FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI KELURAHAN TAIPA KOTA PALU | Fauziah | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9290 30354 1 PB

FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 24-59 BULAN
DI KELURAHAN TAIPA KOTA PALU
Risk Factor of Underweight in Toddler Ages 24-59 Months in Taipa Village of Palu
Lilis Fauziah*, Nurdin Rahman**, Hermiyanti**
* Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat,
** Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Tadulako, Jl. Soekarno Hatta KM 9,
Palu, 94116, Indonesia. E-mail:evie_kesmas12@yahoo.com

ABSTRACT
Underweight is the leading cause of death of 3.5 million children under five years old
(toddlers) in the world. Village of Taipa is one of the villages in Palu who have cases with the
highest underweight prevalence by 13.5%. The purpose of this study was to determine the
risk factors of underweight among children aged 24-59 months in Taipa village of Palu. This
research is a case-control study. The sample in this research that toddlers who were in the
Taipa Village of Palu totaling 99 toddlers consisting of 33 cases and 66 controls. Data was
collected through questionnaires and interviews using a semiquantitative FFQ and weight
measurements. Data was analyzed by univariate and bivariate statistical tests. Results
showed that energy consumption toddlers who have a high risk of 8.413 times the risk of
suffering from underweight compared with toddlers whose energy consumption is low risk
(CI: 3.036-23.014), toddlers who consume protein has a high risk of 6.091 times the risk of

suffering from underweight compared with toddlers the consumption of protein have a low
risk (CI: 2.306-16.094) and toddler parenting eating a high risk 3,200 times the risk of
underweight compared with parenting a toddler eating a low risk (CI: 1.293-7.922), whereas
toddlers ever an infection risk for underweight 2,250 times compared to toddlers who have
never experienced an infectious disease and is not significantly significant (CI: 0.810-6.252).
Parents should pay more attention to the food intake of infants and health so that nutrients
can be met to support their daily activities so as to avoid underweight.

Keyword : Underweight, Toddlers, Energy Intake, Protein Intake, Infection, Eat Parenting

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017

ABSTRAK
Gizi kurang merupakan penyebab kematian 3,5 juta anak di bawah usia lima tahun
(balita) di dunia. Kelurahan Taipa merupakan salah salah satu kelurahan di Kota Palu yang
mempunyai kasus gizi kurang tertinggi dengan prevalensi sebanyak 13,5%. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian gizi kurang pada balita usia
24-59 bulan di Kelurahan Taipa Kota Palu. Jenis penelitian ini adalah case-control study.

Sampel dalam penelitian ini yaitu balita yang berada di Kelurahan Taipa Kota Palu yang
berjumlah 99 balita yang terdiri dari 33 kasus dan 66 kontrol. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara menggunakan kuesioner dan FFQ semikuantitatif serta pengukuran
berat badan. Analisa data dilakukan dengan uji statistik univariat dan bivariat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa balita yang konsumsi energinya memiliki risiko tinggi
berisiko 8,413 kali menderita gizi kurang dibandingkan dengan balita yang konsumsi
energinya memiliki risiko rendah (CI: 3,036-23,014), balita yang konsumsi proteinnya
memiliki risiko tinggi berisiko 6,091 kali menderita gizi kurang dibandingkan dengan
balita yang konsumsi proteinnya memiliki risiko rendah (CI: 2,306-16,094) dan balita
dengan pola asuh makan yang memiliki risiko tinggi berisiko 3,200 kali menderita gizi
kurang dibandingkan balita dengan pola asuh makan yang berisiko rendah (CI: 1,2937,922), sedangkan balita yang pernah menderita penyakit infeksi berisiko 2,250 kali
menderita gizi kurang dibandingkan balita yang tidak pernah mengalami penyakit infeksi
dan tidak bermakna signifikan (CI: 0,810-6,252). Sebaiknya para orangtua lebih
memperhatikan asupan makanan balita dan kesehatannya agar zat gizi dapat terpenuhi
untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka sehingga dapat terhindar dari gizi kurang.

