MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI SAYUR DARI BENIH PABRIK : PENDAMPINGAN PETANI SAYUR MENUJU KEMANDIRIAN BENIH SAYUR DI DUSUN LENGKI DESA SURUH KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO.

MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI SAYUR
DARI BENIH PABRIK
(Pendampingan Petani Sayur Menuju Kemandirian Benih Sayur di Dusun
Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :
Mardian
B02212005

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

ABSTRAK

Mardian, NIM B02212005. MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI SAYUR
TERHADAP BENIH PABRIK (Pendampingan Petani Sayur Menuju Kemandirian
Benih Sayur di Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo)
Kata Kunci : Pengorganisasian, Riset Pendampingan, kemandirian, pembenihan
Skripsi ini membahas tentang upaya pendampingan petani untuk melepas
ketergantungan mereka dari benih produksi pabrik. Selain itu dalam upaya
pendampingan ini juga berupaya untuk meningkatkan kemandirian petani melalui
kreatifitas pengetahuan lokal yang dimiliki dengan melakukan pembenihan secara
mandiri dan penaggulangan hama terpadu yang ramah lingkungan.
Petani Lengki merupakan sebaian kecil dari petani di Indonesia yang mulai
merasa candu dengan benih produksi pabrik. Sehingga mereka mengalami
ketergantungan kepada pihak luar dalam hal ketersedian benih. Dalam hal ini benih
pabrik menjadi acuan dalam kegiatan pertaniannya.
Dalam proses pendampingan ini, fasilitator bersama petani ahli pembenihan
yang tetap melestarikan pengetahuan lokal menjalin kerjasama untuk keluar dari
masalah ketergantungan benih pabrik ini. akhirnya diperoleh kesepakatan untuk
menciptakan kesadaran petani bahwa mereka mampu melakukan pembenihan sendiri
dengan pengetahuan yang dimilki dan mebuat alternatif pencegahan hama melalui
konsep PHT (pengendalian hama terpadu). Karena dari kegiatan pembenihan mendiri
ini nantinya sedikit demi sedikit akan mengurangi ketergantungan benih terhadap

benih pabrik.
Riset pendampingan ini dilakukan dengan mengacu pada pendekatan
penelitian menggunakan metode metode PAR (Particpatory Action Research).
PAR memiliki tiga kata yang saling berhubungan satu sama lain. Ketiga kata tersebut
adalah partisipatif, riset, dan aksi. PAR dirancang memang untuk mengkonsep
suatu perubahan dan melakukan perubahan terhadapnya.
Upaya pembenihan benih sayur hanya bisa dilakukan pada beberapa jenis
tanaman saja diantaranya bayam, kenikir, kemangi dan kangkung. karena musim
pancaroba yang tidak menentu ini mengkhawatirkan untuk budidaya pembenihan
tanaman sayur lainnya. Selama proses pendampingan ini juga hanya pada tahap
pertumbuhan bakal benih. Dikarenakan proses pembenihan memerlukan waktu paling
sedikit umur 75 hari masa tanam sehingga waktu untuk perlakuan hingga menjadi
wujud benih tidak terdokumentasi. Meskipun belum bisa dilakukan secara
menyeluruh pada semua petani, namun ada empat orang petani yang telah berhasil
untuk melakukan pembenihan di lahannya sendiri. Selanjutnya mereka
menerapkan konsep PHT (pengendalian hama terpadu) untuk menunjang pertanian
sayur yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Kegiatan penelitian dan
pendampingan ini menjadi sebuah hal positif dari kelompok yang sudah mulai
terbuka dan sadar akan pentingnya kemandirian.


xiv

MOTTO

‫ْ ا لّ ا‬

ْ ‫ْ الّ ا‬

"BERMARTABAT DAN BERMANFAAT BAGI MAKHLUK"
(HR. Ath Thabarani)

ْ ْ ْ ‫إْ ا‬

ْ‫ل‬
ّ ‫ا‬

ْ ‫ْا‬

“ Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya
menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)”

(H.R. Muslim)

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini ku sematkan untuk cucuran keringat dan iringan doa Bapak Samar,
Bapakku tercinta…
Dan ku persembahkan untuk tetesan air mata Sumarti, Ibunda tercinta,
yang rela meminjamkan Rahim dan seluruh hidupnya padaku, dan adik adikku…
Dan ku persembahkan untuk kedua kakakku Akhyar Rosisin dan Achmad
Musnaeni serta dua adik ku Mardani dan Tri Novita Handayani yang tak henti
memberikan motivasi ....
Karya kecil ini ku persembahkan pada sahabat-sahabat PMI, yang menemani
empat tahun kehidupanku dengan penuh suka cita…
Dan karya kecil ini, ku persembahkan dengan hormat kepada masyarakat Dusun
Lengki, Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, yang
memberikan realitas kehidupan dan mampu berusaha bangkit dari ketergantungan

menuju kemndirian

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Tuhan yang memberikan
Rahman dan Rahim-Nya pada seluruh umat manusia. Sehingga pada detik ini pun
hembusan nafas masih melalui rongga hidung kita. Tuhan yang selalu mengiringi
setiap langkah untuk menjalani realitas kehidupan yang berkerikil.
Doa-doa keselamatan berwujud salam dan Shalawat selalu teriring
kepada Nabi Muhammad SAW. Yang membimbing dan mendidik kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang penuh. Mendidiknya dengan
pendidikan yang memanusiakan dan membuang sisi kenabiannya didepan
jahiliyah.
Sebuah karya kecil dipersembahkan

penulis


dengan

"MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI SAYUR

judul

:

