NEGARA HUKUM DAN HAM dan tata

NEGARA HUKUM DAN HAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum administrasi,
yaitu pertama,hukum administrasi umum (allgemeem deel) , Yakni berkenaan dengan teoriteori dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi,tidak terikat
pada bidang-bidang tertentu , kedua hukum administrasi khusus (bijzonder deel) , yakni
hukum-hukum yang terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum
lingkungan, hukum tata ruang , hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara
Hukum. Pemikiran atau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang
dalam situasi kesejarahan. Oleh karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap
sebagai konsep universal. Secara embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh
plato.Ada tiga unsur dari pemerintah yang berkonstitusi yaitu peratama, pemerintah
dilaksanakan untuk kepentingan umum; kedua pemerintah dilaksanakan menurut hukum
yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum,bukan yang dibuat secara sewenangwenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi; ketiga, pemerintah berkonstitusi
berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat,bukan berupa paksaan – tekanan
yang dilaksanakan pemerintah despotik.Dalam kaitannya dengan konstitusi bahwa konstitusi
meupakan penyusunan jabatan dalam suatu Negara dan menentukan apa yang dimaksudkan

dengan badan pemerintahan dan apa akhir dari setiap masyarakat.
Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Penegakan HAM yang kuat
terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah
berabad-abad dirampas oleh penjajah.
Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami karena
hak asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah
berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip HAM
dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan
cita-cita yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah
melakukan upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran
HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga
diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik.
Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara
saat menuju Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita
seharusnya menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status,

a.


1.
2.
3.
4.

golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Makalah ini akan memperdalam
pengetahuan kita tentang HAM dan kaitan antara HAM dan Negara Hukum.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah di jelaskan pada Bab I Pendahuluan, adapun
permasalahan yang saya temukan dan saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan Negara hukum ?
Bagaimanakah ruang Lingkup Negara Hukum ?
Bagaimana Pelaksanaan dan Penegakan HAM di Indonesia ?
Apa saja permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM ?

b. Tujuan Penulisan
Karya ilmiah ini dibuat untuk meamenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan pada fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di universitas Jambi dan
ingin lebih mengetahui dan mengkaji mengenai Negara Hukum dan HAM .
Sesuai dengan penelitian diatas, tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian diatas adalah :

1.
Menjelaskan devinisi Negara Hukum.
2.
Menjelaskan ruang lingkup Negara Hukum.
3.
Menjelaskan pelaksanaan dan penegakan HAM di indonesia.
4.
Menjelaskan permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya penegakan HAM.
c.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi pembaca, dapat mengetahui pengertian Negara Hukum dan HAM.
2. Bagi peneliti, dapat memudahkan penelitiannya dalam Negara Hukum dan HAM.
3. Bagi penulis, merasa puas dengan makalah yang dibuatnya, karena telah berupaya
menyadarkan masyarakat tentang Negara Hukum dan HAM.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengenai Negara Hukum

Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturanperaturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang
tegas.Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang
sangat panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan
munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.

c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Munculnya “unsur peradilan administrasi dalam perselisihan “ pada konsep rechtsstaat
menunjukan adanya hubungan histories antara Negara Hukum Eropa Kontinental dengan
Hukum Romawi. “Konsep rechtsstaat bertumpu pada sistem hukum continental yang disebut
“civil law” atau “modern roman law” Dalam perkembangannya konsepsi Negara hukum
tersebut kemudian mengalami penyempurnaan diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

sistem pemerintahan Negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat
bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hukum
atau peraturan perundang-undangan,
adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (Warga Negara)
adanya pembagian kekuasaan dalam Negara
adanya pengawasan dari badan-badan peradilan yang bebas dan mandiri,arti lembaga
peradilan tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada dibawah pengaruh eksekutif.,
adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga Negara untuk turut
serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah
adanya system perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata sumber daya
yang diperlukan bagi kemakmuran warga Negara.
Perumusan unsur-unsur Negara hukum ini tidak terlepas dari falsafah dan sosio politik
yang melatar belakanginya, terutama pengaruh falsafah Individualisme, yang menempatkan
individu atau warga Negara sebagai primus interpares dalam kehidupan bernegara. Oleh
karena itu,unsur pembatasan kekuasaan Negara untuk melindungi hak-hak individu
menempati posisi yang signifikan. Semangat membatasi kekuasaan Negara ini semakin
kental segera setelah lahirnya adagiyum yang begitu popular dan Lord Acton, yaitu “power

