Globalisasi dan PT. Freeport Indonesia

Globalisasi dan PT. Freeport Indonesia
A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang sangat luas yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke dimana Indonesia memiliki wilayah laut yang luas dan terdiri dari 17. 508 pulau,
jumlah pulau inilah yang membuat Indonesia menjadi Negara kepulauan terbesar di dunia. 1
Besarnya wilayah Indonesia mengakibatkan Indonesia memiliki sumber daya alam yang
melimpah berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara,
emas dan perak yang tersebar di beberapa wilayah. 2 Kondisi Indonesia yang memiliki
Kekayaan alam yang begitu besar ini mengakibatkan perusahaan asing untuk menanamkan
modalnya dan menjalin kerjasamanya dengan Indonesia. Di sektor pertambangan, salah satu
perusahaan asing yang telah menjalin dengan Indonesia adalah PT. Freeport Indonesia,
perusahaan tambang yang berasal dari Amerika Serikat yang melakukan eksplorasi terhadap
bijih yang mengandung tembaga, emas dan perak yang terletak di Kabupaten Mimika
Provinsi Papua Barat, Indonesia.
Praktek eksploitasi tambang secara besar-besaran ini ternyata tidak sejalan dengan
pertumbuhan kesejahteraan masyarakat Papua Barat, hal ini tampak dari perkembangan
kesejahteraan masyarakat Papua Barat yang masih banyak hidup dalam garis kemiskinan. Hal
ini tampak dari tabel angka kemiskinan di bawah ini :

1 Situs resmi Negara di Indonesia,http://www.indonesia.go.id/in/sekilas-indonesia/geografi-indonesia diunduh
pada tanggal 26 November 2012 pukul 20.00 wib

2 Indonesia-The World Factbook dalam id.Wikipedia.org diunduh pada tanggal 26 November 2012 pukul
20.015 wib

Dapat kita lihat dari tabel diatas bahwa daerah yang angka kemiskinan di Indonesia justru
berasal dari daerah yang memiliki kekayaan yang melimpah dimana PT Freeport telah
melakukan usaha tambang kurang lebih dari 45 tahun namun tidak dapat mengangkat
kesejahteraan masyarakat Papua. Berikutnya banyaknya kabar dari media massa dimana
demo yang dilakukan buruh PT. Freeport Indonesia akibat pembayaran upah yang rendah
yang dilakukan PT Freeport Indonesia, karena salama ini menurut Virgo Salossa, Ketua
Bidang Organisasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Freeport, mengatakan bahwa
“Sekarang ini rata-rata Freeport meraup keuntungan Rp74 triliun per tahun dan 23 ribu
karyawan Freeport cuma dapat sekitar Rp1,3 triliun”3. Telah jelas bahwa Perusahaan asing
hanya ingin mengambil kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia tanpa memperhatikan
kesejahteraan kehidupan masyarakat disekitar daerah Tambang. Hal ini merupakan efek dari
hubungan global, dimana terbentuknya hubungan internasional membuat keleluasaan dan
kedalaman hubungan-hubungan antar negara bangsa dengan intensitas yang meningkat
sehingga hubungan tersebut membuat negara dapat terpengaruh dengan isu-isu yang
berkembang secara global.4
Ada beberapa poin yang akan disampaikan pada penulisan ini, yang pertama adalah
apa itu globalisasi dan Perusahaan Tambang PT. Freeport Indonesia dan Kedua, bagaimana

globalisasi dan PT. Freeport Indonesia bisa memasuki Indonesia dan Ketiga, ada apa dengan
globalisasi dan PT. Freeport Indonesia.
Globalisasi
Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya ilmu pendidikan dan
teknologi mengakibatkan perubahan kehidupan manusia dimana IPTEK berkembang seiring
untuk

memenuhi

kebutuhan

manusia,

IPTEK

juga

membuat

manusia


untuk

bersosial/berhubungan dengan tanpa batas sejak ditemukannya alat komunikasi yang
mutakhir seperti telepon, handphone, internet, email dll. Hal tersebut adalah salah satu
dampak globalisasi yang kita rasakan pada kehidupan sekitar kita.
Menurut Merry Linch dalam salah satu surat kabar Amerika pada tanggal 11 Oktober
1998 (Thomas . L Friedman, 2002:18a) bahwa Globalisasi dimulai pada saat runtuhnya
tembok Berlin, tembok yang memisahkan antara Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun
3 Okezone. com tanggal 07 September
2012.http://economy.okezone.com/read/2011/09/07/320/499625/inilah-alasan-karyawan-freeport-gelardemo-lagi diunduh pada tanggal 26 November 2012 pukul 20.30 wib
4 Held David, 2004, Demokrasi & Tatanan Global Dari Modern Hingga Pemerintahan Kosmopolitan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.

