PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJI SERBUK KAYU S (1)

PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJI (SERBUK KAYU) SEBAGAI
BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN BATACO
Isnarno
Abstrak

Semakin pesatnya pembangunan di Indonesia, bahan-bahan bangunan yang
digunakan semakin banyak sedangkan jumlah bahan tersebut sangat terbatas di
alam. Bataco dengan campuran biasa memiliki berat yang sangat besar perlu
diciptakan inovasi baru. Penelitian ini untuk mengetahui apakah limbah gergaji
(serbuk kayu) dapat di manfaatkan sebagai bahan campuran dalam pembutan
bataco guna mengurangi berat dan memperhalus tekstur bataco. Pembuatan
bataco dengan beberapa sample yang dibuat dengan menambahkan limbah
gergaji (serbuk kayu) kedalam adukan beton dengan jumlah prosentase yang
berbeda-beda yaitu 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%. Benda uji berupa
trasram dengan perbandingan campuran 1 semen : 6 pasir. Setelah umur 28 hari
dilakukan penimbangan dan uji desak pada sample benda uji kubus bataco.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, semakin banyak serbuk kayu yang dipakai
sebagai bahan campuran maka berat bataco semakin ringan, tekstur bataco
semakin halus, dan kuat desaknya semakin kecil.
Kata kunci : Bataco, Serbuk Kayu, dan Trasram.


1. PENDAHULUAN

Pada suatu bangunan gedung pada

1.1. Latar Belakang Masalah

umumnya

digunakan

batu

bata

makin

sebagai penyekat ruangan, karena

pesatnya pembangunan di Indonesia,


adanya suatu kendala cuaca yang

maka bahan-bahan bangunan yang

tidak

digunakan seperti semen, pasir, batu

bangunan yang secepatnya butuh

bata

penyelesaian atau daerah tertentu

Sejalan

dan

dengan


lain

sebagainya

juga

dapat

misalnya

bahan

memiliki keterbatasan bahan baku

di

alam

sangat


yang

untuk membuat batu bata maka

terbatas jumlahnya.
Seiring

pegunungan

bata,

semakin banyak. Sedangkan bahantersebut

di

memproduksi

dengan

perkem-


bangan ilmu dan teknologi kita dapat

dipakai bataco sebagai pengantinya.
Bataco biasanya dibuat dari

macam

campuran semen + pasir + air dengan

memanfaatkan

perbandingan tertentu, namun hal ini

bahan-bahan di sekitar kita untuk

bukan berarti tidak memiliki masalah

terciptanya bahan bangunan tepat


karena bataco yang terdiri dari

guna dan ramah lingkungan.

campuran antara semen + pasir + air

menciptakan
rekayasa

berbagai

dengan

yang dicetak dengan ukuran tertentu

dari masalah limbah gergaji (

memiliki berat yang cukup besar

serbuk kayu ).


sehingga mengakibatkan beban yang

c) Menciptakan

harus dipikul oleh suatu bangunan

dari

bertambah

mengurangi

besar

dan

biaya

transportasi tambah mahal. Bataco


bataco

inovasi

baru

yang

dapat

beban

yang

dipikul oleh suatu bangunan.

juga mempunyai permukaan yang

1.4. Manfaat penelitian


kasar

akan

Mengamalkan ilmu dan teknologi,

mengurangi estetika. Oleh karena itu

melalui produk bataco ringan dengan

kita perlu membuat inovasi baru dari

menggunakan limbah gergaji (serbuk

bataco yang dapat memiliki berat

kayu) sebagai bahan campuran untuk

yang tidak terlalu besar serta bentuk


membuat

penampang( tekstur)

yang halus

sebagai penganti batu bata yang

yaitu dengan memanfaatkan limbah

digunakan sebagai penyekat dalam

gergaji (serbuk kayu) sebagai bahan

bangunan gedung.

sehingga

akan


bataco

yang

berperan

a) Disamping

itu

sebagai

1.2. Perumusan Masalah

langkah

awal

untuk

Bagaimana cara memanfaatkan limbah

menciptakan sebuah peluang

gergaji ( serbuk kayu) sebagai bahan

usaha

bagi

campuran pembuatan bataco?

