SALINAN PARPOL DOMNIS PENCALONAN PLUS FORMULIR SIAP UPLOAD 2

(1)

KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR : 26/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta tentang Pedoman Teknis Pencalonan Perseorangan Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017.


(2)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744);

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5246);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 117 Tahun 2012, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316);

5. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaan Negara Republik Indonesia Nomor 2854);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan


(3)

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898);

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota;

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 720) sebagaimana telah


(4)

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1126);

10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 567) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1125);

11. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIII/2015 tanggal 8 Juli 2015;

12. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 42/PUU-XIII/2015 tanggal 9 Juli 2015;

13. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-XIII/2015 tanggal 9 Juli 2015;

14. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 04/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016 tentang Jumlah Kursi dan Jumlah Suara Sah Paling Sedikit Sebagai Persyaratan Pasangan Calon Dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;


(5)

15. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 05/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 24/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Perubahan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 05/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;

Memperhatikan : 1. Berita Acara Pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76 BA/VIII/2016 tanggal 2 Agustus 2016 tentang Penetapan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Pedoman Teknis Pencalonan dari Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017.

KESATU : Menetapkan Pedoman Teknis Pencalonan Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang


(6)

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

KEDUA : Menetapkan Formulir Pencalonan dari Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 2 Agustus 2016

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

ttd.


(7)

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 26/Kpts/KPU-Prov 010/TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI

POLITIK DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahwa dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang, termasuk didalamnya terkait dengan proses pencalonan dan penetapan Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, KPU Provinsi berkewajiban membuat keputusan terkait perihal pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur yang memenuhi persyaratan.

Bahwa dalam pelaksanaan undang-undang tersebut, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait antara lain Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 720) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016. Lebih lanjut sebagaimana dijelaskan pada pasal 96 ayat 1, KPU Provinsi DKI


(8)

Jakarta kemudian menetapkan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta tentang Pedoman Teknis Pencalonan dari Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017.

Maka dengan landasan di atas, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menetapkan Pedoman Teknis Pencalonan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 untuk jalur partai politik.

Pedoman Teknis Pencalonan dari Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi :

1. Penyelenggara Pemilihan dalam melaksanakan Tahapan Pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 dengan langsung, umum, bebas, rahasia, serta jujur dan adil;

2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam pengusulan dan pendaftaran kepada KPU Provinsi DKI Jakarta untuk mengikuti Pemilihan.

B. PENGERTIAN

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2017, selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi DKI Jakarta untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta secara langsung dan demokratis.

2. Pemilihan Umum atau Pemilihan Terakhir, selanjutnya disebut Pemilu atau Pemilihan Terakhir, adalah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014. 3. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, selanjutnya disingkat KPU RI

adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum dan diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

4. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya disingkat KPU Provinsi DKI Jakarta adalah lembaga


(9)

penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

5. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota adalah KPU Kabupaten/Kota se-Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Kabupaten/Kota.

6. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan.

7. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kelurahan.

8. Badan Pengawas Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

9. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi DKI Jakarta adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

10. Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi DKI


(10)

Jakarta yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kabupaten/kota.

11. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kecamatan.

12. Pengawas Pemilihan Lapangan, selanjutnya disingkat PPL, adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di kelurahan.

13. Partai Politik adalah Partai Politik nasional peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terakhir dan Partai Politik lokal Aceh peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Kota/Kabupaten.

14. Gabungan Partai Politik adalah gabungan dua atau lebih Partai Politik nasional, atau Gabungan Partai Politik lokal atau Gabungan Partai Politik nasional dan Partai Politik lokal peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

15. Pimpinan Partai Politik adalah Ketua dan Sekretaris Partai Politik atau para Ketua dan para Sekretaris Gabungan Partai Politik sesuai tingkatannya atau dengan sebutan lain sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Partai Politik yang bersangkutan.

16. Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh Pasangan Calon bersama-sama dengan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon atau oleh Pasangan Calon Perseorangan yang didaftarkan ke KPU Provinsi DKI Jakarta.

17. Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, selanjutnya disebut Bakal Pasangan Calon, adalah warga negara Republik Indonesia yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar kepada KPU Provinsi DKI Jakarta untuk mengikuti Pemilihan.


(11)

18. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, selanjutnya disebut Bakal Pasangan Calon, adalah Bakal Pasangan Calon yang telah memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai peserta Pemilihan.

19. Petahana adalah Gubernur atau Wakil Gubernur yang sedang menjabat di daerah Pemilihan.

20. Mantan Terpidana adalah seseorang yang telah selesai menjalani hukuman pokok, hukuman tambahan, dan tidak berstatus menjalani pembebasan bersyarat.

21. Pemilih adalah penduduk Provinsi DKI Jakarta yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam Pemilihan.

22. Tim Penghubung Bakal Pasangan Calon adalah tim yang ditugaskan oleh Bakal Pasangan Calon untuk menjadi penghubung atau membangun komunikasi antara Bakal Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dengan KPU Provinsi DKI Jakarta dan KPU Kabupaten/Kota se-Provinsi DKI Jakarta dalam rangka penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi DKI Jakarta.

23. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan hukum dan hak asasi manusia.

24. Hari adalah hari kalender.

C. ASAS PENYELENGGARA PEMILIHAN

Penyelenggara Pemilihan berpedoman pada asas:

1. mandiri; 2. jujur; 3. adil;

4. kepastian hukum; 5. tertib;

6. kepentingan umum; 7. keterbukaan;

8. proporsionalitas; 9. profesionalitas; 10. akuntabilitas; 11. efisiensi;

12. efektivitas; dan 13. aksesibilitas.


(12)

BAB II

PERSYARATAN CALON DAN PENCALONAN

A. PERSYARATAN CALON

1. Warga Negara Indonesia dapat menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat;

d. berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun;

e. mampu secara jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter yang terdiri dari dokter, ahli psikologi, dan Badan Narkotika Nasional (BNN);

f. tidak berstatus sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

g. bagi Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani masa pemidanaannya, secara kumulatif, wajib memenuhi syarat secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik sebagai mantan terpidana dan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang, kecuali bagi Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani masa pidananya paling singkat 5 (lima) tahun sebelum jadwal pendaftaran;

h. bukan Mantan Terpidana bandar narkoba atau Mantan Terpidana kejahatan seksual terhadap anak;

i. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

j. tidak pernah melakukan perbuatan tercela; k. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;


(13)

l. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;

m. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

n. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak pribadi; o. belum pernah menjabat sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur selama

2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama untuk Calon Gubernur atau Calon Wakil Gubernur dengan ketentuan:

1) penghitungan 2 (dua) kali masa jabatan dihitung berdasarkan jumlah pelantikan dalam jabatan yang sama, yaitu masa jabatan pertama selama 5 (lima) tahun penuh dan masa jabatan kedua paling singkat selama 2 ½ (dua setengah) tahun, dan sebaliknya;

2) jabatan yang sama sebagaimana dimaksud pada angka 1, adalah jabatan Gubernur dengan Gubernur, jabatan Wakil Gubernur dengan Wakil Gubernur;

3) 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama, meliputi: a) telah 2 (dua) kali berturut-turut dalam jabatan yang sama;

b) telah 2 (dua) kali dalam jabatan yang sama tidak berturut-turut; atau

c) 2 (dua) kali dalam jabatan yang sama di daerah yang sama atau di daerah yang berbeda;

4) perhitungan 5 (lima) tahun masa jabatan atau 2 ½ (dua setengah) tahun masa jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 1, dihitung sejak tanggal pelantikan sampai dengan akhir masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur yang bersangkutan;

5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4, berlaku untuk:

a) jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur yang dipilih secara langsung melalui Pemilihan, dan yang diangkat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi;

b) jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur karena perubahan nama provinsi.


