LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN TE (1)
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN
“TEKNIK ISOLASI BAKTERI PADA BAHAN PANGAN”
NAMA
: HARDIN MUHAMMAD
NIM
: D1C1 14028
KELOMPOK
: IV(EMPAT)
KELAS
: TPG A 2014
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang populasinya sangat besar dan
kompleks. Spesiesnya yang berjumlah ratusan terdapat di bagian-bagian tubuh
manusia, makanan, hewan dan lain-lain. Bukan hanya terdapat pada mahluk
hidup, mikroorganisme juga terdapat ditanah, air dan udara. Dalam kehidupan
terkadang kita membutuhkan suatu mikroorganisme tertentu untuk diisolasi atau
dibiakkan. Misalnya, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah / benda padat
yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan
serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari
bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan
terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka
pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan / direndam,
dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri
yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi,
populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu
jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari suatu lingkungan, sehingga diperoleh kultur
murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya
berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan
untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara
taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution
plate) serta mikromanipulator. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah
praktikum mengenai “Teknik Isolasi Bakteri dari Bahan Pangan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana
cara membuat biakan murni dengan metode pengenceran dan metode gores?
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menyiapkan melatih praktikan cara
membuat biakan murni dengan metode pengenceran dan metode gores.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari
suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah
metode cawan gores dan metode cawan tuang yang didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu dengan
anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat
diamati (Afrianto, 2004).
Pengenceran adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya
ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu
untuk mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009). Pengenceran
merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil
konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga
volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007).
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak
ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan
digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar
steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang
tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benarbenar biakan murni (Dwiyana, 2012).
Untuk metode streak plate misalnya, mikrobia diletakkan dalam pada ujung
plate menggunakan ose, lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut
dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode pour plate atau penuangan.
Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara langsung, karena
sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat
penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat
terpenuhi (Prescott et.al.2008).
Metode pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri
dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa
ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri (Barazandeh,
2008).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan pangan dilaksanakan di
Laboratorium Unit Biomolekuler jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian,
Universitas Halu Oleo, Kendari pada hari Selasa, 10 Mei 2016 pukul 13.00 s/d
15.00 WITA.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan
pangan adalahcawan petri, Micro Pipette, Micro Tube, gelas kimia, tabung reaksi,
timbangan analitik, Vortex, Laminar Air Flow, lampu bunsen, Glass Rod, Plastic
Wrap, kertas label, alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan
pangan adalah Nutrient Agar (NA), aquadest, yoghurt, ikan busuk, makanan
jajanan, air mineral isi ulang, alkohol 70% .
C. Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan
pangan yaitu:
1. Teknik Penggoresan Agar ( Streak Plate Method)
a) Menyiapkan agar lempengan.
b) Menggoyangkan tabung reaksi yang berisi suspense biakan.
c) Memijarkan lup inokulasi pada api Bunsen hingga merah.
d) Mendinginkan lup inokulasi.
e) Mengambil 1 mata lup inokulasi suspensi bakteri.
f) Menggoreskan lempeng agar dengan lup inokulasi. Lup inokulasi jangan
melukai lempeng agar.
g) Menginkubasi piringan pada posisi telungkup di dalam kantung plastic
selama 24 jam dengan temperature 37°C.
2. Teknik Agar Sebar
a) Menyiapkan 8 buah Micro Tube berisi 0,9 ml air steril.
b) Memipet 0,1 ml suspensi sampel yang telah dihomogenkan dalam air dari
1 tabung dan mencampurkan kedalam air steril.
c) Menggoyangkan dan memutar tabung sehingga tercampur dengan baik
dan melakukan pengenceran berseri hingga tabung 8.
d) Mencelupkan penyebar (glass rod) ke dalam alkohol, lalu memanaskan
penyebar hingga alkohol terbakar habis.
e) Mendinginkan penyebar sebelum digunakan.
f) Mempipet 0,1 ml cairan suspensi bakteri dari Micro Tube 7 dan 8 dengan
Micro Pipette secara terpisah.
g) Menuang suspensi bakteri dari masing-masing Micro Tube dalam
lempengan dan menyebar dengan menggunakan batang penyebar hingga
rata dan kering.
h) Menyimpan biakan ke dalam inkubartor selama 48 jam.
i) Mengamati perkembangan koloni yang terbentuk dan menghitung jumlah
koloninya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum teknik isolasi mikroba dari bahan pangan
dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :
Gambar 1. Penampakan Koloni Bakteri pada Cawan Pengamatan
(1)
(3)
(2)
(4)
Keterangan Gambar: 1. Isolat kue lapis 2. Isolat ikan busuk 3. Isolat yogurt
4. Isolat Air isi ulang.
Table 1. hasil pengamatan teknik isolasi bakteri dari bahan pangan.
Jumlah Koloni
Jenis Sampel
Yogurt 10-7
Yogurt 10-8
Ikan busuk 10-7
Ikan busuk 10-8
Makanan jajanan 10-7
Makanan jajanan 10-8
Air minum isi ulang 10-7
Air minum isi ulang 10-8
Populasi bakteri/ml
Tumbuh
284
348
260
320
713
320
164
267
284 × 108 CFU/ml
348 × 109 CFU/ml
52 × 109 CFU/ml
64 ×1010 CFU/ml
1.426 × 108 CFU/ml
792 × 109 CFU/ml
164 × 108 CFU/ml
267 × 109 CFU/ml
B. Pembahasan
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan
mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari
lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak
bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di
kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam
bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang
hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu,
pengisolasian ini dilakukan.
Praktikum ini diawali dengan melakukan metode pengenceran (Dilution
Method),
pengenceran
dilakukan
untuk
menurunkan
atau
memperkecil
konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga
volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007). Sampel yang telah
diambil kemudian disuspensikan dalam aquadest steril.
Praktikum isolasi bakteri kali ini menggunakan medium padat dan cair,
diantaranya adalah jajanan pasar, ikan (busuk), dan yoghurt serta air mineral isi
ulang. Umumnya jika sampel berbentuk padatan maka sampel tersebut terlebih
dahulu ditimbang kemudian dihancurkan lalu diaduk secara merata. Jika sampel
berbentuk cair, maka sampel diambil sebanyak 10 ml.
Metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri dalam praktikum kali ini
adalah metode agar sebar. Teknik ini dilakukan untuk menumbuhkan
mikroorganisme didalam edia agar dengan cara menggunakan stok kultur bakteri
atau menghapuskannya diatas media agar yang telah memadat. Sampel yang di uji
yakni sampel makanan jajanan pasar, ikan busuk, air mineral isi ulang dan
yoghurt pada pangeceran 10-7 dan 10-8 dituangkan pada cawan petri yang sudah
steril dan terisi nutrient agar (NA) untuk, Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 2
x 24 jam untuk, dimana selama inkubasi cawan petri diletakkan terbalik, hal ini
dimaksudkan agar uap air yang berasal dari media tidak jatuh kembali ke atas
media, sehingga tidak mengakibatkan rusaknya permukaan media.
Hasil percobaan pada isolasi dan identifikasi mikroba. Pada cawan petri
dengan sampel yogurt pengenceran 10-7 terdapat 284 koloni mikroba dengan
populasi mikroba 284 × 108 CFU/ml, sedangkan pada cawan petri dengan sampel
yogurt pengenceran 10-8 terdapat 348 koloni mikroba dengan populasi mikroba
348 × 109 CFU/ml.
Pada cawan petri dengan sampel air mineral isi ulang
pengenceran 10-7 terdapat 164 koloni mikroba dengan populasi mikroba 164 ×
108 CFU/ml, sedangkan pada cawan petri dengan sampel air mineral isi ulang
pengenceran 10-8 terdapat 164 koloni mikroba dengan populasi 267 × 109
CFU/ml. Pada cawan petri dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-7
terdapat 713 koloni mikroba dengan populasi mikroba 1.426 × 108 CFU/ml,
sedangkan pada cawan petri dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-8
terdapat 320 koloni mikroba dengan populasi mikroba 792 × 109 CFU/ml. Pada
cawan petri dengan sampel ikan busuk pengenceran 10-7 terdapat 260 koloni
mikroba dengan populasi mikroba 52 × 109 CFU/ml sedangkan pada cawan petri
dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-8 terdapat 320 koloni mikroba
dengan populasi mikroba 64 ×1010 CFU/ml. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
tingkat pengenceran maka semakin rendah jumlah dari koloni bakteri.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kesimpulan yang dapat diambil adalah prinsip
biakan murni adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba dari
lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni adalah kultur selsel mikroba yang berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa metode
yang digunakan dalam mengisolasi mikroba yaitu metode tuang (pour plate),
metode sebar (spread plate), metode goresan (streak plate), pengenceran (dilution
method), serta micromanipulator (the micromanipulator method).
B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum praktikan lebih serius dalam
melakukan teknik isolasi agar tidak terjadi kesalahan dalam teknik biakan murni
yang sedang dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala
(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB :
Bandung.
Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg Media. Jerman.
Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas
Hasanuddin. Makassar
Nurohaianah et al, 2007. Media . UI Press. Jakarta
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed.
McGraw-Hill Book Company Inc. USA.
LAMPIRAN
JP = JK × FP × S
Keterangan:
JP : Jumlah Populasi
JK : Jumlah Koloni
FP: Faktor Pengenceran
S : Suspensi
Yogurt 10-7
Dik: JK= 284
FP= 107
S = 10
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 284 × 107 × 10
= 2840 × 107
= 284 × 108CFU/ml
10-8
Dik: JK= 348
FP= 108
S = 10
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 348 × 108 × 10
= 3480 × 107
= 348 × 109 CFU/ml
Ikan busuk 10-7
Dik: JK= 260
FP= 107
S = 20
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 260 × 107 × 20
= 5200 × 107
= 52 × 109 CFU/ml
10-8
Dik: JK= 320
FP= 108
S = 20
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 320 × 108 × 20
= 6400 × 108
= 640 × 109 CFU/ml
Makanan jajanan10-7
Dik: JK= 713
FP= 107
S = 20
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 713 × 107 × 20
= 14.260 × 107
= 142,6 × 1010 CFU/ml
10-8
Dik: JK= 320
FP= 108
S = 20
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 320 × 108 × 20
= 6400 × 108
= 64 × 1010 CFU/ml
air mineral10-7
Dik: JK= 164
FP= 107
S = 10
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 164 × 107 × 10
= 1640 × 107
= 164 × 109 CFU/ml
10-8
Dik: JK= 267
FP= 108
S = 10
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 267 × 108 × 10
= 2670 × 108
= 267 × 109 CFU/ml
“TEKNIK ISOLASI BAKTERI PADA BAHAN PANGAN”
NAMA
: HARDIN MUHAMMAD
NIM
: D1C1 14028
KELOMPOK
: IV(EMPAT)
KELAS
: TPG A 2014
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang populasinya sangat besar dan
kompleks. Spesiesnya yang berjumlah ratusan terdapat di bagian-bagian tubuh
manusia, makanan, hewan dan lain-lain. Bukan hanya terdapat pada mahluk
hidup, mikroorganisme juga terdapat ditanah, air dan udara. Dalam kehidupan
terkadang kita membutuhkan suatu mikroorganisme tertentu untuk diisolasi atau
dibiakkan. Misalnya, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah / benda padat
yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan
serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari
bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan
terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka
pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan / direndam,
dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri
yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi,
populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu
jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari suatu lingkungan, sehingga diperoleh kultur
murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya
berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan
untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara
taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution
plate) serta mikromanipulator. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah
praktikum mengenai “Teknik Isolasi Bakteri dari Bahan Pangan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana
cara membuat biakan murni dengan metode pengenceran dan metode gores?
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menyiapkan melatih praktikan cara
membuat biakan murni dengan metode pengenceran dan metode gores.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari
suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah
metode cawan gores dan metode cawan tuang yang didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu dengan
anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat
diamati (Afrianto, 2004).
Pengenceran adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya
ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu
untuk mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009). Pengenceran
merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil
konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga
volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007).
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak
ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan
digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar
steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang
tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benarbenar biakan murni (Dwiyana, 2012).
Untuk metode streak plate misalnya, mikrobia diletakkan dalam pada ujung
plate menggunakan ose, lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut
dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode pour plate atau penuangan.
Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara langsung, karena
sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat
penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat
terpenuhi (Prescott et.al.2008).
Metode pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri
dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa
ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri (Barazandeh,
2008).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan pangan dilaksanakan di
Laboratorium Unit Biomolekuler jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian,
Universitas Halu Oleo, Kendari pada hari Selasa, 10 Mei 2016 pukul 13.00 s/d
15.00 WITA.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan
pangan adalahcawan petri, Micro Pipette, Micro Tube, gelas kimia, tabung reaksi,
timbangan analitik, Vortex, Laminar Air Flow, lampu bunsen, Glass Rod, Plastic
Wrap, kertas label, alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan
pangan adalah Nutrient Agar (NA), aquadest, yoghurt, ikan busuk, makanan
jajanan, air mineral isi ulang, alkohol 70% .
C. Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan
pangan yaitu:
1. Teknik Penggoresan Agar ( Streak Plate Method)
a) Menyiapkan agar lempengan.
b) Menggoyangkan tabung reaksi yang berisi suspense biakan.
c) Memijarkan lup inokulasi pada api Bunsen hingga merah.
d) Mendinginkan lup inokulasi.
e) Mengambil 1 mata lup inokulasi suspensi bakteri.
f) Menggoreskan lempeng agar dengan lup inokulasi. Lup inokulasi jangan
melukai lempeng agar.
g) Menginkubasi piringan pada posisi telungkup di dalam kantung plastic
selama 24 jam dengan temperature 37°C.
2. Teknik Agar Sebar
a) Menyiapkan 8 buah Micro Tube berisi 0,9 ml air steril.
b) Memipet 0,1 ml suspensi sampel yang telah dihomogenkan dalam air dari
1 tabung dan mencampurkan kedalam air steril.
c) Menggoyangkan dan memutar tabung sehingga tercampur dengan baik
dan melakukan pengenceran berseri hingga tabung 8.
d) Mencelupkan penyebar (glass rod) ke dalam alkohol, lalu memanaskan
penyebar hingga alkohol terbakar habis.
e) Mendinginkan penyebar sebelum digunakan.
f) Mempipet 0,1 ml cairan suspensi bakteri dari Micro Tube 7 dan 8 dengan
Micro Pipette secara terpisah.
g) Menuang suspensi bakteri dari masing-masing Micro Tube dalam
lempengan dan menyebar dengan menggunakan batang penyebar hingga
rata dan kering.
h) Menyimpan biakan ke dalam inkubartor selama 48 jam.
i) Mengamati perkembangan koloni yang terbentuk dan menghitung jumlah
koloninya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum teknik isolasi mikroba dari bahan pangan
dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :
Gambar 1. Penampakan Koloni Bakteri pada Cawan Pengamatan
(1)
(3)
(2)
(4)
Keterangan Gambar: 1. Isolat kue lapis 2. Isolat ikan busuk 3. Isolat yogurt
4. Isolat Air isi ulang.
Table 1. hasil pengamatan teknik isolasi bakteri dari bahan pangan.
Jumlah Koloni
Jenis Sampel
Yogurt 10-7
Yogurt 10-8
Ikan busuk 10-7
Ikan busuk 10-8
Makanan jajanan 10-7
Makanan jajanan 10-8
Air minum isi ulang 10-7
Air minum isi ulang 10-8
Populasi bakteri/ml
Tumbuh
284
348
260
320
713
320
164
267
284 × 108 CFU/ml
348 × 109 CFU/ml
52 × 109 CFU/ml
64 ×1010 CFU/ml
1.426 × 108 CFU/ml
792 × 109 CFU/ml
164 × 108 CFU/ml
267 × 109 CFU/ml
B. Pembahasan
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan
mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari
lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak
bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di
kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam
bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang
hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu,
pengisolasian ini dilakukan.
Praktikum ini diawali dengan melakukan metode pengenceran (Dilution
Method),
pengenceran
dilakukan
untuk
menurunkan
atau
memperkecil
konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga
volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007). Sampel yang telah
diambil kemudian disuspensikan dalam aquadest steril.
Praktikum isolasi bakteri kali ini menggunakan medium padat dan cair,
diantaranya adalah jajanan pasar, ikan (busuk), dan yoghurt serta air mineral isi
ulang. Umumnya jika sampel berbentuk padatan maka sampel tersebut terlebih
dahulu ditimbang kemudian dihancurkan lalu diaduk secara merata. Jika sampel
berbentuk cair, maka sampel diambil sebanyak 10 ml.
Metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri dalam praktikum kali ini
adalah metode agar sebar. Teknik ini dilakukan untuk menumbuhkan
mikroorganisme didalam edia agar dengan cara menggunakan stok kultur bakteri
atau menghapuskannya diatas media agar yang telah memadat. Sampel yang di uji
yakni sampel makanan jajanan pasar, ikan busuk, air mineral isi ulang dan
yoghurt pada pangeceran 10-7 dan 10-8 dituangkan pada cawan petri yang sudah
steril dan terisi nutrient agar (NA) untuk, Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 2
x 24 jam untuk, dimana selama inkubasi cawan petri diletakkan terbalik, hal ini
dimaksudkan agar uap air yang berasal dari media tidak jatuh kembali ke atas
media, sehingga tidak mengakibatkan rusaknya permukaan media.
Hasil percobaan pada isolasi dan identifikasi mikroba. Pada cawan petri
dengan sampel yogurt pengenceran 10-7 terdapat 284 koloni mikroba dengan
populasi mikroba 284 × 108 CFU/ml, sedangkan pada cawan petri dengan sampel
yogurt pengenceran 10-8 terdapat 348 koloni mikroba dengan populasi mikroba
348 × 109 CFU/ml.
Pada cawan petri dengan sampel air mineral isi ulang
pengenceran 10-7 terdapat 164 koloni mikroba dengan populasi mikroba 164 ×
108 CFU/ml, sedangkan pada cawan petri dengan sampel air mineral isi ulang
pengenceran 10-8 terdapat 164 koloni mikroba dengan populasi 267 × 109
CFU/ml. Pada cawan petri dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-7
terdapat 713 koloni mikroba dengan populasi mikroba 1.426 × 108 CFU/ml,
sedangkan pada cawan petri dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-8
terdapat 320 koloni mikroba dengan populasi mikroba 792 × 109 CFU/ml. Pada
cawan petri dengan sampel ikan busuk pengenceran 10-7 terdapat 260 koloni
mikroba dengan populasi mikroba 52 × 109 CFU/ml sedangkan pada cawan petri
dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-8 terdapat 320 koloni mikroba
dengan populasi mikroba 64 ×1010 CFU/ml. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
tingkat pengenceran maka semakin rendah jumlah dari koloni bakteri.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kesimpulan yang dapat diambil adalah prinsip
biakan murni adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba dari
lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni adalah kultur selsel mikroba yang berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa metode
yang digunakan dalam mengisolasi mikroba yaitu metode tuang (pour plate),
metode sebar (spread plate), metode goresan (streak plate), pengenceran (dilution
method), serta micromanipulator (the micromanipulator method).
B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum praktikan lebih serius dalam
melakukan teknik isolasi agar tidak terjadi kesalahan dalam teknik biakan murni
yang sedang dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala
(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB :
Bandung.
Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg Media. Jerman.
Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas
Hasanuddin. Makassar
Nurohaianah et al, 2007. Media . UI Press. Jakarta
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed.
McGraw-Hill Book Company Inc. USA.
LAMPIRAN
JP = JK × FP × S
Keterangan:
JP : Jumlah Populasi
JK : Jumlah Koloni
FP: Faktor Pengenceran
S : Suspensi
Yogurt 10-7
Dik: JK= 284
FP= 107
S = 10
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 284 × 107 × 10
= 2840 × 107
= 284 × 108CFU/ml
10-8
Dik: JK= 348
FP= 108
S = 10
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 348 × 108 × 10
= 3480 × 107
= 348 × 109 CFU/ml
Ikan busuk 10-7
Dik: JK= 260
FP= 107
S = 20
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 260 × 107 × 20
= 5200 × 107
= 52 × 109 CFU/ml
10-8
Dik: JK= 320
FP= 108
S = 20
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 320 × 108 × 20
= 6400 × 108
= 640 × 109 CFU/ml
Makanan jajanan10-7
Dik: JK= 713
FP= 107
S = 20
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 713 × 107 × 20
= 14.260 × 107
= 142,6 × 1010 CFU/ml
10-8
Dik: JK= 320
FP= 108
S = 20
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 320 × 108 × 20
= 6400 × 108
= 64 × 1010 CFU/ml
air mineral10-7
Dik: JK= 164
FP= 107
S = 10
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 164 × 107 × 10
= 1640 × 107
= 164 × 109 CFU/ml
10-8
Dik: JK= 267
FP= 108
S = 10
Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S
= 267 × 108 × 10
= 2670 × 108
= 267 × 109 CFU/ml