Kanal Pengetahuan | Reportase Kongres InaHEA ke 3 M Faozi
Kebijakan Pemanfaatan Dana Sisa dan Dana
Kompensasi dalam Monitoring Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Didukung Oleh :
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran-Universitas Gadjah Mada
Pusat Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kedokteran
Fakultas Kedokteran-Universitas Nusa Cendana
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal
Health
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Outline
1. Latar Belakang
2. Tujuan Studi
3.Hasil dan Pembahasan
a. Situasi Pendanaan JKN
b. Situasi Pendanaan JKN
di NTT
4. Kesimpulan
5. Rekomendasi Kebijakan
Strategis
Latar Belakang
• Satu tahun pelaksanaan
JKN 2014
• Program monitoring dan
evaluasi JKN
• Klaim INA-CBGs
• Dana Kapitasi
• Dana Non Kapitasi
• Penyelenggaraan JKN di
daerah
• Revenue Collection
• Pooling
• Purchasing
Tujuan studi di Kab. Ngada dan Kab.
Sumba Timur
1. Monitoring penyerapan dana iuran BPJS Kesehatan
di 2 Kabupaten (Ngada dan Sumba Timur) Provinsi
NTT
2. Memilih Provinsi NTT, sebagai model
implementasi; kebijakan untuk daerah yang
memiliki keterbatasan akses, jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan dan jumlah tenaga
kesehatan masih belum memenuhi standar jumlah
dan kualitas.
SITUASI PENDANAAN JKN
Ada kekurangan dana BPJS
Sumber: Data klaim Bulan Pelayanan Jan s/d Des 2014 (Bulan Pembebanan s/d Jan 2015) dari BPJS, Maret 2015.
• Pardede, 2015
6
Penerimaa
n Pajak
Penerimaan
Bukan Dari
Pajak
Revenue
Collection
Non-PBI ex
PT Askes,
Jamsostek, dll
(67,5 T)
APBN
(19.93 T)
Kemenkes
Kementerian
Lainna
489
( 72.9 T)
Pemda
Pendapatan
Asli Daerah
PBI
BPJS
Pelayanan
Primer
l.K
20 T
Non-PBI Mandiri
Asuransi
Swasta
4T
Pelayanan
Rujukan
Dana dari Masyarakat Langsung
NHA 2009 : (18 T)
7
Penyerapan JKN:
• Penyerapan Dana Peserta
PBI yang rendah,
terutama di daerah sulit
• Penyerapan lebih banyak
oleh Non-PBI Mandiri
dengan Rasio Klaim
sangat tinggi. November
2014, diatas 1300%.
• Ada Gotong Royong yang
terbalik. Ada dana sisa
Dana BPJS di NTT
• Alokasi Dana Sisa dari
daerah seperti NTT yang
dipergunakan di Jawa
Tengah yang kekurangan
dana pelayanan
• Dana Kompensasi yang
belum digunakan
SITUASI HASIL MONEV JKN
DI NTT
Pendapatan
Negara bukan
Pajak
Pengumpulan
dana Kesehatan
Pajak
Non-PBi PNS,
Jamsostek dll dll
APBN
PBI
BPJS
12,42 M Kab. Ngada
Kemenkes
34,54 M Kab SubTim
Kementerian
lain
Pemda
Pendapatan
Asli Daerah
Pelayanan
Primer:
Non-PBI Mandiri
7,79-8,82 M Kab
Ngada
25,1-25,6 M
PelayananKab. SubTim
Rujukan
Dana dari Masyarakat langsung
10
Pajak
Pendapatan
Negara bukan
Pajak
Pooling
Non-PBi PNS,
Jamsostek dll dll
APBN
PBI
Kemenkes
Kementerian
lain
Pemda
Pendapatan
Asli Daerah
BPJS
Pelayanan
Primer:
Non-PBI Mandiri
Pelayanan
Rujukan
Dana dari Masyarakat langsung
Peserta
dan Iuran
PBI > Non
PBI
11
HASIL dan TEMUAN
• Masalah terbesar di
NTT adalah
• Akses Geografi dan
Transportasi
• Ketersediaan Fasilitas
• Ketersediaan SDM
• Standar dan Mutu
Pelayanan
• Masalah Portabilitas
• Ada hampir 10 persen
penggunaan dana
CBGs untuk Provinsi
NTT (l.k Rp 429miliar )
yang digunakan untuk
pelayanan rujukan di
luar provinsi NTT (Rp.