(14)

p. belum pernah menjabat sebagai Gubernur bagi Calon Wakil Gubernur pada provinsi DKI Jakarta;

q. berhenti dari jabatannya sejak ditetapkan sebagai calon bagi :

1) Bupati atau Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota di provinsi DKI Jakarta;

2) Bupati atau Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota yang mencalonkan diri sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dari provinsi lain;

3) Gubernur atau Wakil Gubernur yang mencalonkan diri sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dari provinsi lain.

r. tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur;

s. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon;

t. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil dan lurah/kepala desa atau sebutan lain sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon; dan

u. mengundurkan diri sebagai pejabat atau pegawai pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah yang tidak dapat ditarik kembali sejak ditetapkan sebagai calon;

v. berhenti sebagai Anggota KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota sebelum pembentukan PPK dan PPS.

2. Syarat calon mampu secara jasmani dan rohani tidak menghalangi penyandang disabilitas.


(15)

B. PERSYARATAN PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK

1. Persyaratan Pencalonan untuk Partai Politik atau Gabungan Partai Politik

a. KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan persyaratan pencalonan untuk Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta Nomor 04/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2016 tentang Jumlah Kursi dan Jumlah Suara Sah Paling Sedikit Sebagai Persyaratan Pasangan Calon dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 tanggal 22 Mei 2016 sebelum pengumuman pendaftaran Pasangan Calon.

b. Persyaratan pencalonan untuk Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, yaitu Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang memperoleh paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau 25% (dua puluh lima persen) dari akumulasi perolehan suara sah Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014.

c. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Bakal Pasangan Calon menggunakan ketentuan memperoleh paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari akumulasi perolehan suara sah, hanya berlaku bagi Partai Politik yang memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta pada Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014.

d. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang dapat mencalonkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pemilihan adalah sebagai berikut:

1) Partai Nasdem

2) Partai Kebangkitan Bangsa 3) Partai Keadilan Sejahtera

4) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 5) Partai Golongan Karya

6) Partai Gerakan Indonesia Raya 7) Partai Demokrat


(16)

8) Partai Amanat Nasional

9) Partai Persatuan Pembangunan 10)Partai Hati Nurani Rakyat

e. Jumlah kursi dan perolehan suara sah dalam Pemilu Anggota DPRD DKI Jakarta tahun 2014 yang menjadi acuan syarat pencalonan adalah sebagai berikut:

No Partai Politik Perolehan

Kursi

Perolehan Suara Sah

1 Partai Nasdem 5 206.117

2 Partai.Kebangkitan Bangsa 6 260.159

3 Partai Keadilan Sejahtera 11 424.400

4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

28 1.231.843

5 Partai Golongan Karya 9 376.221

6 Partai Gerakan Indonesia Raya 15 592.568

7 Partai Demokrat 10 360.929

8 Partai Amanat Nasional 2 172.784

9 Partai Persatuan Pembangunan 10 452.224

10 Partai Hati Nurani Rakyat 10 357.006

11 Partai Bulan Bintang 0 60.759

12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

0 42.217

Jumlah 106 4.537.227

f. KPU Provinsi DKI Jakarta menghitung syarat pencalonan sebagaimana dimaksud pada angka 2, dengan rumus:

1) syarat pencalonan = jumlah kursi DPRD DKI Jakarta hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 yaitu 106 (seratus enam) kursi x 20/100 sehingga didapatkan hasil 22 (dua puluh dua) kursi;

2) syarat pencalonan = jumlah seluruh suara sah hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 yaitu 4.537.227 (empat juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu dua ratus dua puluh tujuh) suara x 25/100 sehingga didapatkan


(17)

hasil 1.134.307 (satu juta seratus tiga puluh empat ribu tiga ratus

tujuh) suara;

3) hasil penghitungan pada angka 1) dan angka 2) menghasilkan angka pecahan sehingga dilakukan pembulatan ke atas.

g. Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta yang menetapkan persyaratan pencalonan untuk Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, didasarkan pada:

1) Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 13/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2014 tentang Penetapan Perolehan Kursi Partai Politik dan Penetapan Calon terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam Pemilihan Umum Tahun 2014;

2) Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 12/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2014 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan suara Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014;

h. Salinan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta Nomor 04/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2016 tentang Jumlah Kursi dan Jumlah Suara Sah Paling Sedikit Sebagai Persyaratan Pasangan Calon dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 tanggal 22 Mei 2016, disampaikan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Pimpinan Partai Politik tingkat provinsi DKI Jakarta dan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

2. Kesepakatan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam Pendaftaran Bakal Pasangan Calon

a. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik hanya dapat mendaftarkan 1 (satu) Bakal Pasangan Calon.


(18)

b. Partai Politik dapat bersepakat dengan Partai Politik lain untuk membentuk gabungan dalam mendaftarkan Bakal Pasangan Calon.

c. Kesepakatan gabungan partai politik sebagaimana dimaksud dalam huruf b, ditandatangani oleh masing-masing Pimpinan Partai Politik.

d. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik melakukan kesepakatan dengan Bakal Pasangan Calon untuk didaftarkan mengikuti Pemilihan.

e. Kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam huruf d, ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik atau masing-masing Pimpinan Partai Politik yang bergabung dan Bakal Pasangan Calon.

f. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang telah mendaftarkan Bakal Pasangan Calon kepada KPU Provinsi DKI Jakarta, tidak dapat menarik dukungannya sejak pendaftaran.

g. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menarik dukungan dan/atau menarik bakal calon dan/atau Bakal Pasangan Calon yang telah didaftarkan, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tersebut dianggap tetap mendukung Bakal Pasangan Calon yang bersangkutan dan tidak dapat mengusulkan bakal calon atau Bakal Pasangan Calon pengganti.

h. Bakal calon yang telah menandatangani kesepakatan pengusulan dan telah didaftarkan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta, tidak dapat mengundurkan diri sejak pendaftaran.

i. Apabila Bakal calon telah didaftarkan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta mengundurkan diri, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mencalonkan tidak dapat mengusulkan bakal calon dan/atau bakal calon pengganti dan pencalonannya dinyatakan gugur.


