Laporan Praktikum Kimia Klinik Dasar Uri

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia

klinik merupakan ilmu dasar yang memerlukan

pemahaman dalam menganalisis berbagai cairan tubuh atau
spesimen jaringan atau tentang fisiologi dan proses biokimia tubuh
dalam keadaan normal dan terjadi penyakit.
Saat ini banyak penyakit yang menyerang manusia diakibatkan
pola hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan yang
tidak sehat / instan, merokok, dan zat zat kimia lainnya yang dapat
merusak tubuh.
Seseorang yang sehat secara fisik belum tentu sehat secara
klinis, banyak kemungkinan berbagai penyakit ada dalam dirinya.
Maka seseorang harus melakukan pemeriksaan secara berkala agar
organ dalam tubuh dapat diketahui apakah normal atau sudah tidak
abnormal. Dalam hal menjaga kesehatan merupakan prioritas utama
dari mahkluk hidup apalagi manusia.
Ekskresi adalah proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak

diperlukan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air
kecil, hasil buangan itu antara lain berupa urine. Zat buangan lainnya
dapat berupa keringat, gas karbondioksida,serta zat warna empedu.
Pemeriksaan/parameter

yang

sering

digunakan

dalam

pengelolaan penyakit disebut urinalisis. Urin merupakan cairan sisa
yang diekskresikan oleh ginjal, dimana ginjal berfungsi untuk
mengatur jumlah air di dalam tubuh agar sesuai dengan kebutuhan.
Jika air dalam tubuh berlebih, maka ginjal akan mengeluarkan air
lebih banyak selain itu ginjal juga berfungsi untuk mengeluarkan
racun dan obat-obatan dari dalam tubuh yang diproduksi tubuh
dalam bentuk urin yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh

melalui proses urinasi.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat-sisa seperti
racun, obat-obatan dari dalam tubuh. Sistem urin adalah organ yang
memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin.
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan urin secara fisika
yang meliputi bobot jenis, warna, bau, ataupun pH dari urin serta
mengamati zat organik yang terkandung dalam urin berupa eritrosit,
leukosit, glukosa dan kristal asam urat. Dimana dari hasil
pemeriksaan tersebut dapat diinterpretasikan kemungkinan penyakit
yang diderita oleh seseorang (probandus).
1.2 Maksud
Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui
dan memahami cara penentuan sifat fisika dan pemeriksaan zat
organik pada spesimen urin serta menginterpretasikan data yang

diperoleh.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pemeriksaan fisika dan zat
organik dalam urin, yaitu untuk mengetahui bobot jenis urin serta
interpretasi datanya. warna-warna yang timbul dalam urin, bau yang
ditimbulkan oleh urin, derajat keasaman urin, sedimen urin, glukosa.
1.4 Prinsip
1.

Mengamati volume urin yang dikumpulkan didalam tabung
reaksi.

2.

Warna urin diamati didalam tabung reaksi dengan cahaya
tembus dan dilihat dalam sikap serong.

3.

Dapat dilihat dalam sikap serong pada tabung reaksi dengan

cahaya tembus.

4.

Derajat keasaman urin ditetapkan dengan lakmus atau kertas
indikator.

5.

Pengujian dilakukan secara langsung menggunakan hidung.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Data Klinis
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam

tubuh

melalui

proses

urinasi.

Ekskresi

urin

diperlukan

unutk

membuanga molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (Ismail, 2012 :
103).
Pembentukan


urine

yaitu

ginjal

memproduksi

urine

yang

mengandung zat sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh
tubuh melalui tiga proses utama filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus,
dan sekresi tubulus Komposisi urin terdiri dari 95% air dan
mengandung zat terlarut. Di dalam urin
macam

terkandung bermacam –


zat, antara lain (1) zat sisa pembongkaran protein seperti

urea, asam ureat, dan amoniak, (2) zat warna empedu yang
memberikan warna kuning pada urin, (3) garam, terutama NaCl, dan
(4) zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan
obat – obatan serta juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri
oleh tubuh misalnya hormon (Sloane, 2003).
Urin mempunyai Ph yang bersifat asam , yakni rata-rata 5,5- 6,5 .
jika didapatkan Ph yang relative basa kemungkinan terdapat infeksi
oleh bakteri pemecah urea , sedangkan jika Ph yang terlalu asam
kemungkinan terdapat asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam
urat. (Purnomo.2009)
Pemeriksaan ini meliputi uji : (Purnomo.2009)
1. Makroskopik dengan menilai warna, bau dan berat jenis urin
2. Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasamaan/pH , protein dan
gula dalam urin.
3. Mikroskopik mecari kemungkinan adanya sel-sel, cast (slinder) atau
bentukan lain di dalam urine.


AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta
tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai
organ dalam tubuh, maka sangat penting sekali untuk memilih
sampel urin sesuai dengan tujuan pemeriksaan (Gandasoebrata,
2004) :
1. Urin sewaktu
Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urin
sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak
ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik
untuk pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan
tanpa pendapat khusus.
2. Urin Pagi
Yang dimaksudkan dengan urin pagi ialah urin yang
pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
3. Urin Postprandial

Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap
glukosuria ; ia merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1½ 3 jam sehabis makan.
4. Urin 24 Jam
Cara pengumpulkan umpamanya sebagai berikut ; jam 7
pagi penderita mengeluarkan urinnya ; urin dibuang . semua Urin
yang dikeluarkan kemudian, termasuk juga urin jam 7 pagi esok
harinya, harus ditampung dalam botol urin yang tersedia dan
isinya dicampur.
B. Nilai rujukan (Lefever ,1997)
1. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Dewasa

: 1,005 - 1,030 gram/ml

Bayi baru lahir : 1,001 – 1,020 gram/ml
Anak

: 1,005 – 1,030 gram/ml

2. Pemeriksaan pH

Dewasa
AYU MELINDA

: 4,5 – 8,0
RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Bayi baru lahir : 5,0 – 7,0
Anak

: 4,5 – 8,0

3. Pemeriksaan Glukosa pada Urin
Negatif (-)

: tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit
kehijauan (tidak ada glukosa).

Positif 1 (+)


: warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat
0,5 – 1% glukosa).

Positif 2 (++)

: warna

kuning

keruh

(terdapat 1 – 1,5%

glukosa).
Positif 3 (+++)

: warna jingga, seperti lumpur keruh (2 -3,5%
glukosa).

Positif 4 (++++)

: merah keruh (> 3,5% glukosa).

4. Pemeriksaan Mikroskopik (Eritrosit, Leukosit, dan Kristal Asam urat)
Eritrosit

: 0 – 1 / pb

Leukosit

: 0 – 4 / pb

Epitel

: 5 – 15 / Ipk

Silinder

: negatif

Kristal

: negatif

Lain – lain

: negatif

5. Pemeriksaan Organoleptik
Warna

: kuning muda dan kuning tua

Bau

: menyengat, bau amoniak

C. Interpretasi Data Klinis (Lefever ,1997)
1. Pemeriksaan Mikroskopik
a. Penurunan Kadar
Penyakit-penyakit ginjal (glomerulonefritis, obstruksi perkemihan,
uremia), ekslampsia, toksisitas timah hitam.
b. Peningkatan Kadar
Gout, leukemia dengan diet tinggi purin, gangguan neurologi,
penyakit manic depresif, ulseratif colitis.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
2. Pemeriksaan Bobot jenis Urin
1. Berat Jenis < 1,005 : Diabetes insipidus, banyak minum,
kelebihan cairan, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan
kalium berat jenis.
2. Berat jenis > 1,026 : Kurang minum, diabetes militus, muntah,
diare, dehidrasi, penggunaan zat kontras pada sinar x.
3. Pemeriksaan pH urin
a. < 4,5 : Asidosis metabolic, asidosis respiratorik, diare berat, diet
tinggi protein hewani.
b. > 8,0 : Bakteriuria, infeksi saluran kencing.
4. Pemeriksaan Glukosa Urin
>15 mg/dL atau +4 ; diabetes, gangguan system saraf pusat (stroke),
sindrom Cushing’s, anesthesia, infuse glukosa, stress berat, infeksi.
5. Pemeriksaan Organoleptik
- Warna
a. Tidak Berwarna atau pucat : banyak minum, diabetes insipidus,
GGK, minum alcohol.
b. Merah atau merah kecoklatan : hemoglobinuria, porfirin,
kontaminasi dengan menstruasi.
c. Jingga tua : pembatasan masukan cairan, urin pekat,
urobilin,panas.
d. Biru atau hijau : toksemia Pseudomonas
e. Coklat atau hitam : keracunan lisol, melanin, bilirubin,
metemoglobin, porfirin.
- Bau
a. Amonia

