TUGAS MAKALAHHUKUM BISNIS TENTANG PERUSAHAAN PERSEORANGAN DAN FIRMA
TUGAS MAKALAH
HUKUM BISNIS TENTANG PERUSAHAAN
PERSEORANGAN DAN FIRMA
OLEH :
MAXI SANDI LATUL, S.E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA – PAPUA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Istilah perusahaan mulai dikenal pada saat disusunnya Rancangan Wetboek van Koophandel
(Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) yang kemudian berlaku di Netherland (Belanda) sejak
tahun 1838. Menurut Pemerintah Belanda, yang pada waktu membacakan memorie van
toelichting (memori penjelasan) Rencana Undang-Undang Wetboek van Koophandel di muka
parlemen, yang disebut dengan perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara
tidak terputus-putus, dengan terang-terangan, dan dalam kedudukan tertentu untuk mencari laba
(bagi diri sendiri).
Secara
umum,perusahaan
didefinisikan
sebagai
suatu
organisasi
produksi
yang
menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan
cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur
penting dalam sebuah perusahaan,yaitu organisasi,produksi,sumber ekonomi,kebutuhan dan cara
yang menguntungkan.
Adapun jenis-jenis perusahaan :
1.
Usaha Perseorangan,
2.
Firma (Fa),
3.
Perseroan Komanditer (CV),
4.
Perseroan Terbatas (PT),
5.
Perseroan Terbatas Negara (Persero),
6.
Perusahaan Daerah (PD),
7.
Perusahaan Negara Umum (PERUM),
8.
Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN),
9.
Koperasi, dan
10. Yayasan.
Dalam kesempatan kali ini penulis akan mengkaji lebih dalam tentang pengertian serta
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh Usaha Perseorangan dan Firma (Fa).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Perusahaan, Perusahaan perseorangan dan Firma?
2. Apa saja yang membedakan antara perusahaan perseorangan dengan firma?
3. Apa Kelebihan dan kekurangan dari masing- masing bentuk usaha tersebut?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan makalah ini, yaitu antara lain:
1. Mengetahui pengertian dari perusahaan, perusahaan perseorangan dan perusahaan firma.
2. Mengetahui ciri-ciri dari perusahaan perseorangan maupun perusahaan firma.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari perusahaan perseorangan maupun perusahaan firma.
1.4 MANFAAT MAKALAH
Melalui makalah ini diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi penulis
maupun bagi masyarakat. Adapun manfaat dari makalah ini antara lain:
a. Bagi penulis, dengan adanya penyusunan makalah ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
dan wawasan penulis tentang perusahaan dalam bentuk perseorangan dan perusahaan dalam
bentuk firma.
b. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan informasi jenis perusahaan perseorangan
maupun firma serta dapat membedakan karakteristik diantara keduanya.
c. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat dijadikan dasar acuan bagi pengembangan penelitian
selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan yang akan datang.
d. Bagi pengusaha, dengan adanya penyusunan makalah ini maka dapat memperkirakan perusahaan
mana yang baik untuk dikembangkan sebagai modal atau langkah awal untuk mendirikan suatu
perusahaan.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini bermaksud untuk memudahkan para pembaca dalam memahami
isi makalah. Sistematika dalam penulisan makalah ini terbagi menjadi empat bab. Bab satu
adalah pendahuluan. Bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan makalah.
Bab dua mengemukakan tentang tinjauan pustaka. Dalam bagian ini akan diuraikan teori
tentang pengertian perusahaan menurut para ahli dan juga kategori perusahaan berdasarkan
jumlah pemiliknya, status hukumnya dan pemilik modal.
Bab tiga mengemukakan tentang tinjauan khusus. Dalam bagian ini akan diuraikan teori tentang
pengertian perusahaan perseorangan dan firma, karakteristik dari perusahaan perseorangan dan
firma, serta kelebihan dan kekurangan dari perusahaan perseorangan maupun firma.
Sebagai penutup, bab empat berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada bab ini dikemukaan
kesimpulan makalah sesuai dengan hasil yang ditemukan dari pembahasan serta saran yang
diharapkan berguna bagi kebijakan terkait tentang bentuk perusahaan perseorangan dan firma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENGERTIAN PERUSAHAAN MENURUT PARA AHLI
Menurut Prof. Mr. W.L.P.A. Molengraff, pengertian perusahaan dari sudut pandang
ekonomj adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar
untuk mendapatkan penghasilan dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan
barang-barang atau pengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.
Menurut Mr. M. Polak, perusahaan ada apabila diperlukan adanya perhitungan-perhitungan
tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan dan segala sesuatu itu dicatat dalam pembukuan.
Abdul Kadir Muhammad dalam bukunya Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia
menyatakan bahwa berdasarkan tinjauan hukum, istilah perusahaan mengacu pada badan hukum
dan perbuatan badan usaha dalam menjalankan usahanya.Lebih lanjut, perusahaan adalah tempat
terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua fartor produksi.
Sementara itu, dalam hukum positif Indonesia, UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib
Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b, dirumuskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk usaha
yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja
serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh
keuntungan atau laba.
2.2
BERDASARKAN JUMLAH PEMILIKNYA
Apabila perusahaan dibedakan berdasarkan banyaknya jumlah pemilik maka terdapat dua
macam perusahaan, yaitu perusahaan dagang (perusahaan perseorangan) dan perseroan
(persekutuan).Perusahaan dagang (perusahaan perseorangan) adalah perusahaan yang jumlah
pemiliknya satu orang.Sementara itu, perseroan atau persekutuan adalah perusahaan yang jumlah
pemiliknya lebih dari satu orang.
2.3
BERDASARKAN STATUS HUKUMNYA
Apabila perusahaan dibedakan berdasarkan bentuk hukumnya maka terdapat dua jenis
perusahaan.Pertama adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, yaitu perseroan terbatas
(PT).Kedua adalah perusahaan yang tidak berbadan hukum yang terdiri atas perusahaan dagang,
persekutuan firma (Fa) dan persekutuan komanditer (CV). Dalam ilmu hukum dikenal dua
subjek hukum, yaitu orang dan badan hukum. Pengaturan dasar dari hukum itu sendiri terdapat
dalam Pasal 1654 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang menyatakan
bahwa semua perkumpulan yang sah adalah seperti halnya dengan orang pribadi, dapat
melakukan tindakan-tindakan perdata. Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum seperti halnya orang.Akan tetapi, perbuatan
hukum itu hanya terbatas pada bidang hukum harta kekayaan.Karena bentuk badan hukum
adalah sebagai badan atau lembaga maka dalam mekanisme pelaksanaannya badan hukum
bertindak dengan peraturan pengurus-pengurusnya.
2.4
BERDASARKAN PEMILIK MODALNYA
Apabila perusahaan dibedakan berdasarkan pemilik modalnya maka terdapat dua jenis
perusahaan, yaiti perusahaan swasta dan perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).Perusahaan swasta adalah seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
swasta.Swasta tersebut terdiri atas tige jenis, yaitu swasta nasional, swasta asing dan swasta
campuran (asing dengan nasional-join venture).Sementara itu, perusahaan negara adalah
perusahaan yang seluruh atau sebagian besar sahamnya milik negara atau pemerintah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
3.1.1
PENGERTIAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN DAN FIRMA (Fa)
PENGERTIAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseorangan adalah usaha yang didirikan oleh seorang pengusaha (Hatta).
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh
seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan (Murti
Sumarai, Jhon Suprianto:2003). Menurut (Basswasta:2002) Perusahaan perseorangan adalah
salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan (Basswasta:2002). Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan adalah suatu bentuk usaha yang didirikan, dimiliki,
dan dikelola seseorang.Perusahaan perseorangan banyak sekali dipakai di Indonesia.Bentuk
perusahaan ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha kecil, atau pada saat permulaan
mengadakan kegiatan usaha, misalnya dalam bentuk toko, restaurant, bengkel, dll. Walaupun
jumlah perusahaan yang ada relatif banyak, tetapi volume penjualan masing-masing relatif kecil
jika dibandingkan perusahaan lain.
Jika seseorang menginginkan mendirikan perusahaan, dengan pilihan jenis usaha yang
resiko perusahaan tidak begitu besar, kapital sendiri dari perusahaan yang didirikan tidak
membutuhkan terlampau banyak dan apabila pengusaha memang ingin mengurus dan memimpin
sendiri serta ingin menanggung akibat hukum yang mungkin terjadi tanpa bantuan orang lain
adalah pilihan yang tepat jika ingin membentuk badan usaha perseorangan.
3.1.2
PENGERTIAN FIRMA
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut
firmant) tidak terbatas; sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi
bersama-sama. Demikian pula halnya jika menderita rugi, semuanya ikut menanggung (Basu
Swastha, 1988:55). Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan
untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang
bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama
dari salah seorang sekutu. pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menyebutkan inti dari
firma yaitu bahwa tiap-tiap anggota saling menanggung dan untuk semuanya bertanggung jawab
terhadap perjanjian firma tersebut. Agar lebih jelas, peraturan-peraturan tersebut diperkuat oleh
pasal 16 dan 18 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Bulgerlijk Wetboek) yang menyatakan
bahwa persekutuan adalah suatu perjanjian, dimana dua orang atau lebih sepakat untuk bersamasama mengumpulkan sesuatu dengan maksud supaya laba yang diperoleh dari itu dibagi antara
mereka.
Walaupun para anggota mempunyai kesatuan nama dalam menjalankan usahanya
dan perusahaan mempunyai kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan masing-masing
anggota, namun pada umumnya firma bukanlah badan hukum, melainkan sebagai sebutan dari
anggota bersama-sama. Ini disebabkan karena masing-masing anggota dengan seluruh harta
benda pribadinya bertanggung jawab atas semua utang perusahaan. Sedangkan badan hukum
mempunyai pengertian bahwa tanggung jawab para anggota terhadap utang perusahaan itu
hanya terbatas pada kekayaan dari badan hukum bersangkutan. Untuk mendirikan persekutuan
dengan firma, maka mereka yang bersekutu dapat mendirikan dengan membuat suatu akte
resmi. Akte tersebut memuat tentang apa yang sudah disetujui mereka bersama-sama, seperti
nama perusahaan yang mereka dirikan, besarnya modal tiap sekutu, dll.
3.2 PERBEDAAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN DAN FIRMA
3.2.1 CIRI- CIRI PERUSAHAAN PERSEORANGAN
1. Dimiliki oleh perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaan sederhana
3. Modalnya relatif tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relatif kecil.
3.2.2 CIRI- CIRI FIRMA
1. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
2. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
3. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
4. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
3.3
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DARI PERUSAHAAN PERSEORANGAN DAN
FIRMA
3.3.1 PERUSAHAAN PERSEORANGAN
A. KEUNGGULAN
1) Kebebasan bergerak
Pemilik perusahaan perseorangan mempunyai kebebasan yang sepenuhnya pada setiap
tindakannya. Segala keputusan adalah mutlak harus dilaksanakan sesuai keputusan.
2) Menerima seluruh keuntungan
Hanya perusahaan perseorangan yang memungkinkan seluruh keuntungan
diperuntukkan bagi seseorang.
3) Pajak yang rendah
Bagi perusahaan perseorangan hingga saat ini pemerintah tidak memungut pajak dari
perusahaan itu sendiri. Pemungutan pajak hanya dilakukan pada pemilik yaitu, pajak
penghasilan.
4) Rahasia perusahaan terjamin
Perusahaan perseorangan merupakan suatu jenis perusahaan dimana rahasia-rahasia
dapat dijamin tidak akan bocor, lebih-lebih jika pemilik perusahaan itu sendirilah yang
menjalankan segala tugas-tugas yang penting. Di beberapa perusahaan, keuntungan yang
besar terletak atas dasar dipunyainya suatu proses atau formula rahasia yang tidak
diketahui perusahaan lain.
5) Organisasi yang murah dan sederhana
Pada perusahaan perseorangan bagian-bagiannya tidak banyak seperti halnya PT
karenanya ongkos yang dibutuhkan untuk itu adalah relatif rendah.
B. KELEMAHAN
1. Tanggung jawab tidak terbatas
Dalam perusahaan, tanggung jawab perusahaan terletak di tangan pemilik perusahaan,
sehingga seluruh resiko atas perusahaan ditanggung oleh pemilik perusahaan. Jika
perusahaan tidak dapat melunasi seluruh hutangnya maka kekayaan pribadi menjadi
jaminannya.
2. Besarnya perusahaan terbatas
Penanaman modal yang dijalankan oleh perusahaan perseorangan adalah terbatas,
walaupun pemilik berusaha memperluas perusahaan, kredit yang diperolehpun terbatas
pula.
3. Kelangsungan perusahaan tidak terjamin
Meninggalnya pemimpin atau dipenjarakannya pemilik perusahaan atau sebab lain
sehingga tidak bisa mengelola perusahaan menyebabkan berhentinya aktivitas perusahaan.
4. Sumber keuangan terbatas
Karena pemiliknya hanya satu orang, maka usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh
sumber dana hanya bergantung pada kemampuan pemilik perusahaan.
5. Kesulitan dalam manajemen
Dalam perusahaan semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pencarian
kredit, pengaturan karyawan dan sebagainya, dipegang oleh seorang pemimpin. Ini lebih
sulit dibandingkan apabila manajemen dipegang beberapa orang.
6. Kurangnya kesempatan para karyawan
Karyawan yang bekerja pada perusahaan perseorangan ini akan tetap menduduki posisinya
dalam jangka waktu yang relatif lama.
3.3.2 FIRMA
A. KEUNGGULAN
1) Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk
2)
memperluas usahanya.
Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih
besar.
3) Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para anggota.
Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama.
4) Tergabung alasan-alasan rasional.
5) Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan
B. KELEMAHAN
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan
2. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan
timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
3. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari beberapa pendapat para ahli diantaranya Basu swastha, Hatta dan Murti sumarai, Jhon
suprianto yang memberikan pendapatnya mengenai perusahaan perseorangan dapat disimpulkan
bahwa perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk usaha yang didirikan, dimiliki, dikelola
seseorang.
Selain itu, beberapa ahli diantaranya Basu swastha dan manulang juga memberikan pendapatnya
mengenai pengertian Firma. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Firma adalah
persekutuan menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Laba dan rugi ditanggung bersama
serta nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu. Dari kedua
perusahaan tersebut,masing-masing perusahaan mempunyai beberapa kebaikan dan keburukan
yang merupakan hal yang membedakan dari perusahaan-persahaan lain.
4.2 SARAN
1. Sebaiknya dalam Firma pimpinan dipegang oleh satu orang saja. Karena jika dipimpin oleh
lebih dari satu orang , akan memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para
sekutu.
2. Sebaiknya kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
3. Sebaiknya dalam perusahaan perseorangan, semua kegiatan seperti pembelian, penjualan,
pembelanjaan, pencarian kredit, pengaturan karyawan dan sebagainya, jangan hanya
dipegang oleh seorang pemimpin saja. Karena akan lebih sulit untuk mengaturnya. Sehingga
dibutuhkan manajemen diberbagai bidangnya.
Daftar pustaka
Silondae, A.A. dan Wirawan B. Ilyas. 2011. Pokok- Pokok Hukum B isnis. Jakarta : Salemba
Empat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Firma
22- April- 2014
http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2076216pengertian-perusahaan-perseorangan/
12- April- 2014
http://www.dokterbisnis.net/2010/02/17/kelebihan-dan-kelemahan-badan-usaha-firma/
12- April- 2014
HUKUM BISNIS TENTANG PERUSAHAAN
PERSEORANGAN DAN FIRMA
OLEH :
MAXI SANDI LATUL, S.E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA – PAPUA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Istilah perusahaan mulai dikenal pada saat disusunnya Rancangan Wetboek van Koophandel
(Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) yang kemudian berlaku di Netherland (Belanda) sejak
tahun 1838. Menurut Pemerintah Belanda, yang pada waktu membacakan memorie van
toelichting (memori penjelasan) Rencana Undang-Undang Wetboek van Koophandel di muka
parlemen, yang disebut dengan perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara
tidak terputus-putus, dengan terang-terangan, dan dalam kedudukan tertentu untuk mencari laba
(bagi diri sendiri).
Secara
umum,perusahaan
didefinisikan
sebagai
suatu
organisasi
produksi
yang
menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan
cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur
penting dalam sebuah perusahaan,yaitu organisasi,produksi,sumber ekonomi,kebutuhan dan cara
yang menguntungkan.
Adapun jenis-jenis perusahaan :
1.
Usaha Perseorangan,
2.
Firma (Fa),
3.
Perseroan Komanditer (CV),
4.
Perseroan Terbatas (PT),
5.
Perseroan Terbatas Negara (Persero),
6.
Perusahaan Daerah (PD),
7.
Perusahaan Negara Umum (PERUM),
8.
Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN),
9.
Koperasi, dan
10. Yayasan.
Dalam kesempatan kali ini penulis akan mengkaji lebih dalam tentang pengertian serta
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh Usaha Perseorangan dan Firma (Fa).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Perusahaan, Perusahaan perseorangan dan Firma?
2. Apa saja yang membedakan antara perusahaan perseorangan dengan firma?
3. Apa Kelebihan dan kekurangan dari masing- masing bentuk usaha tersebut?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan makalah ini, yaitu antara lain:
1. Mengetahui pengertian dari perusahaan, perusahaan perseorangan dan perusahaan firma.
2. Mengetahui ciri-ciri dari perusahaan perseorangan maupun perusahaan firma.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari perusahaan perseorangan maupun perusahaan firma.
1.4 MANFAAT MAKALAH
Melalui makalah ini diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi penulis
maupun bagi masyarakat. Adapun manfaat dari makalah ini antara lain:
a. Bagi penulis, dengan adanya penyusunan makalah ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
dan wawasan penulis tentang perusahaan dalam bentuk perseorangan dan perusahaan dalam
bentuk firma.
b. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan informasi jenis perusahaan perseorangan
maupun firma serta dapat membedakan karakteristik diantara keduanya.
c. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat dijadikan dasar acuan bagi pengembangan penelitian
selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan yang akan datang.
d. Bagi pengusaha, dengan adanya penyusunan makalah ini maka dapat memperkirakan perusahaan
mana yang baik untuk dikembangkan sebagai modal atau langkah awal untuk mendirikan suatu
perusahaan.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini bermaksud untuk memudahkan para pembaca dalam memahami
isi makalah. Sistematika dalam penulisan makalah ini terbagi menjadi empat bab. Bab satu
adalah pendahuluan. Bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan makalah.
Bab dua mengemukakan tentang tinjauan pustaka. Dalam bagian ini akan diuraikan teori
tentang pengertian perusahaan menurut para ahli dan juga kategori perusahaan berdasarkan
jumlah pemiliknya, status hukumnya dan pemilik modal.
Bab tiga mengemukakan tentang tinjauan khusus. Dalam bagian ini akan diuraikan teori tentang
pengertian perusahaan perseorangan dan firma, karakteristik dari perusahaan perseorangan dan
firma, serta kelebihan dan kekurangan dari perusahaan perseorangan maupun firma.
Sebagai penutup, bab empat berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada bab ini dikemukaan
kesimpulan makalah sesuai dengan hasil yang ditemukan dari pembahasan serta saran yang
diharapkan berguna bagi kebijakan terkait tentang bentuk perusahaan perseorangan dan firma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENGERTIAN PERUSAHAAN MENURUT PARA AHLI
Menurut Prof. Mr. W.L.P.A. Molengraff, pengertian perusahaan dari sudut pandang
ekonomj adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar
untuk mendapatkan penghasilan dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan
barang-barang atau pengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.
Menurut Mr. M. Polak, perusahaan ada apabila diperlukan adanya perhitungan-perhitungan
tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan dan segala sesuatu itu dicatat dalam pembukuan.
Abdul Kadir Muhammad dalam bukunya Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia
menyatakan bahwa berdasarkan tinjauan hukum, istilah perusahaan mengacu pada badan hukum
dan perbuatan badan usaha dalam menjalankan usahanya.Lebih lanjut, perusahaan adalah tempat
terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua fartor produksi.
Sementara itu, dalam hukum positif Indonesia, UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib
Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b, dirumuskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk usaha
yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja
serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh
keuntungan atau laba.
2.2
BERDASARKAN JUMLAH PEMILIKNYA
Apabila perusahaan dibedakan berdasarkan banyaknya jumlah pemilik maka terdapat dua
macam perusahaan, yaitu perusahaan dagang (perusahaan perseorangan) dan perseroan
(persekutuan).Perusahaan dagang (perusahaan perseorangan) adalah perusahaan yang jumlah
pemiliknya satu orang.Sementara itu, perseroan atau persekutuan adalah perusahaan yang jumlah
pemiliknya lebih dari satu orang.
2.3
BERDASARKAN STATUS HUKUMNYA
Apabila perusahaan dibedakan berdasarkan bentuk hukumnya maka terdapat dua jenis
perusahaan.Pertama adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, yaitu perseroan terbatas
(PT).Kedua adalah perusahaan yang tidak berbadan hukum yang terdiri atas perusahaan dagang,
persekutuan firma (Fa) dan persekutuan komanditer (CV). Dalam ilmu hukum dikenal dua
subjek hukum, yaitu orang dan badan hukum. Pengaturan dasar dari hukum itu sendiri terdapat
dalam Pasal 1654 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang menyatakan
bahwa semua perkumpulan yang sah adalah seperti halnya dengan orang pribadi, dapat
melakukan tindakan-tindakan perdata. Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum seperti halnya orang.Akan tetapi, perbuatan
hukum itu hanya terbatas pada bidang hukum harta kekayaan.Karena bentuk badan hukum
adalah sebagai badan atau lembaga maka dalam mekanisme pelaksanaannya badan hukum
bertindak dengan peraturan pengurus-pengurusnya.
2.4
BERDASARKAN PEMILIK MODALNYA
Apabila perusahaan dibedakan berdasarkan pemilik modalnya maka terdapat dua jenis
perusahaan, yaiti perusahaan swasta dan perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).Perusahaan swasta adalah seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
swasta.Swasta tersebut terdiri atas tige jenis, yaitu swasta nasional, swasta asing dan swasta
campuran (asing dengan nasional-join venture).Sementara itu, perusahaan negara adalah
perusahaan yang seluruh atau sebagian besar sahamnya milik negara atau pemerintah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
3.1.1
PENGERTIAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN DAN FIRMA (Fa)
PENGERTIAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseorangan adalah usaha yang didirikan oleh seorang pengusaha (Hatta).
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh
seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan (Murti
Sumarai, Jhon Suprianto:2003). Menurut (Basswasta:2002) Perusahaan perseorangan adalah
salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan (Basswasta:2002). Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan adalah suatu bentuk usaha yang didirikan, dimiliki,
dan dikelola seseorang.Perusahaan perseorangan banyak sekali dipakai di Indonesia.Bentuk
perusahaan ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha kecil, atau pada saat permulaan
mengadakan kegiatan usaha, misalnya dalam bentuk toko, restaurant, bengkel, dll. Walaupun
jumlah perusahaan yang ada relatif banyak, tetapi volume penjualan masing-masing relatif kecil
jika dibandingkan perusahaan lain.
Jika seseorang menginginkan mendirikan perusahaan, dengan pilihan jenis usaha yang
resiko perusahaan tidak begitu besar, kapital sendiri dari perusahaan yang didirikan tidak
membutuhkan terlampau banyak dan apabila pengusaha memang ingin mengurus dan memimpin
sendiri serta ingin menanggung akibat hukum yang mungkin terjadi tanpa bantuan orang lain
adalah pilihan yang tepat jika ingin membentuk badan usaha perseorangan.
3.1.2
PENGERTIAN FIRMA
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut
firmant) tidak terbatas; sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi
bersama-sama. Demikian pula halnya jika menderita rugi, semuanya ikut menanggung (Basu
Swastha, 1988:55). Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan
untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang
bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama
dari salah seorang sekutu. pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menyebutkan inti dari
firma yaitu bahwa tiap-tiap anggota saling menanggung dan untuk semuanya bertanggung jawab
terhadap perjanjian firma tersebut. Agar lebih jelas, peraturan-peraturan tersebut diperkuat oleh
pasal 16 dan 18 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Bulgerlijk Wetboek) yang menyatakan
bahwa persekutuan adalah suatu perjanjian, dimana dua orang atau lebih sepakat untuk bersamasama mengumpulkan sesuatu dengan maksud supaya laba yang diperoleh dari itu dibagi antara
mereka.
Walaupun para anggota mempunyai kesatuan nama dalam menjalankan usahanya
dan perusahaan mempunyai kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan masing-masing
anggota, namun pada umumnya firma bukanlah badan hukum, melainkan sebagai sebutan dari
anggota bersama-sama. Ini disebabkan karena masing-masing anggota dengan seluruh harta
benda pribadinya bertanggung jawab atas semua utang perusahaan. Sedangkan badan hukum
mempunyai pengertian bahwa tanggung jawab para anggota terhadap utang perusahaan itu
hanya terbatas pada kekayaan dari badan hukum bersangkutan. Untuk mendirikan persekutuan
dengan firma, maka mereka yang bersekutu dapat mendirikan dengan membuat suatu akte
resmi. Akte tersebut memuat tentang apa yang sudah disetujui mereka bersama-sama, seperti
nama perusahaan yang mereka dirikan, besarnya modal tiap sekutu, dll.
3.2 PERBEDAAN PERUSAHAAN PERSEORANGAN DAN FIRMA
3.2.1 CIRI- CIRI PERUSAHAAN PERSEORANGAN
1. Dimiliki oleh perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaan sederhana
3. Modalnya relatif tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relatif kecil.
3.2.2 CIRI- CIRI FIRMA
1. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
2. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
3. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
4. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
3.3
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DARI PERUSAHAAN PERSEORANGAN DAN
FIRMA
3.3.1 PERUSAHAAN PERSEORANGAN
A. KEUNGGULAN
1) Kebebasan bergerak
Pemilik perusahaan perseorangan mempunyai kebebasan yang sepenuhnya pada setiap
tindakannya. Segala keputusan adalah mutlak harus dilaksanakan sesuai keputusan.
2) Menerima seluruh keuntungan
Hanya perusahaan perseorangan yang memungkinkan seluruh keuntungan
diperuntukkan bagi seseorang.
3) Pajak yang rendah
Bagi perusahaan perseorangan hingga saat ini pemerintah tidak memungut pajak dari
perusahaan itu sendiri. Pemungutan pajak hanya dilakukan pada pemilik yaitu, pajak
penghasilan.
4) Rahasia perusahaan terjamin
Perusahaan perseorangan merupakan suatu jenis perusahaan dimana rahasia-rahasia
dapat dijamin tidak akan bocor, lebih-lebih jika pemilik perusahaan itu sendirilah yang
menjalankan segala tugas-tugas yang penting. Di beberapa perusahaan, keuntungan yang
besar terletak atas dasar dipunyainya suatu proses atau formula rahasia yang tidak
diketahui perusahaan lain.
5) Organisasi yang murah dan sederhana
Pada perusahaan perseorangan bagian-bagiannya tidak banyak seperti halnya PT
karenanya ongkos yang dibutuhkan untuk itu adalah relatif rendah.
B. KELEMAHAN
1. Tanggung jawab tidak terbatas
Dalam perusahaan, tanggung jawab perusahaan terletak di tangan pemilik perusahaan,
sehingga seluruh resiko atas perusahaan ditanggung oleh pemilik perusahaan. Jika
perusahaan tidak dapat melunasi seluruh hutangnya maka kekayaan pribadi menjadi
jaminannya.
2. Besarnya perusahaan terbatas
Penanaman modal yang dijalankan oleh perusahaan perseorangan adalah terbatas,
walaupun pemilik berusaha memperluas perusahaan, kredit yang diperolehpun terbatas
pula.
3. Kelangsungan perusahaan tidak terjamin
Meninggalnya pemimpin atau dipenjarakannya pemilik perusahaan atau sebab lain
sehingga tidak bisa mengelola perusahaan menyebabkan berhentinya aktivitas perusahaan.
4. Sumber keuangan terbatas
Karena pemiliknya hanya satu orang, maka usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh
sumber dana hanya bergantung pada kemampuan pemilik perusahaan.
5. Kesulitan dalam manajemen
Dalam perusahaan semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pencarian
kredit, pengaturan karyawan dan sebagainya, dipegang oleh seorang pemimpin. Ini lebih
sulit dibandingkan apabila manajemen dipegang beberapa orang.
6. Kurangnya kesempatan para karyawan
Karyawan yang bekerja pada perusahaan perseorangan ini akan tetap menduduki posisinya
dalam jangka waktu yang relatif lama.
3.3.2 FIRMA
A. KEUNGGULAN
1) Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk
2)
memperluas usahanya.
Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih
besar.
3) Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para anggota.
Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama.
4) Tergabung alasan-alasan rasional.
5) Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan
B. KELEMAHAN
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan
2. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan
timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
3. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari beberapa pendapat para ahli diantaranya Basu swastha, Hatta dan Murti sumarai, Jhon
suprianto yang memberikan pendapatnya mengenai perusahaan perseorangan dapat disimpulkan
bahwa perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk usaha yang didirikan, dimiliki, dikelola
seseorang.
Selain itu, beberapa ahli diantaranya Basu swastha dan manulang juga memberikan pendapatnya
mengenai pengertian Firma. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Firma adalah
persekutuan menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Laba dan rugi ditanggung bersama
serta nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu. Dari kedua
perusahaan tersebut,masing-masing perusahaan mempunyai beberapa kebaikan dan keburukan
yang merupakan hal yang membedakan dari perusahaan-persahaan lain.
4.2 SARAN
1. Sebaiknya dalam Firma pimpinan dipegang oleh satu orang saja. Karena jika dipimpin oleh
lebih dari satu orang , akan memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para
sekutu.
2. Sebaiknya kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
3. Sebaiknya dalam perusahaan perseorangan, semua kegiatan seperti pembelian, penjualan,
pembelanjaan, pencarian kredit, pengaturan karyawan dan sebagainya, jangan hanya
dipegang oleh seorang pemimpin saja. Karena akan lebih sulit untuk mengaturnya. Sehingga
dibutuhkan manajemen diberbagai bidangnya.
Daftar pustaka
Silondae, A.A. dan Wirawan B. Ilyas. 2011. Pokok- Pokok Hukum B isnis. Jakarta : Salemba
Empat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Firma
22- April- 2014
http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2076216pengertian-perusahaan-perseorangan/
12- April- 2014
http://www.dokterbisnis.net/2010/02/17/kelebihan-dan-kelemahan-badan-usaha-firma/
12- April- 2014