Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam bas

Disusun Oleh:
Nama

: Graceby Limbong

NPM

: E1D013077

Prodi

: Agribisnis

Kelompok

: V (Lima)

Hari/Jam

: Jumat, 08.00


Tanggal

: 22 November 2013

Ko-Ass

: Al Arbi

Dosen

: Drs. Hasan B. Daulay, MS

Objek praktikum

: TITRASI ASAM BASA

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan, maka
tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asambasa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa
kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen
(equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa.
Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu
metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,
titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk
titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam
Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada
laporan kali ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.
1.2 Tujuan percobaan
a. Mahasiswa mampu menerapkan teknik titrasi untuk menganalisa contoh yang
mengandung asam
b. Mahasiswa mampu menstandarisasi larutan

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa, atau netral. Kita dapat menentukan
apakah zat atau senyawa tersebut asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator.
Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru, lakmus merah yang dimuat di

bunga kembang sepatu, bunga bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya. Zat warna dari
bahan – bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam, basa, maupun netral
(Ripani, 2009)
Perubahan warna harus terjadi dengan mendadak, agar tidak ada keragu-raguan tentang
kapan titrasi harus dihentikan. Untuk memenuhinya maka trayek indikator harus memotong
bagian yang sangat curam dari kurva titrasi. (Sudarmo, 2004)
Dalam titrasi ada pula yang tidak memerlukan indikator sebagai penunjuk titik akhir
titrasi, hal ini memungkinkan karena zat asalnya yang berwarna dan memiliki perbedaan warna
pada awal titrasi dengan warna akhir titrasi yang cukup kontras dan mencolok, sebagai contoh
pada titrasi Permanganometri yang memiliki larutan titer yang berwarna ungu dengan warna
merah muda pucat pada titik akhir titrasi. Istilah yang sering digunakan adalah Autoindikator.
Bila suatu indikator dalam suatu titrasi kita pergunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi,
maka : Indikator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen dengan titrat agar
tidak terjadi kesalahan titrasi (yakni selisih antara titik akhir dan titik ekivalen). Untuk
memenuhinya maka trayek indikator harus mencakup pH larutan pada titik ekivalen, atau sangat
mendekatinya. (Raymond Chang.2004)

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam basa dengan bahan dari alam, seperti


3

BAB III
METODOLOGI

-

NaOH

0.1 M

-

HCl

0.1 M

-


H2C2O4

-

Indikator penolphetalein

-

Erlenmeyer

-

Buret 50 ml

-

Statif dan klem

-


Gelas ukur 25 ml atau 10 ml

-

Corong kaca

3.1 Cara kerja
3.1.1 Standar larutan NaOH 0.1 M
-

Cuci 3 erlenmeyer, pipet 10 ml larutan asam oksalat 0.1 M dan masukan ke dalam setiap
Erlenmeyer dan tambahkan ke dalam masing-masing Erlenmeyer 3 tetes indikator
pennolpthalein (PP)

-

Alirkan larutan NaOH yang ada dalam buret sedikit demi sedikit sampai terbentuk warna
merah muda yang tidak hilang apabila gelas Erlenmeyer digoyang

-


Catat volume NaOH terpakai

-

Ulangi dengan cara yang sama untuk Erlenmeyer ke II dan III

-

Hitung molaritas (M) NaOH

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

3.1 Alat dan Bahan

4

3.1.2 Penentuan konsentrasi larutan
-


Cuci 3 erlenmeyer, pipet 10 ml larutan HCl 0.1 M dan masukan ke dalam setiap
Erlenmeyer

-

Tambahan dalam masing-masing Erlenmeyer 3 tetes indikator penolphtalein (PP)

-

Alirkan larutan NaOH yang ada dalam buret sedikit demi sedikit sampai terbentuk

-

Catat volume NaOH terpakai

-

Ulangi dengan cara yang sama untuk Erlenmeyer ke II dan III

-


Hitung molaritas HCl

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

warna merah muda yang tidak hilang apabila Erlenmeyer digoyang

5

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat

1.
2.
3.

Prosedur
Volume larutan asam oksalat 0.1 M
Volume NaOH terpakai

Molaritas (M) NaOH

I
10 ml
19 ml

Ulangan
II
10 ml
18 ml

III
10 ml
20 ml

Rata-rata
10 ml
19 ml
0.05 M

4.2 Standarisasi HCl dengan larutan HCl
No
1.
2.
3.
4.

Prosedur
Volume larutan HCl
Volume NaOH terpakai
Molaritas NaOH
Molaritas larutan HCl

I
10 ml
9 ml

Ulangan
II
10 ml
9 ml

III
10 ml
10 ml

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

No

Rata-rata
10 ml
9.3 ml

0.05 M
0.05 M

6

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Standarisasi NaOH dengan asam oksalat
V As Oksalat = 10 ml
V NaOH

= 19 ml

M NaOH

=?

Jawab

V As Oksalat x M As Oksalat = V NaOH x M NaOH
10ml x 0.1M
MNaOH

=

19

x M NaOH

1
= 19
= 0.05 M

6.2 Standarisasi HCl dengan Larutan HCl
V NaOH

= 9.3 ml

M NaOH

= 0.05 M

V HCl

= 10 ml

M HCL

=?

Jawab

V NaOH

x M NaOH

= V HCl x M HCl

9.3ml x 0.05M

= 10ml x M HCl
9.3 ml x 0.05
=
10 ml

MNaOH

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

M As Oksalat = 0.1 M

= 0.046 M
= 0.05 M

7

BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan:
7.1.1 Teknik menentukan larutan

basa, atau netral.
b) Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna biru,
dan dalam larutan netral berwarna merah
Contoh :
- Larutan HCl dan CH3COOH



Merah (Asam)

- Larutan NaOH



Biru (Basa)

- Larutan H2O



Merah (Netral)

c) Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna biru, dan
dalam larutan netral berwarna biru.
Contoh :
- Larutan HCl dan CH3COOH



Merah (Asam)

- Larutan NaOH



Biru (Basa)

- Larutan H2O



Biru (Netral)

d) Metyl merah dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna kuning,
dan dalam larutan netral berwarna kuning.
Contoh :
- Larutan HCl dan CH3COOH



Merah muda (Asam)

- Larutan NaOH



Kuning (Basa)

- Larutan H2O



Kuning (Netral)

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

a) Indikator asam basa adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan asam,

e) Fenolpthalein (PP) dalam larutan asam berwarna bening (tidak berwarna), dalam larutan
basa berwarna merah ungu (nila), dan dalam larutan netral tidak berwarna (bening).
Contoh :
- Larutan HCl dan CH3COOH



Tidak berwarna (Asam)

- Larutan NaOH



Merah ungu (Basa)

8



- Larutan H2O

Tidak berwarna (Netral)

7.1.2 Cara menstandarisasikan larutan
Untuk menstandarisasikan larutan NaOH yang berdasarkan hasil percobaan dapat
dilakukan reaksi alkametri antara asam oksalat dan basa NaOH
Contoh :
M As Oksalat = 0.1 M
V NaOH

= 19 ml

M NaOH

=?

Jawab

V As Oksalat x M As Oksalat = V NaOH x M NaOH
10ml x 0.1M
MNaOH

19

x M NaOH

1
= 19
= 0.05 M

7.2 Saran
1. Pada saat percobaan praktikan harus mengerti bagaimana cara perhitunngan untuk
menentukan Molaritas pada suatu larutan
2. Pada saat percobaan praktikan juga harus tau menentukan asam kuat, asam lemah, basa
kuat, basa lemah dan netral
3. Pada percobaan praktikan harus tertib dalam mendengarkan Ko-ass menjelaskan berbagai

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

V As Oksalat = 10 ml

larutan yang digunakan

9

BAB VIII
JAWABAN PERTANYAAN
7.1 Bagaimana caranya agar titik titrasi mendekati titik ekivalen ?
Caranya adalah ketika sudah mendekati titik ekivalen usahakan agar penambahan titernya

7.2 Jelaskan apakah reaksi dapat berlangsung jika tidak ditambah dengan indikator ?
Dalam titrasi ada pula yang tidak memerlukan indikator sebagai penunjuk titik akhir titrasi,
hal ini memungkinkan karena zat asalnya yang berwarna dan memiliki perbedaan warna pada
awal titrasi dengan warna akhir titrasi yang cukup kontras dan mencolok, sebagai contoh pada
titrasi Permanganometri yang memiliki larutan titer yang berwarna ungu dengan warna merah
muda pucat pada titik akhir titrasi. Istilah yang sering digunakan adalah Autoindikator.
7.3 Tuliskan dengan lengkap reaksi yang terjadi pada reaksi diatas ?
Reaksi asam dan reaksi Basa
7.4 Jelaskan pengertian larutan primer dan larutan standar sekunder
-

Larutan

baku

primer

yaitu

larutan

dimana

dapat

diketahui

kadarnya

dan stabil pada proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan.
-

Larutan baku sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya ditentukan dengan jalan
pembekuan dengan larutan atau secara langsung tidak dapat diketahu kadarnya dan
kestabilannya didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.

Tuliskan syarat-syarat indikator dapat dipakai dalam suatu titrasi ?
-

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

secara perlahan, apabila perlu setengah tetes, biar tidak melewati titik ekivalen terlalu jauh.

Reaksi antara titran dengan analit harus stoikiometri. Artinya reaksi keduanya dapat
ditulis dalam persamaan reaksi yang telah diketahui dengan pasti.

-

Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung dengan cepat, hal ini untuk memastikan
proses titrasi cepat berlangsung dan titik equivalent cepat diketahui.

-

Tidak ada reaksi lain yang mengganggu reaksi antara titran dan analit.

10

DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, Endang., Theory and Application of Chemistry, Bilingual, Jakarta.
http://worldofanimeducation.blogspot.com/

http://warrentaperoti.blogspot.com/2011/04/praktikum-titrasi-asam-basa.html
Ripani. 2009. Pengantar kimia asam-basa.
Sudarmo, 2004
Raymond Chang.2004

Laporan Praktikum Kimia Fakultas Pertanian UNIB | @Gracebylimbong

http://belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa/

11