setelah

penelitian

tambahan untuk membuat bataco.

a) Bagaimana cara mengurangi

lakukan

dan

berat bataco sehingga beban

hasil

yang

dikembangkan.

dipikul

oleh

suatu

bangunan berkurang?

yang

masyarakat
ini

di-

mendapatkan
layak

untuk

2. TINJAUAN PUSTAKA
Trasram adalah suatu campuran

1.3. Tujuan Penelitian
inovasi

agregat (aggregate) halus (pasir), air

pembuatan

dan semen (Portland cement) yang

bataco sebagai pengganti dari

telah mengeras. Kekuatan trasram

batu bata.

tergantung dari banyak faktor yaitu

a) Mengembangkan
kreatif

perihal

b) Menciptakan teknologi tepat

proporsi dari campuran, kualitas

guna yang ramah lingkungan

bahan ( pasir,semen, air) , cara

sebagai solusi/ pemanfaatan

pengerjaan dan perawatan.

Pembedaan material pembuat beton
dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Semen :

dihasilkan (misal : ‘accelerator’,
‘retarder’, dan sebagainya)
2.1. SEMEN.

Bahan-ikat hidrolik

mdalah suatu jenis bahan yang

- Agregat campuran :

memiliki sifat adhesif (adhesive) dan

Bahan batu-batuan dan bahan lain

kohesif

(cohesive)

yang

yang netral (tidak bereaksi) dan

ungkinkan

merupakan bentuk sebagian besar

fragmen mineral menjadi suatu masa

beton (misal : pasir, kerikil, batu

yang padat. Meskipun definisi ini

pecah, salat, serbuk kayu)

dapat diterapkan untuk berbagai jenis

melekatnya

me-

fragmen-

bahan. Semen yang dimaksud untuk

- Batuan-semen :
Campuran antara semen dan air

konstruksi beton adalah bahan yang

(pasta semen) yang mengeras.

jadi dan mengeras dengan adanya air

- Spesi-motar :

yang dinamakan semen hidraulis

Campuran antara semen, agregat

(hydraulic cements).

halus dan air yang belum

Hydraulic cements

terutama

terdiri dari silikat (silicate) dan lime

mengeras.

yang terbuat dari batu kapur dan

- Mortar/trasram :
Campuran antara semen, agregat

tanah liat (batu tulis) yang digerinda,

halus dan air yang telah mengeras.

dicampur,
pembakaran

- Spesi-beton :

dibakar
kapur

dalam

(kiln),

dihancurkan

dan

Campuran antara semen, agregat

kemudian

campuran (halus dan kasar) dan air

tepung. Semen hidrolik yang biasa

yang belum mengeras.

dipakai

untuk

menjadi

pembuatan

beton

dinamakan semen Portland..

- Beton :
Campuran antara semen, agregat

Berdasarkan

kecepatan

dari

campuran dan air yang

perkembangan kekuatan jenis-jenis

telah mengeras.

semen

- Bahan tambahan

: Bahan

dibedakan

menjadi

tiga

kelompok :

kimia tambahan yang ditambahkan

Kelas

A

kedalam pesi

kekuatan awal yang normal.

(admixtures) beton dan/atau beton

Kelas

untuk mengubah sifat beton yang

kekuatan awal tinggi.

B

:

:

semen

semen

dengan

dengan

Kelas

C

:

semen

dengan

tinggi.

kekuatan awal yang cukup
Table. 1. Jenis-Jenis Semen.
Jenis Semen

Kelas

Warna

A

B

C

Semen Portland

*

*

*

Semen Portland Abu Terang

*

Abu-abu
Abu-abu

Semen Portland putih

*

Putih

pengikatan dinamakan penampang
Apabila

diperlukan

per-

spesifik

(adalah

total

diameter

khusus

penampang semen). Jika seluruh

maka

penampang permukaan lebih besar

dapat dipkai jenis-jenis semen lain

semen akan memperluas bidang

dari pada yang ditentukan dalam NI-

kontak dengan air semakin besar.