1989, selanjutnya beliau mengatakan bahwa runtuhnya tembok berlin diibaratkan sebagai
mengizinkan banyak orang untuk di mana saja untuk merubah aspirasinya menjadi suatu
pencapaian prestasi. Selanjutnya Thomas L Friedman mengatakan bahwa globalisasi adalah
terintegrasinya hubungan antara pasar, negara dan teknologi untuk memungkinkan setiap
individu, perusahaan dan bangsa negara untuk mencapai seluruh dunia dengan efektif dan
efisien.5 Era globalisasi menjadi era dimana setiap negara bebas untuk menjalin kerjasasama

dengan negara lain dengan tujuan untuk terciptanya kesejahteraan bersama diseluruh negara
yang ada dunia karena menurut Jong S. Jun dan Deil S. Wright mengatakan bahwa hubungan
global diperlukan oleh antar negara untuk menangani isu-isu regional dan internasional pada
saat ini dan yang akan datang seperti multilateral, aturan investasi asing langsung, perjanjian
perdagangan, transfer teknologi, perlindungan kekayaan intelektual, pertukaran sosial
budaya, pemanasan global, migrasi dan politik asosialisasi regional.6
Mengutip dari Jan Aart Scholtc (Amien Rais,13-14) beliau menggambarkan secara
garis besar ada 5 definisi luas tentang globalisasi yaitu sebagai berikut :
1. Internasionalisasi yakni dilihat sebagai kegiatan antar negara yang melampaui
batas wilayah masing-masing sehingga terjadi saling tukar dan saling
ketergantungan internasional, terutama menyangkut modal dan perdagangan.
2. Liberalisasim yakni merujuk pada proses pemusnahan berbagai restriksi politik
sehingga ekonomin dunia menjadi lebih terbuka dan tanpa batas
3. Universal Informasi, komunikasi dan transportasi berbagai kegiatan masyarakat
dunia lainnya.
4. Westernisasi atau modernisasi, yakni merebaknya ke seluruh dunia struktur
modernitas barat yang menyangkut, kapitalisme, rasionalisme, industrialisme,
birokratisme dan lain sebagainya yang cenderung merusak budaya lokal yang
sudah ada lebih dulu.
5. Deteritirialisasi dimana terjadi rekonfigurasi geografi, sehingga ruang sosial tidak

lagi dipetakan berdasarkan peta teritorial, jarak dan batas teritorial.7
PT. Freeport Indonesia
PT. Freeport Indonesia pertama kali beroperasi pada tahun 1967 di Indonesia yang
berlokasi Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Barat. Pada tahun 1967 PT. Freeport Indonesia
berhasil membangun tambang Erstberg, seiring perkembangannya PT. Freeport Indonesia

5 L. Friedman Thomas,2002, Memahami Globalisasi Lexus dan Pohon Zaitun, ITB, Bandung.
6 S, Jun Jong dan Deil S. Wright, 1996, Globalization & Decentralization, Georgetown University Press,
Washington, DC.
7 Rais, M. Amien. 2008. Selamatkan Indonesia. Yogyakarta, PPSK

berhasil membangun tambang keduanya pada tahun 1998 yang dinamakan tambang Grasberg
dikawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika.
PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan Afiliasi dari Freeport- McMoran
Cooper & Gold, perusahaan publik di bidang tembaga yang terbesar di dunia yang berpusat
di Phienix, Arizona, Amerika Serikat. PT. Freeport Indonesia melakukan usaha tambangya
dengan memproses dan melakukakan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga,
emas dan perak dan memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke
seluruh penjuru dunia.8
B. Pembahasan

