HUBUNGAN SUHU DAN KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PALU TAHUN 2010-2014 | Bangkele | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9267 30253 1 PB

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

Mei 2016

HUBUNGAN SUHU DAN KELEMBAPAN DENGAN KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PALU TAHUN 2010-2014
Elli Yane Bangkele* , Nur Safriyanti**
*

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako
** Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Tadulako
ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue melalui vektor nyamuk masih menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Faktor iklim seperti suhu dan kelembapan
memiliki peranan penting dalam proses perkembangbiakan vektor nyamuk penyebar
penyakit DBD. Saat terjadi perubahan suhu dan kelembapan dapat mempengaruhi
kepadatan vektor dan potensi transmisi penyakit dimana nyamuk Ae. Aegypti
memerlukan lingkungan yang baik untuk berkembangbiak.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan suhu dan kelembapan
dengan kejadian DBD di Kota Palu tahun 2010-2014.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
desain cross-sectional. Jenis data penelitian menggunakan data sekunder. Data jumlah
kejadian DBD berasal dari laporan Dinas Kesehatan Kota Palu. Data suhu dan
kelembapan berasal dari Stasiun Meteorologi Mutiara Palu. Metode analisis data
meliputi analisis univariat dan analisis bivariat (uji korelasi Spearman). Hasil uji
analisis Spearman menunjukkan kekuatan hubungan, pola hubungan dan kemaknaan
hubungan antara suhu dan kelembapan dengan kejadian DBD.
Hasil Penelitian: Hasil uji statistik korelasi Spearman menunjukkan bahwa kekuatan
hubungan suhu dengan kejadian DBD lemah (r = 0,145), berpola positif dan tidak
terdapat hubungan yang bermakna (p = 0,270). Sedangkan kekuatan korelasi
kelembapan dengan kejadian DBD lemah (-0,81), berpola negatif dan tidak terdapat
hubungan yang bermakna (p= 0,538).
Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara suhu dengan kejadian DBD
dan tidak ada hubungan yang bermakna antara kelembapan dengan kejadian DBD.
Kata kunci : DBD, Suhu, Kelembapan

40


Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

berasal

PENDAHULUAN
Penyakit demam berdarah Dengue
(DBD) atau Dengue hemorrhagic fever
(DHF) ialah penyakit yang disebabkan
oleh virus Dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan

Aedes

merupakan

albopictus.
negara


Indonesia

kepulauan

yang

memiliki iklim tropis yang heterogen dan
rentan terhadap dampak perubahan iklim

dari

Mei 2016

Kota

Palu

yaitu


287,56/100.000 penduduk. Pada tahun
2013 dan 2014 jumlah kasus di Kota
Palu berturut-turut sebanyak 804 kasus
dan 580 kasus. Hal ini menunjukkan
terjadi penurunan jumlah kasus DBD di
Kota Palu akan tetapi, DBD masih
menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat

di

Indonesia

terlihat

penyebarannya yang semakin luas [1].

regional dan global. Perubahan iklim

Iklim yang tidak stabil menjadi


yang dapat ditinjau dari perubahan

salah satu faktor yang mempengaruhi

curah hujan, suhu dan kelembapan ini

keberhasilan

dapat

(perkembangbiakan)

penyakit

mempengaruhi
menular,

penyebaran


termasuk

yang

Sulawei

Tengah

menempatkan peringkat kelima angka
kesakitan tertinggi pada kasus DBD
per100.000 penduduk menurut provinsi
tahun 2013 setelah kota Bali, DKI
Jakarta, Yogyakarta dan Kalimantan
Timur.