TERHADAP

BENIH PABRIK: (Pendampingan Petani Sayur Menuju Kemandirian Benih
Sayur di Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono Kabupaten
Sidoarjo)". Karya yang tidak lepas dari campur tangan para pendidik dan doa
yang tulus mengiringi. Terucap tanda terima kasih itu kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda, yang selalu mengiringi setiap nafas dengan doadoa bagi putra putrinya.
2. Prof. Dr. H. Abdul A’la, M.Ag

sebagai

Nahkoda


yang

gagah

memimpin UIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Dr. Hj. Rr. Suhartini, M.Si selaku pimpinan tertinggi Fakultas Dakwah
dan Komunikasi.
4. Dra. Pudji Rahmawati, M. Kes

dengan

kesabaran

luar

biasa

membimbing penulis sehingga tertuang karya kecil ini.
5. Dosen dan Staff, yang mendedikasikan waktu dan tenaga untuk

mencetak generasi-generasi yang humanis.
6. Keluarga

Bapak Tomo

dan

Masyarakat

Dusun Lengki,

memberikan pelajaran hidup yang nyata dan kemauan keras untuk
berjuang menunjukkan kekuatan masyarakat untuk mewujudkan mimpi
menjadi masyarakat yang mandiri.

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Penulis


sepenuhnya

menyadari,

bahwa

karya

ini

jauh

dari

kesempurnaan. Hanya proses lah yang memberikan kesempurnaan itu sedikit
demi sedikit. Melalui sebuah proses pula, manusia belajar dengan bebas
tanpa

ada


batasan-batasan

yang mengekangnya. Tidak banyak yang bisa

diharapkan oleh Penulis, kecuali kumpulan koreksi yang terus menyempurnakan
hasil penelitian partisipatif ini. Dan semoga karya kecil ini mampu menjadikan
bahan pembuka pikiran, bahwa ketidakberdayaan dapat bangkit dengan
membangunkan pola pikir kritis masyarakat.

Surabaya, 2 Agustus 2016
Penulis,

`

Mardian

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
PENGESAHAN PENGUJI............................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL DAN BAGAN ................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................................ xiv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Fokus Riset Pendampingan .................................................... 7
C. Tujuan Riset Pendampingan .................................................. 8
D. Manfaat Pendampingan .......................................................... 8
E. Definisi Konsep ...................................................................... 9
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................... 11
G. Sistematika Pembahasan ....................................................... 13

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

KERANGKA TEORI
A. Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat ............................. 15
B. Revolusi Hijau Menjadikan Ketergantungan Melemahkan
Petani..................................................................................... 20
C. Belajar Bersama Petani Alternatif Menuju Perubahan ......... 23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF
A. Pendekatan Penelitian Aksi Partisipatif ............................... 26
B. Prosedur Penelitian Aksi Partisipatif ................................... 29
C. Subjek Penelitian dan Pendampingan .................................. 33
D. Teknik- Teknik Pengumpulan Data ..................................... 34
E. Teknik Validasi Data ............................................................ 36
F. Teknik Analisis Data ............................................................ 37
G. Anlisis Steakholder .............................................................. 39
H. Perencanaan Operasional ...................................................... 43

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENDAMPINGAN
A. Profil Desa ............................................................................ 44
B. Sejarah Dusun Lengki .......................................................... 49
C. Pertanian Dusun Lengki ....................................................... 51
D. Adat dan Kebudayaan ........................................................... 63

BAB V

KETERGANTUNGAN PETANI SAYUR TERHADAP
BENIH PABRIK
A. Melihat Aktivitas Petani Sayur Dusun Lengki ..................... 68
B. Masuknya Benih Sayur Produksi Pabrik ke Dusun Lengki... 73
C. Hilangnya Pengetahuan Lokal Petani Sayur ........................ 83
D. Mencari Akar Masalah ......................................................... 89
E. Memecahkan Problem Bersama ........................................... 95

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB VI

MELESTARIKAN PENGETAHUAN LOKAL MENUJU
KEMANDIRIAN PETANI
A. Membangun Kesadaran Petani Sayur untuk
Memecahkan Masalah ........................................................ 102
B. Budidaya Benih sebagai Wujud Kemandirian ................... 105
C. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sebagai Pengganti
Pestisida Kimia .................................................................. 110

BAB VII

REFLEKSI
A. Kemandirian Petani Terbebas dari Ketergantungan........... 114
B. Kedaulatan Pangan Perspektif Islam.................................. 115
C. Catatan Pendamping .......................................................... 117

BAB VIII

PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 119

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 121
LAMPIRAN ..................................................................................................

123

BERITA ACARA SIDANG SKRIPSI

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL DAN BAGAN
DAFTAR

KETERANGAN

Tabel 3.1

Data subjek pendampingan

Tabel 3.2

Analisa partisipasi steakholder

Tabel 3.3

Perencanaan kegiatan

Tabel 4.1

Pembagian Luas Wilayah

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Suruh

Tabel 4.3

Pembagian Wilayah Administratif

Bagan 4.1

Keanekaragaman Pekerjaan Masyarakat Lengki

Tabel 4.4

Transek Dusun Lengki-Desa Suruh

Tabel 4.5

Kalender Musim Dusun Lengki

Tabel 4.6

Luas Lahan Garapan Petani dan Status Kepemilikannya

Tabel 4.7

Daftar Harga Sayuran

Tabel 5.1

Kegiatan Keluarga Petani Sayur

Tabel 5.2

Pengeluaran dan Pendapatan Petani

Tabel 5.3

Daftar Harga Benih Sayuran

Tabel 5.4

Trand and Change Dusun Lengki

Bagan 5.1

Keterkaitan Pihak-pihak Dalam Penyebaran Benih Pabrik

Bagan 5.2

Analisis Pohon Masalah Ketergantungan Petani Sayur
pada Benih Pabrik
Analisi pohon Harapan Hilangnya Ketergantungan Benih
Pabrik Sehingga Terbangun Kemandirian Petani Sayur
Siklus Penerapan PAR/ PRA