Dibalik Globalisasi dan Kejahatan Freeport
Fakih Mansour menganggap bahwa proses globalisasi tersebut ditandai dengan paham
kapitalisme, dimana terbukanya peran pasar secara global, investasi serta proses produksi dari
perusahaan-perusahaan negara luar sehingga terciptanya peraturan baru yang ditetapkan oleh
organisasi perdagangan secara global9, oleh karena itu pada tahun 1995 terbentuklah
organisasi yang bertujuan untuk membantu kelancaran perdagangan global tersebut yang
bertugas dalam mengawasi kegiatan perdaganagn baik individu, perusahaan dan pemerintah
dalam melaksanakan perdagangan dunia yang dikenal dengan World Trade Organization
(WTO).10Kemudian menurut International Monetary Fund (IMF) bahwa efek globalisasi
telah membawa manfaat yang besar bagi negara-negara diseluruh dunia melalui perluasan
perdagangan dunia, bahkan pendukung dari globalisasi menganggap bahwa manfaat dari
globalisasi bukan tanpa resiko dari pergerakan modal yang mudah menguap, sehingga IMF
terbentuk untuk bekerja sebagai nasihat bagi negara yang mengalami dampak globalisasi
tersebut.11 Selanjutnya WorldBank mengangap globalisasi adalah sebuah proses masa depan
kehidupan manusia yang tak terelakkan karena globalisasi telah membawa dunia lebih dekat
melalui pertukaran barang dan produk, informasi, pengetahuan dan budaya. Tapi selama
beberapa dekade terakhir, laju ini integrasi global telah menjadi jauh lebih cepat dan lebih
dramatis karena kemajuan belum pernah terjadi sebelumnya dalam teknologi, komunikasi,
8 PT. Freeport Indonesia. http://www.ptfi.com/about/default.asp diunduh pada tanggal 26 November 2012
pukul 20.30 wib

9 Fakih Mansour, 2002, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Insist Press, Yogyakarta.
10World Trade Organization. http://www.wto.org/english/thewto_e/whatis_e/who_we_are_e.htm 26
November 2012 pukul 20.30 wib
11 International Monetary Fund. http://www.imf.org/external/np/exr/key/global.htm, diunduh pada tanggal
26 November 2012 pukul 20.30 wib

ilmu pengetahuan, transportasi dan industri kemudian worldbank mengganggap dirinya
sebagai organisasi internasional untuk mempersiapkan negara berkembang dalam
menghadapi integrasi global.12

Berdasarkan pemaparan diatas maka WTO, IMF dan

Worldbank adalah 3 aktor organisasi intenasional yang menjalankan euphoria globalisasi
bahkan ada yang mengatakan mereka adalah arsitek ekonomi dunia. Ideologi yang dipakai 3
aktor tersebut dikenal dengan Winston Consenssus sebagaimana diteliti oleh John Williamson
seorang ekonom, bahwa adanya kesamaan antara IMF, Worldbank dan US Tresury
Department mengenai rekomendasi dalam langkah-langkah mengatasi krisis perekonomian
bagi negara berkembang adapun rekomendasi Winston Consensuss adalah sebagai berikut :13
1. Perdagangan Bebas.
2. Liberalisasi pasar modal.

3. Nilai tukar mengambang.
4. Angka Bunga ditentukan pasar.
5. Deregulasi pasar.
6. Transfer aset daru sektor publik ke sektor swasta.
7. Fokus Ketat dalam pengeluaran publik pada berbagai target pembangunan sosial.
8. Anggran berimbang.
9. Reformasi Pajak.
10. Perlindungan atas hak milik dan hak cipta.
Rekomendasi yang ditawarkan oleh 3 aktor tersebut ternyata telah berhasil masuk ke
euphoria dari globalisasi sehingga globalisasi dapat dianggap menjanjikan masa depan yang
lebih indah. Namun seiring perkembangan zaman impian globalisasi itu tidak terbukti,
menurut Kenichi Ohmae dan Robert Reich yang menulis tentang Borderless World dimana
globalisasi merupakan bentuk imperalisme ekonomi sebuah ungkapan bahwa adanya
kepentingan suatu negara dalam menguasai negara lain.14
Euphoria globalisasi pun tak terelakkan bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Indonesia telah membuka pintu globalisasi ketika Presiden Soeharto menduduki kursi
jabatannya sebagai Presiden pada saat itu, terbitnya UU Nomor 1 Tahun 1967 Tentang
Penanaman Modal Asing menagakibatkan PT. Freeport Indonesia segera menandatangani
Kontrak Karya I untuk 30 tahun untuk kerjasama dalam bidang pertambangan yang akan
dilakukan di Kabupaten Mimika. Namun kejanggalan yang terjadi adalah posisi Wilayah

