RPP Memahami Alir Proses Produksi Produk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah
Bidang Studi Keahlian
Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester
Alokasi Waktu
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator

:
:
:
:
:
:
:


SMK CYBER MEDIA JAKARTA
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknik Komputer dan Informatika
Multimedia (072)
X/1
….. x 45 menit
2.
Memahami Alir Proses Produksi Produk
Multimedia
: 2.1
Menjelaskan proses Pre Production multimedia
: 3 sub proses di dalam alir proses produksi
multimedia dapat dijelaskan secara tepat
Proses pre production (pra produksi) multimedia
diilustrasikan secara sekuensial dan benar mulai
concept defininition sampai dengan client signoff and funding

A.

TUJUAN PEMBELAJARAN

 Siswa dapat mengilustrasikan alir proses (life cycle) produksi produk
multimedia dengan 3 sub proses ; Pre production, Production, Post production.
 Siswa dapat mengilustrasikan proses pre production secara sekuensial:
Concept definition, Design, Production plan, Documentation, Assemble team,
Building prototype, Clear right, Client sign-off , and funding.

B.

MATERI PEMBELAJARAN
 Alir proses (life cycle) produksi produk multimedia.
 Proses pra produksi (pre production) multimedia.

C.

METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah.
 Penugasan.
 Presentasi.
 Praktek di Lab.
 Portofolio.


D.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal :






Penjelasan definisi multimedia menurut etimologi (berdasarkan
kamus/ensiklopedi)
Penejelasan definisi multimedia menurut terminologi Teknologi Informasi dan
Komunikasi (peristilahan di bidang komputer) secara tepat.
Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
Pembagian kelompok

Kegiatan Inti :
Eksplorasi

 Pemberian tugas kelompok.
 Ringkasan konsep materi oleh masing-masing kelompok.
Elaborasi
 Pengerjaan tugas kelompok.
 Presentasi oleh masing-masing kelompok.
 Kelompok lain menyimak dan memberikan pertanyaan serta sanggahan apabila
diperlukan.
Konfirmasi
 Guru berperan sebagai mediator agar jalannya diskusi berlangsung dengan
baik serta materi yang disampaikan tidak terdapat salah konsep.
Kegiatan Akhir :
 Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan intisari pelajaran
yang dibahas.
 Guru memberikan tugas akhir kepada siswa, baik tugas terstruktur maupun
tugas yang tidak terstruktur
E.

ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
 Alat/Bahan : – Alat tulis
- Alat peraga : LCD.

 Sumber Belajar : – Internet
- SKN Multimedia & Audio Visual 2004

F.

METODE PENILAIAN
 Penilaian proses dari hasil perkembangan pemahaman dan pekerjaan siswa.
 Penilaian afektif/sikap/non-instruksional.
 Tes praktek.
MATERI
PRA PRODUKSI
Tahap pertama dalam proses produksi Film Kartun yaitu Pra Produksi yang
meliputi:
1. THE STORY (Cerita Film)
Sebuah karya film kartun tidak akan terlihat bagus ketika tidak terdapat cerita
yang bagus dalam film tersebut. Untuk membuat cerita yang bagus sangat

diperlukan struktur cerita yang jelas. Cerita tersebut harus mempunyai
awalan, nilai tengah dan akhir cerita yang sering disebut dengan babak.
a. Sejarah Sebuah Cerita

Dahulu orang membuat cerita dengan tradisi dari mulut ke mulut yang
sering disebut dengan dongeng. Manusia-manusia purba / goa membuat
pahatan-pahatan gambar di dinding-dinding goa untuk menyampaikan
sebuah cerita. Di Mesir menutup dinding-dinding mereka dengan gambar
dan relief cerita tentang tuhan-tuhan mereka dan para pharaoh. Mereka
mendokumentasikan cerita dan gambar dengan menggunakan kertas
papyrus. Masyarakat Yunani Kuno menggambarkan cerita mereka melalui
vas dan dan gucci-gucci.
b. Idea
Untuk membuat sebuah animasi diperlukan sebuah ide, untuk membuat
animasi yang bagus diperlukan sebuah cerita.
Ide merupakan hal mendasar untuk mengembangkan sebuah karya film
animasi. Ide dapat diinspirasikan dari berbagai hal, misalnya: pengalaman
pribadi, legenda, cerita rakyat, mitos, kehidupan sehari-hari, pendidikan,
perjalanan/adventurer dan lain sebagainya.
c. Tema
Setelah semua ide terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan tema sebuah cerita. Tema pada sebuah film biasanya
mengerucut pada satu kata. Film Petualangan Abdan seri 1, mengambil
tema pokok “survival” atau perjuangan hidup.

