S PAUD 1009388 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan di RA Al- Ihsan 1 terletak di Kp. Asem, Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan yaitu mulai minggu pertama bulan September 2013, sedangkan tindakan siklus 1 dilakukan minggu ke empat pada tanggal 25 Maret 2014.

Subjek dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelompok B dengan usia 5-6 tahun RA Al- Ihsan 1 tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 orang.

B. Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan di RA Al-Ihsan1 terletak di Kp. Asem. Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, dengan menggunakan 2 siklus pembelajaran yang akan dilakukan dalam 2 kali pertemuan pembelajaran.

Rancangan tindakan pada penelitian ini, direncanakan terdapat 2 siklus, setiap siklus dibagi menjadi 1 pertemuan setiap pertemuan terdiri 4 bagian yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi.

Desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan, diadaptasi dari model Mc Taggart dan Kemmis (Arikunto, 2010: 137) menyebutkan empat langkah


(2)

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN

Gambar 3.1

Siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang timbul dilapangan yaitu kurang berkembangnya kreativitas anak kelompok B di RA

Al-Ihsan1. Pelaksanan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

dst


(3)

menghias anak kelompok B di RA AIhsan1 yang dilakukan oleh pendidik yang merupakan suatu bentuk upaya dalam meningkatkan kreativitas anak dengan menggunakan media dasar batok kelapa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak yang sudah ada menjadi lebih baik.

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas ( PTK). Menurut Harjodipuro Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pendekatan yang memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri agar kritis terhadap praktek tersebut dan agar mau mengubahnya. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yaitu bahwa masalah yang diangkat sehari-hari yang dihadapi oleh guru dikelas (Muslihuddin, 2009:7). Suharsimi (2007:2) dalam (Mohammad Asrori 2009:5) mendefinisikan Penelitian Tindakan K elas adalah:

“ Paparan gabungan definisi dari kata “ penelitian,” “tindakan,”

dan “kelas.” Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama oleh guru. Suharsimi berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencerrmatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Suhardjono (2007:62) dalam (Mohammad Asrori 2009:8) menyebutkan ada 6 karakteristik PTK yaitu : 1) adanya tindakan (action). 2) adanya kolaborasi (kerjasama). 3) PTK dilakukan apabila ada. (a) keputusan kelompok dan komitmen untuk


(4)

pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alasan pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan (d) bertujuan memperoleh pengetahuan sebagai pemecah masalah. 4) PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi dikelas. 5) PTK berfokus pada masalah peraktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks. 6) PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dan prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini. Adapun prosedur PTK menurut Muslihuddin (2009: 50) yaitu penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yang diawali dengan revisi rencana, tindakan, observasi, refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap berhasil atau menunjukan terjadinya perubahan prilaku. Tahapan prosedur penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan mengenai peningkatan kreativitas yang timbul pada anak di Kelompok B RA Al-Ihsan 1. Teknik yang digunakan yaitu observasi langsung di RA Al-Al-Ihsan 1. Adapun yang menjadi target observasi yaitu mengenai meningkatan kreativitas


(5)

menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa yang dilakukan ditempat penelitian. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka ditemukan permasalahan pada anak mengenai peningkatan kreativitas.

2. Perumusan Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan kreativitas menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa di RA Al-Ihsan 1 agar menjadi lebih baik dan meningkat dari sebelumnya. Adapun hal-hal yang perlu direncanakan dalam menyusun rancangan antara lain :

a. Menetapkan permasalahan secara fokus pada kegiatan menghias barang bekas , kemudian memutuskan media dasar batok kelapa sebagai alat yang dapat menstimulasi dan meningkatkan kreativitas.

b. Membuat rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan diberikan dalam proses pembelajaran menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa.

c. Menetapkan indikator-indikator sebagai program pembelajaran menghias barang bekas.

3. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya kemudian peneliti berdiskusi dengan guru sebagai bentuk kolaborasi untuk membahas permasalahan yang dihadapi


(6)

guru dalam pembelajaran menghias barang bekas pada anak kelompok B di RA Al-Ihsan1.

4. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari isi rancangan yang telah disusun pada saat sebelumnya. Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kreativitas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1 dilaksanakan setelah peneliti mengetahui fokus permasalahan. Peneliti dan guru melaksanakan pembelajaran dengan memberikan tindakan melalui media dasar batok kelapa. Pelaksanan tindakan ini berguna meningkatkan kreativitas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1 melalui penggunaan media dasar batok kelapa yang dilakukan dalam siklus hingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.

Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus dikatakan berhasil apabila ada perkembangan terhadap meningkatnya kretivitas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai rencana pelaksanaan tindakan pada setiap siklus antara lain:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dengan membuat skenario pembelajaran, materi pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas pada anak usia dini melalui kegiatan menghias


(7)

barang bekas pada anak kelompok B RA Al-Ihsan 1, dan melaksanakan stimulasi pembelajaran dengan menggunakan media dasar batok kelapa.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini penelitian dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Pendidik memberikan pembelajaran dengan menggunakan media dasar batok kelapa yang sudah dirancang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan media dasar batok kelapa digunakan untuk meningkatkan kereativitas anak.

c. Pengamatan/observasi

Pada tahap ini ketika tindakan penelitian berlangsung, peneliti hendaknya melakukan pengamatan terhadap apa yang terjadi secara cermat. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan anak sebagai salah satu teknik persiapan

untuk berlangsungnya proses pengamatan/observasi. Peneliti

mengamati/mengobservasi segala proses dalam aktivitas pembelajaran menghias barang bekas dengan menggunakan media dasar batok kelapa. Pengamatan tersebut menggunakan instrumen yang sudah disiapkan dan dilakukan secara kontinue mulai dari siklus I sampai siklus II yang diharapkan dapat tercapai tujuan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan suatu rujukan yang digunakan untuk mengkaji apa yang telah dilakukan, apa yang belum dilakukan atau apa yang sudah tuntas dan


(8)

apa yang belum tuntas dari apa yang sudah direncanakan. Refleksi dilakukan pada setiap siklus dimulai dari siklus I sampai pada siklus II yang menunjukan bahwa tujuan yang diharapkan telah tercapai. Adanya refleksi membantu peneliti untuk memaksimalkan tindakan dalam rangka meningkatkan kereativitas anak melalui kegiatan menghias barang bekas kelompok B RA Al-Ihsan 1.

D. Definisi Oprasional

Pada penelitian ini aspek yang diteliti pada anak ada dua aspek yaitu : aspek kelancaran dan aspek keaslian. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan tempat penelitian, dan disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan.

Adapun pengertian barang bekas dalam Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia, „barang‟ diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata

„bekas‟ adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai. Jadi barang bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai (sisa), yang kegunaannya tidak sama seperti benda yang baru ( Yuniar, 1997).

Menurut Rosdianawati (2003) kegiatan daur ulang atau memanfaatkan barang bekas adalah membuat mainan atau benda dengan mempergunakan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, seperti kotak korek api, botol-botol, karton, plastik, kayu dan lain-lain.


(9)

Sedangkan Batok Kelapa dalam bahasa Indonesia disebut „Tempurung”. Batok kelapa merupakan barang bekas yang ramah lingkungan dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan arang, hiasan, asbak, dan lain-lain.

Dengan menggunakan media dasar batok kelapa dalam pembelajaran diharapkan akan mampu meningkatkan kereativitas pada peserta didik di RA Al- Ihsan 1 terletak di Kp. Asem, Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran berupa Rencana Kegiatan Harian (RKH), pedoman observasi peserta didik dan aktivitas guru dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas. Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2007:101). Adapun prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Menganalisis Variabel Penelitian

Langkah pertama, variabel dikaji terlebih dahulu oleh peneliti menjadi sub variabel/dimensi, indikator sehingga apa yang diteliti dapat diukur dan terlihat


(10)

hasilnya. Pembuatan indikator, dalam hal ini indikator meningkatkan kreativitas anak, Peneliti mengacu pada Permendiknas no 58 tahun 2009.

2. Menetapkan Jenis Instrumen

Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur variabel, sub variabel atau indikator yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori. Dalam penelitian ini akan menggunakan jenis instrumen berupa pedoman observasi kemampuan anak dan pedoman dokumentasi berupa catatan lapangan dan foto pelaksanaan pembelajaran menggunakan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas pada anak usia dini.

3. Menyusun Kisi-kisi Instrumen

Langkah ketiga, menetapkan jenis instrument. kemudian peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi terkait variabel, sub variabel, indikator, teknik pengumpulan data dan sumber data. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1

KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KEMAMPUAN KREATIF ANAK DALAM KEGIATAN MENGHIAS BARANG BEKAS DENGAN MEDIA DASAR BATOK KELAPA

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

TEKNIK PENGUMP

ULAN

SUMBER DATA (Instrumen)


(11)

Kemampuan Kreatif Anak Dalam Kegiatan Menghias Barang Bekas Dengan Media Dasar Batok Kelapa

a. Kelancaran dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa

a. 1. Anak dapat menyelesaik an hasil kerya dengan cepat 2. Anak dapat

mewujudkan hasil karya Observasi Observasi Anak Anak

b. Keaslian dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa

b. 1. Keberbedaan karya yang dibuat dengan yang lainnya 2. Karya yang

dibuat berdasarkan gagasan sendiri Observasi Observasi Anak Anak

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kegiatan Menghias Barang Bekas Dengan Media Dasar Batok Kelapa Dalam Meningkatkan Kreativitas

