MEDIA RELATIONS PT. PETROKIMIA GRESIK DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh: Niki Anita NIM. B06212029

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Niki Anita, B06212029, 2016. Media Relations PT. Petrokimia Gresik dalam membangun Citra Perusahaan, Skripsi Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya Kata Kunci : Media Relations, Citra Perusahaan

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat dua fokus penelitian, yaitu: (1) media apa saja yang digunakan PT Petrokimia Gresik dalam membangun citra perusahaan?, (2) bagaimana cara membangun media relations PT. Petrokimia Gresik dengan media?

Untuk menjawab fokus penelitian tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah motode penelitian deskriptif kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai aktiftas Media Relations PT Petrokimia Gresik. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Teori Manajemen Citra Organisasi sehingga diperoleh beberapa kegiatan untuk menjalin hubungan dengan media massa demi pencitraan perusahaan.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Bentuk media relations yang digunakan Humas PT Petrokimia Gresik dalam membangun citra perusahaan adalah berupa; media elektronik berupa televisi; Metrotv dan Global tv. Radio; Suara Merdeka; media cetak berupa surabaya pagi, radar gresik, harian bangsa, memo, koran DOR, duta masyarakat, Jawa Pos, Surya, Inverstor Daily, Koran Sindo, Bisnis Indonesia, Republika. Media online berupa: beritajatim.com, beritapelabuhan.com, bisnis.com, surabayapagi.com, warta online, republika.co,id, beritajatim.com, bhirawa online, beritapelabuhan.com, kompsa.com, surya online, okezone.com, metrotvnews.com, inilah.com, merdeka.com, beritajatim.com, kabargresik.com, tempo.com, antara jatim.com. (2) aktivfitas media relations PT Petrokimia Gresik berupa hubungan secara kelembagaan dan hubungan secara personal. Hubungan secara kelembagaan dapat berupa; Media Visit, Press Tour, Press Conference, Sponsorship. Sedangkan dalam hubungan secara personal dapat berupa; human relations, Resepsi Pers, Media Award.

Bertitik tolak dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan Departemen Humas PT Petrokimia Gresik adalah humas perlu melakukan inovasi baru untuk menjadikan hubungan dengan media lebih harmonis lagi, baik dari pelayanan maupun fasilitasnya.


(6)

HALAMAN SAMPUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... ... vii

DAFTAR ISI... DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABLE... DAFTAR GAMBAR... viii xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Konteks Penelitian... 1

B. Fokus Penelitian... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu... 6

F. Definisi Konsep... 8

G. Kerangka Pemikiran... 10 H. Metode Penelitian...

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 11 12


(7)

5. Teknik Pengumpulan Data... 6. Teknik Analisis Data... 7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data...

21 23 24 I. Sitematika Pembahasan... 25 BAB II KAJIAN TEORI... 27 A. KAJIAN PUSTAKA... 27

1. Media Relations... 1) Fungsi Media Relations... 2) Tujuan Media Relations... 3) Prinsip Kerja Media Relations... 4) Tahapan Media Relations... 5) Elemen dalam Media Relations...

27 28 29 31 34 36 2. Citra Perusahaan...

1) Membangun Citra dengan Iklan Korporat... 2) Perbedaan Citra dan Reputasi...

39 41 44 B. KAJIAN TEORI...

1. Teori Manajemen Citra Organisasi... 46 46 BAB III PENYAJIAN DATA... 49

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 1. Profil PT Petrokimia Gresik...

49 49


(8)

BAB IV ANALISIS DATA... 71 1. Temuan Penelitian...

1) Media Relations yang digunakan PT Petrokimia Gresik...

2) Membangun citra perusahaan melalui Media Relations...

71 71 75 2. Konfirmasi Temuan dengan teori...

1) Media relations dengan Teori Manajemen Citra Organisasi...

2) Membangun citra perusahaan dengan Teori Manajemen Citra

Organisasi... 86 86

87 BAB V PENUTUP... ...

1. Kesimpulan... 2. Rekomendasi...

91 91 92 DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS LAMPIRAN.


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Di dalam suatu perusahaan, umumnya ada bagian yang namanya Public

Relations. Belakangan ini ada sebagian yang cenderung memilih istilah media relations ketimbang PR. Bila PR mengemban tugas berat karena sebagai gerda depan perusahaan berhubungan dengan pihak luar terutama kepada publik atau

masyarakat, maka media relations lebih berfokus pada menjaga hubungan

dengan media yang ada. Media relations biasanya terus menerus melihat

perkembangan tren, isu, berita, kejaidan yang terbaru yang telah terjadi dan berkembang di masyarakat.

William F. Arens mendefinisikan Public Relations sebagai fungsi manajemen yang memfokuskan diri pada membangun/mengembangkan relasi serta komunikasi yang dilakukan individual maupun organisasi terhadap publik guna menciptakan hubungan saling mnguntungkan. Publik yang dimaksud dari

defisini di atas menurut Arens terdapat tujuh kategori publik, yaitu:

Employess-Stakeholder-Communities-Media-Government-Investment-Community- Customers.1

Pengertian tersebut tampak bahwa aktifitas public relations berada pada

kata manajemen relasi dan komunikasi yang berujung pada terciptanya hubungan baik dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pencitraan individu atau perusahaan. Pencitraan yang terbentuk dengan baik akan memberikan

1 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Teori dan Praktik 2.0: Public Relations di Era Cyber,


(10)

dampak yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan individu ataupun organisasi. Akan meraih keuntungan dari produk yang dijual karena memiliki citra yang baik. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap individu atau organisasi dalam menjalankan bisnis.

Fungsi dan peranan Public Relations dianggap sebagai ujung tombak

individu atau perusahaan yang berhadapan langsung dengan publik, baik publik yang bersentuhan langsung dengan kepentingan perusahaan maupun yang tidak. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan dampaknya pada perkembangan teknologi yang semakin canggih dan dampakya pada perkembangan media massa memberikan peluang akses informasi masyarakat luas.

PT. Petrokimia Gresik adalah pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang bekerja dalam bidang produksi pupuk, bahan kimia dan bidang jasa. PT. Petrokimia Gresik merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yaitu PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PT. PIHC) dalam

lingkup koordinasi Departemen Perindustrian Dan Perdagangan. Sebagai pabrik pupuk kedua di Indonesia, pemerintah telah merancang keberadaannya sejak tahun 1956 melalui Biro Perancangan Negara (BPN).

PT. Petrokimia ini memiliki reputasi yang baik tidak hanya di masyarakat Gresik bahkan di seluruh Indonesia. Meskipun demikian, PT. Petrokimia meskipun sudah berada di titik puncak kesuksesan. Perusahaan ini tetap harus

melakukan media relations atau juga bisa disebut membangun relasi dengan


(11)

maintenance media relations PT. Petrokimia Gresik mempertahankan reputasi yang sudah dibangun dari nol.

Citra perusahaan perlu dibangun dan diperbarui mengikuti

perkembangan cerita yang muncul di masyarakat. Seperti pada saat terjadinya kebakaran conveyor di Pabrik II PT Petrokimia Gresik. Berita yang bermunvulan beragam dan bermacam-macam. Seperti misalnya yang diberitakan oleh Inilah.com yang berjudul Pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik dilalap api, kemudian berita yang di post oleh Tempo.co yang berjudul Kebakaran Pabrik PT Petrokimia Gresik ganggu produksi pupuk NPK. Pemberitaan ini adalah tergolong berita negatif yang tidak sebenarnya sedang terjadi yang harus dan perlu dikonfirmasi kepada publik melalui konferensi ress guna untuk mempertahankan citra positif di masyarakat. Inilah perlunya

menjaga media relations antara media dan perusahaan untuk mempertahankan

citra positif di mata publik.

Yosal Iriantara mengartikan media relations merupakan bagian dari

public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan

publik untuk mencapai tujuan organisasi.2

Iwan Awaluddin Yusuf dalam tulisanannya Pentingnya Media Relations

bagi sebuah lembaga menjelaskan panjang lebar tentang media relations. Bagi Iwan, menjalin dan menjaga hubungan dengan media merupakan cara yang efektif untuk membangun, menjaga dan meningkatkan citra atau reputasi

organisasi di mata stakeholder. Media relations sangat penting artinya sebagai

2 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Teori dan Praktik 2.0: Public Relations di Era Cyber,


(12)

wujud komunikasi dan mediasi antara suatu lembaga dan publiknya. Di sisi

lain, fungsi media relations yang berjalan baik sangat bermanfaat bagi aktivitas

lembaga karena pihak media memberi perhatian pada isu-isu yang

diperjuangkan. 3

Media Relations merupakan perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan minat pemodal

untuk menginvestsikan modalnya pada perusahaan. Aktivitas public relations

inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari

liputan media. Jadi posisi media relations menempati bagian terpenting dari

aktivitas public relations. Bahwa media relations merupakan condong atau

penyuara perusahaan untuk menjangkau publik melalui media.