tends to corrupt, but absolute power corruptabsolutely “ (Manusia yang mempunyai
kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi kekuasaan yang tidak
terbatas (absolut) pasti akan disalah gunakan ). Model Negara hukum seperti ini berdasarkan
catatan sejarah disebut dengan demokrasi konstitusional, dengan cirri pemerintah yang
demokrtis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak
sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Dengan kata lain , esensi dari Negara
berkonstitusi adalah perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.Atas dasar itu keberadaan
konstitusi dalam suatu Negara merupakancondition sine quanon Negara dan konstitusi
merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, bila Negara
hukum diidentikan dengan keberadaan konstitusi dalam suatu Negara dalam abad ke-20 ini
hampir tidak suatu Negara pun yang menganggap suatu Negara modern tanpa menyebutkan
dirinnya “ Negara berdasar atas hukum “ Negara hukum identik dengan Negara yang
berkonstitusi atau Negara yang menjadikan konstitusi sebagai aturan main kehidupan
kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.
Telah disebutkan bahwa pada dataran implementasi Negara hukum itu memiliki
karakteristik dan model yang beragam. Terlepas dari berbagai model Negara hukum tersebut ,

Budiono mencatat bahwa sejarah pemikiran manusia mengenai politik dan hukum secara
bertahap menuju kearah kesimpulan, yaitu Negara merupakan Negara yang akan
mewujudkan harapan pada warga Negara akan kehidupan yang tertib, adil, dan sejahtera jika

Negara itu bdiselenggarakan berdasarkan hukum sebagai aturan main Dalam Negara hukum,
hukum menjadi aturan permainan untuk mencapai cita-cita bersama sebagai kesepakatan
politik. Hukum juga menjadi aturan permainan untuk menyelesaikan segala
macamperselisihan, termasuk juga perselisihan politik dalam rangka mencapai kesepakatan
politik tadi. Dengan demikian, hukum tidak mengabdi kepada kepentingan politik sectarian
dan primordial, melainkan kepada cita-cita politik dalam kerangka kenegaraan
Negara Hukum Demokratis, Negara hukum bertumpu pada konstitusi dan peraturan
perundang-undangan,dengan kedaulatan rakyat, yang dijalankan melalui system demokrasi.
Hubungan antara Negara hukum dan demokrasi tidak dapat dipisahkan. Demokrasi tanpa
pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan
kehilangan makna.Demokrasi merupakan cara paling aman untuk mempertahankan kontrol
atas Negara hukum. Dengan demikian Negara hukum yang bertopeng pada sistem demokrasi
dapat disebut sebagai Negara hukum demokratis
Prinsip-prinsip Negara hukum
1. Asas legalitas
Pembatasan warga Negara (oleh pemerintah) harus ditemukan dasarnya dalam undangundang yang merupakan peraturan umum.Undang-undang secara umum harus memberikan

jaminan (terhadap warga Negara) dari tindakan (pemerintah) yang sewenang-wenang , kolusi
dan berbagai jenis tindakan yang tidak benar
2. Perlindungan hak-hak asasi

