BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Silikat - Analisis Kadar Silika pada Air Umpan Ketel dan Air Boiler dengan Metode Comparasi di PKS Adolina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Silikat

  Jenis – jenis silikat yanga dapat terjadi di alam dapat dikatagorikan hampir tak terhingga jumlahnya, tetapi bisa dikelompokkan menjadi empat kelompok umum tergantung pada apakah kompleks silikat itu berhingga (finite) atau apakah kompleks silikat itu membentuk rantai tak berhingga, lembaran, atau struktur kerangka tiga dimensi. Dalam semua kelompok itu silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen secara tetrahedral. Dengan demikian, keempat kelompok tersebut merupakan akibat dari cara – cara yang berbeda yang bisa menghubungkan tetrahedron SiO satu

  4

  dengan yang lain. Kompleks Si n O m bermuatan negatif yang dihasilkan kemudian terikat bersama – sama dalam kristal oleh kation – kation logam. Adanya jenis – jenis silikat yang amat banyak itu terutama disebabkan oleh pengganti kedudukan silikon didalam tetrahedron SiO

  4 sering digantikan oleh aluminium A gar kesetimbangan

  muatan bisa tetap dipertahankan diperlukan tambahan kation lain atau substitusi sebuah kation dengan muatan positif yang lebih tinggi. (Susetyo,W., 1987)

  • Jika larutan pekat senyawa silikat direaksikan dengan asam anorganik, akan terjadi endapan putih berupa selai. Dari larutan pekat senyawa silikat akan terjadi asam silikat polimer dengan penambahan asam mineral:
  • Jika campuran senyawa silikat, kalsium fluorida dan asam sulfat pekat dipanaskan dalam cawan tambal, akan membentuk gas yang dengan air akan terurai menjadi endapan putih.

  Dengan memanaskan senyawa silikat dengan kalsium fluorida dan asam sulfat dalam cawan tambal akan terjadi hidrogen fluorida , dan silikatnya membentuk silisium tetra fluorida. Silisium tetrafluorida oleh air akan dihidrolisis menjadi asam silikat dan hidrogen fluorida.

  2- +

  H +

2 SiO

  4

  2CaF

  2 + 2H

  2 SO 4 + 2H SiF

4 + 2CaSO

4 + 4H

  2 O

  SiF

  4 + 3H

  2 O H

  2 SiO3 putih + 2H

  2 F

2 (Roth.H.J., 1987)

2.2. Air

2.2.1. Syarat – syarat air umpan ketel

  a. Tabel syarat umum air umpan ketel Parameter Standard Satuan Ph 10.5 – 11.5 TDS max 100 Mho Silica max5 Ppm Hardness Trace Ppm Total Alkali 500 – 800 Ppm Sulfit 30 – 80 Ppm Adapun jenis pengotor atau impurities yang terdapat dalam air dapat berupa padatan tersuspensi (lumpur), padatan yang tidak larut (pasir, sampah), gas-gas terlarut (O

  2 ,

  CO

  2 , H 2 S), mikroorganisme (bakteri, ganggang) dan garam-garam yang terionisasi.

  Pada dasarnya proses water treatment untuk kepeluan pabrik kelapa sawit dapat dipisahkan menjadi external treatment dan internal treatment. External treatment terdiri dari proses penjernihan, proses penyaringan dan proses demineralisasi. Sedangkan proses internal treatment terdiri dari aerasi dan penambahan bahan-bahan kimia lainnya.

  Proses pengolahan di mulai dari pemompaan air bahan baku dari sungai yang kemudian dialirkan ke kolam sedimentasi atau ke clarifier tank, namun sebelumnya diinjeksikan bahan kimia berupa alum dan soda ash oleh chemical dosing pump. Bahan chemical tersebut akan mempercepat terjadinya pengendapan dan juga untuk mendapatkan pH air yang sesuai. Dalam kolam sedimen maupun dalam clarifier tank terjadi pemisahan secara gravitasi, partikel-partikel besar, lumpur, pasir akan mengendap di dasar kolam, tangki. Sedangkan air yang berada pada bagian atas dialirkan secara secara overflow ke kolam clarifier. Dalam clarifier tank terjadi pengendapan partikel-partikel yang lebih halus dan lolos dari proses pertama.

  Air yang telah dilakukan pengendapan di clarifier pond dipompakan ke sand filter menuju tower filtered water tank. Melalui sand filter kotoran halus akan tersaring, sehingga air yang keluar sudah memenuhi standar air minum dan digunakan juga sebagai air proses pengolahan seperti clarifikasi, cleaning, dan boiler. Namun untuk boiler akan dilakukan pengolahan lebih lanjutair pengisian boiler.

2.2.2. Cara pengolahan air EKSTERNAL TREATMENT

  Eksternal treatment adalah proses menghilangkan kesadahan dan partikel-partikel asing dalam air. Pengedalian mutu air tergantung pada pada tujuan penggunaan air.

  Umumnya air diproses untuk keperluan dengan persyaratan tertentu: Air Pengolahan, yang memerlukan air yang bebas dari logam-logam

  • katalisator perusak minyak sawit, dan senyawa-senyawa yang dapat menurunkan mutu minyak sawit seperti suspensi kolloid.
  • tanah yang dapat menyebabkan pembetukan kerak pada boiler. Maka perlu dikontrol dengan baik kesadahan air yang keluar dari anion exchanger. Bebas

  Umpan Boiler, yang melerukan mutu khusus yakni bebas dari logam alkali dari logam oksidator penyebab korosi dan bebas dari lumpur yang dapat merangsang pembentukan kerak serta dapat mengurangi perpindahan panas.

  • benin dan bebas dari bau, dan harus memenuhi persyaratan air minum.

  Air Rumah Tangga, yang memerlukan kesadahan yang rendah, warna yang

RAW WATER PUMP

  Raw water pump berfungsi untuk memompakan air bahan baku yang akan dilakukan pengolahan.

SEDIMENTATION POND DAN CLARIFIER TANK

  Kolam sedimentasi atau clarifier tank berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel berat seperti pasir, tanah dan lumpur dari air baku. Prinsip kerja dari sedimentation pond ialah pengendapan secara alami (gravitasi), dengan demikian proses pemisahan ini sangat tergantung dari retention time selama berada di dalam kolam. Air jenih dialirkan secara overflow ke clarifier pond.