Kata Kunci : Gizi Kurang, Balita, Konsumsi Energi, Konsumsi Protein, Penyakit Infeksi,
Pola Asuh Makan

28


Lilis Fauziah, Nurdin Rahman, & Hermiyanti, Faktor Resiko Kejadian Gizi Kurang ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

tahun 2007; 4,9% pada tahun 2010 dan

PENDAHULUAN
Gizi kurang merupakan salah satu
penyakit

akibat

gizi

yang

masih

merupakan masalah di Indonesia. Masalah

gizi pada balita dapat memberi dampak
terhadap kualitas sumber daya manusia,
sehingga

jika

September 2017

tidak

2013, sedangkan gizi kurang pada tahun
2007 dan 2010 sebanyak 13% dan
meningkat pada tahun 2013 menjadi
13,9%[3].

dapat

Gizi kurang pada balita, membawa

generation.


dampak negatif terhadap pertumbuhan

Kekurangan gizi dapat mengakibatkan

fisik maupun mental yang selanjutnya

gagal tumbuh kembang, meningkatkan

akan menghambat prestasi belajar. Akibat

angka kematian dan kesakitan serta

lainnya adalah penurunan daya tahan,

penyakit terutama pada kelompok usia

menyebabkan hilangnya masa hidup sehat

rawan gizi yaitu Balita. Menurut Zulfita


balita, serta dampak yang lebih serius

(2013), Kurang gizi atau gizi buruk

adalah timbulnya kecacatan, tingginya

merupakan penyebab kematian 3,5 juta

angka

anak di bawah usia lima tahun (balita) di

kematian[4].

lost

menyebabkan

diatasi


meningkat menjadi 5,7% pada tahun

dunia[1].
Salah

kesakitan

dan

percepatan

Prevalensi balita gizi kurang dan
satu

indikator

sasaran

buruk di Sulawesi Tengah yaitu 24,1 %


pembangunan kesehatan pada RPJMN

pada tahun 2013. Angka ini melebihi

2015-2019 adalah menurunkan prevalensi

prevalensi nasional (19,6%) dan masuk

kekurangan gizi dari 19,6% pada tahun

dalam kategori masalah berat (>20%).

2013 menjadi 17% pada tahun 2019[2].

Kelurahan Taipa merupakan salah salah

Prevalensi berat kurang (underweight) di

satu kelurahan di Kota Palu dengan kasus


Indonesia pada tahun 2013 adalah 19,6%

gizi kurang tertinggi dengan jumlah

yang terdiri dari 13,9% gizi kurang dan

prevalensi 13,5%.

5,7% gizi buruk. Perubahan terutama pada
prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4%

29

Anak usia 2-5 tahun merupakan
kelompok umur anak yang rawan untuk

Lilis Fauziah, Nurdin Rahman, & Hermiyanti, Faktor Resiko Kejadian Gizi Kurang ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3


mengalami

keadaan

gizi.

terkait yaitu data balita yang mengalami

Kelompok umur ini jarang mendapatkan

gizi kurang dari Dinas Kesehatan Kota

pemeriksaan atau penimbangan secara

Palu dan Puskesmas Mamboro. Analisis

rutin di posyandu, perhatian orangtua

data yang digunakan adalah analisis


terhadap

univariat

kualitas

kurang

September 2017

makanan

juga

berkurang, baik makanan pokok ataupun
makanan kecil (selingan) karena anak
mulai bisa memilih atau membeli sendiri
makanan yang diinginkannya, sedangkan
aktifitas fisik anak kelompok umur ini
cukup tinggi[5].

dan

bivariat

menggunakan

program komputer.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1 Hasil Analisis Bivariat
Variabel

OR

CI

Konsumi Energi

8,413

3,036 - 23,014

Konsumsi Protein

6,091

2,306-16,094

Penyakit Infeksi

2,250

0,810 – 6,252

Pola Asuh Makan

3,200

1,293 - 7,922

METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
adalah case control study (kasus-kontrol).
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh balita yang ada di Kelurahan
Taipa Kota Palu, sedangkan sampel yaitu

Sumber : Data Primer

seluruh kasus gizi kurang pada balita yang

Risiko Konsumsi Energi Terhadap Gizi

berusia 24-59 bulan dengan jumlah kasus

Kurang

sebanyak 33 balita dan kontrol 66 balita.
Perbandingan kasus dan kontrol yaitu 1:3,
sehingga jumlah sampel sebanyak 99
balita.
melalui

pengumpulan
data

primer

data
yaitu

dilakukan
melalui

observasi langsung, FFQ dan kuesioner
yang diberikan kepada responden pada
saat berada di lapangan, sedangkan data
sekunder diperoleh dari instansi kesehatan
30