No Variabel Aspek Indikator

Teknik Pengump ulan Data

Sumbe r Data

1 Meningkatkan

Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Menghias Barang Bekas Dengan Media Dasar Batok Kelapa

Perencanaan 1.Merumuskan

Tujuan 2.Menetapkan Materi 3.Menetapkan Metode 4.Menetapkan Media Pembelajaran 5.Menetapkan Evaluasi Pembelajaran Analisis Dokumen Doku men perenc anaan Pelaksanaan pembelajaran 1.Menyiapkan alat yang diperlukan


(12)

n b.Kegiatan Inti c.Kegiatan Penutup menghias barang bekas 2.Mengkoordinasikan anak untuk siap menghias barang bekas

3.Mengkomunikasikan tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan anak 4.Pembagian tugas

menghias barang bekas kepada anak-anak

1.Membimbing anak dalam belajar supaya dapat bekerjasama 2.Mengarahkan anak dalam kegiatan menghias barang bekas 3.Memberi dorongan kepada anak supaya semangat 4.Mengamati/Mengobs ervasi selama kegiatan bermain 1.Melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan 2.Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengungkapkan pendapat selama kegiatan menghias barang bekas Observasi Observasi


(13)

Langkah keempat peneliti membuat instrument penelitian dengan berdasarkan pada kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya. Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi.

5. Judgement Instrumen

Langkah kelima peneliti mendiskusikan dan mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada dua dosen yang ahli di bidang pendidikan anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk memperbaiki instrument apabila terdapat kesalahan dalam pembuatannya, misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu, mengganti indikator, perbaikan isi atau redaksi dan lain sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui pedoman observasi guru tentang aktivitas mengajar dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa, dan lembar observasi kegiatan peserta didik dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas anak.

Tabel 3.3 Pedoman Observasi

Kemampuan Anak Dalam Kreativitas Anak RA Kelompok B RA Al-Ihsan 1

No Aspek yang diteliti Mutu

MB BB K

1 Anak dapat menyelesaikan hasil karya dengan cepat


(14)

2 Anak dapat mewujudkan hasil karya

3 Keberbedaan hasil karya yang dibuat dengan yang lainnya

4 Karya yang dibuat berdasarkan gagasan sendiri

Keterangan:

MB = Mulai Berkembang,atau Berkembang Tahap Awal

BB = Berkembang Baik

K = Konsisten

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Pendidik

Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak RA Kelompok B RA Al-Ihsan 1

No Aspek Kegiatan Mutu

Dil TDl K

1 Merumuskan Tujuan

2 Menetapkan Materi

3 Menetapkan Metode

4 Menetapkan Media Pembelajaran

5 Menetapkan Evaluasi Pembelajaran

6 Menyiapkan alat yang diperlukan dalam


(15)

7 Mengkoordinasikan anak untuk siap menghias barang bekas

8 Mengkomunikasikan tema dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan anak

9 Pembagian tugas menghias barang bekas

kepada anak-anak

10 Membimbing anak dalam belajar supaya dapat

bekerjasama

11 Mengarahkan anak dalam kegiatan menghias

barang bekas

12 Memberi dorongan kepada anak supaya

semangat

13 Mengamati/Mengobservasi selama kegiatan

bermain

14 Melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang

telah dilakukan

15

Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengungkapkan pendapat selama kegiatan menghias barang bekas

Keterangan :

Dil = Dilakukan

TDl = Tidak Dilakukan

K = Konsisten

G. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984).


(16)

Kunandar (Yuliasari, 2009:73) mengemukakan bahwa analisis interaktif terdiri dri tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lainnya. Tiga komponen tersebut yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti menyeleksi data dan merangkumnya sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dan membuang data yang dianggap tidak perlu. Keseluruhan rangkuman data yang berupa hasil observasi mengenai penggunaan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Ihsan 1. 2. Mendeskipsikan Data

Setelah reduksi data dilakukan, kemudian peneliti mendeskripsikan data baik dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan mendeskripsikan data maka akan memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi, hal tersebut dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu dan kesimpulan yang sudah di revisi pada akhir siklus dua.

Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui tiga cara, yakni: observasi partisipasif yang dilakukan oleh pendidik dan observasi langsung pada peserta


(17)

didik. Pengelolaan data-data dilakukan dengan : (a) pengecekan kelengkapan data, (b) pentabulasian data, dan (c) analisis data. Analisis data yang dipergunakan adalah teknik deskriptif. Sedangkan jenis penilaian atau indikator keberhasilan yang dipergunakan ada tiga macam, yaitu :

Mulai Berkembang (MB) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa dengan cepat.

