Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kemandirian Lansia di Panti Wreda

  

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN LANSIA DI

PANTI WREDA

OLEH

LUSIA MARGARETA DWIJAYANTI

80 2013 013

TUGAS AKHIR

  

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

  PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Lusia Margareta Dwijayanti Nim : 802013013 Progream Studi : Psikologi Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jenis Karya : Tugas Akhir Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:

  HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEAMANDIRIAN LANSIA DI PANTI WREDA Dengan hak bebas royalty non-ekslusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di : Salatiga Pada Tanggal : 31 Oktober 2017 Yang menyatakan,

  Lusia Margareta D Mengetahui,

  Pembimbing Utama Ratriana Y.E. Kusumiati, M.Si., Psi PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Lusia Margareta Dwijayanti Nim : 802013013 Program Studi : Psikologi Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir , judul :

  HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI WREDA Yang dibimbing oleh : 1.

  Ratriana Y.E. Kusumiati, M.Si., Psi Adalah benar-benar hasil karya saya.

  Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

  Salatiga, 31 Oktober 2017 Yang memberi pernyataan

  Lusia Margareta D LEMBAR PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI WREDA Oleh

  Lusia Margareta Dwijayanti 80 2013 013 TUGAS AKHIR

  Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

  Disetujui Pada Tanggal, 7 November 2017 Oleh:

  Pembimbing Utama Ratriana Y.E. Kusumiati, M.Si., Psi

  Diketahui oleh Disahkan oleh Kaprogdi

  Dekan Ratriana Y.E. Kusumiati, M.Si., Psi Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi.,MA

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

  HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI WREDA LUSIA MARGARETA DWIJAYANTI Ratriana Y.E. Kusumiati, M.Si., Psi Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

  Abstrak Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin tahun semakin bertambah termasuk pertumbuhan lanjut usia. Semakin bertambahnya usia menyebabkan penurunan berbagai fungsi tubuh yang seringkali berakibat terhadap kesehatan lansia dan menyebabkan penurunan kemandirian lansia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial terhadap kemandirian lansia di panti wreda. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.

  Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling berjumlah 36 responden.. Hasil penelitian tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara dukungan sosial dengan kemandirian lansia.

  Kata kunci : dukungan sosial, kemandirian, lansia.

  

Abstract

The population growth in Indonesia is increasing through years, this is included elderly

population growth. The increasing ages causes the degeneration process of many body's

functions that sometimes have an influence to elderly's health and decrease the elderly's

scope in doing their daily living activities. The purpose of this research is to knowing the

correlation of social support with the elderly's independence in retirement house Salatiga.

This research is using quantitative method. The sampling method is done by random

sampling method in total 36 respondents From this research's result, can be taken a

conclusion that there is a significant relation between social support with the independence

of elderly people.

  Keyword: social support, independence, elderly people.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL PERNYATAAN PUBLIKASI PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

  ABSTRACT

  DAFTAR ISI PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................................. 6 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 7

  Kemandirian .......................................................................................................... 5 Aspek ..................................................................................................................... 8 Dukungan Sosial .................................................................................................... 9 Aspek ..................................................................................................................... 9 Kerangka Berpikir ................................................................................................. 9 Hipotesis .............................................................................................................. 10 METODE PENELITIAN ................................................................................................ 11 Jenis Penelitian .................................................................................................... 11 Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel-Variabel Penelitian .................. 12 Subjek Penelitian ................................................................................................. 13 Teknik Analisis .................................................................................................... 16 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 17 Hasil ..................................................................................................................... 18 Uji Deskriptif ....................................................................................................... 18 Uji Asumsi ........................................................................................................... 19 Pembahasan ......................................................................................................... 22 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 24 Kesimpulan .......................................................................................................... 24 Saran .................................................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA

  

PENDAHULUAN

Latar Belakang

  Menua merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi. Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin tahun semakin bertambah hal ini termasuk pertumbuhan lanjut usia. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) kota Salatiga mencatat bahwa jumlah penduduk dengan usia kira-kira 60 tahun ke atas berjumlah 18.857 jiwa.

  Berdasarkan data tersebut dipaparkan bahwa jumlah lansia laki-laki yaitu 8.408 jiwa, sedangkan perempuan berjumlah 10.449 jiwa. Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia setiap tahunnya tidak bisa dianggap sepele ataupun diremehkan, karena peningkatan jumlah ini akan berdampak pada perubahan struktur usia penduduk.