38miliar – 40miliar)
Situasi Dana Kapitasi Faskes Primer JKN
di 2 Kabupaten di Provinsi NTT (2014)
• Kabupaten Ngada,
tahun 2014;
• Kabupaten Sumba
Timur, tahun 2014;
• Penerimaan; 4,41
miliar
• Pemanfaatan dana
non kapitasi; 0,27
miliar
• Penerimaan; 14,58
miliar
• Pemanfaatan dana
non kapitas; 1,07
miliar
Pembayaran Dana Klaim Pelayanan
Rujukan JKN di 2 Kabupaten di Provinsi
NTT
• Dana Iuran Peserta yang
• Pemanfaatan klaim INAdimanfaatkan di Faskes
CBGs oleh peserta Non
Lanjutan Kabupaten
PBI kelas-1 dan kelas-2,
Ngada, tahun 2014; 7,68
mencapai 50% dari total
miliar
klaim
• Dana Iuran Peserta yang
• Data PPJK menunjukkan
dimanfaatkan di Faskes
klaim NTT yang tidak
Lanjutan Kabupaten
terserap mencapai Rp
Sumba Timur, tahun 2014;
200milliar
14,65 miliar
Dana Sisa di 2 Kabupaten
di Provinsi NTT
• Kabupaten Ngada
• Total Iuran peserta
JKN (PBI dan NonPBI); Rp 20-21 miliar
• Penggunaan; Rp
12,4 miliar
• Dana Sisa; Rp 7,8
miliar (38,8%)
• Kabupaten Sumba
Timur
• Total Iuran peserta JKN
(PBI dan Non-PBI); Rp
59-60 miliar
• Penggunaan; Rp 30,3
miliar
• Dana Sisa; Rp 29 miliar
(49%)
Kesimpulan
• Layanan JKN lebih banyak
dimanfaatkan oleh
peserta non-PBI (relatif
bukan masyarakat miskin)
• Total biaya pelayanan
(primer dan rujukan)
masih lebih rendah
dibandingkan dana iuran
yang diterima BPJS
Kesehatan.
• Terdapat dana sisa
(setelah dikurangi dengan
biaya manajemen)
• Dana sisa JKN belum
dimanfaatkan sepenuhnya
oleh provinsi NTT, akibat
kekurangan tenaga
kesehatan, kekurangan
fasilitas kesehatan, dan
akses yang kurang baik.
Rekomendasi untuk Kebijakan Strategis
Kementerian Kesehatan
melakukan:
• Investasi Fasilitas Kesehatan
• Investasi SDM Kesehatan
Dalam kasus Provinsi NTT ini
dilakukan dalam rangka
pemerataan pelayanan yang
berkeadilan
Kompartemenisasi di BPJS
Kesehatan:
• Tujuannya penggunaan dana
sisa tidak digunakan oleh
daerah dengan fasilitas
kesehatan yang lebih baik
(gotong royonng terbalik)
• Minimal ada 3 kompartemen;
(1)PBI yang di bayar APBN
(2)Non-PBI eks PT Askes dan PT
Jamsostek
(3)Non-PBI mandiri
Lanjutan Rekomendasi untuk Kebijakan
Strategis
• Kajian Hukum tentang
Aturan Dana
pemanfaatan Dana
kompensasi;
Kompensasi, karena sudah
ada perundangannya
• UU SJSN Pasal 23,
• Harus segera dicarikan
• Permenkes
solusi alokasinya agar
No.71/2013 Pasal 30, segera bisa digunakan
untuk membantu daerah
• Peraturan BPJS
sulit, terutama daerah
No.1/2014 Bab VI.
seperti NTT
Rekomendasi untuk Kebijakan Strategis
• Pemanfaatan Dana
Kompensasi bisa segera
dilakukan dengan koordinasi
antara BPJS, Kemkes dan
Pemerintah Daerah
• Dana Kompensasi secara
Undang-undang bisa
digunakan untuk kepentingan
individu dalam arti spesifik
target khusus misalnya
Kesehatan Ibu Hamil,
• Dana Kompensasi di NTT bisa
digunakan untuk membiayai
penyediaan Tenaga Kerja,
seperti kontrak dokter,
dokter spesialis, dan nakkes
lainnya.
• Kementerian Kesehatan dan
BPJS berkoordinasi untuk
mengeluarkan peraturan
teknis untuk re-alokasi dana
kompensasi ini.