(19)

BAB III

PENDAFTARAN PASANGAN CALON

A. PRA PENGUMUMAN

1. Salinan Keputusan Kepengurusan Partai Politik

a. KPU RI berkoordinasi dengan Menteri untuk mendapatkan salinan keputusan terakhir tentang penetapan kepengurusan Partai Politik tingkat pusat sebelum masa pendaftaran Pasangan Calon.

b. Menteri menyampaikan salinan keputusan terakhir tentang penetapan kepengurusan Partai Politik tingkat pusat kepada KPU RI sesuai dengan permintaan KPU RI.

c. KPU RI meminta salinan keputusan kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi kepada Pimpinan Partai Politik tingkat pusat paling lambat 1 (satu) bulan sebelum masa pendaftaran Pasangan Calon.

d. Pimpinan Partai Politik tingkat pusat menyampaikan salinan keputusan kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi kepada KPU RI sesuai dengan permintaan KPU RI.

e. KPU RI menyampaikan salinan keputusan terakhir Menteri tentang penetapan kepengurusan Partai Politik tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada huruf b dan salinan keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada huruf d kepada KPU Provinsi DKI Jakarta sebelum masa pendaftaran Pasangan Calon.

f. Apabila Partai Politik tidak menyampaikan salinan keputusan kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi, Partai Politik tidak dapat mendaftarkan Pasangan Calon.

g. Keputusan tentang kepengurusan Partai Politik tingkat pusat dan tingkat provinsi sebagaimana dimaksud dalam huruf b, huruf d, atau huruf f, menjadi pedoman bagi KPU Provinsi DKI Jakarta dalam penerimaan pendaftaran Bakal Pasangan Calon.

2. Sengketa Kepengurusan Partai Politik

a. Apabila keputusan terakhir dari Menteri tentang kepengurusan Partai Politik tingkat pusat masih dalam proses penyelesaian sengketa di pengadilan, KPU Provinsi DKI Jakarta menerima pendaftaran Bakal


(20)

Pasangan Calon berdasarkan keputusan terakhir dari Menteri tentang penetapan kepengurusan Partai Politik.

b. Apabila dalam proses penyelesaian sengketa penetapan pengadilan mengenai penundaan pemberlakuan keputusan Menteri tentang kepengurusan Partai Politik tingkat pusat, Partai Politik yang bersengketa tidak dapat mendaftarkan Bakal Pasangan Calon pada KPU Provinsi DKI Jakarta sampai dengan adanya putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan ditindaklanjuti dengan penerbitan keputusan dari Menteri tentang penetapan kepengurusan Partai Politik.

c. Apabila terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, Partai Politik yang berhak mendaftarkan Bakal Pasangan Calon adalah Partai Politik yang telah terdaftar berdasarkan keputusan Menteri.

B. PENGUMUMAN PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON

1. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan pendaftaran Bakal Pasangan Calon melalui media massa dan/atau papan pengumuman dan/atau website www.kpujakarta.go.id sesuai dengan jadwal sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 24/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Perubahan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 05/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 yaitu tanggal 14 s/d 20 September 2016.

2. Masa pendaftaran Bakal Pasangan Calon paling lama 3 (tiga) hari yaitu tanggal 21 s/d 23 September 2016 dan dilakukan paling lambat pukul 16.00 WIB di Kantor KPU Provinsi DKI Jakarta lantai 2 Jalan Salemba Raya Nomor 15 Jakarta Pusat.


(21)

C. PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON

1. KETENTUAN BAGI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK

a. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat provinsi DKI Jakarta mendaftarkan Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur kepada KPU Provinsi DKI Jakarta tanggal 21 s/d 23 September 2016 mulai pukul 08.00 s/d 16.00 WIB di Kantor KPU Provinsi DKI Jakarta lantai 2 Jalan Salemba Raya Nomor 15 Jakarta Pusat.

b. Apabila pendaftaran Bakal Pasangan Calon tidak dilaksanakan oleh Pimpinan Partai Politik tingkat provinsi DKI Jakarta, pendaftaran Bakal Pasangan Calon yang telah disetujui Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat pusat dapat dilakukan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat pusat.

c. Dalam mendaftarkan Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada huruf a, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik wajib memenuhi persyaratan:

1) ketentuan BAB II B 1 b dan c;

2) menyertakan Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat tentang persetujuan Pasangan Calon dan dokumen syarat calon; 3) menyertakan Keputusan pengambilalihan kepengurusan Partai

Politik tingkat provinsi, bagi Pasangan Calon yang pendaftarannya tidak dilakukan oleh Pimpinan Partai Politik tingkat provinsi;

4) menyertakan Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat tentang kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi;

5) menyertakan surat pernyataan kesepakatan antar Partai Politik yang bergabung untuk mengusulkan Pasangan Calon;

6) menyertakan surat pernyataan kesepakatan antara Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dengan Pasangan Calon untuk mengikuti proses Pemilihan.

d. Keputusan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 4, diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

1) diserahkan 1 (satu) bulan sebelum masa pendaftaran Pasangan Calon; dan


(22)

2) tidak dapat dilakukan perubahan, semenjak diserahkan sampai dengan akhir masa pendaftaran Bakal Pasangan Calon, kecuali perubahan tersebut disebabkan karena meninggal dunia atau tidak mampu melaksanakan tugas secara permanen.

e. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib hadir pada saat pendaftaran.

f. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau salah satu bakal calon atau Bakal Pasangan Calon tidak dapat hadir pada saat pendaftaran, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, atau Bakal Pasangan Calon tidak dapat melakukan pendaftaran, kecuali ketidakhadiran tersebut disebabkan oleh halangan yang dapat dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang.

g. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mendaftarkan bakal pasangan calon, yang secara kumulatif tidak memenuhi persyaratan pencalonan sebagaimana BAB II huruf B angka 1, KPU Provinsi DKI Jakarta menyatakan tidak menerima pendaftaran tersebut, menuangkan dalam Berita Acara, dan mengembalikan dokumen pendaftaran bakal calon kepada Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang bersangkutan.

2. Tugas KPU Provinsi DKI Jakarta dalam menerima pendaftaran Bakal Pasangan Calon

a. menerima dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon yang diajukan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau perseorangan;

b. meneliti pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam BAB II B 1 b dan c;

c. meneliti keabsahan dokumen persyaratan pencalonan sebagaimana dimaksud dalam huruf C 1 c 2), 3), dan 4), yaitu:

1) keabsahan kepengurusan Partai Politik tingkat pusat yang menandatangani surat keputusan tentang kepengurusan Partai Politik sesuai tingkatannya dengan berpedoman pada Keputusan Menteri yang disampaikan oleh KPU RI sebagaimana dimaksud dalam huruf A 1 e;


(23)

2) keabsahan kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi yang menandatangani dokumen persyaratan dengan berpedoman pada kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi DKI Jakarta untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur yang disampaikan oleh KPU RI sebagaimana dimaksud dalam huruf A 1 d;

3) Keputusan pengambilalihan kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi oleh Partai Politik Tingkat Pusat.

d. berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c, KPU Provinsi DKI Jakarta mencatat penerimaan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon yang diajukan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menggunakan Tanda Terima pendaftaran formulir Model TT.1-KWK, yang berisi:

1) nama Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mendaftarkan Bakal Pasangan Calon;

2) nomor dan tanggal keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat dan/atau keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat provinsi sebagaimana dimaksud pada huruf c;

3) nomor dan tanggal Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat tentang persetujuan Bakal Pasangan Calon yang diusulkan oleh pengurus Partai Politik tingkat provinsi yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal atau nama lain Pimpinan Partai Politik tingkat pusat;

4) hari, tanggal, dan waktu penerimaan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon;

5) alamat dan nomor telepon bakal calon, alamat dan nomor telepon kantor Pimpinan Partai Politik atau masing-masing kantor Pimpinan Partai Politik yang bergabung mendaftarkan Bakal Pasangan Calon; 6) jumlah dan jenis kelengkapan dokumen persyaratan pencalonan dan

persyaratan calon.

e. menerima daftar nama Tim Kampanye tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan;

f. memberikan formulir Model TT.1-KWK kepada Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengajukan Bakal Pasangan Calon;


(24)

g. memberikan surat pengantar pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani, dan bebas penyalahgunaan narkotika di rumah sakit yang ditunjuk oleh KPU Provinsi DKI Jakarta kepada Bakal Pasangan Calon.

