Draft RUU PPMHA MASUKAN KLH tgl 25 Maret 2014

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

1.

RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR…TAHUN….
TENTANG
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN
HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT

2.
3.


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
a. bahwa
Negara
mengakui
dan
menghormati
kesatuan-kesatuan
Masyarakat Hukum Adat beserta hakhak tradisionalnya sepanjang masih
hidup
dan
sesuai
dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia;

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN


SETELAH PERUBAHAN

3

4

-

Tetap

-

Tetap

-

Tetap

KETERANGAN


5

Sejalan dengan Putusan
MK No. 35/PUU-X/2012
Pasal 4 ayat (3) UU No 41
Tahun
1999,
Prasa”
sepanjang kenyata-annya
masih ada dan diakui
keberadaannya,
serta
tidak
bertentangan
dengan
kepentingan
nasional”
hapus,
menjadi”
sepanjang

masih hidup dan sesuai
dengan
perkembangan
masyarakat dan prinsip
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia yang
diatur dalam undangundang”;
1

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

4.


b. bahwa Masyarakat Hukum Adat selama
ini belum diakui dan dilindungi secara
optimal dalam melaksanakan hak
pengelolaan yang bersifat komunal,
baik hak atas tanah, wilayah, budaya,
dan sumber daya alam yang diperoleh
secara turun-temurun, maupun yang
diperoleh melalui mekanisme lain yang
sah menurut hukum adat setempat;

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

Ditambahkan

kata b. bahwa dalam rangka pengakuan
“pengetahuan
dan penghormatan keberadaan
tradisional dan kearifan
Masyarakat Hukum Adat beserta
local” sesuai dengan
hak-hak tradisionalnya, Negara
UU Nomor 11 Tahun
memberi jaminan pengakuan
2013
tentang
dan
perlindungan
atas
Pengesahan
Protokol
masyarakat hukum adat beserta
Nagoya.
hak-haknya melalui pengaturan
yang

berkeadilan
dan
berkepastian hukum;
Frasa”Masyarakat

KETERANGAN

5

Frasa “belum diakui dan
dilindungi
secara
optimal”,
dapat
mengandung pengertian
bahwa
masyarakat
hukum adat belum diakui
dan dilindungi, padahal
selama ini telah ada

pengakuan
dan
perlindungan Masyarakat
Hukum
Adat,
namun
belum optimal.
Disinkronkan
dengan
konsiderans menimbang
huruf c.

5.

c. bahwa belum optimalnya pengakuan
dan pelindungan
hak Masyarakat
Hukum Adat yang bersifat komunal
mengakibatkan munculnya konflik di
Masyarakat Hukum Adat sehingga

menimbulkan
ancaman
stabilitas
keamanan nasional;

kata “konflik ..”
dihilangkan, sementara
kata stabilitas
keamanan diganti
dengan kata
ketahanan nasional
“yang

c. bahwa pengaturan pengakuan
dan
pelindungan
hak
Masyarakat Hukum Adat perlu
diwujudkan untuk mingkatkan
kesejahteraan

Masyarakat
Hukum
Adat,
serta
guna
menjaga
dan
memelihara
ketahanan nasional;

Hak Masyarakat Hukum
Adat yang selama ini
lemah dalam prakteknya
adalah
hak
yang
berkaitan dengan hak
pengelolaan
wilayah,
tanah, dan sumberdaya

alam.
Kata ketahanan nasional
dipilih
karena
artinya
2

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

KETERANGAN

5
lebih luas.
- Rumusan
lebih
diperkaya.
- Prinsipnya pada dasar
menimbang
dirumuskan konsepsi
yang “positif”.

6.

7.

8.

d. bahwa pengakuan dan perlindungan Ditambahkan kata
hak Masyarakat Hukum Adat dalam “parsial”.
peraturan perundang-undangan saat
ini belum diatur secara komprehensif
sehingga perlu diatur secara khusus
dalam satu Undang-Undang;
e. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d perlu
membentuk Undang-Undang tentang
Pengakuan dan Perlindungan Hak
Masyarakat Hukum Adat;
Mengingat :
Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, Pasal 21,
Pasal 28I ayat (3), dan Pasal 32 ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

d. bahwa pelaksanaan pengakuan
dan
perlindungan
hak
Masyarakat Hukum Adat selama
ini tersebar dalam berbagai
peraturan perundang-undangan
dan
masih
bersifat
parsial
sehingga perlu diatur dalam
Undang-Undang tersendiri;

-

Tetap

-

Tetap

Sudah ada sepuluh UU
yang
mengatur
ketentuan tentang MHA,
tapi hanya secara parsial.
Terkandung maksud, RUU
yang
akan
disusun
bersifat lex generalis.

3

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

9.

Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAKUAN
DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT
HUKUM ADAT.
BAB I
KETENTUAN UMUM

10.

11.
12.

13.

Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud
dengan:
1.

Masyarakat
Hukum
Adat
adalah
sekelompok orang yang secara turun
temurun
bermukim
di
wilayah
geografis tertentu di Negara Indonesia
karena adanya ikatan pada asal usul
leluhur, hubungan yang kuat dengan
tanah, wilayah, sumber daya alam,
memiliki pranata pemerintahan adat,
dan tatanan hukum adat di wilayah
adatnya.

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

-

Tetap

-

Tetap

-

Tetap

-

Tetap

Ditambah
kata
”karasteristik”,
yang
nanti
akan
diurai
dalam norma serta
kalimat ”memiliki, atau
menduduki,
atau
memanfaatkan
satu
wilayah
tertentu
secara
berkesinambungan”.

1.

Masyarakat
Hukum
Adat
adalah kelompok masyarakat
yang
memiliki
karakteristik
tertentu, hidup secara harmonis
sesuai hukum adatnya, memiliki
ikatan pada asal-usul leluhur
dan atau kesamaan tempat
tinggal,
terdapat
hubungan
yang kuat dengan lingkungan
hidup, serta adanya sistem nilai
yang
menentukan
pranata
ekonomi, politik, sosial, budaya,

KETERANGAN

5

Disesuaikan dengan :
UU No 32/2009 tentang
PPLH.
UU No 41/1999 tentang
Kehutanan;
UU No 18/2004 tentang
Perkebunan,
UU. No. 6 / 2014 tentang
Desa.

4

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

KETERANGAN

5

hukum
memiliki
dan
memanfaatkan satu wilayah
tertentu secara turun-temurun.

14.

2.

Pengakuan Hak Masyarakat Hukum
Adat adalah pernyataan tertulis atas
keberadaan Masyarakat Hukum Adat
beserta hak-haknya yang diberikan
oleh Negara.

Kata “diberikan oleh 2. Pengakuan
Hak
Masyarakat
Negara”
diganti
Hukum Adat adalah pernyataan
dengan
kata
Negara sebagai penerimaan dan
„penerimaan
dan
penghormatan atas keberadaan
penghormatan“.
Masyarakat Hukum Adat beserta
hak-haknya.

Pernyataan
tertulis
mengandung
makna
pemberian
dan
penerimaan keberadaan
Masyarakat Hukum Adat
oleh negara.

15.

3.

Perlindungan
Hak
Masyarakat
Hukum Adat adalah suatu bentuk
pelayanan yang wajib diberikan oleh
negara kepada Masyarakat Hukum
Adat
dalam
rangka
menjamin
terpenuhi hak-haknya, agar dapat
hidup
tumbuh
dan
berkembang
sebagai satu kelompok masyarakat,
berpartisipasi sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiannya serta
terlindungi dari tindakan diskriminasi
dan kekerasan.

