SALINAN SK KPU DKI JKT PERSEORANGAN PLUS FORMULIR OKE UPLOAD

(1)

KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR : 25/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta tentang Pedoman Teknis Pencalonan Perseorangan Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007


(2)

Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744);

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898);

5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telah beberapa


(3)

kali diubah, terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

6. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 720) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1126);

8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 567) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota


(4)

Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1125)

9. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIII/2015 tanggal 8 Juli 2015;

10. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 42/PUU-XIII/2015 tanggal 9 Juli 2015;

11. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-XIII/2015 tanggal 9 Juli 2015;

12.Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XIII/2015 tanggal 29 September 2015;

13. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 03/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang tentang Jumlah Dukungan dan Sebaran Dukungan Paling Sedikit Sebagai Persyaratan Pasangan Calon Perseorangan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;

14. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 05/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 24/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Perubahan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 05/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;

Memperhatikan : 1. Surat KPU RI Nomor 371/KPU/VII/2016 tanggal 15 Juli 2016 perihal Pelaksanaan Tahapan Pengumuman Penyerahan Dukungan Pasangan Calon Perseorangan;


(5)

2. Berita Acara Pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 75 BA/VIII/2016 tanggal 2 Agustus 2016 tentang Penetapan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Pedoman Teknis Pencalonan Perseorangan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;

M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

KESATU : Menetapkan Pedoman Teknis Pencalonan Perseorangan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

KEDUA : Menetapkan Formulir Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini;


(6)

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 2 Agustus 2016

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Ttd.


(7)

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 25/Kpts/KPU-Prov 010/TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahwa dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang, termasuk di dalamnya terkait dengan proses pencalonan dan penetapan Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, KPU Provinsi berkewajiban membuat keputusan terkait perihal pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur yang memenuhi persyaratan.

Bahwa dalam pelaksanaan undang-undang tersebut, Komisi Pemilihan Umum telah menerbitkan beberapa peraturan terkait antara lain Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 720) sebagaimana telah diubah bebrapa kali terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2016. Lebih lanjut sebagaimana dijelaskan pada pasal 96 ayat 1, KPU Provinsi DKI Jakarta kemudian menetapkan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta tentang Pedoman Teknis Pencalonan Perseorangan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017.


(8)

Pedoman Teknis Pencalonan Perseorangan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi :

1. Penyelenggara Pemilihan dalam melaksanakan Tahapan Pencalonan Perseorangan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017;

2. Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari jalur perseorangan;

3. Masyarakat umum

B. PENGERTIAN

Pengertian yang digunakan dalam peraturan ini adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2017, selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi DKI Jakarta untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta secara langsung dan demokratis.

2. Pemilihan Umum atau Pemilihan Terakhir, selanjutnya disebut Pemilu atau Pemilihan Terakhir, adalah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014. 3. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, selanjutnya disingkat KPU RI

adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum dan diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

4. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya disingkat KPU Provinsi DKI Jakarta adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

5. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota adalah KPU Kabupaten/Kota se-Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Kabupaten/Kota.


(9)

6. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan.

7. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kelurahan.

8. Badan Pengawas Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

9. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi DKI Jakarta adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

10.Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kabupaten/kota.

11.Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kecamatan.

12.Pengawas Pemilihan Lapangan, selanjutnya disingkat PPL, adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di kelurahan.

13.Partai Politik adalah Partai Politik nasional peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terakhir dan Partai Politik lokal Aceh peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Kota/Kabupaten.


(10)

14.Gabungan Partai Politik adalah gabungan dua atau lebih Partai Politik nasional, atau Gabungan Partai Politik lokal atau Gabungan Partai Politik nasional dan Partai Politik lokal peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) PasanganCalon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

15. Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh Bakal Pasangan Calon perseorangan yang didaftarkan ke KPU Provinsi DKI Jakarta.

16.Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, selanjutnya disebut Bakal Pasangan Calon, adalah warga negara Republik Indonesia yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar kepada KPU Provinsi DKI Jakarta untuk mengikuti Pemilihan.

17. Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Perseorangan selanjutnya disebut Bakal Pasangan Calon Perseorangan, adalah warga negara Republik Indonesia yang diusulkan oleh perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar kepada KPU Provinsi DKI Jakarta untuk mengikuti Pemilihan.

18.Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, selanjutnya disebut Bakal Pasangan Calon, adalah Bakal Pasangan Calon yang telah memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai peserta Pemilihan.

19.PasanganCalon Perseorangan adalah Bakal Pasangan Calon Perseorangan yang telah memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai peserta Pemilihan.

20.Petahana adalah Gubernur atau Wakil Gubernur yang sedang menjabat. 21.Mantan Terpidana adalah seseorang yang telah selesai menjalani hukuman

pokok, hukuman tambahan, dan tidak berstatus menjalani pembebasan bersyarat.

22.Pemilih adalah penduduk Provinsi DKI Jakarta yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam Pemilihan.

23. Tim Penghubung Bakal Pasangan Calon adalah tim yang ditugaskan oleh Bakal Pasangan Calon untuk menjadi penghubung atau membangun komunikasi antara Bakal Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dengan KPU Provinsi DKI Jakarta dan KPU Kabupaten/Kota se-Provinsi DKI Jakarta dalam rangka penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi DKI Jakarta.


(11)

24.Hari adalah hari kalender.

C. ASAS PENYELENGGARA PEMILIHAN

Asas penyelenggara Pemilihan dalam melaksanakan tugas adalah sebagai berikut:

a. mandiri; b. jujur; c. adil;

d. kepastian hukum; e. tertib;

f. kepentingan umum; g. keterbukaan;

h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; l. efektivitas; m.aksesibilitas.


(12)

BAB II

PERSYARATAN CALON DAN PENCALONAN

A. PERSYARATAN CALON

1.Warga Negara Indonesia dapat menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat;

d. berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun;

e. mampu secara jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter yang terdiri dari dokter, ahli psikologi, dan Badan Narkotika Nasional (BNN);

f. tidak berstatus sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

g. bagi Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani masa pemidanaannya, secara kumulatif, wajib memenuhi syarat secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik sebagai mantan terpidana dan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang, kecuali bagi Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani masa pidananya paling singkat 5 (lima) tahun sebelum jadwal pendaftaran.

h. bukan Mantan Terpidana bandar narkoba atau Mantan Terpidana kejahatan seksual terhadap anak;

i. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

j. tidak pernah melakukan perbuatan tercela; k. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;

l. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;

m. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;


(13)

n. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak pribadi; o. belum pernah menjabat sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur selama

2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama untuk Calon Gubernur atau Calon Wakil Gubernur dengan ketentuan:

1) penghitungan 2 (dua) kali masa jabatan dihitung berdasarkan jumlah pelantikan dalam jabatan yang sama, yaitu masa jabatan pertama selama 5 (lima) tahun penuh dan masa jabatan kedua paling singkat selama 2 ½ (dua setengah) tahun, dan sebaliknya;

2) jabatan yang sama sebagaimana dimaksud pada angka 1, adalah jabatan Gubernur dengan Gubernur, jabatan Wakil Gubernur dengan Wakil Gubernur;

3) 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama, meliputi: a) telah 2 (dua) kali berturut-turut dalam jabatan yang sama;

b) telah 2 (dua) kali dalam jabatan yang sama tidak berturut-turut; atau

c) 2 (dua) kali dalam jabatan yang sama di daerah yang sama atau di daerah yang berbeda;

4) perhitungan 5 (lima) tahun masa jabatan atau 2 ½ (dua setengah) tahun masa jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 1, dihitung sejak tanggal pelantikan sampai dengan akhir masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur yang bersangkutan;

5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4, berlaku untuk:

a) jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur yang dipilih secara langsung melalui Pemilihan, dan yang diangkat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi;

b) jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur karena perubahan nama provinsi

p. belum pernah menjabat sebagai Gubernur bagi Calon Wakil Gubernur pada provinsi DKI Jakarta;

q. berhenti dari jabatannya sejak ditetapkan sebagai calon bagi :

1) Bupati atau Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota di provinsi DKI Jakarta;

2) Bupati atau Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota yang mencalonkan diri sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dari provinsi lain;


(14)

3) Gubernur atau Wakil Gubernur yang mencalonkan diri sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dari provinsi lain.

r. tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur;

s. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sejak ditetapkan sebagai PasanganCalon;

t. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil dan lurah/kepala desa atau sebutan lain sejak ditetapkan sebagai PasanganCalon; dan

u. mengundurkan diri sebagai pejabat atau pegawai pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah yang tidak dapat ditarik kembali sejak ditetapkan sebagai calon;

v. berhenti sebagai Anggota KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota sebelum pembentukan PPK dan PPS.

