Kanal Pengetahuan | Reportase Kongres InaHEA ke 3 Faisal Mansur

Beban Ganda
Masyarakat Miskin
Pengguna Jaminan
Kesehatan dalam
Menjangkau dan
Memanfaatkan
Layanan Kesehatan
di Nusa Tenggara
Timur
Health Seeking Behavior Study

Konten
 Kebijakan

layanan gratis
 Bagaimana dengan daerah dan
masyarakat miskin dengan akses terbatas?
 Metode penelitian
 Kerangkan teori
 Hasil penelitian
 Diskusi

 Kesimpulan dan Saran

Layanan Kesehatan Gratis
(Jampersal)

 Kebijakan

 Dampak

Layanan Gratis

terhadap masyarakat miskin

Bagaimana dengan daerah
miskin ?
 Apakah

dapat mengakses fasilitas?

 Apakah


dapat memanfaatkan?

 Apakah

dapat menerima semua benefit?

Metode Penelitian

• Pemilik

Sampel
Sampel
jamkesmas
(2224
(2224• RT)
RT)

Pemilik jamkesda


• kuantitatif

Jenis
Jenis data
data
• kualitatif

Pemilik
Jamkesmas/jamkesda =
Pemilik Jamkesmas/jamkesda
=
2549
2549 RT
RT (84,6%)
(84,6%)
Mengontak
Mengontak faskes
faskes 6
6 bulan
bulan terkahir

terkahir
=
=

• kuesioner

instrumen
instrumen

tt Panduan

wawancara

• Konten analisis

Analisis
Analisis
• Analisis statistik

Kerangka Teori


Hasil Penelitian
 Rumah

tangga miskin dan sangat miskin NTT



Pengeluaran masyarakat miskin untuk kesehatan

 Proporsi

pengeluaran per bulan (%)

Tindakan pertama ketika sakit ART di
NTT

 “jika

seseorang merasa bahwa penyakit ini

agak aneh maka ia /dia akan
membawanya/dirinya seorang tokoh agama”
(Tokoh Masyarakat, Flores Timur kabupaten)

 “...Biasanya

sakitnya cuma panas, flu, batuk,
pokoknya yang ringan ringan. Kalau cuma
sakit itu biasanya mengobati sendiri beli di
toko (paracetamol)...” (Ibu, Ngada).



Biaya rawat jalan dan rawat inap pasien Jamkesmas/Jamkesda di
NTT

BIAYA RAWAT INAP

 %




84.62%

561

Kurang 250.000 rupiah

8.45%

56

250.000 rupiah ke atas

6.94%

46

 


663

 %



73%

1,114

Kurang 50.000 rupiah

20.38%

311

50.000 rupiah ke atas

6.62%


101

 

1,526

Tidak membayar

 
BIAYA RAWAT JALAN
Tidak membayar

 



“...Pakai Jamkesmas tidak ada biaya tambahan. Bila lupa
membawa bayar 5 ribu. Tapi saya pernah ngamuk karena
bawa kartu tidak dilayani...” (Responden Bapak,TTU)




“ada (tambahan biaya), beli obat yang tidak ada di
puskesmas atau RS” (Kepala Keluarga di Ngada)



“…..ada tambahan biaya, untuk membayar biaya
laboratorium, membeli obat bila di rumah sakit atau
puskesmas tidak menyediakan, membayar sebesar 25 ribu
untuk biaya beli sabun, membayar orrang untuk mencuci
barang setelah melahirkan (Ibu di SBD)



“....Pernah lihat dan mendengar kalau memakai kartu
tersebut hanya bebas dari biaya kamar saja sedangkan
untuk obat tetap membayar karena beli di luar, selain itu
juga repot harus urus ini dan itu...” (Responden Kasus
Menarik, Flores Timur).


 Persepsi

biaya yang dikeluarkan

Persepsi Biaya yang dikeluarkan

13.41%
Rendah
Sedang
Tinggi

13.97%

72.62%



Biaya transportasi rawat inap dan rawat jalan
BIAYA TRANSPORTASI RAWAT
INAP
tidak mengeluarkan biaya
100.000 rupiah


10.93%
7.10%
7.87%
74.10%


243
158
175
1,648

BIAYA TRANSPORTASI RAWAT
JALAN
tidak mengeluarkan biaya
100.000 rupiah


12.01%
22.98%
15.06%
49.96%


267
511
335
1,111

 “sewa

mobil ke Rumah Sakit bayar 5
juta” (responden ibu, Sumba tengah)

Diskusi
 Beban

masyarakat miskin bukan hanya
di layanan kesehatan
 Budaya/kepercayaan
 Akses

geografi
 Biaya transportasi
 Biaya tambahan layanan

Kesimpulan
 Jaminan

kesehatan dalam bentuk
Jamkesmas/Jamkesda belum
sepenuhnya mengatasi beban finansial
pasien masyarakat miskin.

Saran
 Pemerintah

setempat perlu
menginvestasi fasilitas yang memadai
untuk pengguna Jamkesmas/Jamkesda

 Layanan

yang menjangkau daerah yang
jauh dan terpencil juga akan
mengurangi beban finansial