Konsumsi energi merupakan faktor
risiko kejadian gizi kurang. Konsumsi
energi yang rendah atau kurang akan
mengakibatkan tubuh merespon dengan
cara meningkatkan penggunaan cadangan
energi seperti otot dan lemak yang
menyebabkan

penurunan

pertumbuhan

yang mengarah ke individu yang lebih

Lilis Fauziah, Nurdin Rahman, & Hermiyanti, Faktor Resiko Kejadian Gizi Kurang ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

kurus dibandingkan dengan asupan energi
[6]

balita di Kelurahan Taipa mempengaruhi
energinya

karena

mengabaikan

makannya,

membutuhkan energi yang lebih besar
sehingga dibutuhkan konsumsi energi
yang cukup untuk menunjang aktivitas
tersebut. Selain itu, dari hasil FFQ
semikuantitatif diketahui kebiasaan makan
balita dari sumber energi selain nasi masih
sangat kurang seperti singkong, ubi jalar
dan jenis roti, sehingga mempengaruhi
jumlah konsumsi energi pada balita.
ini

sejalan

tidak memadai di bawah 80% dari
kebutuhan minimum adalah 3,6 kali (95%

menderita

ρ
gizi

0,05)[10].

Taipa Kota Palu adalah ISPA dengan

Risiko Pola Asuh Makan Terhadap

kategori bukan pneumonia yaitu berupa

Gizi Kurang

demam, batuk mapun flu. Selain itu,
ketika balitanya sakit, orangtua balita
langsung membawa balitanya berobat ke
32

Pola asuh makan merupakan faktor
risiko kejadian gizi kurang. Orangtua
memiliki tingkat kontrol yang tinggi

Lilis Fauziah, Nurdin Rahman, & Hermiyanti, Faktor Resiko Kejadian Gizi Kurang ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017

terhadap lingkungan dan pengalaman

makanan. Balita yang tidak terbiasa

anak-anak mereka. Pengasuhan yang baik

dengan variasi makanan lokal dapat

adalah ibu memperhatikan frekuensi dan

menyebabkan balita menjadi pilih-pilih

jenis makanan yang dikonsumsi oleh

makanan sehingga pemenuhan zat gizi

anaknya agar kebutuhan zat gizinya

lainnya menjadi kurang. Kekurangan zat

terpenuhi.

gizi

praktik

Setiap

orangtua

pengasuhan

memiliki

yang

berbeda

tergantung dari budaya masing-masing,
sehingga

pengasuhan

makanan

ini

dianggap sebagai strategi perilaku tertentu
untuk

mengontrol

apa

saja

yang

dikonsumsi anak dan berapa banyak yang
dikonsumsi anak ketika mereka makan[11].
Sebagian besar ibu di Kelurahan

yang berlangsung secara

terus-

menerus inilah yang dapat menyebabkan
balita kehilangan beratnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian
Zulfita (2013) yang menyatakan bahwa
pola asuh makan merupakan faktor risiko
gizi kurang, dimana balita dengan pola
asuh makan yang kurang, berisiko 4,297
kali menderita gizi kurang dibandingkan

makan

dengan balita yang ibunya memberikan

sendiri tanpa pendampingan sehingga

pola asuh yang baik (95% CI: 1,413 –

jumlah atau porsi maupun jenis makanan

13,08) dengan nilai p

Dokumen yang terkait

FAKTOR RISIKO BERKAITAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA ANAK USIA 24-36 BULAN DI DESA TEGALMADE KECAMATAN Faktor Risiko Berkaitan Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Anak Usia 24-36 Bulan Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

PUBLIKASI KARYA ILMIAH FAKTOR RISIKO BERKAITAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA ANAK USIA Faktor Risiko Berkaitan Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Anak Usia 24-36 Bulan Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI KELURAHAN TAIPA KOTA PALU | Rahman | Preventif 8338 27363 1 PB

0 0 6

CUBITAL TUNNEL SYNDROME | Munir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8003 26301 1 PB

0 1 26

UJI IN-VITRO SENSITIVITAS ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI SALMONELLA TYPHI DI KOTA PALU | Perdana | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8023 26368 1 PB

1 4 12

FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCABIES DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU (RISK FACTORS SCABIES AT GENERAL HOSPITAL ANUTAPURA PALU) | Arifuddin | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9274 30292 1 PB

0 0 20

HUBUNGAN SUHU DAN KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PALU TAHUN 2010-2014 | Bangkele | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9267 30253 1 PB

1 1 11

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015 | Sari | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8028 26383 1 PB

0 0 10

FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI DEABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSU ANUTAPURA PALU | Istiqomah | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7928 26035 1 PB

1 4 16

BEBERAPA FAKTOR RISIKO GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 12 - 59 BULAN

0 2 5