8 seperti : semen Portland-tras,

Lebih

semen alumina, semen tahan sulfat,

persinggungannya

dan lain-lainnya. Untuk beton mutu

bereaksinya. Karena itu kekuatan

Bo, selain semen-semen yang telah

awal dari semen-semen yang lebih

disebutkan dapat juga dipakai jenis

halus (penampang spesifik besar)

semen tras kapur.(PBBI tahun 1971

lebih

halaman 22)

kekuatan-akhir berkurang.

yaratan-persyaratan
mengenai

sifat

betonnya,

hidratasi

ini

sedangkan

dinamakan
hasil

yang

tingi,

sehingga

cepat

pengaruh

untuk beberapa pemakaian semen
yang

Kecepatan

pelaksanaanya

mempengaruhi

lebih

struktur beton dapat ditentukan dan

dibentuk dinamakan hidrasi-semen.
yang

bidang

Panas hidratasi pada suatu

Semen dan air saling bereaksi,
persenyawaan

besar

lain,

dalam
harus

masa
dilakukan

waktu pengikatan adalah :

dengan pendinginan. Aspek lain

- Kehalusan semen

yang besar pengaruhnya terhadap

- Faktor air semen

pembentukan panas hidratasi selain

- Temperature

sifat-sifat beton yang lain adalah

Kehalusan pengilingan semen
mempengaruhi kecepatan Kehalusan

faktor air-semen.

Faktor

air

semen

(F.A.S)

keras.

Butiran-butiran

agregat

adalah perbandingan antara berat air

halus harus bersifat kekal, artinya

dan berat semen.

tidak pecah atau hancur oleh

F.A.S = berat air : berat semen

pengaruh-pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan.

2.2. AGREGAT.
Agregat (yang tidak bereaksi)

3. agregat

halus

tidak

boleh

adalah bahan-bahan campuran-beton

mengandung lumpur lebih dari

yang saling diikat oleh perekat

5% (ditentukan terhadap berat

semen.

kering). Yang diartikan dengan

Pemilihan

agregat

tergantung dari :

Lumpur

-

Syarat-syarat yang ditentukan

yang dapat melalui ayakan 0,063

beton.

mm.

-

Persediaan

lokasi

pembuatan

Perbandingan

apabila

bagian-bagian

kadar

lumpur

melampaui 5%, maka agregat
halus harus dicuci.

beton.
-

adalah

yang

ditentukan antara biaya

telah
dan

4. Agregat

halus

mangandung

tidak

boleh

bahan-bahan

organic

terlalu

Menurut PBBI tahun 1971yang

harus

dibuktikan

dimaksud agregat halus adalah:

percobaan warna dari Abrahams-

1. Agregat halus untuk beton dapat

Harder (dengan larutan NaOH).

mutu.

dengan

Agregat

desintegrasi alami dari batuan-

memenuhi percobaan warna ini

batuan atau berupa pasir buatan

dapt juga dipakai, asal kekuatan

yang dihasilkan oleh alat-alat

tekan adukan

pemecah batu. Sesuai dengan

pada umur 7 dan 28 hari tidak

syarat-syarat pemgawasan mutu

kurang dari 95% dari kekuatan

agregatuntuk

berbagai-bagai

adukan agregat yang sama tetapi

mutu beton menurut pasal 4.2.

dicuci dalam larutan 3% NaOH

ayat (1), maka agregat halus

yang kemudian dicuci hingga

harus memenuhi satau, beberapa

bersih dengan air, pada umur

atau semua ayat berikut ini.

yang sama.

butiran-butiran yang tajam dan

yang

yang

berupa pasir alam sebagi hasil

2. Agregat halus harus terdiri dari

halus

banyak

tidak

agregat tersebut

5. Agregat halus harus terdiri dari
butiran-butiran

yang beraneka

ragam

besarnya

dan

-

apabila

Agregat kasar (barite, bijih-besi
magnetit dan limonite).