[2]

Berdasarkan

angka


kesakitan/Incidence Rate (IR) untuk
Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012
adalah sebesar 85,23/100.000 penduduk,
masih di atas indikator nasional yaitu
52/100.000, dan IR yang tertinggi
41

Curah

dengan

karena

nyamuk

suhu

serta
harus


dapat

berperan

perkembangbiakan

nyamuk

cara

memacu

berkembangbiak,
mengeliminasi
biakkan

vektor

lingkungan


diperhatikan
dalam

reproduksi

hujan,

kelembapan

ditularkan oleh vektor nyamuk [1].
Provinsi

Aedes.

sistem

tetapi
tempat


nyamuk

proliferasi
juga

dapat

perkembang
dengan

cara

menghanyutkan vector [3].
Efek

perubahan

iklim

terhadap


prevalensi Dengue sangat penting untuk
diteliti karena diperlukan sebagai alat
untuk meramalkan variasi insidens dan
risiko

yang

berhubungan

dengan

Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

dampak perubahan iklim tersebut. [3]

bebas

Hal inilah yang mendasari penulis untuk

dengan variabel terikat yaitu kejadian

melakukan

DBD di Kota Palu tahun 2010-2014.

penelitian

mengenai

yaitu

suhu

Mei 2016

dan

kelembapan

hubungan suhu dan kelembapan dengan

Analisis

korelasi

Spearman

akan

kejadian

menilai

kekuatan

hubungan,

arah

demam

berdarah

Dengue

(DBD) di Kota Palu Tahun 2010-2014.

hubungan dan kemaknaan (signifikansi)
antara kedua variabel tersebut.

METODE
Pelaksanaan

penelitian

ini

dilakukan dengan menganalisis data
sekunder

berupa

laporan

bulanan

kejadian DBD di Kota Palu dan laporan
klimatologi

suhu

dan

kelembapan

bulanan Kota Palu tahun 2010-2014.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik total sampling. Terdapat tiga
Waktu pelaksanaan penelitian ini

variabel penelitian yakni kejadian DBD
sebagai variabel terikat serta suhu dan

Tempat penelitian ini dilakukan pada 2

kelembapan sebagai variabel bebas.
Analisis

data

meliputi

adalah selama bulan Oktober 2015.

analisis

univariat dan analisis bivariat. Analisis

tempat yaitu Dinas Kesehatan Kota Palu
dan Stasiun Meteorologi Mutiara Palu.

univariat bermanfaat untuk memberikan
gambaran
bulanan

distribusi
serta

kejadian

gambaran

DBD

suhu

dan

kelembapan bulanan pada tahun 20102014. Analisis bivariat menggunakan uji
statistik parametrik korelasi Spearman

HASIL
1.

Analisis Univariat
Dari

penelitian

yang

telah

dilakukan di Dinas Kesehatan Kota
Palu

diperoleh

data

distribusi

untuk melihat hubungan antara variabel
42

Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

Mei 2016

kejadian DBD tahun 2010-2014

Februari yaitu sebanyak 205 kasus dan

sebanyak

jumlah kasus terendah terjadi pada

4880

kasus

yang

merupakan sampel dalam penelitian

bulan Agustus yaitu sebanyak 29 kasus.

ini.

Hasil distribusi kejadian DBD
pada tahun 2013, jumlah kasus tertinggi
terjadi pada bulan Maret yaitu sebanyak
82 kasus dan jumlah kasus terendah
terjadi pada bulan Desember yaitu 27
kasus. Hasil distribusi kejadian DBD
ada tahun 2014, jumlah kasus tertinggi
terjadi pada bulan Desember yaitu
sebanyak 77 kasus dan terendah pada

Gambar 1 Distribusi Kejadian DBD di
Kota Palu Tahun 2010-2014

bulan Juli yaitu sebanyak 16 kasus.
Hasil

Hasil distribusi Kejadian DBD

berdarah

analisis
Dengue

tahun

2010-2014

didapatkan

bulan Februari yaitu sebanyak 273 kasus

tertinggi terjadi pada bulan Februari

dan kejadian terendah terjadi pada bulan

yaitu

Mei yakni sebanyak 56 kasus. Hasil

kejadian DBD terendah terjadi pada

distribusi kejadian DBD pada tahun

bulan Mei dengan jumlah kasus sebanyak

2011, jumlah kasus tertinggi terjadi

277 kasus.

kasus

total

demam

tertinggi pada tahun 2010 terjadi pada

659

bahwa

data

kejadian

sedangkan

total

pada bulan November yaitu sebanyak
199 kasus dan jumlah kasus terendah
terjadi

pada

bulan

Februari

yaitu

sebanyak 31 kasus. Hasil distribusi
kejadian DBD pada tahun 2012, jumlah
kasus
43

tertinggi

terjadi

pada

bulan
Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

Tabel 2 Distribusi Kejadian DBD di Kota
Palu Tahun 2010-2014

Mei 2016

ada tabel 3 menunjukkan distribusi
suhu udara di Kota Palu tahun 20102014. Hasil analisis data suhu udara
diperoleh rata-rata suhu udara pada
periode 2010-2014 adalah 27,46

o

C.