Bagan 5.3
Bagan 7.1

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR

KETERANGAN

Gambar 4.1

Peta Desa Suruh

Gambar 4.2

Peta Dusun Lengki

Gambar 4.3

Sawi Putih

Gambar 4.4

Kangkung Darat

Gambar 4.5

Bayam Cabut

Gambar 4.6

Daun Pepaya Sayur

Gambar 4.7

Daun Kemangi

Gambar 4.8

Kenikir

Gambar 4.9

Daun Ketala Rambat dan Singkong

Gambar 5.1

Kegiatan Petani Mempersiapakn Lahan

Gambar 5.2

Aktivitas Keluarga Petani Sayur

Gambar 5.3

Benih Produksi Pabrik

Gambar 5.4

Toko Pertanian di Sidoarjo

Gambar 5.5

Tanaman Pengendalian Hama Terpadu

Gambar 5.6

FGD (Focus group discussion) I

Gambar 5.7

FGD (Focus group discussion) II Merencanakan aksi lnjuan

Gambar 6.1

Aksi Membangun Kesadaran Petani Secara Persuasif

Gambar 6.2

Membersihkan Lahan sebelum Ditanam Benih

Gambar 6.3

Proses Persiapan Lahan Uji Coba

Gambar 6.4

Menyebar Benih Secara Tradisioanal

Gambar 6.5

Tanaman Bayam untuk Pembenihan Umur 50 Hari

Gambar 6.6

Petani Mengekstrak Bahan PHT

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam termasuk
di sektor pertanian. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan
negara penghasil pertanian yang besar. Hal tersebut dikarenakan Indonesia
memiliki iklim tropis yaitu musim penghujan dan kemarau yang di dalamnya
banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian baik pertanian irigasi maupun
tadah hujan.
Dengan adanya dua musim tersebut para petani dapat meningkatkan
pertanian mereka dan menyesuaikan tumbuhan atau jenis tanaman apa yang akan
ditanam baik pada musim penghujan maupun kemarau. Di musim penghujan
umumnya masyarakat petani lebih memilih untuk menanam padi dan musim
kemarau lebih dimanfaatkan untuk menanam pala wija atau jenis kacang
kacangan. Untuk kisaran musim penghujan ialah berada di bulan oktober sampai
maret, sedangkan musim kemarau kisaran bulan april sampai september. Tapi
diantara jenis tanaman yang telah disebutkan, terdapat beberapa tanaman yang
bisa ditanam dalam semua musim seperti tanaman sayur-sayuran yang dengan
keanekaragamannya dapat dipilh untuk ditanam di waktu-waktu tertentu dalam
masa kemarau maupun penghujan.
Petani yang bersentuhan langsung dengan kegiatan pertanian masih
banyak yang megalami kemiskinan, mereka adalah penyumbang angka

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

kemiskinan terbanyak di Indonesia. Dengan keadaan seperti itu menandakan
bahwa pertanian Indonesia saat ini pengalami penurunan yang bertanda gagalnya
pembangunan pertanian di Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kelemahan pembangunan pertanian di Indonesia antara lain adalah: Pengelolaan
hasil pasca panen, sarana dan prasarana, kepemilikan tanah, akses modal, tingkat
pendidikan, penguasaan teknologi, tingkat keterampilan dan sikap mental petani. 1
Berdasarkan data statistik yang ada, saat ini sekitar 75% penduduk
Indonesia

tinggal

di

wilayah pedesaan.

Lebih

dari

45%

diantaranya

menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, dengan pendapatan yang relatif
rendah dibanding dengan penduduk yang tinggal di perkotaan 2. Salah satu
gambarannya adalah masyarakat Dusun Lengki yang masih menggantungkan
hidupnya melalui petanian sayur. Petani sayur di dusun tersebut hanya memiliki
lahan yang relatif kecil, umumnya satu keluarga memiliki lahan tidak lebih dari
0,5 H. Bahkan dari total 20 petak lahan sayur yang berjumlah total 7 Hektar
umumnya telah menjadi hak milik PT. Citra land, dengan sewa Rp.200.000Rp.500.000/tahun. 3 Dalam sosiologi barat petani yang memiliki lahan sempit
disebut Peasant bukan farmers, Peasant sendiri adalah petani yang memiliki
lahan sempit dan memanfaatkan sebagian besar dari hasil pertanian untuk
dimanfaatkan sendiri dan dijual. 4

1

Sukino, Membangun Pertanian Dengan Pemberdayaan Masyarakat Petani, (Yogyakarta: Pustaka
Perss, 2013), Hal.20
2
Loekman soetrisno, Paradigma Baru pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan Sosiologis,
(Yogyakarta: Kanisius,2002), hal.3
3
hasil wawancara dengan Suyadi (55) pada tanggal12 Maret 2016
4
Ibid.hal 4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Pembangunan pertanian bertujuan meningkatkan produksi pertanian
tanaman pangan untuk mencapai swasembada pangan, meningkatkan produksi
tanaman industri dan tanaman ekspor, mewujudkan agroindustri dalam negeri,
menciptakan lapangan kerja, serta berusaha meningkatkan pendapatan petani.
Program pembangunan pertanian tersebut tidak tergambarkan pada
masyarakat petani sayur yang ada di Dusun Lengki. Dusun Lengki sendiri
merupakan salah satu dari tiga dusun yang ada di Desa Suruh Kecamatan
Sukodono Kabupaten Sidoarjo yang terkenal akan penghasil sayuran dataran
rendah. Akan tetapi semakin tahun petani sayur yang ada di dusun tersebut
semakin terjepit perekonomiannya, seperti yang telah diungkapkan Rubiah (57) :
"Saiki negal nandur sayuran iku kudu iso ngirit soale semakin tahun
regane benih, pupuk, buruh nandur, ngerumat lan panen wes ora
kurup ambek hasil panen". (berkebun sayur sekarang itu harus bisa
hemat soalnya semakin tahun harga benih, pupuk, butuh tanam,
merawat, dan proses panen tidak seimbang dengan hasil panen yang
didapatkan)5
Meski demikian petani tetap berjuang mempertahankan hidupnya melalui
pertanian sayur. Dengan keadaan geografis yang rendah dan curah hujan yang
tidak terlalu tinggi

