Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 Reaksi K

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA

Oleh :
VIVI EKA INDRAYANI
1508105051
KELOMPOK 9B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA
I.

II.

TUJUAN PERCOBAAN
o Mempelajari perubahan kimia yang terjadi pada siklus logam tembaga.
o Mempelajari stoikiometri larutan pada siklus logam tembaga.

DASAR TEORI
Reaksi kimia adalah reaksi yang terjadi antara unsur kimia atau senyawa
kimia, dimana dalam prosesnya melibatkan pergerakan elektron dalam
pembentukan atau pemisahan ikatan kimia. Secara sederhana reaksi kimia
dapat diartikan sebagai pencampuran satu atau lebih unsur atau senyawa
menjadi unsur atau senyawa yang baru. Reaksi- reaksi kimia yang
menyebabkan perubahan kimia yang sesungguhnya sering kita rasakan dalam
kehidupan, perubahan yang terjadi dapat kita amati dari salah satu atau
beberapa peristiwa ini :


TIMBULNYA GAS
Dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk ditunjukkan dengan
munculnya gelembung-gelembung dalam larutan yang direaksikan.
Contohnya jika Cu direaksikan dengan larutan HNO3 akan timbul
gelembung-gelembung kecil sebagai tanda menghasilkan gas NO. Hal ini



dapat membuktikan bahwa peristiwa reaksi kimia dapat menghasilkan gas.

TERJADI PERUBAHAN WARNA
Banyak reaksi kimia yang terjadi tidak disertai oleh timbulnya
endapan atau gas,tetapi ditandai oleh timbulnya warna yang baru.Sebagai
contoh adalah saat kita mencampurkan tembaga dengan larutan
HNO3.Dapat kita lihat bahwa terjadi perubahan warna dari yang awalnya
bening menjadi biru muda.Selain itu bisa juga saat kita memanaskan
lempeng tembaga yang berwarna merah dengan serbuk belerang yang
berwarna kuning.Setelah dipanaskan maka akan terbentuk zat baru yang
berwujud padatan berwarna hitam.Pada kedua contoh peristiwa ini terjadi
perubahan kimia karena terbentuk zat yang baru.Dengan demikian,adanya
perubahan warna dapat menjadi petunjuk telah terjadi perubahan



kimia.Praktikum Kimia Dasar I
TIMBUL ENDAPAN

Endapan yang ada merupakan zat baru yang terbentuk akibat akibat
pencampuran 2 macam zat. Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai fase padat dari larutan. Contohnya larutan Cu(NO3)2 dan larutan

KOH direaksikan, terbentuklah endapan berwarna hitam pekat. Hal ini
membuktikan bahwa adanya endapan merupakan salah satu ciri terjadinya


perubahan kimia yang dapat teramati secara langsung.
TIMBUL PERUBAHAN SUHU
Timbulnya perubahan suhu dapat juga menjadi petunjuk terjadinya
perubahan kimia.Sebagai contoh adalah reaksi antara gamping dengan air
yang terdapat dalam tabung reaksi.Reaksi ini pun menyebabkan naiknya
suhu air dalam tabung reaksi.Pada peristiwa ini terbentuk zat baru yang
larut dalam air dan zat baru yang berwujud gas pada suhu
kamar.Jadi,selain timbul panas,pada reaksi ini juga timbul gelembung gas.
Perubahan suhu dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :
1. Reaksi eksoterm

:

merupakan

reaksi


pembebasan

panas dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan
bertambah.
2. Reaksi endoterm

:

Merupakan

reaksi

penyerapan

panas dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan


berkurang.
TERCIUM ADANYA BAU

Pencampuran suatu zat dapat menimbulkan adanya bau yang khas.
Contohnya jika logam Cu dengan larutan HNO3 maka salah satu hasilnya
adalah gas NO (nitrogen monoksida) yang menyebabkan bau tidak sedap.
Bau tidak sedap yang terhirup dapat membuktikan bahwa perubahan kimia
terjadi.
Faktor-faktor ini dapat diamati secara langsung untuk mengetahui apakah

reaksi kimia terjadi atau tidak. Dalam reaksi reaksi kimia zat yang mengalami
perubahan disebut zat pereaksi (reaktan) dan zat yang terbentuk disebut hasil
reaksi (produk). Dalam persamaan reaksi kimia zat atau unsur pereaksi
diletakan disebelah kiri dan hasil reaksi diletakan disebelah kanan. Diantara

dua sisi tersebut digabungkan dengan tanda kesamaan (=) atau tanda panah
(→).
Dalam mereaksikan suatu zat, sangat diperlukan ketelitian dalam
menghitung banyaknya suatu zat yang akan direaksikan. Perhitungan zat atau
unsur yang terlibat dalam reaksi kimia disebut stokiometri. Stoikiometri
merupakan sesuatu yang amat vital dan fatal dalam perhitungan kimia. Segala
perhitungan dalam reaksi kimia melibatkan stoikiometri. Konsep mol merupakan
kelanjutan dari stoikiometri. Pada persamaan reaksi kimia berlaku Hukum


Kekekalan Massa, yang menyatakan bahwa : setiap reaksi kimia, massa zat –
zat setelah bereaksi adalah sama dengan zat sebelum bereaksi. Zat-zat yang
bereaksi dengan zat-zat hasil reaksi dihitung berdasarkan partikel-partikel zat
tersebut. Berikut ini adalah konsep dasar stokiometri dengan skema sebagai
berikut:

a.

Hubungan Mol dengan Molaritas
a.
b.

b.

Hubungan Mol dengan Volume Zat dalam keadaan STP

Volume merupakan ukuran besarnya ruang yang ditempati
oleh suatu zat yang dilambangkan (V) dengan satuan liter
(L).Avogadro menyatakan bahwa volume setiap mol gas pada suhu

(273K) dan tekanan 1 atm (76 cmHg) mempunyai volume 22,4
liter.Sehingga kondisi tersebut dinamakan sebagai keadaan
standar/STP (Standar Temperatur and Preassure) yang dituliskan
dengan (

).



Mol gas x



Volume gas x (STP) = Mol gas X . 22,4 L
Volume gas untuk keadaan tidak STP,maka dapat dihitung

dengan menggunakan rumus.
Keterangan:
P = Tekanan gas (atm)
V = Volume gas (liter)

c.

T

Hubungan Mol dengan Massa Zat
-Untuk unsur (Atom)

- Untuk senyawa (molekul)

mol

d.

mol

Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
c.

Mol zat


d.

Jumlah partikel = mol x 6,02 x 1023
Pada prinsipnya, mol merupakan penyederhanaan dari dari
jumlah partikel sehingga perbandingan mol setara dengan
perbandingan jumlah pertikel yang juga setara dengan
perbandingan koefisien. Jadi simpulannya sebagai berikut:
Perbandingan koefisien setara dengan perbandingan mol.

e.

mol zat x

III. ALAT DAN BAHAN
1.Alat
-

Gelas ukur
Gelas kimia
Kaca arloji

Pipet tetes
Batang pengaduk / Spatula
Botol semprot
Neraca Elektronic
Penjepit
Lap
Steambath / Alat pemanas

2.Bahan
-

Logam Cu 0,2 gram
Serbuk Zn
Larutan HNO3 4 M
Larutan KOH 1 M
Larutan H2SO4 4 M
Air suling

mol zat y


IV.

LANGKAH KERJA

Untuk mengamati peristiwa kimia yang terjadi,akan kita gunakan sepotong kecil
logam Cu.Untuk mempelajari perubahan kimia yang terjadi,mari lakukan
serangkaian percobaan berikut.
Langkah 1 : Reaksi Logam Cu dan Asam Nitrat
a. Ditimbang dengan teliti seberat 0,2 gram logam Cu,kemudian dimasukan
logam Cu ke dalam gelas kimia 250 ml.
b. Dihitung HNO3 yang diperlukan menggunakan persamaan reaksi antara
logam Cu dan asam nitrat.
c. Diambil larutan HNO3 4 M dengan gelas ukur dan pipet tetes.
d. Dituang larutan HNO3 yang sudah diukur ke dalam gelas kimia 250 ml
yang berisi logam Cu (kerjakan dalam lemari asam,karena gas yang
terbentuk beracun).
e. Ditutup galas kimia dengan kaca arloji.
f. Diamati perubahan yang terjadi pada logam Cu dan asam nitrat
Langkah 2 : Penambahan Larutan KOH
a. Dihitung KOH 1 M yang diperlukan.
b. Diambil KOH 1 M yang di perlukan dengan gelas ukur dan pipet
tetes.Dibuka tutup gelas kimia.
c. Dituang larutan KOH 1 M ke dalam gelas kimia dari langkah 1.Saat
dituang larutan KOH l ke dalam gelas kimia,larutan sambil diaduk dengan
batang pengaduk.
d. Diamati perubahan yanr terjadi dalam proses ini.
Langkah 3 : Pemanasan
a. Diambil air suling sebanyak 50 ml.
b. Ditambahkan air suling ke dalam gelas kimia dari langkah 2.
c. Dipanaskan gelas kimia beserta isinya dengan kompor listrik,dimana
selama pemanasan larutan diaduk secara perlahan-lahan.
d. Dilanjutkan pemanasan hingga mendidih dan tidak terjadi perubahan yang
dapat teramati lagi.
e. Dikeluarkan batang pengaduk dari larutan,disemprot dengan aquades
untuk melepas partikel yang melekat.Kemudian dibiarkan gelas kimia dan
isinya dingin selama 5 menit.

f. Dituangkan cairan bening dalam gelas kimia ke dalam gelas kimia yang
lain (dekantasi).(Hati-hati agar padatan yang ada tidak ikut terbuang).
g. Dicuci/dekantasi padatan dalam gelas kimia dengan penambahan 50 ml air
suling,kemudian biarkan zat padat kembali mengendap.Dilanjutkan
dekantasi lagi.
h. Diulangi proses pencucian/dekantasi dengan air suling.Disimpan hasil
langkah 3 untuk langkah berikutnya.
Langkah 4 : Penambahan Larutan H2SO4
a. Dihitung larutan H2SO4 yang diperlukan dengan persamaan reaksi.
b. Diambil larutan H2SO4 yang diperlukan dengan gelas ukur dan pipet tetes.
c. Ditambahkan larutan H2SO4 ke dalam gelas kimia dari langkah
sebelumnya,diaduk sampai tidak terlihat perubahan yang dapat diamati
lagi.Disimpan larutan untuk langkah berikutnya.
Langkah 5 : Penambahan serbuk logam Zn
a. Dihitung logam Zn yang diperlukan dengan persamaan reaksi.Diambil
serbuk logam Zn menggunakan kaca arloji.
b. Ditambahkan serbuk logam Zn ke dalam gelas kimia dari langkah
sebelumnya.Kemudian ditutup gelas kimia dengan kaca arloji.Sesekali
digoyang gelas kimia tersebut.
c. Dibiarkan reaksi kimia berlangsung hingga Zn habis bereaksi.Ini bisa
dilihat dari tidak timbulnya gas lagi.Disimpan hasil ini untuk percobaan
berikutnya.

Langkah 6 : Mendapatkan Cu kembali (Recovery Cu)
a. Didekantasi cairan bening dalam gelas kimia dari padatannya.
b. Dicuci/dekantasi hasil dengan 50 ml air suling,biarkan padatan
mengendap.Kemudian

dekantasi

kembali.Diulangi

pencucian/proses

dekantasi (dua kali).
c. Ditimbang dengan teliti cawan penguap yang bersih.Catat massanya.
d. Dituangkan padatan dalam gelas kimia ke dalam cawan
penguap.Kemudian dikeringkan hasilnya dengan memanaskan cawan
penguap ini di atas steambath.
e. Ditimbang cawan penguap beserta isinya dan catat massanya.(Kerjakan
dengan hati-hati agar tidak terlalu banyak air yang digunakan untuk
memindahkan

sisa

padatan

yang

melekat

pada

alat

yang

digunakan).Dihitung massa Cu.Kemudian hitung rendemennya.