2. Syarat calon mampu secara jasmani dan rohani tidak menghalangi penyandang disabilitas.

B. PERSYARATAN PENCALONAN PERSEORANGAN

1. Persyaratan pencalonan berupa jumlah dukungan bagi calon perseorangan untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta adalah 7,5% (tujuh koma lima persen) dari jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta sebagaimana tertuang dalam jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 7.096.168 (tujuh juta sembilan puluh enam ribu seratus enam puluh delapan) jiwa, yaitu 532.213 (lima ratus tiga puluh dua ribu dua ratus tiga belas) dukungan;

2. Jumlah dukungan harus tersebar dilebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu di 4 (empat) kabupaten/kota atau lebih.

3. Dukungan hanya diberikan kepada 1 (satu) Bakal Pasangan Calon perseorangan.


(15)

4. Penduduk yang dapat memberikan dukungan adalah penduduk yang telah memenuhi syarat sebagai Pemilih dan berdomisili di wilayah Provinsi DKI Jakarta.


(16)

BAB III

PENYERAHAN DAN PENELITIAN DUKUNGAN PASANGAN CALON PERSEORANGAN

A. PENYERAHAN DUKUNGAN BAKAL PASANGAN CALON PERSEORANGAN

1. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan jadwal penyerahan dokumen dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan melalui pengumuman jadwal penyerahan dokumen dukungan, dilakukan melalui media massa cetak, elektronik, papan pengumuman dan website KPU Provinsi DKI Jakarta www.kpujakarta.go.id mulai tanggal 20 Juli sampai dengan 2 Agustus 2016. 2. Bakal Pasangan Calon perseorangan wajib menyerahkan dokumen

dukungan untuk memenuhi persyaratan pencalonan.

3. Penyerahan dokumen dukungan calon perseorang kepada KPU Provinsi DKI Jakarta dilakukan pada tanggal 3 sampai dengan 7 Agustus 2016, mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB di Kantor KPU Provinsi DKI Jakarta lantai 2 Jalan Salemba Raya Nomor 15 Jakarta Pusat

4. Dokumen dukungan berupa surat pernyataan dukungan, dengan dilampiri: a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan yang diterbitkan

oleh dinas kependudukan dan catatan sipil yang menerangkan bahwa penduduk tersebut berdomisili di wilayah administratif yang sedang menyelenggarakan Pemilihan paling singkat 1 (satu) tahun dan tercantum dalam daftar pemilih tetap pada Pemilu atau Pemilihan Terakhir dan/atau daftar penduduk potensial pemilih Pemilihan; dan b. rekapitulasi jumlah dukungan

5. Surat pernyataan dukungan menggunakan formulir Model B.1-KWK Perseorangan, yang dapat berupa pernyataan dukungan secara perorangan atau kolektif

6. Bakal Pasangan Calon perseorangan menyusun rekapitulasi jumlah dukungan dengan menggunakan formulir Model B.2-KWK Perseorangan untuk setiap kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota.

7. Dalam menyerahkan dokumen dukungan, bakal calon perseorangan dapat menghimpun surat pernyataan dukungan secara perseorangan atau kolektif, dan dibubuhi materai pada dokumen kolektif perkelurahan.

8. Bakal Pasangan Calon perseorangan menyerahkan surat pernyataan dukungan dan rekapitulasi jumlah dukungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy.


(17)

9. Softcopy tersebut merupakan dokumen dukungan yang disusun menggunakan format yang telah disediakan, dan telah diunggah pada Sistem Informasi Pencalonan.

10. Penyerahan lampiran dokumen dukungan dalam bentuk hardcopy berupa fotokopi identitas kependudukan.

11. Dokumen dukungan dikelompokkan berdasarkan wilayah kelurahan.

12. Dokumen dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, dengan ketentuan:

a. Bakal Pasangan Calon menyerahkan 1 (satu) rangkap asli dan 2 (dua) rangkap salinan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta

b. KPU Provinsi DKI Jakarta menyerahkan 1 (satu) rangkap salinan kepada PPS melalui PPK dengan difasilitasi oleh KPU Kabupaten/Kota;

c. 1 (satu) rangkap salinan sebagai arsip Bakal Pasangan Calon, setelah memperoleh pengesahan KPU Provinsi DKI Jakarta dengan membubuhkan paraf dan cap basah.

B. VERIFIKASI DOKUMEN DUKUNGAN BAKAL PASANGAN CALON PERSEORANGAN

Verifikasi terhadap dokumen dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan terdiri dari:

1. verifikasi jumlah minimal dukungan dan persebarannya; 2. verifikasi administrasi;

3. verifikasi faktual.

1. Verifikasi Jumlah Minimal Dukungan dan Persebarannya

a. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan verifikasi terhadap jumlah minimal dukungan Bakal Pasangan Calon Perseorangan dan persebarannya dengan cara:

1) melakukan verifikasi terhadap jumlah dukungan dan persebaran yang terdapat dalam softcopy formulir Model B.1-KWK Perseorangan; 2) melakukan verifikasi terhadap jumlah dukungan dan persebaran

yang terdapat dalam dokumen asli hardcopy formulir Model B.1-KWK Perseorangan;

3) melakukan verifikasi terhadap jumlah lampiran formulir Model B.1-KWK Perseorangan;

b. Dalam hal jumlah dukungan dan persebarannya yang tercantum pada dokumen dukungan telah memenuhi jumlah minimal dukungan dan


(18)

persebaran, KPU Provinsi DKI Jakarta menerima dokumen, menyusun berita acara, tanda terima, dan menerbitkan keputusan penetapan Bakal Pasangan Calon yang memenuhi syarat untuk dilakukan verifikasi administrasi.

c. Dalam hal jumlah dukungan dan persebarannya yang tercantum pada dokumen dukungan tidak memenuhi jumlah minimal dukungan dan persebaran, dan/atau tidak memenuhi ketentuan, KPU Provinsi DKI Jakarta menyusun berita acara dan mengembalikan dokumen dukungan kepada Bakal Pasangan Calon untuk diperbaiki dalam masa penyerahan dokumen dukungan.

d. Dalam hal Bakal Pasangan Calon tidak memenuhi jumlah minimal dukungan dan persebaran pada akhir masa penyerahan dokumen dukungan, KPU Provinsi DKI Jakarta menerbitkan keputusan penetapan Bakal Pasangan Calon tidak memenuhi syarat.

e. Bakal Pasangan Calon perseorangan dapat menunjuk petugas untuk mendampingi proses verifikasi jumlah minimal dukungan Bakal Pasangan Calon dan persebarannya. Nama-nama petugas pendamping disampaikan pada masa jadwal penyerahan dokumen dukungan

f. Dalam penelitian minimal jumlah dukungan dan persebaran, KPU Provinsi DKI Jakarta membentuk tim yang terbagi dalam 6 (enam) kelompok berdasarkan kabupaten/kota sebagaimana berikut:

NO. KABUPATEN/KOTA JUMLAH

KECAMATAN

JUMLAH TIM PENELITI 1. Jakarta Pusat 8 (delapan) 2 (dua)

2. Jakarta Barat 8 (delapan) 2 (dua) 3. Jakarta Selatan 10 (sepuluh) 2 (dua) 4. Jakarta Timur 10 (sepuluh) 3 (tiga)

5. Jakarta Utara 6 (enam) 2 (dua)

6. Kepulauan Seribu 2 (dua) 1 (satu) Total 12 (dua belas) tim

2. Verifikasi Administrasi

a. Setelah melakukan verifikasi terhadap jumlah minimal dukungan Bakal Pasangan Calon dan persebarannya KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan verifikasi administrasi.

b. Verifikasi administrasi dilakukan dengan cara:

1) mencocokkan kesesuaian Nomor Induk Kependudukan, nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir dan alamat pendukung pada formulir Model B.1-KWK Perseorangan dengan fotokopi Kartu Tanda


(19)

Penduduk atau surat keterangan yang diterbitkan oleh dinas kependudukan dan catatan sipil;

2) verifikasi kesesuaian antara formulir Model B.1-KWK Perseorangan dengan daftar pemilih tetap pada Pemilu atau Pemilihan Terakhir dan/atau daftar penduduk potensial pemilih Pemilihan;

3) verifikasi kesesuaian antara alamat pendukung dengan daerah Pemilihan;

4) verifikasi kelengkapan lampiran dokumen dukungan;

5) verifikasi kesesuaian alamat pendukung dengan wilayah administrasi PPS;

6) verifikasi identitas kependudukan untuk memastikan pemenuhan syarat usia pendukung dan/atau status perkawinan;

7) verifikasi terhadap dugaan dukungan ganda terhadap Bakal Pasangan Calon perseorangan.