3. Pemerintah terikat pada hukum
Hukum harus dapat ditegakan ketika hukum itu dilanggar,pemerintah harus menjamin
bahwa ditengah masyarakat terdapat instrument yuridis penegakan hukum,pemerintah dapat
memaksa seseorang yang melanggar hukum melalui sistem peradilan Negara, memaksakan
hukum publik secara prinsip merupakan tugas pemerintah.
4.
Pengawasan oleh hakim yang merdeka
Negara hukum secara sederhana adalah Negara yang menempatkan hukum sebagai dasar
kekuasaan Negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya
dilakukan dibawah kekuasaan hukum. Negara hukum menentukan bahwa pemerintah harus
tunduk pada hukum, bukannya hukum yang harus tunduk pada pemerintah.
Dalam Negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main sebagai dalam
penyelenggaraan kenegaraan, pemerintah, dan kemasyarakatan, sementara tujuan hukum itu
sendiri antara lain :(diletakan untuk menata masyarakat yang damai ,adil dan bermakna)
Artinya sasaran dari Negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan pemerintahan dan

kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan,kedamaian dan kemanfaatan atau
kebermaknaan. Dalam Negara hukum, eksistensi hukum dijadikan sebagai instrumen dalam
menata kehidupan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
Pentingnya pemencaran dan pemisahan kekuasaan inilah yang kemudian melahirkan teori

pemencaran kekuasaan atau pemisahan kekuasaan . Dengan membaginya menjadi kekuasaan
legislatif (membuat undang-undang), kekuasaan eksekutif (melaksanakan undang-undang)
dan kekuasaan federatif (keamanan dan hubungan luar negri) .Bahwa dalam suatu negara ada
tiga organ dan fungsi pemeritah yaitu legislatif,eksekutif, dan yudisial , Masing-masing organ
ini harus dipisahkan karena memusatkan lebih dari satu fungsi dari satu orang atau organ
pemerintahan merupakan ancaman kebebasan individu. Seiring dengan perkembangan
kenegaran dan pemerintahan ajaran Negara hukum yang kini dianut oleh Negara-negara
didunia khususnya setelah perang dunia kedua adalah Negara kesejahteraan (welfar state)
dalam bidang ekonomi yang melarang Negara dan pemerintah mencampuri kehidupan
ekonomi masyarakat . Akibat pembatasan ini pemerintah atau administrasi negara menjadi
pasif, sehingga sering disebut Negara penjaga malam . Karena timbul adanya kerusuhankerusuhan maka konsepsi Negara penjaga malam telah gagal dalam implementasinya .Yang
membuat negara mengalami kerugian yang mungkian bukan kerugian materil saja tetapi juga
kerugian formil seluruhnya yang dapat menyengsarakan suluruh rakyatnya , demikian pula
Negara juga tidak akan terkontrol dalam mengatur segala bentuk-bentuk pemerintahannya
dalam kondisi seperti sekarang ini yang belum kondusif serta aman, damai dan sejahtera
Kegagalan inilah yang membuat suatu negara terimplementasi yang menempatkan
pemerintah yang harus bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya dan dapat
mensejahterakan masyarakatnya kembali seperti sediakala lagi.
Kegagalan implementasi tersebut kemudian muncul gagasan yang menempatkan
pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya , Ciri utama

Negara ini adalah munculnya kewajiban pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum
bagi warganya .Dengan kata lain, ajaran merupakan bentuk konkret yang membatasi peran
Negara dan pemerintah untuk mencampuri kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat yang
menghendaki pemerintah dan Negara terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat, sebagai langkah untuk mewujudkan kesejahteraan umum, disamping menjaga
ketertiban dan keamanan . sejak Negara turut serta secara aktif dalam pergaulan
kemasyarakatan, lapangan pekerjaan pemerintah semakin lama makin luas. Admimistrasi
Negara diserahi kewajiban untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum, diberinya tugas itu
yang khusus bagi administrasi Negara agar dapat menjalankan tugas menyelenggarakan
kesejahteraan rakyatnya, penyelenggaraan pengajaran bagi semua warga Negara, dan
sebaginya secara baik, maka administrasi Negara memerlukan kemerdekaan untuk dapat
bertindak atas inisiatif sendiri, terutama dalam penyelesaian soal-soal genting yang timbul
dengan sekonyong-konyong dan yang peraturan penyelenggaraan belum ada, yaitu belum
dibuat oleh badan kenegaraan yang diserahi fungsi legislatif.

