21.SURVEI MT DAERAH PANAS BUMI GUNUNG TALANG2

I.21

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI – GUNUNG
TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT
Muhammad Kholid, Harapan Marpaung
KPP Bawah Permukaan

”Survei magnetotellurik (MT) telah dilakukan didaerah panas bumi Bukit Kili –Gunung Talang sebanyak

30 titik, penyebaran titik ukur meliputi daerah panas Bumi Bukit Kili yang berada disebelah utara dengan
daerah panas bumi Gunung Talang yang berada di sebelah selatan. Survei MT ini bertujuan untuk mengetahui hubungan/korelasi antara sistem panas bumi Bukit Kili dan Gunung Talang.
Daerah panas bumi Bukit Kili – Gunung Talang terdapat dalam zona depresi struktur Sumatera yang
berarah baratlaut-tenggara, Satuan batuan daerah survei secara umum terdiri Satuan Batuan Malihan,
Satuan Batuan Vulkanik Tua, Satuan Batuan Lava Bukit Kili, Satuan Batuan Lava Bukit Bakar, Satuan
Batuan Lahar Bukit Bakar, Satuan Batuan Lahar Gunung Talang, batuan produk vulkanik Jantan Endapan Danau, dan Endapan Permukaan.
Berdasarkan hasil survei MT di daerah Bukit Kili-Gunung Talang, daerah prospek panas bumi Bukit Kili
- Gunung Talang berada dibagian selatan yaitu disekitar mata air panas Batu Berjanjang daerah Gunung
Talang. Daerah prospek ini dibatasi oleh kontras tahanan jenis di sebelah utara dan selatannya dan dibatasi struktur geologi di sebelah barat dan timurnya. Luas daerah prospek ini terdiri dari luas daerah
terduga sekitar 30 km2 dan luas daerah hipotetis sekitar 17.5 km2 .




PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENDAHULUAN
Secara adminitrasi daerah panas bumi Bukit
Kili-Gunung Talang termasuk ke dalam Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat (Gambar
1). Daerah panas bumi Bukit Kili telah dilakukan
penyelidikan terpadu (Geologi,geokimia,gaya
berat, geomagnet dan geolistrik) pada tahun
2004 sedangkan daerah Gunung Talang pada
tahun 2003. Manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas, tanah panas,
letusan freatik fumarola/solfatara, batuan ubahan, dan hembusan uap panas. Mata air panas
tersebut keluar melalui rekahan-rekahan pada
batuan vulkanik muda (lahar Bukit Bakar dan
G. Talang) dan aluvium. Pemunculan mata air
panas ini dikontrol oleh sesar Batu Berjanjang

dan Danau Kembar yang berarah barat lauttenggara). (Survei Terpadu 2003 dan 2004)
Metode Magnetotellurik merupakan metode
yang paling baik dalam menggambarkan kondisi
bawah permukaan berdasarkan nilai konduktifitasnya pada suatu area panas bumi, informasi
tersebut dapat digunakan untuk mendeliniasi
area prospek, ketebalan dan kedalaman lapisan
penudung dan resevoir sehingga besarnya
potensi panas bumi suatu area dapat diketahui.

GEOLOGI
Daerah Bukit Kili mempunyai delapan satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda
yaitu Satuan Batuan Malihan, Satuan Batuan
Vulkanik Tua, Satuan Batuan Lava Bukit Kili,
Satuan Batuan Lava Bukit Bakar, Satuan Batuan Lahar Bukit Bakar, Satuan Batuan Lahar

I.21

Gunung Talang, Endapan Danau, dan Endapan
Permukaan (Gambar 2)
Stratigrafi Gunung Talang adalah sebagai

berikut: batuan malihan/metamorf, batuan
vulkanik tua, batuan intrusi (?), batuan produk
Bukit Bakar, batuan produk vulkanik D. Talang,
batuan produk vulkanik Batino, batuan produk
vulkanik Jantan, dan endapan permukaan
(Gambar 3)
Struktur yang berkembang di daerah ini tidak
lepas dari pengaruh struktur yang dihasilkan
dari tektonik regional Sumatera. Struktur yang
dikenali berupa struktur sesar normal, umumnya berarah baratlaut-tenggara dan sebagian
berarah timur laut-baratdaya serta utaraselatan.

AKUISISI DATA DAN PROSESSING
Pengukuran MT telah dilakukan pada tahun
2011 didaerah Bukit Kili-Gunung Talang dengan titik ukur sebanyak 30 titik ukur, mencakup
daerah prospek Bukit Kili dan Gunung Talang
yaitu dengan jarak antara titik ukur 1000-2000
meter (Gambar 4), Data time series didapatkan
dari pengukuran 2 komponen medan listrik (Ex
dan Ey) serta 3 komponen medan magnet (Hx,

Hy dan Hz), alat yang digunakan adalah MTU-5A
dari Phoenix..
Data MT tidak dilengkapi dengan data remote
reference, sehingga data yang digunakan
merupakan data murni yang tidak dilakukan
penghilangan noise dari data remote reference.
Data MT yang digunakan dari frekuensi 320 Hz

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

– 0.01 Hz. (Gambar 5). Koreksi statik dilakukan
untuk mengurangi efek statik dari data diantaranya pengaruh topografi dan kondisi bawah
permukaan yang tidak homogen. Koreksi statik ini menggunakan metode geostatistik yaitu
perata-rataan dari data-data disekitar titik pengukuran yang akan dikoreksi sehingga menjadi
homogen.
(Gambar 6). Sedangkan pemodelan tahanan jenis 2D dengan software WinGlink
menggunakan algoritma inversi 2D yang dijabarkan oleh Rodi & Mackie (2001). Program
ini dapat melakukan inversi TE dan TM serta

gabungan TE dan TM.

Hasil pengolahan data MT berupa peta tahanan jenis berdasarkan hasil pemodelan 2D
pada elevasi -500 asl, -1000 asl, -1500 asl dan
-2000 asl (Gambar 7) dan sebaran tahanan jenis
secara vertikal berarah baratdaya-timurlaut
(Gambar 8).

DISKUSI
Hasil survei MT memperlihatkan di daerah
Bukit Kili-Gunung Talang sebaran tahanan
jenis rendah