  Gbr. Clarifier Tank

CLARIFIER POND

  Clarifier tank berfungsi untuk melakukan pengendapan partikel halus yang tidak dapat diendapkan pada bak sedimentasi. Kolam ini bekerja memisahkan partikel berat dengan prinsip sentrifugal. Dengan adanya gaya sentrifugal tersebut partikel dengan berat jenis yang lebih berat akan bergerak mengendap didasar tangki sedangkan yang lebih ringan akan bergerak ke permukaan, yang kemudian ditangkap secara overflow untuk dialirkan pada proses selanjutnya.

PRESSURE SAND FILTER

  Filtrasi adalah suatu proses untuk menghilangkan zat–zat yang tidak larut di dalam air secara mekanis. Air mengalir ke bagian bawah grafity filter melalui media penyaring mengandung lapisan pasir silika, partikel-partikel besar akan tertinggal dan melekat dipermukaan media, sedangkan air jernih berkumpul di bagian bawah dan mengalir menuju tower. Zat–zat padat yang tidak terlarut bila telah banyak akan menghambat proses penyaringan sehingga perlu dicuci, proses pencucian disebut “Back Wash“. Back Wash dilakukan bila perbedaan tekanan in dan out filter telah kurang dari 0.5

  2

  kg/cm dengan memakai air jernih dialirkan dari bawah menuju ke atas sehingga kotoran terbuang keluar.

  Gbr. Sand Pressure Filter

FILTERED WATER TOWER TANK

  Filtered water tower tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air yang telah dilakukan penyaringan untuk kemudian dialirkan ke masing-masing keperluan.

  Filtered water tank dibuat dengan ketinggian, yang memadai untuk menjangkau ke semua lokasi yang menggunakan air dari filtered water tank tersebut.

DEMINERALIZING PROCESS

  Proses demineralisasi merupakan proses pertukaran kation dan anion yang banyak digunakan pada sumber air yang tidak memenuhi baku mutu air industri.

  Demineraliser terdiri dari dua yaitu:

  Cation Exchanger

  Unit ini mengandung asam kuat dan asam lemah yang terikat dengan resin sebagai bahan dasar. Adapun resin yang digunakan adalah asam sulfat (H

  2 SO 4 ). Fungsi

  penukar kation ialah: Menghilangkan/mengurangi kesadahan dan magnesium dalam air.

  • Menghilangkan/mengurangi alkalinitas dari garam-garam dekali (carbonate,
  • bicarbonate dan hydroksida).
  • Anion Exchanger

  Menghilangkan/mengurangi zat-zat padatan yang terlarut (disolved solid).

  Gbr. Demin Plant

INTERNAL WATER TREATMENT

  Internal treatment bertujuan untuk melakukan pengolahan lebih lanjut dari hasil eksternal treatment, sebagai metoda perlindungan boiler dalam proses pembentukan uap. Seluruh perlakuan diarahkan untuk menghindari pembentukan kerak, korosi, dan carryover. Bahan kimia yang digunakan adalah:

  • yang masih terikut dalam air boiler serta mencegah terjadinya korosi pada permukaan logam, khususnya pada bagian dalam pipa-pipa dan drum boiler.

  Catalized Sulfid yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan gas-gas lain

  • boiler.

  Adjunct HL yang difungsikan sebagai pengontrol total alkali dan pH air

  • Advantage yang berfungsi untuk melindungi permukaan bagian dalam pipa- pipa dan drum dengan membentuk lapisan film, sehingga terhidar dari korosi dan deposit. Selain itu juga berfungsi untuk melarutkan lapisan kerak yang sudah terbentuk pada permukaan dalam pipa dan drum seperti silica.

  

  2.2.3 . Air Boiler

  Ketel uap ( Boiler )yang dipakai di pabrik-pabrik pengolahan makanan minuman, pabrik minyak makan, pabrik ban, rumah sakit dan hotel di Indonesia pada umumnya jenis Ketel Uap Pipa Api (Fire tube boiler ) yang berkapasitas antara 1000 sampai 5000 Kg Uap per jam dan bertekanan kerja sekitar 10 Kg/cm2, antara lain Boiler merk ; Mechmar, Maxiterm, Chen-chen, Achenbach dll. Boiler tersebut pada saat ini harganya demikian mahal sehingga jika perawatan atau pemeliharannya kurang optimal maka akan dapat mengakibakan kerugian yang tidak perlu bagi perusahaan pemakaianya. Salah satu penyebab yang mengakibatkan Boiler menjadi rusak berat adalah adanya kandungan silika yang berlebihan dalam air pengisi Ketel Uap ( Feed water boiler ). (Sumaryanto., 1984) Boiller adalah tungku dalam berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan untuk menghasilkan uap lewat penguapan air untuk dipakai pada pembangkit tenaga listrik lewat turbin, proses kimia, dan pemanasan dalam produksi.

  Sistem kerjanya yaitu air diubah menjadi uap. Panas disalurkan ke air dalam boiler, dan uap yang dihasilkan terus – menerus. Feed water boiler dikirim ke boiler untuk menggantikan uap yang hilang. Saat uap meninggalkan air boiler, partikel padat yang terlarut semula dalam feed water boiler tertinggal.

  Partikel padat yang tertinggal menjadi makin terkonsentrasi, dan pada saatnya mencapai suatu level dimana konsentrasi lebih lanjut akan menyebabkan kerak atau endapan untuk membentuk pada logam boiler.

  a.

  Tabel syarat umum air boiler

  Parameter Satuan Pengendalian Batas

  Ph Unit 10.5 – 11.5 Conductivity µmhos/cm 5000, max TDS Ppm 3500, max

  • P – Alkalinity Ppm M – Alkalinity Ppm 800, max O – Alkalinity Ppm 2.5 x SiO

  2 , min

  • T. Hardness Ppm Silica Ppm 150, max Besi Ppm 2, max
Phosphat residual Ppm 20 – 50 Sulfite residual Ppm 20 – 50 pH condensate Unit 8.0 – 9.0

  Boiler adalah suatu bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air adalah salah satu media penghantar panas yang paling murah. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.

  Ada dua sumber air umpan yaitu: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air make-up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Dalam penggunaan air yang dipanaskan di dalam bejana tertutup ini, tentu resiko terjadinya “scaling” selalu ada, biasanya berupa kerak silika dan kalsium-karbonat.