Pemberian kewenangan pada Negara kepada administrasi Negara untuk bertindak sebagai
inisiatif itu lazim yaitu, suatu yang didalamnya mengandung kewajiban dan kekuasaan yang
luas.
Kewajiban adalah tindakan yang harus dilakukan,sedangkan kekuasaan yang luas itu
menyiratkan adanya kebebasan memilih melakukan atau tidak melakukan tindakan. Dalam

praktik, kewajiban dan kekuasaan berkaitan erat .Suatu kebebasan yang diberikan kepada alat
administrasi, yaitun kebebasan yang pada asasnya memperkenankan alat administrasi Negara
mengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan dari pada berpegang teguh kepada
ketentuan hukum.

2.2 Ruang Lingkup Negara Hukum
Di negri Belanda ada dua istilah mengenai hukum ini yaitu bestuurrecht dan
administratief recht, dengan kata dasar ‘administratie’ dan ‘bastuur’.terhadap dua istilah ini
para sarjana Indonesia berbeda pendapat dalam menerjemahkannya. Administrase ini ada
yang menerjemahkan dengan tata usah, tata usaha pemerintahan, tata pemerintahan, tata
usaha Negara, dan ada yang menerjemahkan dengan administrasi saja,
sedangkan bastuur diterjemahkan secara seragam dengan pemerintahan.
Perbedaan penerjemahan tersebut mengakibatkan perbedaan penamaan terhadap
hukum ini, yakni seperti HAN, Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata usaha Pemerintahan,
Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Tata Usaha Negara Indonesia, HAN Indonesia, dan
Hukum administrasi, tanpa atribut Negara, sebagaimana yang dianut Hadjon, dengan alasan
bahwa pada kata administrasi itu sudah mengandung konotasi Negara/ pemerintahan.
Sebenarnya kedua kata ini dalam penggungaanya memiliki makna sama, karena pemerintah
itu sendiri merupakan terjemahan dari kata administrasi. Meski demikian ada akan
dikemukakan secara terpisah mengenai istilah administrasi Negara dan istilah
pemerintah/pemerintahan berdasarkan kamus dan yang berkembang dikalangan para sarjana.
a)
Administrasi merujuk pada pengertian yang ketiga, yakni kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwa administrasi
Negara mempunyai tiga arti, yaitu;
1. Sebagai salah satu fungsi pemerintah;
2. Sebagai aparatur dan aparat dari pada pemerintah;
3. Sebagai proses pemerintah yang memerlukan kerja sama tertentu.
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo administrasi Negara adalah manajemen dan organisasi
dari manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah.”Sondang P.
Siagian mengartikan administrasi Negara sebagai “keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh
seluruh aparatur pemerintah dari satu Negara dalam usaha mencapai tujuan Negara”.
EUtrecht menyebutkan bahwa administrasi Negara adalah gabungan jabatan-jabatan, aparat
(alat) administrasi yang dibawah pimpinan pemerintah melakukan sebagian dari pekerjaan

pemerintah, Menurut Dimock & Dimock, administrasi Negara adalah aktivitas-aktivitas
Negara dalam melaksanakan kekuasaankekuasaan politiknya, dalam arti sempit, aktivitas-aktivitas badan-badan eksekutif dan
kehakiman atau khususnya aktivitas-aktivitas badan eksekutif saja dalam melaksanakan
pemerintahan. “Bahsan Mustafa mengartikan administrasi Negara sebagai gabungan jabatanjabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat dan diserahi tugas melakukan sebagian
dari pekerjaan pemerintah dalam arti luas, yang tidak diserahkan kepada badan-badan
pembuat undang-undang dan badan-badan kehakiman. Sudah jelas dari beberapa pendapat
tersebut dapatlah diketahui bahwa adminisrtasi Negara adalah “Keseluruhan aparatur
pemerintah yang melakukan berbagai aktivitas atau tugas-tugas Negara selain tugas
pembuatan undang-undang dan pengadilan”
b)

