Gambaran Kualitas Hidup Pasien Luka Kaki Diabetik yang Menjalani Perawatan Luka Kaki di Asri Wound Care Centre

BAB 1
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang paling sering

diderita di Indonesia maupun di dunia saat ini. International Diabetes Federation
(IDF) menyatakan bahwa pada tahun 2014 ada 387 juta orang yang hidup dengan
DM, dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian ke tujuh di dunia.
Lebih dari 80% kematian yang disebabkan oleh DM terjadi di negara – negara
berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2015).
Dua ratus ribu orang meninggal setiap tahunnya di Amerika Serikat karena
DM. Lebih dari 29 juta orang atau 9,3% dari populasi Amerika Serikat menderita
DM (CDC, 2014). Sedangkan di Eropa menurut data IDF 7,9% dari penduduknya
menderita DM. IDF juga menyatakan bahwa jumlah orang dewasa yang terkena
DM akan meningkat sebesar 55% pada tahun 2035.
International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014 menyatakan bahwa
prevalensi DM di Indonesia sekitar 5,81% dari populasi penduduknya.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 proporsi penduduk
Indonesia dengan diabetes melitus adalah 6,9%. Prevalensi yang terdiagnosis

dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi
Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%). Sedangkan prevalensi diabetes
melitus di Sumatera Utara yaitu 1,8% (Kemekes RI, 2014).
Diabetes melitus (DM) disebut juga sebagai silent killer karena sering tidak
disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi.
1

Universitas Sumatera Utara

2

DM dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam
keluhan dan komplikasi, seperti retinopati, penyakit kardiovaskular, nefropati, dan
masalah pada kaki. Komplikasi pada kaki merupakan salah satu masalah yang
paling umum terjadi pada penderita DM. Beberapa masalah pada kaki diabetik
yaitu, perubahan bentuk kaki karena atrofi otot ataupun perubahan tulang dan
sendi seperti Bunion, Hammer Toes (ibu jari martil), Charcot Foot, dan luka kaki
diabetik.
Luka kaki diabetik disebabkan karena status hiperglikemia pasien DM yang
menyebabkan


neuropati

dan

vaskulopati.

Kerusakan

pembuluh

darah

(vaskulopati) akibat dari kadar gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama
dapat mengganggu aliran darah sehingga kaki tidak mendapat nutrisi yang cukup,
yang menjadikan kaki lemah, mudah luka dan sulit untuk sembuh jika terjadi luka.
Kondisi neuropati juga memperburuk keadaan pasien DM karena mengakibatkan
kepekaan terhadap rasa nyeri, panas, dan dingin berkurang, sehingga pasien tidak
sadar kakinya terluka. Jika kaki yang terluka tidak ditangani, maka akibatnya
dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi.

Mansour dan Alavai (2005) menyatakan bahwa luka kaki diabetik terdapat
pada 15% kasus diabetes melitus dan 80% - 85% kasus amputasi disebabkan oleh
luka kaki diabetik. Young, Boulton, Maclod, Williams, & Sonksen (1993 dalam
Abbot, et al., 2005) menemukan bahwa 6000 pasien dengan diabetes di Inggris,
2% diantaranya ditemukan memiliki luka kaki diabetik dan 2,5% telah menjalani
amputasi. Dari total amputasi yang dilakukan di Amerika Serikat, 50% amputasi
disebabkan oleh luka kaki diabetik. Telah diperkirakan bahwa setiap 20 detik satu

Universitas Sumatera Utara

3

tungkai bawah diamputasi karena luka kaki diabetik (Hinchcliffe, Adros, &
Apelqvist et al., 2012). Sementara itu Robbins, Strauss, Aron, Kaplan, dan Kuba
(2008) menemukan bahwa tingkat kematian dalam lima tahun setelah menderita
luka kaki diabetik adalah 43% - 55% dan 74% untuk pasien dengan amputasi.
Di RSUPN dr CiptoMangunkusumo, masalah kaki diabetes masih merupakan
masalah besar. Sebagian besar perawatan penyadang DM berhubungan dengan
kaki diabetes. Angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing
sebesar 16% dan 25% (data RSUPNCM tahun 2003). Sebanyak 14,3% pasien

