skripsi hubungan pengetahuan dan pemerik

SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMERIKSAAN HAEMOGLOBIN SEWAKTU HAMIL DI PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2008 OLEH: RUTH EVA LINDA DAMANIK NIM: 061000226 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judu l:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN SEWAKTU HAMIL DI PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

RUTH EVA LINDA DAMANIK NIM 061000226

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 14 Januari 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

dr. Yusniwarti Yusad, MSi Drs. Abdul Jalil Amri Arma, MKes NIP: 131698717

NIP: 131964121

Penguji II Penguji III

Asfriyati, SKM, M.Kes dr. Ria Masniari Lubis, MSi

NIP. 1321006 NIP. 131124053

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN SEWAKTU HAMIL DI PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2008 SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

RUTH EVA LINDA DAMANIK NIM 061000226 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan pemeriksaan haemoglobin (Hb). Sekitar lima milyard penduduk dunia menderita anemia diperkirakan prevalensinya 30%. Anak-anak dan wanita hamil paling banyak mengalami anemia dengan perkiraan prevalensi global sekitar 43% dan 51% Permasalahan dalam penelitian ini yaitu masih rendahnya ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Darussalam untuk melakukan pemeriksaan Hb. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik. Populasi adalah Seluruh ibu hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas Darussalam tahun 2008. Pengambilan sampel dengan Accidental Sampling yang berjumlah 52 orang. Uji yang digunakan adalah uji Exact Fisher dan Kolmogorov-smirnov.

Dari hasil analisa bivariat berdasarkan uji kolmogorov-smirnov bahwa umur

20 – 30 tahun yang pernah dan tidak pernah melakukan pemeriksaan Hb benar-benar tidak berbeda dengan umur 20 – 30 tahun yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Hb (p=0,636), semua agama dan suku yang melakukan pemeriksaan Hb benar-benar tidak berbeda dengan semua agama dan suku yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Hb (p=1,000), Berdasarkan uji Exact Fisher menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan pemeriksaan Hb.(p=0,001), pendapatan menengah yang pernah melakukan pemeriksaan Hb benar-benar tidak berbeda dengan pendapatan menengah yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Hb (p=0,125), pengetahuan baik yang pernah melakukan pemeriksaan Hb benar-benar berbeda dengan pengetahuan baik yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Hb (p=0,029) dan sikap setuju yang pernah melakukan pemeriksaan Hb tidak berbeda dengan sikap setuju yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Hb (p=0,872)

Dari hasil penelitian diharapkan lebih meningkatkan KIE Ibu hamil tentang pemeriksaan Hb melalui penyuluhan oleh petugas kesehatan dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan Ibu hamil dalam pemeriksaan Hb.

Kata Kunci : (pemeriksaan haemoglobin, ibu hamil)

ABSTRACT

The heath car of pregnant’s mother can be done by haemoglobin (Hb) test. It is about of world population are suffering anemia and the prevalency prediction is 30%. The childrens and the woman are the most being anemia suffer with global prevalency prediction is about 43% and 51%. The problems of this researes is still less of pregnant’s mothers who are visiting to Darusslam public health centre to do Hb test. This research is survey which is using asaracteristic of analityc descriptive. The population are all of centre in 2008. The sample was taken by accidental sampling which is 52 pregnant’s mothers. It was using Exact fisher and kolmogorov- smirnov test.

Based on bivariate analyze which was using kolmogorov-smirnov that the age between 20-30 years old who are ever or never to do Hb test is really different with the age between 20-30 year old who are never to do Hb test (p=0,636), all of religions and tribes which are doing Hb test is really different with all of religions and tribes who are never to do Hb test (p=1,000). Based on exact fisher test was shown that there is correlation between relcation level and occupation with Hb test (p=0,001), the middle incame who are ever to do Hb test is not really different with the middle income who are never to do Hb test (p=0,125), the good knowledge who are ever to do Hb test is really different with the good knowledge who are never to do Hb test (p=0,029) and the supporting action who are ever to do Hb test is not really different with the supporting action who are never to do Hb test (p=0,872).

As the suggestions in those researes are increasing KIE of pregnant’s mother about provider and it needs more research about some factors which are influencing of unsupporting pregnant’s mother in Hb test.

Key words : (Haemoglobin test, the pregnant’s mother)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : RUTH EVA LINDA DAMANIK Tempat/Tanggal Lahir

: Medan, 14 Juni 1984

Agama

: Kristen Protestan

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Jumlah bersaudara

: 3 orang

Alamat

: Jl. Karya Baru No.17 Medan

Riwayat Pendidikan :

1. SD Methodist I Medan : Tahun 1990 – 1996

2. SMP Putri Cahaya Medan : Tahun 1996 – 1999

3. SMU Negeri 17 Medan : Tahun 1999 – 2002

4. Akademi Kebidanan Prima Husada Medan : Tahun 2002 – 2005

5. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU : Tahun 2006 – 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan pemurah yang menjadi tumpuan hidup dan harapan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan Sikap Ibu

Hamil dengan Pemeriksaan Haemoglobin Sewaktu Hamil di Puskesmas

Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008. Penulisan ini salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan di Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terimakasih kepada

Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi selaku dosen pembimbing I dan Bapak Drs. Abdul

Jalil Amri Arman, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku dosen penguji I serta Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji dan memberi masukan dan saran kepada penulis.

Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. R. Kintoko Rochadi selaku Dosen Penasehat Akademik (PA) yang telah membimbing penulis selama proses perkuliahan di FKM USU.

3. Seluruh dosen dan staf serta seluruh Civitas Akademika FKM USU yang telah membimbing dan membantu selama perkuliahan.

4. Ibu dr. Hj. Rima Yanti selaku Kepala Puskesmas Darussalam yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

5. Ibu Mida Simangunsong selaku Kepala Puskesmas Pembantu Desa Siborna dan staff Puskesmas (K’Rista, K’Ros dan K’Gloria) yang telah memberi semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ayahanda O. Damanik dan Ibunda H. N. Saragih yang telah banyak memberi dukungan secara moril dan material selama penulis melakukan perkuliahan di FKM USU dan abangda Antoni Damanik serta Adinda Dolihar Damanik.

7. Sahabat-sahabat terbaikku (K’Melda, K’Sugi, Resmi, K’Saurma, Siska, Marwik) dan anak kost melati II untuk doa, semangat dan segalanya yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini dan teman-teman peminatan Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi ekstension stambuk 2006. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk

ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2009

Penulis

RUTH EVA LINDA DAMANIK

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2007.................................................... 25

Tabel 4.2. Penduduk Menurut Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2007 ..................................................................... 26

Tabel 4.3. Penduduk Menurut Kelompok Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2007.................................................... 26

Tabel 4.4. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008 ...... 27

Tabel 4.5. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008 ...... 28

Tabel 4.6. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Sikap di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008 ........................... 29

Tabel 4.7. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tindakan di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008 ........................... 29

Tabel 4.8. Hubungan Umur Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008 .......................... 30

Tabel 4.9. Hubungan Agama yang Dianut Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008 ..... 31

Tabel 4.10. Hubungan Suku dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008 ................................................ 32

Tabel 4.11. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008 .......................... 33

Tabel 4.12. Hubungan Pekerjaan dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008 ................................................ 33

Tabel 4.13. Hubungan Pendapatan dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008 ................................................ 34

Tabel 4.14. Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008 ................................................ 35

Tabel 4.15. Hubungan Sikap dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008 ................................................ 36

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan kesejahteraan ibu merupakan unsur utama dalam menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan datang. Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan kesehatan (Depkes, 1999).

Salah satu strategi Pembangunan Kesehatan Nasional untuk mewujudkan ”Indonesia sehat 2010” adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang berarti bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berprilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan yang optimal dicapai dengan pemeliharaan kesehatan sedini mungkin mulai dari janin (ibu hamil) hingga melahirkan (Wasnidar, 2007).

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan pemeriksaan haemoglobin (Hb). Nilai hemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia. Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr% pada trimester I dan trimester III atau kadar <10,5gr% pada trimester II (Prawiroharjo dan Winkjoastro, 1999).

Anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada saat kehamilan atau saat persalinan. Gangguan yang serius dapat menyebabkan Anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada saat kehamilan atau saat persalinan. Gangguan yang serius dapat menyebabkan

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN yaitu pada tahun 1994 AKI di Vietnam 120, Brunei 60, Malaysia 59, Thailand 50 dan Singapura hanya 10 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 1994). Menurut SKRT tahun 2001 AKI di Indonesia adalah sebesar 343 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan menirut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 AKI turun menjadi 307, tahun 2005 AKI turun menjadi 262 dan tahun 2006 AKI turun menjadi 253 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2007).

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2006 angka kematian ibu di Sumatera Utara 4 (empat) tahun terakhir secara berturut-turut adalah tahun 2002 terdapat 360 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2003 terdapat 345 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 terdapat 330 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2005 terdapat 335 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi Sumut, 2006).

Data WHO menyebutkan dari sekitar lima milyard penduduk dunia menderita anemia diperkirakan prevalensinya 30%. Anak-anak dan wanita hamil paling banyak mengalami anemia dengan perkiraan prevalensi global sekitar 43% dan 51% (Arisman, 1995). Wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah sampai 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah Data WHO menyebutkan dari sekitar lima milyard penduduk dunia menderita anemia diperkirakan prevalensinya 30%. Anak-anak dan wanita hamil paling banyak mengalami anemia dengan perkiraan prevalensi global sekitar 43% dan 51% (Arisman, 1995). Wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah sampai 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) untuk mendeteksi anemia pada kehamilan dilakukan pemeriksaan kadar Hb ibu hamil. Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilan dan minggu ke 28. Bila kadar Hb <11gr% pada kehamilan dinyatakan anemia dan harus diberi suplemen tablet zat besi secara teratur 1 tablet/hari selama 90 hari.

Pemeriksaan kadar hemoglobin yang dianjurkan dilakukan pada trimester pertama dan ketiga kehamilan, sering hanya dapat dilaksanakan pada trimester ketiga karena kebanyakan ibu hamil baru memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua kehamilan. Sehingga pemeriksaan Hb pada kehamilan tidak berjalan dengan seharusnya (Ikatan Bidan Indonesia, 2000).

Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2004-2006 ditunjukan oleh Angka Kematian Ibu menurun yaitu tahun 2004 sebanyak 162, tahun 2005 sebanyak 120 dan tahun 2006 sebanyak 110 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kota Medan, 2007).