Media relations berdasarkan pada relasi antara individu atau organisasi/perusahaan dengan media. Sehingga dapat disimpulkan pengertian

media relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi/perusahaan.

Media pemberitaan menjadi perhatian utama bagi praktisi PR untuk mengetahui persepsi publik terhadap perusahaan, terutama saat perusahaan berada dalam situasi krisis. Hubungan baik dengan pekerja media serta

3 Fitriana Utami Dewi, Public Speaking: Kunci Sukses Bicara di depan Publik. (Yogkakarta: Tata


(13)

memahami kebutuhan meraka sangatlah penting dalam melaksanakan

publisitas yang baik.4

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa PT. Petrokimia Gresik perlu menggunakan media massa sebagai medium penyampaian pesan dan pencitraan kepada publik. Semakin banyak akses yang didapat publik dari media massa berkitan dengan produk atau layanan dan kualitas yang diberikan oleh PT. Petrokimia Gresik, maka diharapkan semakin besar tingkat kepercayaan publik. Pada akhirnya publik akan memakai produk pupun ataupun non pupuk yang dipublikasi media. Berdasarkan pemaparan di atas

maka peneliti mengambil judul “Media Relations PT. Petrokmia Gresik dalam

membangun Citra Perusahaan”. B. Fokus Penelitian

Dari konteks penelitian tersebut, maka peneliti merumuskan rumusan masalah yang timbul yaitu:

1. Media apa saja yang digunakan PT. Petrokimia Gresik dalam membangun

citra perusahaan?

2. Bagaimana cara membangun media relations PT. Petrokimia Gresik

dengan media? C. Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan media yang digunakan PT. Petrokimia Gresik

dalam membangun citra perusahaan


(14)

2. Untuk mengetahui cara membangun media relations PT. Petrokimia

Gresik dengan media? D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam pembahasan ini adalah sebegai berikut:

1. Segi Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menambah referensi

bidang keilmuwan pada ilmu komunikasi khususnya dibidang media

relations membangun citra perusahaan.

2. Segi Praktis

Dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan memperluas pengetahuan dan wawasan yang luas serta mendalaminya, khususnya dalam

bidang media relations.

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan suatu penelitian tidak lepas dengan adanya suatu hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dengan penelitian yang disusun oleh peneliti.

Sepanjang pengetahuan peneliti, kajian yang membahas “Media

relations PT. Petrokmia Gresik dalam membangun Citra Perusahaan” belum

pernah ada yang mengkajinya. Kalaupun ada, hasil penelitian terdahulu yang mengkaji mengenai penelitian kualitatif dengan obyek kajian yang berbeda atau berbeda juga pendekatan yang digunakan. Terdapat 2 (dua) penelitian yang dijadikan rujukan, yaitu:


(15)

Pertama adalah skripsi dari Khusnul Utami Mahasiswa UIN Sunan

Ampel Surabaya tahun 2012 dengan judul “Media Relations PT. Pelabuhan

Indonesia III (Persero) Dalam Menghadapi Krisis”. Dalam penelitiannya saudari Khusnul Muhtami ingin mengetahui dan menjelaskan media relations PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dalam menghadapi krisis. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang

media relations. Perbedaan paling mencolok terdapat pada sasaran obyeknya, Khusnul Muhtami mengobyekan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero), sedangkan penulis mengobyekan PT. Petrokimia Gresik. Dalam penelitian Khusnul Muhtami ditemukan hasil penelitianya adalah sebegai berikut: (1) Krisis berupa black campaign bermula di media; (2) Respons krisis productive sebagai tindakan awal dalam menghadapi krisis; (3) Berhubungan dengan media terus menerus sebagai aplikasi media relations.

Kedua adalah skripsi dari Nur Indah Fajarwati Mahasiswi UIN Sunan

Ampel Surabaya tahun 2014 dengan judul “Komunikasi Publik Relations

dalam membangun citra perusahaan di kalangan publik internal”. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitiannya Nur Indah Fajarwati ingin mengetahui komunikasi Public Relations dalam membagun

citra perusahaan di kalangan Public Internal. Persamaan dengan penelitian

yang dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti dan ingin mengetahui tentang cara membangun citra perusahaan. Sedangkan perbedaan yang paling mencolok terdapat pada sasaran obyeknya, Nur Indah Fjarwati mengambil obyek publik internal sedangkan peneliti mengambil obyek PT. Petrokimia Gresik. Dalam penelitian Nur Indah Fajarwati, bentuk-bentuk komunikasi yang


(16)

digunakan oleh Public Relation dalam membangun citra perusahaan: (1)

membangun citra perusahaan pada karyawan baru; (2) membangun citra di kalangan karyawan; (3) memahami kendala dalam perusahaan.

F. Definisi Konsep

Dari pengertian diatas definisi konsep judul penelitian ini adalah “Media relations PT. Petrokimia Gresik dalam membangun Citra Perusahaan”. Maka diperlukan suatu penjelasan makna yang diantaranya adalah:

1. Media Relations

Sebagaimana dipahami, di dalam suatu perusahaan terdapat istilah

media relations. Media relations ini berbeda dengan public relations. Media relations lebih berfokus pada menjaga hubungan dengan media yang

ada. Media relations biasanya terus menerus melihat perkembangan tren,

isu, berita, kejadian yang terbaru yang telah terjadi dan berkembang di

masyarakat.5

Lesly menjelaskan bahwa media relations merupakan kegiatan yang

berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisisi. Lesly memberikan

penekanan dalam media relations lebih pada publisitas.6

Jadi penegertian dari media relations adalah suatu perusahaan

membangun relasi dengan media demi kepentingan menjaga hubungan dengan media dan juga untuk memenuhi tujuan tertentu dari perusahaan tersebut.

5 Fitriana Utami Dewi., Public Speaking: Kunci sukses berbicara di depan publik, (Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 2013), 35

6 Rini Darmastuti, Media Relations: Konsep, Strategi & Aplikasi, (Yogyakarta: Andi Offset,


(17)

2. Citra Perusahaan

Uyung Sulaksana dalam buku Integrated Marketing Communications,

menjelaskan arti citra atau image mengatakan bahwa citra dapat dipahami sebagai perangkat keyakinan, gagasan dan kesan yang dianut seseorang tentang sebuah objek. Sikap dan tindakan sesoerang mengenai suatu objek tersebut. Citra dapat dicipatakan dan juga mempunyai peran penting dalam

mempengaruhi konusmen, selain tentunya kinerja, harga dan availability.7

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya jasa. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industri yang

baik, dan sebagainya.8

Jadi citra itu dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari organisasi, atau dalam

istilah lain disebut dengan favourable opinion. Sebagai suatu lembaga

kepercayaan bagi maysarakat maka citra menjadi lebih penting dalam situasi organisasi bisnis atau institusi apa pun. Suatu institusi atau organisasi bisnis selalu berusaha untuk menjaga citra yang dimiliki agar masyarakat pengguna jasa tetap memiliki kepercayaan.

7 Fitriana Utami Dewi., Public Speaking: Kunci Sukses Bicara di depan Publik. (Yogkakarta: Tata

Aksara, 2013), 30

8 M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi kehumasan: Serta Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: Bumi


(18)

G. Kerangka Pemikiran

Bagan 1.1 Kerangka Penelitian

Dari kerangka pikir diatas dapat diketahui media relations adalah sebagai

media komunikasi antara organisasi dengan publik melalui media massa, dengan menggunakan Teori Manajemen Citra Organisasi diharapkan mampu memecahkan dan menghindari terjadinya suatu konflik sehingga komunikasi

akan berjalan harmonis antara Public Relations (perusahan) dengan publiknya,

tentunya hal ini didukung dengan komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilits, keterbukaan, dan konsisten terhadap langkah yang diambil untuk memperoleh keyakinan orang lain, sehingga diantara kedua belah pihak akan

tercipta hubungan yang baik (good relations). Dari hubungan baik tersebut

harapan yang hendak dicapai organisasi adalah citra yang positif untuk PT. Petrokimia Gresik.

Media Relations

Perusahaan Publik

Teori Manajemen Citra Organisasi

Good Relations

How to maintenance media relations dengan PT. Petrokimia Gresik


(19)

1. Teori Manajemen Citra Organisasi

Joseph Eric Massey memaparkan bahwa teori ini menjelaskan bagaimana menciptakan dan memelihara citra organisasi. Organisasi berkomunikasi secara strategis dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung citra yang diinginkan dan mencegah yang tidak diinginkan. Perubahan pada lingkungan organisasi, dan perubahan pada organisasi itu sendiri menimbulkan tantangan pada pengelolaan citra. Tantangan tersebut terletak pada kemampuan organisasi untuk mengantisipasi dan

merespon perubahan lingkungan.9

Teori Manajemen Citra Organisasi ini menjelaskan dua alasan mengapa mengelola citra organisasi sangat penting. Pertama, citra

menentukan tanggapan stakeholder terhadap organisasi secara kognitif,

efektif, dan dalam perilaku. Kedua, citra yang tersampaikan (shared

images) memungkinkan hubungan saling ketergantungan antara organisasi

dengan para stakeholder.