3. Ketentuan Bagi Partai Politik yang tidak melampirkan Keputusan Persetujuan Pasangan Calon dari Pimpinan tingkat Pusat

a. Apabila terdapat 1 (satu) atau lebih Partai Politik dalam Gabungan Partai Politik tidak melampirkan Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat tentang persetujuan Pasangan Calon, KPU Provinsi DKI Jakarta menyatakan Partai Politik tersebut tidak dapat menjadi bagian dari Gabungan Partai Politik pengusul Bakal Pasangan Calon dan mencatatnya dalam berita acara.

b. KPU Provinsi DKI Jakarta mencoret 1 (satu) atau lebih Partai Politik yang tidak melampirkan Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat tentang persetujuan Pasangan Calon dalam dokumen persyaratan pencalonan dan dibubuhi paraf petugas pendaftaran, salah satu Partai Politik pengusul, dan disaksikan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dan dituangkan dalam Berita Acara.

c. KPU Provinsi DKI Jakarta menerima pendaftaran Bakal Pasangan Calon dari Gabungan Partai Politik yang masih memenuhi syarat pendaftaran Calon dan menuangkan dalam Berita Acara.

D. DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN

1. Dokumen Persyaratan Pencalonan Oleh Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik berupa surat pencalonan yang ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Partai Politik yang bergabung sesuai dengan tingkatannya menggunakan formulir Model B- KWK Parpol beserta lampirannya;

2. Lampiran yang dimaksud pada angka 1 adalah sebagai berikut:

a. Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat tentang persetujuan Bakal Pasangan Calon menggunakan formulir Model B.1-KWK Parpol; b. surat pernyataan kesepakatan antar Partai Politik yang bergabung

untuk mengusulkan Bakal Pasangan Calon menggunakan formulir Model B.2-KWK Parpol;


(25)

c. surat pernyataan kesepakatan antara Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dengan Bakal Pasangan Calon untuk mengikuti proses Pemilihan menggunakan formulir Model B.3-KWK Parpol;

d. surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan visi, misi, dan program Bakal Pasangan Calon sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menggunakan formulir Model B.4-KWK Parpol;

e. dokumen administrasi persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam Huruf E.

E. DOKUMEN PERSYARATAN CALON

1. Dokumen Persyaratan Calon

a. surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh Calon menggunakan formulir Model BB.1- KWK;

b. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilengkapi:

1) surat pengajuan pengunduran diri bagi Calon yang berstatus Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota dari daerah lain;

2) surat pengajuan pengunduran diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pegawai Negeri Sipil atau Kepala Desa, dan surat permintaan berhenti dari jabatan Badan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah;

3) tanda terima dari pejabat yang berwenang atas penyerahan surat pengunduran diri atau permintaan berhenti sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2; dan

4) surat keterangan bahwa pengunduran diri atau permintaan berhenti sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 sedang diproses oleh pejabat yang berwenang.

yang disampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta paling lambat 5 (lima) hari sejak ditetapkan sebagai calon.


(26)

1) surat pemberitahuan pencalonan bagi Calon yang berstatus sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; dan

2) tanda terima penyampaian surat pemberitahuan pencalonan dari Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

d. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilengkapi keputusan pemberhentian dari pejabat berwenang bagi Calon yang berstatus sebagai Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota; e. surat penyataan tidak berstatus sebagai terpidana berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dilengkapi dengan fotokopi nomor registrasi upaya hukum yang sedang dilakukan, bagi bakal calon yang sedang dalam proses peradilan pidana;

f. bagi bakal calon dengan status Mantan Terpidana sebagaimana dimaksud dalam BAB II A 1 g, wajib menyerahkan:

1. surat pernyataan sebagai Mantan Terpidana yang secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik sebagai Mantan Terpidana dan bukti dimuat pada surat kabar lokal atau nasional;

2. surat keterangan yang menyatakan bahwa bakal calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang dari Kepolisian Daerah:

3. surat keterangan telah selesai menjalani masa pidana dari kepala lembaga permasyarakatan;

4. surat keterangan telah selesai menjalani pembebasan bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas dari kepala badan pemasyarakatan, Apabila Bakal Calon mendapat pembebasan bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas;

5. surat keterangan dari kejaksaan, Apabila Mantan Terpidana tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana.

g. surat pernyataan pemenuhan persyaratan calon untuk bukan Mantan Terpidana, bandar narkoba atau Mantan Terpidana kejahatan seksual


(27)

terhadap anak dilampiri dengan salinan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap;

h. surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal bakal Calon;

i. surat keterangan catatan kepolisian yang menerangkan Bakal Calon pernah/tidak pernah melakukan perbuatan tercela, yang dikeluarkan oleh Kepolisian Daerah;

j. surat tanda terima penyerahan laporan harta kekayaan penyelenggara negara dari instansi yang berwenang memeriksa laporan harta kekayaan penyelenggara negara;

k. surat keterangan tidak sedang memiliki tanggungan hutang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal bakal Calon;

l. surat keterangan tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari pengadilan niaga atau pengadilan tinggi yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon;

m. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama calon, tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama bakal calon, untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak calon menjadi wajib pajak, dan tanda bukti tidak mempunyai tunggakan pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat calon yang bersangkutan terdaftar;

n. daftar riwayat hidup yang dibuat dan ditandatangani oleh calon dan Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Gabungan Partai Politik bagi calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, dan ditandatangani oleh bakal calon menggunakan formulir Model BB.2-KWK;

o. fotokopi Kartu Tanda Penduduk;

p. fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), yang telah dilegalisasi oleh instansi yang berwenang;


(28)

q. naskah visi, misi dan program Bakal Pasangan Calon mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang ditandatangani Bakal Pasangan Calon;

r. daftar nama Tim Kampanye tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan/atau kecamatan;

s. pasfoto terbaru masing-masing calon ukuran 4 cm x 6 cm berwarna sebanyak 4 (empat) lembar dan hitam putih sebanyak 4 (empat) lembar, serta foto calon ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar beserta softcopy.

F. PENYUSUNAN DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN

CALON

1. Dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam huruf D dan E, dimasukkan ke dalam map dan ditulis dengan huruf kapital nama Bakal Pasangan Calon dan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.

2. Surat pencalonan beserta dokumen administrasi Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada angka 1 disampaikan dalam bentuk softcopy dan hardcopy, dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, meliputi:

a. 1 (satu) rangkap asli;

b. 1 (satu) rangkap softcopy (scan dokumen); dan c. 1 (satu) rangkap salinan.

3. Pengesahan Dokumen Persyaratan Pencalonan beserta lampirannya sebagaimana dimaksud pada huruf D 1 dibubuhi tanda tangan asli/basah oleh Pimpinan atau para Pimpinan Partai Politik yang bergabung dan dibubuhi cap basah Partai Politik sesuai dengan surat keputusan kepengurusan Partai Politik yang sah.

