Kurikulum Pendidikan Profesi Ners Indonesia (AIPNI 2010)

  

Curriculum vitae

Curriculum vitae

  N a m e : Elly Nurachmah Address : FON – Universitas Indonesia Date of birth : August 17, 1948. Position : Senior lecturer – Professor in medical surgical nursing Education : Diploma in Nursing program (Akper graduated 1971)

  BS in Public Administration (graduated 1983). BS in Nursing (PSIK-FK UI graduated in 1988). Master in Nursing (University of Sydney in 1990). Doctor in Nursing Science (Catholic University of America, in 1998).

  Work experience: Nursing staf at ICCU – RSCM (1971 – 1984) Head of section at Subdit Perawatan Ministry of Health Lecturer at PSIK / FON-UI (1990 till present). Head of post graduate study program (1999-2000) Dean FON – UI (2000 – 2008). H ead of Doctorate Study Program FONUI (2008- now)

  

Curriculum vitae

Curriculum vitae

  Profession –Organization: Member of Indonesian National Nurses Association

  • (INNA/PPNI)
  • Member of Inkavin.
  • Member of Sigma Theta Tau International.
  • Member of Oncology Nurses Association.
  • Member of Indonesian Hospital Association (MAKERSI

    /PERSI).
  • Member of Indonesian Oncology Nurses Association (HIMPONI).
  • Chairperson for Indonesian Nurses Education Center

  Elly Nurachmah Elly Nurachmah

  Ketua AIPNI Ketua AIPNI

   Menghasilkan lulusan Ners yang sesuai dengan KKNI (Kerangka Kualifkasi Nasional Indonesia).

  Uji kompetensi nasional

  •  Menghasilkan standar pendidikan Ners.

  Sistem akreditasi oleh lembaga mandiri

  Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan Ners di setiap anggota.

  • Model belajar peserta didik.

  Kurikulum terintegrasi dan berbasis kompetensi.

  • Kualitas SDM dosen dan pendidik klinik.

  Meningkatkan pengakuan lulusan

   Terdiri dari dua tahapan :

   Tahap akademik untuk mencapai kompetensi sebagai profesi

   Tahap profesi untuk mencapai kemandirian

   Lulus dalam uji masuk klinik sebelum profesi

   Pola belajar : internship

   Pola bimbingan : preseptorship

   Fokus: pendelegasian kewenangan bertahap.

   Penyelenggaraan menyatu dan berkesinambungan dengan luaran NERS.

  SKS

  IQF LEVEL 6

  7 S.Kep S.Kep NERS NERS

  ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN REKOMENDASI TIM GAB Sehat - sakit Perilaku CARING

  Etika Keperawata n

  Hubungan Ners-Klien Keragaman budaya

  Pendekatan Utama: Scientifc problem solving

  Belajar aktif dan mandiri Pendidikan di masyarakat

  Berorientasi ke masa depan

  Care Provider Community Leader Educator Manager Researcher

   Menerapkan keterampilan berfikir

  Care provider: kritis dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks pemberian askep yang komprehensif dan holistik berlandaskan aspek etik dan legal.

   Mampu menjalankan

  Community leader: kepemimpinan di berbagai komunitas, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial.

   Mampu mendidik pasien dan keluarga

  Educator: yang menjadi tanggung jawabnya

   Mampu mengaplikasikan kepemimpinan

  Manager: dan manajemen keperawatan dalam asuhan klien

   Mampu melakukan penelitian

Researcher:

  sederhana keperawatan dengan cara menumbuhkan

kuriositas, mencari jawaban terhadap fenomena klien,

menerapkan hasil kajian dalam rangka membantu mewujudkan Evidence Based Nursing Practice (EBNP).

  TH-1 TH-2 TH-3 TH-4 TH-5 AKADEMIK 144 SKS

  SKS

  IQF LEVEL 6

  IQF LEVEL 7 S.Ke p S.Ke p NERS NERS SERTIFIKAT KOMPETENSI SERTIFIKAT KOMPETENSI

  REKOMENDASI TH-1 TH-2 TH-3 TH-4 TH-5 AKADEMIK 144 SKS

  IQF LEVEL 6

  IQF LEVEL 7 S.Kep S.Kep NERS NERS SERTIFIKAT KOMPETENSI SERTIFIKAT KOMPETENSI ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN ORGANISASI PROFESI STR STR SIPP SIPP DINKES PROPINSI DINKES PROPINSI WORK PLACE 5 TH ASSESMENT (WPA) REKOMENDASI REKOMENDA SI LEMBAGA UJI KOMPETENSI KOORDINASI DINKES PROPINSI DINKES PROPINSI

Tujuan Pendidikan Ners

  Menghasilkan Ners yang berpengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku baik yang mampu memberikan layanan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip keperawatan dalam mengutamakan keselamatan klien, diri, dan lingkungan mengacu pada sistem pelayanan kesehatan nasional dan dapat bersaing secara global

  1. Berperilaku sebagai anggota profesi keperawatan yang bijaksana dan menyesuaikan diri didalam sistem pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan kesehatan pemerintah.