H. Metode Penelitian

Metode adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan, sedangkan penelitian pada hakekatnya adalah suatu proses atau wahana untuk menemukan kebenaran dan melalui proses yang panjang menggunakan metode atau langkah-langkah prinsip yang terencana dan sistematis guna mendapat pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap fenomena-fenomena yang terjadi. Titik tolak

9 Dikutup: Kris Budiharto, Pengaruh Kinerja Jasa Distribusi Terhadap Citra Perusahaan dan


(20)

penelitian bertumpu pada minat untuk mengetahui fenomena sosial yang

timbul karena berbagai rangsangan.10

Metode penelitian sangat penting karena berhasil atau tidaknya tergantung ketelitian dalam menentukan metode yang digunakan. Metode yang dilakukan, antara lain:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian adalah cara-cara terstruktur, terencana dan terprosedur untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah dengan memadukan

semua potensi dan sumber yang telah disiapkan.11

Dalam penelitian tentang “Media Relations PT. Petrokimia Gresik

dalam membangun citra perusahaan”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana peneliti mendeskripsikan atau mengkontruksi wawancara-wawancara mendalam terhadap subyek penelitian, dapat juga dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang. Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan informasi dari suatu fenomena yang terjadi.

Adapun jenis penelitiannya menggunakan deskriptif. Penelitian jenis ini menggunakan data-data berupa kata-kata, gambar bukan dari angka-angka dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti.12

10 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 42.

11 Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta Selatan:

Referensi, 2013), 84


(21)

Riset kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantitatif lainnya. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,

masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang

dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistic. Jadi, dalam

hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisassi kedalam variable ata hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu

keutuhan.13

Adapun jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk:

a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada.

b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku.

c. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan

rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.14

d. Mencari kesimpulan atau finish dari masalah yang di teliti.

13 Ibid, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 3.

14 Drs. Jalaluddin Rakhmad, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,


(22)

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Department Humas PT. Petrokimia Gresik.

b. Obyek Penelitian

Sesuai dengan judul maka yang menjadi objek penelitian ini

adalah kajian ilmu Public Relations, khususnya pada media relations

yang digunakan PT. Petrokimia Gresik untuk membangun citra positif bagi perusahaan.

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Jalan Ahmad Yani, Gresik kode pos 61119, Jawa Timur.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Jenis dan sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam data penelitian kualitatif, informan memiliki peran yang sangat penting untuk membantu penggalian data. Dari data-data yang ada kita dapat membentuk proposisi-proposisi, dari situ kita dapat

menemukan hipotesis.15


(23)

Untuk keakuratan data, penelitian ini digali dari beberapa jenis dan sumber data, antara lain adalah:

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama dilapangan. Data primer merupakan data pokok dari penelitian ini yakni data yang diperoleh secara

langsung dari penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.16 Hal

ini data yang diambil adalah Bagaimana cara perusahaan membangun relasi dengan media dan media apa saja yang digunakan untuk membangun citra positif dimata publik.

2) Data Sekunder.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data-data pendukung atau perlengkap data utama yang dapat digunakan oleh peneliti. Jenis data sekunder ini dapat berupa gambar-gambar, dokumentasi, grafik, manusrif, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai dokumentasi lainnya. Prinsip data utama yang sumbernya dapat juga diperoleh langsung atau tidak langsung oleh peneliti juga dapat berupa datanya sendiri yang berupa dokumentatif

yang dihimpun dari sebuah situasi sosial.17

16 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Releation dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006), 26-28.

17 Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta Selatan: Referensi,


(24)

Data yang diteliti meliputi: Seberapa banyak relasi media yang akan digunakan PT. Petrokimia Gresik untuk membangun citra perusahaan dengan cara mencatat hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling yang mana penliti ingin menentukan informan yang didasarkan pada kajian pokok penelitian untuk menggali dan berdasarkan tema penelitian yang ada.

Purposive sampling disebut juga dengan sampel berdasarkan tujuan dalam arti memilih orang-orang yang dianggap dapat mewakili

tingkat signifikasi dan prosedur pengujian hipotesis.18

Sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan pada pertimbangan pengumpulan data dilapangan yang sesuai dengan maksud dan tujuan skripsi. Informan dalam penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja di dalam Departmen Humas PT. Petrokimia Gresik. Media yang berhubungan dengan PT. Petrokimia Gresik. Dan

masyarakat seitar yang merasakan adanya hasil dari media relations PT.

Petrokimia Gresik. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah:

1. Bekerja dalam bidang Departmen Humas di PT. Petrokimia Gresik

2. Mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang public relation

3. Ikut aktif melaksanakan agenda media relations di perusahaan

tersebut

18 Drs. Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),


(25)

Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan yang sesuai dengan fokus penelitian sebagai sumber data penelitian. Adapun deskripsi mengenai informan adalah sebagai berikut:

a. Profil informan 1

Edry Gashaf S.Ikom. Beliau merupakan Staf Hubungan Media Humas PT Petrokimia Gresik

b. Profil Informan 2

Moch. Syaiful Anshor, SS. Beliau merupakan Staf Muda Hubungan Komunitas dan Kelembagaan Humas PT Petrokimia Gresik

c. Profil Informan 3

Ishak Purwoto. Beliau merupakan Staf Pemula Hubungan Media Humas PT Petrokimia Gresik

4. Tahap-tahap Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian.

Tahap ini terdiri atas tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan.

a. Tahap Pra Lapangan

a) Tahap pra lapangan terdiri atas:

Pada tahap pra-lapangan ini ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti kualitatif, yang mana dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu


(26)

etika penelitian lapangan. Sedangkan kegiatan dan perimbangan

tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:19

1) Menyusun rancangan penelitian, rancangan penelitian ini akan

dijabarkan tersendiri secara detail, agar mudah dimengerti dan selanjutnya dapat dijadikan patokan oleh peneliti kualitatif

2) Mengurus surat perizinan, dalam hal ini peneliti mengurus

perizinan penelitian dibagian Program Studi Ilmu Komunikasi dari Kepala Program Studi dan diajukan kepada Pimpinan Perusahaan yang akan di teliti.

3) Mengurus perizinan penelitian, pertama-tama yang perlu

diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berwewenang memberikan izin pelaksanaan penelitian tersebut. Tentu saja peneliti jangan mengabaikan izin meninggalkan tugas yang pertama-tama perlu dimintakan dari atasan peneliti sendiri, dan seterusnya yang terkati dengan penelitian.

4) Menjajaki dan menilai lokasi penelitian, tahap ini baru pada

tahap orientasi lapangan, belum sampai pada titik pengumpulan data yang sebenarnya. Penjajakan dan penilaian lokasi peenlitian ini akan baik sempurna, bila peneliti banyak mengenal dan mengetahui dari konsultan penelitian, terkati dengan situasi, kondisi tempat lokasi penelitian.

5) Memilih dan memanfaatkan informan, hal ini dilakukan

karena membatu agar cepat dan teliti dalam melakukan

19 M. Djuanaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz


(27)

analisis, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian, peneliti hendaknya

menyiapkan tidak hanya perlengkapan fisik tetapi segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan ,terutama

pada saat interview dengan informan mulai dari tape recorder,

peralatan tulis dan lainnya yang dibutuhkan oleh peneliti.

7) Etika Penelitian, merupakan hal yang penting dalam penelitian

karena jika dalam melakukan penelitian ini peneliti tidak bisa menjaga etikanya maka bisa berpengaruh terhadap instansi yang dibawanya. Dan menjaga hubungan baik antara peneliti dengan orang-orang yang berada di tempat melakukan penelitian.

b) Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaaan lapangan ini, fokus peneliti berada pada bagaimana mengumpulkan data sebanyak dan seakurat mungkin, karena hal ini akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian.

Tahap pekerjaan lapangan ini, dapat dibagi ke dalam

tahapan-tahapan sebagai berikut.20

1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Sebelum memasuki lapangan, terlebih dahulu peneliti memahami latar lapangan yang akan diteliti, dan peneliti juga

20 M. Djuanaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz


(28)

harus mempersiapkan diri secara fisik maupun mental. Selain itu, mempersiapkan pedoman wawancara staff Departemen Humas PT Petrokimia Gresik agar peneliti mempunyai gambaran tentang pertanyaan apa saja yang ingin diajukan kepada informan yang ada di lapangan.