Menghilangkan
kata 3. Perlindungan Hak Masyarakat
“wajib” dan kalimat
Hukum Adat adalah suatu bentuk
“serta terlindungi dari
pelayanan
negara kepada
tindakan diskriminasi
Masyarakat Hukum Adat dalam
dan kekerasan”.
rangka menjamin kelangsungan
keberadaan serta terpenuhinya
Menambah
kata
hak dan kewajiban, agar dapat
“madani” .
hidup tumbuh dan berkembang
sebagai
satu
kelompok
masyarakat
yang
madani,
berpartisipasi
sesuai
dengan
harkat
dan
martabat
kemanusiannya.

Kalimat “terlindungi dari
tindakan diskriminasi dan
kekerasan” adalah hak
seluruh warga negara
sebagaimana
diatur
dalam
Undang-Undang
Dasar 1945, sehingga
tidak perlu dinyatakan
kembali.
Perlindungan juga
menjamin (secara
hukum) keberadaan dan
pelaksanaan hak dan
5

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

KETERANGAN

5
kewajiban Masyarakat
Hukum Adat.
Menjadi
masyarakat
madani adalah tujuan
tumbuh dan menguatnya
Masyarakat Hukum Adat.

16.

17.

4.

Pemberdayaan Masyarakat Hukum Rumusan baru
Adat adalah proses pembangunan
dimana Masyarakat Hukum Adat
berinisiatif memulai proses kegiatan
sosial untuk memperbaiki situasi dan
kondisi diri sendiri.

4.

Pemberdayaan
Masyarakat
Hukum Adat adalah upaya
terencana
untuk
mengembangkan
kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat.

Diuraikan agar lebih jelas
proses dan tujuannya.
Pemberdayaan
adalah
proses dari tidak berdaya
menjadi
berdaya
sehingga
berdampak
pada
kemandirian,
kesejahteraan,
dan
pemenuhan kebutuhan.
Definisi ini sesuai dengan
UU
Nomor
6/2014
tentang Desa.

Menambah pengertian 4.a Hak ulayat adalah hak komunal
baru yaitu angka 4.a.
masyarakat hukum adat untuk
memiliki, memanfaatkan dan,
melestarikan tanah adatnya
beserta sumber daya alam di
atasnya sesuai dengan tata
nilai dan hukum adat yang
berlaku
serta
tidak
6

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4
bertentangan
peraturan
undangan.

18.

19.

KETERANGAN

5
dengan
perundang-

5. Wilayah Adat adalah satu kesatuan Wilayah adat diganti 5. Tanah
Adat
adalah
suatu
geografis dan sosial yang secara dengan tanah adat
wilayah berupa tanah, air, dan
turun temurun dihuni dan dikelola dengan rumusan baru
atau perairan beserta sumber
oleh
Masyarakat
Hukum
Adat
daya alam yang ada di atasnya
sebagai penyangga sumber-sumber
dengan batas-batas tertentu,
penghidupan yang diwarisi dari
dimiliki,
dimanfaatkan, dan
leluhurnya atau melalui kesepakatan
dilestarikan
secara
turundengan Masyarakat Hukum Adat
temurun
dan
secara
lainnya.
berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat,
dan atau dihuni,
diperoleh
melalui pewarisan dari leluhur
mereka
atau
gugatan
kepemilikan,
berupa tanah
ulayat atau hutan adat.
Menambah pengertian 6a. Hutan Adat adalah hutan yang
baru yaitu angka 6a.
berada dalam Tanah Adat, yang

Kata “dimiliki” kriteria
atau bentuknya apa ?

Untuk
kelestarian

menjaga
hutan adat,
7

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH

KETERANGAN

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

5

di atasnya terdapat hak ulayat,
dikelola bersama-sama secara
lestari sesuai dengan
fungsi
kawasan
sebagaimana
ditetapkan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah.
6. Tanah Ulayat atau penyebutan
lain yang dimaknai sama dari
suatu Masyarakat Hukum Adat
tertentu adalah bidang tanah
yang di atasnya terdapat hak
ulayat.

pengelolaannya
harus
sesuai dengan RTRW.

20.

6. Tanah Ulayat adalah bidang tanah Rumusan baru
yang diatasnya terdapat hak ulayat
dari suatu Masyarakat Hukum Adat
tertentu.

21.

7. Hukum Adat adalah seperangkat
norma dan aturan, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis, yang hidup
dan
berlaku
untuk
mengatur
kehidupan Masyarakat Hukum Adat,
dan atas pelanggarannya dikenakan
sanksi adat.

Uraiannya sudah masuk
dalam definisi tanah
adat.

Ditambahkan
7. Hukum adat adalah seperangkat Apabila tidak dirumuskan
pengertian sumber dari
norma atau aturan, baik yang sumbernya dikhawatirkan
hukum adat tersebut
tertulis maupun tidak tertulis, hukum
adat
dapat
yaitu bersumber dari
yang hidup dan berlaku untuk bersumber dari nilai yang
nilai budaya Bangsa
mengatur tingkah laku manusia tidak
sesuai
dengan
Indonesia serta kata
yang bersumber pada nilai budaya
Bangsa
sebagian besar tidak
budaya nilai luhur bangsa Indonesia.
tertulis,
senantiasa
Indonesia,
yang
diwariskan
ditaati dan dihormati,
secara turun-menurun,
yang Diuraikan secara lebih
serta memiliki sanksi;
senantiasa ditaati dan dihormati lengkap
untuk
dalam beberapa hal
untuk keadilan dan ketertiban memudahkan
dan dibeberapa tempat
masyarakat, dan mempunyai pemahaman.
hukum
adat
akibat hukum (sanksi).
dipengaruhi pula oleh
norma agama.
8

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

22.

8. Lembaga Adat adalah perangkat
organisasi
yang
tumbuh
dan
berkembang bersamaan dengan
sejarah suatu Masyarakat Hukum
Adat untuk mengatur, mengurus,
dan
menyelesaikan
berbagai
permasalahan
kehidupan
sesuai
dengan hukum adat.

Ditambahkan kalimat 8. Lembaga Adat adalah perangkat
”proses
pengambilan
organisasi
yang
terbentuk,
keputusan
lembaga
tumbuh dan berkembang dan
dilakukan
secara
berfungsi bersamaan dengan
musyawarah
dan
sejarah
suatu
Masyarakat
mufakat”.
Hukum Adat untuk mengatur,
mengurus, dan menyelesaikan
berbagai
permasalahan
kehidupan
sesuai
dengan
hukum adat dan nilai-nilai
kearifan lokal dalam proses
pengambilan
keputusan.
melalui
musyawarah
dan
mufakat.

23.

9. Panitia masyarakat hukum adat Rumusan baru
kabupaten/kota
adalah
lembaga
bersifat ad hoc yang dibentuk untuk
melakukan verifikasi terhadap hasil
identifikasi
sendiri
masyarakat
hukum adat yang berada di satu
wilayah kabupaten/kota.

9.

Panitia Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota
adalah
lembaga bersifat ad hoc yang
keanggotaannya terdiri dari
para
pihak
yang
punya
kompetensi
di
bidangnya,
ditetapkan dengan Keputusan
Bupati/Walikota
untuk
melakukan,
identifikasi,
validasi,
verifikasi
dan
mencatat
klaim/
sengketa,

KETERANGAN

5

Penambahan
kalimat
tersebut
dimaksudkan
untuk
mengantisipasi
munculnya lembaga adat
yang otoriter.