Sementara di Puskesmas Darusalam tahun 2007 berdasarkan survey awal kunjungan ibu hamil didapat sebanyak 456 orang. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan hemoglobin sewaktu hamil pada tahun 2007 sebanyak 235 orang (51,5%) dengan tiga kriteria yaitu Hb < 8gr% sebanyak 6 orang (1,32%), Hb 8- 10gr% sebanyak 101 orang (22,14%), Hb 10-12gr% sebanyak 128 orang (28,07%).

Berdasarkan rendahnya ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Darussalam untuk melakukan pemeriksaan hemoglobin, maka dilakukan penelitian tentang

Hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap ibu hamil dengan pemeriksaan hemoglobin sewaktu hamil di Puskesmas Darusalam tahun 2008.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan rendahnya ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Darussalam untuk melakukan pemeriksaan hemoglobin, maka dilakukan penelitian tentang Hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan pemeriksaan hemoglobin sewaktu hamil di Puskesmas Darusalam tahun 2008.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan pemeriksaan hemoglobin sewaktu hamil di Puskesmas Darusalam tahun 2008.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil (umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku dan penghasilan) di Puskesmas Darusalam tahun 2008.

2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan pemeriksaan haemoglobin sewaktu hamil di Puskesmas Darusalam tahun 2008.

3. Untuk mengetahui hubungan Sikap ibu hamil dengan pemeriksaan haemoglobin sewaktu hamil di Puskesmas Darusalam tahun 2008.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak Puskesmas Darussalam untuk melakukan penyuluhan terhadap ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan hemoglobin.

2. Diketahuinya pola pikir ibu hamil tentang pemeriksaan hemoglobin sebagai dasar penatalaksanaan pemeriksaan kesehatan ibu hamil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Haemoglobin

2.1.1. Defenisi Haemoglobin

Pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan situs ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut haem. Nama haemoglobin merupakan gabungan dari haem dan globin, globin sebagai istilah generik untuk protein globular. Haemoglobin adalah suatu bahan dalam sitoplasma sel darah merah merupakan senyawa protein yang terdiri dari hema dan globin. Hema terdiri dari 4 struktur pyrole dengan atom fe ditengahnya. Sedangkan globin terdiri dari 2 pasang polypeptide (Muraya, dkk., 2003).

Menurut Manuaba (2001), Haemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna

merah. Fungsi dari haemoglobin adalah pengangkutan O 2 dari organ respirasi kejaringan perifer dan pengangkutan CO 2 , berbagai proton dari jaringan perifer ke organ respirasi untuk selanjutnya diekresikan keluar. Haemoglobin dibentuk didalam sel darah merah ketika sel darah merah berada pada sumsum tulang belakang.

Kegagalan pembentukan hemoglobin dapat disebabkan kekurangan protein dalam makanan.

2.1.2. Manfaat Pemeriksaan Haemoglobin Sewaktu Hamil

Menurut Wasnidar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil yaitu:

1. Mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.

2. Mencegah terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR).

3. Memenuhi cadangan zat besi yang kurang.

2.1.3. Akibat Kurangnya Kadar Haemoglobin Pada Ibu Hamil

Menurut Prawirohardjo dan Winkjosastro (1999), kurangnya kadar haemoglobin dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya:

1. Abortus.

2. Partus imatur/ prematur.

3. Kelainan kongenital.

4. Pendarahan antepartum.

5. Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim.

6. Menurunnya kecerdasan setelah bayi dilahirkan.

7. Kematian perinatal

2.1.4. Jenis Haemoglobin

Ada tiga jenis haemoglobin yaitu:

a. Hb A merupakan kebanyakan dari haemoglobin orang dewasa mempunyai rantai globi 2α dan 2β a. Hb A merupakan kebanyakan dari haemoglobin orang dewasa mempunyai rantai globi 2α dan 2β

c. Hb F merupakan hemoglobin fetal yang mempunyai rantai globin 2ά dan 2γ saat bayi lahir 2/3nya adalah jenis haemoglobinnya adalah Hb F dan 1/3nya adalah HbA. Menjelang usia 5 tahun menjadi Hb A >95%, Hb A2 <3,5% dan Hb F <1,5% (Wasnidar, 2007).

2.1.5. Waktu Pemeriksaan Haemoglobin Pada Ibu Hamil

Pemeriksaan haemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan cara sahli dan sianmethemoglobin, dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur kehamilan sebelum 12 minggu) dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu). Hasil pemeriksaan hemoglobin dapat digolongkan sebagai berikut: (1) Hb 11gr%: Tidak anemia; (2) Hb 9-10gr%: Anemia ringan; (3) Hb 7-8gr%: Anemia sedang; (4) Hb < 7 gr%: Anemia berat (Manuaba, 2001).

2.1.6. Bahan dan Cara pemeriksaan Haemoglobin

Di laboratorium kadar haemoglobin dapat ditentukan dalam berbagai cara diantaranya dengan cara kalorimetrik seperti cara sianmethemoglobin dan sahli. Prosedur pemeriksaan dengan sahli sebagai berikut :

1. Bahan yang dibutuhkan adalah HCl (0,1 N), Aquades,pipet hemoglobin, alat sahli, pipet pastur, pengaduk. Dengan prosedur kerja pertama masukkan HCL 0,1 N kedalam tabung sahli sampai angka 2.

2. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan disinfektan (alkohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk dengan lanset atau 2. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan disinfektan (alkohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk dengan lanset atau

3. Masukkan pipet yang berisi darah kedalam tabung hemoglobin sampai ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-pelan. Selanjutnya campurkan sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit. Dan terakhir masukkan kedalam alat pembanding, encerkan dengan cairan aquades tetes demi tetes sampai warna larutan ( setelah diaduk sampai homogen) sama dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar Hb pada skala tabung (Gandasoebrata, R., 2003).

2.2. Anemia

2.2.1. Defenisi Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin menurun sehingga akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen dari dalam darah berkurang ( Dorlan, 1996).

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Wasnidar, 2007).

Anemia adalah istilah yang digunakan pada keadaan menurunnya kadar hemoglobin kurang dari 12 gr% darah pada wanita tidak hamil dan hemoglobin kurang dari 10 gr% darah pada wanita hamil. Hemoglobin merupakan zat berwarna Anemia adalah istilah yang digunakan pada keadaan menurunnya kadar hemoglobin kurang dari 12 gr% darah pada wanita tidak hamil dan hemoglobin kurang dari 10 gr% darah pada wanita hamil. Hemoglobin merupakan zat berwarna

2.2.2. Kriteria Anemia

Menurut WHO (1972), Anemia wanita hamil ditetapkan dalam 3 kategori yaitu: Normal lebih dari 11 gr% , anemia ringan 8-11 gr%, anemia berat kurang dari

8 gr%.

2.2.3. Klasifiikasi anemia

Secara morfologis anemia dapat diklisifikasikan menurut ukuran sel dalam hemoglobin sebagai berikut:

a. Anemia Mikrositik

Anemia karena mengecilnya bentuk atau ukuran sel darah merah, termasuk:

1) anemia defisiensi zat besi; 2) penyakit talasemia dan penyakit sickle cell desease; 3) metabolisme zat besi tidak normal; 4) akibat keracunan; 5) penyakit menahun.

b. Anemia Normositik Bentuk dari sel darah merah tiadak berubah, termasuk 1) perdarahan akut; 2) penyakit pembekuan darah; 3) anemia aplastik; 4) penyakit kronik.

c. Anemia makrositik

Anemia karena bertambahnya bentuk atau ukuran sel darah merah dan jumlah hemoglobin juga bertambah, termasuk 1) defisiensi asam folat; 2) defisiensi vitamin B12 (Mansjoer, S., 1998).

2.2.4. Mekanisme Terjadinya Anemia

Pada kehamilan volume darah bertambah banyak pada waktu kehamilan yang lazim disebut hydremia atau hipervolemia. Volume darah ibu bertambah lebih kurang 50% yang menyebabkan konsentrasi sel darah merah mengalami penurunan. Keadaan ini tidak normal bila konsentrasi turun terlalu rendah yang menyebabkan hemoglobin sampai < 11 gr%. Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah sehingga tubuh dapat menormalkan konsentrasi hemoglobin (Prawiroharjo dan Winkjoastro, 1999).

Pada kehamilan fetus menggunakan sel darah ibu untuk pertumbuhan dan perkembangan terutama pada tiga bulan terakhir kehamilan. Bila ibu telah mempunyai cadangan zat besi dalam sumsum tulang belakang sebelum hamil maka pada waktu kehamilan dapat dipergunakan untuk kebutuhan bayinya. Akan tetapi bila pembentukan sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertumbuhnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah yang menyebabkan konsentrasi atau kadar hemoglobin tidak mencapai normal dan akan terjadi anemia (Arisman, M. B., 1998).

2.2.5. Tanda-Tanda Anemia

Tanda dan gejala anemia pada umumnya seperti:

a. Nafsu makan turun atau anoreksia.

b. Lemah, mengantuk.

c. Pusing, lelah.

d. Sakit kepala.

e. Mual dan muntah.

f. Konsentrasi hilang.

g. Nafas pendek.

h. Mata berkunang kunang ( Varney, 2002).

2.2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil

a. Umur Umur reproduksi yang optimal bagi ibu hamil adalah antara umur 20 – 35 tahun. Apabila di bawah 20 tahun, maka meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan karena pada usia muda organ-organ reproduksi wanita belum sempurna secara keseluruhan dan perkembangan kejiwaannya pun belum siap dalam menerima kehamilan.

Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian lainnya belum siap untuk terjadi kehamilan dan adanya kecendrungan kurang perhatian terhadap kehamilannya. Ibu berumur > 35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap menerima kehamilan dan diharapkan lebih memperhatikan kehamilannya karena lebih banyak pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh tentang kehamilan serta lebih dewasa dimana lebih besar rasa tanggung jawab dan percaya dirinya.

Menurut Hall dan Dornan (1990) mengatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan pemilihan pelayanan kesehatan. Semakin dewasa maka lebih mengerti akan pilihan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan pola pikir.

b. Pendidikan Wanita yang berpendidikan lebih rendah atau tidak berpendidikan biasanya mempunyai anak lebih banyak dibandingkan yang berpendidikan lebih tinggi. Mereka yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat atau sulit diajak memahami dampak negatif dari mempunyai banyak anak.