2) Memasuki Lapangan

Peneliti memasuki lapangan penelitian yakni mulai sedikit demi sedikit masuk pada kegiatan yang dilakukan oleh staff Departemen Humas PT Petrokimia Gresik selanjutnya melakukan proses penelitian sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Apabila peneliti memanfaatkan pengamatan berperan serta, hendaknya hubungan akrab antara subjek dan peneliti dibina. Dengan demikian, peneliti dengan subjek penelitian dapat bekerja sama dengan saling bertukar informasi.

c) Tahap Analisis Data

Data yang terhimpun dari kegiatan pengumpulan data mungkin terlalu sedikit jumlahnya, mungkin juga terlalu besar. Walaupun telah mencukupi jumlahnya, data atau informasi harus dioleh/diproses agar menjadi informasi bermakna. Mengolah data

memerlukan ketelitian dan kecermatan tersendiri dari

peneliti/analisis. Dalam setiap pemrosesan data pasti terdapat prosedur reduksi, yaitu penyerdahanaan data. Dari data yang telah


(29)

disederhanakan ini dapat ditafsirkan, dan selanjutnya di tarik

kesimpulan.21

d) Tahap Penulisan Laporan

Setelah sampai pada kesimpulan, perlu segera disusuin laporan pelaksanaaan penelitian sebagi bagian dari publikasi atau sosialisasi agar hasil penelitian diketahuo oleh orang lain dan mungkin dimanfaatkan orang lain, selain itu juga untuk

kepentingan akuntabilitas (pemeriksaan oleh pihak lain).22

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang dilakukan, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Wawancara mendalam (Depth interview)

Metode interview juga bisa disebut dengan metode

wawancara, metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman

wawancara.23

Wawancara dipergunakan untuk menggali data secara meluas dan mendalam, peneliti melakukan tanya jawab dengan bertatap muka langsung dengan informan yang telah dipilih oleh peneliti. Namun sebelum melakukan wawancara peneliti akan menyiapakan

21 Dr, Suwartono, M.Hum, Dasar-dasar Metodologi Penelitian (Yogkakarta: Andi Offset, 2014),

80

22 Ibid, Dasar-dasar Metodologi Penelitian (Yogkakarta: Andi Offset, 2014), 35 23 Burhan Bungin, Metodoligi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga, 2001), 133.


(30)

daftar pertanyaan sebagai kerangka acuan agar tidak melenceng dari tujuan penelitian.

Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai informan yang

sudah dipilih secara purposive sampling. Dan akan menanyakan

pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat untuk pedoman

wawancara yang berkaitan dengan “media relations PT. Petrokimia

Gresik dalam membangun citra perusahaan”

b. Pengamatan (Observation)

Menurut Soehartono dalam buku Metodologi Penelitian: Dalam

perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, observasi atau pengamatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, dalam arti sempit, pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan panca

indera dengan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyan.24

Peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi bagian Departmen Humas PT. Petrokimia Gresik yang telah diamati melalui teknik partisipasi dapat memperoleh data relatif akurat dan lebih banyak, karena peneliti secara langsung mengamati perilaku dan kejadian atau peristiwa dalam lingkungan sosial tertentu.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi dua, dokumen primer yang merupakan tulisan

24 DR. Mahi M. Hikmat, Metodologi Penelitian: Dalam perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra


(31)

langsung oleh seseorang yang mengalami peristiwa yang bersangkutan. Kedua, dokumen sekunder yang merupakan tulisan dari cerita orang lain.25

Yang menjadi bagian dokumentasi dalam penelitian ini merupakan catatan dari hasil wawancara dari informan yang akan di wawancarai oleh peneliti di dalam Departmen.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.26

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data-data diperoleh melalui teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Kemudian data-data tersebut dianalisis secara saling berhubungan untuk mendapat dugaan sementara, yang dipakai dasar untuk pengumpulan data berikutnya, lalu dikonfirmasikan dengan informan secara terus menerus secara triangulasi.

25 Irwan Soehatono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), 70. 26 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), 89.


(32)

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data sangat penting dilakukan agar data yang diperoleh memiliki nilai kevalidan dan keshohihan data.

Adapun teknik yang digunakan antara lain:27

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikut sertaan dilakukan peneliti guna berorientasi pada dengan situasi , sekaligus gunamemastikan apakah konsteks ini mudah dipahami dan dihayati.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamtan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

d. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Teknik pemeriksaan teman sejawat ini bermanfaat di dalam membentuk kepercayaan, hal ini merupakan proses menunjukkan diiri sendiri kepada teman-teman peneliti yang merasa tidak menarik dalam suatu acara membuat pararel pembahasan analitis dan untuk meneylidiki aspek-aspek dari inkuiri.

27 M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Peneltian Kualitatif. (Yogyakarta: Ar-ruzz


(33)

I. Sistematika Pembahasan

Dalam bab metode penelitian, laporan penelitian dikenal sebegai logika penelitian. Menutur Irawan, Logika penelitian merupakan abstraksi dari tatanan, pola pikir, atau sistem berfikir yang “membimbing” seseorang peneliti dalam suatu penelitian ilmiah. Dalam sebuah kaporan penelitian harus memenuhi syarat ilmiah yaitu sistematis dalam menghadirkan fakta

dan data. Adapun sistematika penelitian kualitatif sebagai berikut:28

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari Sembilan sub bab antara lain konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian

terdahulu, definisi konsep, kerangka pikir

penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : KERANGKA TEORITIS

Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritik yang meliputi pembahasan kajain pustaka dan kajian teoritik yang berkaitan dengan

Media Relations PT. Petrokimia Gresik dalam membangun citra perusahaan.

28 Anis Fuad dan Kandung sapto Nugroho, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. (Graha Ilmu:


(34)

BAB III : PENYAJIAN DATA

Pada bab ini berisikan gambaran singkat tentang Media Relations yang digunakan PT. Petrokimia Gresik dalam membangun citra perusahaan.

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada bab ini membahas temuan penelitian dan menganalisis data konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V : PENUTUP

Dalam Bab terahir ini, peneliti menyajikan dua sub bab yang meliputi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang pokok permasalahan tersebut yang sudah tersusun dengan benar. Dan sub bab selanjutnya merupakan kritik dan saran terhadap pokok permasalahan.


(35)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Media Relations

Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan minat pemodal untuk

menginvestasikan modalnya bagi perusahaan. Aktifitas public relations

inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media.

Philip Lesly memberikan definisi media relations sebagai hubungan

dengan media untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan

media terhadap kepentingan organisasi.1

Yosal Iriantara mengartikan media relations merupakan bagian dari

public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi

dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.2

1 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0: Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber, (Depok: Gramata Publishing, 2014) hal, 129

2 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0: Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber, (Depok: Gramata Publishing, 2014) hal,130


(36)

Tampak bahwa pengertian media relations berdasarkan pada relasi

antara individu atau organisasi atau perusahaan dengan media. Sehingga

dapat disimpulkan pengertian media relations adalah relasi yang dibangun

dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi atau perusahaan.

Dengan demikian, media relations menempati posisi penting dalam

pekerjaan seorang Public Relations karena media massa menjadi gawang

dan mengontrol informasi yang mengalir ke masyarakat dalam suatu sistem sosial.3

1) Fungsi Media Relations

Johnson & Johnson menegaskan bahwa media memiliki peran serta

fungsi yang sangat penting bagi perusahaan, diantaranya:4

a. Pertama, fungsi media relations dapat meningkatkan citra

perusahaan

b. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk dan jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan.

c. Meningkatkan point of selling dari produk dan jasa.

d. Membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis.

3 Rini Darmastuti, Media Relations: Konsep, Strategi, Apliaksi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), 40

4 Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0: Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber, (Depok: Gramata Publishing, 2014), 134


(37)

e. Meningkatkan relasi dari beragam publik, seperti terhadap

lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan, organisasi kemasyarakatan, maupun individu.

Fungsi-fungsi inilah yang menempatkan media relations sebagai

bagian dari aktifitas public relations. Bahkan John memberikan

perhatian khusus pada posisi media relations. Bahwa public

relations memiliki tiga tanggung jawab fungsional;5

a. Relasi Eksternal

Komunikasi yang dijalin dengan kelompok orang-orang di luar perusahaan, konsumen, dealer, supplier, tokoh masyarakat, orang-orang pemerintahan.

b. Relasi Internal

Komunikasi yang dikembangkan untuk menjaga hubungan optimal antara karyawan, manajer, sekitar pekerja pemegang saham, dan kelompok internal lainnya.

c. Relasi Media

Komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan media massa.

2) Tujuan Media Relations

Langkah yang diambil pada saat menentukan fungsi media

relations, tentu diharapkan dapat sesuai dengan sasaran yang akan

dicapai oleh public relations. Sasaran sebagai tujuan dari sikap atau

5Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0: Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber, (Depok: Gramata Publishing, 2014) hal,134-135


(38)

tindakan yang diambil tanpa melahirkan masalah baru dari keputusan

yang diambil. Menjalankan fungsi PR dengan menggunakan media

relations sebagai strategi adalah keputusan yang tepat karena maju mundurnya perusahaan sangat bergantung dengan harmonisasi hubungan antara pers dengan perusahaan. Pada dasarnya, upaya

membangun media relations bertujuan untuk:6

a. Menjaga netralitas dan objektifitas terhadap informasi atau data

yang berkembang di media massa. Adanya hubungan baik

dengan media, diharapkan dapat membantu dalam

menginformasikan berita yang wajar, berimbang dan

menguntungkan perusahaan atau organisasi yang terkait.

b. Mendapatkan sarana yang tepat untuk kepentingan publikasi

seluas mungkin tentang kegiatan serta kebijakan yang diambil perusahaan yang dianggap baik untuk diketahui publik.

c. Tidak dipungkiri, hadirnya hubungan media yang baik akan

melahirkan umpanbalik dan respons dari publik sebagi data rujukan atau landasan da;am melakukan evaluasi terhadap kegiatan organisasi atau perusahaan.

d. Selanjutnya tujuan hubungan dengan media untuk

menumbuhkan kepercayaan sehingga dapat melahirkan hubungan yang baik secara berkesinambungan antara perusahaan dan pers.

6 Dasrun Hidayat, M.I.Kom, Media Public Relations: Pndkeatan Studi Kasus Cyber Publik Rlelations Sebagai Metode Kerja PR Digital, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 78-79


(39)

3) Prinsip Kerja Media Relations

Kegiataan media relations akan membawa efek yang besar

apabila dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja yang tepat. menurut Frank Jefkins, beberapa hal yang harus diperhatikan

praktisi atau institusi PR dalam menjalankan media relations yang

baik adalah:7

a. Melayani dan memahami media setiap saat

Memahami dan melayani media ini dapat dilakukan dengan cara memahami siapa dan bagaimana media massa itu. Salah satu cara yang dilakukan dalam memahami media adalah mengerti

bagaimana mediascape dari media massa tersebut. Mediascape

merupakan singkatan dari media dan landscape. Secara harfiah

landscape adalah gambaran yang mempresentasikan pandangan atas pemandangan alam yang meliputi daratan, lembah, gunung, hutan, air. Tetapi istilah ini kemudia berkembang. Dalam ilmu sosial, istilah ini kemudian digunakan untuk menunjukkan sisi-sisi yang menonjol dari suatu fenomena yang terjadi di masyarakat.

Begitu juga yang terjadi dengan media massa. Ada media yang sangat menonjol dan sangat kuat sehingga membawa oengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Tetapi sebaliknya, ada media massa yang biasa saja, bahkan tidak

7 Rini Darmastuti, Media Relations: Konsep, Strategi, Apliaksi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), 45-47


(40)

menonjol sama sekali sehingga tidak membawa pegaruh dalam

kehidupan masyarakat. Inilah yang disebut dengan mediascape.

Cara lain yang dapat digunakan untuk emmahami media massa adalah dengan memahami bagaimana cara kerja media tersebut serta siapa kalayak dari media massa itu. Oleh karena itu, memahami media menjadi modal utama untuk melakukan kerja sama dengan media massa. Selain memahami media massa,

seorang Public Relations juga harus melayani media.

Maksudnya, seorang Public Relations menyediakan inforasi

yang dibutuhkan oleh media massa dan selalu siap ketika media massa membutuhkan informasi itu.

b. Membangun reputasi sebagai organisasi yang dapat dipercaya media

Prinsip kerja yang kedua dari media relations adalah

membangun reputasi sebagai organisasi yang dapat dipercaya

media. Pada bagian ini, seorang public relations harus siap

menyediakan dan memasok materi-materi yang akurat di mana saja dan kapan saja. Hanya dengan cara inilah seorang public relations akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh wartawan. Berdasarkan fakta diatas, komunikasi timbal balik yang saling memguntungkan akan lebih mudah diciptakan dan dipelihara.


(41)

c. Menyediakan salinan informasi yang memadai dan akurat Yang dimaksud dengan menyediakan salinan informasi yang memadai dan akurat adalah menyediakan reproduksi foto-foto yang baik dan menarik serta jelas. Pada era teknologi komunikasi saat ini, input langsung melalui komputer akan memudahkan

pekerjaan wartawan dan pekerjaan media. Teknologi

komunikasi yang semakin maju ini memudahkan mereka untuk mengoreksi dan menyusun ulang dari suatu terbitan, seperti siaran berita atau news release. Perkembangan teknologi juga membantu dalam penyediaan salinan naskah dan foto-foto baik secara tepat waktu.

d. Bekerja sama dalam penyediaan materi informasi

Sebagai contoh, seorang public relations dan wartawan dapat bekerja sala dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu.

e. Menyediakan fasilitas verifikasi

Praktisi Public Relations juga perlu memberi kesempatan

kepada jurnalis melakukan verifiaksi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. Contoh dalam hal nyata, para jurnalis itu diijinkan untuk menengok fasilitas atau kondisi-kondisi organisasi yang hendak diberitakan

f. Membangun hubungan personal yang kokoh dengan media Suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan,


(42)

kejujuran, kerja sama, dan sikap saling menghormati profesi masing-masing.

4) Tahapan Media Relations

Rhenald khasalai dalam bukunya “Manajeman Public Relations,

Konsep, dan Aplikasinya di Indonesia” memperkenalkan beberapa tahapan sebelum dan saat tindakan media relations dilakukan.

Tahapan media relations tersebut adalah:8

a. Mengidentifikasi Krisis

Untuk dapat mengidentifikasi suatu krisis, seorang public relations perlu melakukan penelitian. Bila krisis terjadi dengan cepat, penelitian harus dilakukan secara informal

b. Menganalisis Krisis

Seorang public relations bukanlah sekadar petugas penerangan yang selalu mengandalkan aksi. Sebelum melakukan komunikasi, ia harus melakukan analisis atas masukan yang diperoleh. Analisis ini adalah pekerjaan yang dilakukan di belakang meja dengan keahlian membaca permasalahan. Analisis yang dilakukan mempunyai cakupan yang luas, mulai dari analisi persial sampai analisis integral yang saling mengkait.

c. Mengisolasi krisis

Krisis adalah penyakit. Kadang bisa juga diartikan lebih dari sekedar penyakit biasa. Oleh karena itu, untuk mencegah krisis

8 Rini Darmastuti, Media Relations: Konsep, Strategi, Apliaksi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), 47-48


(43)

menyebar luas ia harus diisolasi, dikarantina sebelum tindakan serius dilakukan.

d. Menetapkan pilihan strategi menghadapi krisis

Sebelum mengambil langkah-langkah komunikasi untuk mengendalikan krisis, perusahaan perlu melakukan penetapan strategi generik yang akan diambil. Ada strategi generik untuk menangani krisis, yaitu:

a) Strategi Defensif (Defensive Strategy)

Langkah-langkah yang diambil meliputi hal-hal seperti ini:

1) Mengulur waktu

2) Tidak melakukan apa-apa

3) Membentengi diri dengan kuat

b) Strategi Adaptif (Adaptiv Strategy)

Langkah-langkah yang diambil mencakup hal-hal yang lebih luas, seperti:

1) Mengubah kebijakan

2) Modifiaksi operasional

3) Kompromi

4) Meluruskan citra

c) Strategi Dinamis (Dynamic Strategy)

1) Merger dan akuisi

2) Investasi baru


(44)

4) Meluncurkan produk baru atau menarik peredaran

produk lama

5) Menggandengn kekuasaan

6) Melemparkan isu baru untuk mengalihkan perhatian

e. Menjalankan program pengendalian

Program pengendalian adalah langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang dirumuskan. Umumnya strategi generik dapat dirumuskan jauh-jauh hari sebelum krisis

timbul, yakni sebagai guidance agar para eksekutif bisa

mengambil langkah yang pasti. Berbeda dengan strategi generik, program pengendalian biasanya disusun di lapagan ketika krisis muncul. Implementasi pengendalian ditrapkan pada:

1) Perusahaan (beserat cabang)

2) Industri (bagungan usaha sejenis)

3) Komunitas

4) Divisi-divisi perusahaan

5) Elemen dalam Media Relations

Melakukan media relations tidak hanya terbatas pada

hubungan antara perusahaan dengan media semata atau dengan

istilah hubungan langsung. Pelaksana media relations juga bisa

melakukan hubungan tidak langsung atau perantara dengan media.

Artinya, pelaksana media relations bisa melakukan hubungan tidak


(45)

Bentuk bentuk dari implementas dari program kerja

pelaksana media relations pada dasarnya merupakanbagian dari

kerja public relations perusahaan. Frank Jefkins menjelaskan

tentang variasi media relations sebagai berikut:9

a. Media Pers (press)

Media ini tidak hanya terdiri dari berbagai media massa yang terbit di tengah publik, melainkan juga terbitan terbatas seperti buku petunjuk, buku tahunan, atau laporan tahunan perusahaan.

b. Audio-visual

Terdiri dari rekaman gambar dan suara di slide atau kaset video

c. Radio

Semua jenis radio baik yang jangkauan siaran lokal, nasional, bahkan hingga internasional.

d. Televisi

Tidak hanya televisi regional maupun nasional, tetapu juga televisi siaran internasional. Televisi berbayar atau jaringan televisi kabel juga termasuk dalam media ini. Juga

sistem-sistem teletex seperi Prestel dan Ceefax, perangkat untuk

mendapatkan siaran televisi.

f. Pameran (Exhibiton)

Pameran yang diadakan secara mandiri maupun menjadi bagian dari pendukung acara pameran maerupakan sarana efektif melakukan publikasi kepada media.


(46)

g. Bahan-bahan cetakan (printed material)

Berbagai macam bahan cetakan yang memberikan informasi jasa atau produk perusahaan, misalnya leaflet, brosur, selebaran, dan sebagainya.

h. Penerbitan buku khusus (sponsored books)

penerbitan buku sebagai pendukung dari jasa atau produk perusahaan, misalnya, produk sisi menerbitkan buku komik yang berisi ajakan minum susu.

i. Surat langsung (direct mail)

Media penyampai pesan yang ditujukan langsung kepada perorangan atau lembaga dan bisa juga dipajang di duatu tempat umum yang bisa dijangkau publik. Lazim digunakan utnuk media ini adalah undangan menghadiri pembukaan pameran atau pelucuran buku.

j. Pesan-pesan lisan (spoken word)

Penyampaian pesan yang dilakukan secara langsung atau tatap muka dan biasanya dilakukan dalam sebuah acara tertentu seperti jamuan makan, pembicaraan telephone atau seminar.

k. Pemberian sponsor (sponsorship)

Penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan kegiatan seni, olahraga, beasiswa pendidikan, sumbangan awal, operasi massal, dan sebagainya.


(47)

l. Jurnal organisasi (house journal)

Terbitan yang dikeluarkan perushaan untuk menjangkau publik. Media ini terdiri dari dua jenis yakni jurnal khusus disebarkan untuk kalangan internal perusahaan dan jurnal yang ditujukan tidak hanya bagi kalangan internal perusahan melainkan juga kalangan eksternal perusahaan.

m. Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (coorporate

identity)

Diciptakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan

mempermudah publik mengingat keberadaan perusahaan. Tidak hanya terbatas di kop surat atau papan nama gedung, merk atau logo perusahaan bisa pula ditempatkan di korek api, mug, jam dinding, kotak tissu, hingga hiasan loket.

2. Citra Perusahaan

Citra dalam hal ini berkaitan dengan sebuah perusahaan sebagai

tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (coorporate

image). Yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab

sosial dan sebagainya.10

Public relations atau humas juga memiliki kemampuan dalam

membangun citra atau image organisasi yang akan berkontribusi pada

10 Rosady Ruslan, SH, MM, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Pesada), 71


(48)

terwujudnya reputasi organisasi atau institusi. Singkat kata, baik buruknya sebuah organisasi bisnis atau institusi juga dipengaruhi seberapa maksimal peran humas. George Belch dalam bukunya menyatakan bahwa humas menggunakan publisitas dalam kegiatan masyarakat, dan aktivitas publik lainnya, dapat dicoba untuk

memperkuat image organisasi yang bersangkutan. Citra perusahaan

merupakan intangible asset (aset yang tidak tampak) yang sangat

bernilai. Selain tidak mudah ditiru, reputasi dipercaya dapat memikat konsumen dengan lebih efektif pada saat konsumen menghadapi penawaran menarik. Reputasi meningkatkan kepercayaan, kredibilitas, profitabilitas, tameng ketika kempetitor masuk, sekaligus katalisator

untuk keluar dari krisis.11

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanan saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat

meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain;12

1) Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang

2) Keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah

diraihnya

3) Sukses ekspor

4) Hubungan industri yang baik

11Fitriana Utami Dewi., Public Speaking: Kunci Sukses Bicara di depan Publik. (Yogkakarta: Tata

Aksara, 2013), 30

12 M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi kehumasan: Serta Aplikasinya di Indonesia (Jakarta:


(49)

5) Reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar

6) Kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial

7) Komitmen mengadakan riset dan sebagainya

a. Membangun Citra dengan Iklan Korporat

Iklan yang banyak bermunculan di Indonesia kebanyakan tidak menawarkan produk melainkan berisi nada imbauan, ucapan selamat, pembelaan atau menunjukkan sikap peduli terhadap problema yang dihadapi masyarakat. Iklan yang dikemas dengan unsur edukasi dan berupaya menarik simpati publik itu bertaburan di antara ramainya iklan-iklan produk. Sering kali iklan dikeluarkan oleh perusahaan untuk menanamnkan suatu ide atau kesan tertentu, sehingga iklan seperti itu disebut dengan iklan korporat. Karena ada suatu badan atau lembaga yang mengeluarkannya maka dikenal

sebagai iklan institusi (institusional advertising). Tapi mengingat

tujuannya untuk membangun dan menetapkan citra pengiklan, lalu

dinamakan iklan citra (image advertising). Dilihat dari isi pesan

yang disampaikan sifatknya pelayanan atau pendidikan, imbauan atau pembelaan, sehingga disebut iklan layanan masyarakat (ILM)

dan iklan anjuran atau pembelaan (advocacy advertising).13

Fungsi iklan semacam itu bukanlah untuk mengenalkan produk, apalagi membujuk orang untuk membeli. Tapi arahnya lebih banyak sebagai alat kehumasan untuk menetapkan citra perusahaan,

13M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi kehumasan: Serta Aplikasinya di Indonesia (Jakarta:


(50)

menjadi landasan yang kukuh untuk menetapkan citra perusahaan, menjadi alasan yang kukuh untuk memperkuat iklan-iklan produk yang ditawarkan perusahaan dan yang terpenting membentuk opini pada kalangan tertentu.

Pertumbuhan ekonomi telah terjaga dengan baik dan perusahaan-perusahaan semakin memiliki kekuasaan untuk bertumbuh dengan kecepatan yang mengagumkan. Yang tidak boleh dilupakan adalah perusahaan tidak tumbuh dengan sendirinya, dibutuhkan dukungan masyarakat. Dukungan dapat berupa niat baik atau dukungan dari para pegawai, peraturan pemerintah yang kondusif, ketersediaan bahan baku, lahan dan lain. Lain tanpa dukungan itu semua yang, yang terkadang tidak tampak nyata, suatu badan usaha bisnis tidak akan mampu bertahan. Salah satu ketetapan pemerintah untuk menyisihkan dua persen penghasilan perusahaan adalah untuk memberi arahan yang jelas dan kuat di kalangan swasta untuk berpartisipasi dalam upaya layanan masyarakat bagi kesejahteraan bersama. Idealnya, kesadaran dan tanggung jawab sosial itu atas inisiatif internal perusahaan tanpa tekanan pemerintah. Program kampanye kesadaran masyarakat tidak secara langsung bersifat komersial. Dana yang tersedia dapat disalurkan untuk khalayak yang paling memerlukan dan paling terkait dengan


(51)

perusahaan. Ada enam langkah yang diambil oleh profesional

humas dalam kampanye kegiatan layanan masyarakat;14

a) Riset dan identifikasi pihak yang paling membutuhkan

b) Menentukan seberapa banyak dana yang dapat dialokasikan ke

perusahaan, apakah kegiatan itu merupakan suatu proyek ad hoc

atau upaya berkesinambungan.

c) Melihat apa yang telah dilakukan perusahaan lain dari industri

sejenis dan mengevaluasi pencapaian mereka.

d) Mengkaji ulang misi perusahaan, lini bisnis dan menyeleksi

sasaran kegiatan layanan masyarakat yang mampu

menghasilkan sinergi.

e) Beberapa sektor itu menarik minat masyarakat luas, misalnya

program antipolusi, kesehatan anak, atau mendukung lingkungan, maka masyarakat perlu didorong untuk terlibat dalam memberikan dukungan secara finansial.

f) Bila perusahaan memiliki rencana yang lebih baik, perushaan

terssebut harus mampu mengkomunikasikan kepada staff dan masyarakat dan jika perlu disampaikan kepada media massa. Karena membangun reputasi korporat yang baik berarti perusahaan menjadi proaktif dan memberikan respon secata tepat bila timbul isu.

14M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi kehumasan: Serta Aplikasinya di Indonesia (Jakarta:


(52)

b. Perbedaan citra dan reputasi

Citra dan reputasi adalah hal yang berbeda. Citra dapat diciptakan sedangkan reputasi harus diusahakan atau dicari. Citra juga mempunyai peran penting dalam mempengaruhi kepuasan

konsumen, selain tentunya kinerja, harga dan availability.

Sejalan dengan Sulaksana, Philip Kotler dalam buku

Manajemen Pemasaran juga mempunyai pemahaman sama tentang citra. Baginya, citra dapat dipahami sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki setiap orang dalam melihat satu objek berbeda-beda. Hal ini dipertegas dengan pendapat Soleh Soemorat dan Elvinaro Ardianto dalam buku Dasar-dasar Public Relations mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan. Secara Spesifik Usmara menjelaskan

dengan baik perbedaan citra dan reputasi sebagai berikut:15

Citra Reputasi

 Citra adalah suatu yang

dibangun atau diciptakan

 Untuk membangun citra

agar diketahui khalayak

seringkali harus

membutuhkan biaya besar

 Reputasi adalah suatu

yang harus dicari dan diusahakan agar terwujud dan diakui

 Reputasi adalah sebuah

aset. Dengan reputasi

15Fitriana Utami Dewi., Public Speaking: Kunci Sukses Bicara di depan Publik. (Yogkakarta: Tata


(53)

 Citra bersifat cepat berubah

karena ketergantungan

terhadap pasar

yang baik sebuah

organisasi akan diingat sepanjang waktu

 Reputasi adalah unsur

yang kompleks, terdiri

atas kombinasi

pelakunya, tindakannya dan pencipta relasi. Oleh karena itu reputasi lebih stabil dan tidak cepat berubah

Table 2.1

Perbedaan Citra dan Reputasi

Jadi citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari

organisasi, atau dalam istilah lain disebut favourable opinion.

Sebagai suatu lembaga kepercayaan bagi masyarakat maka citra menjadi lebih penting dalam situasi organisasi bisnis selalu berusaha untuk menjaga citra yang dimiliki agar masyarakat pengguna jasa tetap memiliki kepercayaan.


(54)

B. Kajian Teori

1. Teori Manajemen Citra Organisasi

Joseph Eric Massey memaparkan bahwa teori ini menjelaskan bagaimana menciptakan dan memelihara citra organisasi. Organisasi berkomunikasi secara strategis dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung citra yang diinginkan dan mencegah yang tidak diinginkan. Perubahan pada lingkungan organisasi, dan perubahan pada org\anisasi itu sendiri menimbulkan tantangan pada pengelolaan citra. Tantangan tersebut terletak pada kemampuan organisasi untuk mengantisipasi dan merespon perubahan lingkungan.

Teori Manajemen Citra Organisasi ini menjelaskan dua alasan mengapa mengelola citra organisasi sangat penting. Pertama, citra

menentukan tanggapan stakeholder terhadap organisasi secara kognitif,

efektif, dan dalam perilaku. Kedua, citra yang tersampaikan (shared

images) memungkinkan hubungan saling ketergantungan antara

organisasi dengan para stakeholder. Lebih lanjut lagi Massey

mengatakan bahwa meskipun persepsi tiap orang pada perusahaan

sangat kas, citra kolektif pada perusahaan (collective shared images)

pada sebagian besar stakeholder, apabila dikelola dengan baik akan

memungkinkan untuk mengkoordinasikan kegiatan organisasi yang konsisten. Pada teori ini Massey juga menjelaskan bahwa terdapat tiga tahap citra organisasi, yang pertama tahap pemeliharaan citra, dan tahap memperbaiki citra organisasi. Tahap pertama, bagi organisasi yang baru didirikan atau tidak dikenali harus menciptakan suatu organisasi pada


(55)

berbagai pemaku kepentingan. Pada tahap kedua, ketika organisasi berhasil menciptakan suatu citra, yang harus dilakukan adalah memelihara citra tersebut. Pemeliharaan citra adalah proses yang

berkelanjutan yang membutuhkan komunikasi dengan para

stakeholder. Demi keberhasilan maintenance, organisasi harus mencari

feedback dari stakeholder lalu menyesuaikan strategi komunikasi

dengan kepentingan dan menyesuaikan strategi komunikasi mereka sesuai temuan tersebut. Hal ini oleh Massey disebut proses dialogis.

Ketika organisasi secara strategis berkomunikasi dengan stakeholder

dalam rangka mempengaruhi persepsi mereka, di sisi lain mereka membentuk ide-ide mereka sendiri tentang citra organisasi. Jika sebuah organisasi gagal untuk memantau dan menyesuaikan diri dengan

feedback dari stakeholder, keberhasilan manajemen citra organisasi

terancam gagal.16

Selanjutnya, tahap ketiga yang tidak harus selalu dilalui, adalah pemulihan citra tahap ini terjadi ketika perusahaan menghadapi krisis citra yang telah menjadi suatu ancaman bagi keberlangsungan organisasi/perusahaan. Oleh karena itu, perlu dirancang komunikasi

yang strategis dengan para stakeholder untuk mengembalikan citra.

Apabila upaya tersbut berhasil. Maka langkah berikutnya adalah kembali ke tahap kedua yaitu pemeliharaan citra. Namun apabila tidak berhasil, perusahaan akan trancam gagal atau berhenti beroprasi

16 Dikutup: Kris Budiharto, Pengaruh Kinerja Jasa Distribusi Terhadap Citra Perusahaan dan Loyalitas Pelanggan PT. Merapi Utama Pharma (Tesis), (Bandung; Universitas Padjajaran, 2004)


(56)

(failure), atau terpaksa melakukan restrukturisasi organisasi. Setidaknya restrukturi organisasi ini akan melibatkan pengembangan identitas baru, dan dalam kasus yang lebih serius akan dapat

menyebabkan merger (bagi perusahaan), perubahan namun atau

tindakan lainnya yang membutuhkan proses untuk kembali ke tahap

pertama, yaitu penciptaan (image creation).

Menurut Sutojo yang dikutip dalam thesis Budiharto, citra yang

baik dan kuat memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:17

1. Memberikan daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap

(mid and long term sustainable competitive position)

2. Menjadi perisai selama krisi (aninsurance for adverse times)

3. Menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best executives

available)

4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the

effectiveness of marketing instruments).

5. Dapat memberikan penghematan biaya operasional (cost saving).

17 Kris Budiharto, Pengaruh Kinerja Jasa Distribusi Terhadap Citra Perusahaan dan Loyalitas Pelanggan PT. Merapi Utama Pharma (Tesis), (Bandung; Universitas Padjajaran, 2004)


(57)

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Lokasi Peneltian

a. Profil PT. Petrokimia Gresik1

PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bernaung di bawah Departemen Keuangan. Produk utama dari PT. Petrokimia Gresik adalah pupuk nitrogen (pupuk ZA dan pupuk Urea) dan pupuk fosfat (pupuk NPK dan pupuk Phonska) serta bahan-bahan kimia lainnya seperti CO2 cair dan kering (dry ice), amoniak, asam sulfat, asam fosfat, O2 dan N2 cair.

Pada mulanya perusahaan ini berada dibawah Departemen Perindustrian dan Perdagangan, yaitu di bawah Direktorat Industri Kimia Dasar. Kemudian pada tahun 1992 berada di bawah Direktorat Industri Logam, yaitu sejak berdirinya anak perusahaan PT. Puspetindo yang menghasilkan peralatan-peralatan untuk pabrik. Tapi sejak tahun 1998 perusahaan ini bernaung di bawah Departemen Keuangan.

PT. Petrokimia Gresik ini merupakan salah satu pabrik diantara pabrik pupuk yang ada di Indonesia dan merupakan pabrik kedua yang didirikan setelah PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI) Palembang.

Pada mulanya pabrik pupuk yang hendak di bangun di Jawa Timur ini disebut Proyek Petrokimia Surabaya, dimana pemerintah telah


(58)

merancang keberadaannya sejak tahun 1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN). Akan tetapi, nama Petrokimia sendiri berasal dari “Petroleum Chemical” yang disingkat menjadi Petrochemical, yaitu bahan

– bahan kimia yang berasal dari minyak dan gas alam.

PT.Petrokimia Gresik berdiri pada tahun 1960 berdasarkan TAP MPRS No.II/ /1960 sebagai Proyek Prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahap I (1961-1969) dan diperkuat dengan Surat KEPRES No.260/1960. Pada tahun 1964 berdasarkan Instruksi presiden No.I/1963, PT.Petrokimia dikembangkan dan diborong oleh kontraktor COSINDIT SPA dari Italia. Pembangunan fisiknya dimulai pada awal tahun 1966 dengan berbagai hambatan yang dialami, yaitu adanya krisis ekonomi sehingga menyebabkan pembangunan proyek tertunda pada tahun 1968. Pada tahun 1969 pembangunan proyek dimulai kembali sampai percobaan pertama operasional pabrik pada Maret 1970.Pada tanggal 10 juli 1972 proyek Petrokimia Gresik diresmikan oleh Presiden Soeharto yang kemudian diabadikan sebagai Hari Jadi PT.Petrokimia Gresik dengan bentuk badan usahanya adalah perusahaan umum (PERUM) dengan produknya yang masih berupa Pupuk Urea dan Pupuk ZA. Dan tepat tiga tahun kemudian yaitu pada tanggal 10 Juli 1975 berubah menjadi Perseroan dengan nama PT.Petrokimia Gresik (Persero). Pada tahun 1977 berdasarkan PP No.28/1977, PT.Petrokimia Gresik menjadi anggota holding dengan PT.Pupuk Sriwijaya, terutama dalam bidang pemasaran, keuangan dan prduksi.


(59)

Pada saat ini, PT.Petrokimia Gresik memiliki beberapa bidang usaha yaitu industri pupuk, industri kimia, industri pestisida, industri peralatan pabrik, jasa rancang bangun dan perekayasaan, serta jasa- jasa lain yang telah mampu beroperasi dengan baik, bahkan mempunyai peluang untuk terus ditingkatkan.

b. Visi, Misi dan Nilai PT Petrokimia Gresik Visi

Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen.

Misi

1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program

swasembada pangan.

2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan

operasional dan pengembangan usaha.

3. Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia

nasional dan berperan aktif dalam community development.

Nilai – nilai perusahaan PT.Petrokimia Gresik:

1. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam setiap

kegiatan operasional.

2. Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan

konsumen.

3. Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis.

4. Mengutamakan integritas diatas segala hal.Berupaya membangun


(60)

c. Perluasan Perusahaan

Pada masa perkembangan PT.Petrokimia Gresik telah mengalami beberapa kali perluasan. Bentuk perluasan yang telah dilakukan adalah:

1. Perluasan pertama (29 Agustus 1979)

Dibangun Pabrik pupuk TSP I (sekarang Pupuk SP-36), dikerjakan

oleh Spie Batignoless, dilengkapi dengan prasarana pelabuhan,

penjernihan air Gunung Sari, dan booster pump.

2. Perluasan kedua (30 Juli 1983)

Dibangun Pabrik pupuk TSP II, dikerjakan oleh Spie Batignoless,

dilengkapi dengan perluasan pelabuhan dan unit penjernihan air di Sungai Bengawan Solo, Babat Lamongan.

3. Perluasan ketiga (10 Oktober 1984)

Dibangun Pabrik asam fosfat dan produk samping, dikerjakan oleh

Kontraktor Hitachi Zosen, Jepang yang meliputi: pabrik asam sulfat,

pabri ZA, pabrik cement retarder, pabrik aluminium fluoride, dan utilitas.

4. Perluasan keempat (2 mei 1986)

Dibangun Pabrik pupuk ZA III, yang ditangani oleh tenaga- tenaga PT.Petrokimia Gresik sendiri, mulai dari studi kelayakan sampai pengoperasian.

5. Perluasan kelima (29 April 1994)

Dibangun Pabrik Amoniak dan Urea baru dengan teknologi proses Kellog Amerika. Konstruksi ditangani oleh PT. KPT Indonesia. Pembangunan dilakukan mulai awal tahun 1991 dan ditargetkan


(1)

92

2. Aktivitas Humas PT Petrokimia Gresik dalam pencitraan perusahaan

dengan media massa, peneliti dapat simpulkan bahwasanya aktivfitas

tersebut dapat berupa hubungan secara kelembagaan dan hubungan secara

personal. Hubungan secara kelembagaan dapat berupa; Media Visit, Press

Tour, Press Conference, Sponsorship. Sedangkan dalam hubungan secara

personal dapat berupa; human relations, Resepsi Pers, Media Award. Dalam

kegiatan tersebut terjadi komunikasi timbal balik antar keduanya. Aktivitas

dan pelayanan yang diberikan Humas merupakan media pembangun jalinan

kerja untuk menanamkan sikap dipercaya, berjiwa sosialis, dan

mewujudkan hubungan yang harmonis antar keduanya. Jika sudah terjalin

hubungan yang baik antara kedua akan mempermudah untuk melakukan

publikasi ke masyarakat luas. Dan dapat memperkecil peluang berita

negatif, sehingga citra PT Petrokimia Gresik dapat dibentuk dan

dipertahankan.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan uraian di atas, maka peneliti memberikan beberaoa

saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dari beberapa pihak,

seperti:

1. Departemen Humas PT Petrokimia Gresik

Humas merupakan kunci sukses perusahaan, humas sebagai

corporate image dan juga sebagai pusat informasinya perusahaan

kepada publik melalui media. Humas harus senantiasa up to date terkait

informasi dan isu-isu yang berkembang di masyarakat. Untuk


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

93

inovasi baru untuk menjadikan hubungan dengan media lebih harmonis

lagi, baik dari pelayanan maupun fasilitas. Humas hendaknya

mengemas acara atau kegiatan wartawab dalam bentuk yang semenarik

mungkin, lebih berkreasi dan berinovasi, sehingga media tertarik untuk

mengadakan peliputan berita positif. Seperti:

1) Kunjungan media ke PT Petrokimia Gresik secara rutin

Kunjungan media ini merupakan cara perusahaan dalam

mengundang wartawan untuk berkunjung ke perusahaannya. Tujuan

kegiatan ini adalah membuka informasi tentang apa yang ada di

perusahaan kepada meddia, dimana hal itu dimaksudkan untuk

memberitahu publik tentang kondisi perusahaan, kemajuan

perusahaan seperti laba perusahaan ataupun kebijakan baru

perusahaan yang patut diketahui oleh masyarakat luas.

2) Contigency Plan

Kegiatan ini merupakan wawancara dengan

pimpinan/direksi lembaga perusahaan. Kegiatan ini belum pernah

peneliti temukan selama peneliti melakukan kegiatan magang dan

penelitian di PT. Petrokimia Gresik. Kegiatan ini bisa dilakukan

untuk penanggulangan atas suatu kejadian sedini mungkin agar

masyarakat umum dapat melihat secara langsung tanggapan dari

direksi/pimpinan perusahaan secara langsung.

2. Untuk pengembangan Program Studi Ilmu Komunikasi

Beberapa kegiatan hubungan dengan media merupakan


(3)

94

Dakwah dan komunikasi untuk memperkenalkan dirinya juga harus

menerapkan prinsip Humas yaitu menjalin hubungan dengan media

massa sebagai alat publikasi, termasuk Program Studi Ilmu

Komunikasi. menjalin hubungan dengan media merupakan aspek

penting dalam proses publikasi dan promosi kepada publik. Untuk itu

setiap kegiatan yang dilakukan oleh Fakultas maupunh prodi,

hendaknya bisa diliput oleh media untuk pencitraan mengingat media

memiliki manfaat yang besar dalam pemberian informasi ke publik

yang dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Dan juga

khususnya untuk prodi ilmu komunikasi harusnya menambah mata

kuliah untuk praktikum media relations. Jadi mahasiswa diajarkan

secara langsung bagaimana menciptakan komunikasi interpersonal

dengan media. Sehingga mahasiswa yang melakukan magang profesi

di dunia kerja dapat mengaplikasikannya dengan baik dan benar.

3. Kaitannya dengan aspek keislaman

Media Relations PT Petrokimia Gresik dalam kaitannya dengan aspek

keislaman adalah sesuai dengan ayat sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

95

keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu

itu."1

“Cukuplah seseorang dikatakan berdusta, jika ia mengatakan apa yang setiap dia dengar” (HR Al Bukhori dan Muslim)2

Maksud dari kedua ayat tersebut adalah menyampaikan sebuah

berita harus sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya sedang terjadi.

Dan bagi telitilah kebenaran sebuah berita sebelum mempercayai berita

yang telah beredar di masyarakat.

1 Departemen Agama Republik Indonesia, 1992. Al-Qur’a da Terje ah ya. PT. Ta ju g as I ti

Semarang. QS. AL-Hujurat 6

2 Dikutip dari:


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M. Linggar. (2002). Teori & Profesi kehumasan: Serta Aplikasinya di

Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin, Burhan. (2001). Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke

arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bungin, Burhan. (2001). Metodoligi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga.

Butterick, Keith. (2012). Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Darmastuti, Rini. (2012). Media Relations: Konsep, Strategi & Aplikasi.

Yogyakarta: Andi Offset.

Dewi, Fitriana Utami. (2013). Public Speaking: Kunci Sukses Bicara di depan

Publik. Yogkakarta: Tata Aksara.

Dokumen PT. Petrokimia Gresik

Fuad, Anis. dan Kandung Sapto Nugroho. (2014). Panduan Praktis Penelitian

Kualitatif. Graha Ilmu.

Ghony, M. Djuanaidi Fauzan Almanshur. (2014). Metode Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hidayat, Dasrun. (2014). Media Public Relations: Pnedekatan Studi Kasus Cyber

Publik Rlelations Sebagai Metode Kerja PR Digital. : Yogyakarta: Graha


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Hikmat, Mahi M. (2011). Metodologi Penelitian: Dalam perspektif Ilmu

Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Komala, Lukita. (2009). Ilmu Komunikasi : Perspekti, Proses dan Konteks.

Padjadjaran: Widya

Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta Selatan:

Referensi.

Nova, Firsan. (2014) PR WAR. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.

Rahmad, Jalaluddin. (1999). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Ruslan, Rosady. (2006). Metode Penelitian Public Releation dan Komunikasi.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Saputra, Wahidin dan Rulli Nasrullah. (2011). Teori dan Praktik 2.0: Public

Relations di Era Cyber. Depok: Gramata Publishing.

Soehatono, Irwan. (1999). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suwartono. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogkakarta: Andi Offset.