TERIMA KASIH
Didukung Oleh :
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran-Universitas Gadjah Mada
Pusat Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kedokteran
Fakultas Kedokteran-Universitas Nusa Cendana
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kompensasi dalam Monitoring Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Didukung Oleh :
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran-Universitas Gadjah Mada
Pusat Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kedokteran
Fakultas Kedokteran-Universitas Nusa Cendana
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal
Health
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Outline
1. Latar Belakang
2. Tujuan Studi
3.Hasil dan Pembahasan
a. Situasi Pendanaan JKN
b. Situasi Pendanaan JKN
di NTT
4. Kesimpulan
5. Rekomendasi Kebijakan
Strategis
Latar Belakang
• Satu tahun pelaksanaan
JKN 2014
• Program monitoring dan
evaluasi JKN
• Klaim INA-CBGs
• Dana Kapitasi
• Dana Non Kapitasi
• Penyelenggaraan JKN di
daerah
• Revenue Collection
• Pooling
• Purchasing
Tujuan studi di Kab. Ngada dan Kab.
Sumba Timur
1. Monitoring penyerapan dana iuran BPJS Kesehatan
di 2 Kabupaten (Ngada dan Sumba Timur) Provinsi
NTT
2. Memilih Provinsi NTT, sebagai model
implementasi; kebijakan untuk daerah yang
memiliki keterbatasan akses, jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan dan jumlah tenaga
kesehatan masih belum memenuhi standar jumlah
dan kualitas.
SITUASI PENDANAAN JKN
Ada kekurangan dana BPJS
Sumber: Data klaim Bulan Pelayanan Jan s/d Des 2014 (Bulan Pembebanan s/d Jan 2015) dari BPJS, Maret 2015.
• Pardede, 2015
6
Penerimaa
n Pajak
Penerimaan
Bukan Dari
Pajak
Revenue
Collection
Non-PBI ex
PT Askes,
Jamsostek, dll
(67,5 T)
APBN
(19.93 T)
Kemenkes
Kementerian
Lainna
489
( 72.9 T)
Pemda
Pendapatan
Asli Daerah
PBI
BPJS
Pelayanan
Primer
l.K
20 T
Non-PBI Mandiri
Asuransi
Swasta
4T
Pelayanan
Rujukan
Dana dari Masyarakat Langsung
NHA 2009 : (18 T)
7
Penyerapan JKN:
• Penyerapan Dana Peserta
PBI yang rendah,
terutama di daerah sulit
• Penyerapan lebih banyak
oleh Non-PBI Mandiri
dengan Rasio Klaim
sangat tinggi. November
2014, diatas 1300%.
• Ada Gotong Royong yang
terbalik. Ada dana sisa
Dana BPJS di NTT
• Alokasi Dana Sisa dari
daerah seperti NTT yang
dipergunakan di Jawa
Tengah yang kekurangan
dana pelayanan
• Dana Kompensasi yang
belum digunakan
SITUASI HASIL MONEV JKN
DI NTT
Pendapatan
Negara bukan
Pajak
Pengumpulan
dana Kesehatan
Pajak
Non-PBi PNS,
Jamsostek dll dll
APBN
PBI
BPJS
12,42 M Kab. Ngada
Kemenkes
34,54 M Kab SubTim
Kementerian
lain
Pemda
Pendapatan
Asli Daerah
Pelayanan
Primer:
Non-PBI Mandiri
7,79-8,82 M Kab
Ngada
25,1-25,6 M
PelayananKab. SubTim
Rujukan
Dana dari Masyarakat langsung
10
Pajak
Pendapatan
Negara bukan
Pajak
Pooling
Non-PBi PNS,
Jamsostek dll dll
APBN
PBI
Kemenkes
Kementerian
lain
Pemda
Pendapatan
Asli Daerah
BPJS
Pelayanan
Primer:
Non-PBI Mandiri
Pelayanan
Rujukan
Dana dari Masyarakat langsung
Peserta
dan Iuran
PBI > Non
PBI
11
HASIL dan TEMUAN
• Masalah terbesar di
NTT adalah
• Akses Geografi dan
Transportasi
• Ketersediaan Fasilitas
• Ketersediaan SDM
• Standar dan Mutu
Pelayanan
• Masalah Portabilitas
• Ada hampir 10 persen
penggunaan dana
CBGs untuk Provinsi
NTT (l.k Rp 429miliar )
yang digunakan untuk
pelayanan rujukan di
luar provinsi NTT (Rp.