  Hal tersebut juga terkait dengan kualitas hidup para lansia di dalamnya. Ketika para lansia memiliki kualitas hidup yang baik di usia tuanya, berbagai masalah berkaitan dengan penyakit serta dampak negatif lain akibat pertumbuhan jumlah lansia yang besar. Ketika pertumbuhan jumlah lanjut usia semakin besar dan tidak diimbangi dengan kualitas hidup lanjut usia yang baik, pelayanan kesehatan yang optimal, serta produktifitas dan kemandirian lanjut usia yang meningkat, maka dipastikan munculnya berbagai masalah dikemudian hari. Masalah lansia memang permasalahan kependudukan yang relatif belum menjadi perhatian serius (Argyo, 2006). Namun banyak hal terkait dengan lanjut usia, secara biologis tubuh lansia akan mengalami perubahan, sel-selnya menua dan mulai melemah ketahanannya.

  Proses penuaan ini akan diikuti dengan penurunan kualitas fisik, mental, moral, kesehatan, dan potensi. Oleh sebab itu, proses menua ini sering kali berdampak pada akitivitas ekonomi dan sosial mereka. Usia manusia akan terus bertambah seiring bergantinya waktu. Bersamaan dengan meningkatnya usia, beberapa fungsi vital dalam tubuh ikut mengalami kemunduran. Pendengaran mulai menurun, penglihatan kabur, dan kekuatan fisiknya pun mulai melemah. Kenyataan itulah yang dialami para lansia. Kemunduran fisik dan menurunnya fungsi organ dapat menyebabkan lansia menjadi tergantung kepada orang lain (Nugroho, 2008).

  Meskipun lansia secara alamiah mengalami penurunan dan kemunduran fisik, tetapi tidak menutup kemungkinan lansia dapat melakukan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari

  • –hari secara mandiri. Ketersediaan bantuan sepanjang waktu di rumah atau institusi layanan kesehatan atau rawatan rumah bersifat melindungi kebutuhan lansia untuk tetap tinggal di rumahnya dan mempertahankan kemandiriannya selama mungkin (Friedman, 2010).

  Keberadaan lansia seringkali dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua identik dengan semakin banyaknya masalah yang dialami oleh lansia. Lansia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang yang ketergantungan dan sakit-sakitan, sehinggga untuk mencegah adanya kesakitan tersebut lansia membutuhkan pelayanan kesehatan (Huda, 2004).

  Oleh sebab itu lansia membutuhkan banyak dukungan salah satunya yaitu menunjuang seberapa mandiri seorang lansia dalam menjalani aktivitas sehari-hari di panti wreda atau di lingkungan luar panti.

  Panti wreda sendiri merupakan suatu institusi hunian bersama untuk para lanjut usia, yang secara fisik dan kesehatan masih mandiri, dimana kebutuhan harian para penghuni biasanya disediakan oleh pengurus panti ( Darmadjo & Martono, 1999). (Mishra et al, 2004) menemukan bahwa lansia yang tinggal disuatu institusi menderita kesepian dan merasa tidak puas karena terpisah dari keluarga dan komunitas yang lebih luas. Mereka juga menemukan bahwa lansia yang tinggal dalam suatu institusi merasa lebih kesepian daripada yang tidak tinggal dalam suatu institusi yang diakibatkan juga karena kurangnya dukungan sosial yang mereka terima. Akan tetapi, fenomena yang terlihat dilapangan menunjukkan bahwa lansia yang tinggal dengan anggota keluarga atau yang tidak tinggal di panti wreda juga sering merasakan kesepian.

  Lansia yang tinggal di panti wreda memiliki beragam faktor seperti tidak ingin merepotkan keluarganya atau memang keadaanya sudah tidak mempunyai tempat tinggal sehingga harus tinggal di panti wreda. Salah satunya adalah panti wreda Salib Putih Salatiga dengan jumlah lansia 31 orang, namun tidak semua lansia di sini dalam keadaan sehat ada sekitar 5 lansia yang memang hanya terbaring di tempat tidur sehingga bergantung penuh dengan perawat yang ada di panti wreda. Selain itu terdapat pula Panti Wreda Mandiri Salatiga. Panti wreda ini memiliki sekitar 14 jiwa yang tinggal di panti tersebut, namun kembali lagi terdapat sekitar 4 orang yang sakit dan bergantung penuh pada perawat panti.