para petani sayur menanam berbagai macam sayuran

diantaranya adalah sawi, kangkung, kenikir, daun pepaya, bayam, daun ketela dan
daun kemangi.
Kebutuhan benih pabrik petani sayur dari 20 petani di Dusun Lengki
sendiri mencapai 50-70 kg setiap bulannya meliputi setiap tanaman seperti
kangkung, bayam, sawi, kenikir. Sedangkan pada saat ini benih pabrik rata-rata

5

hasil wawancara dengan Rubiah (57) pada tanggal12 Maret 2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

mencapai Rp.30.000- Rp. 50.000 perkilonya.6 Jika petani seluruhnya menanam
tiga macam sayuran (bayam, kangkung, sawi), maka total pengeluaran benih
setiap bulannya Rp.50.000 x 50 kg x 3 = Rp. 7.500.000 untuk keseluruhan petani
sayur yang ada di Dusun Lengki.
Petani sayur juga sangat bergntung pengairan, di Desa Suruh terdapat
aliran sungai yang cukup besar yaitu sungai Buntar yang dimanfaatkan untuk
pengairan sawah dan ladang petani termasuk bertanam sayur. Sungai Buntar
sendiri merupakan Sub DAS Brantas yang menjadi bagian terpenting dari
kehidupan masyarakat, terutama tujuh kabupaten / kota di Jawa Timur.
Setidaknya lebih dari 20 juta penduduk Jawa Timur atau 56% dari jumlah
penduduk keseluruhan memanfaatkan air dari aliran sungai Barantas ini. 7
Pertanian sayur di daerah ini masih belum tersentuh bantuan dari
pemerintah, yang mana pemerintah memiliki program pembangunan pertanian.
Program pembangunan pertanian di Indonesia tidak lepas dari konsep Revolusi
Hijau. Pada permulaan tahun 1970-an, pemerintah Indonesia meluncurkan suatu
program pembangunan pertanian yang dikenal secara luas dengan program
revolusi hijau, yang di masyarakat petani di kenal dengan program BIMAS
(bimbingan masyarakat). Program BIMAS (bimbingan masyarakat) baru diuji
coba dan ditinjau kembali dalam upaya meningkatkan produksi pertanian. 8
BIMAS (bimbingan masyarakat) sendiri merupakan program revolusi hijau yang
mana adalah untuk menaikkan produktivitas sektor pertanian, khususnya sub6

hasil wawancara dengan Tomo (60) pada tanggal12 Maret 2016
Widianto, Suprayogo D, Sudarto, dan Lestariningsih ID. 2010. Implementasi Kaji Cepat
Hidrologi (RHA) di Hulu DAS Brantas, Jawa Timur, Working Paper. Bogor : World
AgroforestryCentre. Hal. 1
8
Soekartawi, Pembangunan Pertanian Untuk Mengentas kemiskinan,(Jakarta:UI Press,1996),hal.6
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

sektor pertanian pangan, melalui penerapan paket teknologi pertanian modern.
Paket tersebut terdiri atas pupuk non -organik, obat - obatan pelindung tanaman,
dan benih tanaman unggul.
Meskipun revolusi hijau mampu

mencapai

tujuan makronya, yakni

meningkatkan produktivitas sub -sektor pertanian pangan, namun pada tingkat
mikro revolusi hijau tersebut telah menimbulkan berbagai masalah tersendiri.
Salah satu masalah yang sangat penting adalah terjadinya keseragaman bibit di
Indonesia. Revolusi hijau membuat petani Indonesia menjadi bodoh. Banyak
pengetahuan lokal yang menyangkut pertanian telah banyak dilupakan oleh
petani. Para petani lebih menggantungkan diri pada paket-paket teknologi
pertanian produk

industri.

Ketergantungan tersebut

menimbulkan suatu

kerentanan baru, yakni petani Inonesia menjadi obyek permainan harga produkproduk tersebut.9
Berbagai macam jenis benih sayur dengan mudah dijumpai di pasaran
yang diperjual belikan dengan bebas. Jenis-jenis benih sayur yang beredar di
pasaran

diantaranya: Benih Pertiwi, BISI, Panah Merah, Cia Tai dan lain

sebagainya, dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan produsen dalam setiap
jenis benih sayur yang dihasilkan. Adanya berbagai jenis benih sayur tersebut
telah memberi kemudahan bagi petani untuk mendapatkan benih-benih
unggul untuk ditanam pada lahan pertanian mereka.
Petani sayur di Dusun lengki sendiri mengalami hal yang sama, mereka
seakan lebih bangga dan berharap lebih dengan benih yang disediakan oleh
9