: pecahan urea oleh bakteri

b. Busuk atau tengik

: Bakteria (infeksi saluran kencing)

c. Mousey

: fenilketonuria

d. Manis atau berbau buah : asidosis diabetic, kelaparan.
D. Obat – Obat dan Makanan Yang Mempengaruhi Data Klinis
a) Obat – obat yang bersifat nefrotoksik (Menkes RI, 2011 : 55)
AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Analgesik : naproksen, salisilat, fenoprofen, ibuprofen ;
Anestesi : ketamine ; Antibiotik : kolistin, oksasilin, tetrasiklin,
aminoglikosida, vankomisin, eritromisin, rifampisin, sulfonamid ;
Antiretroviral : asiklovir ; Preparat besi ; Diuretik: furosemid, tiazid,
manitol ; Koloid : dextran ; Sitostatika: siklofosfamid, cisplatin ;
Antijamur : amfoterisin ;

Imunosupresan: siklosporin, takrolimus ;

Antitrombotik: klopidogrel, ticlid ; Antidislipidemia : statin ; Golongan
bifosfonat ; Antidepresan: amitriptilin ; Antihistamin ; Allopurinol ;
Antikonvulsi : fenitoin, asam valproat ; Ulcer healing drugs: H2blocker, penghambat pompa proton.
b) Pengaruh Makanan
pH urin dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan
asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali (Menkes
RI, 2011: 49). Beigitu pula dengan warna urin, contohnya Warna
kuning merah (pink) menunjukkan adanya komposisi sayuran
(Menkes RI, 2011 : 48).
E. Patofisiologi (Pearce, 2006)
a. Infeksi Ginjal
Termasuk pielitis, pielonefritis, dan nefritis supuratif akut (jelas
beda dengan nefritis akut). Dapat ditimbulkan oleh penyakit
tuberkulosa atau penyakit ganas pada ginjal.
b. Batu dalam kandung kencing
Dapat terbentuk di tempat atau berasal dari ginjal, masuk ke
dalam kandung kencing dank arena kandung kencing berkontraksi
untuk mengeluarkan air kencing, maka batu tertekan pada trigonum
yang peka itu, maka menyebabkan sangat sakit. Biasanya terdapat
sedikit hematuria.
c. Kegagalan ginjal
Kegagalan ginjal yang akut dapat disebabkan nefritis akut oleh
peracunan ginjal atau yang paling umum karena mengurangi darah.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
d. Diabetes Mellitus
Kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan untuk
mengoksidasikarbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme insulin
yang normal, menimbulkan hiperglikemia, glkosuria, poliuria, rasa
haus, rasa lapar, badan kurus, kelemahan, asidosis, sering
menyebabkan dispnea,lipemia, ketonuria, dan akhirnya koma.
e. Diabetes Insipidus
Kelainan

metabolik

yang

disebabkan

defisiensi

hormon

antidiuretik, menyebabkan kegagalan reabsorpsi air pada tubulus
dalam ginjal, menimbulkan pengeluaran urin dfalam jumlah besar,
dan rasa haus yang hebat.
f. Gout
Kelompok gangguan metabolik purin dan pirimidin ditandai
dengan typhi yang menimbulkan serangan peradangan artfritis akut
sendi paroksismal berulang biasanya mengenai sendi perifer
tunggal, biasanya bereaksi baik dfengan kolkisin, dan biasanya
diikuti dengan penyembuhan total; pada kasus yang lanjut juga dapat
ditemui adanya hiperurisemia dan urolitiasis asa urat.
g. Uremia
Keseluruhan kumpulan tanda dan gejala gagal ginjal kronis.
h. Asidosis Metabilok
Gangguan dimana status asam basa bergeser ke sisi asam
akibat kehilangan basa atau retensi asam nonkarbonat / asam tetap.
i. Asidosis Respiratorik
Asidosis metabolik yang diakibatkan retensi karbon dioksida
berlebihan dalam tubuh.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
gegep kayu, mikroskop, plat tetes, piknometer, pipet tetes, rak
tabung, sentrifuge, tabung reaksi, tabung sentrifuge, termometer, dan
timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah es batu, larutan benedict, kertas pH universal, tissue, dan
urin.
3.3 Cara Pengambilan Spesimen
Cuci tangan terlebih dahulu kemudian gunakan sarung tangan.
Kemudian tampung urine 24 jam. Ambil sebagian urin dan masukkan
kedalam botol secukupnya. Catat tanggal pengambilan dan beri
label. Aeetelah selesai sarung tangan dibuka dan cuci tangan
kembali.
3.4 Cara Kerja
a) Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang
piknometer kosong. Dipipet urin ke dalam piknometer hingga
mencapai mulut piknometer. Diukur suhu dari urin, jika suhu sudah
mencapai 255C maka piknometer yang berisi urin langsung
ditimbang. Jika belum mencapai suhu 255C, didinginkan dalam
wadah