  Resiko tersebut dapat diperkecil dengan menggunakan “silica inhibitor”, namun peluang terjadinya penimbunan kerak tetap selalu ada. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian khusus dari operator, setidaknya melalui “blow-down” secara berkala. Dalam hal boiler sudah mengalami pengerakan oleh silika, tentu dibutuhkan perlakuan fisika dan kimia. Disinilah dibutuhkan produk yang benar-benar berkualitas dan tepat. Adalah produk CR 7550 Silica Inhibitor yang efektif digunakan untuk tugas tersebut. Produk ini berfungsi sebagai pencegah pembentukan kerak Silika dan magnesium silikat, bekerja dengan cara mendispersi koloid silika dan dengan mencegah pembentukan kerak magnesium silikat pada permukaan perpindahan panas (Boiler, Cooling water, dan lain-lain).

  Ada beberapa keuntungan dari produk ini, yang paling utama adalah menjaga permukaan logam tetap bersih sehingga perpindahan panas lebih optimal dan meningkatkan kinerja organic corrosion inhibitor; Mempunyai kestabilan panas & struktur polymer yang baik; Dapat diformulasikan dengan berbagai rentang pH tanpa perubahan stuktur kimia; Stabilitas yang sangat baik di hadapan chlorine; Tidak mengandung fosfor, sehingga aman terhadap lingkungan.

2.2.4. Hal yang menyebabkan Ketidak sesuaian kriteria air umpan boiler

  1. Korosi Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia Penyebab korosi Boiller:

  • – Oksigen Terlarut – Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
  • – Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
  • – Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak ) Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.

  2. Kerak Pengerakan pada sistem boiler :

  • – Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya
  • – Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah
  • – Kerak boiler yang lazim : CaCO

  3 , Ca 3 (PO

4 )

2 , Mg(OH) 2 , MgSiO 3 , SiO 2 , Fe 2 (CO 3 ) 3 ,

  FePO

  4

  3. Endapan Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari:

  • – Oksida besi sebagai produk korosi
  • – Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
  • – Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir ) Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi.

2.3. Silika

  SiO

  2 murni terdapat dalam dua bentuk, kuarsa dan kristobalit. Si selalu

  terikat secara tetrahedralk kepada empat atom oksigen namun ikatan – ikatannya mempunyai sifat cukup ionik. Dalam kristobalit, atom – atom silikon ditempatkan seperti halnya atom – atom karbon dalam intan, dengan atom –atom oksigen berada di tengah dari setiap pasangan. Dalam kuarsa, terdapat heliks, sehingga terjadi kristal enansiomorf, dan hal ini dapat dengan mudah dikenali dan dipisahkan secara mekanik.

  Kuarsa dan kristobalit dapat saling dipertukarkan bila dipanaskan. Proses ini lambat karena dibutuhkan pemutusan dan pembentukan kembali ikatan – ikatan dan energi pengaktifannya tinggi. Walaupun demikian, kecepatan perubahan amat sangat dipengaruhi oleh adanya pengotor, atau oleh kehadiran oksida – oksida lougam alkali.

  Pendinginan lambat dari lelehan SiO

  2 atau pemanasan bentuk padatan pada

  suhu yang lebih sangat memberikan bahan amorf yang nampak seperti gelas dan benar – benar gelas dalam arti umum, yaitu, suatu bahan yang tidak mempunyai order berabah – panjang, tapi merupakan suatu deretan cincin polimer, lembaran – lembaran atau satuan – satuan tiga dimensi yang tak teratur.

  Silika relatif tidak reaktif terhadap Cl 2, H

  2 , asam – asam dan sebagian besar o

  logam pada 25 atau walaupun pada suhu yang agak tinggi, tapi dapat diserang oleh F , HF aqua, hidroksida alkali, dan leburan karbonat – karbonat. (Cotton.F.A., 2009).

  2 Susunan utama silica terdiri dari SiO 2 , dimana atom silicon yang dijembatani

  oleh atom – atom oksigen. Setiap atom silicon yang berada ditengah sebuah bentuk tetrahedron. Dipermukaan walau bagaimanapun tertinggal 1 potensi yang secara normal dibutuhkan oleh golongan OH, yang disebut juga dengan golongan silanol (silica dan alcohol). Golongan silanol beberapa pariasi yang mana diketahui adalah sangat polar dan sedikit lebih reaktif, yang bertindak sebagai asam, mereka dapat

  o

  dihilangkan dengan pemanasan kira – kira 700 C untuk membentuk Si – O – Si, golongan siloxane. Produk ini tidak bertahan lama digunakan untuk kromatografi.

  Pengeringan silica, seperti reaksi derifatisasi terlebih dahulu yang harus dipanaskan

  o

  pada 200 – 250 C.

  Pori – pori silica adalah sebuah bahan mekanik yang luar biasa dan sifat khas kimia. Jumlah bagian yang luas dari bahan, pada kenyataannya terdiri dari 50 – 70% dari volume, terdiri dari pori – pori. Tulang material diantara pori – pori hanya memiliki ketebalan 1 nm. (Heftmann,E. 1992.)

2.3.1. Jenis – jenis silika Gel

  a. Silika Gel G Silika gel adalah silika gel yang mengandung 13% kalsium sulfat sebagai zat perekat. Jenis silika gel ini biasanya mengandung ion logam, terutama ion besi.

  Kandungan ion besi ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan olat TLC silika gel G dengan sistem pelarut metanol : asam asam HCL pekat 9 : 1. Ion besi akan bergerak bersama zat pelarut sampai ke ujung plat.Untuk selanjutnya plat tersebut dikeringkan dan diaktifkan kembali.

  b. Silika gel H perbedaan silika gel G dan silika gel H ialah, bahwa silika gel H tidak mengandung perekat kalsium sulfat . Silika gel H dipakai untuk memisahkan yang bersifat spesifik, terutama lipida netral . Dengan menggunakan silika gel ini dapat dipisahkan berbagai digliserida, seperti 1,2 digliserida dari 1,3 digliserida. Begitu juga Fosfatidil gliserol dari polifliserida fosfat.

  c. Silka gel PF Jenis silika gel ini diketemukan belakangan, yang dibuat sedemikian rupa sehingga senyawa – senyawa organik yang terikat pada plat ini dapat mengadakan fluoresensi. Oleh karena itu visualisasinya dapat dikerjakan dengan menempatkan plat yang telah dikembangkan di dalam ruangan gelap atau dengan sinar ultra violet yang bergelombang pendek.

  Dalam penggunaan silika gel sebagai adsorben TLC untuk senyawa – senyawa yang netral, plat TLCnya perlu mengalami aktivasi terlebih dahulu.

  Senyawa organik yang bersifat basa dipisahkan dengan pelarut yang mengandung ammonium hidroksida atau dietilamin. Sebaliknya untuk senyawa – senyawa yang asam digunakan zat pelarut yang mengandung asam cuka. Bila sistem pelarut untuk pengembangan mengandung air, maka plat TLCnya tidak perlu mengalami aktivasi.

  (Adnan.M., 1987 )

2.3.2. Struktur Silika Struktur tetrahedral unit silika (SiO4), blok bangunan dasar dari kaca paling ideal.

  Struktur amorf dari gelas silika (SiO 2) dalam dua dimensi Pada sebagian besar silikat, atom Si menunjukkan koordinasi tetrahedral, dengan 4 atom oksigen yang mengelilingi sebuah atom Si pusat. Contoh yang paling umum adalah dilihat dalam bentuk Kristal kuarsa SiO2 silika. Pada masing – masing bentuk Kristal yang paling termodinamika stabil silika, rata – rata, semua 4 dari simpul (atau oksigen atom) dari tetra hedra SiO4 dibagi dengan orang lain, menghasilkan rumus kimia bersih: SiO2 Misalnya, dalam sel unit alfa – kuarsa, saham tetra hedron pusat semua 4 dari sudut atom O nya, 2 wajah – saham tetra hedra berpusat 2 atom O sudut mereka, dan 4 tepi berbagi – berpusat terahedra hanya satu dari mereka O atom dengan tetrahedral SiO4 lainnya. Hal ini membuat rata – rata bersih 12 dari 24 total simpul bahwa sebagian dari tetra hedra SiO4 7 yang dianggap sebagai bagian dari sel satuan untuk silica. SiO2 memiliki sejumlah bentuk Kristal yang berbeda (polimorf) selain bentuk – bentuk amorf. Dengan pengecualian stishovite dan silica berserat, semua bentuk Kristal melibatkan unit SiO4 tetrahedral dihubungkan oleh vektor bersama pada pengaturan yang berbeda. Silikon – oksigen panjang ikatan bervariasi antara bentuk Kristal yang berbeda, misalnya dalam α – kuarsa panjang obligasi adalah 161 pm, sedangkan di α – tridimit itu di 154 – 171 pm jangkauan. Sudut Si – O – Si juga bervariasi antara nilai rendah 140° α – tridimit, sampai 180° pada β – tridimit. Pada α – kuarsa sudut Si – O – Si adalah 144°.

  Silika berserat memiliki struktur yang serupa dengan SiS2 etrahedra SiO4 tepi – sharing. Stishovite, bentuk tekanan yang lebih tinggi, sebaliknya memilikirutil seperti struktur di mana silicon adalah 6 koordinat. Kepadatan stishovite adalah 4,287 g/cm3, yang membandingkan untuk α – kuarsa, yang terpadat dari bentuk – bentuk tekanan rendah, yang memiliki kerapatan 2,648 g/cm3. Perbedaan densitas dapat berasal dari peningkatan koordinasi sebagai enam panjang terpendek ikatan Si

  • – Odalam stishovite (empat panjang ikatan Si – O dari 176 pm dan dua orang 181 pm) lebih besar dari panjang ikatan Si – O (161 pm) dalam α – kuarsa. Alam
koordinasi meningkatkan iconicity ikatan Si – O. Tapi yang lebih penting adalah pengamatan bahwa setiap penyimpangan dari standar parameter ini merupakan perbedaan mikrostruktur atau variasi yang merupakan pendekatan ke vitreous, amorfatau kaca padat.

  Perhatikan bahwa satu – satunya bentuk yang stabil dalam kondisi normal adalah α – kuarsa dan ini adalah bentuk yang dioksida silicon Kristal biasanya dihadapi. Dalam kotoran alam di Kristal kuarsa α – dapat menimbulkan warna. Perhatikan juga bahwa kedua mineral temperature tinggi, kristobalit dan tridimit, memiliki keduanya kerapatan yang lebih rendah dan indeks bias dari kuarsa. Karena komposisi identik, yang menyebabkan perbedaan harus dalam jarak meningkat pada suhu tinggi mineral. Seperti biasa dengan berbagai zat, semakin tinggi suhu semakin jauh terpisah atom karena energy getaran meningkat. Mineral tekanan tinggi, seifertite, stishovite, dan coesite, di sisi lain, memiliki kerapatan yang lebih tinggi dan indeks bias jika dibandingkan dengan kuarsa. Hal inimungkin disebabkan oleh kompresi kuat dari atom yang harus terjadi selama pembentukan mereka, menghasilkan struktur yang lebih kental. Faujasit silica adalah bentuk lain dari silica kristalin. Hal ini diperoleh dengan dealuminasi dari natrium rendah, ultra – stabil zeolite Y dengan kombinasi asam dan pemanasan. Produk yang dihasilkan mengandung lebih dari 99% silika, memiliki kristalinitas yang tinggi dan luas permukaan yang tinggi (lebih dari 800 m2 / g).

  Faujasit – silica memiliki stabilitas termal dan asam yang sangat tinggi. Sebagai contoh, ia mempertahankan tingkat tinggi agar molekul jarak jauh (atau kristalinitas) bahkan setelah mendidih dalam asam klorida pekat.

  Film tipis silica tumbuh pada wafer silicon melalui metode oksidasi termal bias sangat bermanfaat dalam mikroelektronik, di mana mereka bertindak sebagai isolator listrik dengan stabilitas kimia tinggi. Dalam aplikasi listrik, dapat melindungi silikon, biayatoko, blok saat ini, dan bahkan bertindak sebagai jalur terkontrol untuk membatasialiran arus.