4. Syarat pencalonan bersama dokumen administrasi bakal calon dalam bentuk sofcopy sebagaimana yang dimaksud angka 2 huruf b merupakan dokumen yang diunggah melalui aplikasi Sistem Informasi Pencalonan (SILON).


(29)

BAB IV

PENELITIAN DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

A. PENELITIAN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

1. Penelitian Persyaratan Calon Mampu Secara Jasmani dan Rohani dan Bebas dari Penyalahgunaan Narkotika

a. KPU Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) tingkat provinsi:

1) menetapkan standar kemampuan sehat jasmani dan rohani, dan standar bebas penyalahgunaan narkotika dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta;

2) menetapkan rumah sakit pemerintah yang dapat ditunjuk untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan rohani dan jasmani dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta.

b. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan standar kemampuan sehat jasmani dan rohani, dan bebas penyalahgunaan narkotika sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1) kepada rumah sakit pemerintah sebagai rujukan dalam pemeriksaan kesehatan Bakal Calon.

c. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan nama rumah sakit pemerintah yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 2) kepada Pimpinan Partai Politik atau Pimpinan Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Bakal Pasangan Calon untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika.

d. Rumah sakit pemerintah yang melakukan pemeriksaaan kesehatan Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada huruf c menyampaikan hasil pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika kepada KPU Provinsi DKI Jakarta sebagai bukti kebenaran kelengkapan persyaratan calon.

e. Hasil pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf d bersifat final dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan pembanding.


(30)

2. Penelitian Terhadap Kelengkapan dan Keabsahan Dokumen Persyaratan Pencalonan dan Persyaratan Calon

a. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan penelitian persyaratan administrasi terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon paling lama 7 (tujuh) hari yaitu pada tanggal 23 s/d 29 September 2016

b. Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada huruf a dituangkan dalam formulir Model BA.HP-KWK dan lampirannya

c. Penelitian terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a meliputi penelitian terhadap: 1) cap basah Partai Politik atau masing-masing Gabungan Partai

Politik yang bergabung sesuai tingkatannya; 2) tanda tangan Pasangan Calon;

3) materai; dan

4) kesesuaian isi dokumen dengan ketentuan dalam Peraturan ini. B. KETENTUAN PENCANTUMAN RIWAYAT PENDIDIKAN DI ATAS SEKOLAH

LANJUTAN TINGKAT ATAS

Apabila calon mencantumkan riwayat pendidikan di atas sekolah lanjutan tingkat atas, Pasangan Calon wajib menyertakan:

1. fotokopi ijazah perguruan tinggi negeri atau swasta yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang di perguruan tinggi yang bersangkutan;

2. legalisasi yang dilakukan oleh Pimpinan perguruan tinggi negeri atau swasta yang baru, Apabila perguruan tinggi negeri atau swasta tempat bakal calon berkuliah telah berganti nama;

3. legalisasi yang dilakukan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta/Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Agama di wilayah perguruan tinggi swasta itu berada, Apabila perguruan tinggi swasta tempat bakal calon berkuliah tidak beroperasi lagi.


(31)

C. KETENTUAN BAGI SEKOLAH YANG TIDAK BEROPERASI, BERGABUNG DENGAN SEKOLAH LAIN, DAN IJAZAH HILANG

1. Dalam hal sekolah tidak beroperasi lagi atau telah bergabung dengan sekolah lain, fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon yang bersangkutan harus dilegalisasi oleh instansi atau satuan kerja yang menyelenggarakan urusan pendidikan atau pendidikan agama di kabupaten/kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.

2. Dalam hal ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon yang bersangkutan tidak dapat ditemukan atau hilang, calon wajib menyertakan surat keterangan pengganti ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dari sekolah bersangkutan.

3. Dalam hal ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon yang bersangkutan tidak dapat ditemukan atau hilang, dan sekolah tempat Bakal Calon bersekolah tidak beroperasi lagi, Bakal Calon wajib menyertakan surat keterangan pengganti ijazah yang dikeluarkan oleh instansi atau satuan kerja yang menyelenggarakan urusan pendidikan atau pendidikan agama di kabupaten/kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.

D. KETENTUAN BAGI IJAZAH YANG DIPEROLEH DARI LUAR NEGERI

1. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang diperoleh dari sekolah luar negeri dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau instansi yang menyelenggarakan urusan pendidikan.

2. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang diperoleh dari sekolah asing di Indonesia dan sekolah internasional dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau instansi yang menyelenggarakan urusan pendidikan.

3. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang diperoleh dari sekolah asing di luar negeri dilakukan oleh pejabat yang berwenang di instansi yang menyelenggarakan urusan pendidikan.


(32)

E. KETENTUAN BAGI BAKAL CALON YANG MEMILIKI CATATAN HUKUM

1. Apabila dalam proses penelitian persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 2, surat keterangan catatan kepolisian terdapat catatan masalah hukum, KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan klarifikasi ke Kejaksaan Negeri dan Pengadilan Negeri untuk memastikan adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap.

2. Dalam hal sudah terdapat putusan yang berkekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud pada angka 1, KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan klarifikasi ke Lembaga Pemasyarakatan untuk memperoleh informasi bahwa yang bersangkutan:

a. pernah dipidana penjara; atau

b. telah selesai menjalani pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun sebelum jadwal pendaftaran

F. KLARIFIKASI ATAS DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN/ATAU PERSYARATAN CALON YANG DIRAGUKAN

1. Apabila terdapat keraguan dan/atau masukan dari masyarakat terhadap keabsahan dokumen persyaratan pencalonan dan/atau persyaratan calon, KPU Provinsi DKI Jakarta dapat melakukan klarifikasi kepada instansi yang berwenang.

2. KPU Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait menuangkan hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dalam berita acara.

G. KETENTUAN TERHADAP HASIL PENELITIAN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

1. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 2 kepada Bakal Pasangan Calon dan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam rapat pleno terbuka dan mengumumkan paling lambat 2 (dua) hari setelah verifikasi yaitu tanggal 29 dan 30 September 2016.

2. Apabila berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka (1), dokumen persyaratan pencalonan dan/atau persyaratan calon dinyatakan belum lengkap dan/atau belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi syarat, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau Bakal Pasangan Calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau


(33)

memperbaiki persyaratan paling lama 3 (tiga) hari sejak pemberitahuan hasil verifikasi oleh KPU Provinsi DKI Jakarta yaitu pada tanggal 1 s/d 3 Oktober 2016.

3. Perbaikan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dikecualikan bagi bakal calon atau Bakal Pasangan Calon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani dan/atau bebas penyalahgunaan narkotika.

4. Apabila bakal calon atau Bakal Pasangan Calon dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani dan/atau bebas penyalahgunaan narkotika Calon atau Pasangan Calon yang bersangkutan dapat diganti dengan Bakal Calon atau Bakal Pasangan Calon baru.

5. Penggantian bakal calon atau Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka 4 dilakukan pada masa perbaikan.

H. PERBAIKAN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik melakukan perbaikan persyaratan pencalonan dan menyampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta pada masa perbaikan selama 3 (tiga) hari setelah pemberitahuan hasil verifikasi diterima yaitu pada tanggal 1 s/d 3 Oktober 2016.