Loekman soetrisno, Paradigma Baru pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan Sosiologis,
(Yogyakarta: Kanisius,2002), hal.10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

pabrik. Padahal secara kualitas para petani sayur bisa membuat benih sayur secara
mandiri, tapi dengan pengaruh benih pabrik yang lebih unggul maka lambat laun
para petani meninggalkan benih lokal hasil budi daya secara mandiri. Benih
ciptaan petani mulai hilang karena adanya larangan petani untuk menanam benih
lokal, dengan alasan produktifitasnya rendah dan rentan akan terserang penyakit.
Dengan semakin meningkatnya minat masyarakat Lengki terhadap
benih sayur buatan pabrik tersebut, secara tidak langsung semakin membuat
masyarakat

memiliki

ketergantungan terhadap

pabrik. Memang dalam

kenyataannya masyarakat akan lebih dimudahkan dengan adanya benih instan ini.
Namun, seiring berjalannya waktu hal tersebut kurang memberikan dampak
baik terhadap petani. Hal tersebut sudah mulai dirasakan salah satu petani Sayur
Lengki, Kabul (55), yang mengatakan bahwa benih pabrik sudah membawa
candu bagi petani, kesenangan terhadap benih buatan pabrik tersebut sudah mulai
dirasakan

dampaknya, salah satunya harga yang tidak stabil serta

mulai

memudarnya kemandirian pembenihan petani yang pernah mereka lakukan di
masa lalu. 10
Selama ini petani hanya fokus kepada hasil pertanian sayur yakni ditanam
kemudian dipanen untuk dijual tanpa memikirkan hal lain yang bisa dilakukan
untuk melepaskan ketergantungan akan benih pabrik. Dalam Undang-Undang No.
12/1992 telah disebutkan bahwa “petani memiliki kebebasan untuk menentukan
pilihan jenis tanaman dan pembudidayaannya”, tetapi ayat tersebut dimentahkan

10

hasil wawancara dengan Kabul (55 tahun) pada tanggal12 Maret 2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

lagi oleh ayat berikutnya, yakni “petani berkewajiban berperan serta dalam
mewujudkan rencana pengembangan dan produksi budidaya tanam”. 11
Fenomena sosial yang terjadi di Dusun Lengki, yaitu mulai meningkatnya
rasa ketergantungan terhadap benih sayur produksi pabrik. Hal itu merupakan
suatu konsekuensi dari sistem pertanian yang mengacu pada kebijakan pada
masa pemerintahan orde baru dengan revolusi hijaunya. Sehingga mau tidak mau
untuk terus menjaga kestabilan usaha taninya, mereka harus membeli benih yang
disediakan pasar yang berasal dari perusahan-perusahaan benih. Sehingga
ketergantungan terhadap produk luar pun tidak dapat dihindarkan lagi.
Untuk itu peneliti tertarik untuk mengkaji dan terlibat aktif dalam proses
pemberdayaan yang berjudul " MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI
SAYUR TERHADAP BENIH PABRIK (Pendampingan Petani Sayur Menuju
Kemandirian Benih Sayur di Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono
Kabupaten Sidoarjo)

B. Fokus Riset Pendampingan
Petani di Dusun Lengki merupakan sebagian kecil dari petani di
Indonesia yang mulai mengalami ketergantungan akibat sebuah sistem yang
tebentuk terhadap benih produksi pabrik. Sehingga menimbulkan

adanya

ketergantungan mereka untuk selalu menggantungkan pihak luar dalam hal
penyedian beni hsayur. Sehingga kendali penyediaan benih

bertumpu

pada

pabrik-pabrik benih sayuran diantaranya: Bisi, panah merah, pertiwi, Cia Tai.
11

Diakseshttp://api-indonesia.blogspot.co.id/2010/06/hambatan-petani-terkait-denganundang.html

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Sistem ketergantungan ini dapat menjebak petani untuk tidak bisa berbuat apa-apa
dan tidak dapat mengembangkan kreativitasnya dalam mewujudkan kemandirian
petani. Dari uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti selama proses
pemberdayaan adalah :
1. Bagaimana bentuk ketergantungan petani sayur terhadap benih pabrik di
Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo?
2. Bagaimana

strategi pemberdayaan petani

sayur

dalam

menciptakan

kemandirian benih di Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono
Kabupaten Sidoarjo?

C. Tujuan Riset Pendampingan
Adapun tujauan/ harapan dari pendampingan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bentuk ketergantungan petani sayur terhadap benih pabrik di
Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo
2. Mengetahui strategi pemberdayaan petani sayur dalam menciptakan
kemandirian benih di Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono
Kabupaten Sidoarjo

D. Manfaat Pendampingan
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil riset pendampingan ini
antara lain adalah meliputi beberapa hal sebagaimana berikukut:
1. Manfaat Teoritis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Untuk memberikan sumbangan pada khasanah keilmuan pemberdayaan
masyarakat

melalui

pengembangan

pertanian

sayur

yang

memiliki

kemandirian benih. Selain itu memberi kontribusi atau sumbangan pemikiran
bagi jurusan pengembangan masyarakat islam atau praktisi pemberdaya
masyarakat dalam menggali potensi yang dimiliki masyarakat atau komunitas
lokal.
2. Manfaat Praktis
Memberikan suatu kemanfaatan bagi para petani sayur khususnya yang
ada di Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo
dalam membaca masalah sosial yang realistis, dalam hal ini menghilangkan
ketergantungan benih pabrik melalui kemandirian benih petani. Selain itu
Petani dapat memahami bagaimana masalah yang menjerat

kehidupan

mereka, menemukan solusi hingga pelaksanaan solusi yang telah disepakati.
Sehingga dari setiap proses yang dilakukan dapat memberikan motivasi
kepada petani agar mampu meningkatkan partisipasi dalam pembangunan
Desa, Khususnya Dusun Lengki.

