Makna Paket Wisata di Mata Turis

MAKNA HARGA PAKET WISATA DI MATA
TURIS1
Oleh
Erdi, Doct or Kebij akan Pariwisat a
Ket ua Program St udi Ilmu Administ rasi Negara
FISIP Universit as Tanj ungpura

Pendahuluan
Lama t inggal t uris, baik t uris manca Negara (wisman) maupun
t uris nusant ara (wisnus) menj adi keput usan mut lak t uris. Dengan
t uris yang memperpendek lama t inggal karena merasa t idak nyaman,
t akut , bosan, dan lain-lain, akan t erj adi l ost income bagi daerah
dari anggaran yang t elah disediakan t uris. Di banyak Negara,
pemerint ah t et ap t erlibat dalam bent uk menyediakan kebij akan
pariwisat a yang menj adi pedoman bagi pengelola dan penyedia j asa
wisat a dalam negeri. Lihat saj a misalnya Veal (2002); Kerr (2003);
Mak (2008); dan Edgell dkk (2008) yang kesemuanya menyebut
peran pemerint ah sangat besar dalam pengelolaan indust ri
pariwisat a. Dengan berbagai st udi kasus yang dilakukan mereka di
berbagai Negara sepert i t ermuat dalam buku-buku mereka di at as,
maka t idaklah berlebihan bilamana penulis kat akan pula bahwa

indust ri pariwisat a di Kalbar ini j uga masih sangat membut uhkan
ket erlibat an pemerint ah. Ket erlibat an t ersebut t idak harus dalam
bent uk mengelola langsung indust ri pariwisat a, t et api menyediakan
superst rukt ur kebij akan yang mampu mendorong pengelolaan
indust ri pariwisat a daerah, t erut ama dalam hubungan dengan
kualit as pelayanan kepada t uris.
Kit a masih belaj ar dalam mengel ola kepariwisat aan, sement ara
Negara sahabat t elah panen devisa dari kedat angan t uris. Negeri ini
harus segera menyusul sukses Negara t et angga dalam indust ri
pariwisat a it u mengingat 5 unsur pembent uk ket ert arikan t uris yang
disebut The Five S, yakni sun (mat ahari), sea (laut ), sand (pasir),
sex (sek) and st omach (perut ) yang t erkoneksi dengan Accessibility

(kemudahan akses), Attractions (atraksi wisata), Accommodations
(akomodasi), Activities (aktivitas) and Amenities (kenyamanan) t idak
hanya dimiliki t et api j uga berl impah adanya (Erdi, 2011). Dan,
dengan kebij akan pemerint ah lah kelima unsur “ S” it u dapat dipil ih
1

Art ikel ini t elah dimuat pada Pont ianak Post di Halaman14, pada Kolom Opini dengan

j udul sepert i aslinya dan t erlampir pada f ile ini.

1

dan dipilahkan agar t idak melanggar et ika, moral dan budaya
Bangsa Indonesia yang t erident if ikasi sebagai “ orang t imur” .

Teori dan Data
Dari hasil penelit ian Erdi (2011), hampir seluruh daerah t uj uan
wisat a di Kalbar hanya mampu menahan lama t inggal t uris selama
1, 5 sd 2 hari dari 3 sd 5 hari yang direncanakan. Sebut saj a misalnya
Kot a Singkawang yang populer dengan mot t o “ Past i ke Singkawang! ”
baru dapat menahan lama t inggal t uris 1, 5 hari saj a. Sement ara
pada indust ri pariwisat a berbasis kelest arian alam, konservasi dan
pendidikan, sepert i dilaporkan Kanopi (2014) t ent ang program kerj a
mereka t erkait pengalaman dalam mendampingi wisat awan manca
di beberapa unit t uj uan wisat a berbasis ekot urisme, j ust ru t erj adi
penambahan lama t inggal wisat awan, dari 5 hari yang direncanakan,
menj adi 7 sd 8 hari. Luar biasa. Dengan penambahan lama t inggal,
maka akan t erj adi penambahan pengeluaran wisat a dari saku para

t uris unt uk pembiayaan akt ivit as kepariwisat aan di daerah dest inasi.
Berangkat dari f enomena ini, maka t ampaknya ekot urisme
lebih mampu menahan lama t inggal t uris ke dest inasi wisat a. Dan
oleh karena it u, selain perancangan akt ivit as pariwisat a ke arah
wisat a ekot urisme menj adi pent ing, j uga dibut uhkan pendampingan
wisat a ( t our guide) yang mampu membawa wisat awan ke berbagai
unit dest inasi wisat a (Mann, 2000) dan t erhubung langsung dengan
paket wisat a (Burns dan Novelli, 2008). Dengan demikian, t idak ada
wisman yang t anpa pendampingan dan biaya pendampingan
dimaksud sudah t ermasuk ke dalam harga paket wisat a.
Ekowisat a at au ekot urisme merupakan salah sat u kegiat an
pariwisat a yang berwawasan lingkungan dengan mengut amakan
aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya, aspek
pendapat an ekonomi masyarakat lokal dan aspek pembelaj aran
sert a aspek pendidikan. Oleh karena it u The Int ernat ional Union f or
Conservat ion of Nat ure (IUCN) sepert i dikut if Lück dan Kirst ges
(2003), membuat krit eria ekowisat a sebagai (1) indust ri pariwisat a
berbasis alam nat ural, (2) impak wisat a pada lingkungan sangat
kecil, (3) berhubungan dengan budaya (4) melibat kan penduduk
local (5) berdampak pada pembangunan dan pelest arian dan (6)

memiliki manf aat bagi pendidikan dan keberlangsungan. Dengan
demikian, sepert i dit egaskan oleh Mader (dalam Lück dan Kirst ges,
2003) bahwa ekowisat a memiliki t iga dimensi, yakni koservasi,
part isipasi masyarakat dan pelaku perj alanan wisat a. Ket iga pihak
t ersebut kemudian dirangkul menj adi sat u at au beberapa act or