  2. Selalu meningkatkan dan mengembangkan diri melalui pendidikan sepanjang hayat

  3. Mengkaji kemampuan diri secara teratur, menyadari keperluan untuk menambah kemampuan melalui pendidikan formal maupun informal.

  4. Mengembangkan ilmu kesehatan, terutama ilmu keperawatan melalui berbagai kegiatan ilmiah.

  5. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan penelitian.

  6. Proaktif membantu menyelesaikan masalah kesehatan sistem klien dan sistem pelayanan kesehatan.

  7. Bersikap mempertahankan integritas, bertanggung jawab, terbuka, dan menghargai orang lain 8. Berkinerja secara produktif, kreatif, dan inovatif.

  9. Terbuka terhadap perubahan dan berorientasi ke masa depan.

Kompetensi Utama Ners

  1. Berkomunikasi secara efektif

  2. Menerapkan aspek etik dan legal dlm praktik keperawatan

  3. Melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan komunitas.

Kompetensi Utama Ners

  4. Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan

  5. Menjalin hubungan interpersonal

  6. Melakukan penelitian sederhana

  7. Mengembangkan profesionalisme

secara terus menerus atau belajar

sepanjang hayat.

Kompetensi Utama NERS

  Sarjana Keperawatan: Ners:

  Kewenangan sebagai profesi

  Belajar untuk menguasai Belajar untuk menerapkan

  KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA AKONTABILIT AS PRAKTIK LEGAL PRAKTIK ETIS, PEKA BUDAYA

  PEMBERIAN ASUHAN DAN MANAJEMEN PRINSIP ASUHAN KEPERAWATAN PROMOSI KESEHATAN PERENCANA EVALUASI PENGKAJIAN IMPLEMENTASI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN INTERPROFESIONAL KESELAMATAN LINGKUNGAN DELEGASI DAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PROFESIONAL, PERSONAL DAN KUALITAS PENGEMBANGAN PROFESI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

   Tahun 1983 : Keperawatan sebagai Profesi dan

pendidikannya ditumbuhkan sebagai pendidikan profesi

di pendidikan tinggi.

  Sejak 1984-85 kurikulum Nasional yang disebut Kurikulum Inti Pendidikan Ners Indonesia (KIPNI - I),

disusun berdasarkan keilmuan dan mulai digunakan di

PSIK-FKUI.

  Merupakan kurikulum terintegrasi (akademik profesional) dengan gelar SKp.

  Kurikulum ini dipersiapkan oleh Konsorsium Ilmu Kesehatan- Dirjen Dikti.

  

1998 KIPNI I diganti dengan KIPNI - II yang

menyatakan bahwa pendidikan keperawatan terdiri dari 2 tahap (akademik dan profesi)

  Tahap profesi dijalankan setelah lulus tahap akademik.

  Gelar akademik: Skep, dan Sebutan profesi Ners ----- Skep Ners / Ns........SKep

   Tahun 2000 lahir PP tentang KBK.

  Tahun 2003 lahir UU no. 20 tentang SISDIKNAS , pasal 19

menyatakan Pendidikan profesi setelah Pendidikan sarjana.

KIK DIKTI dibubarkan dan tidak ada lagi pihak yang menata

kurikulum pendidikan Ners. Sejak 2004, AIPNI mulai menyusun Kurikulum berbasis Kompetensi.

Tahun 2006 Direktorat Akademik DIKTI membimbing AIPNI

mengembangkan KBK melalui serangkaian pelatihan secara terus menerus untuk seluruh anggota.

  Tahun 2008 bulan Juni, AIPNI berhasil menyelesaikan KBK

program Akademik (sarjana) dan beberapa anggota secara

sukarela mulai menerapkannya sesuai dengan tuntutan aturan pemerintah dan Borang Akreditasi.

   Awal 2010: AIPNI menyelesaikan KBK terintegrasi dan siap dilokakaryakan bersama PPNI.

   Tahun 2009 awal:

  • KBK Sarjana menimbulkan multi interpretasi, sehingga

    direvisi dan disempurnakan.
  • Proyek Hpeq diluncurkan oleh DIKTI dengan melibatkan 4 profesi kesehatan
  • AIPNI-PPNI sepakat mengubah KBK program menjadi KBK terintegrasi dan menjadi tahapan menyatu.

   Juli 2010: resmi digunakan untuk seluruh anggota.

   Tahap I : KBK akademik berfokus pada pembelajaran peserta didik untuk menghasilkan lulusan Sarjana yang

kompeten dan berkemampuan analisis kritis. Sifat proses

pembelajaran terintegrasi antara teori dan praktik menggunakan blok paralel dan atau seri. Bentuk kegiatan: menyelesaikan modul2.

   Tahap II : KBK profesi dengan pola pembelajaran

  INTERNSHIP dan pola bimbingan PRESEPTORSHIP. Fokus: menerapkan kemampuan yang dimiliki kedalam tatanan nyata melalui pendelegasian kewenangan. Peserta didik belajar menjadi anggota profesi. Sebelumnya: Lulus uji masuk klinik.