Papua yang belum memiliki status hukum yang kuat dalam wilayah Indonesia karena pada
12Worldbank.http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/EXTABOUTUS/0,,contentMDK:23272496~pagePK:
51123644~piPK:329829~theSitePK:29708,00.html diunduh pada tanggal 26 November 2012 pukul 20.30 wib
13 Rais, M. Amien. 2008. Selamatkan Indonesia. Yogyakarta, PPSK
14 ibid

saat itu Papua masih dibawah naungan PBB, barulah Papua bergabung pada tahun 1969
melalui Pepera yaitu

Penentuan Pendapat Rakyat. 15 Tindakan yang dilakukan oleh

Pemerintahan Soeharto pada saat itu dianggap tidak adil karena Papua baru bergabung ke
Indonesia pada tahun 1969. Hal itu membuat kecurigaan terhadap dibentuknya UU Nomor 1
Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing dimana UU tersebut dianggap sebagai jalan
perusahaan Freeport untuk menambang di Papua, yang memang telah lama keinginan
Freeport sejak ditemukan oleh Forbes Wilson, seorang geolog asal Freeport Sulphur
Company ketika membaca hasil laporan dari geolog Belanda Jean-Jacques Dozy yang
menemukan gunung Ertsberg atau Gunung Bijih di Papua.16
Seiring perkembangannya PT. Freeport Indonesia yang menjanjikan keuntungan
ekonomi ternyata tidak seiring dengan kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi

pertambangan yang terus memburuk dan menuai protes sebagaimana di laporkan oleh
Wahana Lingkungan Indonesia (WALHI) didalam situsnya bahwa PT. Freeport Indonesia
telah melakukan kerusakan ekosistem hal ini tampak dari matinya sungai Aijkwa,
Aghawagon dan Otomona, tumpukan bantuan limbah tambang dan tailing yang mencapai
840.000 ton.17 Kemudian pada tahun 1995 sebuah badan Amerika yaitu Overseas Private
Investment Corporation (OPIC) mencabut asuransi Freeport mencabut asuransi Freeport
dikarenakan kejahatan lingkungan yang telah dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia begitu
juga yang dilakukan oleh Yayasan Pensiunan di Norwegia juga menarik sahamnya dari
Freeport.18
Selain melakukan kejahatan di bidang lingkungan ada beberapa kejahatan lainnya
yang dilakukan oleh PT. Freeport yaitu, pertama, kejahatan yang dilakukan adalah kejahatan
etika dan moral dimana PT. Freeport memberi uang sogokan kepada oknum-oknum polisi
dan militer sebagaimana dituliskan di Harian New York Times pada tanggal 27 Desember
2005 yang menulis tentang aksi PT. Freeport Indonesia yang memberi kucuran uang tersebut
kepada perwira menengah TNI dan Polri. Kedua, Kejahatan manusia, 7 suku Papua digusur
dari tanah warisan turun-temurun mereka, bahkan Chris Ballart, anthropolog Australia yang
pernah bekerja di Freeport dan Abigail Abrash mengatakan ada sekitar 160 orang terbunuh
antara tahun 1975-1997. Dan yang ke tiga adalah kejahatan dalam menguras kekayaan yang
15 Amiruddin & Aderito Jesus de Soares, 2003, Perjuangan Amungme: Antara Freeport dan Militer, Elsam, 2003
16 ibid

17 Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. http://walhi.or.id/id/home/48-publikasi/1613-laporan-dampakoperasi-pt-freeport-rio-tinto-publikasi-ulang-riset-walhi-2006.html diunduh pada tanggal 27 November 2012
pukul 14.00 wib.
18 Rais, M. Amien. 2008. Selamatkan Indonesia. Yogyakarta, PPSK