c. Dalam hal formulir Model B.1-KWK Perseorangan tidak ditandatangani di atas materai oleh Bakal Pasangan Calon perseorangan, dukungan dinyatakan belum memenuhi syarat, tapi tidak menggugurkan dukungan d. Dalam hal data Nomor Induk Kependudukan, nama, jenis kelamin,

tempat dan tanggal lahir pendukung pada formulir Model B.1-KWK Perseorangan tidak sesuai secara nyata dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan yang diterbitkan oleh dinas kependudukan dan catatan sipil dukungan tersebut dicoret dan dinyatakan tidak memenuhi syarat.

e. Dalam hal fotokopi identitas kependudukan telah habis masa berlakunya, tetap dinyatakan memenuhi syarat administrasi dan ditindaklanjuti dengan verifikasi faktual.

f. Dalam hal alamat pendukung tidak sesuai dengan daerah Pemilihan dukungan tersebut dicoret dan dinyatakan tidak memenuhi syarat.

g. Dalam hal pada formulir Model B.1-KWK Perseorangan tidak dilengkapi dengan fotokopi identitas kependudukan dukungan tersebut dicoret dan dinyatakan tidak memenuhi syarat.

h. Dalam hal alamat pendukung tidak sesuai dengan wilayah administrasi PPS, dukungan tersebut dicoret dan dinyatakan tidak memenuhi syarat, tapi dapat digunakan oleh Bakal Pasangan Calon perseorangan pada masa perbaikan dengan memindahkan dukungan tersebut sesuai dengan kelurahan.


(20)

i. Dalam hal syarat usia dan/atau status perkawinan dinyatakan tidak sesuai, dukungan tersebut dicoret dan dinyatakan tidak memenuhi syarat.

j. Dalam hal pada formulir Model B.1-KWK Perseorangan terdapat Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pegawai Negeri Sipil yang memberikan dukungan, dukungan tersebut dicoret dan diberikan keterangan bahwa yang bersangkutan adalah Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pegawai Negeri Sipil.

k. Berita Acara hasil verifikasi administrasi dibuat dalam 3 (tiga) rangkap asli yaitu:

1) 1 (satu) rangkap untuk Bakal Pasangan Calon;

2) 1 (satu) rangkap untuk PPL melalui Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota;

3) 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Provinsi DKI Jakarta

l. Dalam hal formulir Model B.1-KWK Perseorangan telah sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan yang diterbitkan oleh dinas kependudukan dan catatan sipil, tetapi tidak sesuai atau tidak ada dalam daftar pemilih tetap pada Pemilu atau Pemilihan Terakhir dan/atau daftar penduduk potensial pemilih Pemilihan, KPU Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi dengan dinas kependudukan dan catatan sipil untuk meneliti kembali data pendukung yang bersangkutan terhadap daftar penduduk potensial pemilih Pemilihan.

m. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi dinas kependudukan dan catatan sipil menyatakan bahwa:

1) data kependudukan pendukung benar, maka dukungan dinyatakan memenuhi syarat;

2) data kependudukan pendukung tidak benar, maka dukungan tersebut dicoret dan dinyatakan tidak memenuhi syarat; atau

3) tidak dapat menyatakan kebenaran atas data kependudukan pendukung, maka dukungan dinyatakan belum memenuhi syarat, tapi tidak menggugurkan dukungan.

n. Dalam hal jumlah dukungan dinyatakan belum memenuhi syarat, ditindaklanjuti verifikasi faktual oleh PPS

o. KPU Provinsi DKI Jakarta menyusun hasil verifikasi dalam Berita Acara Model BA.3-KWK Perseorangan.


(21)

p. Berita Acara hasil verifikasi administrasi dibuat dalam 5 (lima) rangkap asli yaitu:

1) 1 (satu) rangkap untuk Bakal Pasangan Calon; 2) 1 (satu) rangkap untuk PPK;

3) 1 (satu) rangkap untuk PPS melalui PPK dengan dilampiri hasil klarifikasi dari Dinas Kependundukan dan Catatan Sipil;

4) 1 (satu) rangkap untuk PPL melalui Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota;

5) 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Provinsi DKI Jakarta

q. Dukungan ganda terhadap Bakal Pasangan Calon terjadi apabila:

1) 1 (satu) orang memberikan dukungan lebih dari 1 (satu) kali kepada 1 (satu) Bakal Pasangan Calon perseorangan;

2) dukungan ganda meliputi:

a) kesamaan terhadap Nomor Induk Kependudukan, nama, jenis kelamin, alamat, Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW), tempat dan tanggal lahir, dan status perkawinan; atau

b) kesamaan terhadap Nomor Induk Kependudukan;

3) 1 (satu) orang memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) Bakal Pasangan Calon; atau

r. Dalam hal ditemukan dukungan ganda, dukungan hanya dihitung 1 (satu).

s. Dalam hal ditemukan dukungan ganda, ditindaklanjuti dengan verifikasi faktual oleh PPS.

t. KPU Provinsi DKI Jakarta menyusun hasil verifikasi dukungan ganda dalam Berita Acara Model BA.4-KWK Perseorangan.

u. Pada Pemilihan, KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan salinan asli berita acara hasil verifikasi kepada:

1) Bakal Pasangan Calon perseorangan; 2) KPU/KIP Kabupaten/Kota; dan

3) PPS melalui PPK dengan dilampiri hasil verifikasi dukungan ganda. v. Pada Pemilihan, KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan dokumen

dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan dan hasil verifikasi dugaan dukungan ganda kepada PPS melalui KPU Provinsi DKI Jakarta dan PPK.

w. Pendukung Bakal Pasangan Calon tidak dapat menarik kembali dukungannya, sejak KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan dokumen dukungan kepada PPS


(22)

3. Verifikasi Faktual

a. Berdasarkan hasil verifikasi administrasi, PPS melakukan verifikasi faktual.

b. Verifikasi faktual oleh PPS, dilakukan untuk membuktikan kebenaran dukungan kepada Bakal Pasangan Calon perseorangan.

c. Dalam pelaksanaan verifikasi faktual, PPS dapat mengangkat petugas peneliti dari Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW) setempat sesuai kebutuhan.

d. PPS melakukan verifikasi faktual dengan cara mendatangi setiap tempat tinggal pendukung yang telah dinyatakan memenuhi syarat administratif untuk mencocokkan kebenaran nama, alamat pendukung, dan dukungannya kepada Bakal Pasangan Calon.

e. Dalam hal pendukung menyatakan kebenaran dukungannya, dukungan yang bersangkutan dinyatakan sah dan memenuhi syarat.

f. Dalam hal pendukung menyatakan tidak memberikan dukungannya, pendukung mengisi Lampiran Berita Acara Model BA.5-KWK Perseorangan, dan namanya dicoret dari daftar dukungan.

g. Dalam hal pendukung menyatakan tidak memberikan dukungannya, tetapi yang bersangkutan tidak bersedia mengisi Lampiran Berita Acara Model BA.5-KWK Perseorangan, dukungannya tetap dinyatakan sah. h. Dalam hal seseorang atau lebih pendukung menarik dukungan kepada

Bakal Pasangan Calon pada tahap verifikasi faktual, dukungan dimaksud tetap dinyatakan sah.

i. Dalam hal terdapat pendukung yang tidak dapat ditemui atau alamat tempat tinggal pendukung tidak ditemukan, PPS memberikan catatan pada kolom keterangan.

j. Dalam hal terdapat bukti fotokopi identitas yang meragukan, PPS dapat meminta pendukung untuk menunjukkan identitas kependudukan yang asli.

k. Dalam hal terdapat pendukung memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) Bakal Pasangan Calon, PPS menanyakan kepada pendukung kepastian dukungannya terhadap 1 (satu) Bakal Pasangan Calon dan pendukung membubuhkan tanda tangan/cap jempol terhadap Bakal Pasangan Calon yang didukung, dan mencoret nama pendukung dalam daftar nama pendukung dari Bakal Pasangan Calon yang tidak didukung.