2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan/atau Bakal Pasangan Calon perseorangan melakukan perbaikan terhadap persyaratan calon dan menyampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta pada masa perbaikan selama 3 (tiga) hari setelah pemberitahuan hasil verifikasi diterima yaitu pada tanggal 1 s/d 3 Oktober 2016.

3. Perbaikan dokumen persyaratan calon sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan hanya terhadap dokumen yang dinyatakan belum lengkap dan/atau belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi syarat pada verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 2.

4. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat memindahkan dukungannya kepada Bakal Pasangan Calon lain yang diajukan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan pencalonan dan/atau syarat Calon.


(34)

I. PENELITIAN HASIL PERBAIKAN

1. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan verifikasi terhadap perbaikan persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam huruf H, paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima perbaikan yaitu tanggal 4 s/d 10 Oktober 2016.

2. Verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak dilakukan terhadap berkas persyaratan calon yang telah dinyatakan lengkap atau memenuhi syarat, kecuali mendapat rekomendasi dari Bawaslu Provinsi DKI Jakarta atau laporan tertulis dari masyarakat yang dilampiri identitas kependudukan pelapor yang jelas, bukti-bukti yang mendasari/memperkuat laporannya, dan uraian mengenai penjelasan obyek masalah yang dilaporkan.

3. Apabila rekomendasi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta atau laporan tertulis masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 2 berkaitan dengan syarat calon, KPU Provinsi DKI Jakarta menindaklanjuti klarifikasi kepada instansi yang berwenang atau kepada Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Bakal Pasangan Calon.

4. Hasil verifikasi perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dituangkan dalam formulir Model BA.HP Perbaikan-KWK dan lampirannya.

5. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan kepada masyarakat dan menyampaikan hasil verifikasi kepada Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.

6. Apabila hasil verifikasi Bakal Pasangan Calon dinyatakan belum lengkap dan/atau tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan Bakal Pasangan Calon tidak melengkapi dokumen administrasi persyaratan Pasangan Calon sampai batas akhir masa perbaikan, Bakal Pasangan Calon dinyatakan tidak memenuhi syarat.

7. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang bakal calon dan Bakal Pasangan Calonnya berhalangan tetap, dan tidak mengajukan bakal calon pengganti, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat.


(35)

BAB V

PENETAPAN DAN PENGUMUMAN

A. PENETAPAN PASANGAN CALON

1. KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan hasil verifikasi persyaratan pencalonan, persyaratan bakal calon, penetapan Pasangan Calon peserta Pemilihan pada rapat pleno dan menuangkan hasil verifikasi dalam Berita Acara Penetapan Pasangan Calon.

2. Berdasarkan Berita Acara Penetapan sebagaimana dimaksud pada angka 1, KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan Pasangan Calon dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta.

B. PENGUMUMAN PENETAPAN PASANGAN CALON

KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan hasil penetapan Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada Huruf A angka 2 dalam rapat pleno terbuka di kantor KPU Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2016.

C. KETENTUAN LAIN TERKAIT PENETAPAN PASANGAN CALON

1. Bagi Calon yang berstatus sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil wajib menyampaikan keputusan pejabat yang berwenang tentang pemberhentian sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil kepada KPU Provinsi DKI Jakarta paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak ditetapkan sebagai calon. 2. Bagi Calon yang berstatus sebagai pejabat atau pegawai pada Badan

Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah wajib menyampaikan keputusan pejabat yang berwenang tentang pemberhentian dari Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah kepada KPU Provinsi DKI Jakarta paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak ditetapkan sebagai calon.


(36)

3. Calon yang tidak menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2, dinyatakan tidak memenuhi syarat.

D. PENGUNDIAN NOMOR URUT

1. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan pengundian nomor urut Pasangan Calon yang telah ditetapkan sebagai peserta Pemilihan dalam rapat pleno terbuka pada tanggal 23 Oktober 2016.

2. Rapat pleno KPU Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dimaksud pada angka 1 dihadiri oleh:

a. Pasangan Calon;

b. wakil Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengajukan Pasangan Calon;

c. Pasangan Calon perseorangan; d. Tim Kampanye;

e. Bawaslu Provinsi DKI Jakarta; f. media massa; dan

g. tokoh masyarakat.

3. Pasangan Calon wajib hadir dalam rapat pleno pengundian nomor urut sebagaimana dimaksud pada angka 2.

4. Bagi calon atau Pasangan Calon yang tidak hadir dalam rapat pleno dengan menyampaikan alasan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan, pengambilan nomor urut sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan penandatanganan pada rancangan daftar Pasangan Calon dilakukan oleh petugas perwakilan dari Tim Kampanye.

5. Petugas sebagaimana dimaksud pada angka 4 wajib mendapat dan membawa surat mandat tertulis dari Pasangan Calon.

6. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan hasil pengundian nomor urut sebagaimana dimaksud pada angka 1.

E. PENETAPAN NAMA DAN NOMOR URUT (DAFTAR) PASANGAN CALON

1. Nama lengkap Pasangan Calon pada daftar Pasangan Calon dan surat suara, harus sesuai dengan nama Pasangan Calon yang tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk Pasangan Calon yang bersangkutan.

2. KPU Provinsi DKI Jakarta menyusun nomor urut dan nama Pasangan Calon dalam daftar Pasangan Calon.


(37)

3. Penyusunan daftar Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka 2 dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Pasangan Calon.

4. Penetapan Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka 3 ditetapkan dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta.

F. PENGUMUMAN NAMA DAN NOMOR URUT

1. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan nama dan nomor urut Pasangan Calon yang telah ditetapkan sebagai peserta Pemilihan paling lama 2 (dua) hari sejak penetapan nomor urut Pasangan Calon.

2. Penetapan dan pengumuman Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka 1 bersifat final dan mengikat.

3. Nomor urut dan daftar nama Pasangan Calon peserta Pemilihan yang ditetapkan dan telah diumumkan, digunakan untuk:

a. menyusun daftar dan nomor urut nama Pasangan Calon; b. mencetak surat suara;

c. keperluan kampanye; dan

d. dipasang di setiap Tempat Pemungutan Suara pada hari pemungutan suara.

G. LAPORAN HARTA KEKAYAAN PRIBADI/PEJABAT NEGARA

1. Pasangan Calon mengumumkan laporan harta kekayaan pribadi/pejabat negara hasil penelitian dan/atau klarifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi kepada masyarakat, paling lambat 2 (dua) hari sebelum hari pemungutan suara, dengan difasilitasi oleh KPU Provinsi DKI Jakarta. 2. Dalam hal Pasangan Calon berhalangan untuk mengumumkan laporan

harta kekayaan pribadi/pejabat negara sebagaimana dimaksud pada angka 1, Pasangan Calon dapat memberikan surat kuasa kepada KPU Provinsi DKI Jakarta untuk mengumumkan.

H. KETENTUAN MENGENAI PENARIKAN DUKUNGAN PARTAI POLITIK DAN PENGUNDURAN DIRI

1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang menarik pengajuan Pasangan Calon dan/atau salah seorang calon dari Pasangan Calon setelah pengumuman Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam huruf F


(38)

2. Pasangan Calon dan/atau salah seorang dari Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilarang mengundurkan diri terhitung sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU Provinsi DKI Jakarta.

3. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang menarik Pasangan Calon dan/atau Pasangan Calon mengundurkan diri, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat mengusulkan Pasangan Calon pengganti.

4. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang menarik Pasangan Calon dan/atau Pasangan Calon yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada angka 3, dinyatakan gugur sebagai peserta Pemilihan, dan diberitahukan kepada Pasangan Calon dengan tembusan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, dan diumumkan kepada masyarakat.

5. Pasangan Calon yang dinyatakan gugur sebagaimana dimaksud pada angka 4, tidak mengubah nomor urut Pasangan Calon lain yang telah ditetapkan.


(39)

BAB VI

PENGGANTIAN CALON

A. KEADAAN YANG MEMUNGKINKAN PENGGANTIAN BAKAL CALON ATAU BAKAL PASANGAN CALON

1. Penggantian Bakal Calon atau Calon dapat dilakukan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau Calon perseorangan, Apabila:

a. dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan; b. berhalangan tetap; atau

c. dijatuhi pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

2. Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b meliputi keadaan:

a. meninggal dunia; atau

b. tidak mampu melaksanakan tugas secara permanen;

3. Berhalangan tetap karena meninggal sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a, dibuktikan dengan surat keterangan dari lurah/kepala desa atau sebutan lain atau camat setempat.

4. Berhalangan tetap karena tidak mampu melaksanakan tugas secara permanen sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b dibuktikan dengan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah.

5. Penggantian bakal calon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan atau berhalangan tetap sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dapat dilakukan dengan mengubah kedudukan:

a. calon Gubernur menjadi calon Wakil Gubernur; atau b. calon Wakil Gubernur, menjadi calon Gubernur.

6. Bagi Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik, penggantian bakal calon, harus mendapat persetujuan Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat pusat yang dituangkan dalam Keputusan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.

7. Penggantian bakal calon sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak mengubah dukungan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik bagi Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik.


(40)

B. TAHAP PEMILIHAN YANG MEMUNGKINKAN PENGGANTIAN BAKAL CALON ATAU BAKAL PASANGAN CALON

Penggantian Bakal Calon atau Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 1 dapat dilakukan pada tahap sebagai berikut:

a. sampai dengan tahap verifikasi persyaratan calon; b. sebelum penetapan Pasangan Calon;

c. sejak penetapan Pasangan Calon sampai dengan 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan suara.

C. KETENTUAN PENGGANTIAN BAKAL CALON BAGI PARTAI POLITIK

1. Apabila Pasangan Calon atau salah satu calon dari Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik berhalangan tetap sejak penetapan Pasangan Calon sampai dengan hari pemungutan suara, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dapat mengusulkan Pasangan Calon atau salah satu calon dari Pasangan Calon pengganti paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan suara.

2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dapat mengajukan calon pengganti paling lama 7 (tujuh) hari sejak calon atau Pasangan Calon dinyatakan berhalangan tetap.

3. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang menarik dukungannya kepada calon atau Pasangan Calon pengganti.

4. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menarik dukungan kepada calon atau Pasangan Calon pengganti, dukungan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tetap dinyatakan sah.

5. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak mengajukan calon atau Pasangan Calon pengganti sebagaimana dimaksud pada angka 1, salah satu calon dari Pasangan Calon yang tidak berhalangan tetap dinyatakan gugur dan Partai atau Gabungan Partai Politik pengusul calon atau Pasangan Calon tidak dapat mengikuti Pemilihan.

6. Apabila salah satu calon dari Pasangan Calon berhalangan tetap 29 (dua puluh sembilan) hari sebelum hari pemungutan suara, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak mengusulkan calon pengganti, salah satu


(41)

calon dari Pasangan Calon yang tidak berhalangan tetap ditetapkan sebagai Pasangan Calon.

7. Apabila salah satu calon dari Pasangan Calon berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada angka 6, KPU Provinsi DKI Jakarta wajib mengumumkan kepada masyarakat.

8. Apabila terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam angka 6, KPU Provinsi DKI Jakarta melanjutkan Pemilihan dengan salah satu calon dari Pasangan Calon yang tidak berhalangan tetap sebagai Pasangan Calon peserta Pemilihan.

D. VERIFIKASI KELENGKAPAN DAN KEBENARAN DOKUMEN PERSYARATAN CALON ATAU PASANGAN CALON PENGGANTI

1. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan calon atau Pasangan Calon pengganti sebagaimana dimaksud dalam huruf C angka 1, dan menetapkan Pasangan Calon paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat pengusulan calon atau Pasangan Calon pengganti.

2. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan calon atau Pasangan Calon pengganti paling lambat 3 (tiga) hari sejak diterimanya surat pengusulan calon atau Pasangan Calon pengganti.

3. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara tertulis kepada Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan calon atau Pasangan Calon pengganti paling lambat 1 (satu) hari sejak sejak dinyatakan memenuhi syarat.

E. KETENTUAN PASANGAN CALON PENGGANTI YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT

1. Dalam hal dari hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam huruf D angka 3 calon atau Pasangan Calon pengganti dinyatakan tidak memenuhi syarat, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat mengusulkan calon atau Pasangan Calon pengganti.

2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang calon atau Pasangan Calon pengganti dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagaimana


(42)

dimaksud pada angka 1 tidak dapat mengalihkan dukungannya kepada Pasangan Calon lain.

F. KETENTUAN APABILA PASANGAN CALON KURANG DARI DUA PASANGAN 1. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian terhadap calon atau Pasangan

Calon pengganti dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam huruf E angka 1 dan mengakibatkan jumlah Pasangan Calon kurang dari 2 (dua) pasangan, KPU Provinsi DKI Jakarta membuka kembali pendaftaran Pasangan Calon.

2. Masa pendaftaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuka paling lama 3 (tiga) hari


(1)

pilihnya; dan

2) tidak sedang memiliki tanggungan utang. d. Surat Tanda Terima

penyerahan LHKPN dari KPK. e. Surat Keterangan dari

Pengadilan Niaga atau Pengadilan Tinggi yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon yang menyatakan bahwa yang calon yangbersangkutan tidak sedang dinyatakan pailit. f. Dokumen yang diterbitkan

oleh Ditjen Pajak : 1) Fotocopy NPWP;

2) Tanda terima

penyampaian SPTPP Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama Calon untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak calon menjadi wajib pajak; dan

3) Tanda bukti tidak

mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat calon yang bersangkutan terdaftar.

g. Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan oleh Kepolisian Daerah yang

wilayah kewenangannya

meliputi tempat tinggal Calon yang bersangkutan.

5 Naskah Visi, Misi, dan Program Bakal Pasangan Calon.

6 Daftar nama Tim Kampanye

Tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Tingkat Desa/Kelurahan.

7 Fotocopy KTP

8 Pas Foto dan Foto Terbaru a. Berwarna:

1) ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar;

2) ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar

(Foto Pasangan Calon)

b. Hitam Putih ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar

9 Softcopy Foto Pasangan Calon Terbaru Berwarna ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar

10 Keputusan pemberhentian dari pejabat berwenang apabila Calon adalah Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP

Kabupaten/Kota, Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota.

