Kaitan strategi pembelajaran dengan hasi

Kaitan strategi pembelajaran dengan hasil
Pembelajaran
“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah
Dosen
Jurusan

: Kebijakan Pendidikan
: Dra. H. USmaidar, M.Pd
: Tarbiyah - PAI (V-A)

Di susun Oleh
Kelompok 2 ( Dua )
- Nikmatur Rada Saufi
- Husna Hukmanda
- Dani Harianto
- karina

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
T.A : 2016- 2017


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan makalah Strategi
Pembelajran yang membahas “ Kaitan

strategi pembelajaran dengan hasil

Pembelajaran ”.Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian
rupa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi teratasi . oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu dosen Dra. H. USmaidar, M.Pd mata kuliah Strategi Pembelajaran yang
telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan
menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.Untuk itu kami meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas
makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang
punya dan maha kuasa .Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat
memberikan manfaat tersendiri bagi generasi muda islam yang akan datang,
khususnya dalam bidang Strategi pembelajaran

Tanjung Pura, Oktober 2017

1

Tim Penyusun

Kelompok 2 ( Dua )

DAFTAR IS

2


KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Kondisi Pembelajaran...................................................................................2
B. Metode Pembelajaran....................................................................................4
C. Hasil Pembelajaran.......................................................................................9
BAB III...................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan proses
pengajaran. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara
pengajar dengan peserta didik.

Hasil pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi
pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi
ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan
membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur
melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Dalam
implementasi pembelajaran mata pelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang
memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih
mudah mencapai target belajar.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kondisi belajar dan masalahmasalah belajar, serta hasil pembelajaran Kondisi belajar merupakan suatu
keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kondisi belajar yang baik
akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik, begitu pula sebaliknya.
Masalah-masalah dalam belajar juga mempengaruhi proses dan hasil belajar pula.


B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Kondisi dalam Belajar?

b. Bagaimana metode dalam pembelajaran?

c. Bagaimana Hasil Belajar?

1

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Kondisi dalam Belajar.

b. Untuk mengetahui metode dalam pembelajaran.

c. Untuk mengetahui Hasil Belaja.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Pembelajaran

Kondisi pembelajaran adalah faktor yang mempengaruhi efek metode
(strategi) dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran
mencakup semua variabel yang pada prinsipnya tidak dapat dimanipulasi oleh
pendesain pembelajaran dan harus diterima pada adanya (given, taken for
granted). Komponen kondisi pembelajaran dari Reiguluth ini sepadan dengan
komponen parameters or constraints dari Simon, atau dengan komponen analisis
bidang studi dan kemampuan awal dari Glaser.1
Menurut Reiguluth dan Merril (1979), ada 3 kelompok variabel penting
kondisi pembelajaran, yaitu: (1) tujuan dan karakteristik bidang studi, (2) kendala
dan karakteristik bidang studi, dan (3) karakteristik peserta didik. Tujuan
pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang ingin
dicapai, baik secara umum maupun secara khusus. Tujuan merupakan indikator
dari kompetensi pembelajaran yang diharapkan. Karakteristik bidang studi adalah
aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang bermanfaat
dalam mendeskripsikan startegi pembelajaran, sedangkan kendala bidang studi
adalah segala keterbatasan sumber-sumber baik dalam bentuk waktu, media,
sumberdaya manusia atau personalia, termasuk finansial. Adapun yang dimaksud
karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas individual

(perseorangan) siswa seperti bakat, motivasi dan hasil belajar yang dimilikinya
Variabel yang termasuk kedalam kondisi pembelajaran yaitu variabelvariabel yang mempengaruhi penggunaan variabel metode yaitu :

1.

Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi

Tujuan

pembelajaran

pada

hakekatnya

mengacu

kepada

hasil


pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasil pembelajaran yang diharapkan,
1 N. K. Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. ( Rineka Cipta, Jakarta. 1990) hlm, 76

3

berarti tujuan pembelajaran ditetapkan lebih dulu, dan berikutnya semua upaya
pengajaran diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Tujuan pengajaran dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, sejalan dengan 2 jenis strategi pengorganisasi
pengajaran yang ada (strategi dan mikro) yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Sedangkan karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang
studi yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam mendeskripsikan
strategi pembelajaran. Karakteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda.
Oleh karena berbedanya karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang lain
dituntut menggunakan strategi dan media yang berbeda pula. Disinilah peranan
seorang guru dalam mengorganisasi pelajaran, pemilihan media dan menetapkan
strategi dalam pembelajaran.

2.


Kendala dan Karakteristik Bidang Studi

Ada dua variabel yang mempengaruhi pemilihan strategi penyampaian,
yaitu : karakteristik bidang studi dan kendala. Karakteristik bidang studi perlu
menjadi pertimangan khusus ketika memilih media pengajaran yang akan
digunakan menyampaikan pembelajaran. Terutama dikaitkan dengan tingkat
kecermatan suatu media dalam menyampaikan pembelajaran, kemampuan khusus
yang dimiliki oleh suatu media, serta pengaruh motivasional yang mampu
ditimbulkannya.2

Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti media,
waktu, personalia, dan uang. Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik
dalam menjalani kegiatan belajar dan pembelajaran. Terkadang guru sangat
kesulitan untuk memilih media dalam pembelajaran. Sedangkan media adalah
sesuatu yang mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan
media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apa bila
2 Ibid, hlm, 68


4

dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa
informasi dari pengajar ke peserta didik.

Namun perlu kita ingat, bahwa peranan media tidak akan telrihat bila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagia
alat bantu pengajaran, akan tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien.

Selain itu kencala yang sering terjadi di lapangan adalah faktor keuangan.
Seorang guru dituntut untuk mengunakan media dalam proses belajar mengajar.
Aka tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana untuk mengadakan media
tersebut. Dan dari pihak sekolah tidak dapat memfasilitasi untuk pengadaan
media. Menurut penulis, media yang digunakan tidak harus mahal, yang penting
media tersebut dapat menghantarkan siswa pada tujua pembelajaran secara efektif

dan efisien.

Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memanfaatkan media belajar
dari yang sangat komplek sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana.
Agar proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan, maka masalah perencanaan,
pemilihan dan pemanfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan
tidak mustahil dapat mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan, bila tidak
dikuasai sungguh-sungguh oleh guru.

3.

Karakteristik Peserta Didik Belajar

5

Karakteristik peseta didik belajar adalah aspek-aspek atau kualitas
perseorangan siswa seperti bakat, motivasi belajar dan kemampuan awal (hasil
belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik si-belajar akan berpengaruh dalam
pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata
pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran, agar sesuai
dengan karakteristik perseorangan si-belajar. Karakter peserta didik yang
bermacam-macam menuntut guru untuk strategi dalam pembelajaran dan
pengelolaan pembelajaran. Bagaimanapun juga, tingkat tertentu, mungkin sekali
suatu variabel kondisi akan mempengaruhi setiap variabel metode, disamping
pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan pembelajaran.3
B. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Metode pembelajaran ini diacukan sebagai cara-cara yang dapat digunakan dalam
kondisi tertentu untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Cara-cara ini disebut juga sebagai strategi pembelajaran. Variabel metode
atau strategi pembelajaran ini merupakan variabel yang paling esensial akan
keberadaan pembelajaran. Karena variabel kondisi dan variabel tujuan merupakan
variabel yang tidak bisa diubah dan harus diterima sebagai barang jadi, dan
selanjutnya dipakai sebagai pijakan kerja. Peluang yang tinggal hanyalah
bagaimana memanipulasi variabel metode pembelajaran untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan
lebih lanjut menjadi 3 jenis yaitu:4
a. Organizational Srategy (Strategi pengorganisasian)
Metode adalah untuk mengorganissi isi bidang studi yang telah dipilih
untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti
pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dll. yang setingkat
b.

dengan itu.
Delivery Strategy (penyampaian)

3 Ibid, hlm, 70
4 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching,
2005, h. 52-53

6

Metode

Delivery

Strategy

adalah

untuk

menyampaikan

materi

pembelajaran kepada peserta didik dan atau menerima serta merespon masukan
yang berasal dari peserta didik. Sumber belajar merupakan bidang kajian utama
dari strategi ini.
c. Management Strategy (Strategi pengelolaan)
Metode adalah untuk menata interaksi antara peserta didik dan variable
metode pembelajaran yang lain. Variabel strategi pengorganisasian dan
penyampaian

isi

pembelajaran.

Strategi

pengorganisasian

pebelajaran

dibedakan menjadi strategi pengorganisasian pada tingkat makro dan mikro.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :

1.

Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau
gairah belajar siswa.

2.

Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut.

3.

Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mewujudkan hasil karya.

4.

Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.

5.

Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6.

Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Macam-Macam Metode Pembelajaran
7

Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat
tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi
penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam
jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang
tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan diuraikan secara
singkat beberapa metode mengajar.5

1.

Metode Ceramah

Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para guru dengan alasan
keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya
kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajarmengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan
kenyataan bahwa tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah
dengan benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas personalities
guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan
bahasa, dan keteraturan guru dalam memberi penjelasan: yang tidak dapat
dimiliki secara mudah oleh setiap guru.

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui
penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. agar siswa efektif
dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, maka
siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami
suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan
mencatat penalarannya secara sistematis.

5Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Quantum Teaching, 2005, h. 121
8

Dari

definisi

metode

ceramah

diatas,

dapat

kiranya

kita

mendefinisikan metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi belajarmengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh
guru terhadap sekelompok peserta didik.

Berdasarkan definisi metode ceramah, dapat dimengerti jika guru akan
menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan metode ceramah. Lalu lintas
pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni dari guru ke para siswa.
Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:

1)

Guru-guru haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining

skills), dan
2)
Guru memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu
instruksional yang tepat dan potensi untuk meningkatkan ceramah.
2.

Metode Diskusi

Diskusi merupakan istilah yang sudah biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Seringkali kita mendengar percakapan seperti dibawah
ini : 6

”Kalau ada masalah, mari kita diskusikan bersama” atau ”segala sesuatunya
akan dapat kita selesaikan dengan baik, bila semuanya kita diskusikan
permasalahannya.”

Dari percakapan tersebut, mendapat gambaran bahwa diskusi
merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk mencarikan suatu
masalah.
6Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum Teaching,
2005, h. 56

9

Walaupun telah sering kita dengar istilah diskusi dalam kehidupan
sehari-hari, belum cukup kiranya untuk memahami metode diskusi dalam
kegiatan belajar-mengajar. Apakah pengertian metode diskusi dalam kegiatan
belajar-mengajar? Apakah tujuan metode diskusi, terhadap pertanyaanpertanyaan tersebut, akan diuraikan dan diulas secara berturut-turut berikut
ini.

Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu
masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas
dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk merampungkan keputusan
bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan
sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam
suatu keputusan atau kesimpulan.7

Gage dan Berliner (1984: 486) mengemukakan bahwa metode diskusi
sungguh-sungguh terbuka atau bervariasi pengertiannya. Ini merupakan suatu
indikasi betapa sulitnya mendefinisikan metode diskusi secara tepat. Girlstrap
dan Martin (1975: 15) mengutarakan bawah metode diskusi merupakan suatu
kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui
tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban
dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan untuk itu.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat kiranya didefinisikan metode
diskusi sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang membincangkan suatu
topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan
siswa dan siswa lain). Dimana orang yang berbincang memiliki perhatian
yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan,
sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban terhadap topik yang
didiskusikan.
7 Ibid, hlm, 57

10

3.

Metode Kelompok

Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar-mengajar yang
memiliki kadar CBSA yang tinggi. Metode kerja kelompok menuntut
persiapan yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan format belajarmengajar ekspositorik. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan strategi
ekspositorik, memerlukan waktu untuk berlatih menggunakan metode kerja
kelompok. Anda dapat mengkajinya melalui pembahasan berikut ini.

Istilah kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa,
baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi
kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu
secara bersama-sama.

4.

Metode Campuran

Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran,
kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan).

Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas
dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya;
metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode demonstrasi
sekaligus

dipakai/diterapkan

dalam

suatu

kondisi

pengajaran.

Oleh karena itu, metode ini campuran dari unsure-unsure yang terdapat dalam
metode-metode.

Dalam praktiknya, metode campuran ini dapat diterapkan seorang
guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas, dengan persiapan yang
baik

dan

sungguh-sungguh

dalam

11

mempraktikkan

metode

ini.

Hal ini dikarenakan, kemampuan guru dalam menguasai bahan itu sendiri
perlu latihan-latihan praktik terus agar mampu menguasai berbagai metode.
Suatu keharusan seorang guru menguasai berbagai macam metode-metode
dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara bersungguh sungguh.
C. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang
berbeda, variable hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:8
a. Keefektifan (Effectiveneess).
Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian sibelajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan
keefektifan pembelajaran yaitu:9
1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut

b.

tingkat kesalahan.
2) kecepatan unjuk kerja.
3) tingkat alih belajar.
4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
Efisiensi (Efficiency)
Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan
dan jumlah waktu yang dipakai peserta didik dan/atau jumlah biaya

pembelajaran yang digunakan.
c. Daya Tarik Pembelajaran.
Daya Tarik Pembelajaran biasanya bidang ini diukur dengan mengamati
kecenderungan peserta didik untuk tetap/terus belajar. Daya tarik pembelajaran
erat kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran
biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya pengukuran
kecenderungan peserta didik untuk terus dan atau tidak terus belajar dapat
dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.

Dari tiga variabel diatas kita dapat mengukur keberhasilan pendidik
dalam mengajar, apakah pembelajaran pendidik sudah evektif, evesien dan
memiliki daya tarik. ciri pembelajaran yang baik apabila pembelajaran tersebut

8 Ibid, hlm, 60
9 Ibid, hlm, 61

12

efektif, artinya peserta didik telah mencapai tujuan dari apa yang disampaikan
oleh gurunya.
Kemudian evesien, sudahkah waktu yang ditentukan mencukupi dalam
penyampaian materi pembelajaran, dan apakah biyaya yang diperlukan dalam
pembelajaran tadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan
Selanjutnya adakah pembelajaran yang disampaikan memiliki dayatarik
tersendiri bagi siswa, apabila pembelajaran tersebut memberikan kesan kepada
peserta didik dan peserta didik cenderung untuk mencernai/mudah memahami dan
bisa mencernai pembelajaran tersebut, maka pendidik telah berhasil dalam
melaksanakan pembelajarannya.

13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1.

kondisi pembelajaran, yaitu faktor faktor yang mempengaruhiefek metode
dalam

meningkatkan

hasil

pembelajaran.

Reigeluth

dan

Merrill

mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :

~
~
~

Kondisi pembelajaran.
Metode pembelajaran
Hasil pembelajaran

2.

variabel metode pelajaran, yaitu: cara-cara yang berbeda untuk mencapai
hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Variabel
metode pembelajaran diklasivikasikan menjadi tiga, yaitu :

~
~
~

3.

Strategi pengorganisasian.
Strategi penyampaian
Strategi pengelolaan

Variable hasil pembelajaran, yaitu : semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indicator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran
dibawah kondisi yang berbeda.variabel ini juga diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu :

~
~
~

Keevektifan
Efesien
Daya tarik

14

DAFTAR PUSTAKA
N. K. Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. 1990.
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum
teaching, 2005.

Hafni

Ladjid,

Pengembangan

Kurikulum

Kompetensi, Quantum Teaching, 2005.

15

Menuju

Kurikulum

Berbasis