E. Definisi Konsep
Pada dasarnya konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian
dan konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari sejumlah fakta atau
gejala-gejala yang diamati maka dalam pembahasan ini peneliti memberikan
batasan-batasan konsep dari judul yang ada, sebagai berikut:
1. Pendampingan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Pendampingan

dapat

dipahami

sebagai

kegiatan

pemberdayaan

masyarakat dengan menempatkan tenaga pendamping sebagai fasilitator,
komunikator, motivator dan dinamisator. Pada dasarnya, pendampingan
merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengembangkan
berbagai potensi sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih
baik. Selain itu diarahkan untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan
yang terkait dengan kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan dalam
meningkatkan pendapatan, mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan partisipatif. 12
2. Petani sayur
Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya
atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari
kegiatan itu.13 Petani sayur dalam penelitian dan proses pendampingan ini
adalah komunitas yang bertempat tinggal di desa yang menggantungkan
hidupnya melelui pertanian sayur dalam hal ini petani sayur yang berada di
Dusun Lengki Desa Suruh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo.
3. Ketergantungan
ketergantungan adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang berada
dalam keadaan serba kekurangan sehingga memerlukan bantuan untuk
kelangsungan hidupnya secara normal. Dalam penadampingan ini yang
dimaksud ketergantungan ialah ketergantungan benih, dimana petani sayur

12

http://greenblue-phinisi.blogspot.co.id/2009/06/pendampingan-dalam pemberdayaan.html.
Diakses pada tanggal 13 Maret 2016
13
Anwas Adiwilaga, Ilmu Usahatani, (Bandung: IKAPI, 1982), hal. 34

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

terpola oleh suatu kebijakan yang membuat mereka membutuhkan benih
untuk menanam sayur dengan asumsi benih pabrik menjaadi solusi pertanian
menuju hasil produksi yang tinggi dan berkualitas.
4. Benih
Dalam pertanian benih merupakan biji tanaman yang telah mengalami
perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
5. Kemandirian
Kemandirian berarti hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa
bergantung pada orang lain. 14 menurut Antonius seseorang yang mandiri
adalah suatu suasana dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan
kehendak atau keinginan dirinya

yang

terlihat

dalam

tindakan

atau

perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi
pemenuhan hidupnya dan sesamanya.15
6. Lengki
Lengki merupakan sebuah dusun yang terletak di Desa Suruh Kecamatan
Sukodono Kabupaten Sidoarjo. Desa ini memiliki pertanian padi maupun
pertanian sayur yang membentang disekitar aliran sungai sub Brantas yakni
sungai Buntar.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dalam pemberdayaan petani
untuk terlepas dari bayang-bayang produk pabrik yang membuat ketergantungan
14

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2004), hal. 555
15
Antonius Gea, Relasi dengan Diri Sendiri, (Jakarta: PT. Gramedia,2002), hal.145

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

petani dalam alternaif pengembangan usaha tani melaui kemandirian petani
termasuk pengetahuan ilmu lokal petani dalam membangun kemandirian tersebut.
Adapun penelitian yang dimaksud antara lain
Pertama
Pertanian

adalah skripsi Muslim Afandi, Merubah Belenggu Sistem

Kimia

Kepada

Sistem

Pertanian

Ramah

Lingkungan

(Pengorganisasian untuk Penguatan Petani Akibat Melemahnya Ketahanan
Pangan Melalui Sekolah Lapang Terpadu di Desa Polan Kecamatan Polanharjo
Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah) yang membahas Permasalahan
melemahnya ketahanan pangan yang diakibatkan dari sistem pertanian yang
masih menggunakan bahan kimia. Sehingga mengancam keberlanjutan dari
pertanian masa depan kemudian melakukan pengorganisasaian dengan mengubah
cara pandang petani untuk melakukan pertanian ramah lingkungan.
Kedua adalah skripsi dari Aisyatul Hana, Pembebasan Petani Jagung Dari
Ketergantungan Benih Hibrida Pabrik (Pemberdayaan Komunitas Petani Jagung
di Dusun Satu Desa Sudimoro Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten). Dalam
proses disebutkan peneliti bersama fasilitator ahli pertanian dan kelompok
tani Dadi Luhur Dusun Satu Sudimoro menjalin kerja sama untuk keluar
dari masalah yang membelitnya dalam penyediaan benih jagung. Akhirnya
diperoleh kesepakatan untuk melakukan penyilangan benih jagung. Karena
dari penyilangan

ini

akan

memunculkan

varietas

baru

jagung, dengan

munculnya varietas baru sedikit demi sedikit dapat membantu petani dalam
hal penyediaan benih dengan mandiri tanpa ada lagi ketergantungan dengan benih
hibrida.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

G. Sistematika Pembahasan
Sistematika adalah salah satu unsur penelitian yang sangat penting
agar penulisan hasil penelitian bisa terarah. Penulisan skripsi ini secara
keseluruan terdiri dari VII Bab, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pada bab I merupakan bab yang mengawali pembahasan tentang judul
skripsi yang diambil oleh pendampig antara lain: mengenai latar belakang
masalah yang terjadi di lokasi penulisan skripsi termasuk juga fokus riset
pendampingan, tujuan dan manfaat riset pendampingan, definisi konsep,
Penelitian terdahulu yang relevan dan juga sistematika pembahasan bab per
bab dari skripsi.
2. Pada bab II akan membahas tentang teori-teori, yaitu konsep dakwah Dalam
pemberdayaan, Revolusi hijau yang menjadikan ketergantungan melemahkan
kemandirian dan belajar bersama petani sebagai alternatif menuju perubahan.
3. Pada bab III membahas tentang metode riset aksi partisipatif. Dalam bab ini
berisi tentang

metode pendekatan yang digunakan dalam riset, prosedur

dalam penelitian PAR (Participatory Action Research), subjek penelitian dan
penadmpingan, teknik-teknik pendampingan,
teknik validasi data, teknik analisi data

teknik pengumpulan data,

riset untuk pendampingan dan

jadwal operasional yang menjelaskan tentang waktu dan juga pihak-pihak
yang terkait dalam riset pendampingan yang dilakukan.
4. Pada Bab IV akan membahas tentang

gambaran umum lokasi riset

dampingan. Dalam bab ini dijelaskan tentang profil Dusun Lengki secara
geografis, sosial budaya masyarakat, adat istiadat dan menjelaskan tentang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