Identifikasi boleh
dilakukan masyarakat
(MHA, LSM, perg tinggi),
juga oleh inisiatif
PemKab/Kota yang
dilaksanakan oleh Panitia
Para pihak ini harus
dijelaskan: jumlah, siapa
saja, tugas dan
tanggungjawabnya.
Jumlahnya ganjil, terdiri
9

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

24.

4. Panitia Masyarakat Hukum Adat Rumusan baru
Provinsi
adalah lembaga
yang
bersifat ad hoc yang dibentuk untuk
melakukan verifikasi terhadap hasil
identifikasi
sendiri
masyarakat
hukum adat di wilayah paling sedikit
dua kabupaten/kota dalam satu
provinsi.

25.

5. Panitia Masyarakat Hukum Adat Rumusan baru
Nasional adalah lembaga yang
bersifat bersifat ad hoc yang
dibentuk untuk melakukan verifikasi
terhadap hasil identifikasi sendiri
masyarakat hukum adat di wilayah
paling sedikit dua provinsi.

KETERANGAN

5

hasil identifikasi masyarakat dari SKPD terkait, Perg
hukum adat yang berada di Tinggi, LSM pendamping,
satu wilayah kabupaten/kota.
representasi MHA ybs,
wakil MHA atau
komunitas tetangganya
10. Panitia Masyarakat Hukum Adat sda
Provinsi
adalah
lembaga
bersifat
ad
hoc
yang
keanggotaannya terdiri dari
para
pihak
yang
punya
kompetensi
di
bidangnya,
ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur
untuk
melakukan
identifikasi,
validasi,
dan
verifikasi,
mencatat
klaim/sengketa hasil identifikasi
Masyarakat Hukum Adat di
wilayah paling sedikit dua
kabupaten/kota
dalam
satu
provinsi.
11. Panitia Masyarakat Hukum Adat -

Nasional
adalah
lembaga
bersifat
ad
hoc
yang
keanggotaannya terdiri dari
para
pihak
yang
punya
kompetensi
dibidangnya,
ditetapkan dengan Keputusan
Menteri yang bertugas dan
10

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

KETERANGAN

5

membidangi
urusan
pemerintahan,
untuk
melakukan identifikasi, validasi
dan
verifikasi,
mencatat
klaim/sengketa hasil identifikasi
Masyarakat Hukum Adat di
wilayah paling sedikit 2 (dua)
provinsi serta mendeklarasikan
pengakuan dan perlindungan
Masyarakat Hukum Adat;
26.

27.

28.

6. Pemerintah Pusat yang selanjutnya
disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan
Pemerintah
Negara
Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
7. Pemerintah
Daerah
adalah
Gubernur, Bupati, atau Walikota dan
perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara
pemerintahan
daerah.

Prasa ”Pemerintah
Pusat” yang
selanjutnya disebut
Pemerintah adalah”
diubah menjadi
”Pemerintah adalah”

-

12. Pemerintah
adalah
Presiden
Republik
Indonesia
yang
memegang
kekuasaan
Pemerintah Negara Republik
Indonesia
sebagaimana
dimaksud
dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Tetap

Usulan pengertian baru 14.Pemerintah
Desa
adalah
yaitu angka 14
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam
11

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

TANGGAPAN PEMERINTAH

2

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

KETERANGAN

5

sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
29.
30.

Pasal 2
Pengakuan
dan
perlindungan
Masyarakat Hukum Adat berasaskan:
a. partisipasi;

31.

b. keadilan;

-

Tetap

32.

c.

-

Tetap

33.

d. kesetaraan;

-

Tetap

34.

e. kepentingan umum;

35.

f.

36.

g. keberlanjutan lingkungan.

37.

Pasal 3
Pengaturan pengakuan dan perlindungan
hak Masyarakat Hukum Adat bertujuan
untuk:

hak

transparansi;

keselarasan; dan

-

Tetap

-

Tetap

Kata ”umum” diganti e. kepentingan nasional;
dengan ”nasional”

Kata ”keberlanjutan”
diganti dengan
”kelestarian ”
-

Kepentingan
nasional
dimaksudkan
untuk
menjaga persatuan dan
kesatuan
NKRI
serta
terjaminya
kelanjutan
Pembangunan Nasional.

Tetap
g. kearifan lokal dan kelestarian
lingkungan;
Tetap

12

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

2

38.

a. melindungi hak Masyarakat Hukum
Adat agar dapat hidup aman, tumbuh,
dan berkembang sebagai kelompok
masyarakat sesuai dengan harkat dan
martabat
kemanusiannya
serta
terlindungi dari tindakan diskriminasi;

Kalimat
“serta a. melindungi
hak
Masyarakat
terlindungi
dari
Hukum Adat agar dapat hidup
tindakan diskriminasi”
aman, tumbuh, dan berkembang
dihilangkan;
sebagai kelompok masyarakat
sesuai
dengan
harkat
dan
martabatnya;

39.

b. memberikan kepastian hukum bagi Menambahkan kalimat
Masyarakat
Hukum
Adat
dalam “termasuk dalam hal
melaksanakan haknya;
ini hak ulayat, serta
hak untuk melestarikan
dan mengembangkan
kebudayaan,
tradisi
dan adat mereka”.

40.

c. menjadikan
pengakuan
dan Dihapus
perlindungan terhadap hak Masyarakat
Hukum Adat sebagai dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan
pengembangan
program
pembangunan; dan

b.memberikan kepastian hukum
bagi Masyarakat Hukum Adat
dalam
melaksanakan
hakhaknya, termasuk dalam hal ini
hak
ulayat,
hak
untuk
mendapatkan lingkungan yang
baik
dan
sehat,
hak
pengetahuan tradisional, serta
hak untuk melestarikan dan
mengembangkan
kebudayaan,
tradisi dan adat mereka;

-

KETERANGAN

5
Bebas
tindakan
diskriminasi telah dijamin
dalam
Undang-Undang
Dasar.

Memberi penegasan hakhak Masyarakat Hukum
Adat
yang
harus
mendapatkan kepastian
hukum.
Hak
mendapatkan
lingkungan yang baik dan
sehat merupakan hak
asasi
sebagaimana
dalam
UUD,
hak
pengetahuan tradisional
diatur dalam UU No.
11/2013
tentang
Pengesahan
Protokol
Nagoya.
Pengakuan
dan
perlindungan bukan satusatunya landasan penyelenggaraan
pemerintahan.
Pengembangan program
13

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

TANGGAPAN PEMERINTAH

KETERANGAN

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

5
pembangunan
merupakan bagian dari
kegiatan
penyelenggaraan
pemerintahan.

41.

d. melaksanakan
pemberdayaan
Masyarakat Hukum Adat.

42.
Masyarakat
karakteristik:

Pasal 4
Hukum
Adat

bagi Kalimat
d. memberdayakan
”melaksanakan
Hukum Adat.
pemberdayaan” diubah
menjadi
”memberdayakan”.

memiliki Ditambahkan
”meliputi”
memberikan
pengertian
karekteristik
komulatif.