yang

berisi

es batu

dan

dipantau suhu

dengan

menggunakan termometer. Kemudian ditimbang piknometer yang
berisi urin, dan dicatat masing-masing bobotnya. Dihitung bobot
jenis dari urin tersebut.
b) Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dipipet 5
mL urin dan diamati warna dari urin dalam sikap serong pada
cahaya tembus. Dicatat hasil pengamatan, dapat dinyatakan tidak
AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur
merah,

merah

bercampur

kuning,

merah,

coklat,

kuning

bercampur hijau, putih serupa susu, dan lain-lain.
c) Pemeriksaan Bau Urin
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dipipet 5 mL
urin dan dicium bau yang ditimbulkan. Dicatat hasil pengamatan,
dapat dinyatakan dengan bau makanan, obat-obatan, bau
amoniak, bau ketonuria, atau bau busuk.
d) Pemeriksaan pH Urin
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dipipet urin
lebih kurang setengah dari tabung reaksi. Dicelup kertas pH
universal ke dalam tabung yang berisi urin. Diamati perubahan
warna dan dicatat pHnya.
e) Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)
Dipipet urin sebanyak 8 mL, kemudian disentrifuge selama
10 menit, 5000 rpm. Dibuang supernatant, diambil endapannya.
Lalu diamati dibawah mikroskop.
f) Pemeriksaan Zat Organik
Dipipet 5 mL reagen benedict, dimasukkan kedalam tabung
reaksi, lalu Dimasukan 8 tetes urin kedalam tabung reaksi,
dipanaskan diatas api Bunsen, kemudian diamati perubahan
warnanya.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
kelompo
1

2

3

4

Bj

Ph

Warna

bau

sedimen

glukos

k
64

1,008

6

kuning tua

Amoniak

Kristal Asam

a
(-)

65

0,993

6

kuning

Amoniak

urat
Kristal Asam

Negatif
(-)

71

0,992

5

muda
kuning

Amoniak

urat
-

Negatif
(-)

Amoniak

Kristal Asam

Negatif
(-)

80

0,999

5

muda
Kuning

91

0,989

5

kuning

Amoniak

urat
Kristal Asam

Negatif
(-)

88

0,992

6

pucat
kuning

Amoniak

urat
Kristal Asam

Negatif
(-)

6

pucat
Kuning

Amoniak

urat
-

Negatif
(-)

108

1,018

Negatif
4.2 Reaksi

Karbohidrat pereduksi + benedict + air

asam onat + kupro oksida

(Sumardjo, 2008: 237)
4.3 Pembahasan
Urine

merupakan

zat-zat

sisa

dari

metabolisme

yang

dikeluarkan oleh tubuh. Urin merupakan hasil filtrasi dari glomerulus
yang terdapat pada ginjal. Urinalisis berguna untuk mendiagnosis
penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi
adanya penyakit metabolik yang tidak berhubungan dengan ginjal.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat-sisa seperti
racun, obat-obatan dari dalam tubuh. Sistem urin adalah organ yang
memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin.
Pemeriksaan urin dilakukan menggunakan 7 spesimen yang
berbeda dan diberi kode 64, 65, 71, 80, 91, 88, dan 108.
Pemeriksaan spesimen urin sendiri meliputi beberapa parameter
yaitu pH urin, berat jenis, warna, bau, sedimen, dan kandungan
glukosa. Untuk mengetahui kandungan – kandungan urin