38miliar – 40miliar)
Situasi Dana Kapitasi Faskes Primer JKN
di 2 Kabupaten di Provinsi NTT (2014)
• Kabupaten Ngada,
tahun 2014;
• Kabupaten Sumba
Timur, tahun 2014;
• Penerimaan; 4,41
miliar
• Pemanfaatan dana
non kapitasi; 0,27
miliar
• Penerimaan; 14,58
miliar
• Pemanfaatan dana
non kapitas; 1,07
miliar
Pembayaran Dana Klaim Pelayanan
Rujukan JKN di 2 Kabupaten di Provinsi
NTT
• Dana Iuran Peserta yang
• Pemanfaatan klaim INAdimanfaatkan di Faskes
CBGs oleh peserta Non
Lanjutan Kabupaten
PBI kelas-1 dan kelas-2,
Ngada, tahun 2014; 7,68
mencapai 50% dari total
miliar
klaim
• Dana Iuran Peserta yang
• Data PPJK menunjukkan
dimanfaatkan di Faskes
klaim NTT yang tidak
Lanjutan Kabupaten
terserap mencapai Rp
Sumba Timur, tahun 2014;
200milliar
14,65 miliar
Dana Sisa di 2 Kabupaten
di Provinsi NTT
• Kabupaten Ngada
• Total Iuran peserta
JKN (PBI dan NonPBI); Rp 20-21 miliar
• Penggunaan; Rp
12,4 miliar
• Dana Sisa; Rp 7,8
miliar (38,8%)
• Kabupaten Sumba
Timur
• Total Iuran peserta JKN
(PBI dan Non-PBI); Rp
59-60 miliar
• Penggunaan; Rp 30,3
miliar
• Dana Sisa; Rp 29 miliar
(49%)
Kesimpulan
• Layanan JKN lebih banyak
dimanfaatkan oleh
peserta non-PBI (relatif
bukan masyarakat miskin)
• Total biaya pelayanan
(primer dan rujukan)
masih lebih rendah
dibandingkan dana iuran
yang diterima BPJS
Kesehatan.
• Terdapat dana sisa
(setelah dikurangi dengan
biaya manajemen)
• Dana sisa JKN belum
dimanfaatkan sepenuhnya
oleh provinsi NTT, akibat
kekurangan tenaga
kesehatan, kekurangan
fasilitas kesehatan, dan
akses yang kurang baik.
Rekomendasi untuk Kebijakan Strategis
Kementerian Kesehatan
melakukan:
• Investasi Fasilitas Kesehatan
• Investasi SDM Kesehatan
Dalam kasus Provinsi NTT ini
dilakukan dalam rangka
pemerataan pelayanan yang
berkeadilan
Kompartemenisasi di BPJS
Kesehatan:
• Tujuannya penggunaan dana
sisa tidak digunakan oleh
daerah dengan fasilitas
kesehatan yang lebih baik
(gotong royonng terbalik)
• Minimal ada 3 kompartemen;
(1)PBI yang di bayar APBN
(2)Non-PBI eks PT Askes dan PT
Jamsostek
(3)Non-PBI mandiri
Lanjutan Rekomendasi untuk Kebijakan
Strategis
• Kajian Hukum tentang
Aturan Dana
pemanfaatan Dana
kompensasi;
Kompensasi, karena sudah
ada perundangannya
• UU SJSN Pasal 23,
• Harus segera dicarikan
• Permenkes
solusi alokasinya agar
No.71/2013 Pasal 30, segera bisa digunakan
untuk membantu daerah
• Peraturan BPJS
sulit, terutama daerah
No.1/2014 Bab VI.
seperti NTT
Rekomendasi untuk Kebijakan Strategis
• Pemanfaatan Dana
Kompensasi bisa segera
dilakukan dengan koordinasi
antara BPJS, Kemkes dan
Pemerintah Daerah
• Dana Kompensasi secara
Undang-undang bisa
digunakan untuk kepentingan
individu dalam arti spesifik
target khusus misalnya
Kesehatan Ibu Hamil,
• Dana Kompensasi di NTT bisa
digunakan untuk membiayai
penyediaan Tenaga Kerja,
seperti kontrak dokter,
dokter spesialis, dan nakkes
lainnya.
• Kementerian Kesehatan dan
BPJS berkoordinasi untuk
mengeluarkan peraturan
teknis untuk re-alokasi dana
kompensasi ini.
TERIMA KASIH
Didukung Oleh :
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran-Universitas Gadjah Mada
Pusat Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kedokteran
Fakultas Kedokteran-Universitas Nusa Cendana
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Provinsi Nusa Tenggara Timur