43.

a. sekelompok
masyarakat
turun temurun;

44.

b. bermukim di wilayah geografis Rumusan baru
tertentu;
c. adanya ikatan pada asal usul Rumusan baru

45.

secara Rumusan baru

Masyarakat

Pasal 4
kata Masyarakat Hukum Adat memiliki
untuk karakteristik, meliputi:
bersifat
a. komunitas tertentu yang hidup dalam kelompok dalam satu
bentuk
paguyuban,
memiliki
keterikatan karena kesamaan
keturunan dan/atau territorial;
b. mendiami satu wilayah dengan
batas-batas tertentu;
c. memiliki identitas budaya yang Seperti bahasa lokal.
14

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

leluhur;
46.

d. adanya hubungan hukum yang kuat

Rumusan baru

dengan tanah, wilayah, sumber daya
alam;

47.

e. memiliki
adat; dan

pranata

pemerintahan Rumusan baru

KETERANGAN

5

sama;
d. memiliki kekayaan immaterial
berupa kearifan lokal,
pengetahuan tradisonal dan
budaya dan atau harta kekayaan
dan atau benda adat; dan

e. memiliki perangkat kelembagaan Adanya
perangkat
kelembagaan adat yang
adat yang masih diakui dan
masih aktif dan berperan
berfungsi;
merupakan ciri utama
yang harus ada. Tidak
ada MHA tanpa ada
struktur
kelembagaan
adat yg masih aktif dan
diakui. Kata depan ”dan”
berfungsi
untuk
menunjukkan
kriteria
akumulatif.
Pemimpin
adat
yg
menduduki
perangkat
kelembagaan
adat
tersebut,
dan
masih
berperan.

15

NO

1
48.

49.

DRAF RUU INISIATIF DPR

2
f. adanya tatanan
wilayah adatnya.

hukum

adat

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

di Rumusan baru.

KETERANGAN

5

f. memiliki tata nilai serta hukum
adat yang memiliki sanksi, dan
ditaati
kelompoknya
sebagai
pedoman
dalam
kehidupan
mereka; dan

Menambah Pasal baru,
Pasal 4a
Bukti-bukti kepemilikan
yaitu Pasal 4a
Kriteria Tanah Adat:
meliputi:
a. dikuasai berdasarkan bukti-bukti a. penguasaan
secara
kepemilikan oleh masyarakat
fisik
oleh
anggota
hukum adat;
Masyarakat
Hukum
Adat
secara
terus
menerus
dan
berkesinambungan
terhitung
sejak
sebelum
diproklamasikannya
Kemerdekaan Repubik
Indonesia,
yang
dikuatkan
oleh
keterangan
masyarakat yang ada
16

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

KETERANGAN

5
disekitarnya.
b. bukti-bukti
tertulis
yang diterbitkan oleh
pejabat
yang
berwenang dan belum
dalam
penguasaan
pemerintah.
Yang dimaksud
pejabat yang
berwenang antara lain
Pejabat Pemerintah
Republik Indonesia,
Pejabat Pemerintah
Kolonial Belanda,
Sultan/Raja atau
dengan sebutan lain.
c. tidak ada klaim dari
masyarakat
lain
disekitarnya.
d. batas yang jelas.

50.

b. memiliki batas-batas tertentu
yang diakui oleh komunitas atau
pemegang hak yang berbatasan
dengan tanah adat;

51.

c. dimanfaatkan dan dilestarikan
secara berkelanjutan dan turun
menurun; dan
17

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

52.
53.

d.

5

merupakan bagian kekayaan
materiil Masyarakat Hukum Adat.

55.

BAB II
Judul BAB kata

RUANG LINGKUP PENGAKUAN DAN
Ruang Lingkup” diganti
PERLINDUNGAN
“Tata Cara”.
Pasal 5
Pengakuan
dan
perlindungan
hak
Masyarakat Hukum Adat dilakukan dengan
cara:
a.
identifikasi Masyarakat Hukum Adat;
-

56.

b.

57.

c.

verifikasi Masyarakat Hukum Adat; dan

Menambah kata
validasi

b. validasi dan verifikasi Masyarakat
Hukum Adat; dan

58.

d.

penetapan Masyarakat Hukum Adat.

Menambah kata “dan
deklarasi”

c. penetapan Masyarakat Hukum
Adat.

59.

Pasal 6
Pasal 6
(1). Identifikasi Masyarakat Hukum Adat Penunjukan Pasal 4 (1)Identifikasi Masyarakat Hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 diganti Pasal 5
Adat sebagaimana dimaksud
huruf
a
dilakukan
sendiri
oleh
dalam Pasal 5 huruf a dilakukan
Masyarakat Hukum Adat dan/atau Menambahkan kalimat
sendiri oleh Masyarakat Hukum

54.

KETERANGAN

BAB II
TATA CARA PENGAKUAN DAN
PERLINDUNGAN
Tetap
Tetap
Validasi

Pernyataan keberadaan
termasuk pengakuan dan
perlindungan
terhadap
hak
dan
wilayah
Masyarakat Hukum Adat.
Dalam kondisi tertentu
identifikasi dapat juga
dilakukan
oleh
Pemerintah
Daerah
bersama
kelompok
18

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2
Pemerintah Daerah.

TANGGAPAN PEMERINTAH

KETERANGAN

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

“atau oleh kelompok
masyarakat
bersama
Pemerintah Daerah”.

5

Adat,
lembaga
penelitian,
perguruan tinggi, Pemerintah
Daerah, dan/ atau Pemerintah
bersama kelompok masyarakat.

masyarakat serta tim
pakar atau pemerintah
daerah dapat melakukan
pendampingan.
Identifikasi
termasuk
pendaftaran merupakan
bentuk self identification,
namun
juga
harus
identification by others
(pemerintah dan pihak
lain). Identitas seseorang
ditentukan
oleh
pengakuan dari dirinya
dan
orang
lain
(by
others).

60.

61.

62.

Menambah ayat baru
yaitu ayat (1)a

(2). Identifikasi sendiri Masyarakat Hukum Rumusan baru
Adat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit memuat data
dan informasi mengenai:
a. sejarah Masyarakat Hukum Adat;
-

(1)aDalam hal Identifikasi dilakukan Pendampingan dilakukan
oleh Masyarakat Hukum Adat, atas
permintaan
Pemerintah
Daerah
dapat masyarakat.
melakukan pendampingan.
(2)Identifikasi
paling
memuat data dan
mengenai:

sedikit
informasi

a. sejarah Masyarakat Hukum Adat
paling tidak selama 4 (empat)
generasi atau lebih;

Apakah sudah menetap
secara
turun-temurun
setidaknya
sebelum
19

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

63.

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

Menambah huruf baru
a.1.

64.
65.

b.

Wilayah Adat;

Rumusan baru

66.

c.

Hukum Adat;

Rumusan baru

67.

d.

harta kekayaan dan/atau benda- Rumusan baru
benda adat; dan

a.1. keberadaan kelompok yang
memiliki keterikatan karena
kesamaan keturunan dan atau
teritorial;

KETERANGAN

5
Indonesia merdeka atau
sedikitnya 4 generasi.
Dimaksudkan
untuk
menunjukan
ada
tidaknya
kelompok
dimaksud
(dapat
ditelusuri
melalui
silsilah).

Masyarakat
yang
warganya
memiliki perasaan bersama dalam
kelompok
b. letak,
perkiraan
luas,
titik Untuk kepastian hukum
koordinat, dan batas-batas alam atas tanah adat, perlu
tanah adat;
kejelasan letak, luas dan
batas-batas tanah adat
(penetapan
batas
sebaiknya menyertakan
pemilik atau pengelola
wilayah di sekitarnya).

c. tata nilai, kearifan lokal, dan Tertulis maupun tidak
hukum adat yang masih berlaku; tertulis.
Tata nilai dimaksud
meliputi kearifan lokal.
d. kekayaan baik kekayaan materiil
maupun immateriil, termasuk
20

NO

1

68.