Suhu udara minimal sepanjang tahun
2010-2014 adalah 26,66 oC dan nilai
maksimalnya 28,18 oC.

Tabel 3 Distribusi Suhu di Kota Palu
Tahun 2010-2014
(Sumber: Stasiun Meteorologi Mutiara
Palu, 2016)
Gambar 2. Distribusi Suhu di Kota Palu
Tahun 2010-2014
Pada gambar 2, menunjukkan
suhu tertinggi di Kota Palu tahun 2010
terjadi pada bulan April yaitu 28,8 oC
dan terendah pada bulan September
yaitu 27 oC. Pada tahun 2011, suhu
udara

tertinggi

terjadi

pada

bulan

November yaitu 28,2 oC dan terendah
terjadi pada bulan Februari yaitu 26,5
oC. Pada tahun 2012, suhu tertinggi
44

Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

Mei 2016

terjadi pada bulan April yaitu 28,8oC

tahun 2010-2014. Hasil analisis data

dan terendah pada bulan Agustus yaitu

kelembapan di kota Palu selama tahun

26,7oC. Pada tahun 2013, suhu tertinggi

2010- 2014 didapatkan bahwa nilai rata-

terjadi pada bulan Maret yaitu 28,5oC
dan terendah pada bulan Juli dan
September yaitu 26,6oC sedangkan

rata

klembapannya

adalah

76,5%.

Kelembapan minimal spanjang tahun
2010-2014

adalah

74%

dan

nilai

maksimalnya sebesar 78,6%.

pada tahun 2014, suhu tertinggi terjadi
pada bulan Mei yaitu 28,5oC dan
terendah terjadi pada bulan Maret yaitu

2. Analisis Bivariat

Pengujian

hipotesis

yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah

20,5oC.

menguji ada tidaknya hubungan antara
kejadian

demam

berdarah

Dengue

dengan suhu dan kelembapan di Kota
Palu tahun 2010-2014.
Tabel 5 Hasil Analisis Korelasi Kejadian
Demam
Berdarah
Dengue
dengan Suhu Udara di Kota Palu
Tahun 2010-2014
Demam Berdarah
Dengue
Vari
abel
Suhu
Udara

Koef.
Korelasi Signifik
asi (p)
(r)
0,145

0,270

Keterangan
Korelasi tidak
bermakna,
dengan arah
positif

Hasil uji keeratan hubungn antara
suhu udara dengan kejadian demam
Pada

tabel

4.

menunjukkan

distribusi kelembapan di Kota Palu
45

berdarah Dengue pada uji Spearman
memiliki tiga parameter interpretasi

Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

yaitu kekuatan korelasi (r ), arah korelasi

dengan

dan

Dengue sebesar 0,145, hal berarti bahwa

nilai

p

(sig.).

Data

tersebut

kejadian

Mei 2016

demam

korelasinya

berdarah

menunjukkan nilai koefisien korelasi (r )

kekuatan

sangat

lemah

sebesar 0,145 , dengan arah korelasi

dengan signifikansi (p) 0,270 dengan

positif dan nilai signifikasi (p) 0,270.

demikian dapat disimpulkan bahwa

Tabel 6 Hasil Analisis Korelasi Kejadian
Demam
Berdarah
Dengue
dengan Kelembapan di Kota
Palu Tahun 2010-2014

tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara suhu dengan kejadian demam
berdarah Dengue.
Data tersebut membuktikan bahwa

Varia
Koef.
bel
Korelasi
(r)
Kelemb
-0,81
apan

Demam Berdarah
Dengue
Signifik Keterangan
asi (p)
Korelasi tidak
bermakna,
0,538
dengan arah
negatif

Hasil uji keeratan hubungn antara

perubahan suhu udara selama periode
tahun 2010-2014 tidak memberikan
korelasi

yang

bermakna

terhadap

kejadian demam berdarah Dengue. Jika
suhu

udara

naik

kecenderungan

tidak

kejadian

ada
demam

kelembapan dengan kejadian demam

berdarah Dengue meningkat karena arah

berdarah Dengue pada uji Spearman

korelasinya

memiliki tiga parameter interpretasi

sebaliknya jika suhu udara turun juga

yaitu kekuatan korelasi (r ), arah korelasi

tidak

dan

demam berdarah Dengue menurun.

nilai

p

(sig.).