  

Tahap akhir pendidikan profesi : Uji kompetensi (entry

level test atau exit exam) sebelum dinyatakan sebagai NERS dan masuk sebagai anggota profesi Ners.

Strategi Pembelajaran Student centered learning (SCL)

  

Fokus pada penyelesaian masalah atau penemuan

baru.

  Pembelajaran terintegrasi (teori dan praktik) Berbasis tatanan nyata dan berorientasi kemasa depan.

  Early Clinical exposure.

   Problem Based Learning

   Project Based Learning

   Discovery Learning

   Ceramah

   Computer Assisted Learning

   Praktik laboratorium

   Diskusi kelompok kecil

   Praktik klinik

   Belajar di masyarakat, dll.

  Tahap akademik

  1. Telah menyelesaikan materi kuliah

  2. Telah menyelesaikan uji laboratorium

  3. Telah mengucapkan janji kepaniteraan Tahap profesi: 1. Lulus uji masuk klinik.

   Diskusi kasus

   Presentasi Kasus

   Seminar ilmiah kecil

   Kegiatan prosedural keperawatan

   Asuhan keperawatan klien (bertahap)

   Rotasi tugas sesuai preseptor

   Kompetensi utama : RS level A, B, B pendidikan.

  

Kompetensi pendukung: RS level B , C, C

pendidikan

   Kompetensi lain2 : RS khusus, dll.

  Mentor Learning Facilitator On the Student job role assessor model Facilitato r Curriculum

  Teaching Assesso Role evaluator role r Model model Informatio Lecturer Curriculu Planner n Provider m planner Resource Develope r Course

  Clinical organizer or practical

   Pelatihan desain instruksional (CSG)

   Pelatihan fasilitator dan soft skill

   Pelatihan tutor

   Pelatihan evaluasi pembelajaran

   dll.

  1. Data dikumpulkan dari : 

  Kuesioner untuk mahasiswa 

  Kuesioner untuk fasilitator 

  Kuesioner untuk lecturer 

  Kuesioner untuk pengelola modul

  2. Unit Penjaminan Mutu Akademik

  3. Senat Akademik

  4. Bench marking

  

Sarana Penunjang Pendidikan

Sarana Penunjang Pendidikan

  Ruang2 Diskusi Kelompok kecil Kapasitas 8 – 12 peserta didik Ruang laboratorium biomedik Ruang laboratorium keperawatan (beberapa buah) Ruang laboratorium komputer Ruang laboratorium bahasa Perpustakaan lengkap, berfungsi 24 jam

Wahana praktik nyata (beberapa, sesuai kompetensi)

  Buku Komunikasi (Mahasiswa- Pembimbing Akademik dan Mahasiswa – Preseptor) Buku Panduan Akademik Program Studi Ners

  (akademik dan profesi) Buku Pedoman Pendidikan 

  Buku Kurikulum Pendidikan Ners 

  Buku Rancangan Pengajaran 

  Buku Pedoman Kerja Mahasiswa 

  Modul2 / Course Study Guide 

  Buku Pedoman Praktikum 

  Buku Log

Alat:

   MCQ

   OSCE

   Problem solving skill

   Kasus lengkap, kasus singkat

   SOCA – Student Oral Case Analysis

   Log book

   Porto folio

   Melengkapi kurikulum AIPNI (60%) menjadi kurikulum institusi (100%) dengan ciri2 :

  • (mata kuliah yang sesuai dengan VISI, MISI,

    TUJUAN). Mengakomodasi isu global (dalam rangka

  Mencerminkan unggulan prodi dan institusi

  • KKNI dan peluang bekerja).

   Menyiapkan SDM dosen dan pendidik klinik :

  Menambah jumlah dosen tetap untuk setiap prodi

  • sarjana dan profesi (minimal 6 orang S2 : 4 S2 Kepr dan 2 S2 serumpun) -- sesuai rasio kelas, lab dan klinik Meningkatkan pendidikan formal ke S2 bagi dosen
  • yang masih S1 Ners (tidak boleh merekrut Skep). Mengikut sertakan dalam pelatihan2 metoda
  • >pembelajaran dan substansi (slide sebelumnya). Magang pada institusi yang lebih mapan / mumpuni.

  

Melengkapi dan menyempurnakan laboratorium keperawatan:

  • landasan konsep dari laboratorium tersebut dan kompetensi kritikal yang harus dicapai mahasiswa pada lab tersebut. Menambah pantom dan peralatan kecil

  Menata setiap laboratorium sesuai dengan

  • dengan memperhatikan rasio alat dan jumlah mahasiswa. Menyempurnakan mekanisme dan sistem
  • penggunaan laboratorium.

  

Menyiapkan wahana praktik klinik:

  • berfungsi sebagai preseptor. Mengikut sertakan pendidik klinik pada

  Menetapkan pendidik klinik tetap yang akan

  • pelatihan preseptor. Mengembangkan berbagai pedoman dan
  • perangkat yang dibutuhkan. Membuat MOU yang dilegalisasi oleh
  • KemKumHam.