penyandang DM akan meninggal dalam setahun pasca amputasi, dan sebanyak
37% pasien akan meninggal 3 tahun pasca amputasi.
Data dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebanyak 7176
pasien menjalani perawatan dengan perincian sebanyak 672 pasien yang
menjalani rawat inap akibat diabetes melitus dan berisiko tinggi mengalami luka
kaki diabetik. Pada tahun 2015 terdapat 30 pasien luka kaki diabetik yang rutin
melakukan perawatan di poli kaki diabetes RSUP HAM Medan.
Data yang di peroleh dari Asri Wound Care Centre pada bulan Januari sampai
Desember 2014 terdapat jumlah 312 pasien dengan luka kaki diabetik, sedangkan
pada bulan Januari sampai dengan September 2015 terdapat jumlah 310 pasien
dengan luka kaki diabetik. Dimana angka kejadian amputasi dan kematian di Asri
Wound Care Centre masih nol.
Brod M (1998 dalam Abetz, Sutton, Bardy, McNulty, & Gagnon, 2002)
menyatakan bahwa luka kaki diabetik sulit untuk ditangani, penyembuhannya
lama, rentan terhadap infeksi, dan dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang

Universitas Sumatera Utara

4


lebih luas, amputasi, dan kecacatan jangka panjang yang dapat menyebabkan
pasien khawatir dan takut.
Penderita luka kaki diabetik mengalami berkurangnya mobilitas, sering
terjatuh, bergantung kepada orang lain, hilangnya pekerjaan, berkurangnya
pemasukan keuangan, dan berisiko untuk dilakukan amputasi (Zelenikova, et al.,
2014). Menurut Price (2005) pasien luka kaki diabetik memerlukan dukungan
untuk menyesuaikan diri dengan komplikasi yang terjadi dan depresi yang dapat
menyertai rendahnya status kesehatan.
Kualitas hidup dikonseptualisasikan secara umum sebagai parameter
multidimensi yang menggambarkan persepsi individu secara subjektif dari
kesehatan fisik dan psikologis nya, serta fungsi sosialnya dan lingkungannya
(Pernambuco, Rodrigues, & Bezerra et al., 2011).
Secara khusus, pasien dengan luka kaki diabetik memiliki keterbatasan
pergerakan, penyesuaian kondisi psikososial yang buruk, dan persepsi diri yang
rendah terhadap kesehatan. Hal-hal tersebut menyebabkan menurunnya kualitas
hidup pasien luka kaki diabetik.
Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masingmasing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika
menghadapi masalahnya dengan positif maka kualitas hidupnya akan baik, tetapi
jika menghadapi masalahnya dengan negatif maka akan buruk pula kualitas
hidupnya. Adanya luka kaki diabetik berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien,

tetapi bagaimana pasien tersebut menyikapi kondisinya akan berpengaruh
terhadap baik atau buruk kualitas hidupnya (Utami, Karim, & Agrina., 2014).

Universitas Sumatera Utara

5

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penilitan untuk
mengetahui gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani
perawatan luka kaki diabetik di Asri Wound Care Centre.
2.

Pertanyaan Penelitian
Bagaimana gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani

perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre Medan?
3.

Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pasien luka kaki

diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri wound Care Centre Medan.
3.2 Tujuan Khusus
3.2.1

Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain
fungsi fisik

3.2.2

Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain
keterbatasan peran karena masalah fisik

3.2.3

Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain
nyeri tubuh

3.2.4


Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain
kesehatan secara umum

3.2.5

Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain
vitalitas/energy

3.2.6

Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain
fungsi sosial

Universitas Sumatera Utara

6

3.2.7


Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain
keterbatasan peran karena masalah emosional

3.2.8

Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien berdasarkan domain
kesehatan mental

4.

Manfaat Penelitian
4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa
keperawatan tentang kualitas hidup pasien luka kaki diabetik.
4.2 Bagi Praktik Keperawatan
Sebagai bahan informasi bagi perawat untuk mengetahui kualitas
hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan sehingga perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan dan dukungan kepada pasien untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
4.3 Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data untuk penelitian yang
terkait dengan kualitas hidusp pasien luka kaki diabetik.

Universitas Sumatera Utara