  Menurut (Chaplin, 2002), otonomi atau kemandirian adalah kebebasan individu manusia untuk memilih menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai , dan menentukan dirinya sendiri. Sedangkan menurut Erikson (dalam Monks et al, 1989), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri.

  (Hurlock, 1978) menjelaskan bahwa kemandirian dipengaruhi pula oleh jenis kelamin. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari dimana lingkungan sosial memberi perlakuan yang berbeda kepada lansia laki-laki dan perempuan. Lebih lanjut dijelaskan oleh (Smart, 1978) bahwa ketergantungan lebih memungkinkan terjadi pada perempuan karena pola asuh sejak dini dimana pada anak-anak laki-laki diberi kesempatan untuk berubah dan beraktivitas lebih banyak dibandingkan perempuan, sehingga laki-laki cenderung lebih mandiri sesuai dengan pertumbuhannya, dan ini dapat berdampak pada masa lansianya. (Masrun et al, 1986) menjelaskan bahwa kemandirian itu mengandung aspek-aspek yaitu bebas, inisiatif, gigih, percaya diri, dan pengendalian diri. Pada umumnya hal ini banyak terjadi di Indonesia, begitu juga yang terjadi di panti wreda Salib Putih dan panti wreda Mandiri Salatiga.

  Fenomena yang saat ini terjadi disekitar adalah kurangnya dukungan dari dalam rumah atau di luar rumah (lingkungan sekitar) contohnya seperti mengikuti senam khusus lansia bersama-sama dengan lansia lainnya, berkumpul melakukan kegiatan ketrampilan, dan lain-lain. Lansia masih ingin melakukan kegiatan positif yang dapat memberikan kebahagian sendiri bagi lansia yang tidak hanya dipandang sebagai seseorang yang lemah dan tidak dapat melakukan banyak hal sendiri.

  Untuk dapat terus berperan dalam lingkungan masyarakat maka lansia tetap membutuhkan dukungan dari lingkungan. Pemberian kesempatan dan menjadikan lansia sebagai tempat bertanya (sesepuh) dapat menimbulkan perasaan berharga pada diri lansia. Dukungan sosial dari orang lain sangat berharga dan akan menambah ketentraman hidupnya. Dukungan tersebut sangat berarti apabila diberikan oleh orang yang berarti dalam hidup lansia atau disebut significant others (Thoits, 1986). Lebih lanjut dijelaskan oleh (Khairiyah, 1998) menyatakan bahwa lansia akan sangat terkesan apabila diperhatikan oleh tetangganya, anak maupun cucunya yang siap sedia untuk memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh lansia. Penelitian yang dilakukan (Dahri, 2008) menunjukkan bahwa lansia akan lebih bahagia apabila memiliki penerimaan diri dan dukungan sosial daripada lansia yang hanya memiliki salah satu dari keduanya.

  Penelitian yang dilakukan oleh Saputri dan (Indrawati, 2011) Dukungan sosial yang diberikan pihak panti tidak dapat menutupi kebutuhan akan dukungan orang-orang terdekat. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh (Slamet Rohaedi et al, 2016) bahwa sebagian besar lansia memiliki ketergantungan kepada perawat yang ada di panti wreda sehingga tingkat kemandirian dalam pemenuhan dukungan sosial keluarga sementara lansia tinggal di panti wreda dan sedikit mendapatkan dukungan sosial dari keluarga, namun banyak mendapatkan dukungan sosial dari perawat panti. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melihat hubungan dukungan sosial (pelayanan panti) terhadap kemandirian (aktifitas sehari-hari) lansia di panti wreda Salatiga.

  Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah “ Apakah ada hubungan dukungan sosial dan kemandirian lanjut usia di panti wreda

  ?”

  Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan sosial dan kemandirian lanjut usia di panti wreda.

  Manfaat Penelitian 1.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi perkembangan mengenai sejauh mana hubungan dukungan sosial terhadap tingkat kemandirian pada lansia.

  2. Lansia mendapatkan lebih memahami tentang dukungan sosial terhadap kemandirian pada lansia.

  3. Keluarga dan masyarakat mendapatkan informasi mengenai seberapa besar pengaruh dukungan sosial terhadap kemandirian pada lansia.

  TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian Kemandirian

  Kemandirian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Hal ini juga berlaku bagi lansia yang tinggal di panti wreda, mereka tidak sepenuhnya bergantung kepada perawat panti, namun mereka juga mampu untuk hidup mandiri dalam merawat dirinya sendiri termasuk dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari.