(23)

l. Dalam hal pendukung tidak membubuhkan tanda tangan atau cap jempol pada formulir Model B.1-KWK Perseorangan dan menyatakan kebenaran dukungannya, dukungan dinyatakan sah dan diwajibkan membubuhkan tanda tangan atau cap jempol pada kolom tanda tangan atau cap jempol.

m. Dalam hal pendukung tidak membubuhkan tanda tangan atau cap jempol pada formulir Model B.1-KWK Perseorangan dan menyatakan tidak mendukung mengisi Lampiran Berita Acara Model BA.5-KWK Perseorangan, dukungan dinyatakan tidak memenuhi syarat dan dicoret dari daftar dukungan.

n. Dalam hal pendukung yang tercantum dalam formulir Model B.1-KWK Perseorangan yang tidak terdapat tanda tangan bakal calon perseorangan dan materai menyatakan kebenaran dukungannya, bakal calon perseorangan membubuhkan tanda tangan pada formulir Model B.1-KWK Perseorangan yang diserahkan pada masa perbaikan syarat pencalonan. o. PPS dan/atau petugas verifikasi faktual wajib meminta lurah setempat

untuk menandatangani formulir Model B.1-KWK Perseorangan dan membubuhkan cap/stempel kelurahan di atas tanda tangan.

p. PPS dan/atau petugas verifikasi faktual wajib mendokumentasikan kegiatan verifikasi faktual.

q. Dalam hal pendukung tidak dapat ditemui, PPS melakukan verifikasi faktual dengan cara berkoordinasi dengan Bakal Pasangan Calon dan/atau tim penghubung Bakal Pasangan Calon menghadirkan seluruh pendukung di wilayah kelurahan pada tempat yang telah ditentukan paling lambat 3 (tiga) hari sejak pendukung tidak dapat ditemui, guna mencocokkan dan meneliti kebenaran dukungan.

r. Dalam hal Bakal Pasangan Calon dan/atau tim penghubung Bakal Pasangan Calon tidak dapat menghadirkan seluruh pendukung, PPS hanya melakukan verifikasi faktual terhadap pendukung yang hadir. s. Dalam hal pendukung tidak hadir, pendukung diberi kesempatan untuk

datang langsung ke PPS guna membuktikan dukungannya paling lambat sebelum batas akhir verifikasi faktual.

t. Dalam hal pendukung tidak hadir sampai dengan batas waktu yang ditentukan, dukungan Bakal Pasangan Calon yang bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat dan nama pendukung tersebut dicoret dari daftar dukungan.


(24)

u. Dalam hal Bakal Pasangan Calon dan/atau tim penghubung Bakal Pasangan Calon tidak dapat menghadirkan pendukung karena pendukung sedang sakit atau berada di luar wilayah administrasi dilaksanakannya Pemilihan, Bakal Pasangan Calon dan/atau tim penghubung Bakal Pasangan Calon dapat menfasilitasi pelaksanaan verifikasi faktual dengan memanfaatkan teknologi informasi.

v. Verifikasi faktual dengan memanfaatkan teknologi informasi dapat dilakukan, sepanjang Bakal Pasangan Calon dan/atau tim penghubung Bakal Pasangan Calon dapat menyerahkan surat keterangan atau dokumen lain yang membuktikan bahwa pendukung yang bersangkutan sedang sakit atau berada di luar wilayah administrasi dilaksanakannya Pemilihan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

w. Pemanfaatan teknologi informasi disesuaikan dengan aksesibilitas daerah dan kemampuan Bakal Pasangan Calon dan/atau tim penghubung Bakal Pasangan Calon, dengan ketentuan dilakukan secara online dan seketika (real time) dengan menggunakan panggilan video (video call) yang memungkinkan PPS dan pendukung untuk saling bertatap muka, melihat, dan berbicara secara langsung sebagaimana dalam verifikasi faktual secara offline.

x. Dalam hal ketentuan tidak dilaksanakan, dukungan pendukung dinyatakan tidak memenuhi syarat.

y. Dalam hal verifikasi faktual dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, terdapat keraguan terhadap pendukung, KPU Provinsi DKI Jakarta melalui PPS dan difaslitasi oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat melakukan verifikasi kembali terhadap:

1) Kartu Tanda Penduduk, untuk melihat kesesuaian foto dengan wajah pendukung pada saat verifikasi faktual dengan video call dilakukan; atau

2) keabsahan surat keterangan kepada instansi yang berwenang, untuk mengetahui kebenaran alasan pendukung tidak dapat dihadirkan

4. Hasil Verifikasi Faktual Tingkat Kelurahan

a. PPS wajib menuangkan hasil verifikasi faktual ke dalam Berita Acara Model BA.5-KWK Perseorangan yang ditandatangani oleh Ketua dan Anggota PPS.

b. Berita acara hasil verifikasi faktual dibuat dalam 5 (lima) rangkap yaitu: 1)1 (satu) rangkap untuk setiap Bakal Pasangan Calon;


(25)

2)1 (satu) rangkap untuk PPK dengan dilampiri semua dokumen dukungan setiap Bakal Pasangan Calon;

3)1 (satu) rangkap untuk KPU/KIP Kabupaten/Kota melalui PPK; 4)1 (satu) rangkap untuk PPL;

5)1 (satu) rangkap untuk arsip PPS.

5. Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual Tingkat Kecamatan

a. PPK melaksanakan rapat pleno terbuka rekapitulasi dukungan hasil verifikasi faktual di wilayah kerjanya paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima berita acara dari PPS.

b. Rapat pleno dihadiri oleh:

1) Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung; 2) Panwas Kecamatan; dan

3) PPS.

c. Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung, dan Panwas Kecamatan dapat mengajukan keberatan dengan menunjukkan bukti pendukung. d. Dalam hal keberatan dapat diterima, PPK melakukan pembetulan dan

mencatat ke dalam Lampiran Berita Acara Model BA.6-KWK Perseorangan.

e. Dalam hal keberatan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung tidak dapat menerima, Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung mengisi Lampiran Berita Acara Model BA.6-KWK Perseorangan.

f. Hasil rekapitulasi jumlah dukungan dituangkan dalam Berita Acara Model BA.6-KWK Perseorangan.

g. Berita acara rekapitulasi dibuat dalam rangkap 4 (empat), yaitu: 1) 1 (satu) rangkap untuk setiap Bakal Pasangan Calon;

2) 1 (satu) rangkap untuk KPU Kabupaten/Kota; 3) 1 (satu) rangkap untuk Panwas Kecamatan; 4) 1 (satu) rangkap untuk arsip PPK.

6. Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual Tingkat Kabupaten/Kota

a. KPU Kabupaten/Kota melaksanakan rapat pleno terbuka rekapitulasi dukungan berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah dukungan dari PPK di wilayah kerjanya paling lama 4 (empat) hari setelah menerima berita acara dari PPK.


(26)

b. Rapat pleno dihadiri oleh:

1) Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung; 2) Panwas Kabupaten/Kota; dan

3) PPK.

c. Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung dan Panwas Kabupaten/Kota dapat mengajukan keberatan dengan menunjukkan bukti pendukung.

d. Dalam hal keberatan dapat diterima, KPU Kabupaten/Kota melakukan pembetulan dan mencatat dalam Lampiran Berita Acara Model BA.7-KWK Perseorangan.

e. Dalam hal keberatan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung tidak dapat menerima, Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung mengisi Lampiran Berita Acara Model BA.7-KWK Perseorangan.

f. Hasil rekapitulasi jumlah dukungan dituangkan dalam Berita Acara Model BA.7-KWK Perseorangan.

g. Berita acara rekapitulasi, dibuat dalam rangkap 4 (empat), yaitu: 1) 1 (satu) rangkap untuk setiap Bakal Pasangan Calon;

2) 1 (satu) rangkap untuk KPU Provinsi DKI Jakarta dalam penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur;

3) 1 (satu) rangkap untuk Panwas Kabupaten/Kota; 4) 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Kabupaten/Kota.

7. Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual Tingkat Provinsi

a. Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi DKI Jakarta melaksanakan rapat pleno terbuka rekapitulasi dukungan berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah dukungan dari KPU Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima berita acara dari KPU Kabupaten/Kota.

b. Rapat pleno dihadiri oleh:

1) Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung; 2) Bawaslu Provinsi; dan

3) KPU Kabupaten/Kota

c. Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung dan Bawaslu Provinsi dapat mengajukan keberatan dengan menunjukkan bukti pendukung.


(27)

d. Dalam hal keberatan dapat diterima, KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan pembetulan dan mencatat ke dalam Lampiran Berita Acara Model BA.8-KWK Perseorangan.

e. Dalam hal keberatan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung tidak dapat menerima, Bakal Pasangan Calon atau tim penghubung mengisi Lampiran Berita Acara Model BA.8-KWK Perseorangan.

f. Hasil rekapitulasi jumlah dukungan dituangkan dalam Berita Acara Model BA.8-KWK Perseorangan.

g. Berita acara rekapitulasi, dibuat dalam rangkap 3 (tiga), yaitu: 1) 1 (satu) rangkap untuk setiap Bakal Pasangan Calon; 2) 1 (satu) rangkap untuk Bawaslu Provinsi DKI Jakarta; 3) 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Provinsi DKI Jakarta.

C. KETENTUAN PENGGANTIAN BAKAL PASANGAN CALON PERSEORANGAN 1. Bakal Pasangan Calon perseorangan atau salah satu bakal calon

perseorangan yang mengundurkan diri pada masa verifikasi faktual dukungan di tingkat PPS sampai dengan rekapitulasi jumlah dukungan, dinyatakan tidak lagi memenuhi syarat dan tidak dapat diganti dengan calon lain.