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

e. kelembagaan/sistem pemerintahan Rumusan baru
adat.

69.
70.

71.

TANGGAPAN PEMERINTAH

Pasal 7
(1).
Masyarakat Hukum Adat yang
berada dalam satu wilayah Kabupaten
menyampaikan hasil identifikasi dan
usulan keberadaan dirinya kepada
Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat
Kabupaten/Kota.

pengetahuan tradisional dan
folklore;
e. keberadaan
pranata
pemerintahan
adat
atau
kelembagaan adat yang masih
hidup dan berfungsi;

KETERANGAN

5

Masih
hidup
dan
berfungsi penting utk
mencegah
upaya
membuat yg sudah tidak
ada.

Menamah huruf baru f. pemenuhan kebutuhan hidup
yaitu huruf f
sehari-hari;
Menambah huruf baru
g. ada atau tidak ada sengketa.
Apabila ada sengketa
yaitu huruf g.
maka sengketa tersebut
dijelaskan bentuk, para
pihak yang bersengketa
dll.
Pasal 7
Menambakan kalimat (1)
Masyarakat
Hukum Hasil Identifikasi karena
“hasil
identifikasi
Adat yang berada dalam satu sesuatu hal dapat berupa
berupa
usulan
wilayah
Kabupaten/kota laporan
sengketa/klaim
pengakuan atau klaim
menyampaikan hasil identifikasi Masyarakat Hukum Adat.
Masyarakat
Hukum
berupa
usulan
pengakuan
Adat”.
dan/atau
klaim
Masyarakat
Hukum Adat kepada Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat
Kabupaten/Kota.

21

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1
72.

73.

2
(2).

TANGGAPAN PEMERINTAH

KETERANGAN

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

5

Masyarakat Hukum Adat yang
berada di wilayah paling sedikit 2 (dua)
kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi
menyampaikan hasil identifikasi dirinya
kepada Panitia Masyarakat Hukum Adat
Provinsi.

Menambakan kalimat
“hasil identifikasi
berupa usulan
pengakuan atau klaim
Masyarakat Hukum
Adat”.

(2)Masyarakat Hukum Adat yang
berada di wilayah paling sedikit
2 (dua) kabupaten/kota dalam 1
(satu) Provinsi menyampaikan
hasil identifikasi berupa usulan
pengakuan
dan/atau
klaim
Masyarakat Hukum Adat kepada
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Provinsi.

-

(3) Masyarakat Hukum Adat yang berada
di
minimal
2
(dua)
Provinsi
menyampaikan
hasil
identifikasi
dirinya kepada Panitia Masyarakat
Hukum Adat Nasional.

Menambakan kalimat
“hasil identifikasi
berupa usulan
pengakuan atau klaim
Masyarakat Hukum
Adat”.

(3)Masyarakat Hukum Adat yang
berada di minimal 2 (dua)
Provinsi menyampaikan hasil
identifikasi
berupa
usulan
pengakuan
dan/atau
klaim
Masyarakat Hukum Adat kepada
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Nasional.

-

74.
Menambah Pasal baru
yaitu Pasal 7a ayat (1).

Pasal 7a
(1)Validasi
dan
verifikasi
Masyarakat
Hukum
Adat
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf b, dilakukan oleh
Panitia Masyarakat Hukum Adat
Kabupaten/Kota,
Panitia
Masyarakat Hukum Adat Provinsi
atau Panitia Masyarakat Hukum

Ditambahkan Pasal 7a
sebagai konsekwensi
ditetapkannya Pasal 5
huruf b.

22

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH

KETERANGAN

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4
Adat
Nasional
kewenangannya.

5
sesuai

75.

Menambah Pasal baru
yaitu Pasal 7a ayat (2).

(2)Validasi
meliputi
kegiatan
pemeriksaan administrasi atas
keabsahan informasi dan data
yang digunakan dalam kegiatan
identifikasi,
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf a sampai dengan huruf g.

76.

Menambah Pasal baru
yaitu Pasal 7a ayat (3).

(3)Verifikasi
meliputi
kegiatan
pemeriksaan fisik lapangan atas
kebenaran informasi dan data
hasil
identifikasi
termasuk
sengketa/klaim yang diajukan
para pihak, dan melakukan
pemetaan tanah adat.

77.

Menambah Pasal baru
yaitu Pasal 7b ayat (1)

78.

Menambah Pasal baru
yaitu Pasal 7b ayat (2)

Pasal 7b
(1)Deklarasi
pengakuan
dan
perlindungan masyarakat hukum
adat dilaksanakan oleh Panitia
Nasional.
(2)Penetapan
Pengakuan
dan Sebagai
konsekwensi
Perlindungan Masyarakat Hukum ditetapkannya Pasal 5
Adat dilakukan oleh Menteri yang huruf c.
bertugas
dan
membidangi

Pemetaan definitif tanah
adat dilaksanakan oleh
Panitia guna menghindari
konflik.

23

NO

1

79.

80.

81.

82.

DRAF RUU INISIATIF DPR

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

2

KETERANGAN

5

bidang
pemerintahan,
yang
memuat
pengakuan
dan
perlindungan terhadap tanah
adat, hak masyarakat hukum
adat, dan kelembagaannya.
Pasal 7c
Masyarakat
dapat
mengajukan
keberatan
terhadap
hasil
identifikasi, validasi, verifikasi serta
deklarasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7a dan Pasal 7b.
Menambah Pasal baru
Pasal 7d
yaitu Pasal 7d
Tata cara identifikasi, validasi,
verifikasi
dan
pengajuan
keberatan/sengketa/ klaim hasil
validasi dan verifikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7a, Pasal 7b
dan
Pasal7c
diatur
dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal
8
s/d
12
dipindahkan ke Bagian
Ketiga
(Tugas
dan
Fungsi) Pasal 39 s/d
Pasal 41.

Pasal 8
(1) Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat
Kabupaten/Kota melakukan verifikasi
terhadap
usulan
keberadaan
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).
(2) Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat Sda
Provinsi melakukan verifikasi terhadap
usulan keberadaan Masyarakat Hukum
Adat
yang
disampaikan
oleh

-

-

24

NO

1

83.

84.

85.

DRAF RUU INISIATIF DPR

TANGGAPAN PEMERINTAH

KETERANGAN

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

5

-

-

-

-

2
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).
(3) Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat Sda
Nasional
melakukan
verifikasi
terhadap
usulan
keberadaan
Masyarakat
Hukum
Adat
yang
disampaikan oleh Masyarakat Hukum
Adat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (3).
Pasal 9
(1)Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat Sda
Kabupaten/Kota, Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi dan Panitia
Masyarakat Hukum Adat Nasional
memberitahukan
dan/atau
mengumumkan hasil verifikasi yang
telah dilakukan melalui pengumuman
di
media
massa,
kantor-kantor
Pemerintah, dan sarana publik lainnya.
(2)Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat Sda
Kabupaten/Kota, Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi, dan Panitia
Masyarakat Hukum Adat Nasional
memberikan kesempatan kepada pihak
lain untuk mengajukan keberatan
selama 90 (sembilan puluh) hari
setelah hasil verifikasi diberitahukan
dan/atau diumumkan.

-

25

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1
86.

87.

88.
89.

90.