IV.

DATA PENGAMATAN


Langkah Pertama
Reaksi antara logam Cu dengan Asam Nitrat (HNO3
Waktu Pengamatan : Kamis, 8 Oktober 2015 pukul 14.41-15.06 WITA
Perlakuan : Logam Cu diambil sebanyak 0,2 gram, dipotong kecil dan
dimasukkan kedalam gelas beker serta ditambahkan HNO3 (Asam Nitrat).
Hasil Pengamatan : Logam Cu yang semula berbentuk lempengan padat
dengan warna coklat kemerahan ditambahkan larutan HNO3 dan terjadi reaksi
3Cu + 8HNO3
3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O sehingga terjadi perubahan
pada campuran logam dan larutan yaitu muncul gelembung-gelembung kecil
yang berwarna biru muda. Serta dihasilkan gas berbau dan beracun bila
terhirup (dalam gelas tertutup terlihat gas berwarna kekuningan).



Langkah Kedua
Penambahan larutan KOH
Waktu Pengamatan : Kamis, 22 Oktober 2015 pukul 13.18-13.30 WITA
Perlakuan : Dilakukan penambahan KOH ke dalam gelas baker yang berisi
larutan Cu(NO3)2 (Tembaga (II) Nitrat)
Hasil Pengamatan : Setelah ditambahkan KOH reaksi yang dialami adalah
Cu(NO3)2 + 2KOH



Cu(OH)2 + 2KNO3. Warnanya menjadi biru tosca.

Langkah Ketiga
Penambahan air suling dan pemanasan
Waktu Pengamatan : Kamis, 22 Oktober 2015 13.30-14.17 WITA
Perlakuan : Dilakukan penambahan air suling ke dalam gelas baker yang
berisi larutan Cu(OH)2 (Tembaga (II) Hidroksida) kemudian dipanaskan.
Hasil Pengamatan : Saat ditambahkan air suling endapan kembali tercampur
dan warnanya masih biru. Setelah dipanaskan dengan diaduk sampai mendidih
larutan menjadi berwarna hitam karena terjadi reaksi Cu(OH)2 dipanaskan CuO +
H2O. Saat larutan sudah dingin kembali muncul endapan. Endapan dan cairan
beningnya kemudian dipisahkan dengan didekantasi sebanyak 2x.



Langkah Keempat
Penambahan larutan H2SO4
Waktu Pengamatan : Kamis, 22 Oktober 2015 pukul 14.20-14.49 WITA
Perlakuan : Ditambahkan larutan H2SO4 ke dalam gelas baker yang berisi
larutan CuO (Tembaga (II) Oksida).
Hasil Pengamatan : Setelah penambahan larutan H2SO4 terjadi perubahan
pada endapan yang awalnya berwarna hitam menjadi berwarna biru bening
tanpa endapan, CU yang tidak habis bereaksi diawal terlihat kembali. Sesuai
reaksi yang terjadi CuO + H2SO4

CuSO4 + H2O



Langkah Kelima
Penambahan logam Zn
Waktu Pengamatan : Rabu, 28 Oktober 2015
Perlakuan : Ditambahkan logam Zn ke dalam gelas baker yang berisi larutan
CuSO4 (Tembaga II Sulfat).
Hasil Pengamatan : Setelah dilakukan penambahan serbuk logam Zn terjadi
reaksi CuSo4 + Zn

Cu + ZnSO4. Larutan menjadi berwarna biru bening

dan ada sedikit gelembung-gelembung kecil.


Langkah Keenam
Mendapatkan kembali Cu
Waktu Pengamatan : Kamis, 29 Oktober 2015 14.13-15.06 WITA
Perlakuan : Endapan Cu dari langkah kelima didektanasi untuk mendapat
kembali Cu.
Hasil Pengamatan : Langkah tidak dapat saya lakukan karena endapan Cu
sangat sedikit. Sehingga dekantasi untuk mendapat Cu tidak dapat dilakukan.
Hal ini mungkin karena penambahan Zn yang tidak mengikuti aturan
stoikiometri serta waktu pengendapan yang tidak maksimal.

V.

PEMBAHASAN
Langkah I
Pada percobaan ini terjadi reaksi antara logam Cu dan larutan HNO3 sesuai
persamaan reaksi dibawah ini :
3Cu(s) + 2HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + H2O(l)
Sehingga reaksi menjadi : 3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)

Logam Cu = 0,2 gram
a. Berikan penjelasan tentang logam Cu meliputi warna dan bentuknya.

Logam Cu merupakan unsur yang berada di golongan IB dan periode ke-4.
Bentuk logam Cu permukaannya halus dan lunak serta berwarna jingga.
b. Hitunglah jumlah larutan HNO3 yang diperlukan.
3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
n Cu =

=

= 0,003 mol

n HNO3 = x 0,003 = 0,008 mol

M HNO3 =

4 M=
V = 0,002 L , jadi volume HNO3 yang diperlukan adalah 2 mL
c. Amati perubahan kimia yang terjadi dan jelaskan reaksinya.
Pada saat HNO3 dimasukan, Cu mulai bereaksi yang ditandai dengan adanya
gelembung dan berubahnya larutan HNO3 dari warna bening menjadi biru. Timbul
gas NO yang beracun dan berwarna kekuningan.

Langkah II
Reaksi yang terjadi pada langkah ini adalah
Cu(NO3)2(aq) + 2KOH(aq) → Cu(OH)2(s) + 2KNO3(aq)

a. Berikan penjelasan tentang larutan KOH yang digunakan.
Larutan KOH yang digunakan berwujud cair serta berwana bening.
Konsentrasi larutan KOH 1M serta volume yang dibutuhkan sebanyak 6mL.
b. Hitung jumlah larutan KOH yang diperlukan
Cu(NO3)2(aq) + KOH(aq) → Cu(OH)2(s) + KNO3(aq)

Menjadi :

Cu(NO3)2(aq) + 2KOH(aq) → Cu(OH)2(s) + 2KNO3(aq)
1

:

2

:

1

:

2

Keterangan :
Mol Cu = mol Cu(NO3)2
Cu(NO3)2 = 0,003 mol
Mol KOH =

=

=0,006

Karena KOH yang digunakan adalah 1M maka Volume KOH yang diperlukan
adalah
M=

1=

 V = 0,006 L = 6 mL

Namun karena larutan kelompok kami belum bereaksi setelah ditambah 6mL
KOH maka volume larutannya kami tambah menjadi 13 mL
c. Amati perubahan kimia yang terjadi dan jelaskan reaksinya.
Berlangsungnya reaksi kimia dapat diamati dari perubahan warna menjadi
biru pekat dan ditujukan dengan fakta timbul endapan setelah didiamkan.
d. Sebagai senyawa apakah logam Cu pada akhir langkah ini?
Cu dalam langkah ini berbentuk Cu(OH)2 karena Cu dalam Cu(NO3)2
bereaksi dengan KOH membentuk Cu(OH)2 sebagai penyebab warna larutan
menjadi biru pekat.

LANGKAH III
a. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
Setelah dipanaskan sampai mendidih Cu yang berada dalam larutan mulai
mengendap. Endapan Cu pada awalnya berwarna biru berubah menjadi warna
hitam.
Hasil setelah dipanaskan sampai mendidih:
a.

CuO : hitam pekat dan mengendap

b.

H2O : cairan yang berwarna putih bening (terpisah dengan

endapan setelah didinginkan)
b. Tuliskan reaksi yang dialami senyawa Cu.
Cu(OH)2(s)

dipanaskan

CuO(s) + H2O(l)

LANGKAH IV
Reaksinya yang terjadi saat ditambahkan H2SO4 adalah :
CuO(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l)
1 :
1
: 1
: 1
a. Berikan penjelasan tentang larutan H2SO4 yang digunakan!\
Asam sulfat yang digunakan berwujud cair serta berwarna bening. Adapun
konsentrasinya yaitu 2M serta volume yang digunakan 8mL
b. Hitung banyaknya asam sulfat yang digunakan.
Karena jumlah mol Cu = CuO = Cu(NO3)2 maka jumlahnya adalah 0,008 mol.
Mol H2SO4 =

M=

2=

 V = 0,0015 L = 1,5 mL

Jadi penambahan H2SO4 ke dalam CuO = 1,5 ml.
Namun karena larutan kami belum mau bereaksi, maka volume H2SO4 kami
tambah menjadi 4mL
c. Amati dan catat perubahannya.
Perubahan yang terjadi:

Adanya perubahan warna menjadi biru muda seperti semula
Zat yang bereaksi telah habis terlarut
Cu yang tidak habis bereaksi ditahap awal muncul kembali
d. Tuliskan reaksi kimia yang dialami oleh senyawa tembaga.
CuO(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l)
-

e. Sebagai apa senyawa logam Cu sekarang?
CuSO4 (Tembaga (II) Sulfat)

Langkah V
1. Amati dan catat perubahan kimia yang berlangsung.
Perubahan kimia yang berlangsung antara lain:
a. Timbul endapan Cu yang berwarna merah bata berbentuk serbuk.
b. Perubahan warna larutan menjadi kehijauan
c. Zat yang bereaksi mengendap
Zat yang bereaksi mengendap, Cu telah terbentuk kembali dalam bentuk
serbuk berwarna merah kecoklatan karena Zn yang ditambahkan telah
mengikat SO4 yang pada awalnya diikat oleh Cu.
2. Hitung berat logam Zn yang diperlukan.
Dalam hal ini logam Zn tidak dilakukan perhitungan logam Zn karena hanya
dikira-kirakan sebanyak 0,2 gram setara dengan logam Cu yang digunakan
diawal.
3. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi!
CuSO4(aq) + Zn(s) → Cu(s) + ZnSO4(aq)
4. Sebagai apakah Cu sekarang?
Cu (aq) atau Tembaga berbetuk serbuk yang siap didekantasi kemudian
kembali menjadi Cu di wujud awalnya (sebelum direaksikan).

Langkah VI
Pada langkah 6 kelompok kami tidak dapat melakukan perhitungan massa
Cu dan rendemennya karena pada Cu dan Zn menyatu. Hal ini karena kesalahan
dan kurang telitinya kami saat

penambahan Zn yang berlebih sehingga Zn

mengoksidasi Cu. Jika didekantasi dan direcovery maka massa yang didapat
adalah massa Cu yang bercampur dengan Zn. Serta waktu untuk mereaksikan Zn
dan Cu sangat singkat sehingga belum bereaksi secara maksimal.
VII

Simpulan
1.
Perubahan kimia yang terjadi pada siklus logam Cu dapast diamati
secara langsung melalui beberapa peristiwa yaitu :
 Timbulnya gas
 Terjadi perubahan warna
 Timbul endapan
 Terjadi perubahan suhu
 Tercium adanya bau baru
2.
Dalam mereaksikan suatu zat harus melakukan ketelitian
perhitungan dengan konsep stokiometri (perhitungan mol,massa,volume),
jika tidak dilakukan perhitungan secara teliti mengakibatkan kegagalan
3.

mendapat hasil praktikum.
Suatu reaksi yang tertutup akan sesuai dengan hukum kekekalan
massa dari Lavosier yang berbunyi,” massa pereaksi harus sama dengan
massa produk meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem
tersebut.”.

Daftar Pustaka



Staf Kimia Dasar.2014.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I.

Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana : Bukit Jimbaran, Bali


Chang, Raymond.2009. Kimia Dasar : Konsep – konsep Inti

Jilid I Edisi Ketujuh.Erlangga : Jakarta


Petrucci and Harwood.2007.Kimia Dasar : Prinsip-Prinsip dan
Aplikasi Modern Jilid I Edisi kesembilan. Erlangga : Jakarta



Brady, J.E. 1990.General Chemistry, 5th Ed. St. John’s

University.Jamaica.New York



Purba,Michael.2002.Kimia SMA Kelas XII.Jakarta : Erlangga.



Syukri,Unggul.1999.Kimia Dasar I.Insitut Teknologi Bandung :
Bandung