2. Bakal Pasangan Calon perseorangan atau salah satu bakal calon perseorangan yang mengundurkan diri, tidak dapat diusulkan sebagai Bakal Pasangan Calon atau calon oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik. 3. Calon perseorangan yang berhalangan tetap pada masa verifikasi faktual

dukungan sampai dengan rekapitulasi jumlah dukungan, dapat diganti dengan calon baru paling lama 5 (lima) hari sejak calon tersebut berhalangan tetap.

4. Berhalangan tetap meliputi keadaan: a. meninggal dunia; atau

b. tidak mampu melaksanakan tugas secara permanen.

5. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan calon pengganti kepada masyarakat.

6. Pengumuman dilakukan paling lama 2 (dua) hari sejak masa penggantian calon berakhir.

7. Masyarakat dapat memberikan tanggapan atau menarik dukungannya sampai dengan 3 (tiga) hari sebelum penetapan Bakal Pasangan Calon peserta Pemilihan yaitu tanggal 21 Oktober 2016.


(28)

8. KPU Provinsi DKI Jakarta dan KPU Kabupaten/Kota melakukan verifikasi persyaratan pencalonan dan persyaratan calon paling lama 3 (tiga) hari sejak dokumen calon pengganti diterima.

9. Bakal Pasangan Calon perseorangan yang telah mengikuti proses verifikasi administrasi tidak dapat diajukan sebagai calon dan/atau Bakal Pasangan Calon oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.


(29)

BAB IV

PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON

A. PENGUMUMAN DAN PENDAFTARAN

1. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan pendaftaran Bakal Pasangan Calon pada tanggal 14 September sampai dengan 20 September 2016 melalui media massa, papan pengumuman dan laman KPU Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan jadwal sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017.

2. Dalam pengumuman pendaftaran Bakal Pasangan Calon dicantumkan:

a. Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta tentang penetapan persyaratan pencalonan untuk partai politik atau gabungan partai politik, dan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta tentang persyaratan pencalonan berupa jumlah dukungan dan persebarannya bagi Bakal Pasangan Calon perseorangan;

b. waktu penyerahan dokumen dukungan; c. tempat penyerahan.

3. Masa pendaftaran Bakal Pasangan Calon adalah tanggal 21 September sampai dengan 23 September 2016.

4. Pendaftaran Bakal Pasangan Calon dilakukan mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB di lantai 2 Kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya No.15 Jakarta Pusat.

5. Bakal Pasangan Calon perseorangan mendaftarkan diri kepada KPU Provinsi DKI Jakarta selama masa pendaftaran.

6. Dalam menerima pendaftaran Bakal Pasangan Calon Perseorangan, KPU Provinsi DKI Jakarta bertugas:

a. menerima dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon perseorangan;

b. meneliti dokumen persyaratan jumlah minimal dukungan dan persebaran serta persyaratan Bakal Pasangan Calon Perseorangan;

c. berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf b, KPU Provinsi DKI Jakarta mencatat penerimaan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon perseorangan menggunakan Tanda Terima Pendaftaran formulir Model TT.1-KWK, yang berisi:


(30)

2) hari, tanggal, dan waktu penerimaan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon;

3) alamat dan nomor telepon bakal calon Perseorangan;

4) jumlah dan jenis kelengkapan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon;

5) dokumen persyaratan dukungan dan sebaran dukungan bakal calon Perseorangan.

d. menerima daftar nama Tim Kampanye tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan;

e. memberikan formulir sebagaimana huruf c kepada Bakal Pasangan Calon Perseorangan;

f. memberikan surat pengantar pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani, dan bebas penyalahgunaan narkotika di rumah sakit yang ditunjuk oleh KPU Provinsi DKI Jakarta kepada Bakal Pasangan Calon.

B. DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

1. Dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon yang wajib disampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta terdiri atas:

a. surat pencalonan yang ditandatangani oleh Bakal Pasangan Calon perseorangan menggunakan formulir Model B-KWK Perseorangan beserta lampirannya;

b. surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh Calon, sebagai bukti pemenuhan persyaratan calon menggunakan formulir Model BB.1- KWK;

c. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf b dilengkapi:

1) surat pengajuan pengunduran diri bagi Calon yang berstatus Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota yang mencalonkan diri di daerah lain;

2) surat pengajuan pengunduran diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pegawai Negeri Sipil atau Kepala Desa, dan surat permintaan berhenti dari jabatan Badan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah;

3) tanda terima dari pejabat yang berwenang atas penyerahan surat pengunduran diri atau permintaan berhenti sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2; dan


(31)

4) surat keterangan bahwa pengunduran diri atau permintaan berhenti sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 sedang diproses oleh pejabat yang berwenang;

5) semua persyaratan pada angka 1) s/d 4) disampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta paling lambat 5 (lima) hari sejak ditetapkan sebagai calon.

d. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf b dilengkapi::

1) surat pemberitahuan pencalonan bagi Calon yang berstatus sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; dan

2) tanda terima penyampaian surat pemberitahuan pencalonan dari Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

e. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf b dilengkapi keputusan pemberhentian dari pejabat berwenang bagi Calon yang berstatus sebagai Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota; f. Kepala Desa yang dicalonkan mencalonkan diri secara perseorangan

menjadi Bakal Pasangan Calon, wajib menyampaikan surat pemberitahuan kepada Bupati atau Walikota melalui Camat yang dibuktikan dengan tanda terima pemberitahuan.

g. Perangkat Desa yang dicalonkan atau mencalonkan diri secara perseorangan menjadi Bakal Pasangan Calon, wajib menyampaikan surat pemberitahuan kepada Kepala Desa yang dibuktikan dengan tanda terima pemberitahuan.

h. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada huruf f dan g disampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta pada saat pendaftaran. i. surat penyataan pemenuhan persyaratan calon dilengkapi dengan

fotokopi nomor registrasi upaya hukum yang sedang dilakukan, bagi bakal calon perseorangan yang sedang dalam proses peradilan pidana; j. bagi bakal calon Perseorangan dengan status Mantan Terpidana, wajib

menyerahkan:

1) surat pernyataan sebagai Mantan Terpidana yang secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik sebagai Mantan Terpidana dan bukti dimuat pada surat kabar lokal atau nasional;


(32)

2) surat keterangan yang menyatakan bahwa Bakal Calon Perseorangan yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang dari Kepolisian Daerah.

3) surat keterangan telah selesai menjalani masa pidana dari kepala lembaga permasyarakatan;

4) surat keterangan telah selesai menjalani pembebasan bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas dari kepala badan pemasyarakatan, dalam hal Bakal calon perseorangan mendapat pembebasan bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas; 5) surat keterangan dari kejaksaan, dalam hal Mantan Terpidana tidak

menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana.

k. surat pernyataan pemenuhan persyaratan calon bahwa yang bersangkutan bukan mantan terpidana bandar narkoba atau mantan terpidana kejahatan seksual terhadap anak dilampiri dengan salinan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap;

l. surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal Calon sebagai bukti pemenuhan persyaratan calon.

m.surat keterangan catatan kepolisian yang menerangkan Bakal calon perseorangan pernah/tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dikeluarkan oleh Kepolisian Daerah

n. surat tanda terima penyerahan laporan harta kekayaan penyelenggara negara dari instansi yang berwenang memeriksa laporan harta kekayaan penyelenggara negara sebagai bukti pemenuhan persyaratan calon

o. surat keterangan tidak sedang memiliki tanggungan hutang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal Calon sebagai bukti pemenuhan persyaratan calon:

p. surat keterangan tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari pengadilan niaga atau pengadilan tinggi yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon sebagai bukti pemenuhan persyaratan calon


(33)

q. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama calon, tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama bakal calon, untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak calon menjadi wajib pajak, dan tanda bukti tidak mempunyai tunggakan pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat calon yang bersangkutan terdaftar

r. daftar riwayat hidup yang dibuat dan ditandatangani oleh calon dan Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Gabungan Partai Politik bagi calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, dan ditandatangani oleh bakal calon perseorangan bagi calon Perseorangan menggunakan formulir Model BB.2-KWK;

s. fotokopi Kartu Tanda Penduduk;

t. fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), yang telah dilegalisasi oleh instansi yang berwenang

u. naskah visi, misi dan program Bakal Pasangan Calon mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang ditandatangani Bakal Pasangan Calon;

v. daftar nama Tim Kampanye tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan/atau kecamatan;

w. pasfoto terbaru masing-masing calon ukuran 4 cm x 6 cm berwarna sebanyak 4 (empat) lembar dan hitam putih sebanyak 4 (empat) lembar, serta foto calon ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar beserta softcopy;