  Aktifitas sehari-hari yang harus dilakukan oleh lansia ada lima macam diantaranya makan, mandi, berpakaian, mobilitas dan toieting (Brunner & Suddart, 2001). Untuk memenuhi kebutuhan lansia diperlukan pengetahuan atau kognitif dan sikap yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam kemandirian pemenuhan kebutuhan ADL (activity of daily living). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin baik kemampuannya terutama kemampuannya dalam pemenuhan kebutuhan ADL. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek sehingga orang bisa menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan ADL.

2. Bentuk- Bentuk Kemandirian Lansia

  Dalam penelitian ini, kemandirian lansia diukur berdasarkan enam indeks

  1. Mandi

  2. Berpakaian

  3. Kekamar kecil

  4. Berpindah

  5. BAB/BAK 6.

  Makan Selain ke 6 aktivitas tersebut indeks ini mengkaji kemampuan individu untuk melakukan sesuatu secara mandiri. Misalnya individu yang membutuhkan bantuan untuk berpindah posisi. Ini memberikan gambaran pada individu, apakah mereka dapat menggambarkan kemampuannya, seperti kemampuan untuk makan dan mempertahankan kontinensia tapi mengalami kesulitan dalam bergerak.

B. Dukungan Sosial 1. Pengertian Dukungan Sosial

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata dukungan sosial yaitu tindakan berupa bantuan, penghargaan, dan perhatian yang dirasakan oleh

  seseorang sehingga orang tersebut nyaman berada di dalam masyarakat. Hal ini juga yang berpengaruh terhadap kehidupan lansia di panti wreda, sebab karena adanya dukungan sosial dari perawat di panti tersebut maka akan mempengaruhi

kemandirian serta hal lain dalam kehidupan lansia di panti wreda tersebut.

2. Aspek-Aspek Dukungan Sosial

  Menurut Weiss (dalam Cutrona, 1974) terdapat 6 aspek dalam dukungan sosial yaitu

  1. Bimbingan (nasihat atau informasi) 2.

  Aliansi yang bisa dipercaya (jaminan bahwa orang lain bisa diandalkan untuk membantu)

  3. Ketentraman hati (pengakuan nilai seseorang oleh orang lain) 4.

  Kesempatan untuk pengasuhan (perasaan seseorang dibutuhkan oleh orang lain)

  5. Kasih sayang (kedekatan emosi yang memberikan rasa aman) 6.

  Integrasi sosial (perasaan menjadi bagian dari kelompok yang mempunyai ketertarikan yang sama).

C. Kerangka Berpikir

  Dukungan sosial bagi lansia merupakan hal yang penting dalam menunjang kemandirian yang dimiliki lansia Bukan hanya dukungan sosial yang bisa menunjang kemandirian lansia. Konteks dukungan sosial sangatlah luas bukan hanya dari keluarga, namun dari orang terdekat ataupun orang lain. Hal ini dapat berpengaruh kepada kemandirian lansia. Menurut Gottlieb (dalam Smet, 1994) menyatakan dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang didapatkan karena kehadiran orang lain dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. jenis kelamin. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari dimana lingkungan sosial memberi perlakuan yang berbeda kepada lansia laki-laki dan perempuan. menurut teori ini menyatakan bahwa dukungan sosial dapat berupa tindakan yang didapat karena kehadiran orang lain dan mempunyai manfaat.

  Tindakan nyata yang dapat dilakukan adalah memberi dukungan penuh terhadap kegiatan positif yang dapat menunjang lansia, memperhatikan kebutuhan lansia secara intens, dan yang terahkir adalah memberi kepercayaan terhadap tindkan positif apa yang bisa di lakukan lansia serta tidak mengahalang-halangi kegiatan yang masih wajar di lakukan lansia , tidak menutup kemungkinan juga bahwa hal mengawasi semua kegiatan lansia juga penting dilakukan seagai bentuk dukungan yang bisa dilakukan Hal ini yang menjadi dasar bagaimana kemandirian lansia di bentuk, kemandirian juga tergantung jenis kelamin lansia baik itu laki-laki ataupun perempuan. Kemandirian juga sangat bergantung pada dukungan sosial yang diberikan kepada lansia, bila dukungan sosial tinggi maka tingkat kemandirian yang dimiliki lansia tinggi , tetapi sebaliknya bila tingkat dukungan sosial rendah maka kemandirian lansia rendah

  Hipotesis

  Terdapat hubungan yang positif signifikan antara dukungan sosial terhadap kemandirian lansia. Semakin tinggi dukungan sosial yang di berikan maka semakin tinggi kemandirian lansia. Sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang di berikan maka semakin rendah kemandirian lansia.

