ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KRED (10)

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN INSTRUMENT
DERIVATIF PADA PT. BANK CAPITAL INDONESIA TBK

VIKA EDITHIA CHANDRA
UNIVERSITAS TRILOGI

I.LATAR BELAKANG
Manajemen

risiko adalah

suatu

pendekatan

terstruktur

dalam

mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk
penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Risiko bank yang terbesar dalam
operasinya adalah resiko pasar (resiko suku bunga, resiko valuta asing, resiko dari perubahan
harga pasar sekuritas, derivatif keuangan dan komoditas), resiko kredit, resiko likuiditas,
resiko eksposur, resiko investasi , resiko operasional, resiko hukum, resiko strategis. Adanya
risiko-risiko yang dihadapi Bank inilah yang menjadi tolak ukur dalam tingkat kinerja Bank
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, terutama risiko pasar karena perubahan
yang terjadi tidak dapat dihindari tetapi dapat dikurangi risikonya dengan menggunakan
instrumen derivatif.
Risiko kredit didefinisikan sebagai potensi dari bank peminjam atau pihak counter
yang akan gagal memenuhi kewajibannya sesuai dengan syarat yang disepakati. Tujuan dari
manajemen risiko kredit adalah untuk memaksimalkan tingkat pengembalian kepada bank
dengan menjaga resiko pemberian kredit supaya berada di parameter yang dapat diterima

II.TUJUAN PENULISAN
Menentukan dan Menganalisis Instrument Derivatif untuk mengatasi resiko kredit pada Bank
Capital Indonesia Tbk.

III.PEMBAHASAN

A. PT BANK CAPITAL INDONESIA, TBK
PT Bank Capital Indonesia, Tbk dahulu bernama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia,
didirikan pada tanggal 20 April 1989, sebagai bank campuran (joint venture) antara
Credit Lyonnais SA, Perancis dengan PT Bank Internasional Indonesia, Tbk., Jakarta.
Anggaran Dasar Bank disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Menteri Keuangan
berturut-turut pada tanggal 27 Mei 1989 dan 25 Oktober 1989, dan diumumkan pada
Berita Negara tanggal 5 Juni 1990. Untuk meningkatkan pelayanan kepada para
nasabah dan menyesuaikan dengan perkembangan produk jasa-jasa perbankan, Bank
Capital selalu berusaha mencari sistem baru dan memutakhirkan teknologi
informasinya dengan bekerjasama dengan IT provider yang profesional. Selain itu
Bank Capital juga memberikan layanan jasa-jasa perbankan secara lengkap terutama
untuk usaha kecil dan menengah dalam seluruh sektor ekonomi serta didukung oleh
jaringan kantor Bank Capital tersebar di seluruh Jabodetabek dan akan berkembang
ke seluruh kota-kota besar di Indonesia secara bertahap.
B. INSTRUMENT DERIVATIF
Instrumen derivatif adalah instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset yang
menjadi dasarnya (underlying assets). Aset yang menjadi dasar tersebut misalnya
sekuritas (saham, obligasi), komoditas (emas, olefin), dan lainnya.
C. RISIKO KREDIT
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah

atau counterparty gagal memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dikelola melalui
penetapan kebijakan - kebijakan dan proses-proses yang meliputi kriteria pemberian
kredit, origination dan persetujuan kredit, penetapan harga, pemantauan, pengelolaan
kredit bermasalah dan manajemen portofolio. Bank juga dengan ketat memantau
perkembangan portofolio kredit Bank, yang memungkinkan Bank untuk melakukan
tindakan pencegahan secara tepat waktu apabila terjadi penurunan kualitas kredit.
Bank terus melanjutkan untuk mengelola dan mengawasi secara aktif kualitas
portofolio pinjaman yang diberikan dengan cara meningkatkan kebijakan manajemen
risiko kredit secara efektif, penyempurnaan prosedur dan pengembangan system
dalam upaya menjaga dampak negatif yang diakibatkan oleh kredit bermasalah. Bank
telah mengimplementasikan upaya berlapis disetiap tahap yang berhubungan dengan
aktifitas pemberian kredit untuk memastikan keamanan kredit yang diberikan. Proses
pemberian kredit dilakukan dengan menerapkan prinsip dual control dan four eyes

principles, dengan memisahkan fungsi yang menangani pemasaran kredit, dipisahkan
dari fungsi yang menangani analisa kredit. Keputusan pemberian kredit dilakukan
secara berjenjang menurut besaran kredit, dan dilakukan oleh Komite Kredit. Sebelum
keputusan diambil, Komite Kredit mempertimbangkan opini yang diberikan oleh
Departemen Manajemen Risiko, Departemen Kepatuhan dan opini hukum dari Divisi
Legal. Keseluruhan proses tersebut diatur didalam Kebijakan Perkreditan Bank.