2. Pengesahan surat pencalonan beserta lampirannya, dibubuhi tanda tangan asli/basah oleh bakal calon perseorangan.

C. LAMPIRAN SURAT PENCALONAN DARI PASANGAN PERSEORANGAN

1. berita acara rekapitulasi hasil verifikasi dukungan Bakal Pasangan Calon Perseorangan untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur;

2. dokumen dukungan berupa surat pernyataan dukungan dan lampirannya menggunakan formulir Model B.1-KWK Perseorangan dan formulir Model B. 2-KWK Perseorangan;

3. surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan visi, misi, dan program Bakal Pasangan Calon sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, ditandatangani oleh Bakal Pasangan Calon menggunakan formulir Model B.4-KWK Perseorangan;


(34)

4. naskah visi, misi dan program Bakal Pasangan Calon mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang ditandatangani oleh Bakal Pasangan Calon;

5. dokumen administrasi persyaratan calon perseorangan

6. Pada saat pendaftaran Bakal Pasangan Calon perseorangan mendaftarkan Tim Kampanye

7. Surat pencalonan beserta dokumen administrasi Bakal Calon Perseorangan disampaikan dalam bentuk softcopy dan hardcopy, dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, meliputi:

a. 1 (satu) rangkap asli; b. 2 (dua) rangkap salinan;


(35)

BAB V

PENELITIAN DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

A. PENELITIAN KESEHATAN JASMANI, ROHANI, DAN BEBAS NARKOTIKA

1. KPU Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) tingkat provinsi atau kabupaten/kota untuk::

a. menetapkan standar kemampuan sehat jasmani dan rohani, dan standar bebas penyalahgunaan narkotika dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta;

b. menetapkan rumah sakit pemerintah yang dapat ditunjuk untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan rohani dan jasmani dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta.

2. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan standar kemampuan sehat jasmani dan rohani, dan bebas penyalahgunaan narkotika sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a kepada rumah sakit pemerintah sebagai rujukan dalam pemeriksaan kesehatan Bakal Calon.

3. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan nama rumah sakit pemerintah yang ditunjuk kepada Bakal Pasangan Calon untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika.

4. Rumah sakit pemerintah yang melakukan pemeriksaaan kesehatan Bakal Calon Perseorangan sebagaimana dimaksud pada angka 3 menyampaikan hasil pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika kepada KPU Provinsi DKI Jakarta sebagai bukti kebenaran kelengkapan persyaratan calon.

5. Hasil pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada angka 4 bersifat final dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan pembanding.

B. PENELITIAN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

1. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan penelitian persyaratan administrasi terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon pada tanggal 23 s.d. 29 September 2016.

2. Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada angka 1 dituangkan dalam formulir Model BA.HP-KWK dan lampirannya.


(36)

3. Penelitian terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon meliputi penelitian terhadap:

a. tanda tangan Bakal Pasangan Calon; b. materai 6000 (enam ribu) rupiah; dan

c. kesesuaian isi dokumen dengan ketentuan dalam Keputusan ini.

4. Dalam hal Bakal Pasangan Calon mencantumkan riwayat pendidikan di atas sekolah lanjutan tingkat atas, Bakal Pasangan Calon wajib menyertakan: a. fotokopi ijazah perguruan tinggi negeri atau swasta yang dilegalisasi oleh

pejabat yang berwenang di perguruan tinggi yang bersangkutan;

b. legalisasi yang dilakukan oleh Pimpinan perguruan tinggi negeri atau swasta yang baru, apabila perguruan tinggi negeri atau swasta tempat Calon berkuliah telah berganti nama;

c. legalisasi yang dilakukan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta/Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Agama di wilayah perguruan tinggi swasta itu berada, apabila perguruan tinggi swasta tempat Bakal Calon Perseorangan berkuliah tidak beroperasi lagi.

5. Dalam hal sekolah tidak beroperasi lagi atau telah bergabung dengan sekolah lain, fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon Perseorangan yang bersangkutan harus dilegalisasi oleh instansi atau satuan kerja yang menyelenggarakan urusan pendidikan atau pendidikan agama di kabupaten/kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.

6. Dalam hal ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon Perseorangan yang bersangkutan tidak dapat ditemukan atau hilang, calon wajib menyertakan surat keterangan pengganti ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dari sekolah bersangkutan.

7. Dalam hal ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon Perseorangan yang bersangkutan tidak dapat ditemukan atau hilang, dan sekolah tempat Bakal Calon Perseorangan bersekolah tidak beroperasi lagi, Bakal Calon Perseorangan wajib menyertakan surat keterangan pengganti ijazah yang dikeluarkan oleh instansi atau satuan kerja yang menyelenggarakan urusan pendidikan atau pendidikan agama di kabupaten/kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.

8. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang diperoleh dari sekolah luar negeri dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau instansi yang menyelenggarakan urusan pendidikan.


(37)

9. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang diperoleh dari sekolah asing di Indonesia dan sekolah internasional dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau instansi yang menyelenggarakan urusan pendidikan.

10. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang diperoleh dari sekolah asing di luar negeri dilakukan oleh pejabat yang berwenang di instansi yang menyelenggarakan urusan pendidikan.

11. Dalam hal terdapat keraguan dan/atau masukan dari masyarakat terhadap keabsahan dokumen persyaratan pencalonan dan/atau persyaratan calon, KPU Provinsi DKI Jakarta dapat melakukan klarifikasi kepada instansi yang berwenang.

12. KPU Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait menuangkan hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 11 dalam berita acara.

13. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 kepada Bakal Pasangan Calon dan mengumumkan paling lambat pada tanggal 28 September 2016.

14. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada 13, dokumen persyaratan pencalonan dan/atau persyaratan calon dinyatakan belum lengkap dan/atau belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi syarat, Bakal Pasangan Calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki persyaratan pada tanggal 29 September s.d 1 Oktober 2016.

15. Perbaikan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 14 dikecualikan bagi calon atau Bakal Pasangan Calon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani dan/atau bebas narkoba. 16. Dalam hal calon atau Bakal Pasangan Calon dinyatakan tidak memenuhi

syarat kesehatan jasmani dan rohani dan/atau bebas narkoba, Calon atau Bakal Pasangan Calon yang bersangkutan dapat diganti dengan Calon atau Bakal Pasangan Calon baru.

17. Penggantian Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka 16 dilakukan pada masa perbaikan.


(38)

BAB VI

PERBAIKAN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

A. TATA CARA PENYERAHAN PERBAIKAN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

1. Bakal Pasangan Calon Perseorangan melakukan perbaikan persyaratan jumlah minimal dukungan dan/atau persebaran dan menyampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota pada masa perbaikan selama 3 (tiga) hari setelah pemberitahuan hasil verifikasi diterima yaitu tanggal 29 September s.d. 1 Oktober 2016.

2. Bakal Pasangan Calon perseorangan melakukan perbaikan terhadap persyaratan calon dan menyampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta pada masa perbaikan selama 3 (tiga) hari yaitu tanggal 1 Oktober s.d. 3 Oktober 2016.

3. Perbaikan dokumen persyaratan pencalonan dan/atau persyaratan calon sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 dilakukan hanya terhadap dokumen yang dinyatakan belum lengkap dan/atau belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi syarat pada penelitian administrasi.

4. Bakal Pasangan Calon perseorangan yang belum memenuhi syarat dukungan dan/atau tidak memenuhi syarat sebaran dukungan, diberi kesempatan untuk melengkapi kekurangan syarat dukungan selama 5 (lima) hari setelah pemberitahuan hasil penelitian diterima, dengan ketentuan: a. jumlah dukungan yang diserahkan paling sedikit 2 (dua) kali lipat dari

jumlah kekurangan dukungan;

b. dukungan yang diserahkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat berupa dukungan baru yang belum memberikan dukungan sebelumnya kepada Bakal Pasangan Calon mana pun dan/atau dukungan lama yang telah diperbaiki, antara lain daftar nama pendukung yang alamatnya tidak sesuai dengan wilayah administrasi PPS dan/atau daftar nama pendukung yang tidak dilengkapi kartu tanda penduduk;

c. Bakal Pasangan Calon dapat menentukan kelurahan dan kecamatan yang menjadi basis untuk perbaikan dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a.

5. Kekurangan jumlah dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada angka 4, wajib dilengkapi pada masa perbaikan.


(39)

6. Bakal Pasangan Calon perseorangan menyerahkan perbaikan dukungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy sebanyak 3 (tiga) rangkap kepada KPU Kabupaten/Kota.