Menurut Aman (1997) mengatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kesehatan yang selanjutnya akan berdampak pada derajat kesehatan. Demikian juga pendapat Muzaham (1995) mengemukakan bahwa orang yang tidak berpendidikan atau golongan rendah kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

c. Pendapatan Menurut Lapau (1997) mengatakan bahwa status ekonomi masyarakat seperti pendapatan mempengaruhi pola pemanfaatan pelayanan kesehatan. Demikian juga dengan pendapat Alkatiri (1997) mengemukakan bahwa golongan menengah dengan pendapatan yang lebih memadai akan cenderung berprilaku sebagai pengguna yang lebih selektif sedangkan golongan ekonomi lemah dengan kondisi kehidupan yang kurang memadai akan bersikap sebagai pengguna yang pasif.

Adersen yang dikutip oleh Notoatmojo (2003) mengatakan bahwa komponen pendapatan masuk dalam komponen predisposing. Komponen ini digunakan untuk menggambarkan fakta, bahwa individu mempunyai kecenderungan yang berbeda- beda untuk menggunakan pelayanan kesehatan.

Menurut Ulina (2004) dalam penelitiannya di Kelurahan Tanjung Jati Kecamatan Binjai hasil cakupan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan antenatal yaitu K1 (81%) dan K4 (66,7%) Dari hasil cakupan tersebut terlihat relatif tinggi drop out antara K1 dan K4 yaitu sebesar 14,3%. Rendahnya pencapaian cakupan K4 ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti ibu hamil merasa kurang membutuhkan pelayanan antenatal karena beranggapan dirinya sehat, pendidikan ibu yang rendah, kurangnya pengetahuan ibu hamil akan pentingnya perawatan dan pemerikasaan Hb pada masa kehamilan secara berkala.

Pendapatan keluarga adalah seluruh penghasilan keluarga termasuk penghasilan pokok dan sampingan dibagi jumlah tanggungan keluarga (pendapatan/perkapita). Pendapatan sesuai dengan Upah Minimum Rata-Rata di Medan tahun 2008 adalah Rp.918.000,- (www.regionalinvesment.com).

d. Pekerjaan Wanita hamil yang bekerja kurang memiliki waktu untuk memeriksakan kehamilannya seperti melakukan pemeriksaan Haemoglobin. Berdasarkan penelitian Ihram (2007) mengatakan bahwa ibu hamil yang bekerja tidak memanfaatkan Antenatal Care sebesar 97,2% (69 orang).

2.2.7 Pencegahan dan Pengobatan

2.2.7.1 Pencegahan

Empat pendekatan dasar untuk mencegah anemia adalah:

1. Pemberian suplemen tablet zat besi.

2. Pendidikan dan langkah-langkah yang berhubungan dengan peningkatan masukan zat besi melalui makanan.

3. Pencegahan infeksi.

4. Memperkaya makanan pokok dengan zat besi. Pada ibu hamil dengan frekwensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi Sulfas Ferosus 1 tablet sehari selain itu wanita hamil perlu diberi nasehat untuk:

1. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi yang berasal dari nabati: kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan segar dan nasi. Sedangkan zat besi yang bersumber dari hewani yaitu hati, daging sapi, ikan, susu sapi.

2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti arcis, brokoli, daging dan susu. Karena pada wanita hamil anemia sering disebabkan oleh defisiensi kedua zat gizi tersebut.

3. Mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar vitamin C nya seperti buah-bahan yang segar dapat mempermudah penyerapan zat besi.

4. Menghindari minum teh atau kopi sebelum dan selesai makan terutama makan maknan utama zat besi karena teh dan kopi mengandung senyawa Tania yang dapat menghambat penyerapan zat besi.

5. Menghindari senyawa Edta (yang biasanya digunakan sebagai pengawet makanan) dengan memeriksa label makanan.

6. Mengkonsumsi beragam makanan untuk meningkatkan ketersediaan zat besi (Wasnidar, 2007).

2.2.7.2. Pengobatan

Oleh karena pada trimester II dan trimester III wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak yang tidak didapat dari makanan saja untuk itu perlu mendapat suplemen besi mencapai 1000 mg selama kehamilan (Prawiroharjo dan Winkjoastro, 1999) .

Apabila wanita hamil menderita anemia defisiensi besi dengan kadar hemoglobin kurang 10 gr% dapat ditambah 600-1000 mg/hari zat besi seperti Sulfas Ferosus atau Glukonas Ferosus. Terapi oral diberikan terus-menerus selama 3 bulan (Prawiroharjo dan Winkjoastro, 1999).

Tranfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam kehamilan jarang diberikan walaupun Hbnya kurang dari 6 gr%. Pada wanita hamil pemberian asam folat (500ug) dan zat besi (120mg) akan bermanfaat karena anemia pada kehamilan biasanya diakibatkan oleh defisiensi zat besi tersebut. Tablet kombinasi yang cocok mengandung 250 folat dan 60 mg zat besi dimakan 2 kali sehari (Prawiroharjo dan Winkjoastro, 1999).

2.3. Protap Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Darussalam

1. Pasien datang ambil karcis diloket

2. Masuk ruang KIA dan dilakukan: 2. Masuk ruang KIA dan dilakukan:

b. Pemeriksaan Fisik/ pencatatan seperti timbang berat badan, ukur berat badan, palpasi dan penyuluhan yang meliputi pemeriksaan laboratorium

c. Pemeriksaan bidan

d. Ambil obat

e. Pasien pulang

2.4. Pengetahuan, Sikap dan Tidakan

2.4.1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai insentitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu:

1. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dati komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket (Notoatmodjo, 2003).

2.4.2. Sikap

Menurut Thurstone, sikap adalah suatu tingkat, baik yang bersifat positif maupun negative dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis (Hudaniah, 2003)

Azwar (2000) menyatakan bahwa sikap merupakan suatu pola prilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial. Sedangkan Secord dan Backman (1964) yang dikutip Azwar (2000) menyatakan bahwa sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan baha sikap merupakan reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap bukan hanya terbatas pada segi afek saja, melainkan juga mencakup kognisi dan konasi meskipun tertutup (predisposisi).

Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa sikap terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003).

Adapun fungsi sikap, yaitu:

a. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap merupakan sesuatu yang dapat diadopsi oleh semua orang.

b. Alat ukur mengukur tingkah laku. Pada orang dewasa hingga lanjut usia, terdapat adanya pertimbangan antara adanya stimulus dan reaksi. Secara sadar akan ada proses untuk menilai stimulus-stimulus tersebut. Hal ini erat kaitanya dengan cita- cita seseorang, tujuan hidup, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam masyarakat, keinginan-keinginan yang ada pada diri orang tersebut.

c. Sebagai alat pengatur pengalaman. Pengalaman yang berasal dari luar diri seseorang akan diterima secara aktif oleh orang tersebut artinya, seseorang akan memilih mana yang perlu atau yang tidak perlu untuk dilayani. Jadi semua pengalaman akan diberi penilaian, lalu dipilih.

d. Alat ukur untuk menyatakan kepribadian. Sikap dan pribadi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, dengan melihat sikap- sikap pada seseorang, sedikit banyaknya orang bias mengetahui pribadi orang tersebut.

Perubahan sikap dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor internal, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusiaitu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau menolak pengaruh- pengaruh yang datang dari luar.

2. Faktor eksternal, yaitu factor yang terdapat dari luar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok. Misalnya: interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaan yang sampai kepada individu melalui surat kabar, radio, televisi, majalah, dan lain sebagainya. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menanyakan bagaimana pendapat

atau pertanyaan responden terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2003).

2.4.3. Tindakan

Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan atau mengadakan aturan- aturan untuk mengatasi sesuatu atau perbuatan. (Notoatmodjo, 2003). Tingkat-tingkat tindakan atau praktek ada empat yaitu:

a. Persepsi (perception) Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah praktek tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktek tingkat kedua.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia telah mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adaptasi (adaptation) Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya tindakan itu telah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. (Notoatmodjo,2003)

2.5. Kerangka Konsep KARAKTERISTIK

PENGETAHUAN Pemeriksaan Hemoglobin

SIKAP

2.6. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

a. Ada hubungan karakteristik ibu hamil (umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku dan penghasilan) dengan pemeriksaan Hb sewaktu hamil

b. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan pemeriksaan Hb sewaktu hamil

c. Ada hubungan sikap ibu hamil dengan pemeriksaan Hb sewaktu hamil.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif analitik.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2008 sampai Januari 2009.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh ibu hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas Darussalam tahun 2008.

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling. Dimana sampel adalah ibu hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas Darussalam pada saat penelitian dilakukan yang berjumlah 52 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer yang digunakan merupakan hasil wawancara dari responden yang diperoleh dengan mengunakan kuesioner.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Puskesmas Darussalam berupa data demografi dan data jumlah ibu hamil yang memeriksakan haemoglobin serta data-data yang mendukung pelaksanaan penelitian.

3.5. Defenisi Operasional

1. Karakteristik ibu adalah ciri- ciri ibu hamil seperti:

a. Umur adalah usia ibu yang dihiting menurut ulang tahun yang terakhir

b. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti ibu

c. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang dilakukan ibu baik di dalam rumah maupun di luar rumah

d. Agama adalah kepercayaan yang dianut ibu

e. Suku adalah adat istiadat budaya yang di miliki ibu

f. Penghasilan adalah besarnya penghasilan ibu dan keluarga baik dihitung perhari maupun perbulan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Pengetahuan ibu adalah apa yang diketahui ibu berdasarkan informasi dan pengalaman yang berkaitan dengan pemeriksaan hemoglobin.

3. Sikap adalah prilaku ibu yang masih tersembunyi/ tertutup dan belum merupakan tindakan nyata, menggunakan setuju dan tidak setuju terhadap pertanyaan pada kuesioner tentang pemeriksaan hemoglobin.

4. Pemeriksaan haemoglobin dengan menggunakan alat sahli, dilakukan pada ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan.

3.6. Aspek Pengukuran

3.6.1. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan responden diukur dengan metode pemberian nilai terhadap pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dari nomor 1-10. Pertanyaan nomor 1-10 jika responden menjawab a maka di beri nilai 2, menjawab b diberi nilai

1 dan menjawab c di beri nilai 0. Nilai tertinggi dari 10 pertanyaan adalah 20, maka tingkat pengetahuan responden tentang pemeriksaan hemoglobin (Hb) dikategorikan dalam tiga kategori yaitu: (Pratomo dan Sudarti, 1986)

a. Baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari nilai tertinggi dari total pertanyaan tentang pengetahuan yaitu nilai 15.

b. Cukup, apabila responden mendapat nilai 40-75% dari nilai tertinggi dari total pertanyaan pengetahuan yaitu nilai 8-14.

c. Kurang, apabila responden mendapat nilai < 40% dari nilai tertinggi dari total pertanyaan tentang pengetahuan yaitu nilai <8 .