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

2
(3)Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat Sda
Kabupaten/Kota, Panitia Masyarakat
Hukum Adat Provinsi dan Panitia
Masyarakat Hukum Adat Nasional
melakukan
pemeriksaan
terhadap
pengajuan keberatan yang dilakukan
oleh pihak lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
Pasal 10
Sda
(1) Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat
Kabupaten/Kota
mengajukan
hasil
akhir proses verifikasi kepada Bupati.
Panitia Masyarakat Hukum Adat Sda
Provinsi mengajukan hasil akhir proses
verifikasi kepada Gubernur.
(2)Panitia Masyarakat Hukum Adat sda
Nasional mengajukan hasil akhir
proses verifikasi kepada Presiden

KETERANGAN

5

-

-

(2)

Pasal 11
(1). Bupati menetapkan hasil akhir
verifikasi Masyarakat Hukum Adat Sda
yang
disampaikan
oleh
Panitia
Masyarakat
Hukum
Adat
Kabupaten/Kota dengan Keputusan
Bupati.

-

-

-

26

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

5

-

-

2

91.

(2).

Gubernur menetapkan hasil akhir Sda
verifikasi Masyarakat Hukum Adat
yang
disampaikan
oleh
Panitia
Masyarakat Hukum Adat Provinsi
dengan Keputusan Gubernur.

92.

(3).

Presiden menetapkan hasil verifikasi Sda
Masyarakat
Hukum
Adat
yang
disampaikan oleh Panitia Masyarakat
Hukum
Adat
Nasional
dengan
Keputusan Presiden.

93.

Pasal 12
(1) Masyarakat
dapat
mengajukan Sda
keberatan terhadap keputusan Bupati,
keputusan Gubernur, dan keputusan
Presiden
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 11.
(2) Pengajuan
keberatan
masyarakat Sda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT
Bagian Kesatu
Hak Masyarakat Hukum Adat

94.

95.
96.

KETERANGAN

-

-

-

-

Tetap

-

Tetap
27

NO

1
97.
98.

99.

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

Paragraf 1
Hak atas Tanah Ulayat, Wilayah Adat,
dan Sumber Daya Alam
Pasal 13
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak atas Rumusan baru
Tanah Ulayat, Wilayah Adat, dan
sumber daya alam yang mereka miliki
atau tempati secara turun temurun
yang diperoleh melalui mekanisme lain
yang sah menurut hukum adat
setempat.
(2) Sumber daya alam sebagaimana Dihapus
dimaksud pada ayat (1) mencakup
segala sesuatu, baik yang berada di
permukaan tanah maupun di dalam
tanah termasuk perairan.

Pasal 13
Masyarakat Hukum Adat
mengelola
tanah
adat
dengan hukum adatnya.
a.

Menambah satu Pasal
baru yaitu Pasal 13a
ayat (1)

(3) Masyarakat Hukum Adat berhak untuk Rumusan baru
menentukan dan mengembangkan
prioritas,
serta
strategi
untuk

5

Paragraf 1
Hak Atas Tanah Adat

100.

101.

KETERANGAN

Diringkas karena definisi
berhak hak ulayat/tanah adat
sesuai sudah
mencakup
semuanya,
termasuk
dalam hal ini proses
perolehannya.

-

Pengertian sumber daya
alam
sudah
tersirat/
digabungkan
pada
pengertian
mengenai
tanah adat Pasal 1 angka
5.

Pasal 13a
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak
mendapatkan kompensasi atas
hilangnya
hak
masyarakat
sebagaimana di maksud dalam
Pasal 13 yang dilakukan atas
izin
pemerintah
atau
pemerintah
daerah
sesuai
kewenangannya.
(2) Masyarakat Hukum Adat berhak
berpartisifasi
dalam
menentukan
pengembangan
28

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

pengembangan
atau
penggunaan
Tanah Ulayat, perairan, wilayah, dan
sumber
daya
alam
dengan
menggunakan
cara
yang
sesuai
dengan kearifan lokal serta inovasi
yang berkembang dalam Masyarakat
Hukum Adat.
102.

103.

104.

105.

5

atau
penggunaan
dan
pemanfaatan
secara
berkelanjutan
tanah
adat
sesuai dengan kearifan lokal
dan inovasi yang berkembang.

Menambah Pasal baru (3) Pengelolaan
tanah
Adat
yaitu Pasal 13a ayat
sebagaimana dimaksud dalam
(4)
Pasal 13 dilakukan sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Menambah Pasal baru
Pasal 13b
yaitu Pasal 13b
Masyarakat Hukum Adat berhak
mendapat
fasilitasi
dan
pemberdayaan dari pemerintah
untuk
mewujudkan
tujuan
pengeloaan tanah adatnya.
Pasal 14
Pasal 14
Kata “Tanah Ulayat”
(1)Hak mengelola Tanah Adat
(1) Hak atas Tanah Ulayat dapat bersifat diganti dengan “Tanah
dapat bersifat komunal dan
komunal dan bersifat perseorangan Adat”.
bersifat perseorangan sesuai
sesuai dengan Hukum Adat yang
dengan Hukum Adat yang
berlaku.
berlaku.
(2)Hak atas Tanah Ulayat yang bersifat
komunal sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1)
tidak
dapat

KETERANGAN

(2)

Pendalaman Usulan BPN
menghilangkan
hak
tanah adat menjadi hak
mengelola tanah adat.

Hak mengelola sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat
dipindahtangankan kepada pihak
29

NO

1
106.

107.

108.

109.

DRAF RUU INISIATIF DPR

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

2
dipindahtangankan kepada pihak lain.
(3) Hak atas Tanah Ulayat yang bersifat
perseorangan sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1)
dapat
dipindahtangankan kepada pihak lain
sepanjang
masih
dalam
satu
keturunan
Masyarakat
Hukum
Adatnya.
(4) Pemanfaatan
Tanah
Ulayat
yang
bersifat
komunal
dan
bersifat
perseorangan di dalam Wilayah Adat
oleh pihak lain hanya dapat dilakukan
melalui
mekanisme
pengambilan
keputusan
bersama
Masyarakat
Hukum Adat berdasarkan Hukum Adat.
Pasal 15
(1) Masyarakat
Hukum
Adat
berhak
mendapatkan restitusi dan kompensasi
yang layak dan adil atas Tanah Ulayat,
perairan, Wilayah Adat, dan sumber
daya alam yang dimiliki secara turun
temurun yang diambil alih, dikuasai,
digunakan
atau
dirusak
tanpa
persetujuan dari Masyarakat Hukum
Adat.
(2) Ketentuan
mengenai
mekanisme
pelaksanaan restitusi dan kompensasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

KETERANGAN

5

lain .
Dihapus

Kata “Tanah Ulayat
diganti “Tanah Adat”,
dan menghilangkan
kalimat “dan bersifat
perseorangan”.

-

Pemanfaatan Tanah Adat oleh pihak
lain hanya dapat dilakukan melalui
mekanisme
pengambilan
keputusan bersama Masyarakat
Hukum Adat berdasarkan Hukum
Adat.

-

-

Masuk
ketentuan
peralihan,
mengingat
ketentuan ini mengatur
permasalahan
yang
terjadi sebelum adanya
UU ini.

Dihapus

Rumusan baru

Pasal 15
Ketentuan mengenai mekanisme
pelaksanaan
kompensasi
sebagaimana
dimaksud
dalam
30

NO

1

110.
111.

112.

113.