2

yang saling bersinergi, yakni pengelola indust ry pariwisat a yang
berpedoman pada kebij akan pemerint ah.

Analisis
Dari konsep ini, hampir seluruh indust ry pariwisat a di Kalbar
dikat akan sebaga ekowisat a sebagaimana t ersusun dalam buku
“ Prof ile Pot ensi Pariwisat a Kalimant an Barat ” t ahun 2014. Inf ormasi
pariwisat a ini menj adi t idak bermakna karena t idak dilengkapi
dengan harga paket wisat a yang dapat dit awarkan kepada
wisat awan. Inf ormasi paket wisat a it u sendiri berkait an dengan
inf ormasi dest inasi, harga paket , rout e paket , pendamping wisat a,
lama paket , j umlah pesert a paket , akt ivit as, wakt u dan manf aat

dari sebuah perj alanan wisat a; yang diat ur sedemikian rupa mulai
dari daerah asal wisman dan wisnus hingga ke dest inasi dan kembali
ke daerah asal. Cont ohnya dapat diunduh di t aut an ini:
ht t p: / / balit opholiday. com/ paket -t our-bali-3-hari-2-malamdengan-hot el/
Ket ika inf ormasi wisat a sepert i t ermuat dalam buku prof ile
t idak dit indak-lanj ut i dengan inf ormasi paket wisat a, maka
inf ormasi t ersebut hanyalah inf ormasi yang t idak mengundang rasa
t ert arik pada sisi wisat awan. Diharapkan, dinas pariwisat a Kalbar
dapat memanggil seluruh insan pariwisat a daerah, mulai dari dinas
pariwisat a kabupat en dan kot a hingga pengelola j asa pariwisat a
(PJW) unt uk merundingkan berbagai paket wisat a yang dapat dibuat
oleh PJW sedemikian rupa agar dapat menj adi inf ormasi yang
menarik bagi wisat awan.
Penutup
Akhir dari art ikel ini, saya ingin mengaj ukan 5 proposisi
negat ive t ent ang kemaj uan indust ri pariwisat a di Kalbar. Kalau
t idak ada gebrakan dari Dinas Pariwisat a Kalbar, maka (1) dunia
pariwisat a Kalbar hanyalah cerit a angan-angan yang belum dapat
mencipt akan devisa bagi Negara; (2) indust ry pariwisat a daerah
akan t idak banyak memberi manf aat ekonomis bagi masyarakat

kecuali kepada pelaku indust ri pariwisat a yang j uga masih sangat
t erbat as; (3) kekayaan 5S yang dimiliki oleh Negara at au daerah
t idak t ermanf aat kan dengan baik bagi pembangunan keberlanj ut an
indust ry pariwisat a daerah; (4) Keberadaan 5A j uga t idak dapat
menarik kedat angan t uris t et api j ust ru t ermanf aat kan oleh indust ry
pariwisat a dari Negara t et angga yang t elah lebih hebat dan kuat .

3

Semoga kelima proposisi negat ive di at as t idak sat upun yang
t erbukt i. Amiin!

Referensi
Burns, Pet er M dan Marina Novelli, 2008. Tourism Development :
Growt h, Myt hs, and Inequalit ies. CABI. Cambridge.
Edgell, David L. Sr; Maria DelMast ro Allen; Ginger Smit h and Jason
R. Swanson. 2008. Tourism Policy and Planning:
Yest erday, Today and Tomorrow. Elsevier, Amst erdan.
Erdi. 2011. St rat egi Menahan Lama Tinggal Turis Dalam Kont ek
Pembangunan Berkelanj ut an: St udi di Kot a Singkawang.

Dapat
diakses
secara
grat is
pada
ht t ps: / / www. academia. edu/ 3791989/ St rat egi_Menaha
n_Lama_Tinggal_Turis_Dalam_Kont ek_Pembangunan_B
erkelanj ut an
Kerr, William Revill. 2003; Tourism Public Policy and t he St rat egic
Management of Failure. Pergamon. Amst erdam.
Lück, Michael dan Torsten Kirstges: Global Ecot ourism Policies and
Case St udies: Perspect ive and Cost raint s. Channel View
Publicat ion. Clevedon.
Mak, James. 2008. Developing a Dream Dest inat ion: Tourism and
Tourism Policy Planning in Hawaii. Universit y of Hawaii
Press.
Mann, Mark. 2000. The Communit y Tourism Guide: Excit ing Holidays
f or Responsible Travellers. Eart hscan. London.
Veal, A. J. 2002. Leisure and Tourism Policy and Planning. Second
Edit ion. CABI Publicat ion. Wallingf ord, UK


4

5