Data

tersebut

ada

positif,

begitu

kecenderungan

pula

kejadian

(r)

Hasil penelitian ini sejalan dengan

sebesar -0,81 , dengan arah korelasi

penelitian Rohaedi (2008) di Jakarta

negatif dan nilai p 0,538.

Barat tahun 2007 yang menyatakan

menunjukkan

koefisien

korelasi

bahwa tidak ada hubungan bermakna
PEMBAHASAN
Berdasarkan
statistik

dengan

antara suhu dengan angka kejadian
hasil

pengujian

DBD, begitu juga denganpenelitian Dini

SPSS

diperoleh

dkk (2010) di

koefisien korelasi (r ) variabel suhu
46

Tidak

terdapat

Kabupaten
hubungan

Serang.
yang

Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

Mei 2016

bermakna antara suhu dengan kejadian

lambatnya proses-proses fisiologis, rata-

DBD mungkin disebabkan karena suhu

rata suhu optimum untuk pertumbuhan

udara rata-rata per bulan kota Palu yang

nyamuk adalah 25-30oC. Suhu udara

berkisar antara 26,67oC – 27,71 oC

mempengaruhi

kurang

perkembangan

dalam

proses

dalam

nyamuk

Aedes

menggigit, istirahat dan perilaku kawin,

Aegypti dan untuk penularan virus

penyebaran dan durasi siklus gonotropik

Dengue. Walaupun suhu di Kota Palu

[6].

mendukung

perkembangbiakan

merupakan suhu optimal dan dapat

tubuh

nyamuk,

virus

Berdasarkan

hasil

tingkat

pengujian

menyebabkan jumlah vektor meningkat,

statistik dengan SPSS 22 diperoleh

akan tetapi terdapat kemungkinan bahwa

koefisien

vektor

kelembapan

yang

ada

dan

berjumlah

korelasi

(r )

sebesar

variabel

-0,81

dengan

meningkat tidak infektif sehingga tidak

signifikasi (p) 0,538 dengan demkian

berpengaruh pada peningkatan angka

dapat

kejadian DBD. Selain itu, hal ini

hubungan

mungkin dapat terjadi karena program

kelembapan dengan kejadian demam

pemeberantasan

telah

berdarah Dengue. Hasil pnelitian ini

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota

sejalan dengan penelitian Dini dkk

Palu berupa fogging dan pembagian

(2010) yang menyatakan bahwa tidak

abate

terdapat hubungan antara kelembapan

untuk

DBD

yang

memberantas

nyamuk

Aedes Aegypti sangat efektif [5].

dengan

Nyamuk dapat bertahan hidup
pada

suhu

rendah

(10oC),

disimpulkan

tetapi

yang

kejadan

tidak

terdapat

bermakna

demam

antara

berdarah

Dengue di Serang. Akan tetapi tidak

sejalan

dengan

penelitian

yang

metabolismenya menurun atau bahkan

dilakukan Andriani (2001) disimpulkan

terhenti bila suhunya turun sampai

bahwa

dibawah suhu kritis, 4,5oC. Pada suhu

bermakna

yang lebih tinggi dari 35oC juga
mengalami perubahan dalam arti lebih
47

terdapat
antara

hubungan
faktor

yang
iklim

kelembapan dengan angka kejadian DBD
selama tahun 1997-2000 [7].

Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

Hasil

penelitian

Mei 2016

rata-rata

kelembapan

karena

mempengaruhi

kelembapan di Kota Palu selama tahun

penyebaran

vektor

nyamuk

2010- 2014 adalah 76,5% dengan nilai

kemungkinan menularkan virus dari satu

kelembapan tertinggi adalah

77,6%

manusia

ke

yakni terjadi pada tahun 2014 dan

nyamuk

bersifat

kelembapan terendah sebesar 76% yakni

kelembapan. Selain itu, perhitungan

terjadi

kelembapan

pada

tahun

2012.