diayak dengan susunan ayakan
yang ditentukan dalam pasal 3.5

Kecuali agregat alami dapat juga

ayat (1), harus memenuhi syarat-

digunakan produk-alami sinter atau

syarat sebagai berikut :

terbakar, beton gilas atau puing

-

sisa di atas ayakan 4 mm,

tembok batu-bata juga serbuk kayu

harus minimal 2% berat;

(limbah gergaji)

-

-

sisa di atas ayakan 1 mm,

Karena

agregat

biasanya

harus minimal 10% berat;

menempati sekitar 75% dai isi total

sisa di atas ayakan 0,25 mm,

beton, maka sifat-sifat agregat ini

harus berkisar antara 80%

mempunyai pengaruh yang sangat

dan 95% berat.

besar terhadp perilaku dari beton

6. Pasir laut tidak boleh dipakai
sebagai

agregat

semua

mutu

halus

beton,

yang sudah mengeras. Sifat agregat

untuk

bukan hanya mempengaruhi sifat

kecuali

beton

akan

tetapi

juga

dengan petunjuk-petunjuk dari

mempengaruhi

lembaga

(durability, daya tahan terhadap

pemeriksaan

bahan-

bahan yang diakui.
Dari
spesifik,

kemunduran mutu akibat siklus dari

pemakaian

sifat-sifat

ketahanan

agregat



pencairan).

Oleh

dapat

karena agregat lebih murah dari

dipengaruhi. Suatu pembagian yang

semen, maka akan logis untuk

sepintas

menggunakannya dengan presentase

lalu

beton

pembekuan

(kasar)

dapat

dilakuakan sebagai berikut :

yang setingi mungkin, umumnya

-

Agregat normal (kuarsit, pasir,

untuk kekuatan yang maksimum,

kerikil, basalt).

ketahanan, dan ekonomi agregat

Agregat halus (puig-batu, terak-

halus dipak dan disemen sepadat

lahar, serbuk-batu/bims).

mungkin.

-

Tabel. 2. Pengaruh Material Terhadap Kekuatan Beton
Material

Kekuatan beton dalam kg/cm2

Umur

Original

100 %

100%

Good British

(hari)

(60% lemah)

Kuat

Lemah

Material

3

255 (-90%)

285 (+2%)

215 (-23%)

280

7

324 (-19%)

420 (+5%)

306 (-23%)

400

28

492 (-9%)

521 (-3%)

413 (-23%)

540

90

557 (-10%)

605 (-2%)

486 (-22%)

620

Faktor Air Semen (F.A.S) = 0,40
Batu-batuan majalaya Indonesia
1 Mpa = 10 kg/cm2
Sumber Kusuma gideon 1993

Dari

table

atas

digunakan memenuhi syarat-syarat

menunjukkan bahwa pengaruh dari

tertentu. Air tawar yang dapat

kekuatan agregat juga menentukan

diminum, tanpa diragukan boleh

kekuatan

bila

dipakai. Air minum tidak selalu ada

kekuatan agregat ini bervariasi maka

dan bila tidak ada disarankan untuk

kekuatan

menganti apakah air tersebut tidak

beton

di

sehingga

betonnya

pun

akan

bervariasi. Agar dapat dicapai mutu

mengandung

kekuatan yang seragam maka tentu

merusak beton.

harus diadakan pemeriksaan agregat
sesering

mungkin

dan

agar

bahan-bahan

yang

Pertama-tama harus diperatikan kejernihan air tawar. Apabila

dihasilkan mutu beton yang konstan

ada

maka

disiapkan

mengapung, maka air tidak boleh

‘alternatif mixed design’ yang setiap

dipakai. Disamping pemerikasaan

waktu dapat digunakan bila ada

visual, harus juga diamati apakah air

variasi dari mutu beton. Selain itu

tersebut tidak mengandung bahan-

juga

apakah

bahan perusak. Contohnya fosfat,

limbah

minyak, asam, alkali, bahan-bahan

perlu

untuk

agregat

selalu

mengetahui

tertentu

seperti

beberapa

kotoran

yang

gergaji (serbuk kayu) dapat dipakai

organis

sebagai bahan pembuat beton atau

semacam ini harus dilakukan di

tidak perlu diadakannya penelitian

laboratorium. Selain air dipakai

lebih lanjut.

sebagai reaksi pengikat, dipakai pula

2.3. AIR

sebagai perawatan sesudah beton

Karena

pengerasan

atau

garam.