Walaupun dalam cerita ini masih dibuat menggantung, karena jawaban
akan ada pada episode-episode selanjutnya. Namun demikian tiap babak
dalam film ini tetap mempunyai struktur yang jelas.
d. Logline
Sebelum menyusun cerita, diperlukan inti cerita. Sebuah logline
merupakan plot yang dituangkan dalam sedikit mungkin kata-kata yang
digunakan. Cara mudah menulis logline adalah sangat seringnya cerita
dimulai dengan dua kata “Bagaimana jika?” dan untuk membangun cerita
ditambahkan dua kata lagi “Dan Kemudian?”. Pada cerita Petualangan
Abdan logline dari cerita ini adalah “Bagaimana jika seorang anak kecil
berusia 4 tahun, ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya Dan Kemudian
harus bertahan hidup dibawah asuhan neneknya.”
e. Sinopsis
Setelah ditemukan logline, kemudian dilanjutkan dengan menulis sinopsis.
Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film.
Dalam mengembangkan cerita ada 7 pertanyaan dasar yang harus
dijawab, yaitu:
i) Siapakah tokoh utama dalam fim tersebut?
ii) Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?
iii) Siapa/Apa yang menghalangi tokoh utama untuk mendapatkan

keinginannya?
iv) Bagaimana pada akhirnya tokoh utama berhasil mencapai apa yang
dicita-citakan dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik?
v) Apa yang ingin Anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti ini?

vi) Bagaimana Anda mengisahkan cerita Anda?
vii) Bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lain mengalami
perubahan dalam cerita ini?
2. THE STORYBOARD
Setelah membuat screenplay, hal terpenting lainnya adalah Storyboard.
Script merupakan kata-katanya(cerita) dan storyboard merupakan
rancangan visualnya.
Storyboard memberikan kehidupan (nyawa) bagi script bagaimana sebuah
cerita akan berjalan dan memudahkan untuk dipahami. Storyboard akan
memperlihatkan setiap adegan/scene, angel-angel kamera, untuk
menjelaskan ke semua orang.
Dalam sebuah studio profesional, setelah screenplay atau script jadi,
maka diadakan rapat bersama orang-orang kunci dalam produksi animasi,
seperti penulis cerita, sutradara, dan animator senior (koordinator
animator). Storyboard ditempelkan pada dinding kemudian

dipresentasikan dengan jelas bagaimana cerita film harus dibuat.
Biasanya dalam hal ini terjadi perdebatan yang seru antara anggota rapat
untuk membahas mana yang akan dikerjakan atau bagus dan mana yang
harus dihilangkan.
Sebegitu pentingnya, perencanaan storyboard dan kepastiannya harus
benar-benar dipertimbangkan dalam industri animasi. Segala sesuatu
harus pasti dan jelas, baru memasuki tahap berikutnya. Dalam film live
sesuatu yang tidak bagus atau perubahan cerita dapat di take ulang
melalui kamera, namun dalam animasi akan membuat biaya dan waktu
yang membengkak ketika terjadi perubahan dalam storyboard yang telah
disetujui.
Format storyboard bisa bermacam-macam. Sebuah format yang
sistematis dan dapat disingkronkan dengan Dope Sheet, misalnya seperti
dibawah ini:
Format dengan tiga kolom, dengan bagian-bagian kolom yaitu satu kolom
untuk Note dan Direction, satu kolom untuk gambar dan satu kolom untuk
dialogue.
Tetapi ada juga pendekatan storyboard menggunakan format dengan
gambar yang sederhana tiap key frame, seperti berikut:
3. STORYBOARD ANIMATIC