  

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

  Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuanitatif ini digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Dengan penelitian ini, peneliti ingin mencari tahu hubungan antara dukungan sosial dan kemandirian lansia di panti wreda.

  Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel-Varibel Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu 1.

  Variabel terikat (Y) : Kemandirian 2.

  Variabel bebas (X) : Dukungan sosial

  Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Dukungan Sosial

  Dukungan Sosial merupakan hal yang mengacu pada kenyamanan, perhatian yang diberikan orang lain kepada individu. Dukungan sosial akan diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial yang disusun oleh (Cutrona dan Russell, 1987) berdasarkan 6 aspek yaitu bimbingan (nasihat atau informasi), aliansi yang bisa dipercaya (jaminan bahwa orang lain bisa diandalkan untuk membantu), ketentraman hati (pengakuan nilai seseorang oleh orang lain), kesempatan untuk pengasuhan (perasaan seseorang dibutuhkan oleh orang lain), sosial (perasaan menjadi bagian dari kelompok yang mempunyai ketertarikan yang sama). (Weiss, 1974). Dalam hal itu, dukungan sosial yang dimaksudkan diberikan oleh perawat panti.

  Semakin tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi pula tingkat dukungan sosialnya. Sedangkan semakin rendah skor yang didapat, maka semakin rendah pula tingkat dukungan sosialnya.

2. Kemandirian

  Kemandirian keadaan seseorang yang mampu memutuskan dan mampu mengerjakan secara sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian akan diukur dengan menggunakan skala kemandirian yang disusun berdasarkan indeks Katz yaitu mencakup pemenuhan kegiatan sehari-hari seperti mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah, BAB/BAK, dan makan . Sedangkan semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin tinggi tingkat kemandiriannya. rendah skor yang didapat, maka semakin rendah pula tingkat kemandirianya.

  Populasi dan Sampel

  Definisi populasi menurut (Azwar, 2010) didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Berdasarkan definisi tersebut maka populasi dari penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti Wreda Salib Putih Salatiga dan Panti Wreda Mandiri Salatiga.

  Penarikan sampel menggunakan metode random sampling. Sampel diambil karena dalam praktek banyak kendala yang tidak memungkinkan seluruh populasi diteliti. Kendala dapat timbul karena situasi, waktu, tenaga, dan biaya. Karena jumlah populasi yang terlalu besar maka dapat diambil beberapa sampel yang merupakan bagian dari populasi.

  Sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti Wreda Salib Putih Salatiga dan Panti Wreda Mandiri Salatiga. Kriteria responden yang digunakan adalah: (1) bertempat tinggal di panti wreda Salib Putih dan Panti Wreda Mandiri Salatiga, (2) berusia lebih dari 60 tahun, (3) mampu berkomunikasi.

  Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional. Skala untuk mendapatkan jenis data kuantitatif.

  Skala yang digunakan dalam penelitian antara lain.

  Skala Dukungan Sosial

  Skala ini diadaptasi dari skala dukungan sosial yang dibuat oleh ; (Russell dan Cutrona, 1984). Skala ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu item favourable dan unfavourable item. Item favourable adalah item yang mendukung atau searah dengan variabel dan item unfavourable adalah item yang tidak searah atau tidak mendukung variabel. Semua pertanyaan yang memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Setiap jawaban item-item favourable memiliki skor empat sampai dengan satu dan item-item unfavourable memiliki skor satu sampai dengan empat Penelitian skala ini menghasilkan koefisien alpha 0,76. Hal ini menunjukan bahwa skala dukungan sosial reliabel karena suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach > 0,5 (Azwar, 2001).