  2.265 metastabil bentuk di bawah tekanan normal

  [17]

  No 92

  1 2,

  2

  1

   tP12, P4

  terkait erat dengan α- tridimit; β-tridimit meng konversi ke β- kristobalit pada 2010 K

  

  N

  3 / mmc,

  β-tridimit bersegi enam hP12, P6

  [16]

  2.3.3. struktur kristal SiO 2 Bentuk Kristal simetri kelompok No

   oS24, C222 1, No.20

  2.533 terkait erat dengan α-kuarsa (dengan sudut Si-O-Si dari 155 °) dan optik aktif; β- kuarsa bertobat untuk β- tridimit pada 1140 K

  [15]

  No.180

  2 22,

  β-kuarsa hP18, P6

  2.648 Rantai heliks membuat kristal tunggal individu optik aktif; α-kuarsa bertobat untuk β-kuarsa pada 846 K

  

  21 N

  1

  α-kuarsa (trigonal) hP9, P3

  ρ g / cm 3 Catatan Struktur

  2.334 metastabil bentuk di bawah tekanan normal

  β-kristobalit cF104, Fd 3 m, N

  6 O 12 cincin

  5 O 10, Si

  4 O 14, Si

  8 O

  16

  cincin; disintesis dari kaca silika dan alkali pada 600- 900K dan 40-400 MPa mS46, C2 / c, No.15

  [23]

  Si

  4 O 8 dan Si

   monoklinik mS48, C2 / c, No.15

  [22]

  [24]

  2.911 Si

  4 O 8 dan

  8 SI O 16 cincin;

  900 K dan 3-3,5 GPa Bersegi empat tP6, P4

  2

  / MNM, 136

  [25]

  3.011 Si

  No 92

  

  atau tetragonal (P4

  terkait erat dengan α- kristobalit; meleleh pada 1978 K kubik cF576, Fd 3 m, No.227

  [19]

  1.92 ndang dihubungkan oleh prisma heksagonal; 12-beranggota cincin pembukaan pori, struktur faujasite.

  [10]

   kubik (cP *, P4

  2

  32, No.208)

  

  2 / nbc) [20]

  1 2,

  2.04 Si

  5 O 10, Si

  6 O 12 cincin;

  mineral selalu ditemukan dengan hidrokarbon dalam ruang interstisial-a clathrasil

  [21]

   bersegi empat tP36, P4

  1

  2

  4.287 Salah satu terpadat (bersama dengan seifertite) polimorf silika; rutil mirip dengan 6 kali lipat Si terkoordinasi; 7,5-8,5 GPa berserat ortorombik oI12, Ibam, No.72

  [26]

  1.97 seperti SiS

  2 terdiri dari

  rantai berbagi tepi, meleleh pada ~ 1700 K ortorombik op, Pbcn

  [27]

  4.294 Salah satu terpadat (bersama dengan stishovite) polimorf silika; dihasilkan pada tekanan di atas 40 GPa.

  [28]

2.3.4. Kegunaan silika

  • pembuatan kaca untuk jendela
  • pembuatan gelas minum
  • pembuatan botol minuman
  • untuk proses coating atau pelapisan pada substrat-substrat material tertentu untuk menahan difusi uap air, ion-ion maupun oksigen ke permukaan logam sehingga dapat melindungi logam dari korosi
  • digunakan sebagai media pelapis pada substrat kaca sehingga kaca bersifat hidrofobik.

  2.3.5 . Dampak kesehatan Kuarsa pasir (silika) sebagai bahan baku utama untuk produksi kaca komersial.

  Menghirup debu silika halus dibagi kristal dalam jumlah yang sangat kecil (OSHA memungkinkan 0,1 mg / m

  3)

  dari waktu ke waktu dapat menyebabkan silikosis , bronkhitis , atau kanker , karena debu menjadi bersarang di paru-paru dan terus mengganggu mereka, mengurangi kapasitas paru-paru. (Dalam partikel silika kristal tubuh tidak larut selama masa klinis yang relevan dari waktu.) Efek ini dapat membuat risiko pekerjaan bagi orang yang bekerja dengan sandblasting peralatan, produk yang mengandung bubuk silika kristal dan sebagainya. Anak-anak, penderita asma dari setiap usia, penderita alergi, dan orang tua (yang semuanya telah mengurangi kapasitas paru-paru) dapat dipengaruhi dalam waktu yang jauh lebih sedikit. Silika amorf, seperti silika diasapi tidak terkait dengan perkembangan silikosis, tetapi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru ireversibel dalam beberapa kasus. Hukum membatasi paparan silika terhadap bahaya silikosis menentukan bahwa mereka hanya peduli dengan silika yang adalah baik kristal dan debu pembentuk.

  Tanaman bahan dengan konten silika tinggi phytolith, tampaknya penting untuk binatang pemakan rumput, dari mengunyah serangga untuk ungulates. Penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu mempercepat keausan gigi, dan tingkat tinggi silika pada tanaman sering dimakan oleh herbivora mungkin telah dikembangkan sebagai mekanisme pertahanan terhadap predasi. Sebuah studi yang diikuti mata pelajaran selama 15 tahun menemukan bahwa tingkat yang lebih tinggi dari silika dalam air tampaknya mengurangi risiko demensia . Studi ini menemukan bahwa dengan peningkatan sebesar 10 miligram per hari dari asupan silika dalam air minum, risiko demensia turun sebesar 11%.

2.3.6. Hubungan antara indeks bias dan densitas untuk beberapa SiO

  2 Struktur amorf dari gelas silika (SiO 2) dalam dua dimensi. Tidak ada perintah jarak jauh hadir, namun ada pemesanan lokal sehubungan dengan tetrahedral pengaturan oksigen (O) atom sekitar (Si) atom silikon. Perhatikan bahwa atom oksigen terikat pada keempat setiap atom silikon, baik di belakang pesawat dari layar atau di depannya atom-atom ini dihilangkan untuk kejelasan. Misalnya, dalam sel unit α-kuarsa, tetrahedron sentral saham semua 4 atom sudut O- nya, 2 berpusat muka tetrahedral pangsa 2 atom O sudut mereka, dan 4 tepi berpusat pangsa terahedra hanyalah salah satu dari mereka O atom dengan lainnya SiO

  4

  tetrahedra. Hal ini membuat rata-rata bersih 12 dari 24 simpul yang total untuk sebagian dari 7 SiO

  4 tetrahedral yang dianggap menjadi bagian dari sel satuan untuk silika ( lihat 3-D your Satuan ).

  SiO

  2 memiliki beberapa bentuk kristal yang berbeda ( polimorf ) selain bentuk

  amorf. Dengan pengecualian stishovite silika dan berserat, semua bentuk kristal tetrahedral SiO melibatkan 4 unit dihubungkan oleh simpul dibagi dalam susunan yang berbeda. Silikon-oksigen panjang ikatan bervariasi antara bentuk kristal yang berbeda, misalnya dalam α-kuarsa panjang obligasi adalah 161 pm, sedangkan di α- tridimit itu adalah dalam kisaran 154-171 am. Si-O-Si sudut juga bervariasi antara nilai yang rendah dari 140° α-tridimit, hingga 180° β-tridimit. Dalam α-kuarsa sudut Si-O-Si adalah 14 °. Silika berserat memiliki struktur mirip dengan SiSO

  2 dengan rantai dari tepi berbagai

  SiO

  4 tetrahedra. Stishovite, bentuk tekanan yang lebih tinggi, berbeda memiliki rutil

  seperti struktur mana silikon adalah 6 koordinat. Kepadatan stishovite adalah 4,287 g

  3,

  / cm yang dibandingkan dengan α-kuarsa, yang terpadat bentuk tekanan rendah,

  3.

  yang memiliki kerapatan 2,648 g / cm Perbedaan kepadatan dapat berasal dari kenaikan dalam koordinasi enam terpendek Si-O panjang ikatan dalam stishovite

  (empat panjang ikatan Si-O dari 176 pm dan dua lainnya dari 181 pm) lebih besar dari panjang ikatan Si- O (161 pm) pada α-kuarsa. Perubahan koordinasi meningkatkan ionicity ikatan Si-O. Tapi yang lebih penting adalah pengamatan bahwa setiap penyimpangan dari parameter-parameter standar merupakan perbedaan mikrostruktur atau variasi yang mewakili pendekatan ke amorf padat, vitreous atau gelas.

  Perhatikan bahwa bentuk stabil hanya dalam kondisi normal adalah α-kuarsa dan ini adalah bentuk yang dioksida silikon kristal biasanya dihadapi. Dalam kotoran alam di kristal α-kuarsa dapat menimbulkan warna. Perhatikan juga bahwa kedua mineral suhu tinggi, kristobalit dan tridimit, memiliki kerapatan yang lebih rendah dan indeks bias dari kuarsa. Karena komposisi identik, alasan yang menyebabkan perbedaan harus dalam jarak meningkat dalam mineral suhu tinggi. Seperti yang umum dengan berbagai zat, semakin tinggi suhu semakin jauh terpisah atom karena energi getaran meningkat. Mineral tekanan tinggi, seifertite , stishovite , dan coesite , di sisi lain, memiliki kepadatan yang lebih tinggi dan indeks bias bila dibandingkan dengan kuarsa. Ini mungkin disebabkan oleh kompresi kuat dari atom yang harus terjadi selama pembentukan mereka, yang menghasilkan struktur yang lebih kental.

  Silika Faujasite adalah bentuk lain dari silika kristal. Hal ini diperoleh dengan dealuminasi dari zeolit rendah sodium, ultra-stabil Y dengan asam dikombinasikan dan pemanasan. Produk yang dihasilkan berisi lebih dari silika 99%, memiliki

  2

  kristalinitas tinggi dan luas permukaan yang tinggi (lebih dari 800 m / g). Faujasite- silika memiliki stabilitas termal dan asam sangat tinggi. Misalnya, ia mempertahankan tingkat tinggi jarak jauh urutan molekul (atau kristalinitas) bahkan setelah direbus dalam asam klorida pekat.

  Silika cair menunjukkan beberapa karakteristik fisik yang khas yang mirip dengan yang diamati dalam cairan air . suhu ekspansi negatif, kepadatan maksimum (pada suhu ~ 5000 ° C), dan minimum kapasitas panas kepadatan menurun dari 2,08 g /

  3

  

3

  cm pada 1950 °C sampai 2,03 g / cm pada 2200 °C. Ketika molekul silikon monoksida , SiO, terkondensasi dalam sebuah matriks argon didinginkan dengan helium bersama dengan atom oksigen yang dihasilkan oleh debit microwave , molekul SiO

  2 yang diproduksi memiliki struktur linear. Dimer silikon dioksida,

  (SiO2) telah dibuat dengan mereaksikan O dengan dimer monoksida matriks

  2

  2

  terisolasi silikon, (Si

2 O 2). Dalam dimer silikon dioksida ada dua atom oksigen

  menjembatani antara atom silikon dengan sudut Si-O-Si dari 94° dan panjang ikatan 164,6 am dan terminal Si-O panjang ikatan adalah 150,2 WIB. Panjang ikatan Si-O adalah 148,3 am yang membandingkan dengan panjang 161 pm di α-kuarsa. Energi ikatan diperkirakan mencapai 621,7 kJ / mol

2.3.7. Aplikasi

a. Kegunaan silika dalam kosmetik

  Silika yang terkandung dalam bedak alas untuk menyerap keringat dan minyak dari kulit, yang mencegah pantulan sinar oleh keringat/minyak dan membuat dandanan di kulit lebih tahan lama. Jenis partikel silika yang sferik memperbaiki kehalusan dan penyebaran bedak alas dan krim.

  Penampakan cat kuku yang halus disebabkan oleh partikel silika dalam cat. Silika berpori digunakan sebagai komponen dalam bedak wangi, yang dapat menjaga keharuman di kulit untuk waktu yang lebih lama.

  Silika terkandung dalam deodoran (antiperspirant), yang memberikan perasaan lembut setelah deodoran digunakan di kulit. Silika juga digunakan dalam berbagai cara selain yang dijelaskan di atas.

b. Silika dalam multi-fungsional keramik

  Silika (SiO

  2 ) Adalah multi-fungsional keramik materi yang sedang digunakan dalam berbagai industri meningkatkan permukaan dan sifat mekanik dari berbagai material.