3.6.2. Sikap

Sikap responden diukur dengan memberikan nilai pertanyaan kuesioner tentang sikap yang diukur melalui 8 pertanyaan. Pemberian nilai dilakukan berdasarkan pertanyaan nomor 1-4 dan 7-8 jika responden menjawab setuju diberi nilai 2, menjawab kurang setuju diberi nilai 1 dan menjawab tidak setuju diberi nilai

0. Pertanyaan nomor 5 dan 6 jika responden menjawab setuju diberi nilai 0, kurang setuju diberi nilai 1 dan tidak setuju diberi nilai 2. Skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka sikap responden tentang pemeriksaan hemoglobin dikategorikan dalam 3 kategori yaitu:

a. Setuju, apabila responden mendapat nilai > 75% dari nilai tertinggi dari total pertanyaan tentang sikap yaitu nilai 12.

b. Kurang setuju, apabila responden mendapat nilai 40-75% dari nilai tertinggi dari total pertanyaan sikap yaitu nilai 6-12.

c. Tidak setuju, apabila responden mendapat nilai < 40% dari nilai tertinggi dari total pertanyaan tentang sikap yaitu nilai <6.

3.6.3. Tindakan

Pengkategorian tindakan tentang pemeriksaan haemoglobin yaitu:

a. Pernah melakukan pemeriksaan haemoglobin sewaktu hamil.

b. Tidak pernah melakukan pemeriksaan haemoglobin sewaktu hamil.

3.7. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi. Analisa data dilakukan terhadap data primer dengan menggunakan perhitungan statistik (Exact Fisher dan Kolmogrov-Smirnov)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Puskesmas Darussalam

4.1.1. Geografis

Puskesmas Darussalam merupakan salah satu puskesmas yang menjadi pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan kesehatan. Puskesmas ini melayani kesehatan masyarakat di 2 (dua) kelurahan yaitu Kelurahan Sei Putih Barat dan Sei Sikambing. Puskesmas ini mulai dibangun sejak tahun 1965 dan diresmikan oleh KDH Sumatera utara yaitu Bapak Marah Malim.

Puskesmas Darussalam terletak di Jalan Darussalam No. 40 Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Petisah Kotamadya Medan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Timur

: Berbatasan dengan Petisah Hulu

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Babura Sunggal

c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Sei Sikambing D

d. Sebelah Utara

: Berbatasan dengan Sei Agul

Luas wilayah kerja Puskesmas Darussalam 176,98 Ha terdiri dari 2 (dua) kelurahan, 23 lingkungan dengan jumlah penduduk 24.046 jiwa dan kepadatan

penduduk 6,84%. Luas bangunan Puskesmas Darussalam 831,5 m 2 dengan luas tanah 351,83 m 2 .

4.1.2. Demografis

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Darussalam sekitar 24.046 jiwa dan terdiri dari 4.283 KK dengan 23 lingkungan.

Tabel 4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2007

Kelurahan

No Kelompok Umur

Sei Putih Barat

Sei Sikambing D

4 17 - 55 tahun

Sumber : Profil Puskesmas Darussalam, 2007

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk di Kelurahan Sei Putih Barat yang paling banyak terdapat pada kelompok umur 17 – 55 tahun yaitu sebanyak 5.608 orang (46,9%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur 0 – 6 tahun yaitu sebanyak 1.244 orang (10,4%). Sedangkan penduduk di Kelurahan Sei Sikambing D yang paling banyak terdapat pada kelompok umur 11 – 16 tahun yaitu sebanyak 5.399 orang (44,6%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur ≥ 56 tahun yaitu sebanyak 300 orang (2,5%).

Tabel 4.2. Penduduk Menurut Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2007

Kelurahan

No Pendidikan

Sei Putih Barat

Sei Sikambing D

1 Tidak Sekolah

5 Akademik/PT

Sumber : Profil Puskesmas Darussalam, 2007

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk di Kelurahan Sei Putih Barat yang paling banyak berpendidikan SD yaitu sebanyak 5.831 orang (48,8%) dan yang paling sedikit berpendidikan Akademik/PT yaitu sebanyak 910 orang (7,6%). Sedangkan penduduk di Kelurahan Sei Sikambing D yang paling banyak berpendidikan SMA yaitu sebanyak 5844orang (48,3%) dan yang paling sedikit Akademik/PT yaitu sebanyak 745 orang (6,2%).

Tabel 4.3. Penduduk Menurut Kelompok Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2007

Kelurahan

No Agama

Sei Putih Barat

Sei Sikambing D

2 Kristen Khatolik

3 Kristen Protestan

4 Budha

5 Hindu

Sumber : Profil Puskesmas Darussalam, 2007

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk di Kelurahan Sei Putih Barat yang paling banyak adalah beragama Islam yaitu sebanyak 6.371 orang (53,3%) dan yang paling sedikit beragama Hindu yaitu sebanyak 61 orang (0,5%). Sedangkan penduduk di Kelurahan Sei Sikambing D yang paling banyak adalah beragama Islam yaitu sebanyak 6.106 orang (50,5%) dan yang paling sedikit beragama Hindu yaitu sebanyak 26 orang (0,2%).

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Ibu Hamil Tabel 4.4.

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008

No Karakteristik Ibu Hamil

1. Umur :

a. < 20 tahun

b. 20 – 30 tahun

c. > 30 tahun

a. Islam

b. Kristen Protestan

c. Kristen Khatolik

a. Jawa

b. Melayu

c. Mandailing

d. Minang

e. Batak

4. Tingkat Pendidikan :

a. Rendah

b. Tinggi

Total

5. Pekerjaan :

a. Bekerja

b. Tidak Bekerja

No Karakteristik

6. Pendapatan :

a. Rendah

b. Menengah

c. Tinggi

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu hamil terdapat pada kelompok umur 20 – 30 tahun yaitu 36 orang (69,2%), beragama Islam yaitu 36 orang (69,2%) dan bersuku Batak yaitu 17 orang (30,8%).

Pada umumnya ibu sudah memiliki tingkat pendidikan tinggi (SMA dan Akademik/PT) yaitu sebanyak 41 orang (78,8%). Sebagian ibu hamil tidak bekerja yaitu sebanyak 28 orang (53,8%) dan memiliki pendapatan menengah yaitu sebanyak

33 orang (63,5%).

4.2.2. Pengetahuan Ibu Hamil Tabel 4.5.

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008

No Pengetahuan

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Total

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 52 ibu hamil terdapat yang paling banyak berpengetahuan baik yaitu sebanyak 35 orang (67,3%) dan yang paling sedikit adalah berpengetahuan kurang yaitu 6 orang (11,5%).

4.2.3. Sikap Ibu Hamil Tabel 4.6.

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Sikap di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008

2. Kurang Setuju

3. Tidak Setuju

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 52 ibu hamil terdapat yang paling banyak memiliki sikap setuju yaitu sebanyak 34 orang (65,4%) dan yang paling sedikit memiliki sikap tidak setuju yaitu 5 orang (9,6%).

4.2.4. Tindakan Ibu Hamil Tabel 4.7.

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tindakan di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008

No Tindakan

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 52 ibu hamil terdapat yang paling banyak adalah dengan tindakan tidak pernah melakukan pemeriksaan Hb yaitu Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 52 ibu hamil terdapat yang paling banyak adalah dengan tindakan tidak pernah melakukan pemeriksaan Hb yaitu

4.3. Analisis Bivariat

4.3.1. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008

Tabel 4.8. Hubungan Umur Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008

Pemeriksaan Haemoglobin

Total No

Umur

Pernah

Tidak Pernah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang ibu hamil yang berumur <20 tahun terdapat 5 orang (100,0%) yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin dan tidak terdapat yang melakukan pemeriksaan Haemoglobin. Dan dari 36 orang ibu hamil yang berumur 20 – 30 tahun terdapat 20 orang (55,6%) yang pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin dan 16 orang (44,4%) yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin. Sedangkan dari 11 orang ibu hamil yang berumur > 30 tahun terdapat 2 orang (18,2%) yang pernah melakukan Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 5 orang ibu hamil yang berumur <20 tahun terdapat 5 orang (100,0%) yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin dan tidak terdapat yang melakukan pemeriksaan Haemoglobin. Dan dari 36 orang ibu hamil yang berumur 20 – 30 tahun terdapat 20 orang (55,6%) yang pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin dan 16 orang (44,4%) yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin. Sedangkan dari 11 orang ibu hamil yang berumur > 30 tahun terdapat 2 orang (18,2%) yang pernah melakukan

Dari hasil uji statistik dengan kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa probabilitas lebih besar dari α (0,636 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa umur 20 – 30 tahun yang pernah melakukan pemeriksaan haemoglobin benar-benar tidak berbeda dengan umur 20 – 30 tahun yang tidak pernah melakukan pemeriksaan haemoglobin atau kedua distribusi identik.

Tabel 4.9. Hubungan Agama yang Dianut Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008

Pemeriksaan Haemoglobin

Total No

Agama

Pernah

Tidak Pernah

2 Kristen Protestan

3 Kristen Khatolik

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 36 orang ibu hamil beragama Islam terdapat 15 orang (41,7%) yang pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin dan 21 orang (58,3%) yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin. Dan dari 13 orang ibu hamil beragama Kristen Protestan terdapat 5 orang (38,5%) yang pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin dan 8 orang (61,5%) yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin. Sedangkan dari 3 orang ibu hamil yang beragama Kristen Khatolik terdapat 2 orang (66,7%) yang pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin dan 1 orang (33,3%) yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Haemoglobin.

Dari hasil uji statistik dengan kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa probabilitas lebih besar da ri α (1,000 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semua agama yang melakukan pemeriksaan haemoglobin benar- benar tidak berbeda dengan semua agama yang tidak pernah melakukan pemeriksaan haemoglobin atau kedua distribusi identik.

Tabel 4.10. Hubungan Suku dengan Pemeriksaan Haemoglobin di Puskesmas Darussalam Tahun 2008

Pemeriksaan Haemoglobin

Total No

Suku

Pernah

Tidak Pernah