Secara

manusia

lain.

sensitif

merupakan

dan

Vektor
terhadap

satu-satunya

deskriptif kelembapan rata-rata selama

faktor iklim yang sangat baik dalam

periode 2010-2014 di Kota Palu adalah

memprediksi penyebaran DBD. Yanti

berkisar antara 76-77,6%. Kelembapan

(2004) menyatakan kelembapan udara

tersebut termasuk dalam kelembapan

tidak berpengaruh langsung pada angka

yang optimal bagi vektor nyamuk untuk

insiden DBD, tetapi berpengaruh pada

berkembangbiak, akan tetapi hal dapat

umur nyamuk Aedes Aaegypti yang

terjadi

pencegahan

merupakan vektor penular DBD. Pada

DBD di Kota Palu telah baik sehingga

kelembapan udara yang rendah yaitu di

faktor iklim khususnya kelembapan

bawah 60% terjadi penguapan air dari

tidak

tubuh

karena

program

menjadi

faktor

yang

mempengaruhi kejadian DBD.

nyamuk

sehingga

dapat

memperpendek umur nyamuk [8].

Kelembapan dapat mempengaruhi
transmisi vector borne disease, terutama
vektor serangga. Kemampuan nyamuk
dalam

bertahan

hidup

mengalami

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dibuat beberapa kesimpulan antara lain

penurunan pada kondisi kering. Rata-

sebagai berikut:

rata

1. Pada

kelembapan

telah

ditemukan

penelitian

ini

tidak

terdapat

sebagai faktor paling kritis pada iklim

korelasi atau hubungan yang bermakna

penyakit.

penyakit berbasis

antara suhu dengan kejadian DBD di Kota

vektor lainnya, DBD menunjukkan pola

Palu tahun 2010-2014 dimana nilai p =

Seperti

yang berkaitan dengan iklim terutama

0,270, kekuatan korelasi antara kedua
variabel sangat lemah ( r = 0,145) serta

48

Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

Mei 2016

arah korelasi pada penelitian ini adalah

mengalami fluktuasi dimana pada tahun

positif (+) yang artinya searah, dimana

2010suhunya

semakin besar nilai satu variabel maka

mengalami penurunan tahun 2011shunya

semakin besar nilai variabel lainnya.

adalah27,55oC,

Pada penelitian ini tidak terdapat

tahun 2012 yaitu 27,71oC, pada tahun

korelasi

2013 yaitu 27,65oC dan pada tahu 2014

atau

hubungan

yang

bermakna antara kelembapan dengan

27,71oC,

adalah

kemudian

naik

pada

suhunya adalah 26,67oC.

kejadian DBD di Kota Palu tahun

4. Distribusi kelembapan di Kota Palu

2010-2014 dimana nilai p = 0,538,

tahun 2010- 2014 memiliki rata-rata

kekuatan

sebesar 76,5%. Rata-rata kelembapan

korelasi

antara

kedua

variabel sangat kuat (r = -0,81) serta
arah korelasi pada penelitian ini
adalah

negatif

(-)

yang

artinya

berlawanan arah, dimana semakin
besar

nilai

satu

variabel

maka

semakin kecil nilai variabel lainnya.
2. Distribusi kejadian DBD di Kota Palu
selama tahun 2010-2014 sebanyak 4880
kasus. Kejadian DBD di Kota Palu
selama tahun 2010-2014 mengalami
penurunan dimana pada tahun 2010
sebanyak

1.325

kasus,

tahun

2011

sebanyak

1.061

kasus,

tahun

2012

sebanyak

1.051

dan

tahun

2013

sebanyak 863 kasus dan tahun 2014

selama tahun 2010-2014 mengalami
fluktuasi

dimana

pada

kelembapanannya
mengalami

adalah

penurunan

kelembapannya

tahun

adalah

2010
76,5%,

tahun

2011

76,1%,

pada

tahun 2012 yaitu 76%, pada tahun 2013
yaitu 76,5% dan pada tahu 2014 suhunya
adalah 77,6%.