Penelitian

beton

dituang. Suatu metode perawatan

antara semen

selanjutnya yaitu secara membasahi

dan air, maka sangat diperlukan agar

terus-menerus atau beton yang baru

memeriksa apakah air yang akan

dituangi direndam air.

berdasarkan reaksi

Air ini pun harus memenuhi

kekuatan

tekan

mortel

tinggi

semen+pasir dengan memakai air

daripada air untuk pembuatan beton.

itu pada umur 7 dan 28 hari

Misalkan

perawatan

paling sedikit adalah 90% dari

selanjutnya keasaman tidak boleh

kekuatan tekan mortel dengan

pHnya > 6, juga tidak diperbolehkan

memakai air suling pada umur

terlalu sedikit mengandung kapur.

yang sama.

syarat-syarat

yang

air

lebih

untuk

Menurut PBBI 1971 air yang

4. Jumlah air yang dipakai untuk
membuat

dapat dipakai adalah :

aduka

beton

dapat

untuk

ditentukan dengan ukuran isi atau

pembuatan dan perawatan beton

ukuran berat dan harus dilakukan

tidak boleh mengandung minyak,

setepat-tepatnya.

1. Air

yang

asam,

dipakai

alkali,

garam-garam,

3. METODE PENDEKATAN

bahan-bahan organis atau bahan-

Metode yang dipakai dalam program

bahan lain yang merusak beton

ini adalah metode observasi yaitu

dan/atau baja tulangan. Dalam

dengan melakukan percobaan dengan

hal ini sebaiknya dipakai air

cara membuat beberapa sample yang

bersih yang dapat diminum.

dibuat dengan menambahkan limbah

2. Apabila tedapat keragu-raguan

gergaji

(serbuk

kayu)

mengenai air, dianjurkan untuk

adukan

beton

dengan

mengiri9mkan contoh air itu

prosentase yang berbeda-beda yaitu

kelembaga pemeriksaan bahan-

5%,10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%

bahan

untuk

dari jumlah agregat yang dipakai,

diselidiki sampai seberapa jauh

kemudian setelah beton berumur 28

air itu mengandung zat-zat yang

hari di uji kekuatannya dengan

dapat merusak beton dan/atau

mengunakan uji desak beton, setelah

tulangan.

itu data hasil pengujian ditabelkan

yang

diakui

3. Apabila pemeriksaan contoh air

kedalam
jumlah

dan dari data tersebut kita olah

seperti disebut dalam ayat (2) itu

sehingga

tidak dapat

dilakukan, maka

apakah serbuk kayu hasil limbah

dalam hal adanya keragu-raguan

gergaji dapat dipakai sebagi penganti

mengenai air harus diadakan

agregat

percobaan perbandingan antara

kita

atau

bisa

tidak.

mengetahui

Metode

pengumpulan data di lakukan dengan

 Variabel terikat adalah ubahan

2 cara yaitu :

yang

 Dokumentasi (data sekunder)
Pengumpulan

data

dipengaruhi

menjadi

akibat

atau
dari

yang
adanya

dengan

pengaruh variable bebas, yang

adalah

menjadi variable terikat dalam

data

penelitian ini yaitu kuat tekan

dengan cara mengambil data-data

beton yang dinyatakan dengan

yang

kuat tekan benda uji kubus umur

metode

dokumentasi

metode

pengumpulan

telah

ada

dari

hasil

penelitian sebelumnya.

28 hari.

 Pengujian ( data primer)

 Variabel kendali, yang menjadi

Data primer di peroleh setelah

variable kendali dalam penelitian

kita melakukan uji desak pada

ini

sample kubus bataco (trasram) .

campuran trasram yaitu 1 Pc : 6

Variabel Penelitian

adalah

perbandingan

Ps.

Ada 3 variabel penelitian yaitu :

 Variabel bebas adalah ubahan

4. PELAKSANAAN PROGRAM
4.1.

yang menjadi sebab berubahnya

Waktu

dan

Tempat

Pelaksanaan.

atau timbulnya variable terikat,
yang bertindak sebagai variable

No

Pelaksanaan

mulai

dari

bebas dalam penelitian ini adalah

pengadaaan bahan dasar dan bahan

besarnya

serbuk

penunjang hingga pembuatan laporan

kayu terhadap adukan trasam

akhir memerlukan waktu 8 minggu

sebanyak 0%, 5%, 10%, 15%,

yaitu mulai dari tanggal 15 April

20%, 25%, dan 30% dari volume

2007 sampai tanggal 15 Juni 2007

trasram.

dengan jadwal sebagai berikut :

penambahan

Uraian Kegiatan

Minggu Ke............
1 2 3 4 5 6 7 8

1

Pengadaan bahan dasar dan bahan penunjang

2

Pengadaan peralatan utama dan penunjang

3

Pengadaan sarana administrasi

4

Pelaksanaan

kegiatan

(pembuatan

sample

sampai beton berumur kurang lebih 28 hari)
5

Pengujian desak dan penyusunan laporan

Bahan Ba-gunan Fakultas

Penelitian di lakukan di 2 (dua)
laboratorium.
sample

Untuk

benda

Laboratorium

uji

Teknik Universitas Sebelas

pembuatan
dilakukan

Bahan

Maret Surakarta.

di

3.

Bangunan

Pengadaan

sarana

Fakultas Teknik Universitas Tunas

ad-inistrasi

dilaksanakan

Pembangunan Surakarta sedangkan

pada minggu pertama.

beton

4. Pelaksanaan kegiatan (pem-

dilakukan di Laboratorium Bahan

uatan sample berupa 14

Bangunan Universitas Sebelas Maret

kubus trasram dan 7 buah

Surakarta.

bataco

dengan

4.2. Tahap Pelaksanaan.

variasi

campuran

Adapun tahap – tahap pelaksanaan

gergaji) dilaksanakan pada

penelitian ini adalah sebagi berikut :

minggu ke-2 yaitu pada

untuk

pengujian

desak

berbagai
serbuk

tanggal 17 April 2007 di

1. Pengadaan bahan dasar dan
bahan penunjang di lakukan pada

Laboratorium

minggu pertama. Bahan dasar dan

gunan

bahan penunjang yaitu berupa pasir,

Universitas

semen, serbuk kayu dan air bias di

Pembangunan Surakarta.

Fakultas

5. Pengujian

dapatkan di sekitar surakarta

Bahan

desak

Ba-

Teknik
Tunas

sample

2. Pengadaan peralatan utama

trasram di lakukan setelah

dan peralatan penunjang di

trasram berumur 28 hari

lakukan

pada

tepatnya tanggal 15 Mei

pertama.

Kami

minggu

2007

meng-

di

Laboratorium

unakan alat – alat praktikum

Bahan Bangunan Fakultas

bahan bangunan yang telah

Teknik Universitas Sebelas

tersedia

Maret Surakarta.

di

Laboratorium

Bahan Bangunan Fakultas

Setelah

Teknik

Universitas

anakan bisa di dapatkan data-data

Tunas

Pembangunan

berupa berat trasram serta kekuatan

Surakarta serta seperangkat

trasram tersebut, dan dari data-data

alat uji desak yang telah

tersebut

tersedia

di

Laboratorium

pengujian

kami

desak

analisa

dilak-

hingga

didapatkan sebuah kesimpulan se-

7. Seperangkat

elah itu kami menyusun laporan.

alat

uji

desak beton

b) Instrument Pelaksanaan.

Bahan-bahan yang dipakai dalam

Alat – alat yang kami gunakan

penelitian ini adalah:

dalam penelitian ini adalah :
1. Seperangkat

alat

pe-

1. Pasir.

3. Air

2. Semen.

4. Serbuk kayu

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

gaduk beton.

HASIL

2. Kerucut Abraham.

Dari penelitian yang telah kami

3. Ember besar dan kecil.

laksanakan di peroleh hasil sebagai

4. Cetakan Bataco.

berikut:

5. Cetakan kubus beton.
6. Neraca.
Tabel. 3. Kuat tekan beton / trasram masing-masing tipe.
No

Tanggal
Buat

Umur
Uji

Jumlah

Kuat tekan

sebuk

I

II

Kuat tekan

Penurunan (%)

rata-rata
(kag/cm²)

1

17/04/07

15/05/07

28

0%

107,76

105,58

106,67

0%

2

17/04/07

15/05/07

28

5%

104,97

106,53

105,75

0,86 %

3

17/04/07

15/05/07

28

10 %

98,67

96,89

97,78

8,33 %

4

17/04/07

15/05/07

28

15 %

58,70

58,70

57,78

45,84 %

5

17/04/07

15/05/07

28

20 %

54,32

52,34

53,33

50 %

6

17/04/07

15/05/07

28

25 %

39,89

40,11

40,00

62,5 %

7

17/04/07

15/05/07

28

30 %

35,95

35,13

35,56

66,66 %

Table. 4 Berat satuan trasram masing-masing tipe
Jumlah

Berat rata – rata

Berat trasram

Penurunan (%)

serbuk

I

II

(gram)

0%

7010

6990

7000

0%

5%

6970

6830

6900

1,43%

10 %

6775

6625

6700

4,3 %

15 %

6660

6540

6600

5,7143 %

20 %

6450

6350

6400

8,6 %

25 %

6320

6280

6300

10 %

30 %

6275

6125

6200

11,43 %

Pembahasan
antara

adalah serbuk kayu yang halus, karena jika

semen, agregat halus dan air dengan

menggunakan serbuk kayu yang kasar /

perbandingan tertentu yang telah mengeras

berukuran besar tekstur bataco tidak bisa

(mortar). Bataco termasuk dalam golongan

halus dan hal itu akan mempengaruhi

beton ringan karena dilihat dari fungsinya

keindahan dari banguan.

Bataco

adalah

campuran

dalam suatu bangunan hanya sebagai

Dari tebel kuat tekan beton/trasram

penyekat saja sehingga bataco tidak

masing-masing tipe dapat dilihat kuat

mementingkan kekuatan.

tekan

Dalam
masyarakat

pembuatan
biasanya

bataco

di

menggunakan

trasram

rata-rata

untuk

0%

penambahan serbuk kayu di dapatkan kuat
tekan

106,67

kg/cm²,

untuk

5

%

campuran dengan perbandingan 1 PC :7

penambahan serbuk kayu didapatkan kuat

PS. Akan tetapi untuk mengurangi berat

tekan rata-rata 105,75% kg/cm², untuk 10

bataco dapat di berikan bahan campuran

% penambahan serbuk kayu didapat kuat

sebagai pengganti agregat halus (pasir), di

tekan rata-rata 97,78 kg/cm², untuk 15 %

sini peneliti memanfaatkan limbah gergaji

penambahan serbuk kayu didapat kuat

(serbuk kayu) sebagai bahan campuran

tekan rata-rata 57,78 kg/cm², untuk 20 %

dalam pembuatan bataco agar berat bataco

penambahan serbuk kayu didapat kuat

dapat dikurangi sehingga beban yang

tekan rata-rata 53,33 kg/cm², untuk 25 %

dipikul

penambahan serbuk kayu didapat kuat

oleh

suatu

bangunan

dapat

berkurang.