7. KPU Kabupaten/Kota menyampaikan berkas perbaikan dukungan sebagaimana dimaksud pada angka 6:

a. 1 (satu) rangkap fotokopi kepada PPS melalui PPK;

b. 1 (satu) rangkap fotokopi kepada Bakal Pasangan Calon, setelah mendapat pengesahan KPU Provinsi DKI Jakarta dengan membubuhkan paraf dan cap basah, untuk arsip;

c. 1 (satu) rangkap asli kepada KPU Provinsi DKI Jakarta, untuk arsip.

8. Dalam menerima perbaikan dokumen persyaratan Bakal Pasangan Calon, KPU Kabupaten/Kota melakukan prosedur sebagaimana dimaksud dalam BAB IV Huruf A angka 6 huruf a, huruf b, dan huruf c.

9. Dalam melaksanakan prosedur sebagaimana dimaksud dalam angka 8, KPU Kabupaten/Kota mencatat penerimaan dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon perseorangan menggunakan Tanda Terima Dokumen Perbaikan (formulir Model TT.2-KWK).

10. Penyerahan perbaikan dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan sebagaimana dimaksud dalam angka 8, meliputi dokumen:

a. surat pernyataan dukungan yang berisi data sebagaimana dimaksud dalam BAB III Huruf A angka 5, yang ditanda tangan atau cap jempol pendukung menggunakan formulir Model B.1-KWK Perseorangan Perbaikan;

b. rekapitulasi jumlah dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan dan persebaran yang disusun menggunakan formulir Model B.2-KWK Perseorangan Perbaikan yang berisi data sebagaimana dimaksud dalam Pasal BAB III Huruf A angka 6.

11. Perbaikan dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan yang disampaikan setelah batas akhir masa perbaikan persyaratan Bakal Pasangan Calon, tidak dapat diterima oleh KPU Kabupaten/Kota dan dituangkan dalam Berita Acara.

12. KPU Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Keputusan berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada angka 11.

B. TATA CARA VERIFIKASI HASIL PERBAIKAN SYARAT PENCALONAN DAN SYARAT CALON

1. KPU Provinsi DKI Jakarta dan KPU Kabupaten/Kota melakukan melakukan verifikasi terhadap perbaikan persyaratan calon dan pencalonan dengan


(40)

menempuh prosedur sebagaimana dimaksud dalam BAB VI Huruf A angka 1, 2, dan 3 paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima perbaikan yaitu pada tanggal 4 s.d. 10 Oktober 2016.

2. Verifikasi tidak dilakukan terhadap berkas persyaratan calon yang telah dinyatakan lengkap atau memenuhi syarat, kecuali mendapat rekomendasi dari Bawaslu Provinsi DKI Jakarta atau Panwas Kabupaten/Kota atau laporan tertulis dari masyarakat yang dilampiri identitas kependudukan pelapor yang jelas, bukti-bukti yang mendasari/memperkuat laporannya, dan uraian mengenai penjelasan obyek masalah yang dilaporkan.

3. Dalam hal rekomendasi Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota atau laporan tertulis masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 2 berkaitan dengan berkaitan dengan syarat calon , KPU Provinsi DKI Jakarta menindaklanjuti klarifikasi kepada instansi yang berwenang.

4. Hasil verifikasi perbaikan dituangkan dalam formulir Model BA.HP Perbaikan-KWK dan lampirannya.

5. KPU Kabupaten/Kota mengumumkan kepada masyarakat dan menyampaikan hasil verifikasi kepada Bakal Pasangan Calon perseorangan. 6. KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian administrasi perbaikan

dukungan dan persebarannya dengan menempuh prosedur verifikasi jumlah minimal dukungan dan persebarannya.

7. Dalam hal perbaikan dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan mencapai paling sedikit 2 (dua) kali jumlah kekurangan dukungan dan/atau memenuhi persebarannya, KPU Kabupaten/Kota melakukan verifikasi administrasi terhadap perbaikan dukungan.

8. Dalam hal perbaikan dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan tidak mencapai paling sedikit 2 (dua) kali jumlah kekurangan dukungan dan/atau tidak memenuhi sebaran dukungan, Bakal Pasangan Calon yang bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat dukungan.

9. KPU Kabupaten/Kota melakukan verifikasi terhadap dugaan dukungan ganda Bakal Pasangan Calon perseorangan

10. Dalam hal pada verifikasi terdapat dukungan ganda berupa 1 (satu) orang pendukung telah memberikan dukungan kepada Bakal Pasangan Calon perseorangan yang telah dinyatakan memenuhi syarat, maka dukungan perbaikan Bakal Pasangan Calon dinyatakan tidak memenuhi syarat.

11. Berdasarkan hasil verifikasi administrasi, PPS melakukan verifikasi faktual secara kolektif, berkoordinasi dengan Bakal Pasangan Calon perseorangan dan/atau tim penghubung Bakal Pasangan Calon.


(41)

12. Verifikasi faktual secara kolektif dilaksanakan dengan menempuh prosedur verifikasi faktual sebagaimana dimaksud BAB III huruf B angka 3.

13. Berdasarkan hasil verifikasi faktual oleh PPS, PPK melaksanakan rekapitulasi hasil verifikasi faktual tingkat Kelurahan dan Kecamatan sebagaimana dimaksud BAB III huruf B angka 5.

14. Berdasarkan hasil rekapitulasi oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota melaksanakan rekapitulasi hasil verifikasi faktual tingkat Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud BAB III huruf B angka 6.

15. Berdasarkan hasil rekapitulasi oleh KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan rekapitulasi terhadap hasil penelitian perbaikan dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan menempuh prosedur rekapitulasi hasil verifikasi faktual tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud BAB III huruf B angka 7.

16. Berdasarkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud dalam angka 13, angka 14, dan angka 15, KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan penelitian pemenuhan syarat dukungan minimal dan persebaran.

17. Dalam hal berdasarkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada angka 16, dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan telah memenuhi syarat minimal dukungan dan persebaran dukungan, KPU Provinsi DKI Jakarta menyatakan perbaikan dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan memenuhi syarat.

18. Dalam hal berdasarkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada angka 17, dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan tidak memenuhi syarat minimal dukungan dan persebaran dukungan, KPU Provinsi DKI Jakarta menyatakan perbaikan dukungan Bakal Pasangan Calon perseorangan tidak memenuhi syarat.


(42)

BAB VII

PENETAPAN DAN PENGUMUMAN PASANGAN CALON

1. KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan hasil verifikasi persyaratan pencalonan, persyaratan bakal calon, penetapan Pasangan Calon peserta Pemilihan pada rapat pleno dan menuangkan hasil verifikasi dalam Berita Acara Penetapan Pasangan Calon.

2. Berdasarkan Berita Acara Penetapan sebagaimana dimaksud pada angka 1, KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan paling sedikit 2 (dua) Pasangan Calon dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2016.

3. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan hasil penetapan Pasangan Calon dalam rapat pleno terbuka di kantor KPU Provinsi di kantor KPU Provinsi DKI Jakarta.

4. Bagi Calon yang berstatus sebagai Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil wajib menyampaikan keputusan pejabat yang berwenang tentang pemberhentian dari Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil kepada KPU Provinsi DKI Jakarta paling lambat 1 (satu) hari sebelum KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan Pasangan Calon.

5. Bagi Calon yang berstatus sebagai pejabat pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah wajib menyampaikan keputusan pejabat yang berwenang tentang pemberhentian dari jabatan pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah kepada KPU Provinsi DKI Jakarta paling lambat 1 (satu) hari sebelum KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan Pasangan Calon.

6. Calon yang tidak menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada angka 4 dan angka 5, dinyatakan tidak memenuhi syarat.

7. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan pengundian nomor urut Pasangan Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dalam rapat pleno terbuka pada tanggal 23 Oktober 2016.

8. Rapat pleno KPU Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dimaksud pada angka 7 dihadiri oleh:


(1)

menyatakan bahwa calon: 1) tidak sedang dicabut hak

pilihnya; dan

2) tidak sedang memiliki tanggungan utang. d. Surat Tanda Terima

penyerahan LHKPN dari KPK. e. Surat Keterangan dari

Pengadilan Niaga atau Pengadilan Tinggi yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon yang menyatakan bahwa yang calon yangbersangkutan tidak sedang dinyatakan pailit. f. Dokumen yang diterbitkan

oleh Ditjen Pajak : 1) Fotocopy NPWP;

2) Tanda terima

penyampaian SPTPP Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama Calon untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak calon menjadi wajib pajak; dan

3) Tanda bukti tidak

mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat calon yang bersangkutan terdaftar.

g. Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan oleh Kepolisian Daerah untuk Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur yang wilayah kewenangannya meliputi tempat tinggal Calon yang bersangkutan.