SARAN
1. Pada peneliti selanjutnya agar melakukan
penelitian faktor lingkungan lainnya
(kepadatan

penduduk)

yang

dapat

mempengaruhi kejadian DBD di Kota
Palu dengan mengambil rentan waktu
yang lebih lama.
2. Dinas Kesehatan Kota Palu agar dapat

sebanyak 580 kasus.
3. Distribusi suhu di Kota Palu tahun 2010-

bekerjasama dengan Badan Meteorologi

2014 memiliki rata-rata sebesar 27,46oC.

dan Geofisika agar faktor iklim dapat

Rata-rata suhu selama tahun 2010-2014

terpantau dengan baik.

49

Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 2

3. Bagi masyarakat Kota Palu agar giat

Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2007.

dalam melakukan upaya pengendalian

Jakarta:

penyakit DBD karena distribusi kejadian

Masyarakat,

penyakit ini dapat terjadi sepanjang

2008.

tahun,

sehingga

kegiatan
sesuai

perlu

peningkatan

pengendalian
dalam

lingkungan

vektor

menjaga

ataupun

6.

Fakultas

Wirayoga,

Kesehatan

Universitas

Indonesia;

Mustazahid

Agfadi.

Hubungan Kejadian Demam Berdarah

yang

Dengue

kebersihan

memutus

Mei 2016

dengan

Iklim

di

Kota

Semarang Tahun 2006-2011.. Unnes

rantai

Journal of Public Health. 2013. ISSN

perkembangan vektor.

2252-6528. pp:1-9.
7.

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

Widoyono.

Penyakit

4.

Faktor

Tropis

dengan

&

Dengue

Pemberantasannya Edisi Kedua.

dan

Kasus

serta

Angka

Jakarta: Penerbit Erlangga; 2011.

Insidens Demam Berdarah Dengue di

Kementrian

DKI Jakarta Tahun 1997-2000. Jakarta:

Kesehatan

Republik

Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia

Fakultas

Tahun

Universitas Indonesia; 2001.

2013.

Jakarta:

Kementrian
8.

Kesehatan

Masyarakat,

Dini, Amah Majidah Vidyah, Fitriany,

Achmadi, Fathur Umar. Dasar-Dasar

RIna

Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta:

Arminsih. Faktor Iklim dan Angka

Rajawali Press; 2011.

Insiden Demam Berdarah Dengue di

Dahlan,

Sulfian.

Statistik

Nur

dan

Wulandari,

Ririn

Kabupaten Serang. Makara, Kesehatan.

untuk

Bivarat, dan Multivarat Dilengkapi

2010. Vol. 14. No. 1, pp: 31-38.
9.

Departemen

Kesehatan

Republik

Aplikasi dengan Menggunakan SPSS .

Indonesia. Penemuan dan Tatalaksana

Jakarta: Salemba Medika; 2010.

Penderita Demam Berdarah Dengue.

Rohaedi,

D.

Mempengaruhi
Berdarah
50

Iklim

Kepadatan Vektor Demam Berdarah

Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,

5.

Perubahan

Epidemiologi, Penularan, Pencegahan

Kesehatan RI; 2014.
3.

Andriani, D K. Hubungan Faktor-

Faktor-Faktor
Kejadian

Dengue

di

yang

Jakarta: Dirjen P2L; 2010.

Demam
Wilayah
Elli Yane B, Nur Safriyanti, Hubungan Suhu & Kelembaban ...

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Penanggulan Demam Berdarah Dengue Di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014

2 46 134

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Prevalensi Demam Berdarah Dengue Di Kota Medan Berdasarkan Data Di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2011

2 59 116

Gambaran Penderita Demam Berdarah Dengue Pada Anak Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2010

0 54 72

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Dan Kegiatan Pemberantasannya Tahun 2003-2007

1 40 88

Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2008

3 56 108

KORELASI ANTARA DEMA DENGAN KADAR IgM DAN IgG ANAK YANG MENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE | Tanra | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8008 26321 1 PB

0 1 12

HUBUNGAN KADAR TROMBOSIT DAN HEMATOKRIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN DEWASA | Towidjojo | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7930 26043 1 PB

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU TAHUN 2014 | Bangkele | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8029 26387 1 PB

0 1 11