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

Paragaraf 2
Hak Atas Pembangunan
Pasal 16
(1) Masyarakat
Hukum
Adat
berhak
mengakses
layanan
pendidikan,
kesehatan, ekonomi, sosial, budaya,
hukum, dan politik.

(2) Masyarakat
Hukum
Adat
berhak
menentukan dan mengembangkan
bentuk pembangunan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kebudayaan
mereka.

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

KETERANGAN

5

Pasal 13a ayat (1), diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Tetap
Pasal 16
Kata
“mengakses” (1) Masyarakat
Hukum
Adat
diganti
kata
berhak
mendapat
layanan
”mendapat pelayanan”
pendidikan,
kesehatan,
dan
menambah
ekonomi,
sosial,
budaya,
kalimat “dan informasi
hukum, politik dan informasi
dari
dari
pemerintah/pemerintah
pemerintah/pemerinta
daerah.
h daerah”.
Diakhir
kalimat (2) Masyarakat Hukum Adat berhak
mengembangkan pembangunan
ditambah
kata
”di
yang sesuai dengan kebutuhan
tanah
adat
yang
dan kebudayaan mereka di tanah
bersangkutan”.

Pasal 17
(1) Masyarakat
Hukum
Adat
berhak Rumusan baru
terlibat secara penuh dalam program
pembangunan Pemerintah sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan pengawasan.

adat yang bersangkutan.

(1)

Pasal 17
Masyarakat Hukum Adat berhak
berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan Pemerintah
di
wilayah hukum adatnya
sejak
tahap
perencanaan,
31

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

5

pelaksanaan, sampai dengan
pengawasan.
kata (2) Masyarakat Hukum Adat berhak
ditambah
untuk mendapatkan informasi
awal
mengenai
rencana
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan di wilayahnya oleh
Pemerintah/pihak lain, yang akan
berdampak
pada
keutuhan
wilayah,
kelestarian
sumber
daya alam, budaya, dan sistem
pemerintahan adat.

114.

(2)

115.

(3) Masyarakat
Hukum
Adat
berhak
menolak bentuk pembangunan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan dan
kebudayaannya.

Diakhir
kalimat
menambah kata ”di
wilayah hukum adat
yang bersangkutan”.

116.

(4) Masyarakat
Hukum
Adat
berhak
mengusulkan bentuk pembangunan
yang lain yang sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan mereka.

Diakhir
kalimat
menambah kata ”di
wilayah hukum adat
yang bersangkutan”.

117.

Masyarakat Hukum Adat memiliki hak Setelah
untuk mendapatkan informasi yang “informasi”
lengkap dan akurat mengenai program kata “awal”
pembangunan yang direncanakan oleh
Pemerintah dan pihak-pihak lain di luar
Pemerintah yang akan berdampak
pada tanah, wilayah, sumber daya
alam,
budaya,
dan
sistem
pemerintahan adat.

KETERANGAN

Menambah Pasal baru
yaitu Pasal 17a

(3)Masyarakat Hukum Adat berhak
menyampaikan
usulan
perubahan terhadap rencana
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan
di
wilayahnya
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)
(4)Masyarakat Hukum Adat berhak
mengusulkan
bentuk
pembangunan yang lain yang
sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhan mereka di tanah adat
yang bersangkutan.
Pasal 17a
Kesepakatan
bersama
(1) Tata cara mendapat informasi (mutually agreed terms)
awal, menyampaikan usulan
32

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

119.

Paragraf 3
Hak atas Spiritualitas dan
Kebudayaan

5

perubahan
rencana
pembangunan
dan
mengusulkan
bentuk
pembangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17
ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
ditetapkan dengan Peraturan
Presiden.
(2) Masyarakat
hukum
adat
berhak
mendapatkan
pembagian keuntungan atas
pemanfaatan
pengetahuan
tradisional terkait dengan
sumber daya genetik.
(3) Pemerintah,
Pemerintah
Provinsi,
Pemerintah
Kabupaten/Kota
melakukan
penataan
kesatuan
masyarakat hukum adat dan
ditetapkan menjadi desa adat
sesuai peraturan peraturan
perundangan.
Tetap

118.

120.

KETERANGAN

-

33

NO

1
121.

122.

123.

124.
125.

DRAF RUU INISIATIF DPR

2
Pasal 18
(1) Masyarakat
Hukum
Adat
berhak
menganut dan melaksanakan sistem
kepercayaan dan ritual yang diwarisi
dari leluhurnya.

(2) Masyarakat Hukum Adat berhak untuk
melestarikan dan mengembangkan
tradisi,
adat
istiadat,
serta
kebudayaannya.
(3) Masyarakat Hukum Adat memiliki hak
untuk
menjaga,
mengendalikan,
melindungi,
dan
mengembangkan
pengetahuan
tradisional
serta
kekayaan intelektual.
Paragraf 4
Hak atas Lingkungan Hidup
Pasal 19
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak atas
perlindungan lingkungan hidup.

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

Pasal 18 ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3)
digabung menjadi 1
(satu) ayat dengan
rumusan baru.

Rumusan baru

5

Pasal 18
Hak
untuk
mewujudkan,
mempraktekkan, mengembangkan
dan mengajarkan tradisi, kebiasaan
dan upacara spiritual dan religi
mereka
serta
hak
untuk
memperbarui, menggunakan dan
mengembangkan serta mewariskan
kepada generasi yang akan datang,
sejarah, tradisi lisan, filsafat dan
mengontrol
sistem
pendidikan
mereka sesuai dengan budayanya.

Digabung ke Pasal 18,
rumusan baru
Digabung ke Pasal 18,
rumusan baru

KETERANGAN

-

Tetap
Pasal 19
(1) Masyarakat Hukum Adat berhak Hak terhadap lingkungan
atas lingkungan hidup yang baik yg baik dan sehat juga
dan sehat.
terdapat pada UUD 1945,
dan UU No 32/2009
tentang PPLH.
34

NO

1

126.

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

(2) Dalam rangka pemenuhan hak atas Rumusan baru
lingkungan
hidup
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Masyarakat
Hukum Adat mempunyai hak untuk
mendapatkan pendidikan lingkungan
hidup, akses atas informasi, akses
partisipasi yang luas dan lingkungan
hidup sesuai dengan kearifan lokal.

127.

Usulan ayat baru yaitu
ayat (2)a

128.

Usulan ayat baru yaitu
ayat (2)b

129.

Usulan ayat baru yaitu
ayat (2)c

KETERANGAN

5

(2)Dalam rangka pemenuhan hak
atas
lingkungan
hidup
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Masyarakat Hukum Adat
mempunyai
hak
untuk
mendapatkan
pendidikan
lingkungan hidup, akses atas
informasi, akses partisipasi yang
luas dan akses keadilan dalam
perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan
kearifan lokal.
(2)a Berhak
mengajukan
usul
dan/atau keberatan terhadap
rencana
usaha
dan/atau
kegiatan yang diperkirakan
dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup.
(2)b Berhak melakukan pengaduan
akibat dugaan pencemaran
dan/atau
perusakan
lingkungan hidup.
(2)c Berhak
mendapatkan
pembagian keuntungan dari
pemanfaatan
pengetahuan
tradisional
terkait
dengan
sumber daya genetik secara
35

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

130.

(3) Masyarakat Hukum Adat berhak atas Rumusan baru
pemulihan lingkungan hidup di wilayah
adat yang mengalami kerusakan.

131.