yang

dapat diperoleh dari spesimen urin maka dilakukannlah praktikum ini.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan warna
Urin, disiapkan alat dan bahan, masing-masing sampel dipipet 5 mL
kedalam tabung reaksi yang berbeda dan diamati warna urin dengan
sikap serong pada tembus cahaya. Tujuan dari pemeriksaan warna
urin yaitu untuk menentukan warna yang ada pada urine. Warna dari
urine menunjukan keadaan normal atau tidaknya urine. Dari hasil
yang diperoleh, spesimen urin 65 dan 71 berwarna kuning muda,
spesimen urin 64 berwarna kuning tua, spesimen urin 80 dan 108
berwarna kuning, spesimen urin 91 dan 88 beerwarna kuning pucat.
Hal ini mengindikasikan bahwa semua spesimen urin adalah normal,
sebagaimana sesuai dengan literature range warna urin yang normal
adalah kekuning – kuningan sampai kuning.
Pemeriksaan bau urin, disiapkan alat dan bahan, masingmasing sampel dipipet 5 mL kedalam tabung reaksi yang berbeda
kemudian dicium bau yang ditimbulkan oleh urin. Tujuan dari
pemeriksaan bau urine adalah untuk mengetahui bau dari urine
dimana terdiri dari bau amoniak, keton uria dan bau busuk. Dari hasil
yang diperoleh, semua spesimen memiliki bau amoniak. Hal ini
mengindikasikan

bahwa

semua

spesimen

urin

normal

dan

mengandung amoniak.
Pemeriksaan pH urin, disiapkan alat dan bahan, masingmasing sampel dipipet 5 mL kedalam tabung reaksi yang berbeda
AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
kemudian dicelupkan kertas pH universal, diamati pH-nya kemudian
dicatat. Tujuan dari pemeriksaan pH urine adalah untuk mengetahui
derajat keasaman urin dalam hal ini menggunakan kertas pH
universal. Dari hasil yang diperoleh, ternyata spesimen urin 71, 80,
dan 91 memiliki pH 5, sedangkan spesimen urin 64, 65, 88, dan 108
memiliki pH 6. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semua urin
memiliki pH asam tetapi masih dalam range normal, sebagaimana
range pH urin normal berdasarkan literature adalah 4,5 -8,5.
Pemeriksaan Bobot Jenis Urin, disiapkan alat dan bahan,
ditampung masing-masing sampel urin sebanyak 50 mL. Ditimbang
piknometer kosong. Dipipet urin kedalam piknometer hingga
mencapai mulut piknometer. Didinginkan hingga 250C dalam suhu
kamar.Ditimbang berat piknometer + urin. Kemudian dilakukan hal
yang samauntuk aquades. Dicatat masing-masing bobotnya. Tujuan
dari pemeriksaan bobot jenis urine adalah untuk menentukan
kepekatan urin dengan mengukur bobot jenisnya. Makin kecil atau
rendah bobot jenis makin besar diuresis dan sebaliknya. Dari hasil
yang diperoleh, spesimen urin 64 memiliki berat jenis 1.008,
spesimen urin 65 memiliki berat jenis 0.993, spesimen urin 71
memilki berat jenis sebesar 0.991, spesimen urin 80 memiliki berat
jenis sebesar 0.999 spesimen urin 91 memiliki berat jenis 0.989,
spesimen urin 88 memiliki berat jenis 0.992, spesimen urin 108
memiliki berat jenis 1.018. Semua spesimen urin masuk di dalam
range normal yaitu 1,001 – 1,035. Semakin berat bobot jenis dari urin
maka semakin pekat urin nya sehingga diuresisnya pun sedikit, dan
begitupun sebaliknya.
Pemeriksaan