5 Naskah Visi, Misi, dan Program Bakal Pasangan Calon.

6 Daftar nama Tim Kampanye

Tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Tingkat Desa/Kelurahan.

7 Fotocopy KTP

8 Pas Foto dan Foto Terbaru a. Berwarna:

1) ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar;

2) ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar (Foto Pasangan Calon) b. Hitam Putih ukuran 4x6 cm

sebanyak 4 lembar

9 Softcopy Foto Pasangan Calon Terbaru Berwarna ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar

10 Keputusan pemberhentian dari pejabat berwenang apabila Calon adalah Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP

Kabupaten/Kota, Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota.

11 Surat pemberitahuan pencalonan: a. kepada Bupati/Walikota melalui Camat, apabila Calon adalah Kepala Desa atau sebutan lain; atau

b. kepada Kepala Desa atau sebutan lain apabila Calon adalah


(2)

Perangkat Desa atau sebutan lain. 12 Surat Keterangan dari Lembaga

Peradilan sesuai tingkatan yang bersangkutan mengajukan upaya hukum, apabila calon adalah

terpidana yang sedang

mengajukan upaya hukum.

13 Surat keterangan dari kepala lembaga pemasyarakatan yang

menerangkan bahwa yang

bersangkutan adalah mantan terpidana yang telah selesai menjalani pidana penjara, dengan jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran.

14 Apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani pidana penjara dan belum melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran:

a. surat pernyataan di media massa bahwa yang

bersangkutan adalah Mantan Terpidana;

b. surat keterangan dari pimpinan redaksi bahwa

telah dimuatnya

pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional c. bukti kliping dimuatnya

pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional; d. surat keterangan yang

menyatakan bahwa Calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari Kepolisian

Daerah untuk Calon

Gubernur dan Calon Wakil Gubernur atau Kepolisan Resor untuk Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Wakil Walikota;

e. surat keterangan telah selesai menjalani masa pidana dari kepala lembaga permasyarakatan;

f. surat keterangan telah

selesai menjalani

pembebasan bersyarat, cuti

bersyarat dan cuti

menjelang bebas dari

kepala badan

pemasyarakatan bagi yang telah selesai menjalani pembebasan bersyarat, cuti

bersyarat dan cuti

menjelang bebas.

15 Surat Keterangan dari Lembaga Peradilan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bukan mantan terpidana Bandar narkoba atau Pelaku Kejahatan Seksual Terhadap Anak, apabila Calon adalah Mantan Terpidana

16 Surat Keterangan dari Kejaksaan apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya,


(3)

2)

Nama Calon Wakil Gubernur :

……….

sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana dan akhir

masa penahanannya telah

melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran

17 Apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana dan akhir

masa penahanannya belum

melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran, melampirkan:

a. Surat Keterangan dari Kejaksaan

b. surat pernyataan di media massa bahwa yang

bersangkutan adalah Mantan Terpidana;

c. surat keterangan dari pimpinan redaksi bahwa

telah dimuatnya

pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional d. bukti kliping dimuatnya

pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional; e. surat keterangan yang

menyatakan bahwa Calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari Kepolisian

Daerah untuk Calon

Gubernur dan Calon Wakil Gubernur

Keterangan :

*) Pilih salah satu.

**) Dokumen hasil pemeriksaan oleh Rumah Sakit Pemerintah yang ditunjuk diserahkan kepada KPU Provinsi/kabupaten/kota dan hasilnya menerangkan bahwa bakal calon yang bersangkutan Memenuhi Syarat (MS) atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS).

NO JENIS DOKUMEN

HASIL PENELITIAN KEABSAHAN DOKUMEN

KETERA NGAN ADA TIDAK

ADA

MEMENUHI SYARAT

BELUM MEMENUHI

SYARAT

1 Model BB.1 KWK

2 Model BB.2 KWK

3 Fotocopy Ijazah

4 Dokumen yang diterbitkan Instansi lain, yaitu:

a. Surat Keterangan/Hasil Pemeriksaan Kesehatan Jasmani dan Rohani**) b. Surat Keterangan/Hasil

Pemeriksaan Bebas Narkoba**)

c. Surat Keterangan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal Calon, yang


(4)

menyatakan bahwa calon: 1) tidak sedang dicabut hak

pilihnya; dan

2) tidak sedang memiliki tanggungan utang. d. Surat Tanda Terima

penyerahan LHKPN dari KPK. e. Surat Keterangan dari

Pengadilan Niaga atau Pengadilan Tinggi yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon yang menyatakan bahwa yang calon yangbersangkutan tidak sedang dinyatakan pailit. f. Dokumen yang diterbitkan

oleh Ditjen Pajak : 1) Fotocopy NPWP;

2) Tanda terima

penyampaian SPTPP Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama Calon untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak calon menjadi wajib pajak; dan

3) Tanda bukti tidak

mempunyai tunggakan pajak dari KPP tempat calon yang bersangkutan terdaftar.

g. Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan oleh Kepolisian Daerah untuk Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur yang wilayah kewenangannya meliputi tempat tinggal Calon yang bersangkutan.

5 Naskah Visi, Misi, dan Program Bakal Pasangan Calon.

6 Daftar nama Tim Kampanye

Tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Tingkat Desa/Kelurahan.

7 Fotocopy KTP

8 Pas Foto dan Foto Terbaru a. Berwarna:

1) ukuran 4x6 cm sebanyak 4 lembar;

2) ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar (Foto Pasangan Calon) b. Hitam Putih ukuran 4x6 cm

sebanyak 4 lembar

9 Softcopy Foto Pasangan Calon Terbaru Berwarna ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar

10 Keputusan pemberhentian dari pejabat berwenang apabila Calon adalah Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP

Kabupaten/Kota, Bawaslu,

Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota.

11 Surat pemberitahuan pencalonan: a. kepada Bupati/Walikota melalui Camat, apabila Calon adalah Kepala Desa atau sebutan lain; atau

b. kepada Kepala Desa atau sebutan lain apabila Calon


(5)

adalah Perangkat Desa atau sebutan lain.

12 Surat Keterangan dari Lembaga Peradilan sesuai tingkatan yang bersangkutan mengajukan upaya hukum, apabila calon adalah

terpidana yang sedang

mengajukan upaya hukum.

13 Surat keterangan dari kepala lembaga pemasyarakatan yang

menerangkan bahwa yang

bersangkutan adalah mantan terpidana yang telah selesai menjalani pidana penjara, dengan jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran.

14 Apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani pidana penjara dan belum melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran:

a. surat pernyataan di media massa bahwa yang

bersangkutan adalah Mantan Terpidana;

b. surat keterangan dari pimpinan redaksi bahwa telah dimuatnya pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional

c. bukti kliping dimuatnya pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional;

d. surat keterangan yang menyatakan bahwa Calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari Kepolisian

Daerah untuk Calon

Gubernur dan Calon Wakil Gubernur;

e. surat keterangan telah selesai menjalani masa pidana dari

kepala lembaga

permasyarakatan;

f. surat keterangan telah selesai

menjalani pembebasan

bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas dari

kepala badan

pemasyarakatan bagi yang telah selesai menjalani pembebasan bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas.

15 Surat Keterangan dari Lembaga Peradilan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bukan mantan terpidana Bandar narkoba atau Pelaku Kejahatan Seksual Terhadap Anak, apabila Calon adalah Mantan Terpidana

16 Surat Keterangan dari Kejaksaan apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana dan akhir

masa penahanannya telah


(6)

……….., ……… 20 ……

KPU Provinsi DKI Jakarta

NO

NAMA

JABATAN

TANDA TANGAN

1.

Ketua

2.

Anggota

3.

Anggota

4.

Anggota

5.

Anggota

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA

SUMARNO

(lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran

17 Apabila Calon adalah Mantan Terpidana yang tidak menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak menjalani masa pidana dan akhir

masa penahanannya belum

melampaui jeda paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal pendaftaran, melampirkan:

a. Surat Keterangan dari Kejaksaan

b. surat pernyataan di media massa bahwa yang

bersangkutan adalah Mantan Terpidana;

c. surat keterangan dari pimpinan redaksi bahwa telah dimuatnya pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional

d. bukti kliping dimuatnya pernyataan pada surat kabar lokal atau nasional;

e. surat keterangan yang menyatakan bahwa Calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang dari Kepolisian

Daerah untuk Calon

Gubernur dan Calon Wakil Gubernur;

Keterangan :

*) Pilih salah satu.

**) Dokumen hasil pemeriksaan oleh Rumah Sakit Pemerintah yang ditunjuk diserahkan kepada KPU Provinsi/kabupaten/kota dan hasilnya menerangkan bahwa bakal calon yang bersangkutan Memenuhi Syarat (MS) atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS).