kasus mendalam bab 2 selesai
BAB II
ASUHAN GIZI KLINIK
A. ASESMEN GIZI
1. ANAMNESIS
a. Identitas Pasien
Nama
Umur
Sex
Pekerjaan
Pendidika
: Ny. S
: 58 tahun
: Perempuan
: IRT
:
No RM
Ruang
Tanggal Masuk
Tanggal Kasus
Alamat
: 01.75.11.68
: ICU
: 25 September 2017
: 26 September 2017
: Sleman
n
Agama
: Islam
Diagnosis Medis
: Acute Respiratory Distress
Syndrome, Community Acquired
Pneumonia, Tuberkulosis, Infeksi
saluran kemih
b. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Pasien mengeluh batuk dan sesak nafas, demam sejak
Riwayat Penyakit
semalam. Batuk berdahak sejak ± 1 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat penyakit TB selama 3 tahun. 6 bulan
Sekarang
SMRS dinyatakan sembuh.
Riwayat Penyakit
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain.
Dahulu
Riwayat Penyakit
Tidak ada
Keluarga
a. Berkaitan dengan Riwayat Gizi
Alergi makanan
Masalah
Gastrointestinal
Kesehatan mulut
Perubahan berat
badan
Riwayat/pola
makan
Pasien tidak memiliki alergi makanan.
Tidak ada penurunan BB.
SMRS nafsu makan pasien menurun
Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap (ya)
Tidak ada penurunan BB
Frekuensi makan : 3x makan utama dan 2x makan selingan
Makanan pokok : Nasi @ 1 centong (3x / hari)
Lauk hewani : Ayam,ikan @ 1 potong sedang (3x / minggu)
Lauk nabati : Tahu dan tempe @ 2 potong sdg (3x / hari),
lebih sering digoreng
Sayuran : Sayuran (3x / hari) @1/2 mangkok, yang biasa
dikonsumsi oseng sawi, gori, jipang
Buah : pisang dan mangga (1x / minggu)
Sering makan kerupuk dan gorengan
Selingan : gorengan, roti, dan jajanan warung
Minuman : Susu : 1x seminggu setiap sore
Teh manis 2x / hari setiap pagi dan sore
Kesimpulan : Ny. S ada penurunan nafsu makan dan asupan makan kurang
Pembahasan :
Ny. S adalah seorang ibu rumah tangga. Keluhan utama pasien mengeluh batuk dan
sesak nafas, demam sejak semalam dan mengalami batuk berdahak sejak ± 1 bulan yang lalu.
Ny S mempunyai riwayat penyakit TB selama 3 tahun. Sudah menjalani pengobatan dan 6
bulan sebelum masuk rumah sakit dinyatakan sembuh. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
lain dan tidak ada riwayat pennyakit keluarga.
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan tertentu, tidak mengalami penurunan BB selama
1 bulan terakhir, namun sebelum masuk rumah sakit nafsu makan pasien menurun.
Secara keseluruhan pola makan Ny.S masih kurang dalam variasi makanan yang
dimakan, frekuensi makanan utama sebanyak 3 kali sehari dan makanan selingan sebanyak 2
kali sehari. Setiap makan hanya lauk nabati dan sayuran, lauk hewani hanya makan apabila
dibelikan oleh anaknya. Lauk yang paling sering dikonsumsi adalah tahu dan tempe, sayuran
yang sering dikonsumsi oseng sawi, gori, dan jipang. Tidak sering konsumsi buah, konsumsi
buah hanya 1 minggu sekali, buah yang dikonsumsi buah pisang dan mangga. Sering konsumsi
kerupuk, gorengan, roti dan jajan warung. NY. S jarang konsumsi susu, konsumsi susu hanya 1
kali seminggu dan lebih sering konsumsi teh manis setiap hari, yaitu pada saat pagi dan sore
hari.
2. ASUPAN ZAT GIZI
Hasil Recall 24 jam diet : RS
Diet RS : Makanan cair sonde lengkap (Entramix 4x @150ml dan Formula RS 2x @300ml)
Energ
Asupan oral
Parenteral
Kebutuhan
% Asupan
Tanggal 26/09/2017
Protein Lemak KH (g)
i
(g)
(g)
(kcal)
1120,1
45,2
20,9
189,8
1625
55,6%
60,9
75,96%
31,67%
294
64,5%
Energi
Tanggal 27/09/2017
Protein Lemak KH (g)
(kcal)
(g)
(g)
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil recall 24 jam terhadap pasien
3. ANTROPOMETRI
Berat badan
48 kg
IMT =
BB( kg)
48
=
=21,3 kg/m 2
2
2
[TB ( m ) ] (1,5)
Tinggi badan
150 cm
Status gizi pasien normal
Energi
(kcal)
Tanggal 28/09/2017
Protein Lemak
KH (g)
(g)
(g)
4. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pemeriksaan
Satuan/Nilai
Tanggal
Tanggal
urin/darah
Normal
26/09/2017
27/09/201
0,6 – 1,3
0,64 mg/dL
mg/dL
14 – 17,5 g/dL
(Normal)
10,4 g/dL
10,2 g/dL
3,4 – 5 g/dL
(Rendah)
2,83 g/dL
(Rendah)
2,64 g/dL
40 – 52 %
(Rendah)
33,6 %
(Rendah)
34,4 %
7 – 20 mg/dL
(Rendah)
30 mg/dL
(Rendah)
30 mg/dL
Keterangan
7
Kreatinin
Hemoglobin
Albumin
Hematokrit
BUN
(Tinggi)
(Tinggi)
Kesimpulan : nilai hemoglobin, albumin, dan hematocrit rendah. Nilai BUN tinggi. Penurunan
nilai hemoglobin dan hematokrit dapat menandakan bahwa pasien anemia.
5. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK
Tanggal : 26/09/2017
Stupor
27/09/2017
Somnolen
93x/menit
95/50 mmHg
20x/menit
36oC
101/65 mmHg
14x/menit
36oC
Pemeriksaan
CT Scan Paru
CT Scan Paru
penunjang
GCS
E= 2 M=2 V=T
E=3 M=5 V=T
Kesan umum
Vital sign
-Nadi
-Tensi
-Respirasi
-Suhu
Kesimpulan:
Pada hari pertama masuk rumah sakit keadaan umum pasien dalam keadaan stupor atau
kesadaran menurun. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tekanan darah rendah, suhu
normal, denyut nadi cepat karena menurut Silverman (2006) tekanan darah normal untuk
pasien anak-anak berusia 13 tahun ke atas adalah 100–120/60–90 mmHg, suhu normal
36,50C – 370C dan denyut nadi 55–110 kali per menit. Sementara respirasi termasuk normal
karena berada rentang normal 12–20 kali per menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan CT
Scan diketahui bahwa terdapat cairan dalam paru-paru pasien yang menyebabkan pasien
mengalami gagal nafas.
6. TERAPI MEDIS
Nama obat
B. DIAGNOSIS GIZI
DOMAIN INTAKE
Kegunaan
Pemberian
Interaksi obat dengan
makanan
(NI-2.1) Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan dibuktikan
oleh hasil food recall 24 jam yang defisit (energi 55,69%; protein 75,96%; lemak 31,67%;
karbohidrat 64,56%).
DOMAIN KLINIS
INTERVENSI GIZI
1. PLANNING
a. Tujuan Diet :
1. Meningkatkan asupan energy hingga mencapai 80% secara bertahap
2. Membantu menormalkan kadar albumin dan Hb mendekati nilai normal.
b. Syarat / prinsip Diet :
1. Energi tinggi dengan koreksi adanya faktor stress.
2. Protein tinggi (15% dari total kebutuhan energi).
3. Lemak cukup, yaitu 20% dari total kebutuhan energi.
4. Karbohidrat cukup. (60% dari total kebutuhan energy)
5. Bentuk cair penuh.
c. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi :
-
Kebutuhan Energi (Ireton-Jones) terpasang ventilator
= 1784-11(A)+5(W)+244(S)+239(T)+804(B)
= 1784-11(58)+5(48)+244(0)+239+804(0)
= 1784-638+240+239
= 1625 Kcal
-
Kebutuhan Protein
= 15% x 1625 Kcal
=
243,75
4
= 60,9 g
-
Kebutuhan Lemak
= 25% x 1625 Kcal
=
325
9
= 36,1 g
-
Kebutuhan Karbohidrat
= 60% x 1625 Kcal
=
975
4
= 243,75 g
d. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
-
Terapi Diet
: TKTP
-
Bentuk makanan
: Cair penuh
-
Cara Pemberian
: Lewat NGT
e. Rencana Konsultasi Gizi
Masalah
Gizi
Asupan oral
inadekuat
Peningkatan
kebutuhan
energi dan
protein
Tujuan
a. Meningkatkan
asupan makan
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
hingga 80%
b. Pasien paham
pentingnya
memenuhi
kebutuhan gizi
a. Mempertahankan
status gizi normal
selama masa
perioperatif
b. Pasien paham
pentingnya
mencegah
penurunan berat
badan selama
masa perioperatif
Materi Konseling
a. Pentingnya memenuhi
kebutuhan gizi yang
meningkat dalam proses
penyembuhan
b. Tahap pemberian
makanan selama masa
perioperatif sesuai daya
terima pasien
Keterangan
Konseling
diberikan
kepada
pasien dan
keluarga
pasien
a. Hubungan peningkatan
kebutuhan energi dan
protein dengan penyakit
pasien
b. Pentingnya mencegah
penurunan berat badan
lebih lanjut pada masa
perioperatif
c. Motivasi pasien untuk
menghabiskan
makanannya
Pembahasan:
Tujuan diet pada kasus ini adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi (energi dan protein)
pasien yang meningkat akibat adanya benjolan di perut yang diduga teratoma yaitu semacam
tumor. Perhitungan energi menggunakan rumus Schofield untuk anak laki-laki usia 10 hingga
18 tahun dengan faktor stres 1,1 karena adanya dugaan tumor atau kanker dan faktor aktivitas
1,3 karena aktivitas pasien sangat ringan, yaitu hanya di tempat tidur namun masih dapat
berjalan sendiri ke toilet (Mahan & Escott-Stumps, 2004). Protein yang diberikan tinggi yaitu
1,6 g/kg berat badan karena rentang normal protein untuk remaja adalah 1–1,5 g/kg berat
badan. Sementara untuk lemak diberikan cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi, demikian
juga untuk karbohidrat cukup yaitu total kebutuhan eergi dikurangi dari kebutuhan energi dari
protein dan lemak. Meski mengaku mengalami penurunan nafsu makan selama sakit, namun
pasien masih mau memakan nasi dan tidak mengalami masalah gastrointestinal lain seperti
mual ataupun muntah, sehingga bentuk yang diberikan biasa atau nasi.
f.
Rencana Monitoring dan Evaluasi
Antropometri
Biokimia
Yang diukur
Berat badan, LLA
Pengukuran
Setiap hari
Hemoglobin
Hematokrit
Albumin
Menyesuaikan
pemeriksaan
lab selanjutnya
Klinis/Fisik
Tekanan darah,
respirasi, denyut
nadi, suhu
Kesadaran
Asupan energi,
protein, lemak,
karbohidrat
Menyesuaikan
pengukuran
selanjutnya
Recall/hari dan
comstock
Evaluasi/target
Tidak mengalami penurunan
atau tetap
Meningkat mendekati normal
Meningkat mendekati normal
Menurun mendekati normal
Dalam rentang normal
Kesadaran membaik
Asupan 80%
2. IMPLEMENTASI
a. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
-
Jenis Diet / Bentuk Makanan / Cara Pemberian : Diet Anak Standar D / Biasa / Oral
Standar diet RS
Kebutuhan (planning)
% Standar / kebutuhan
Pembahasan Diet RS:
Energi (kkal)
2011
1980,55
101,53 %
Protein (g)
59,5
64
92,97 %
Lemak (g)
66
55
120 %
KH (g)
294
307,35
95,65 %
Jika dibandingkan dengan kebutuhan pasien, standar diet yang diberikan oleh RS sudah
memenuhi kurang lebih 10% dari kebutuhan untuk energi, protein, dan karbohidrat. Namun
untuk lemak melebihi kebutuhan yaitu lebih 20%. Sehingga standar diet diturunkan menjadi diet
anak standar C dengan pertimbangan bahwa asupan pasien berdasarkan recall 24 jam juga
masih rendah.
b. Rekomendasi Diet
Makan pagi
STANDAR DIET RS
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
REKOMENDASI DIET
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
Selingan pagi
Makan siang
Selingan sore
Makan sore
Nilai Gizi Total
Kebutuhan
% pemenuhan
Sayur 50 g
Minyak 7,5 g
Gula pasir 10 g
Susu manis 20 g
Kacang ijo 100 g
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
Lauk nabati 50 g
Sayur 50 g
Buah (pepaya) 100 g
Minyak 7,5 g
Susu manis 20 g
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 50 g
Buah (pisang) 50 g
Minyak 7,5 g
Gula 10 g
E = 2011 kkal
P = 59,5 g
L = 66 g
KH = 294 g
E = 1980,55 kkal
P = 64 g
L = 55 g
KH = 307,35 g
E = 101,53 %
P = 92.97 %
L = 120 %
KH = 95,65 %
Sayur 50 g
Minyak 7,5 g
Gula pasir 10 g
Susu manis 20 g
Kacang ijo 100 g
Nasi 150 g
Lauk hewani 25 g
Lauk nabati 25 g
Sayur 50 g
Buah (pepaya) 100 g
Minyak 7,5 g
Susu manis 20 g
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 50 g
Buah (pisang) 50 g
Minyak 7,5 g
Gula 10 g
E = 1902 kkal
P = 51,5 g
L= 57,8 g
KH = 293 g
E = 1980,55 kkal
P = 64 g
L = 55 g
KH = 307,35 g
E = 96,03 %
P = 80,4 %
L = 105,09 %
KH = 95,33 %
c. Penerapan diet berdasarkan rekomendasi
Pemesanan diet : Nasi Diet Anak Standar C
Diet RS dirubah yaitu dari diet anak standar D menjadi diet anak standar C. Perbedaannya
hanya terletak pada jumlah porsi lauk hewani dan nabati pada makan siang. Dalam diet
anak standar D, berat lauk hewani dan nabati adalah 50 g sementara pada diet anak
standar C lebih sedikit yaitu 25 g. Penerapan dilakukan pada hari pertama monitoring,
namun pada hari kedua monitoring pasien dijadwalkan operasi laparatomi biopsi sehingga
pasien dipuasakan selama 10 jam mulai jam 12 malam pada hari pertama monitoring.
d. Penerapan Konseling
Masalah Gizi
Tujuan
Materi Konseling
Keterangan
Asupan oral
inadekuat
a. Meningkatkan
asupan makan untuk
memenuhi
kebutuhan gizi
hingga 80%
b. Pasien paham
pentingnya
memenuhi
kebutuhan gizi
Peningkatan
kebutuhan
energi dan
protein
a. Mempertahankan
status gizi normal
selama masa
perioperatif
b. Pasien paham
pentingnya
mencegah
penurunan berat
badan selama masa
perioperatif
a. Pentingnya
memenuhi kebutuhan
gizi proses
penyembuhan
b. Tahap pemberian
makanan selama
masa perioperatif
sesuai daya terima
pasien
c. Contoh menu dalam
sehari sesuai
kebutuhan zat gizi
dan preferensi
pasien
a. Hubungan
peningkatan
kebutuhan energi dan
protein dengan
penyakit pasien
b. Pentingnya
mencegah penurunan
berat badan lebih
lanjut pada masa
perioperatif
c. Motivasi pasien untuk
menghabiskan
makanannya jika
sudah pulih dan bisa
makan
d. Jumlah kebutuhan
energi, protein, lemak
dan karbohidrat
pasien
Konseling
diberikan
kepada pasien
dan keluarga
pasien dengan
alat bantu
leaflet diet
rendah sisa
dan bahan
makanan
penukar
ASUHAN GIZI KLINIK
A. ASESMEN GIZI
1. ANAMNESIS
a. Identitas Pasien
Nama
Umur
Sex
Pekerjaan
Pendidika
: Ny. S
: 58 tahun
: Perempuan
: IRT
:
No RM
Ruang
Tanggal Masuk
Tanggal Kasus
Alamat
: 01.75.11.68
: ICU
: 25 September 2017
: 26 September 2017
: Sleman
n
Agama
: Islam
Diagnosis Medis
: Acute Respiratory Distress
Syndrome, Community Acquired
Pneumonia, Tuberkulosis, Infeksi
saluran kemih
b. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Pasien mengeluh batuk dan sesak nafas, demam sejak
Riwayat Penyakit
semalam. Batuk berdahak sejak ± 1 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat penyakit TB selama 3 tahun. 6 bulan
Sekarang
SMRS dinyatakan sembuh.
Riwayat Penyakit
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain.
Dahulu
Riwayat Penyakit
Tidak ada
Keluarga
a. Berkaitan dengan Riwayat Gizi
Alergi makanan
Masalah
Gastrointestinal
Kesehatan mulut
Perubahan berat
badan
Riwayat/pola
makan
Pasien tidak memiliki alergi makanan.
Tidak ada penurunan BB.
SMRS nafsu makan pasien menurun
Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap (ya)
Tidak ada penurunan BB
Frekuensi makan : 3x makan utama dan 2x makan selingan
Makanan pokok : Nasi @ 1 centong (3x / hari)
Lauk hewani : Ayam,ikan @ 1 potong sedang (3x / minggu)
Lauk nabati : Tahu dan tempe @ 2 potong sdg (3x / hari),
lebih sering digoreng
Sayuran : Sayuran (3x / hari) @1/2 mangkok, yang biasa
dikonsumsi oseng sawi, gori, jipang
Buah : pisang dan mangga (1x / minggu)
Sering makan kerupuk dan gorengan
Selingan : gorengan, roti, dan jajanan warung
Minuman : Susu : 1x seminggu setiap sore
Teh manis 2x / hari setiap pagi dan sore
Kesimpulan : Ny. S ada penurunan nafsu makan dan asupan makan kurang
Pembahasan :
Ny. S adalah seorang ibu rumah tangga. Keluhan utama pasien mengeluh batuk dan
sesak nafas, demam sejak semalam dan mengalami batuk berdahak sejak ± 1 bulan yang lalu.
Ny S mempunyai riwayat penyakit TB selama 3 tahun. Sudah menjalani pengobatan dan 6
bulan sebelum masuk rumah sakit dinyatakan sembuh. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
lain dan tidak ada riwayat pennyakit keluarga.
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan tertentu, tidak mengalami penurunan BB selama
1 bulan terakhir, namun sebelum masuk rumah sakit nafsu makan pasien menurun.
Secara keseluruhan pola makan Ny.S masih kurang dalam variasi makanan yang
dimakan, frekuensi makanan utama sebanyak 3 kali sehari dan makanan selingan sebanyak 2
kali sehari. Setiap makan hanya lauk nabati dan sayuran, lauk hewani hanya makan apabila
dibelikan oleh anaknya. Lauk yang paling sering dikonsumsi adalah tahu dan tempe, sayuran
yang sering dikonsumsi oseng sawi, gori, dan jipang. Tidak sering konsumsi buah, konsumsi
buah hanya 1 minggu sekali, buah yang dikonsumsi buah pisang dan mangga. Sering konsumsi
kerupuk, gorengan, roti dan jajan warung. NY. S jarang konsumsi susu, konsumsi susu hanya 1
kali seminggu dan lebih sering konsumsi teh manis setiap hari, yaitu pada saat pagi dan sore
hari.