Uji

sedimen

dilakukan

dengan

mengambil

endapan spesimen urin 98 mL) yang telah disentrifuge 6000 rpm
selama 10 menit, kemudian diamati di mikroskop dan dapat dilihat
kandungan urin berupa leukosit, eritrosit, asam urat, dll. Adapun hasil
yang diperoleh adalah spesimen 71 dan 108 tidak ditemukan
AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
sedimen, sedangkan spesimen urin 64, 65, 80, 91, dan 88 ditemukan
sedimen kristal asam urat.
Pemeriksaan uji organik yaitu untuk mengetahui kandungan
glukosa dari urin dilakukan dengan mereaksikan spesimen urin
dengan larutan benedict. Adapun hasil yang diperoleh untuk semua
spesimen urin adalah negatif, karena pada saat direaksikan dengan
pemanasan larutan tidak berubah warna (tetap biru). Hal ini
mengindikasikan bahwa kedua spesimen urin tidak mengandung
glukosa.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di
simpulkan bahwa semua spesimen urin normal.
5.2 Saran
Sebaiknya asisten selalu mendampingi praktikannya sampai
praktikum selesai agar tidak terjadi kesalahan dan hal – hal yang
tidak diinginkan. Dan juga untuk Laboratorium kimia di harapkan
agar menyiapkan alat-alat yang masih kurang agar praktikum tidak
terhambat dan cepat selesai.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2017, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, UMI, Makassar.
Gandasoebrata 2006, Penuntun Labratorium Klinik, PT. Dian Rakyat.
Ismail, G 2012, Sehat Tanpa Obat, Grasindo, Jakarta.
Leferver, K J 1997,Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
dengan implikasi keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Menkes RI 2013, Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No. 59
Tahun 2013, Kemkes, Jakarta.
Menkes RI 2011, Pedoman Interpretasi Data Klinik, Kemkes, Jakarta.
Pearce, E 2006, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia,
Jakarta.
Sloane, E 2003, Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula,EGC, Jakarta.

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Bobot jenis spesimen urin 71
Dik : Pikno kosong = 32,6316 gram
Pikno + urin

= 82, 2333 gram

Volume urin

= 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urin) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 82, 2333 gram –32,6316 gram
50 mL
= 0,991 gram/mL
2. Bobot jenis spesimen urin 80
Dik : Pikno kosong = 32,6316 gram
Pikno + urin

= 82, 5833 gram

Volume urin

= 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urin) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 82, 5833 gram – 32,6316 gram
50 mL
= 0,999 gram/mL
3. Bobot jenis spesimen urin 64
Dik : Pikno kosong = 32,593 gram
Pikno + urin

= 82,263 gram

Volume urin

= 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Volume piknometer
= 82,263 gram – 32,593 gram
50 mL
= 0,993 gram/mL
4. Bobot jenis Spesimen urin 65
Dik : Pikno kosong = 32,387 gram
Pikno + urin

= 82,823 gram

Volume urin

= 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 82,823 gram – 32,387 gram
50 mL
= 1,008 gram/mL
5. Bobot jenis Spesimen urin 71
Bobot jenis
Dik

Dit

: Pikno kosong = 32,1054 gram
Pikno + urin

= 81,73865 gram

Volume urin

= 50 mL

: Bobot jenis urin ……?

Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 81,73865 gram –32,1054 gram
50 mL
= 0,992 gram/mL
6. Bobot Jenis Spesimen Urin 88
Dik

: Pikno kosong = 32,6316 gram

Pikno + urin

= 82, 5833 gram

Volume urin

= 50 mL

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Dit

: Bobot jenis urin ……?

Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 82, 5833 gram – 32,6316 gram
50 mL
= 0,999 gram/mL
6. Bobot jenis spesmen Urin 108
Dik : Pikno kosong = 31,181200 gram
Pikno + urin

= 82,7466 gram

Volume urin

= 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 82,7466gram – 31,181200 gram
50 mL
= 1,018 gram/mL

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
B. Skema Kerja
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Ditimbang piknometer kosong
-Dimasukkan urin
-Didinginkan pada suhu 250
Piknometer + urin

Dihitung BJnya

b. Pemeriksaan Warna Urin
Dipipet 5 mL urin

-Diamati warnanya
Dicatat hasilnya

c. Pemeriksaan Bau Urin
Dipipet 5 mL urin

- Dicium bau spesimen urin
Dicatat hasilnya

d. Pemeriksaan pH Urin
AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
Dimasukkan urin ± ½ tabung reaksi
- Dicelup kertas pH universal
- Diamati perubahan warna

Di catat pHnya
e. Pemeriksaan Sedimen
8 mL urin
-Disentrifuge 6000 rpm (10 menit)
Diambil endapan
-Amati dimikroskop
Dicatat hasilnya

f. Pemeriksaan Organik (Glukosa urin)
5 mL larutan benedict

+ 8 tetes urin
-Dipanaskan 2 menit
Catat hasil

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
C.

Gambar

Uji benedict
Sebelum

Uji pH 71

AYU MELINDA

Uji benedict
Sesudah

Uji pH 80

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Uji sedimen
80

Uji sedimen
71

Uji warna
71

Uji warna
80

AYU MELINDA

RIFKY SALDI A. WAHID, S.FARM