11 Surat pemberitahuan pencalonan: a. kepada Bupati/Walikota melalui Camat, apabila Calon adalah Kepala Desa; atau

b. kepada Kepala Desa apabila Calon adalah Perangkat Desa. 12 Surat Keterangan dari Lembaga

Peradilan sesuai tingkatan yang bersangkutan mengajukan upaya hukum, apabila calon adalah


(2)

mengajukan upaya hukum.

13 Surat keterangan dari kepala lembaga pemasyarakatan yang

menerangkan bahwa yang

bersangkutan adalah mantan terpidana yang telah selesai menjalani pidana penjara, dengan jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran.

14 Apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani pidana penjara dan belum melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran:

a. surat pernyataan di media massa bahwa yang

bersangkutan adalah Mantan Terpidana;

b. surat keterangan dari pimpinan redaksi bahwa

telah dimuatnya

pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional c. bukti kliping dimuatnya

pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional; d. surat keterangan yang

menyatakan bahwa Calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari Kepolisian

Daerah untuk Calon

Gubernur dan Calon Wakil Gubernur atau Kepolisan Resor untuk Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Wakil Walikota;

e. surat keterangan telah selesai menjalani masa pidana dari kepala lembaga permasyarakatan;

f. surat keterangan telah

selesai menjalani

pembebasan bersyarat, cuti

bersyarat dan cuti

menjelang bebas dari

kepala badan

pemasyarakatan bagi yang telah selesai menjalani pembebasan bersyarat, cuti

bersyarat dan cuti

menjelang bebas.

15 Surat Keterangan dari Lembaga Peradilan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bukan mantan terpidana Bandar narkoba atau Pelaku Kejahatan Seksual Terhadap Anak, apabila Calon adalah Mantan Terpidana

16 Surat Keterangan dari Kejaksaan apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana dan akhir

masa penahanannya telah

melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran


(3)

2)

Nama Bakal Calon Wakil Gubernur :

……….

17 Apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana dan akhir

masa penahanannya belum

melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran, melampirkan:

a. Surat Keterangan dari Kejaksaan

b. surat pernyataan di media massa bahwa yang

bersangkutan adalah Mantan Terpidana;

c. surat keterangan dari pimpinan redaksi bahwa

telah dimuatnya

pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional d. bukti kliping dimuatnya

pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional; e. surat keterangan yang

menyatakan bahwa Calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari Kepolisian Daerah;

Keterangan :

*) Pilih salah satu.

**) Dokumen hasil pemeriksaan oleh Rumah Sakit Pemerintah yang ditunjuk diserahkan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta dan hasilnya menerangkan bahwa bakal calon yang bersangkutan Memenuhi Syarat (MS) atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS).

NO JENIS DOKUMEN

HASIL PENELITIAN KEABSAHAN DOKUMEN

KETERA NGAN ADA TIDAK

ADA

MEMENUHI SYARAT

BELUM MEMENUHI

SYARAT

1 Model BB.1 KWK

2 Model BB.2 KWK

3 Fotocopy Ijazah

4 Dokumen yang diterbitkan Instansi lain, yaitu:

a. Surat Keterangan/Hasil Pemeriksaan Kesehatan Jasmani dan Rohani**) b. Surat Keterangan/Hasil

Pemeriksaan Bebas Narkoba**)

c. Surat Keterangan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal Calon, yang menyatakan bahwa calon: 1) tidak sedang dicabut hak

pilihnya; dan

2) tidak sedang memiliki tanggungan utang. d. Surat Tanda Terima

penyerahan LHKPN dari KPK. e. Surat Keterangan dari


(4)

Pengadilan Niaga atau Pengadilan Tinggi yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon yang menyatakan bahwa yang calon yangbersangkutan tidak sedang dinyatakan pailit. f. Dokumen yang diterbitkan

oleh Ditjen Pajak : 1) Fotocopy NPWP;

2) Tanda terima

penyampaian SPTPP Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama Calon untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak calon menjadi wajib pajak; dan

3) Tanda bukti tidak

mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat calon yang bersangkutan terdaftar.

g. Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan oleh Kepolisian Daerah yang

wilayah kewenangannya

meliputi tempat tinggal Calon yang bersangkutan.

5 Naskah Visi, Misi, dan Program Bakal Pasangan Calon.

6 Daftar nama Tim Kampanye

Tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Tingkat Desa/Kelurahan.

7 Fotocopy KTP

8 Pas Foto dan Foto Terbaru a. Berwarna:

1) ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar;

2) ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar

(Foto Pasangan Calon)

b. Hitam Putih ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar

9 Softcopy Foto Pasangan Calon Terbaru Berwarna ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar

10 Keputusan pemberhentian dari pejabat berwenang apabila Calon adalah Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP

Kabupaten/Kota, Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota.

11 Surat pemberitahuan pencalonan: a. kepada Bupati/Walikota melalui Camat, apabila Calon adalah Kepala Desa; atau b. kepada Kepala Desa apabila

Calon adalah Perangkat Desa. 12 Surat Keterangan dari Lembaga

Peradilan sesuai tingkatan yang bersangkutan mengajukan upaya hukum, apabila calon adalah

terpidana yang sedang

mengajukan upaya hukum.

13 Surat keterangan dari kepala lembaga pemasyarakatan yang

menerangkan bahwa yang

bersangkutan adalah mantan terpidana yang telah selesai menjalani pidana penjara, dengan


(5)

jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran.

14 Apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani pidana penjara dan belum melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran:

a. surat pernyataan di media massa bahwa yang

bersangkutan adalah Mantan Terpidana;

b. surat keterangan dari pimpinan redaksi bahwa telah dimuatnya pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional

c. bukti kliping dimuatnya pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional;

d. surat keterangan yang menyatakan bahwa Calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari Kepolisian Daerah;

e. surat keterangan telah selesai menjalani masa pidana dari

kepala lembaga

permasyarakatan;

f. surat keterangan telah selesai

menjalani pembebasan

bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas dari

kepala badan

pemasyarakatan bagi yang telah selesai menjalani pembebasan bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas.

15 Surat Keterangan dari Lembaga Peradilan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bukan mantan terpidana Bandar narkoba atau Pelaku Kejahatan Seksual Terhadap Anak, apabila Calon adalah Mantan Terpidana

16 Surat Keterangan dari Kejaksaan apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana dan akhir

masa penahanannya telah

melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran

17 Apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana dan akhir

masa penahanannya belum

melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran, melampirkan:

a. Surat Keterangan dari Kejaksaan


(6)

……….., ……… 20 ……

KPU Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

NO

NAMA

JABATAN

TANDA TANGAN

1.

Ketua

2.

Anggota

3.

Anggota

4.

Anggota

5.

Anggota

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 2 Agustus 2016

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

ttd.

SUMARNO

massa bahwa yang

bersangkutan adalah Mantan Terpidana;

c. surat keterangan dari pimpinan redaksi bahwa telah dimuatnya pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional

d. bukti kliping dimuatnya pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional;

e. surat keterangan yang menyatakan bahwa Calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari Kepolisian Daerah;

Keterangan :

*) Pilih salah satu.

**) Dokumen hasil pemeriksaan oleh Rumah Sakit Pemerintah yang ditunjuk diserahkan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta dan hasilnya menerangkan bahwa bakal calon yang bersangkutan Memenuhi Syarat (MS) atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS).