Pengaruh layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap siswa pada minuman keras di kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi | Asrina | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6268 20717 1 PB

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS
TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS
DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI
Asrina1
Abd. Munir
Bau Ratu
ABSTRAK
Kata Kunci: Dampak negatif minuman keras, Sikap siswa pada minuman keras
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah sikap siswa pada minuman
keras sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras menjadi lebih
positif dibandingkan sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap siswa pada minuman keras
sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, serta
untuk menjelaskan pengaruh pemberian layanan informasi dampak negatif minuman keras
terhadap sikap siswa pada minuman keras. Subjek penelitian ini berjumlah 7 orang.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket sikap
pada minuman keras. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif

dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis secara statistik dengan
menggunakan rumus wilcoxon signed rank test. Hasil analisis deskriptif menunjukkan
bahwa sikap siswa pada minuman keras sebelum diberikan layanan informasi dampak
negatif minuman keras, sebagai berikut: 71,5% siswa memiliki sikap negatif pada minuman
keras dan 28,5% siswa yang memiliki sikap sangat negatif pada minuman keras. Sedangkan
sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, maka terjadi
peningkatan sikap siswa pada minuman keras, antara lain: 71,5% siswa memiliki sikap
sangat positif pada minuman keras, 28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman
keras. Selanjutnya hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap siswa pada minuman
keras.

1

Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo

87

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1

ISSN: 2502 - 4000

PENDAHULUAN
Pendidikan tidak lepas dari keberadaan siswa yaitu orang yang terlibat
langsung dalam dunia pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, merupakan
wadah penanaman nilai-nilai moral, baik nilai moral yang ada di masyarakat maupun nilai
moral dalam agama. Dalam proses pendidikan banyak dijumpai permasalahan yang dialami
oleh siswa yang menyangkut pribadi yang kurang berkembang dan rapuh, kesulitan belajar,
penyesuaian sosial, dan keimanan serta ketakwaan yang dangkal.
Pelayanan bimbingan dan konseling sangat dikenal dalam dunia pendidikan
khususnya di lingkungan sekolah, karena tidak jarang siswa memiliki masalah di dalam
lingkungan sekolah yang dapat mengakibatkan siswa kurang memahami tentang dirinya
sendiri dan lingkungan sekolahnya. Bimbingan dan konseling sangat penting diadakan di
lingkungan sekolah untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang mereka
miliki serta dapat mengentaskan masalah yang mereka hadapi.
Sumber permasalahan yang dihadapi siswa terutama sekali berada pada luar diri
mereka sendiri, sikap orang tua dan anggota keluarga yang tidak peduli dengan keadaan diri
siswa, pengaruh teknologi, kekurang disiplinan yang berlangsung di masyarakat, kelompokkelompok sebaya yang bertindak menyimpang dan berbagai faktor negatif dalam kehidupan
sosial di luar sekolah semua menunjang timbulnya masalah-masalah pada siswa, dari
berbagai sumber permasalahan tersebut timbul sikap dan perilaku siswa untuk melakukan

sesuatu hal diluar kontrol dirinya, seperti meminum minuman keras.
Hasil observasi awal pada saat praktek mata kuliah studi kasus di SMP Negeri 12
Sigi, peneliti menemukan berbagai macam permasalahan yang dialami oleh siswa yang
perlu pencegahan dan penanganan segera yaitu salah satunya ditemukan masalah siswa
yang meminum minuman keras di lingkungan sekolah. Hal tersebut terjadi karena
mudahnya akses siswa untuk mendapatkan minuman keras dan adanya pengaruh dari
lingkungan siswa. Adapun minuman keras yang biasa siswa konsumsi adalah minuman
keras jenis cap tikus yang merupakan minuman keras tradisional minahasa yang
mengandung alkohol dan sering kali minuman keras tersebut digunakan dengan kombinasi
obat seperti obat THD atau obat penenang sehingga efek untuk mabuk lebih cepat.
Fenomena siswa yang meminum minuman keras, masih menjadi masalah yang
kompleks yang terjadi diberbagai sekolah dan tidak terkecuali di SMP Negeri 12 Sigi, di
mana ada beberapa siswa yang biasa meminum minuman keras di kantin sekolah atau di
belakang kelas yang tidak terlihat oleh guru pada saat jam sekolah atau pulang sekolah,
sehingga menyebabkan siswa yang sudah meminum minuman keras atau mabuk tidak bisa
88

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000


menerima pelajaran dengan baik dan hanya akan menganggu proses belajar mengajar di
kelas. Siswa yang sudah mabuk biasanya tidur di ruang kelas dan jika ditegur oleh guru
akan membuat siswa marah dan membuat keributan di kelas.
Permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 12 Sigi, jika dibiarkan maka akan
berdampak buruk buat siswa. Siswa yang dalam masa pertumbuhan akan sangat berbahaya
jika secara terus menerus meminum minuman keras yang tidak hanya membuat mabuk atau
hilangnya kesadaran tapi dapat merusak organ tubuh siswa yang sedang berkembang pesat
dan merusak otak, berdampak pada gangguan daya ingat, dan gangguan emosional siswa,
dan siswa dapat terancam masalah kesehatan yang serius.
Wawancara langsung juga dilakukan dengan guru BK di sekolah, di peroleh
informasi bahwa pihak sekolah sudah berusaha melakukan penanganan untuk siswa yang
kedapatan membawah atau meminum minuman keras di lingkungan sekolah, seperti
memberikan sangsi atau hukuman, mengundang orang tua/wali siswa, sampai mengadakan
kunjungan rumah. Namun hal tersebut menurut beliau belum dapat secara optimal
mencegah sikap negatif siswa pada minuman keras, sehingga menurut beliau perlu adanya
usaha tertentu untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut.
Tugas utama yang harus dijalankan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah
adalah membantu siswa dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi. Ada beberapa jenis
layanan bimbingan dan konseling yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah siswa,

yaitu layanan informasi, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok dan
layanan konseling kelompok. Berdasarkan beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling
tersebut, menurut peneliti layanan informasi merupakan layanan yang paling efektif untuk
membantu siswa dalam membekali berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai
hal, salah satunya mengenai dampak negatif minuman keras. Melalui layanan informasi
tersebut diharapkan siswa dapat lebih mengetahui dampak negatif minuman keras dan
dapat mencegah sikap negatif siswa pada minuman keras, sehingga siswa punya sikap
positif pada minuman keras atau menolak minuman keras.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang “Pengaruh Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras Terhadap Sikap
Siswa pada Minuman Keras di Kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi”.
Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras
Layanan informasi dampak negatif minuman keras merupakan layanan informasi
mengenai dampak yang diakibatkan dari meminum minuman keras, baik buat kesehatan
fisik ataupun kesehatan jiwa seseorang, sebagai upaya untuk mencegah sikap negatif siswa
89

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000


pada minuman keras, sehingga siswa punya sikap positif pada minuman keras. Menurut
Prayitno dan Amti, E. (2008:26). “Layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat
tinggi tingkatannya, lebih-lebih apabila diingat bahwa ‘masa depan adalah abad informasi’,
maka barang siapa tidak memperoleh informasi maka ia akan tertinggal dan akan
kehilangan masa depan”.
Minuman keras atau lebih dikenal dengan miras merupakan minuman yang memiliki
kadar alkohol dan tentu memabukkan. Alkohol sendiri merupakan zat yang diperoleh dari
hasil peragian atau fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Meskipun banyak
orang mengetahui mengkonsumsi minuman keras yang mengandung alkohol dapat
memberikan efek buruk namun masih diminati entah karena rasanya yang enak atau efek
alkohol yang membuat kesadara hilang.
Sikap pada Minuman Keras
Sikap pada minuman keras merupakan suatu respon yang muncul pada diri
seseorang, baik respon secara positif maupun negatif pada minuman keras. Respon secara
positif pada minuman keras yaitu menolak atau menjauhi minuman keras karena
mengetahui dan menyakini minuman keras berbahaya dan dilarang dalam agama sedangkan
respon secara negatif yaitu sebaliknya. Pada uraian berikut ini dipaparkan beberapa
pendapat para ahli tentang sikap, sebagai berikut:
Kendler, H. (dalam Yusuf, S. dan Nurihsan, A.J. 2012:169) mengemukakan bahwa:

“sikap merupakan kecenderungan (tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi
(avoid), atau melakukan sesuatu, baik secara positif maupun negatif terhadap suatu
lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah
kecenderungan untuk mendekati, menjauhi, atau melakukan sesuatu. seperti halnya sikap
pada minuman keras, jika seseorang sudah mengenal dan mengetahui dampak negatif dari
minuman keras maka akan timbul dalam diri seseorang tersebut perasaan untuk menjauhi
atau menghindari minuman keras, karena sikap dapat diterjemahkan sebagai pandangan
atau perasaan yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif yang merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dan menekan
analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.
Menurut Danim, S. (2002:36) bahwa “penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
90

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000


menggunakan instrument atau alat-alat pengumpul data yang akan menghasilkan data
numerikal”. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Sigi yang beralamat di jalan
Kayu Malaya No.25 desa Tinggede kecamatan Marawola kabupaten Sigi. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi yang terdaftar pada tahun pelajaran
2015/2016. Adapun jumlah subyek sebanyak 7 siswa laki-laki. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Oktober sampai dengan bulan November 2015.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi atau pengamatan, teknik angket, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data yang berbentuk skala frekuensi,
selanjutnya diubah menjadi data kuantitatif dengan cara memberikan bobot dari setiap
skala. Sumber data yang digunakan dapat melalui dua sumber data yaitu data primer berupa
angket yang diberikan kepada siswa yang menjadi subjek penelitian dan data sekunder
adalah data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber dan observasi langsung
kegiatan subjek penelitian serta wawancara langsung dengan guru bimbingan dan konseling
dan wali kelas.
Analisis data dilakukan dengan mengacu pada analisis deskriptif dan analisis
inferensial. Analisis data deskriptif menggunakan rumus presentase (Thalib, M. 2009)
dengan menggunakan pedoman klasifikasi (Thalib, M. 2007). Sedangkan analisis
inferensial menggunakan rumus wilcoxon signed rank test. Untuk menentukan apakah

hipotesis nol ditolak atau tidak maka penentuan T wilcoxon dapat dilakukan dengan melihat
jumlah Rd terkecil antara Rd positif dan Rd negatif (Hasan I.M, 2003:305). Selanjutnya
untuk menguji apakah hipotesis nol (H0) ditolak atau tidak, maka nilai T
dikonsultasikan pada nilai T
T
T

< nilai T

selanjutnya

dengan taraf signifikan 95% (α = 0,025). Apabila nilai

maka hipotesis nol (H0) ditolak, sebaliknya jika nilai T

≥ nilai

maka hipotesis nol (H0) tidak ditolak.

HASIL PENELITIAN

Hasil Analisis Deskriptif
Deskripsi Sikap Siswa pada Minuman Keras Sebelum diberikan Layanan Informasi
Dampak Negatif Minuman Keras.
Hasil analisis deskriptif tentang sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP
Negeri 12 Sigi sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, dapat
dilihat pada tabel 1.
91

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Tabel 1 : Klasifikasi dan Persentase Sikap Siswa pada Minuman Keras Sebelum
diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras.
No
1
2
3
4


Klasifikasi Sikap Siswa pada
Minuman Keras
Sangat positif
Positif
Negatif
Sangat negative
Jumlah

F

%

0
0
5
2
7

0
0
71,5
28,5
100

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat dari 7 orang siswa yang menjadi subjek
peneliti, tidak ada siswa yang memiliki sikap sangat positif dan sikap positif pada minuman
keras, 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap negatif pada minuman keras dan 2 atau 28,5%
siswa yang memiliki sikap sangat negatif pada minuman keras.
Deskripsi Sikap Siswa pada Minuman Keras Sesudah diberikan Layanan Informasi
Dampak Negatif Minuman Keras.
Hasil analisis deskriptif tentang sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP
Negeri 12 Sigi sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 : Klasifikasi dan Persentase Sikap Siswa pada Minuman Keras Sesudah
diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras.
No
1
2
3
4

Klasifikasi Sikap Siswa pada
Minuman Keras
Sangat positif
Positif
Negatif
Sangat negative
Jumlah

F

%

5
2
0
0
7

71,5
28,5
0
0
100

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat dari 7 orang siswa yang menjadi subjek
peneliti, 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap sangat positif pada minuman keras, 2 atau
28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman keras, dan tidak ada siswa yang memiliki
sikap negatif dan sangat negatif pada minuman keras.

92

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Deskripsi Peningkatan Sikap Siswa pada Minuman Keras Sebelum dan Sesudah
diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras
Peningkatan sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi
sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, dapat
dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 : Klasifikasi dan Persentase Peningkatan Sikap Siswa pada Minuman Keras
Sebelum dan Sesudah diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif
Minuman Keras.
N
o

Klasifika
si
SPMK

2

Sangat
Positif
Positif

3

Negatif

1

Sebelum
Diberikan
LIDNMK

Sesudah
Diberikan
LIDNMK

Peningkatan
SPMK

%

0

1, 2, 3, 4, 5,

5

71,5

0

6, 7

2

28,5

1, 2, 3, 4, 5

0

0

Sangat
6,7
0
0
Negatif
Jumlah
11
11
7
Ket: SPMK (sikap pada minuman keras)
LIDNMK (layanan informasi dampak negatif minuman keras)
4

100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa peningkatan sikap siswa pada
minuman keras sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman
keras adalah 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap sangat positif pada minuman keras yaitu
siswa nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Ada 2 atau 28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman
keras yaitu siswa nomor 6 dan 7. Sehingga siswa yang mengalami peningkatan sikap pada
minuman keras sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa layanan informasi dampak
negatif minuman keras di kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi berpengaruh pada peningkatan
sikap siswa pada minuman keras.
Analisis Inferensial
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai T wilcoxon = 0, sedangkan nilai untuk N =
7 dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,025), diperoleh nilai table T wilcoxon = 2,
berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai T hitung < nilai tabel T wilcoxon, atau
0 < 2. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) yang
berbunyi sikap siswa pada minuman keras sesudah diberikan layanan informasi dampak
93

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

negatif minuman keras tidak berpengaruh positif jika dibandingkan dengan sebelum
diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras ternyata ditolak. Hal tersebut
membuktikan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi dampak negatif minuman
keras terhadap sikap siswa pada minuman keras di kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A
SMP Negeri 12 Sigi, sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras
dari 7 orang siswa yang menjadi subjek peneliti, tidak ada siswa yang memiliki sikap sangat
positif dan sikap positif pada minuman keras, 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap negatif
pada minuman keras dan 2 atau 28,5% siswa yang memiliki sikap sangat negatif pada
minuman keras.
Hal ini menunjukkan bahwa sikap siswa pada minuman keras masih ada yang negatif
dan sangat negatif. Misalnya masih ada siswa yang kurang mendapat pemahaman akan
dampak negatif minuman keras baik dari segi agama maupun kesehatan sehingga mereka
menganggap minuman keras adalah hal yang biasa dan wajar yang dilakukan seseorang dan
tidak berdampak buruk secara signifikan pada kesehatan dan kehidupan beragama mereka.
Pemberian layanan informasi dampak negatif minuman keras baik ditinjau dari segi
kesehatan dan agama diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa dan
menghindari siswa dari perilaku negatif meminum minuman keras yang membahayakan diri
mereka sendiri dan lingkungannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasan S. M. (2008) yang menyatakan
bahwa: “dampak minuman keras terhadap kesehatan, ketertiban, dan keamanan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan sosial di masyarakat”. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 12 Sigi, dimana peneliti menemukan bahwa
dampak negatif minuman keras sangat berpengaruh terhadap kesehatan siswa, kehidupan
beragama siswa, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga atau masyarakat.
Selanjutnya untuk menindak lanjuti kondisi di atas, maka dilaksanakan layanan
informasi dampak negatif minuman keras selama tiga kali pertemuan. Kemudian untuk
mengukur ada tidaknya peningkatan sikap siswa pada minuman keras maka diberikan
angket sikap pada minuman keras. Hasilnya terdapat peningkatan klasifikasi sikap siswa
pada minuman keras sebesar 100%. Peningkatan ini terjadi karena pada saat pelaksanaan
layanan informasi siswa antusias dan mengikuti dengan baik penyampaian dari pemateri

94

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

selain itu adanya pemutaran video bahaya minuman keras sehingga siswa dapat melihat
secara langsung bagaimana minuman keras dapat merusak organ tubuh peminumnya.
Hasil analisis deskriptif sikap siswa pada minuman keras sesudah diberikan layanan
informasi dampak negatif minuman keras mengalami peningkatan. Ada 5 atau 71,5% siswa
memiliki sikap sangat positif pada minuman keras, 2 atau 28,5% siswa memiliki sikap
positif pada minuman keras, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap negatif dan sangat
negatif pada minuman keras. Hal ini menunjukan bahwa layanan informasi dampak negatif
minuman keras mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan sikap siswa pada
minuman keras.
Peningkatan sikap pada minuman keras siswa sebelum dan sesudah diberikan
layanan informasi dampak negatif minuman keras adalah 100%. Peningkatan tersebut
terjadi karena materi layanan informasi dampak negatif minuman keras yang dilaksanakan
oleh peneliti sangatlah tepat dan karena dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh
narasumber yang berkompeten dibidangnya yaitu Ibu Afriyani Rochim yang merupakan
salah satu anggota anti narkoba dan Bapak Drs. Sjamsu yang merupakan guru agama islam
di SMP Negeri 12 Sigi.
Pelaksanaan materi layanan informasi dampak negatif minuman keras dilaksanakan
sebanyak tiga kali pertemuan yakni pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga peneliti
melaksanakan materi tentang bahaya minuman keras, dampak negatif minuman keras
ditinjau dari segi kesehatan dan dampak negatif minuman keras ditinjau dari segi agama.
Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan
sikap siswa pada minuman keras sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif
minuman keras. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata skor sikap siswa pada
minuman keras sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras yaitu
30 sedangkan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras rata-rata
skor sikap siswa pada minuman keras berubah menjadi 51,5. Berarti selisih rata-rata antara
sikap siswa pada minuman keras sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak
negatif minuman keras yaitu 15,6.
Peningkatan sikap siswa pada minuman keras antara lain ialah tidak ada lagi siswa
yang suka tidur di dalam kelas, siswa lebih punya sikap empati kepada teman-temannya
yang lain, siswa menjadi antusias mengikuti pelajaran di dalam kelas, dan siswa dapat
menghindari atau menjauhi hal-hal negatif seperti meminum minuman keras dilingkungan
sekolah, serta siswa dapat lebih menghargai guru di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Ariana, R. (2011). Bahwa “adapun dampak dari siswa
95