D. ANALISIS RESIKO KREDIT
Didalam perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit Bank
menggunakan metode standar sesuai dengan ketentuan dari Bank indonesia.


Eksposur maksimum terhadap risiko kredit Untuk aset keuangan yang diakui
di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama
dengan nilai tercatatnya. Untuk liabilitas kontinjensi, eksposur maksimum
terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus Bank bayarkan
dalam hal timbul liabilitas atas instrumen yang diterbitkan. Untuk komitmen
kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah
fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah



disepakati (committed) kepada nasabah.
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum terhadap risiko kredit Bank
atas instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan dan komitmen dan
kontinjensi (rekening administratif), tanpa memperhitungkan agunan yang
dimiliki atau jaminan kredit lainnya.


Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah pelanggan bergerak dalam
aktivitas usaha yang sejenis atau memiliki kegiatan usaha dalam wilayah geografis
yang sama, atau memiliki karakteristik yang sejenis yang dapat menyebabkan
kemampuan

nasabah

untuk

memenuhi

liabilitas

kontraktualnya

sama-sama

dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi ataupun kondisi lainnya yang sama.
Oleh karena itu, Bank mendorong adanya diversifikasi dari portofolio kreditnya pada

berbagai jenis industri, serta wilayah geografis sebagai upaya untuk meminimalisasi
risiko akibat konsentrasi kredit pada industri atau wilayah tertentu. Diversifikasi
sektor ekonomi kredit tersebut telah direncanakan sebagai rencana strategi Bank, yang
mencakup sektor ekonomi, kondisi ekonomi saat ini relevansi dengan kebijakan
pemerintah, sumber pendanaan, dan proyeksi pertumbuhan. Konsentrasi kredit yang
diberikan berdasarkan jenis kredit, mata uang, sektor ekonomi dan wilayah geografis
diungkapkan pada Catatan 9.

IV. REKOMENDASI
Komite Manajemen Risiko memberikan rekomendasi kepada Direksi dalam
hal Pengelolaan risiko yang ada di Bank. Komite Manajemen Risiko diketuai oleh
Direktur yang membawahi Bidang Manajemen Risiko.
Kebijakan manajemen risiko Bank ditetapkan untuk mengidentifikasi dan
menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Bank, untuk menetapkan batasan risiko dan
pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap
batasan yang telah ditetapkan.
Bank terus melanjutkan untuk mengelola dan mengawasi secara aktif kualitas
portofolio pinjaman yang diberikan dengan cara meningkatkan kebijakan manajemen
risiko kredit secara efektif, penyempurnaan prosedur dan pengembangan system
dalam upaya menjaga dampak negatif yang diakibatkan oleh kredit bermasalah.


V. KESIMPULAN
Risiko kredit dikelola melalui penetapan kebijakan - kebijakan dan prosesproses yang meliputi kriteria pemberian kredit, origination dan persetujuan kredit,
penetapan harga, pemantauan, pengelolaan kredit bermasalah dan manajemen
portofolio. Bank juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Bank,
yang memungkinkan Bank untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu
apabila terjadi penurunan kualitas kredit. Bank telah mengimplementasikan upaya
berlapis disetiap tahap yang berhubungan dengan aktifitas pemberian kredit untuk
memastikan keamanan kredit yang diberikan. Bank mendorong adanya diversifikasi
dari portofolio kreditnya pada berbagai jenis industri, serta wilayah geografis sebagai
upaya untuk meminimalisasi risiko akibat konsentrasi kredit pada industri atau
wilayah tertentu. Diversifikasi sektor ekonomi kredit tersebut telah direncanakan
sebagai rencana strategi Bank, yang mencakup sektor ekonomi, kondisi ekonomi saat
ini relevansi dengan kebijakan pemerintah, sumber pendanaan, dan proyeksi
pertumbuhan

VI. DAFTAR PUSTAKA
1) Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study

of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of

Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2) Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting
the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American Journal of
Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189
3) Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and
Evidence. Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.
4) https://www.idnfinancials.com/BACA/pt-bank-capital-indonesia-tbk

(diakses tanggal 23 april 2018)
5) https://www.cermati.com/institusi/bank-capital (diakses tanggal 23 april

2018)