BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS - BAB IV RPJMD

BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS Isu strategis adalah permasalahan pokok yang perlu diatasi dan dijadikan prioritas.

  4.1 Permasalahan Pembangunan

  Permasalahan pembangunan daerah merupakan kesenjangan antara kinerja pembangunan dengan target capaian yang direncanakan. Kesenjangan itu tidak terlepas dari proses pembangunan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

  1. Analisa proses perencanaan Perencanaan meliputi tahap survei, analisa, perancangan rencana, pembahasan rancangan rencana dan penetapan rencana.

  Tahap Analisa

  Survei Analisa

  Semua tahapan tersebut belum Perancangan rencana sepenuhnya terlaksana dengan baik.

  Pembahasan rancangan rencana Penetapan rencana

  2. Analisa proses pelaksanaan

  Unsur Analisa

  Ketersediaan Rencana Semua unsur tersebut belum

  Kapasitas perangkat pelaksana sepenuhnya dipersiapkan dengan Faktor eksternal yang terkait dengan matang. pelaksanaan

  3. Analisa proses pengendalian

  Unsur Analisa

  Ketersediaan Rencana Kapasitas perangkat pengendali Semua unsur tersebut belum sepenuhnya dipersiapkan dengan Aspek legal (peraturan perundangan yang terkait dengan pengendalian matang. pembangunan daerah)

  4.2 Isu Strategis

a. Sumber Daya Manusia.

  1. Taraf pendidikan masyarakat Kabupaten Indramayu masih relatif rendah.

  Hal ini terindikasi dari Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah pada tahun 2010 sebesar 89,72 dan 7,11 tahun.

  2. Derajat kesehatan di Kabupaten Indramayu masih rendah hal ini dapat dilihat dari rendahnya angka harapan hidup di Kabupaten Indramayu pada tahun 2010 yaitu 67,54 tahun. Rendahnya Angka Harapan Hidup ini merupakan representasi secara keseluruhan dari indikator kesehatan yang meliputi angka kematian ibu, angka kematian bayi, balita dengan gizi buruk dan lain sebagainya. Angka kematian ibu di Kabupaten Indramayu masih sangat tinggi dimana pada tahun 2010 terdapat 56 orang, sedangkan angka kematian bayi pada tahun 2009 mencapai 525 bayi. Selain itu di Kabupaten Indramayu prosentase jumlah balita dengan status gizi buruk juga masih tinggi dimana pada tahun 2009 sebesar 0,67% dan bayi dengan berat badan lahir rendah pada tahun 2010 sebesar 1,88 %.

  3. Tingkat aksesibilitas informasi di Kabupaten Indramayu masih rendah, hal dapat dilihat dari minimnya jumlah perpustakaan, dimana hanya terdapat 1 perpustakan daerah dengan jumlah koleksi judul buku yang masih terbatas yaitu sebanyak 10.175 judul dan jumlah pengunjung perpustakaan yang masih rendah yaitu rata-rata 76.000 orang pertahun. Selain itu jumlah media informasi lainnya juga masih terbatas dan belum menjangkau ke seluruh wilayah di Kabupaten Indramayu.

  4. Tingkat apesiasi budaya lokal masih rendah, hal ini dapat dilihat dari masih minimnya penyelenggaran festival seni dan budaya dimana pada tahun 2010 hanya ada 1 kali penyelenggaraan festival seni dan budaya, selain itu juga masih terbatasnya jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya dimana sampai dengan tahun 2010 di Kabupaten Indramayu hanya terdapat 4 lokasi penyelenggaraan seni dan budaya dan 1 gedung kesenian. Hal ini kurang mendukung untuk perkembangan dan pelestarian seni dan budaya lokal dimana pada tahun 2010 terdapat 575 buah grup kesenian yang meliputi seni tari topeng, sintren, wayang golek cepak, kuda lumping, tarling dan lain sebagainya.

  5. Intensitas wisata/rekreasi masih rendah yang dapat dilihat dari terbatasnya tempat rekreasi/wisata yaitu sebanyak 6 obyek rekreasi dan sedikitnya jumlah kunjungan wisata di kawasan wisata di Kabupaten Indramayu, hal ini salah satunya disebabkan adanya persepsi masyarakat mengenai wisata yang menganggap bahwa wisata adalah sesuatu yang mahal dan bukan merupakan kebutuhan utama. Jumlah kunjungan wisata pada tahun 2009 di tiga lokasi utama wisata Kabupaten Indramayu yaitu di Pantai Tirtamaya, Waterpark Bojongsari dan Situ Bolang adalah sebanyak 77.495 orang.

  6. Prestasi olahraga masih relatif rendah, dimana pada Porda Jawa Barat yang dilaksanakan pada tahun 2010, Kabupaten Indramayu berada pada peringkat 8. Hal ini disebabkan belum memadai dan meratanya ketersediaan fasilitas gedung olahraga, saat ini di Kabupaten Indramayu hanya memiliki gedung olahraga sebanyak 5 buah yaitu gedung Tridaya, Darma Ayu Singalodra, Squash, dan Tirta Kencana yang kesemuanya berlokasi di Kecamatan Indramayu dan Sindang.

  7. Laju pertumbuhan penduduk dan migrasi masih tinggi, dimana berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk tahun 20000, laju pertumbuhan penduduk adalah sebesar 0,45%. Sementara itu sex ratio adalah sebesar 106 sehingga dapat diprediksikan bahwa banyak penduduk perempuan di Kabupaten Indramayu yang melakukan migrasi keluar. Adapun berdasarkan data dari Indramayu dalam Angka laju pertumbuhan penduduk tahun 2009 – 2010 adalah 0.70%.

  8. Penyandang masalah kesejahteraan sosial masih cukup tinggi, selama kurun waktu 2006-2010, jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Indramayu sebanyak 94.013 orang dengan rincian anak jalanan sebanyak 222 orang gelandangan, pengemis sebanyak 412 orang.

  

b. Tata Ruang, Lingkungan Hidup Serta Permukiman dan

Keprasaranaan

  1. Kesesuaian pemanfaatan struktur ruang dan pola ruang di Kabupaten

  Indramayu masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari pola pemanfaatan ruang yang cenderung tumbuh secara sporadis dan cenderung berkembang linier mengikuti jalan. Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat wawasan tata ruang aparat maupun masyarakat, masih rendahnya tingkat kelengkapan rencana tata ruang dan belum efektifnya pengendalian tata ruang. Tingkat keselarasan tata ruang pada tahun 2010 adalah sebesar 40%.

  2. Tingkat ancaman bencana di Kabupaten Indramayu masih cukup tinggi,

  dimana kejadian bencana banyak yang belum tercegah dan tertangani dengan tuntas serta adanya kencenderungan semakin meluasnya dampak dari bencana yang ditimbulkan. Wilayah yang sering terkena banjir di Kabupaten Indramayu adalah wilayah yang dialiri sungai seperti Kecamatan Indramayu, Kecamatan Balongan, Kecamatan Losarang, Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan Sukra dan Kecamatan Patrol. Sedangkan wilayah yang mengalami abrasi di Kabupaten Indramayu yaitu di Kecamatan Patrol, Kecamatan Sukra, Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan Balongan, Kecamatan Indramayu, Kecamatan Juntinyuat, dan Kecamatan Krangkeng dengan panjang pantai yang terkena abrasi pada tahun 2006 yaitu sepanjang 42,05 km.

  3. Kelestarian lingkungan hidup semakin terancam, hal ini dapat dilihat

  dengan semakin meningkatnya jumlah titik-titik pencemaran lingkungan baik itu pencemaran air, tanah dan udara serta semakin meningkatnya kerusakan unsur lindung.

  4. Tingkat kelayakan perumahan masih belum memadai, hal ini dapat dilihat

  dari jumlah rumah tidak layak huni pada tahun 2010 mencapai 160.369 unit, adapun jumlah keluarga belum punya rumah mencapai 72.925 KK. Sementara itu prosentase rumah tangga bersanitasi pada tahun 2010 adalah sebesar 60,66%. Untuk tingkat layanan dan kondisi fasilitas skala lingkungan, pada tahun 2010 baru mencapai 47,34%. Tingkat kelayakan fasilitas umum masih belum memadai, hal ini dapat 5. dilihat dari masih relatif rendahnya kapasitas maupun kondisi fasilitas umum yang ada meliputi ruang terbuka hijau serta fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan, pemakaman, olahraga, kebudayaan, perpustakaan dan perbelanjaan.

6. Tingkat kelayakan prasarana wilayah masih belum memadai, hal ini dapat

  dilihat dari kapasitas maupun kondisi prasarana wilayah meliputi prasarana perhubungan, prasarana sumber daya air, prasarana energi/listrik dan prasarana telekomunikasi. Kondisi jalan kabupaten adalah terdapat 54,13 % kondisinya baik (400,058 km), 29,51 % kondisi sedang (235,520 km), 13,98 % kondisi rusak ringan (111,582 km) dan 6,38 % (50,875 km) rusak berat. Sementara itu untuk prasarana sumber daya air memiliki permasalahan terhadap penurunan fungsi dimana kondisi jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Indramayu hanya berfungsi 60 % nya dan banyak sungai yang mengalami pendangkalan dan penyempitan alur. Sementara itu untuk prasarana energi/listrik dan prasarana telekomunikasi masih belum menjangkau masyarakat di Kabupaten Indramayu secara keseluruhan.

c. Kesetaraan Gender

  Kualitas hidup perempuan di Kabupaten indramayu masih rendah, hal ini 1. dapat dilihat dari taraf pendidikan dan derajat kesehatan perempuan yang masih rendah.

  2. Angka kekerasan terhadap perempuan masih tinggi, hal ini dapat dilihat

  pada jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2009 yang cukup tinngi yaitu sebanyak 24 kasus tindakan kekerasan yang meliputi kasus perkosaan, pencabulan, perdagangan wanita dan mucikari. Sedangkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada tahun 2009 terdapat 40 kasus.

  3. Tingkat kepartisipatifan perempuan dalam pembangunan masih rendah,

  hal ini dapat dilihat dari masih sedikitnya jumlah PNS perempuan yang menduduki jabatan eselon II yaitu sebanyak 1 orang, sedangkan untuk pejabat eselon III sebanyak 76 orang dan eselon IV sebanyak 675 orang dari total jumlah PNS perempuan pada tahun 2010 yaitu sebanyak 16.301 orang.

d. Kemakmuran Masyarakat

  1. Proporsi pelaku wirausaha di Kabupaten Indramayu sebesar 0,5% pada tahun 2010 (syarat untuk mencapai kemakmuran adalah 2%).

  Menurut data Dinsosnakertrans, jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 2. sebanyak 791.680 orang, sedangkan jumlah penduduk yang bekerja 710.550 orang, sehingga terdapat pengangguran sebanyak 81.129 (Angka pengangguran menurut data BPS pada tahun 2010 tercatat 11,29 %).

  Daya serap tenaga kerja di kabupaten Indramayu tergolong relatif rendah, ditandai angka migrasi yang meninggi.

  3. Tingkat investasi di Kabupaten Indramayu masih rendah. Hal ini terlihat

  dari persentase kenaikan jumlah penanam modal serta nilai modal yang rendah.

  4. PDRB Kabupaten Indramayu dalam kurun tahun 2006-2010 naik 4,81 %

  per tahun. Nilai PDRB pada tahun 2006 tercatat Rp. 6.132.973,00 juta, sedangkan pada tahun 2010 sebesar Rp. 7.606.987,06 juta Di balik nilai PDRB tersebut terkandung nilai barang impor sekitar 65%. Artinya, kenaikan PDRB bersifat semu, tidak terefleksikan pada peningkatan taraf kemakmuran.

  5. Neraca perdagangan daerah di Kabupaten Indramayu masih timpang.

  Perbandingan nilai barang ekspor dan barang impor di perkirakan hanya 0,35.

  6. Tingkat sediaan pangan sudah melampaui kebutuhan. Tingkat kecukupan

  konsumsi masih relatif rendah. Dengan demikian, penguatan ketahanan pangan perlu lebih difokuskan pada sistem distribusi dan jaminan pangan bagi keluarga miskin.

e. Pendapatan Asli Daerah

  Sumber pendapatan asli daerah belum tergali secara optimal, sehingga nilai pendapatan asli daerah Kabupaten Indramayu menjadi kecil, hal ini menyebabkan belum adanya kemandirian keuangan daerah Kabupaten Indramayu dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Nilai PAD pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 99.459.626.155,00, dengan perkembangan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 28,78% per tahun.

f. Keamanan dan ketertiban umum

  1. Angka kriminalitas masih relatif tinggi, hal ini dapat dilihat dari semakin

  hilangnya kegiatan masyarakat dalam bentuk sistem keamanan lingkungan oleh masyarakat.

  2. Pelanggaran terhadap Peraturan Daerah, Peraturan Pemerintah/Undang- undang masih relatif tinggi.

g. Pelayanan Umum dan Kepartisipatifan Pembangunan

  1. Tingkat kepuasan pelayanan masih belum memenuhi kriteria pelayanan umum prima.

  2. Tingkat kepartisipatifan dalam pembangunan masih relatif rendah, hal ini

  dapat dilihat salah satunya dari masih rendahnya tingkat keswadayaan masyarakat dalam pembangunan.