  Rancangan blue print skala dukungan sosial adalah sebagai berikut Aitem

  NO Aspek Indikator Favourabl Total

  Unfavourable e

  1 Bimbingan Nasehat dan informasi 3, 12, 16

  19

  4 Jaminan bahwa orang 1, 23 10, 14, 18 Aliansi yang 2 lain bisa diandalan

  5 terpercaya untuk membantu Perasaan orang lain 4,7 15, 24

  Kesempatan 3 dibutuhkan oleh orang

  4 Pengasuhan lain Kasih Kedekatan emosi yang 11, 17 2, 21

  4 4 sayang memberikan rasa aman

  5 Integrasi Perasaan menjadi 5,8

  6 Sosial bagian dari kelompok

  3 yang mempunyai ketertarikan yang sama

  6 Ketentraman Pengakuan nilai 13, 20 9, 22 Hati seseorang oleh orang

  4 lain

  24 Skala Kemandirian Skala ini diambil berdasarkan indeks katz dan telah dimodifikasi oleh

  (Zazkia Yolanda, 2012). terbagi menjadi dua kelompok yaitu item favourable dan

  

unfavourable item . Item favourable adalah item yang mendukung atau searah mendukung variabel. Semua pertanyaan yang memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

  Setiap jawaban item-item favourable memiliki skor empat sampai dengan satu dan item-item unfavourable memiliki skor satu sampai dengan empat.

  Penelitian skala ini menghasilkan koefisien alpha 0,85. Hal ini menunjukan bahwa skala dukungan sosial reliabel karena suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach > 0,5 (Azwar, 2001).

  Rancangan blue print skala kemandirian adalah sebagai berikut Aitem

  NO Aspek Indikator Total

  Favourable Unfavourable

  Bantuan hanya pada 2, 3, 4, 6, 8, 16, 17

  1 Mandi 9 satu bagian mandi 11, 15

  Mengambil baju dari

  18 lemari, memakai Berpaka pakaian,

  2 1 ian melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.

  Masuk dan keluar dari

  12 Ke kamar kecil kemudian 3 kamar

  1 membersihkan genetalia kecil sendiri

  Berpindah ke dan dari 10, 13 Berpind tempat tidur untuk

  4 2 ah duduk, bangkit dari kursi sendiri BAK dan BAB

  5

  9 BAB/B 5 seluruhnya dikontrol

  2 AK sendiri Mengambil makanan 14 1,7

  6 Makan dari piring dan 3 menyuapinya sendiri

  18

  Teknik Analisis

  Perhitungan penelitian ini menggunakan bantuan program statistik SPSS versi 22.00. Teknik analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis korelasional. Pada penelitian ini, Cronbach Alpha digunakan untuk menguji reliabilitas. Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-

  

Smirnov . Uji linearitas dalam penelitian ini dihitung dengan ANOVA table of

linearity . Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation

Product Moment.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Penelitian dilakukan di dua panti wreda di Salatiga. Proses pengambilan data yang pertama dilakukan di panti Wreda Salib Putih Salatiga pada tanggal 29 Juli 2017 dan pada tanggal 4 Agustus 2017 di Panti wreda Mandiri Salatiga. Kedua panti ini bernaung dalam satu yayasan yaitu Yayasan Sosial Salib Putih Salatiga.

  Responden yang diperoleh dari penelitian ini yaitu 36 orang dengan usia di atas 60 tahun, bertempat tinggal di panti wreda dan mampu berkomunikasi. Proses pengambilan data ini dilakukan dengan membacakan satu-persatu aitem pernyataan di dalam kuesioner yang digunakan oleh peneliti. Peneliti juga dibantu oleh rekan- rekan dalam proses pengambilan data di panti wreda.

  Dalam proses pengambilan data yang dilakukan di panti wreda Salib Putih Salatiga tidak mengalami kesulitan, di karenakan para lansia yang ada di panti tersebut dengan sukarela membantu proses pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti sehingga berjalan dengan baik. Pengambilan data dilakukan setelah ibadah pagi. Saat pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu rekan peneliti ada beberapa kendala seperti keterbatasan waktu hal ini di karenakan ada beberapa rekan peneliti yang masih berkuliah.

  Dalam proses pengambilan data yang dilakukan di panti wreda Mandiri Salatiga cukup mengalami kesulitan. Kesulitan yang ada saat pengambilan data yaitu seperti sulitnya berkomunikasi dengan para lansia yang ada di panti ini, di karenakan ada beberapa kondisi lansia dalam keadaan sakit, maupun kurang mendengar ketika diajak berbicara atau ketika di tanya seputar pernyataan di kuesioner yang di bacakan oleh peneliti, namun penelitian dilakukan dengan lancar sampai akhir.