Pemerintah/Pemerintahan
Pemerintah sebagai alat kelengkapan Negara dapat diartikan secara luas dan dalam arti
sempit. Pemerintah dalam arti luas itu mencangkup semua alat kelengkapan Negara, yang
pada pokoknya terdiri dari cabang-cabang kekuasaan eksekutif,legislatif, dan yudisial atau
alat-alat kelengkapan Negara lain yang bertindak untuk dan atas nama Negara, sedangkan
dalam pengertian sempit pemerintah adalah cabang kekuasaan eksekutif.
Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/alat perlengkapan Negara yang diserahi tugas
pemerintahan atau melaksanakan undang-undang, sedangkan dalam arti luas mencangkup
semua badan yang menyelenggarakan semua kekuasaan didalam Negara baik eksekutuf
maupun legislatif dan yudikatif. Dalam kepustakaan disebutkan bahwa istilah pemerintahan
disebutkan memiliki dua pengertian, yaitu seabagai fungsi dan sebagai organisasi.
1)
Pemerintah sebagai fungsi adalah: melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah
sebagai organ adalah kumpulan organ-organ dan organisasi pemerintahan yang dibebani
dengan pelaksanaan tugas pemerintahan.
2)
Pemerintah sebagai organisasi adalah: bila kita mempelajari ketentuan-ketentuan susunan
organisasi, termasuk didalamnya fungsi, penugasan, kewenangan, kewajiban masing-masing
departemen pemerintahan, badan-badan, instansi serta dinas-dinas pemerintahan.

Sebagai fungsi kita meneliti ketentuan-ketentuan yang mengatur apa dan cara tindakan
aparatur pemerintahan sesuai dengan kewenangan masing-masing, fungsi pemerintah itu
dapat ditentukan dengan menempatkannya dalam hubungan dengan fungsi perundangundangan dan peradilan.Pemerintah dapat dirumuskan secara negatif sebagai segala macam
kegiatan perundang-undangn dan peradilan. Kalaupun hukum administrasi Negara berkenaan
dengan kekuasaan eksekutif, pengertian eksekutif ini tidak sama dengan apa dengan apa yang
dimaksudkan dengan konsep trias politika (yang menempatkan kekuasaan eksekutif hanya
melaksanakan undang-undang).

Meskipun secara umum dianut definisi negatif tentang pemerintahan, yaitu sebagai suatu
aktivitas diluar perundangan dan peradilan, pada kenyataannya pemerintah juga melakukan
tindakan hukum dalam bidang legislasi, misalnya dalam pembuatan undang-undang organik
dan pembuatan berbagai peraturan pelaksanaan lainnya, dan juga bertindak dalam bidang
penyelesaian perselisihan, misalnya dalam penyelesaian hukum melalui upaya administrasi
dan dalam hal penegakan hukum administrasi atau pada penerapan sanki-sanki administrasi
yang semuanya itu menjadi objek kajian hukum administrasi Negara. Oleh karena itu tidak
mudah untuk menentukan ruang lingkup hukum administrasi Negara. Di samping itu
kesukaran menentukan ruang lingkup hukum administrasi Negara ini disebabkan pula oleh
beberapa faktor,Pertama, HAN berkaitan dengan tindakan pemerintahan yang tidak
semuanya dapat ditentukan secara tertulis dalam peraturan perundang-undangan seiring
dengan perkembangan kemasyarakatan yang memerlukan pelayanan pemerintah dan masingmasing
masyarakat
disuatu
daerah
atau
Negara
berbeda
tuntutan
dan
kebutuhan. Kedua, pembuatan peraturan-peraturan, keputusan-keputusan dan instrument
yuridis bidang administrasi lainnya tidak hanya terletak pada satu tangan atau
lembaga. Ketiga, hukum administrasi Negara berkembang sejalan dengan perkembangan
tugas-tugas pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan pertumbuhan bidang
hukum administrasi Negara tertentu berjalan secara sektoral. Karena faktor-faktor inilah,
(HAN tidak dapat dikodefikasi, seperti dalam hukum perdata dan hukum pidana yang dapat
dikumpulkan menjadi satu kitab undang-undang).
Prajudi Atmosudirdjo membagi HAN dalam dua bagian, yaitu HAN heteronom dan
HAN otonom. HAN heteronom yang bersumber pada UUD,TAP MPR, dan UU adalah
hukum yang mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi Negara HAN otonom
adalah hukum oprasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi Negara. Dan juga ada
yang menyebutkan bahwa HAN itu ada HAN umum dan ada HAN khusus. HAN umum
berkenaan dengan peraturan-peraturan umum mengenai tindakan hukum dan hubungan
hukum administrasi atau peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua
bidang hukum administrasi, dalam arti tidak terikat pada bidang-bidang tertentu. Sementara
itu, HAN khusus adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang-bidang tertentu
seperti peraturan tata ruang, peraturan tentang kepegawaian, peraturan tentang pertanahan,
peraturan tentang kesehatan, peraturan tentang perpajakan, peraturan bidang pendidikan,
peraturan pertambangan, dan sebagainya.
Adanya perbedaan bidang hukum Administrasi khusus merupakan suatu hal yang logis
dan wajar mengingat masing-masing Negara dihadapkan pada perbedaan sosio kultural,
politik, sistem pemerintahan, kebijakan pemerintah, dan sebagainya, Artinya, munculnya
pembedaan antara hukum administrasi umum dan hukum administrasi khusus merupakan
suatu yang tidak dapat dihindari dan suatu yang alamiah. Munculnya hukum administrasi ini
semakin penting artinya seiring dengan lahirnya berbagai bidang tugas-tugas pemerintahan
yang baru dan sejalan dengan perkembangan dan penemuan-penemuan baru berbagai bidang
kehidupan ditengah masyarakat, yang harus diatur melalui hukum administrasi. Dalam
konteks ini tampak bahwa hukum administrasi itu tumbuh dan berkembang secara Dinamis.

