Jurnal Faktor Faktor yang Berhubungan de

Abstrak
Kanker adalah salah satu penyebab
utama kematian di negara berkembang.
Penelitian analisis lanjut Riskesdas 2007 ini
bertujuan untuk menilai hubungan antara
berbagai karakteristik (jenis kelamin, umur,
pendidikan, indeks massa tubuh) dan
perilaku merokok, minum alkohol, konsumsi
buah sayur serta konsumsi makanan
berlemak dengan risiko tumor/ kanker
saluran cerna. Desain analisis ini adalah
kasus kontrol; kasus adalah responden yang
memiliki riwayat kasus tumor/kanker
saluran cerna, sedangkan kontrol adalah
responden yang tidak memiliki riwayat
tumor/kanker saluran cerna berdasarkan
data Riskesdas 2007. Kontrol diambil
secara acak sebanyak 4 kali jumlah kasus
dan di-matched berdasarkan kabupaten.
Dalam penelitian ini jumlah kasus sebanyak
248 orang dan jumlah kontrol 992 orang.

Hasil analisis menunjukkan ada 5 variabel
yang mempunyai hubungan yang bermakna
dengan tumor/kanker saluran cerna, yaitu
jenis kelamin perempuan (OR 2,15; 95%CI
1,40- 3,30), umur 60 tahun ke atas (OR
11,63; 95%CI 6,81-19,90), pendidikan
tinggi (OR 1,88; 95%CI 1,07-3,32), obesitas
(OR 1,73; 95%CI 10,97-3,09), dan pernah
merokok (OR 1,99; 95%CI 1,05-3,80).
Tidak didapatkan berhubungan bermakna
antara perilaku minum alkohol, konsumsi
buah sayur, konsumsi makanan berlemak
dan tumor/kanker saluran cerna.
Kata kunci: Indonesia, kasus kontrol,
kanker hati, kanker usus, Riskesdas
Pendahuluan
Kanker merupakan pertumbuhan sel
yang
tidak
terkontrol,

mempunyai
kemampuan
untuk
menginvasi
dan
bermetastasis. Dari tahun ke tahun peringkat
penyakit kanker sebagai penyebab kematian
di
banyak
negara
semakin
mengkhawatirkan. WHO memperkirakan
kematian akibat kanker lebih tinggi
dibandingkan dengan kematian akibat AIDS,
TB maupun malaria. Pada tahun 2008 ada
12 juta kasus baru di dunia dengan kematian
7,6 juta orang akibat kanker (WHO). Di

Indonesia menurut Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) kematian akibat

kanker tahun 1992 ada 4,8%, tahun 1995
meningkat menjadi 5,0% dan tahun 2001
meningkat lagi menjadi 6,0%. Penyakit
kanker menempati urutan kelima sebagai
penyebab kematian di Indonesia.
Di negara-negara maju yang
penduduknya
banyak
mengkonsumsi
makanan siap saji, makanan dengan kadar
lemak tinggi, kadar serat rendah, makanan
yang mengandung bahan pengawet (zat
aditif) seperti makanan kaleng, sosis,
makanan yang diasap dan konsumsi alkohol
dilaporkan angka kejadian kanker saluran
cerna meningkat. Jepang, Chili, Finlandia
dan Islandia merupakan negara-negara
dengan angka kejadian kanker lambung
paling tinggi di dunia. Di Indonesia,
keganasan saluran cerna yang termasuk

paling banyak dijumpai adalah kanker usus
besar (karsinoma kolorektal) dan menempati
urutan keenam dari penyakit keganasan.
Secara global kanker saluran cerna banyak
menyerang pasien berusia lanjut dan risiko
terkena kanker ini akan meningkat hingga
25 persen pada yang minum lebih dari 30
gram alkohol/hari. Risiko terbesar penyakit
ini makin besar pada kombinasi minum
alkohol dan kebiasaan tidak sehat lainnya,
yaitu merokok.
Tumor adalah pembengkakan yang
disebabkan oleh adanya inflamasi atau
peradangan dan pertumbuhan jaringan yang
abnormal di dalam tubuh. Tipe tumor
berdasarkan
pertumbuhannya
dapat
dibedakan menjadi tumor ganas (malignant
tumor) dan tumor jinak (benign tumor).

Tumor ganas ini juga disebut kanker.
Sampai saat ini faktor risiko kejadian
tumor/kanker saluran cerna serta berapa
besar insidens terjadinya tumor/ kanker
saluran cerna pada kelompok masyarakat
belum diketahui secara pasti, namun angka
kejadian
di
pusat-pusat
onkologi
tumor/kanker saluran cerna terus meningkat.
Oleh karena itu, analisis data dilakukan
terhadap data survei nasional Riskesdas
untuk menilai hubungan antara karakteristik

Jurnal Analisis Lebih Lanjut – Indah Noerfitrianah FIK – Analis Kesehatan UM

1

individu meliputi umur, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan, indeks massa tubuh
(IMT), perilaku minum alkohol, penggunaan
tembakau serta konsumsi buah sayur serta
makanan berlemak dengan angka kanker
saluran cerna.
Metode
Keterbatasan penelitian ini adalah
beberapa variabel ditanyakan (diukur)
setelah responden mengalami kejadian
tumor/kanker saluran cerna, bukan sebelum
terjadinya tumor/kanker saluran cerna.
Variabel tersebut meliputi pengukuran berat
badan dan tinggi badan yang dikompositkan
menjadi variabel IMT, perilaku makan buah
dan sayur, perilaku makan makanan
berlemak, serta perilaku minum alkohol.
Perilaku diet seseorang yang sudah terkena
tumor/kanker kemungkinan berbeda dengan
yang belum terkena tumor/kanker saluran
cerna. Keterbatasan lainnya, pertanyaan

jenis tumor/kanker usus dan tumor/kanker
hati digabung menjadi tumor/kanker saluran
cerna, padahal etiologi dan patogenesis
kedua jenis tumor/kanker berbeda.
Riskesdas adalah sebuah survei yang
didesain secara cross sectional yang bersifat
deskriptif. Desain Riskesdas terutama
dimaksudkan
untuk
menggambarkan
masalah kesehatan penduduk secara umum,
yang berorientasi pada kepentingan para
pengambil keputusan sampai tingkat
kabupaten/kota. Sampel Riskesdas 2007
menggunakan semua rumah tangga terpilih
dari
Susenas
2007.
metodologi
penghitungan dan cara penarikan sampel

Susenas 2007 adalah two stage sampling.
Sampel kabupaten/kota berjumlah 440
daerah (dari jumlah keseluruhan sebanyak
456 kabupaten/kota) yang tersebar di 33
(tiga puluh tiga) provinsi di Indonesia.
Dari semua kabupaten/kota yang
masuk
dalam
kerangka
sampel
kabupaten/kota diambil sejumlah blok
sensus yang proporsional terhadap jumlah
rumah tangga di kabupaten/ kota tersebut.
Kemungkinan sebuah blok sensus masuk ke
dalam sampel blok sensus pada sebuah
kabupaten/kota
bersifat
proporsional

terhadap jumlah rumah tangga pada sebuah

kabupaten/kota (probability proportion to
size). Bila dalam sebuah blok sensus
terdapat lebih dari 150 rumah tangga maka
dalam penarikan sampel di tingkat ini akan
dibentuk sub blok sensus. Dari setiap blok
sensus terpilih kemudian dipilih 16 rumah
tangga secara acak sederhana (simple
random sampling), yang menjadi sampel
rumah tangga dengan jumlah rumah tangga
di blok sensus tersebut. Selanjutnya, seluruh
anggota rumah tangga dari setiap rumah
tangga yang terpilih dari kedua proses
penarikan sampel tesebut, diambil sebagai
sampel individu.
Dalam instrumen Riskesdas 2007
pertanyaan tumor/ kanker saluran cerna
terdapat pada Blok B 37, B 39 dan B 39f.
Pertanyaan B37 “Apakah [nama] selama ini
pernah didiagnosis menderita penyakit
tumor/kanker oleh tenaga kesehatan (dokter/

perawat/ bidan)” sedangkan Blok B39 “Di
mana lokasi tumor/kanker tersebut?”. Blok
B 39f “Saluran cerna (usus, hati)”.
Analisis menggunakan desain studi
epidemiologi kasus kontrol. Kasus adalah
pengakuan responden pernah didiagnosis
oleh tenaga kesehatan pernah menderita
tumor/ kanker saluran cerna. Kontrol adalah
responden yang tidak pernah terkena
tumor/kanker dan dilakukan matching
berdasarkan kabupaten. Kontrol diambil
secara acak dengan perbandingan jumlah
kasus dan kontrol adalah 1:4. Pertanyaan
yang diajukan pada kuesioner tidak
membedakan apakah responden menderita
tumor atau kanker, karena istilah tumor dan
kanker jelas berbeda dalam dunia medis dan
keduanya digabung menjadi tumor/kanker.
Disebutkan dalam kuesioner bahwa
tumor/kanker saluran cerna terdiri dari

tumor/kanker usus dan tumor/kanker hati.
Data tumor/kanker saluran cerna diperoleh
berdasarkan pengakuan responden pernah
didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan tidak
melalui pemeriksaan laboratorium patologi
anatomik.
Responden dalam penelitian ini
adalah yang berumur >10 tahun karena

Jurnal Analisis Lebih Lanjut – Indah Noerfitrianah FIK – Analis Kesehatan UM

2

pertanyaan perilaku minum alkohol,
merokok konsumsi buah sayur dan makanan
berlemak hanya ditanyakan pada kelompok
umur tersebut. Seluruh responden baik kasus
maupun kontrol dikelompokkan ke dalam
empat kategori umur, yaitu kelompok umur
10-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, 5059 tahun dan terakhir 60 tahun ke atas.
Kelompok umur 10-19 tahun dan 20-29
tahun digabung menjadi kelompok umur 1029 tahun, karena ternyata kelompok umur
10-19 tahun hanya terdiri dari 5 orang.
Pendidikan dibuat menjadi tiga
kategori,
yaitu
pendidikan
rendah,
pendidikan sedang dan pendidikan tinggi.
Pendidikan
rendah
jika
responden
mempunyai pendidikan mulai dari tidak
bersekolah, tamat sekolah dasar, tamat
sekolah menengah pertama. Pendidikan
menengah jika responden mempunyai
pendidikan sekolah menengah atas. Kategori
pendidikan tinggi jika responden telah lulus
dari perguruan tinggi.
Konsumsi buah sayur merupakan
variabel komposit dari pertanyaan berapa
kali
dan
berapa
porsi
responden
mengkonsumsi buah dan sayur dalam sehari.
WHO
mensyaratkan
setiap
orang
mengkonsumsi buah sayur minimal 5 porsi
setiap hari selama 7 hari dalam seminggu
yang artinya harus memakan buah dan sayur
sekitar 400–600 g untuk mendapatkan
sekitar 20 gram serat. Jika responden
mengkonsumsi 5 porsi dikategorikan
sebagai “cukup”.
Konsumsi
makanan
berlemak
diperoleh dari pertanyaan berapa kali
responden
mengkonsumsi
makanan
berlemak. Jika responden menjawab: >1 kali
per hari, dan 1 kali perhari dimasukkan ke
dalam kategori “sering”, jika jawabannya 36 kali perminggu, 1-2 kali perminggu serta
0,05) dikeluarkan dari model secara
berurutan, dimulai dari nilai p yang terbesar.
Setiap pengeluaran satu variabel dilakukan
penilaian terhadap perubahan nilai OR
dengan membandingkan OR sebelum dan
sesudah variabel tersebut dikeluarkan. Jika
terdapat perbedaan OR yang cukup besar (>
10%), berarti variabel tersebut tidak dapat
dikeluarkan dari model karena akan
menggangu estimasi OR variabel bebas lain.
Analisis multivariat ini dilakukan untuk
menentukan besarnya hubungan antara
variabel
dependen
dengan
variabel
independen dengan mengontrol variabel
yang
dianggap
sebagai
perancu
(confounding).

Hasil

IMT dihitung menggunakan rumus
berat (Kg) dibagi tinggi (m2) dikategorikan
Jurnal Analisis Lebih Lanjut – Indah Noerfitrianah FIK – Analis Kesehatan UM

3

Data Riskesdas 2007 menunjukkan
bahwa 768.635 responden berumur >10
tahun. Dalam kuesioner Riskesdas 2007
terdapat 13 jenis tumor/kanker yang
ditanyakan. Responden yang menderita
tumor/kanker adalah sebanyak 4.017 orang,
sedang yang tidak menderita kanker adalah
763.811 orang dan yang tidak menjawab
sebanyak 807 orang. Ada 248 orang kasus
penderita tumor/kanker saluran cerna pada
responden yang berumur >10 tahun.

Tabel 2. Karakteristik Kasus dan Kontrol
Tumor/Kanker Saluran Cerna, Riskesdas
2007

Tabel 1. Urutan Terbanyak Responden
Umur 10 Tahun ke Atas yang Menderita
Kasus Tumor/Kanker di Indonesia pada
Riskesdas 2007
Tumor / Kanker
Alat
Kelamin
wanita,
ovarium, cervix uteri
Payudara
Kulit
Kelenjar gondok
Jaringan lunak
Saluran cerna
Rongga
mulut
dan
tenggorokan
Tulang, tulang rawan
Mata, otak, bagian susunan
saraf pusat
Alat kelamin pria/prostat
Saluran kemih
Paru-paru
Darah

Jumlah
Kasus
793
618
517
552
483
248
181
174
164
146
96
29
22

Tabel 1 menunjukkan jumlah kasus
tumor/kanker tertinggi adalah kanker alat
kelamin wanita, ovarium, serviks uteri
dengan jumlah kasus 793 orang, diikuti
tumor/kanker payudara dengan jumlah kasus
618 orang serta tumor/kanker kulit dengan
jumlah kasus 517 orang. Sedangkan
responden yang menderita tumor/kanker
saluran cerna berada pada urutan ke-6 dari
keseluruhan kasus tumor/kanker dengan
jumlah kasus sebanyak 248 orang. Karena
perbandingan antara kasus dan kontrol
adalah 1:4, maka jumlah kontrol adalah 992
orang.

Pada tabel 2 terlihat bahwa penderita
tumor/kanker saluran cerna berjenis kelamin
perempuan
(69,4%)
lebih
banyak
dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Pada
kelompok responden kontrol jenis kelamin
perempuan dan laki-laki hampir tidak jauh
berbeda dimana perempuan sebanyak
53,4%, sedang laki-laki sebanyak 46,6%.
Setelah dilakukan uji statistik ditemukan
terdapat hubungan yang bermakna antara
jenis
kelamin
terhadap
kejadian
tumor/kanker saluran cerna (nilai p60 tahun. Dari uji statistik
di mana ditemukan adanya hubungan yang
bermakna antara umur dengan kejadian
tumor/kanker saluran cerna (p