Berkembang Baik (BB) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa,berbeda dengan hasil karya teman lain. Konsisten (K) : Apabila anak mampu menghias barang bekas

dengan media dasar batok kelapa berdasarkan gagasan sendiri.


(1)

n b.Kegiatan Inti c.Kegiatan Penutup menghias barang bekas 2.Mengkoordinasikan anak untuk siap menghias barang bekas

3.Mengkomunikasikan tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan anak 4.Pembagian tugas

menghias barang bekas kepada anak-anak

1.Membimbing anak dalam belajar supaya dapat bekerjasama 2.Mengarahkan anak dalam kegiatan menghias barang bekas 3.Memberi dorongan kepada anak supaya semangat 4.Mengamati/Mengobs ervasi selama kegiatan bermain 1.Melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan 2.Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengungkapkan pendapat selama kegiatan menghias barang bekas Observasi Observasi


(2)

Langkah keempat peneliti membuat instrument penelitian dengan berdasarkan pada kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya. Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi.

5. Judgement Instrumen

Langkah kelima peneliti mendiskusikan dan mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada dua dosen yang ahli di bidang pendidikan anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk memperbaiki instrument apabila terdapat kesalahan dalam pembuatannya, misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu, mengganti indikator, perbaikan isi atau redaksi dan lain sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui pedoman observasi guru tentang aktivitas mengajar dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa, dan lembar observasi kegiatan peserta didik dalam kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas anak.

Tabel 3.3 Pedoman Observasi

Kemampuan Anak Dalam Kreativitas Anak RA Kelompok B RA Al-Ihsan 1

No Aspek yang diteliti Mutu

MB BB K

1 Anak dapat menyelesaikan hasil karya dengan cepat


(3)

2 Anak dapat mewujudkan hasil karya

3 Keberbedaan hasil karya yang dibuat dengan yang lainnya

4 Karya yang dibuat berdasarkan gagasan sendiri

Keterangan:

MB = Mulai Berkembang,atau Berkembang Tahap Awal BB = Berkembang Baik

K = Konsisten

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Pendidik

Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak RA Kelompok B RA Al-Ihsan 1

No Aspek Kegiatan Mutu

Dil TDl K

1 Merumuskan Tujuan

2 Menetapkan Materi

3 Menetapkan Metode

4 Menetapkan Media Pembelajaran

5 Menetapkan Evaluasi Pembelajaran

6 Menyiapkan alat yang diperlukan dalam


(4)

7 Mengkoordinasikan anak untuk siap menghias

barang bekas

8 Mengkomunikasikan tema dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan anak

9 Pembagian tugas menghias barang bekas

kepada anak-anak

10 Membimbing anak dalam belajar supaya dapat

bekerjasama

11 Mengarahkan anak dalam kegiatan menghias

barang bekas

12 Memberi dorongan kepada anak supaya

semangat

13 Mengamati/Mengobservasi selama kegiatan

bermain

14 Melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang

telah dilakukan

15

Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengungkapkan pendapat selama kegiatan menghias barang bekas

Keterangan :

Dil = Dilakukan TDl = Tidak Dilakukan K = Konsisten

G. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984).


(5)

Kunandar (Yuliasari, 2009:73) mengemukakan bahwa analisis interaktif terdiri dri tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lainnya. Tiga komponen tersebut yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti menyeleksi data dan merangkumnya sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dan membuang data yang dianggap tidak perlu. Keseluruhan rangkuman data yang berupa hasil observasi mengenai penggunaan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Ihsan 1. 2. Mendeskipsikan Data

Setelah reduksi data dilakukan, kemudian peneliti mendeskripsikan data baik dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan mendeskripsikan data maka akan memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi, hal tersebut dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu dan kesimpulan yang sudah di revisi pada akhir siklus dua.

Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui tiga cara, yakni: observasi partisipasif yang dilakukan oleh pendidik dan observasi langsung pada peserta


(6)

didik. Pengelolaan data-data dilakukan dengan : (a) pengecekan kelengkapan data, (b) pentabulasian data, dan (c) analisis data. Analisis data yang dipergunakan adalah teknik deskriptif. Sedangkan jenis penilaian atau indikator keberhasilan yang dipergunakan ada tiga macam, yaitu :

Mulai Berkembang (MB) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa dengan cepat.

Berkembang Baik (BB) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa,berbeda dengan hasil karya teman lain. Konsisten (K) : Apabila anak mampu menghias barang bekas

dengan media dasar batok kelapa berdasarkan gagasan sendiri.