2. ASUPAN ZAT GIZI
Hasil Recall 24 jam diet : RS
Diet RS : Makanan cair sonde lengkap (Entramix 4x @150ml dan Formula RS 2x @300ml)
Energ
Asupan oral
Parenteral
Kebutuhan
% Asupan
Tanggal 26/09/2017
Protein Lemak KH (g)
i
(g)
(g)
(kcal)
1120,1
45,2
20,9
189,8
1625
55,6%
60,9
75,96%
31,67%
294
64,5%
Energi
Tanggal 27/09/2017
Protein Lemak KH (g)
(kcal)
(g)
(g)
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil recall 24 jam terhadap pasien
3. ANTROPOMETRI
Berat badan
48 kg
IMT =
BB( kg)
48
=
=21,3 kg/m 2
2
2
[TB ( m ) ] (1,5)
Tinggi badan
150 cm
Status gizi pasien normal
Energi
(kcal)
Tanggal 28/09/2017
Protein Lemak
KH (g)
(g)
(g)
4. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pemeriksaan
Satuan/Nilai
Tanggal
Tanggal
urin/darah
Normal
26/09/2017
27/09/201
0,6 – 1,3
0,64 mg/dL
mg/dL
14 – 17,5 g/dL
(Normal)
10,4 g/dL
10,2 g/dL
3,4 – 5 g/dL
(Rendah)
2,83 g/dL
(Rendah)
2,64 g/dL
40 – 52 %
(Rendah)
33,6 %
(Rendah)
34,4 %
7 – 20 mg/dL
(Rendah)
30 mg/dL
(Rendah)
30 mg/dL
Keterangan
7
Kreatinin
Hemoglobin
Albumin
Hematokrit
BUN
(Tinggi)
(Tinggi)
Kesimpulan : nilai hemoglobin, albumin, dan hematocrit rendah. Nilai BUN tinggi. Penurunan
nilai hemoglobin dan hematokrit dapat menandakan bahwa pasien anemia.
5. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK
Tanggal : 26/09/2017
Stupor
27/09/2017
Somnolen
93x/menit
95/50 mmHg
20x/menit
36oC
101/65 mmHg
14x/menit
36oC
Pemeriksaan
CT Scan Paru
CT Scan Paru
penunjang
GCS
E= 2 M=2 V=T
E=3 M=5 V=T
Kesan umum
Vital sign
-Nadi
-Tensi
-Respirasi
-Suhu
Kesimpulan:
Pada hari pertama masuk rumah sakit keadaan umum pasien dalam keadaan stupor atau
kesadaran menurun. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tekanan darah rendah, suhu
normal, denyut nadi cepat karena menurut Silverman (2006) tekanan darah normal untuk
pasien anak-anak berusia 13 tahun ke atas adalah 100–120/60–90 mmHg, suhu normal
36,50C – 370C dan denyut nadi 55–110 kali per menit. Sementara respirasi termasuk normal
karena berada rentang normal 12–20 kali per menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan CT
Scan diketahui bahwa terdapat cairan dalam paru-paru pasien yang menyebabkan pasien
mengalami gagal nafas.
6. TERAPI MEDIS
Nama obat
B. DIAGNOSIS GIZI
DOMAIN INTAKE
Kegunaan
Pemberian
Interaksi obat dengan
makanan
(NI-2.1) Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan dibuktikan
oleh hasil food recall 24 jam yang defisit (energi 55,69%; protein 75,96%; lemak 31,67%;
karbohidrat 64,56%).
DOMAIN KLINIS
INTERVENSI GIZI
1. PLANNING
a. Tujuan Diet :
1. Meningkatkan asupan energy hingga mencapai 80% secara bertahap
2. Membantu menormalkan kadar albumin dan Hb mendekati nilai normal.
b. Syarat / prinsip Diet :
1. Energi tinggi dengan koreksi adanya faktor stress.
2. Protein tinggi (15% dari total kebutuhan energi).
3. Lemak cukup, yaitu 20% dari total kebutuhan energi.
4. Karbohidrat cukup. (60% dari total kebutuhan energy)
5. Bentuk cair penuh.
c. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi :
-
Kebutuhan Energi (Ireton-Jones) terpasang ventilator
= 1784-11(A)+5(W)+244(S)+239(T)+804(B)
= 1784-11(58)+5(48)+244(0)+239+804(0)
= 1784-638+240+239
= 1625 Kcal
-
Kebutuhan Protein
= 15% x 1625 Kcal
=
243,75
4
= 60,9 g
-
Kebutuhan Lemak
= 25% x 1625 Kcal
=
325
9
= 36,1 g
-
Kebutuhan Karbohidrat
= 60% x 1625 Kcal
=
975
4
= 243,75 g
d. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
-
Terapi Diet
: TKTP
-
Bentuk makanan
: Cair penuh
-
Cara Pemberian
: Lewat NGT
e. Rencana Konsultasi Gizi
Masalah
Gizi
Asupan oral
inadekuat
Peningkatan
kebutuhan
energi dan
protein
Tujuan
a. Meningkatkan
asupan makan
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
hingga 80%
b. Pasien paham
pentingnya
memenuhi
kebutuhan gizi
a. Mempertahankan
status gizi normal
selama masa
perioperatif
b. Pasien paham
pentingnya
mencegah
penurunan berat
badan selama
masa perioperatif
Materi Konseling
a. Pentingnya memenuhi
kebutuhan gizi yang
meningkat dalam proses
penyembuhan
b. Tahap pemberian
makanan selama masa
perioperatif sesuai daya
terima pasien
Keterangan
Konseling
diberikan
kepada
pasien dan
keluarga
pasien
a. Hubungan peningkatan
kebutuhan energi dan
protein dengan penyakit
pasien
b. Pentingnya mencegah
penurunan berat badan
lebih lanjut pada masa
perioperatif
c. Motivasi pasien untuk
menghabiskan
makanannya
Pembahasan:
Tujuan diet pada kasus ini adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi (energi dan protein)
pasien yang meningkat akibat adanya benjolan di perut yang diduga teratoma yaitu semacam
tumor. Perhitungan energi menggunakan rumus Schofield untuk anak laki-laki usia 10 hingga
18 tahun dengan faktor stres 1,1 karena adanya dugaan tumor atau kanker dan faktor aktivitas
1,3 karena aktivitas pasien sangat ringan, yaitu hanya di tempat tidur namun masih dapat
berjalan sendiri ke toilet (Mahan & Escott-Stumps, 2004). Protein yang diberikan tinggi yaitu
1,6 g/kg berat badan karena rentang normal protein untuk remaja adalah 1–1,5 g/kg berat
badan. Sementara untuk lemak diberikan cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi, demikian
juga untuk karbohidrat cukup yaitu total kebutuhan eergi dikurangi dari kebutuhan energi dari
protein dan lemak. Meski mengaku mengalami penurunan nafsu makan selama sakit, namun
pasien masih mau memakan nasi dan tidak mengalami masalah gastrointestinal lain seperti
mual ataupun muntah, sehingga bentuk yang diberikan biasa atau nasi.
f.
Rencana Monitoring dan Evaluasi
Antropometri
Biokimia
Yang diukur
Berat badan, LLA
Pengukuran
Setiap hari
Hemoglobin
Hematokrit
Albumin
Menyesuaikan
pemeriksaan
lab selanjutnya
Klinis/Fisik
Tekanan darah,
respirasi, denyut
nadi, suhu
Kesadaran
Asupan energi,
protein, lemak,
karbohidrat
Menyesuaikan
pengukuran
selanjutnya
Recall/hari dan
comstock
Evaluasi/target
Tidak mengalami penurunan
atau tetap
Meningkat mendekati normal
Meningkat mendekati normal
Menurun mendekati normal
Dalam rentang normal
Kesadaran membaik
Asupan 80%
2. IMPLEMENTASI
a. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
-
Jenis Diet / Bentuk Makanan / Cara Pemberian : Diet Anak Standar D / Biasa / Oral
Standar diet RS
Kebutuhan (planning)
% Standar / kebutuhan
Pembahasan Diet RS:
Energi (kkal)
2011
1980,55
101,53 %
Protein (g)
59,5
64
92,97 %
Lemak (g)
66
55
120 %
KH (g)
294
307,35
95,65 %
Jika dibandingkan dengan kebutuhan pasien, standar diet yang diberikan oleh RS sudah
memenuhi kurang lebih 10% dari kebutuhan untuk energi, protein, dan karbohidrat. Namun
untuk lemak melebihi kebutuhan yaitu lebih 20%. Sehingga standar diet diturunkan menjadi diet
anak standar C dengan pertimbangan bahwa asupan pasien berdasarkan recall 24 jam juga
masih rendah.
b. Rekomendasi Diet
Makan pagi
STANDAR DIET RS
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
REKOMENDASI DIET
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
Selingan pagi
Makan siang
Selingan sore
Makan sore
Nilai Gizi Total
Kebutuhan
% pemenuhan
Sayur 50 g
Minyak 7,5 g
Gula pasir 10 g
Susu manis 20 g
Kacang ijo 100 g
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
Lauk nabati 50 g
Sayur 50 g
Buah (pepaya) 100 g
Minyak 7,5 g
Susu manis 20 g
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 50 g
Buah (pisang) 50 g
Minyak 7,5 g
Gula 10 g
E = 2011 kkal
P = 59,5 g
L = 66 g
KH = 294 g
E = 1980,55 kkal
P = 64 g
L = 55 g
KH = 307,35 g
E = 101,53 %
P = 92.97 %
L = 120 %
KH = 95,65 %
Sayur 50 g
Minyak 7,5 g
Gula pasir 10 g
Susu manis 20 g
Kacang ijo 100 g
Nasi 150 g
Lauk hewani 25 g
Lauk nabati 25 g
Sayur 50 g
Buah (pepaya) 100 g
Minyak 7,5 g
Susu manis 20 g
Nasi 150 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 50 g
Buah (pisang) 50 g
Minyak 7,5 g
Gula 10 g
E = 1902 kkal
P = 51,5 g
L= 57,8 g
KH = 293 g
E = 1980,55 kkal
P = 64 g
L = 55 g
KH = 307,35 g
E = 96,03 %
P = 80,4 %
L = 105,09 %
KH = 95,33 %
c. Penerapan diet berdasarkan rekomendasi
Pemesanan diet : Nasi Diet Anak Standar C
Diet RS dirubah yaitu dari diet anak standar D menjadi diet anak standar C. Perbedaannya
hanya terletak pada jumlah porsi lauk hewani dan nabati pada makan siang. Dalam diet
anak standar D, berat lauk hewani dan nabati adalah 50 g sementara pada diet anak
standar C lebih sedikit yaitu 25 g. Penerapan dilakukan pada hari pertama monitoring,
namun pada hari kedua monitoring pasien dijadwalkan operasi laparatomi biopsi sehingga
pasien dipuasakan selama 10 jam mulai jam 12 malam pada hari pertama monitoring.
d. Penerapan Konseling
Masalah Gizi
Tujuan
Materi Konseling
Keterangan
Asupan oral
inadekuat
a. Meningkatkan
asupan makan untuk
memenuhi
kebutuhan gizi
hingga 80%
b. Pasien paham
pentingnya
memenuhi
kebutuhan gizi
Peningkatan
kebutuhan
energi dan
protein
a. Mempertahankan
status gizi normal
selama masa
perioperatif
b. Pasien paham
pentingnya
mencegah
penurunan berat
badan selama masa
perioperatif
a. Pentingnya
memenuhi kebutuhan
gizi proses
penyembuhan
b. Tahap pemberian
makanan selama
masa perioperatif
sesuai daya terima
pasien
c. Contoh menu dalam
sehari sesuai
kebutuhan zat gizi
dan preferensi
pasien
a. Hubungan
peningkatan
kebutuhan energi dan
protein dengan
penyakit pasien
b. Pentingnya
mencegah penurunan
berat badan lebih
lanjut pada masa
perioperatif
c. Motivasi pasien untuk
menghabiskan
makanannya jika
sudah pulih dan bisa
makan
d. Jumlah kebutuhan
energi, protein, lemak
dan karbohidrat
pasien
Konseling
diberikan
kepada pasien
dan keluarga
pasien dengan
alat bantu
leaflet diet
rendah sisa
dan bahan
makanan
penukar