  Ini digunakan sebagai pengisi, kinerja aditif, rheological pengubah atau pengolahan bantuan di banyak produk formulasi, seperti cat & coating, plastik, karet sintetis, lem, Sealants, atau bahan insulasi. Silika khususnya asap (amorf silikon dioksida) atau sedang micro silica ditambahkan ke dalam rangka beton untuk meningkatkan kekuatan beton dan ketahanan. Silika asap juga sedang digunakan dalam bahan tahan api untuk mengurangi porositas beton dan meningkatkan kekuatan oleh partikel ditingkatkan pengepakan

2.4. Cara analisa Silika 2.4.1 . Peningkatan kadar patchouli alkohol dengan kromatografi cair vakum

  40 g silika gel GF 254 dalam beaker glass, dimasukkan ke dalam kolom vakum sampai tingginya mencapai 5 cm. Kemudian dielusi dengan n-Heksana sampai homogen. Sebanyak 5 g minyak nilam dipreparasi dengan 10 g silika gel G 60 nach stahl sampai kering. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam kolom dan dielusi dengan 150 ml n-Heksana, ditampung menjadi 3 fraksi. Kemudian dielusi kembali dengan 150 ml eter, 150 ml kloroform, 150 ml etil asetat dan juga ditampung menjadi 3 fraksi. Selanjutnya masing-masing fraksi dicek dengan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui pola nodanya, yaitu dengan eluen n-Heksana : etilsetat : kloroform (80 : 15 : 5). Lalu dianalisis dengan KG-SM sehingga kadar patchouli alkohol dapat diketahui. Dari proses ini dihasilkan 12 fraksi, masing-masing fraksi diuji dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan eluen n-Heksana : etil asetat : kloroform (80 : 15 : 5) dengan penampak noda vanillin 1% dalam Na

  2 SO 4 pekat.

  Dari hasil KLT dapat disimpulkan bahwa hanya fraksi 4, 5 dan 6 (eter) yang mengandung patchouli alkohol, karena pada fraksifraksi ini terdapat noda yang berwarna ross-ungu. Fraksi 5 dan 6 memiliki pola noda yang sama, oleh karena itu keduanya disatukan. Pada kromatogram 4 (eter), patchouli alkohol muncul pada tR 29,44 menit dengan kadar 52,68%. Tetapi pada kromatogram fraksi gabungan 5 dan 6 (eter), patchouli alkohol muncul pada tR 29,59 menit dengan kadar 75,1%. Pada fraksi gabungan ini kadar patchouli alkohol lebih tinggi daripada fraksi 4 dan terdapat komponen-komponen lain (minor) sebesar 25%.

2.4.2.Penentuan Kandungan Silika didalam air boiler secara Spektrofotometri

  Alat dan Bahan Alat – Alat

  • Pipet volume

  Labu takar

  • Botol aquadest
  • Spektrofotometri uv/vis
  • Beaker glass
  • Kuvet •
Bahan

  • Sampel air bolier
  • Larutan pereduksi amonium molibdat
  • Aquadest •

  Larutan HCL 1 : 1

  • Larutan asam oksalat 0,02 N •

  Larutan reagen vanadat molibdat

  2 standart 107 ppm

  • Larutan SiO

  Prosedur

  • Sebanyak 50 ml sampel air boiler dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, kemudian ditambahkan 1 ml HCL 1 : 1 dan 2 ml amonium molibdat sambil dikocok lalu didiamkan selama 10 menit
  • Kedalam campuran ini ditambahkan 2 ml asam oksalat 0,02 N, kemudian dikocok dan didiamkan selama 10 menit dan ditambahkan 2 ml reagen vanadat molibdat dikocok dan didiamkan selama 5 menit
  • Absorbansi dari pada larutan ini diukur dengan Spektrofotometer pada λ = 815 nm

  2 dan

  • Prosedur yang sama dilakukan terhadap larutan standart 107 ppm SiO

  terhadap larutan blanko

2.4.3. Analisa silica dengan menggunakan Spektrofotometer DR 2800

  Peralatan yang diperlukan : Spektrofotometer DR 2800

  • Beaker Plastik/PolyEthylene 100 mL Cuvet •

  Reagen (bahan kimia) yang diperlukan : Molybdate 3 Reagent

  • Citric Acid Reagent Powder Pillow •
  • Air Demin •

  Amino Acid F Reagent Powder Pillow

  • Langkah Pelaksanaan . 1. Menyalakan peralatan dengan menekan tombol Power.

  Tissue

  2. Menekan tombol STORED PROGRAMS. Memilih program nomer 651 SILICA LR. Menekan tombol start.

  3. Mengisi 2 buah beaker plastic/polyethylene dengan 10 ml sampel.

  4. Menambahkan 14 tetes Molybdate 3 Reagent ke masing - masing beaker plastik. Putar - putar beaker plastik untuk mencampur reagen dengan sampel.

  5. Menekan tombol TIMER kemudian OK, maka waktu reaksi akan berjalan selama 4 menit.

  6. Setelah waktu reaksi habis, tambahkan Citric Acid Reagent Powder Pillow ke masing - masing beaker plastik. Putar - putar beaker plastik untuk mencampur reagen dengan sampel.

  7. Menekan tombol TIMER kemudian OK, maka waktu reaksi akan berjalan selama 1 menit.

  8. Setelah waktu reaksi habis, tambahkan Amino Acid F Reagent Powder Pillow ke salah satu beaker glass. Putar - putar beaker plastik/polyehtylene untuk mencampur reagen dengan sampel. Beaker plastik/polyethylene yang tidak ditambahkan Amino Acid F Reagent Powder Pillow merupakan blangko.

  9. Menekan tombol TIMER kemudian OK, maka waktu reaksi akan berjalan selama 2 menit. Warna biru akan terlihat jika terdapat kandungan silica di dalam sampel.

  10. Setelah waktu reaksi habis, bersihkan permukaan cuvet yang berisi blangko dengan kertas tissue kemudian masukkan ke dalam cell holder spektrofotometer.

  11. Menekan tombol ZERO, di layar monitor akan tertera 0,00 mg/l SiO2.

  12. Membersihkan permukaan cuvet yang berisi sampel dengan kertas tissue kemudian masukkan ke dalam cell holder spektrofotometer.

  13. Menekan tombol READ, di layar monitor akan tertera Hasil analisa silica. Kadar Silika dinyatakan dalam satuan mg/L SiO

  

2

2.5. Silikon

  Silikon adalah unsur elektropositif paling melimpah di kerak Bumi. Ini adalah metalloid dengan kilau metalik ditandai dan sangat rapuh. Biasanya tetravalen dalam senyawa, meskipun kadang-kadang bivalen, dan itu murni elektropositif dalam perilaku kimianya. Selain itu, senyawa silikon pentacoordinated dan hexacoordinated juga dikenal. Silikon alami mengandung 92,2% dari isotop 28, 4,7% silikon 29 dan 3,1% dari silikon 30. Selain mereka isotop alam stabil, berbagai isotop buatan radiactive diketahui. Elemental silikon memiliki sifat fisik metaloid, mirip dengan yang atau . Silikon adalah semikonduktor intrinsik dalam bentuk paling murni itu, meskipun intensitas semiconduction yang sangat meningkat dengan memperkenalkan sejumlah kecil pengotor. Silicon mirip dengan logam dalam perilaku kimianya. Seolah elektropositif seperti timah dan jauh lebih positif dari germanium atau memimpin. Menurut karakter logam, membentuk ion dan senyawa kovalen tetrapositive berbagai, tampaknya sebagai ion negatif hanya dalam silisida sedikit dan sebagai unsur positif dari oxyacids atau anion kompleks.

  Membentuk berbagai seri hidrida, halida berbagai (banyak yang mengandung silikon-silikon batas) dan banyak seri senyawa yang mengandung oksigen, yang dapat memiliki sifat ionik atau kovalen.

  Silikon dioksida di sekitar kita pada setiap tangan. Tanah yang kita berjalan berisi pasir silikon dioksida. Jendela-jendela yang menghiasi rumah kita dan bangunan publik yang terbuat dari kaca terdiri dari silikon dioksida

  Kimia

  Silikon dioksida terbentuk ketika silicon terkena oksigen (atau udara). Lapisan yang sangat dangkal (sekitar 1 nm atau 10 Å) ksida asli disebut terbentuk dipermukaan ketika silicon terkena udara dalam kondisi ambient. Suhu yang lebih tinggi dan lingkungan alternative digunakan untuk menumbuhkan lapisan baik dikendalikan dioksida silicon pada silikon, misalnya pada suhu antara 600 dan 1200° C, dengan menggunakan oksidasi kering atau basah disebut dengan O2 atau H2O, masing – masing. Kedalaman lapisan silicon digantikan oleh dioksida adalah 44% dari ke dalaman lapisan silicon dioksida yang dihasilkan.

  Metode alternative yang untuk deposit lapisan SiO2 termasuk:

  • Oksidasi suhu rendah (400 – 450° C) dari silan

  SiH4 + 2 O2 → SiO2 + 2 H2O.

  • Si(OC2H5) 4 → SiO2 + 2 H2O + 4 C2H4.

  Dekomposisi tetraetil ortosilikat (TEOS) pada 680 – 730° C

  • uap kimia ditingkatkan menggunakan TEOS pada sekitar 400 ° C Si (OC2H5) 4 + 12 O2 → SiO2 + 10 H2O + 8 CO2.

  Plasma deposisi

  • Polimerisasi tetraetil ortosilikat (TEOS) di bawah 100 ° C dengan menggunakan asamamino sebagai katalis.
  • merupakan bentuk partikulat yang sangat halus silikon dioksida, disusun dengan membakar

  Silika pyrogenic (kadang disebut silika diasapi atau silika fume), yang

  di api hidrokarbon yang kaya oksigen untuk

  menghasilkan sebuah "asap" SiO 2: SiCl

  4 + 2 H 2 + O

  2 2 + 4 HCl.

  → SiO Silika amorf, silika gel, diproduksi oleh pengasaman laruta

  • untuk menghasilkan endapan gelatin yang kemudian dicuci dan kemudian dehidrasi untuk menghasilkan silika mikro tidak berwarna.
  • 340 ° C. Properti ini digunakan untuk menumbuhkan kristal tunggal kuarsa dalam proses hidrotermal mana kuarsa alami dilarutkan dalam air superheated dalam bejana tekanan yang lebih dingin di bagian atas. Kristal 0.5-1 kg dapat tumbuh selama 1-2 bulan. Kristal ini merupakan sumber dari kuarsa sangat murni untuk digunakan dalam aplikasi elektronik.

  Kuarsa menunjukkan kelarutan yang maksimum dalam air pada suhu sekitar

  • 4 dan O

  2 Fluor bereaksi dengan silikon dioksida untuk membentuk SIF

  sedangkan gas-gas halogen lainnya (Cl 2, Br 2, saya 2) bereaksi jauh lebih mudah.

  • SiO

  Silikon dioksida diserang ole

  2 + 6 HF

2 SIF 6 + 2 H 2 O.

  → H HF digunakan untuk menghapus atau pola dioksida silikon dalam industri

  • semikonduktor.
  • terkonsentrasi:

  Silikon dioksida larut dalam alkali hidroksida atau menyatu panas

  2

  • SiO

  2 NaOH

  2 SiO 3 + H

2 O.

  → Na Silikon dioksida bereaksi dengan oksida logam dasar (misalnya

  • dan kacamata sebagai Si-O-Si obligasi dalam silika yang rusak berturut-turut). Sebagai contoh reaksi oksida natrium dan SiO

  2

  dapat menghasilkan natrium ortosilikat, natrium silikat, dan gelas, tergantung pada proporsi reaktan:

  2 Na

  2 O + SiO

  2

  4 SiO 4;

  → Na Na

  2 O + SiO

  2

  2 SiO 3;

  → Na (0,25-0,8) Na O + SiO

  2 2 → kaca.

  • Contoh gelas tersebut memiliki makna komersial misalnyterdiri dari silika kemurnian tinggi.
  • Dengan silikon pada suhu tinggi gas SiO dihasilkan:
  • → 2 SiO (gas).
  • 2 + Si

  SiO

  

2.5.1. Ciri – ciri silokon a.

  Tabel ciri – ciri silikon Atom jumlah

  14

  • 1

  Atom massa 28,0855 g.mol Elektronegativitas menurut Pauling

  1.8

  • 3

  Kepadatan 2,33 g.cm pada 20 ° C Titik lebur 1410 ° C Titik didih 3265 ° C Vanderwaals radius 0,132 nm Ionic radius 0,271 (-4) nm; 0,041 (+4) Isotop

  5

  2