pertanian Dusun Lengki yang menjadi sektor utama Pertanian di Dusun
tersebut.
5. Pada Bab V membahas tentang analisa situasi problematik yang terjadi di
Dusun Lengki, meliputi perubahan pertanian di Dusun Lengki karena
masuknya benih sayur dari pabrik, kegiatan masyarakat, analisi pengeluaran
masyarakat serta sikap ketergantungan petani terhadap benih pabrik.
6. Pada bab VI pendamping akan menyajikan alternatif untuk memecahkan
problem yang terjadi yaitu pembenihan secara mandiri dan menerapkan
kemandirian pengendalian hama terpadu sehingga memberdayakan petani
sayur dalam peningkatan pertanian sayur.
7. Pada Bab VII yaitu refleksi teoritis dimana pendamping menguraikan refleksi
kemandirian melepas ketergantungan dan kedaulatan pangan perspektif islam
8. Pada Bab VIII membahas tentang kesimpulan dari proses riset dampingan
yang telah ditulis dalam skripsi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “ Empowerment”, yang biasa
diartikan sebagai pemberkuasaan”, dalam arti pemberian atau peningkatan
“kekuasaan” (power)

kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung.16

Pemberdayaan masyarakat adalah serangkaian upaya untuk menolong masyarakat
agar lebih berdaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan berusaha
mengoptimalkan sumber daya tersebut sehingga dapat meningkatkan kapasitas
dan kemampuannya dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan ekonominya melalui kegiatan - kegiatan
swadaya.
Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang
ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial: yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial
seperti memiliki kepercayaan diri, maupun menyampaikan aspirasi, mempunyai
mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. 17

16

Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model dan Strategi
Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan , (Bandung: Humaniora, 2008), hal. 82
17
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung : Refika Aditama ,
2005), hal. 60

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan dalam mencapai
penguatan diri untuk meraih keinginan yang dicapai. Pemberdayaan akan
melahirkan suatu kemandirian masyarakat, baik kemandirian berfikir, sikap,
maupun tindakan yang pada akhirnya mampu memunculkan sebuah kehidupan
yang lebih baik. Pemberdayaan masyarakat sendiri tidak bisa terpisah dari
kegiatan dakwah. Secara tidak langsung pemberdayaan merupakan serangkaian
daripada kegiatan dakwah.
Kata dakwah berasal dari bahasa Arab dengan asal kata (‫ﻴ ﻮ‬-‫ ) ا‬yang
dalam bentuk mashdarnya

‫ﻮ‬

mempunyai arti ajakan, seruan, panggilan, atau

undangan. 18 Sedangkan menurut Istilah, dakwah ialah segala usaha dan kegiatan
yang sengaja berencana dalam bentuk sikap, ucapan dan perbuatan yang
mengandung ajakan dan seruan baik langsung atau tidak langsung, ditujukan
kepada orang perorangan, masyarakat atau kelompok masyarakat agar tergugah
jiwanya, terketuk hatinya ketika mendengarkan perintah dan peringatan ajaran
Islam yang kemudian menghayati, menelaah dan mempelajari untuk diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Menurut Syeh Ali Mahfudz dalam Hidayat Al-Mursyidin,
sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. Mih. Ali Aziz adalah 19 :

‫ﺎ ا ﺎﺠ ﻮاﻷﺠ‬

‫ﻦا ﻤﻨﻜﺮ ﻴﻔﻮﺰﻮا‬

‫ا ﺧﻴﺮﻮا ﻬ ﻮاﻷﻤﺮ ﺎ ﻤ ﺮﻮﻒﻮا ﻨﻬ‬

‫ﺤﺙا ﻨﺎ‬

“Mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan petunjuk, meyeruh
mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah mereka dari berbuat mungkar agar
mendapat kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat”

18
19

Zulkifli Mustan, Ilmu Dakwah , (Makassar: Pustaka Al-Zikra, 2005), hal. 2
Moh. Ali Aziz, lmu Dakwah,(Jakarta: Prenanda Group, 2009), hal.11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Berdasarkan kajian konsep dasar pengembangan masyarakat

yang

dilanjutkan dengan merekonstruksi konsep dakwah sebagai bagian dari upaya
membangun paradigma baru model dakwah maka dakwah pengembangan
masyarakat harus mengikuti beberapa prinsip dasar yaitu: Peratama, orientasi
pada kesejahteraan lahir dan batin masyarakat luas. Dakwah tidak dilaksanakan
sekadar merumuskan keinginan sebagian masyarakat saja, tetapi direncanakan
sebagai usaha membenahi kehidupan sosial bersama masyarakat agar penindasan,
ketidak adilan dan kesewenang wenangan tidak lagi hidup ditengah -tengah
mereka. Skala makro yang menjadi sasaran dakwah bukan berarti meninggalkan
skala mikro kepentingan individu anggota masyarakat.
Kedua, dakwah pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah upaya
melakukan social

engineering

(rekayasa sosial) untuk mendapatkan suatu

perubahan tatana kehidupan sosial yang lebih baik. Disamping kedua prinsip
dasar tersebut, ada beberapa prinsip yang lain yangharus terpenuhi dalam dakwah
pengembangan masyarakat yaitu:
1. Prinsip Kebutuhan : Artinya, program dakwah harus didasarkan atas dan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik materil dan non materil.
2. Prinsip Partisipasi : Prinsip dakwah ini menekankan pada keterlibatan
masyarakat secara aktif dalam proses dakwah, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, penilaian, dan pengembangannya.
3. Prinsip Keterpaduan: Mencerminkan adanya upaya untuk memadukan seluruh
potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat, bukan monopoli
sekelompok orang dan ahli, atau organisasi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

4. Prinsip Berkelanjutan: Prinsip ini menekankan bahwa dakwah itu harus
sustainable . Artinya, dakwah harus berkelanjutan yang tidak dibatasi oleh
waktu. Prinsip Keserasian;

Mengandung makna bahwa program dakwah

pengembangan masyarakat harus mepertimbangkan keserasian kebutuhan
jasmaniah dan ruhaniah masyarakat.
5. Prinsip

Kemampuan

Sendiri:

Menegaskan

bahwa

kegiatan

dakwah

pengembangan masyarakat disusun dan dilaksanakan berdasarkan kemampuan
dan sumbersumber (potensi) yang dimiliki masyarakat. Adapun keterlibatan
pihak lain hanyalah bersifat sementara yang berfungsi sebagai fasilitator dan
transformasi nilai keagamaan.20
Di era modern saat ini dakwah tidak hanya dibatasi ceramah atau khutbah
(dakwah bil-lisan)

melainkan kegiatan nyata

meningkatkan harkat dan martabat

yang dapat

mengangkat,

kehidupan masyarakat (dakwah bil-hal).

