analisis Usability Website
Repository Perpustakaan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya/
Putra, Heru Raharja Catur
(2014, 5)

Kriteria Usabilitas
yang digunakan
a.
b.
c.
d.

Kemudahan digunakan
Kemudahan dipelajari
Kesalahan
Bahasa yang digunakan

a.
b.
c.
d.

Efisiensi
Efektivitas
Kepuasan
Kemudahan dipelajari

Nielsen’s Heuristic
a. Visibility of system status
b. Match between system
and the real world
c. User control and
freedom
d. Consistency and
standards
e. Error prevention

Instrumen
Penelitian
Kuesioner
(Berbentuk
soal/tugas),
Wawancara

Hasil penelitian
Pada penelitian ini, indikator penilaian usabilitas terdiri dari 4
yaitu kemudahan digunakan, kemudahan dipelajari, kesalahan
dan bahasa yang digunakan. Dari 20 soal yang diberikan
kepada pengguna, 18 soal dapat dikerjakan dengan benar,
artinya 18 menu pada antarmuka situs web perpustakaan USU
dapat digunakan dengan mudah dan 2 sebaliknya.

Kuesioner
(Berbentuk
soal/tugas)

Pada penelitian ini, indikator penilaian usabilitas terdiri dari 4
yaitu efektivitas, efisiensi, kepuasan dan kemudahan dipelajari.
Dari empat indikator tersebut, satu diantaranya yaitu dimensi
efisiensi belum cukup baik karena sistem temu balik informasi
pada situs web perpustakaan UNIMED masih belum baik dan 3
indikator lainnya sudah baik.

Kuesioner
(Pertanyaan
disusun dari
Nielsen’s
Heuristic)

Dalam penelitian ini memakai evaluasi heuristik Nielsen’s. Dari
10 indikator yang terdapat di dalamnya terdapat rata-rata nilai
3,51 yang jika dibulatkan menjadi nilai 4 yang berarti termasuk
ke dalam nilai yang tinggi, artinya situs web Perpustakaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya sudah mudah
untuk dipergunakan.

25

Universitas Sumatera Utara

f. Recognition rather than
recall
g. Flexibility and efficiency
of use
h. Aesthetic and minimalist
design
i. Help users recognize,
diagnose, and recover
from errors
j. Help and documentation.
Evaluasi Usabilitas Situs Web
Perpustakaan Menurut Persepsi
Mahasiswa Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan
Universitas Negeri Padang/
Ikhsan, Muhamad (2015, 58)

Nielsen

Evaluasi Usability Situs Web
Perpustakaan Pusat Universitas
Gadjah Mada/
Istiana, Purwani (2011, 8)

ISO/IEC 9241-11

a.
b.
c.
d.
e.

Kuesioner

Pada penelitian ini, indikator penilaian usabilitas terdiri dari 5
yaitu learnability, efficiency, memorability, errors, dan
satisfaction. Kelima indikator tersebut mencapai lebih dari
50%, artinya web perpustakaan Univeristas Negeri Padang
sudah cukup mudah untuk dipergunakan.

Kuesioner

Dalam penelitian ini memakai indikator penilaian yang terdiri
dari 3 yaitu efficiency dan effectiveness dan satisfaction. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa indikator efficiency dan
effectiveness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
usabilitas situs web. Namun, untuk indikator satisfaction tidak
ada pengaruh signifikan dengan usabilitas situs web. Dari nilai
rata-rata pernyataan mahasiswa terhadap usability web
Perpustakaan pusat UGM, maka mahasiswa menyatakan bahwa
situs web www.lib.ugm.ac.id, bermanfaat bagi mahasiswa.

Efficiency of use
Learnability
Memorability
Errors/ safety
Satisfaction

a. Efficiency
b. Effectiveness
c. Satisfaction

26

Universitas Sumatera Utara

Pada bagian ini, peneliti hanya mencantumkan 5 (lima) hasil penelitian
terkait usabilitas situs web. Dari kelima penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa situs web yang diteliti rata-rata sudah memiliki usability (ketergunaan)
yang baik. Peneliti juga tertarik melakukan penelitian usabilitas situs web karena
beberapa masalah yang ditemui dalam situs web Perpustakaan STIP-AP. Adapun
yang membuat penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya adalah
mengevaluasi usabilitas situs web menggunakan model/standard yang berbeda
yaitu ISO/IEC 9126-2 dan instrumen penelitian yang digunakan adalah angket.

27

Universitas Sumatera Utara