Berdasarkan keterangan tersebut, tampak bahwa bidang hukum administrasi itu sangat
luas sehingga tidak dapat ditentukan secara tegas ruang lingkupnya. Disamping itu khusus
bagi Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, terdapat pula hukum administrasi daerah,
yaitu peraturan-peraturan yang berkenaan dengan administrasi daearah atau pemerintah
daerah. Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang tertuang dalam
berbagai peraturan perundang-undangan, dan hukum administrasi tidak tertulis, yang lazim
disebut asas-asas pemerintahan yang layak, Keberadaan dan sasaran dari hukum administrasi
Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur tentang tugas dan kewenangan
pemerintahan dalam berbagai dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan
dan kemasyarakatan yang baik dalam suatu Negara hukum. Dengan deamikian, keberadaan
hukum administrasi Negara dalam suatu Negara hukum merupakan condition sine quanon.
Menurut WF.Prins, batas antara hukum administrasi Negara debgan hukum tata Negara
sebagaimana telah dijelaskan beberapa pengarang, satupun tidak ada yang sama. Akan tetapi,
bila diteliti, di dalam membuat batas tersebut, sadar maupun tidak, yang telah diambil sebagai
dasar pikiran ialah bahwa tata Negara mengenai hal pokok. Setelah menyebutkan bahwa
hukum tata Negara dan hukum administrasi Negara merupakan satu kesatuan dan hukum
administrasi Negara dianggap sebagai bagian atau tambahan dari hukum tata Negara, yang
kemudian pendapat ditinggalkan karena perkembangan sejarah menempatkan hukum
daministrasi Negara sebagai bidang kajian hukum sendiri, mendefinisikan hukum
administrasi Negara sebagai (keseluruhan norma yang berasal dari hukum tata negrara yang
mengatur hubungan hukum di antara aparat Negara, mengatur prosedur pembentukan
keputusan yang mengikat pemerintahan, dan memuat ketentuan mengenai hubungan hukum
dengan subjek hukum lain). Guna mengakhiri perbedaan pendapat mengenai perbedaan
antara hukum tata Negara dan denagan hukum administrasi Negara cukuplah disebutkan
pendapat dari Bagir Manan, yang mengatakan bahwa secara keilmuan hukum yang mengatur
tingkah laku Negara (alat perlengkapan Negara) dimasukan kedalam kelompok hukum tata
Negara, sedangkan hukum yang mengatur pemerintahan (dalam arti administrasi Negara)
masuk kedalam kelompok hukum administrasi Negara.