Karena dakwah dengan menggunakan metode ceramah saja dirasa kurang
mengena kepada masyarakat dan kurang mendapat perhatian masyarakat bila
tidak dibarengi dengan aksi nyata yang membuahkan hasil berupa peningkatan
kesejahteraan masyarakat dari keadaan sebelumnya.
Dengan uraian tersebut maka upaya pemberdayaan masyarakat Islam yang
dimaksud oleh peneliti adalah bagaimana sebenarnya masyarakat Islam yakni
memberdayakan dirinya melalui komunitas usaha petani sayur dalam upaya
kemandirian pembenihan sayur agar menurunkan tingkat ketergantungan petani
sayur Dusun Lengki akan benih yang diproduksi pabrik.
20

Moh. Ali Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat : Paradigma dan Aksi, (Yogyakarta :
LKIS Pelangi Aksara, 2005), hal. 15 -88.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Karena pada dasarnya dalam islam para umatnya juga dianjurkan untuk
senantiasa melakukan pemberdayaan dan pengembangan baik dalam aspek
ekonomi, sosial, agama, ataupun sosial budaya. Disamping itu sebagai umat Islam
juga dianjurkan untuk terus berusaha dan menggali potensi yang dimiliki oleh
komunitas tersebut baik berupa sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam,
sebagaimana disinyalir dalam al -qur’ an Surat Ar-Ra'du ayat:1 dan sebagai
berikut :
                  
                   
Artinya : " Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. 21

Selanjutnya gambaran ayat al-Quran dalam kaitannya manusia dengan
alam yang diterangkan dalam al-Quran surat Al-Hijr ayat:58
              
 
Artinya :"Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti
akan datang, Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik". 22

21
22

Al-Quran terjemahan, (Bandung:PT Sygma Examedia Arkendlema)
Ibid

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Dari dua ayat di atas, dapat dinyatakan bahwa sebenarnya sebagai umat
Islam, seharusnya senantiasa melakukan proses- proses pemberdayaan untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka baik di dunia ataupun di akhirat. Aspek
penting dalam pemberdayaan masyarakat adalah program sendiri yang disusun
oleh masyarakat, menjawab kebutuhan masyarakat, keterlibatan komunitas,
dibangun dari sumber daya lokal setempat, memperhatikan dampak lingkungan,
tidak

menciptakan

ketergantungan,

dan

berkelanjutan.

Proses-

proses

pemberdayaan tersebut bisa dilakukan melalui beberapa cara dan meliputi
beberapa aspek, termasuk juga di dalamnya aspek pengembangan ekonomi
sebagaimana yang dilakukan oleh komunitas petani sayur dalam proses
kemandirian akan ketergantungan benih pabrik di Dusun Lengki.

B. Revolusi Hijau Menjadikan Ketergantungan Melemahkan Kemandirian
Petani
Pengertian revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian
untuk meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya
menggunakan teknologi tradisional menjadi pertanian yang menggunakan
teknologi lebih maju atau modern. Program pembangunan pertanian di Indonesia
tidak lepas dari konsep Revolusi Hijau. Pada permulaan tahun 1970-an,
pemerintah Indonesia meluncurkan suatu program pembangunan pertanian yang
dikenal secara luas dengan program revolusi hijau, di masyarakat petani dikenal

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

dengan program BIMAS (Bimbingan Masyarakat). Program BIMAS baru diuji
coba dan ditinjau kembali dalam upaya meningkatkan produksi pertanian. 23
Di Indonesia, penggunaan benih unggul, pupuk dan pestisida kimia
merupakan bagian dari program Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde
Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi
modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an. Di mana para petani dituntut untuk
menggunakan benih unggul hasi produksi pabrik pembenihan, sehingga dapat
dipastikan petani akan mengalami ketergantungan yang besar akan pruduk benih
hasil pabrik yang menjadikan kelemahan kemandirian proses pertanian yang
mereka miliki selama ini.
Petani yang merasa butuh akan benih unggul membeli kebutuhan benih
pada pabrik, padahal sebelumnya para petani memiliki kemandirian akan
pembenihan benih secara mandiri. Dikarenakan konsep yang telah terencana maka
petani digiring untuk tetap menggunakan benih pabrik tanpa mereka sadari. proses
ketergantungan petani akan benih luar maupun pabrik secara tidak langsung
membelenggu kebebasan petani yang tanpa mereka sadari, belenggu sendiri
menurut Gramsci merupakan hegemoni. Hegemoni adalah suatu kelas dan
anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan
cara kekerasan dan persuasi. Terkait dengan hal ini, Simon menyatakan bahwa
hegemoni bukanlah hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan,

23

Soekartawi, Pembangunan Pertanian Untuk Mengentas kemiskinan,(Jakarta:UI
Press,1996),hal.6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

melainkan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik
dan ideologis. 24
Teori di atas dapat diaplikasikan untuk membedah masalah terjadinya
yaitu petani sayur tidak terasa dikendalik