di miliki Indonesias, dimana Freeport berhasil mengakuisisi Philip Dodge Corp dengan
membayar tunai 70% dari 25,6 milyar dolar, tentu kekayaannya jauh lebih besar daripada apa
yang dilaporkan ke Indonesia.19 Hasil pengamatan Tempo pada tahun 1993, mengatakan
bahwa hasil tambang emas yang telah dilakukan oleh Freeport yang kemudian di jual di bursa
Logam London meraup keuntungan sekitar 53, 5 juta dolar AS, sementara Indonesia hanya
mendapat 5,3 juta dolar AS saja, dapat diperkirakan berapa kekayaan yang dimiliki Freeport
pada saay ini.20
Beberapa organisasi telah melakukan aksi simpati terhadap lingkungan dan
masyarakat di Papua seperti OPIC dan Yayasan Pensiunan di Norwegia yang memutuskan
hubungan dengan Freeport. Namun bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sepertinya
terlarut dengan euphoria globalisasi dimana untuk memajukan negara berkembang maka
diperlukan pasar bebas secara global yang telah diresepkan oleh IMF, Indonesia sepertinya
mentah-mentah menelan doktrin dari IMF. Bahkan salah seorang petinggi Indonesia pernah
mengatakan bahwa Indonesia mustahil untuk mengkaji atas kontrak karya pertambangan
yang sudah ditandatangani dengan beralasan bahwa takut dikucilkan oleh para Investor
Internasional.21 Statement tersebut menunjukkan bahwa Indonesia selama ini menjadi negara
yang lemah karena Indonesia tidak dapat mengambil kebijakan yang tegas, akhirnya
lingkungan dan masyarakat dipaksa untuk mengorbankan yang dimilikinya akibat sikap
Indonesia yang lemah terhadap dunia Internasional. Bahkan pada zaman Orde Baru
pemerintah Indonesia dengan terang-terangan membela PT. Freeport Indonesia untuk
melakukan aktifitas eksploitasi alam di Papua, salah satunya pada tahun 1996 terjadi ketika
sejumlah masyarakat warga suku Amugme melakukan aksi protes terhadap sungai yang telah
dicemarkan oleh PT. Freeport Indonesia, kemudian Dirjen Pertambangan pada saat itu
Kuntoro Mangunsubroto mengangap bahwa hal itu bukan dikarenakan persoalan kerusakan
lingkungan bahkan Pemerintah dengan kekuatan militernya malah melindungi PT. Freeport
Indonesia.22
Joseph E, Stiglitz, seorang ahli ekonomi mengatakan bahwa liberalisasi modal, pasar
keuangan tidak menjadi sumber pertumbuhan ekonomi akan tetapi menjadi sumber masalah
bagi negara-negara berkembang, beliau juga mengatakan “Mereka (para perusahaan
19 Ibid.
20 Amiruddin, dan Aderito Jesus de Soarez, 2003, Perjuangan Amungme: Antara Freeport dan Militer, Jakarta,
ELSAM
21 Ibid
22 Amiruddin, dan Aderito Jesus de Soarez, 2003, Perjuangan Amungme: Antara Freeport dan Militer, Jakarta,
ELSAM

tambang) tahu kok bahwa mereka sedang merampok kekayaan alam negara-negara
berkembang”. 23 Oleh karena itu Indonesia harus keluar dari kesalahpahaman atas globalisasi
dan pemerintah seharusnya menganalisis kembali rekomendasi-rekomendasi yang diberikan
oleh 3 arsitek dunia (IMF,WorldBank, WTO) karena selama ini Indonesia sepertinya pasrah
dalam pemberian saran-saran yang berbau Winston Konsensus. Kembali kepada Stiglitz,
beliau mengatakan bahwa “ Sebaiknya eksplorasi migas di Indonesia di Nasionalisasi”.
Statement tersebut mengisyaratkan bahwa Indonesia harus mengambil langkah besar dimana
Migas dikelola dan dilaksanakan oleh Perusahaan-perusahaan nasional agar SDA yang
dimiliki Indonesia tidak dimanfaatkan oleh perusahaan Internasional.
C. Kesimpulan
Tidak dapat dielakkan lagi bahwa euphoria globalisasi telah melanda di seluruh dunia
bahkan Indonesia termasuk dalam euphoria tersebut. Menurut 3 aktor globalisasi yaitu IMF,
Worldbank dan WTO bersepakat bahwa globalisasi adalah era dimana negara berkembang
dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian sehingga akan meningkatkan pembangunan,
akan tetapi beberapa para ekonom mengatakan bahwa globalisasi adalah permasalahan yang
melanda pada negara berkembang, hal ini pun tampak ketika masuknya PT. Freeport
Indonesia pada tahun 1967 dimana terganggunya ekosistem yang semakin tereksploitasi,
pencemaran di sekitar lingkungan tambang. Keuntungan yang didapat dari PT. Freeport
Indonesia bukan semata-mata untuk kemakmuran rakyat Indonesia tetapi kekayaan tersebut
untuk negara luar. Indonesia hanya menikmati sedikit dari keuntungan yang di dapat dari
hasil SDA milik Indonesia hal ini tampak peringkat Papua Barat yang masih menduduki
peringkat yang paling buncit di antara Propinsi di Indonesia. Dengan kata lain daerah yang
memiliki keayaan alam melimpah malah menjadi bencana bagi daerah itu sendiri.
Resep-resep dari 3 aktor globalisasi yang berupa wujud Winston Konsensus,
diantaranya liberalisasi, privatisasi dan deregulasi telah merasuk ke Indonesia, pemerintah
seakan-akan tidak berkutik dan menerimanya secara tangan terbuka. Padahal resep tersebut
merupakan resep yang bertujuan untuk memakmurkan negara-negara Barat yang telah maju
melalui globalisasi. Pemerintah Indonesia yang telah berumur 67 tahun seharusnya telah
belajar dari fenomena-fenomena yang terjadi di negaranya, akan tetapi Indonesia sendiri
seperti tutup mata dan telinga, mengacuhkan apa yang telah dilakukan oleh Investor-investor
asing terhadap alam dan rakyat bumi pertiwi ini. Mungkin dapat belajat kembali dari sejarah
23 Rais, M. Amien. 2008. Selamatkan Indonesia. Yogyakarta, PPSK