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

mengkonsumsi minuman keras adalah timbulnya keributan di kelas, siswa menjadi malas
dan siswa mempunyai sifat berfoya-foya”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap siswa pada minuman
keras mengalami peningkatan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif
minuman keras karena sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras
sebagian siswa belum mengetahui bahaya dan penyakit-penyakit atau efek-efek negatif
yang ditimbulkan dari meminum minuman keras serta hukum diharamkannya minuman
keras dalam agama islam, sesuai dengan HR. Muslim yang menyatakan bahwa “semua yang
memabukkan itu hukumnya haram”. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kasiha, N. (2007) dalam penelitiannya yang berjudul: “pengetahuan remaja tentang
dampak mengkonsumsi minuman keras di desa titidu kecamatan kwandang kabupaten
gorontalo utara”. Kesimpulan yang diperoleh adalah masih kurangnya pengetahuan remaja
tentang dampak dari mengkonsumsi minuman keras. Menurut Prayitno dan Amti, E.
(2008:260) yang menyatakan bahwa: “Kekurang tahuan dan kekurang pahaman itu sering
membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah. Sudah tentu kejadiankejadian ini akan sangat merugikan, tidak saja bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga
bagi masyarakat secara keseluruhan. Untuk menghindari kejadian-kejadian yang dapat
merugikan itu mereka perlu dibekali dengan informasi yang cukup dan akurat”.
Peningkatan sikap siswa pada minuman keras terjadi karena materi layanan
informasi tentang dampak negatif minuman keras yang dilaksanakan peneliti dengan
mengundang narasumber adalah tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu cara
yang efektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau merubah sikap siswa pada
minuman keras adalah dengan pemberian layanan informasi dampak negatif minuman keras
yang ditinjau dari segi kesehatan dan agama.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan di atas dari hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sikap siswa pada minuman
keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi sebelum diberikan layanan informasi dampak
negatif minuman keras terdiri dari 71,5% siswa memiliki sikap negatif pada minuman keras
dan 28,5% siswa yang memiliki sikap sangat negatif pada minuman keras. 2) Sikap siswa
pada minuman keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi sesudah diberikan layanan informasi
dampak negatif minuman keras terdiri dari 71,5% siswa memiliki sikap sangat positif pada
96

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

minuman keras, 28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman keras. 3) Ada pengaruh
positif layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap pada minuman
keras siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi.
Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang dikemukakan, maka saran yang dapat
diberikan ialah: 1) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah, peneliti berharap agar
siswa/subjek peneliti yang telah mengalami peningkatan sikap positif pada minuman keras
agar diperhatikan supaya mereka tidak kembali bersikap negatif pada minuman keras, dan
peneliti berharap pemberian layanan informasi dampak negatif minuman keras dapat
terlaksana untuk kelas-kelas lain yang belum peneliti berikan agar dapat mencegah sikap
negatif siswa pada minuman keras. 2) Bagi siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi yang
telah memiliki sikap positif pada minuman keras agar terus mempertahankannya dan
membagikan ilmunya kepada teman-teman lainnya yang belum mengetahui dampak negatif
minuman keras, agar teman-teman yang lain juga dapat mengetahui bahaya minuman keras.
3) Bagi kepala sekolah agar lebih mempererat hubungan kerjasama dengan guru-guru dan
staf sekolah, orangtua siswa/wali siswa, masyarkat serta pemerintah setempat dalam
mencegah perilaku meminum minuman keras siswa di sekolah. 4) Bagi peneliti selanjutnya
yang ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan
informasi dampak negatif minuman keras dengan variabel yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ariana, R. (2011). Dampak Minuman Keras Terhadap Perilaku Siswa (Studi Kasus pada
SMA Berdikari Palu). Skripsi Sarjana pada FKIP UNTAD. Palu: Tidak
diterbitkan
Danim, S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Ghofar. (2013). Artikel Halal Haram dalam Islam. [Online] Tersedia:http://halal haram
dalam
islam.blogspot.com/ayat-dan-hadist-hadist-tentang-larangan-meminumminuman-keras-karena-merugikan-masa-depan.html [28 Mei 2015]
Hasan, I.M. (2003). Pokok-pokok Materi Statistik 2 (statistic infensif). Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hasan, S.M. (2008). Studi Tentang Dampak Minuman Keras di Kelurahan Dembe II
Kecamatan
Kota
Utara
Kota
Gorontalo.
[Online]
Tersedia:http://www.kumpulanskripsi.org/publikasi/konseling/082/.html
[08
November 2014]

97

Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000

Kasiha, N. (2007). Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Mengkonsumsi Minuman Keras
di Desa Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. [Online]
Tersedia:http://www.kumpulan
skripsi.org/publikasi/e-konsel/082/.html
[08
November 2014]
Prayitno dan Amti, E. (2008). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta
Thalib, M. (2007). Materi Diklat PLPG Bagi Guru Pembimbing. Palu:Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 25 Sulawesi.
Thalib, M. (2009). Statistik Pendidikan. Palu: Tadulako University Press
Yusuf, S. dan Nurihsan, A.J. (2012). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

98