  Hasil Uji Deskriptif Statistika

Tabel 1. Deskriptif Statistika

  Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DUKUNGAN_SOSIAL

  36

  48 77 63,00 6,288 KEMANDIRIAN

  36

  42 58 53,08 3,790 Valid N (listwise)

36 Berdasarkan tabel 1, skor empirik yang diperoleh pada skala dukungan

  sosial yang paling rendah adalah 48 dan paling tinggi adalah 77, rata-ratanya adalah 63,00 dengan standar deviasi 6,28. Pada skala kemandirian diperoleh skor paling tinggi sebesar 58 dan paling rendah sebesar 42 dengan standar deviasi 3,79.

  

Kategorisasi Pengukuran Skala Dukungan Sosial

No Interval Kategori Mean F Prosentase 1 48≤ x<54 Sangat Rendah 3 8,3% 2 54 ≤ x < 60 Rendah

  8 22,2%

  3 Tinggi 63,00 19 52,8% 60 ≤ x < 66

  4 Sangat Tinggi 6 16,7% 66 ≤ x <72 JUMLAH 36 100%

  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 3 partisipan (8,3%) yang mendapat skor sangat rendah. Sedangkan 8 partisipan (22,2%). 19 partisipan (52,8%) mempunyai skor tinggi. Kemudian terdapat 6 partisipan (16,7%) mendapat skor sangat tinggi.

  Kategorisasi Pengukuran Skala Kemandirian No Interval Kategori Mean F Prosentase

  1 42 ≤ x < 45 Sangat Rendah

  5 13,9% 2 45 ≤ x < 48 Rendah

  7 19,4% 3 48 ≤ x < 51 Sedang

  10 27,8% 4 51 ≤ x < 54

  Tinggi 53,08

  13 36,1% 5 57 ≤ x < 60 Sangat Tinggi

  1 2,8% JUMLAH 36 100%

  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 partisipan (13,9%) yang mendapat skor sangat rendah. Sedangkan 7 partisipan (19,4%) mendapat skor rendah.. 10 partisipan (27,8%) mendapat skor sedang. 13 partisipan (36,1%) mempunyai skor tinggi. Kemudian terdapat 1 partisipan (2,8%) mendapat skor sangat tinggi.

  Uji Asumsi

  Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  Tabel 2. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Unstandardized Residual

  N

  36

  a,b

  Normal Parameters Mean ,0000000 Std. Deviation 3,77657724

  Most Extreme Differences Absolute ,115 Positive ,115 Negative -,052

  Test Statistic ,115

  c,d

  Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 Uji Normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan alfa yang digunakan sebesar 0,05 dimana jika nilai signifikan lebih besar dari alpha, maka data tersebut dinyatakan normal. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan didapatkan nilai sebesar 0,20 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

  Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel 3. Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Mean Squares df Square F Sig. KEMANDIRIAN Between (Combined) 16,832 17 16,832 1,132 ,398

  • Groups DUKUNGAN_S Linearity 54,700

  1 54,700 3,677 ,071 OSIAL Deviation from 14,465

  16 14,465 ,972 ,519 Linearity Within Groups 267,750

  18 Total 553,889

  35 Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Berdasarkan uji yang telah dilakukan di dapatkan hasil 0,51 > 0,05 (p>0,05) maka dapat disimpulkan terdapat hubungan linear yang signifikan antara variabel dukungan sosial terhadap kemandirian.

  Uji korelasi Tabel 4. Uji Korelasi

  • Sig. (2-tailed) ,044 N
  • 1

  Uji korelasi digunakan untuk menguji ada/tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Berdasarkan uji yang telah dilakukan di dapatkan hasil signifikasi 0,044 < 0,05 (p<0,05) maka dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara variabel dukungan sosial terhadap kemandirian.

  Correlations

  DUKUNGAN_ SOSIAL KEMANDIRIAN

  DUKUNGAN_SOSI AL

  Pearson Correlation 1 ,338

  36

  36 KEMANDIRIAN Pearson Correlation ,338

  Sig. (2-tailed) ,044 N

  36

  36

  

PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil uji korelasi mengenai hubungan antara dukungan sosial dan kemandirian menunjukan angka 0,338 dengan sig = 0,044 (p<0,05). Hal ini berarti menunjukan ada hubungan positif signifikan antara dukungan sosial dengan kemandirian . angka koefisien korelasi yang positif mengindikasi adanya arah hubungan yang positif yaitu semakin tinggi dukungan sosial maka kemandirian lanjut usia di panti wreda semakin baik. Sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka kemandirian lanjut usia semakin buruk.