kemerdekaan Indonesia dimana pada saat itu Presiden Soekarno pernah mengucapkan “Go to
hell with your Aid” kepada negara-negara luar, statement tersebut menandakan bahwa
Presiden Soekarno tidak menginginkan Indonesia dapat diintervensi atau di doktrin oleh
negara-negara luar. Hal ini seharusnya dapat dipelajari oleh pemimpin-pemimpin bangsa ini
bahwa jiwa nasionalisasi harus ditanamkan kembali untuk melindungi bangsa ini dari
investor-investor asing yang tidak bertanggung jawab yang mencoba mengambil kekayaan di
negara ini kemudian ruh dari ekonomi yaitu berazaskan kerakyatan harus di hidupkan
kembali, bukan ekonomi liberal yang efeknya memberikan kesejahteraan bagi negara-negara
luar.

Daftar Pustaka/ Sumber Bacaan :
-

Amiruddin & Aderito Jesus de Soares, 2003, Perjuangan Amungme: Antara Freeport
dan Militer, Elsam.
Fakih Mansour, 2002, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Insist Press,
Yogyakarta
Held David, 2004, Demokrasi & Tatanan Global Dari Modern Hingga Pemerintahan
Kosmopolitan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

-

L. Friedman Thomas,2002, Memahami Globalisasi Lexus dan Pohon Zaitun, ITB,
Bandung
Rais, M. Amien. 2008. Selamatkan Indonesia. Yogyakarta, PPSK
S, Jun Jong dan Deil S. Wright, 1996, Globalization & Decentralization, Georgetown
University Press, Washington, DC.

Situs
- Situs resmi Negara di Indonesia,http://www.indonesia.go.id/in/sekilasindonesia/geografi-indonesia diunduh pada tanggal 26 November 2012 pukul 20.00
wib
- Indonesia-The World Factbook dalam id.Wikipedia.org diunduh pada tanggal 26
November 2012 pukul 20.015 wib
- Okezone. com tanggal 07 September 2012.
http://economy.okezone.com/read/2011/09/07/320/499625/inilah-alasan-karyawanfreeport-gelar-demo-lagi diunduh pada tanggal 26 November 2012 pukul 20.30 wib
- PT. Freeport Indonesia. http://www.ptfi.com/about/default.asp diunduh pada tanggal
26 November 2012 pukul 20.30 wib
- World Trade Organization.
http://www.wto.org/english/thewto_e/whatis_e/who_we_are_e.htm 26 November
2012 pukul 20.30 wib
- International Monetary Fund. http://www.imf.org/external/np/exr/key/global.htm,
diunduh pada tanggal 26 November 2012 pukul 20.30 wib
- Worldbank.http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/EXTABOUTUS/0,,cont
entMDK:23272496~pagePK:51123644~piPK:329829~theSitePK:29708,00.html
diunduh pada tanggal 26 November 2012 pukul 20.30 wib
- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. http://walhi.or.id/id/home/48-publikasi/1613laporan-dampak-operasi-pt-freeport-rio-tinto-publikasi-ulang-riset-walhi-2006.html
diunduh pada tanggal 27 November 2012 pukul 14.00 wib.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24