2.3 Pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia
Tegaknya HAM selalu mempunyai hubungan korelasional positif dengan tegaknya
negara hukum. Sehingga dengan dibentuknya KOMNAS HAM dan Pengadilan HAM,
regulasi hukum HAM dengan ditetapkannya UU No. 39 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun
2000 serta dipilihnya para hakim ad hoc, akan lebih menyegarkan iklim penegakkan hukum
yang sehat. Artinya kebenaran hukum dan keadilan harus dapat dinikmati oleh setiap
warganegara secara egaliter. Disadari atau tidak, dengan adanya political will dari pemerintah
terhadap penegakkan HAM, hal itu akan berimplikasi terhadap budaya politik yang lebih
sehat dan proses demokratisasi yang lebih cerah. Dan harus disadari pula bahwa kebutuhan

terhadap tegaknya HAM dan keadilan itu memang memerlukan proses dan tuntutan
konsistensi politik. Begitu pula keberadaan budaya hukum dari aparat pemerintah dan tokoh
masyarakat merupakan faktor penentu (determinant) yang mendukung tegaknya
HAM.
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah
HAM di indonesia selalu menjadi sorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik
karena konsep dasarnya yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di
lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM
antara lain adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang
berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi
pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue mengenai HAM di Indonesia
bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut
terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari yang
sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat(gross human right violation). Disamping itu
juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan
perlindungan HAM

Masalah Hak Azasi Manusia (HAM) “populer” di Indonesia pada masa pemerintahanOrde
Baru. Di masa ini banyak peristiwa yang dinilai merupakan pelanggaran
HAM.
Pada dasarnya HAM
terdapat pada UUD 1945 BAB X-A pasal 28-A sampai dengan pasal 28-J. Sebagian kalangan
menafsirkan, dengan adanya dasar hukum tersebut maka masyarakat Indonesia berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum (UUD 1945 Amandemen ke-2 pasal 28-D ayat 1).
Memang jika
ditilik dari defenisi HAM maka di Indonesia tercatat banyak sekali kasus yang terjadi
khususnya di bidang HAM. Misalnya kasus-kasus penggusuran rumah-rumah warga yang
dibangun di sekitar jembatan, pembersihan para pedagang kaki lima yang sering meresahkan
para pengguna jalan raya seperti para pengguna kendaraan bermotor dan para pejalan
kaki.
Pada masa menjelang peralihan pemerintahan dari masa Orde Baru ke masa
Reformasi banyak sekali kejadian menyangkut pelanggaran HAM ini. Peristiwa 1998 yang
berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu sebetulnya adalah puncak dari
segela peristiwa yang terjadi sebelumnya.

2.4 Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di Indonesia selalu menjadi sorotan
tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep dasarnya yang bersumber
dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di lapangan ditengarai penuh dengan

pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi
kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang
mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran terhadap
hak-hak orang lain.
Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, issue
mengenai HAM di Indonesia bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat
mencolok. Gerak yang cepat tersebut terutama karena memang telah terjadi begitu banyak
pelanggaran HAM, mulai dari yang sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat (gross
human right violation). Di samping itu juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat
dalam memperjuangkan pemajuan dan perlindungan HAM. Berbagai permasalahan yang
dihadapi pemerintah Indonesia dalam rangka penghormatan, pengakuan, penegakan hukum
dan HAM antara lain
1.
Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh masyarakat. Hal itu
antara lain, ditunjukan oleh masih rendahnya kinerja lembaga peradilan. Penegakan hukum
sejumlah kasus pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap penyelidikannya pada
tahun 2002, 2003, dan 2004, sampai sekarang belum di tindak lanjuti tahap penyelidikannya.
2.
Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan gender dan belum
memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi antara lain, karena adanya aparat hukum,
baik aparat pelaksana peraturan perundang-undangan, maupun aparat penyusun peraturan
perundang-undangan yang belum mempunyai pemahaman yang cukup atas prinsip-prinsip
perlindungan hak asasi manusia.
3.
Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak krisis ekonomi
yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat menikmati hak-hak
dasarnya baik itu hak ekonominya seperti belum terpenuhinya hak atas pekerjaan yang layak
dan juga hak atas pendidikan
4.
Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat, seperti Aceh,
Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga dengan kelompok
bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk hidup secara aman dan hak untuk
ikut serta dalam pemerintahan