tekan rata-rata 40,00 kg/cm², untuk 30 %

Dari penelitian yang telah kami lakukan

penambahan serbuk kayu didapat kuat

serbuk kayu yang dapat digunakan bukan

tekan rata-rata 35,56 kg/cm²

serbuk kayu yang sembarangan. Serbuk

Dari table berat satuan trasram

kayu yang di gunakan akan mempengaruhi

masing-masing tipe dapat dilihat berat

bentuk tekstur bataco yang dibuat. Dan di

rata-rata trasram untuk 0% penambahan

sini serbuk kayu yang dapat digunakan

serbuk kayu adalah 7000 gram, berat rata-

rata trasram untuk 5% penambahan serbuk

2) Semakin banyak kadar serbuk kayu

kayu adalah 6900 gram, berat rata-rata

yang di berikan pada campuran

trasram untuk 10% penambahan serbuk

pembuat

kayu adalah 6700 gram, berat rata-rata

memperhalus tekstur bataco.

bataco

akan

semakin

trasram untuk 15% penambahan serbuk

3) Penambahan serbuk kayu pada

kayu adalah 6600 gram, berat rata-rata

adukan trasram akan menurunkan

trasram untuk 20% penambahan serbuk

kuat

kayu adalah 6400 gram, berat rata-rata

prosentase

trasram untuk 25% penambahan serbuk

ditambahkan makin besar pula

kayu adalah 6300 gram, dan berat rata-rata

penurunan kuat tekan bataco.

trasram untuk 30% penambahan serbuk

tekannya,

4) Karena

kayu adalah 6200 gram.

makin

serbuk

ada

besar

kayu

sebagian

yang

volume

agregat halus yang tereliminasi

Dari hasil kuat desak dapat dilihat

oleh serbuk kayu maka berat jenis

bahwa semakin banyak serbuk kayu yang

trasramnya

ditambahkan maka semakin besar pula

dengan kata lain bataco semakin

penurunan kuat tekan trasram / betonnya.

ringan.

Hal ini dikarenakan serbuk kayu juga

7. SARAN.

mengakibatkan kualitas pasir berkurang.

1.

Bentuk serbuk kayu yang mirip
agregat

halus

(lumpur)

akan

berkurang

dari

adukan

trasram

campuran

berkurang

serbuk

kayu

sebaiknya hanya sampai degan 30 %

me-

gakibatkan sebagian masa/volume pasir

Untuk

menjadi

dari volume campuran.
2.

Dalam pembuatan bataco sebaiknya

dan

dilakukan pemadatan yang merata

posisinya digantikan oleh serbuk kayu dan

disemua bagian serta kontinyu pada

hal ini berakibat berat jenis trasram

semua bataco supaya didapatkan

berkurang atau dengan kata lain bataco

bataco yang seragam baik berat

semakin ringan.

maupun uji tekannya.

6. KESIMPULAN.

8. DAFTAR PUSTAKA

Dari hasil dan pembahasan di atas dapat di

R. Sagel, P. Kole dan Gideon Kusuma,
1993. ‘Pedoman pengerjaan Beton’,
Erlangga. 6(1): 143-1157

tarik kesimpulan :
1) Serbuk kayu yang dapat digunakan
sebagai bahan campuran pembuat
bataco hanya serbuk kayu yang
berukuran halus agar tekstur bataco
menjadi halus.

Chu-Kia Wang, Charles G. Salmon, Binsar
Hariandja, 1990. ‘Desain Beton
Bertulang’, Erlangga. 1(2): 5-9

Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan, Dirjen Cipta Karya DPU,
Peraturan Beton Bertulang
Indonesia, 1971 N. 1-23

Biodata
a. Nama

: Ir. Isnarno, MT.

b. N.I.P.

: 131 690 978

c. Tempat dan tanggal lahir : Sukoharjo 23 maret 1957
d. Disiplin Ilmu

: Teknik Sipil

e. Pangkat/Golongan

: Penata Tingkat I / IIId

f. Jabatan

: Lektor

g. Fakultas/Jurusan

: Fakultas teknik / Teknik Sipil

h. Alamat

: Jalan Walanda Maramis 31, Surakarta.