Storyboard animatic atau Storyreel, digunakan untuk mengetahui
pewaktuan secara realtime. Alat yang digunakan berupa camera video,
atau camera digital atau scanner untuk proses digitalisasi. Storyreel berisi
gambar dan audio serta keterangan yang lebih detail dan lebih banyak
dibanding storyboard sebelumnya. Storyreel sebagai prototipe sebelum
cerita yang asli dibuat, agar memastikan bahwa cerita sudah sesuai dan
waktu sudah tepat. Proses animatic bisa menggunakan komputer dengan
software editing seperti adobe premiere atau adobe after effect.
4. STANDARD CHARACTER MODEL SHEET

Sebelum proses menggambar karakter setiap frame, maka diperlukan
panduan karakter yang standar yang dinamakan Standard Character
Model Sheet.
Desain karakter minimal tampak muka dan tampak belakang. Ukuran
badan ditentukan sesuai ukuran kepala.
5. LAYOUT
Layout digunakan untuk menggambarkan hasil jadi dari visual film.
Dengan layout akan memudahkan seorang animator dan background
artist membuat animasi. Layout dibuat dengan gambar dan warna real dari
sebuah cuplikan adegan film.

6. SOUND RECORDED
Sebelum digambar, dilakukan perekaman suara awal untuk menentukan
pewaktuan yang nantinya akan dimasukkan dalam dope sheet sebagai
panduan animator membuat frame dan lypsink. Proses dubing
berdasarkan arahan sutradara dan panduan storyboard serta storyboard
animatic.
microphone komputer sound editing
7. DOPE SHEET
Dope sheet digunakan sebagai panduan bagi animator tentang
penempatan animasi sesuai dengan pewaktuan dan lipsynk dari dialogue
dan sound, juga panduan pandangan kamera. Dengan panduan dope
sheet ini akan diketahui jumlah gambar yang harus diselesaikan oleh
animator tiap cut-nya, sehingga akan menghemat waktu untuk proses
penyusunan animasi dan editing waktu.

..........., ....................
Mengetahui
Kepala SMK/MAK .........

Guru Mata Pelajaran

....................................
NIP/NIK.

.................................
NIP/NIK.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Bidang Studi Keahlian
Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester
Alokasi Waktu
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator

:
:
:
:
:
:
:

_____________________________
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknik Komputer dan Informatika
Multimedia (072)
X/1
….. x 45 menit
2.
Memahami Alir Proses Produksi Produk
Multimedia
: 2.2
Menjelaskan proses Production multimedia
: Menjelaskan proses production (produksi)
multimedia dan diilustrasikan secara sekuensial
dan benar mulai content creation sampai dengan
build beta version.

A.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengilustrasikan proses production secara sekuensial:
 Content creation
 Content processing
 Software creation
 Integration of content and software
 Revise design
 Freeze design
 Revise content and software according to final design
 Build Alpha version
 First testing
 Evaluation
 Revise software and content based on evaluation
 Build Beta version

B.

MATERI PEMBELAJARAN
 Proses produksi (production) multimedia.

C.

METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah.
 Penugasan.
 Presentasi.
 Praktek di Lab.
 Portofolio.

D.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal :
 Menjelaskan proses production (produksi) multimedia dan diilustrasikan secara
sekuensial dan benar mulai content creation sampai dengan build beta version.
 Mengilustrasikan proses production secara sekuensial: Content creation,
Content, rocessing, Software creation, Integration of content and software,
Revise design, Freeze design, Revise content and software according to final
design, Build Alpha version, First testing, Evaluation, Revise software and
content based on evaluation, Build Beta version.
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
 Pemberian tugas kelompok
 Ringkasan konsep materi oleh masing-masing kelompok
 Pengerjaan tugas kelompok
Elaborasi
 Presentasi oleh masing-masing kelompok
 Kelompok lain menyimak dan memberikan pertanyaan serta sanggahan apabila
diperlukan
Konfirmasi
 Guru berperan sebagai mediator agar jalannya diskusi berlangsung dengan
baik serta materi yang disampaikan tidak terdapat salah konsep.
Kegiatan Akhir :
 Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan intisari pelajaran
yang dibahas.
 Guru memberikan tugas akhir kepada siswa, baik tugas terstruktur maupun
tugas yang tidak terstruktur

E.

ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
 Alat/Bahan : – Alat tulis
- Alat peraga : LCD.
 Sumber Belajar : – Internet
- SKN Multimedia & Audio Visual 2004

F.

METODE PENILAIAN
 Penilaian proses dari hasil perkembangan pemahaman dan pekerjaan siswa.
 Penilaian afektif/sikap/non-instruksional.
 Tes praktek.
MATERI
PRODUKSI

1.

BACKGROUND
Background merupakan lokasi dan setting dimana animasi itu berada.
Background dapat dibuat secara sederhana atau kompleks sesuai keinginan.
Background yang baik harus memperhatikan detail termasuk perspektif dan
lighting disesuaikan dengan situasi pada adegan film tertama untuk film layar
lebar.
Pembuatan background bisa menggunakan cara analog dengan kertas dan
cat air atau langsung dengan komputer secara digital menggunakan software
grafis seperti Adobe Photoshop. Seperti film Petualangan Abdan
menggunakan digital painting untuk pembuatan background dan setting.

2.

DRAWING
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam drawing animation antara lain
tentang Character Model Sheet (sperti yang telah dijelaskan diatas) dan
Behaviour (tentang atribut-atribut fisik seperti pakaian, aksesories, sepatu dan
sebagainya), Ekspresi yang berhubungan dengan emosi karakter, pergerakan
seperti lari, beraksi dan sebagainya.

3.

Key Animator
Seorang Key Animator bertugas membuat gambar-gambar kunci (utama) dari
sebuah gerakan/animasi.

4.

In Betweener
In Betweener bertugas meneruskan frame-frame yang telah dibuat oleh
seorang key animator. Dibutuhkan keahlian gambar sekaligus kecepatan
dalam menggambar. Untuk In Between profesional dalam sehari seorang In
Betweener mampu menyelesaikan 3 cut. 1 cut rata-rata 2 sampai 7 detik,
maka rata-rata gambar yang harus diselesaikan key dan in between dalam 1
hari jika menggunakan 25 frame per second adalah 25 x 2 = 50 sampai 25 x 7
= 175 gambar.

5.

LINE TEST
Line test atau pencil test digunakan untuk memeriksa apakah pergerakan
animasi sudah sesuai dengan gerakan seharusnya. Biasanya menggunakan
scaner dengan resolusi rendah atau menggunakan camera rostrum agar
proses digitalisasi lebih cepat sebelum discan dan ditracing untuk selnjutnya
diwarnai.
Pemeriksaan line test ini dapat menggunakan beberapa sofware seperti
Animo, PencilTest, atau Procreate Painter’s Animation.

6.

SCAN DAN TRACING
Setelah selesai dengan line test dan semua gambar sudah dinyatakan fix dan
siap untuk tahap selanjutnya, maka semua gambar discan.
Agar posisi gambar tidak berubah ketika dipindahkan ke format digital, maka
pada scanner dibuatkan penopang kertas bentuk acme untuk memasukkan
kertas-ketas hasil drawing.

Tracing file digunakan ketika kita mewarnai gambar menggunakan
Macromedia Flash atau software pengolah vektor lainnya. Namun jika kita
mewarnai dengan menggunakan photoshop maka gambar yang sudah discan
tidak perlu di tracing.
Untuk saat ini pembuatan film Petualangan Abdan menggunakan scan mode
tracing, disebabkan proses coloring menggunakan Macromedia Flash.
Sebelum discan dan ditracing ada proses sebleumnya yaitu di-inking (atau
diberikan outline setelah pembuatan gambar dengan menggunakan pensil
selesai deikerjakan).
7.

COLORING AND TIMING
Proses coloring atau pewarnaan dilakukan secara digital menggunakan
software computer, Adobe Photoshop atau menggunakan Macromedia Flash
jika berbasis vektor.
Color atau warna karakter pada dasarnya terdapat tiga jenis pewarnaan,
yaitu: warna dasar, shadow dan highlight.

..........., ....................
Mengetahui
Kepala SMK/MAK .........

Guru Mata Pelajaran

....................................
NIP/NIK.

.................................
NIP/NIK.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah
Bidang Studi Keahlian
Program Studi Keahlian
Kompetensi Keahlian
Kelas / Semester
Alokasi Waktu
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator

:
:
:
:
:
:
:

_____________________________
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknik Komputer dan Informatika
Multimedia (072)
X/1
….. x 45 menit
2.
Memahami Alir Proses Produksi Produk
Multimedia
: 2.3
Menjelaskan proses Post Production multimedia
: Menjelaskan proses post production (purna
produksi) multimedia diilustrasikan secara
sekuensial dan benar mulai beta testing sampai
dengan archive all production material.

A.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengilustrasikan proses post production secara sekuensial:
 Beta testing
 Evaluation
 Revise software and content
 Release Golden Master
 Archive all production material

B.

MATERI PEMBELAJARAN
 Proses purna produksi (post production) multimedia.

C.

METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah.
 Penugasan.
 Presentasi.
 Praktek di Lab.
 Portofolio.

D.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal :
 Menjelaskan proses purna produksi (post production) multimedia.



Menjelaskan; Beta testing, Evaluation, Revise software and content, Release
Golden Master
Archive all production material.

Kegiatan Inti :
Eksplorasi
 Pemberian tugas kelompok.
 Ringkasan konsep materi oleh masing-masing kelompok.
 Pengerjaan tugas kelompok.
Elaborasi
 Presentasi oleh masing-masing kelompok.
 Kelompok lain menyimak dan memberikan pertanyaan serta sanggahan apabila
diperlukan.
Konfirmasi
 Guru berperan sebagai mediator agar jalannya diskusi berlangsung dengan
baik serta materi yang disampaikan tidak terdapat salah konsep.
Kegiatan Akhir :
 Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan intisari pelajaran
yang dibahas.
 Guru memberikan tugas akhir kepada siswa, baik tugas terstruktur maupun
tugas yang tidak terstruktur
E.

ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
 Alat/Bahan : – Alat tulis
- Alat peraga : LCD.
 Sumber Belajar : – Internet
- SKN Multimedia & Audio Visual 2004

F.

METODE PENILAIAN
 Penilaian proses dari hasil perkembangan pemahaman dan pekerjaan siswa.
 Penilaian afektif/sikap/non-instruksional.
 Tes praktek.
MATERI
PASCA PRODUKSI
1. EDITING AUDIO
Editing Audio merupakan kelanjutan dari proses dubing. Selain itu, sound
editor membuat sound FX dan background musik. Biasanya editing audio
berjalan bersama Video Editing untuk menciptakan suasana dan singkronisasi
antara visual dengan audio.
Software-software yang digunakan dalam pembuatan Film Petualangan
Abdan untuk mengolah audio diantaranya Cakewalk Audio Pro 9 dan
SoundForge. Untuk membuat ilustrasi musik menggunakan perangkat

keyboard KORG PA80, mixer MACKIE 16 track, microphone yang digunakan
adalah RODE.
Seorang audio engineer harus memastikan level volume dan balancing dari
semua dubing, musik ilustrasi dan sound effect.
2.

EDITING VIDEO
Tahap selanjutnya dalam pembuatan film animasi yaitu Editing. Editing
dilakukan untuk mengemas hasil akhir sebuah film, mensingkronkan antara
suara dengan visual, memberikan special effect dan ekspor dalam media
yang ditentukan.
Pengeditan untuk membuat special effect, pada film Petualangan Abdan
menggunakan software Adobe After Effect. Pengeksporan ke media
menggunakan AVID Express for Windows untuk dikemas dalam DVD dan pita
kaset Betacam SP atau DV Cam.
Panduan seorang editor adalah Dope Sheet.

3.

MASTERING & DISTRIBUTING
Setelah semua proses dilalui maka proses selanjutnya yaitu membuat master
film. Untuk pembuatan film layar lebar maka harus dibuat master dengan pita
seluloid 9mm. Namun untuk distribusi untuk media seperti televisi dapat
digunakan kaset Betacam SP atau format DV Cam. Jika untuk aplikasi home
video dapat menggunakan DVD atau Video CD.
Untuk memasarkan film dapat dilakukan dengan membuat showreel atau
trailer film. Pembuatan poster dan memberikan informasi di berbagai media.
..........., ....................

Mengetahui
Kepala SMK/MAK .........

....................................
NIP/NIK.
NIP/NIK.

Guru Mata Pelajaran

.................................