5.
Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang mnyebabkan rasa
tidak aman bagi masyarakat
6.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu Negara dengan
Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan
yang bersifat transnasional menjadi makin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara
lain, terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang dan terorisme. Salah satu
permasalahan yang sering timbul adalah adanya peredaran dokumen palsu. Yang membuat
orang-orang luar bebas datang ke Indonesia
Beberapa masalah Hak Asasi di Indonesia yaitu:
1.
Perlindungan Perempuan : Keadilan dan kesetaraan gender.

UUD 1945 pasal 27 menjamin persamaan Hak perempuan dan Laki-laki ; dan Bahwa
perempuan adalah bagian dari HAM yang tercantum dalam UU No. 7/198-4 tentang anti
diskriminasi dan UU No. 39/1999 tentang HAK. Ada pun hak-hak politik perempuan
tercantum dalam UU No. 68/1958
2.
Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan perdagangan perempuan dan Anak
Indonesia telah memiliki rencana aksi nasional penghapusan trafficking perempuan dan anak
2003-2007. RAN tersebut merupakan implementasi dari konvensi PBB menentang kejahatan
Terorganisir antar Negara
3.
Perlindungan Hak Anak
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah legislative dan administrative untuk lebih
memperbaiki perlindungan hak-hak anak dan perempuan. Langkah-langkah legislative
tersebut antara lain dengan keluarnya UU No. 32 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan
UU No. 20 tahun 2003 dengan system pendidikan nasional. Sedangkan langkah
administrative dalam menetukan rencana aksi dan penentuan penjuru untuk pemajuan dan
perlindungan HAM antara lain, melalui kepres No. 59 tahun 2002 tentang rencana aksi
nasional penghapusan Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak. Dan juga pembentukan
komisi perlindungan anak Indonesia di bentuk pada tahun 2003 melalui keppres No. 77 tahun
2003
BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Negara Hukum Adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturanperaturan yang memang bersifat abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang
tegas.Gagasan Negara hukum masih bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang
sangat panjang, kemudian muncul kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan
munculnya konsep rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl, yang diilhami oleh Immanuel Kant,
unsur-unsur Negara hukum adalah:
a. Perlindungan hak-hak Asasi Manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
B. SARAN
Pengawalan penegakan HAM kian berat. Tak semudah membalik telapak tangan.
Buktinya dibangsa ini belum bisa sepenuhnya menancapkannya. Walau masih bangsa muda
dibandingkan dengan bangsa-bangsa barat, namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi
pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun kembali lagi pada kenyataanya. Bangsa
indonesia belum menjamin HAM pada warganya. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk

mempelopori penegakan HAM di indonesia. Tentu saja itu tidak cukup hanya pemerintah,
namun partisipasi dan kerja sama antara warga negara masih sangat dibutuhkan.
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai mahasiswa sudah semestinya
membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di indonesia.
Penguasa negara harusnya bisa memproyeksikan dan men-real-kan ( menjadi
kenyataan ) sebuah tujuan negara yang terkandung dalam alinea IV UUD NRI 1945. Dengan
tidak bertindak sewenang-wenang. Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan
mematuhi segala peraturan perundang-uandangan yang ada dalam negara indonesia, serta
membantu pemerintah dalam mewujudkan negara aman, dan makmur.
C. DAFTAR PUSTAKA
www.kemhan.com/2009/01/hukum-administrasi-negara.html
http://setia.student.umm.ac.id/about/
http://fatahilla.blogspot.com/2010/08/negara-hukum-indonesia
http://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-manusia-hamyang-berlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-indonesia.html?m=1

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2