Paragraf 5
Hak untuk Menjalankan Hukum
dan Peradilan Adat
Pasal 20
(1)Masyarakat Hukum Adat berhak untuk
menjalankan hukum dan peradilan
adat dalam penyelesaian sengketa
terkait dengan hak-hak adat dan
pelanggaran atas Hukum Adat.
(2)Ketentuan
mengenai
hak
untuk
menjalankan hukum dan peradilan
adat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat Hukum Adat
Pasal 21
Masyarakat Hukum Adat berkewajiban:
a. berpartisipasi dalam setiap proses
pembangunan;
b. melestarikan
nilai-nilai
budaya Sebelum
Indonesia;
“melestarikan”

132.

133.

134.
135.
136.
137.

KETERANGAN

5

adil dan seimbang.
(3) Masyarakat Hukum Adat berhak
atas
pemulihan
lingkungan
hidup di tanah adat yang
mengalami
kerusakan
dan
pencemaran lingkungan.
Tetap
Tetap

Tetap

Tetap
Tetap
Tetap
kata b. mengembangkan
melestarikan

dan
nilai-nilai
36

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

ditambah
kata
“mengembangkan
dan”
dan
diakhir
kalimat
ditambah
kalimat
“dalam
kerangka
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.”
138.
139.
140.

melaksanakan
toleransi
antarMasyarakat Hukum Adat;
d. mematuhi
ketentuan
peraturan
perundang-undangan; dan
e. bekerja sama dalam proses identifikasi
dan verifikasi Masyarakat Hukum Adat.

c.

budayanya
dalam
Negara
Kesatuan
Indonesia.

5
kerangka
Republik

Tetap
-

Tetap

-

Tetap

141.

Menambah huruf baru
yaitu huruf f.

142.

Menambah huruf baru
yaitu huruf g.

143.

Menambah huruf baru
yaitu huruf h.
Menambah huruf baru
yaitu huruf i.

144.

KETERANGAN

f. memelihara kelestarian
fungsi Sesuai UU No 32/2009 ttg
lingkungan
hidup
serta PPLH
mengendalikan
pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan
g. menjaga keseimbangan ekologi
bagi kelestarian flora/fauna dan
kelestarian lingkungan hidup di
hutan adat.
h. memulihkan hutan adat yang
mengalami kerusakan;
i. menjaga keberlanjutan program
nasional/program daerah yang
ada di hutan adat;
37

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

145.

Menambah huruf baru
yaitu huruf j.

146.

Menambah huruf baru
yaitu huruf j.

147.
148.

149.

150.

BAB IV
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
HUKUM ADAT
Pasal 22
(1)Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan masyarakat.
(2) Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan
secara
terencana,
terkoordinasi, dan terpadu dengan
melibatkan Masyarakat Hukum Adat.

KETERANGAN

5

j. melaksanakan kegiatan sesuai
dengan
perutukan
ruang/
wilayah ( RTRW);
j. menjaga kelestarian hutan adat
dengan mengoptimalkan aneka
fungsi hutan yang meliputi
fungsi konservasi, fungsi lindung
dan
fungsi
produksi
untuk
mencapai manfaat lingkungan,
sosial, budaya dan ekonomi yang
seimbang.

-

Tetap

-

Tetap

Kalimant “dengan
melibatkan” diganti
dengan kata
“bersama”

(2) Pemberdayaan
Masyarakat
Hukum
Adat
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
dilakukan
secara
terencana,
terkoordinasi,
dan
terpadu
bersama
Masyarakat
Hukum
Adat.
Pasal 23
Pasal 23
(1)Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Setelah
kata (1) Pemberdayaan
Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 kelembagaan
Hukum
Adat
sebagaimana
mencakup
aspek
kelembagaan, ditambah kalimat “dan
dimaksud
dalam
Pasal
22
38

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

152.
153.
154.

155.

USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

2
pendampingan,
fasilitas.

151.

TANGGAPAN PEMERINTAH

dan

penyediaan perluasan
melalui”

akses

KETERANGAN

5

mencakup aspek kelembagaan,
dan perluasan akses melalui
kegiatan pendampingan, dan
penyediaan fasilitas.

(2)Ketentuan mengenai pemberdayaan
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana
Tetap
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
BAB V
TUGAS DAN WEWENANG
Tetap
Bagian Kesatu
Judul Bagian Kesatu
Bagian Kesatu
Tugas
diubah dari “Tugas”
Wewenang
menjadi “Wewenang”.
Usulan baru yaitu Pasal
Pasal 23a
23a ayat (1)
(1) Negara
menyelenggarakan
pengakuan dan perlindungan
Masyarakat Hukum Adat untuk
sebesar-besar
kemakmuran
Masyarakat Hukum Adat.
Usulan baru yaitu Pasal (2) Dalam
pelaksanaan
23a ayat (2) huruf a
penyelenggaraan
pengakuan
sampai dengan huruf
dan perlindungan Masyarakat
c.
Hukum
Adat
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), negara
memberikan
kewenangan
kepada Pemerintah, Pemerintah
Provinsi
dan
Pemerintah
Kabupaten/Kota, untuk:
39

NO

1

DRAF RUU INISIATIF DPR

2

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

156.

157.
158.

159.
160.

161.

Usulan baru yaitu Pasal
23a ayat (3)

Pasal 24
Pemerintah bertugas:

Rumusan baru

KETERANGAN

5

a. mengatur dan mengurus segala
sesuatu yang berkaitan dengan
pengakuan dan perlindungan
Masyarakat Hukum Adat;
b. menetapkan wilayah tertentu
sebagai tanah adat;
c. mengatur
dan
menetapkan
hubungan-hubungan
hukum
antara Masyarakat Hukum Adat
dengan tanah adat, dalam hal
pemanafaatan tanah adat untuk
kepentingan umum;
d. mengevaluasi keberadaan
Masyarakat Hukum Adat.
(3)Penyelenggaraan
pengakuan
dan perlindungan Masyarakat
Hukum
Adat
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)
dilakukan
dengan
tetap
menghormati hak-hak yang telah
ada sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 24
Kewenangan
penyelenggaraan
pengakuan
dan
perlindungan
Masyarakat
Hukum
Adat
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal 23a ayat (2), Pemerintah,
Pemerintah
Provinsi,
dan
40

NO

DRAF RUU INISIATIF DPR

1

2

162.
163.

164.

165.
166.
167.

168.

169.

a. mengembangkan

TANGGAPAN PEMERINTAH
USUL PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

3

4

Menambah huruf baru,
yaitu huruf aa.

Pemerintah
Kabupaten/Kota,
bertugas:
aa. menetapkan
kebijakan
keberadaan Masyarakat Hukum
Adat;
Tetap

KETERANGAN

5

dan melaksanakan
program pemberdayaan Masyarakat
Hukum
Adat
dengan
mempertimbangkan kearifan lokal;
b. menyediakan sarana dan prasarana Kata
“diperlukan” b. menyediakan
sarana
dan
yang diperlukan Masyarakat Hukum diganti
dengan
prasarana yang terkait dengan
Adat;
”terkait dengan upaya
upaya
pemberdayaan
pemberdayaan”.
Masyarakat Hukum Adat;
c. melakukan sosialisasi dan informasi
program
pembangunan
kepada
Tetap
Masyarakat Hukum Adat; dan
d. melakukan pembinaan kepada Masyarakat
Tetap
Hukum Adat.
Menambah huruf baru e membangun wadah koordinasi
yaitu huruf e
dan
harmonisasi
hubungan
antara masyarakat hukum adat
dengan masyarakat lokal di
sekitarnya;
Menam