  Dukungan sosial yang diberikan oleh pelayanan panti wreda sangatlah membantu dalam proses kemandirian lansia yang bertempat tinggal di panti, selain membantu untuk lebih mandiri dukungan sosial tersebut juga berperan dalam banyak hal seperti kesehatan dan lingkungan sosial dimana lansia berada.

  Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian penelitian sebelumnya oleh (Nita dan Susana, 2016) yang berkaitan dengan dukungan sosial dan kemandirian. Berdasarkan data yang di dapat semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan maka semakin tinggi kemandirian lansia.

  Banyak faktor yang mendukung kemandirian lansia yang berada di panti wreda. Seperti dalam penelitian (Cutrona dan Russell, 1987) bahwa dukungan sosial dapat mendorong seseorang dari kesepian dan dapat mendorong lansia untuk mampu mandiri dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

  Dalam penelitian yang dilakukan oleh (indah et al, 2015) bahwa dukungan sosial dari orang terdekat dapat meningkatkan kesehatan sekaligus kemandirian pada lansia.

  Bagian dari dukungan sosial seperti cinta dan kasih sayang. Oleh sebab itu mampu mendorong lansia untuk mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Terdapat hubungan korelasi positif signifikan antara dukungan sosial dan kemandirian lansia yang ada di panti wreda.

  2. Sebanyak 19 responden (52,8%) memiliki dukungan sosial kategori tinggi dan sebanyak 13 responden (36,1%) juga memiliki kemandirian pada kategori tinggi.

  SARAN 1. Bagi Panti Wreda Salib Putih dan Panti Wreda Mandiri Salatiga

  Pengurus panti hendaknya lebih memperhatikan keadaan para lanjut usia yang berada di panti, dan lebih dekat dalam menjalin hubungan dengan para lanjut usia yang berada di panti supaya para lansia menjadi lebih nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Pengurus panti hendaknya membuat jadwal kegiatan harian yang bisa dilakukan oleh para lanjut usia supaya lebih mandiri.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

  Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas objek penelitian atau menambah variabel lain yang berkaitan dengan kemandirian seperti penerimaan diri.

DAFTAR PUSTAKA

  Azwar, saifudin. 2010.Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, saifudin. 2015. Penyusunan skala psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Cutrona, Carolyn E dan Daniel. W Rusell. 1987. The Provisions of Social Relationships

  And Adaptation To Stress. Advance in Personal Relationship. Vol 1

  Darmojo dan Martono. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FK UL Demartoto, Argyo.2006. Pelayanan sosial non panti bagi lansia suatu kajian sosilogis.

  Surakarta: Sebelas maret university press Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek. Jakarta: EGC Kurniawan, Hendra. 2012. Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perilaku Hidup Sehat

  Dan Kemandirian Lanjut Usia. Universitas Pendidikan Indonesia; Repository.upi.edu Lestari, Retno, Titin dan Berty. 2013. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Tingkat Kemandirian Activities of Daily Living (ADL) Pada Lanjut Usia Di Panti Wreda.

  Jurnal ilmu keperawatan. Vol 1 Masrun et al. 1986. Kemandirian sebagai Kualitas Pendidikan Manusia Mishra, A. J et al. (2004), Januari-Juli. A Study of Loneliness in an Old Age Home in

  

Indian: A case of Kanpur. Indian Journal of Gerontology, Vol 17, no 1 & 2. (online)

  Mundiharno. (2010). Penduduk lansia: Perlunya perhatian terhadap kondisi lokal dan peran keluarga . Nugroho Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik 5. Jakarta: EGC Nursal, Dien GA. 2008. Studi Literatur Pengukuran Aktivitas Fisik Pada Usia Lanjut.

  PSIKM Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol

  5 Samalagi dan Rumende. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari Di Desa Kakara B Kecamatan Tobelo Saputri, M & Indrawati, E. 2011. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No. 1, April 2011.

  Slamet, Suci dan Aniq. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activities Daily Living Di Panti Wreda Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Vol 2

  Zaskia, Yollanda. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Lansia Dalam Kemandirian Pemenuhan Kebutuhan ADL Di Panti Sosial Tresna Wreda Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Jakarta: Universitas Esa Unggul

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: An Investigation of Students’ Speaking Challenges in Academic Speaking Classes

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Teachers’ Perceptionson Intergrating Cultural Contents in English Language Teaching at Junior High Schools, Salatiga

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Suruhan: Sosok Mesianis Nirkekerasan dalam Perspektif Orang Dayak Pesaguan di Dusun Pengancing

0 0 8

BAB II PANDANGAN TEOLOGI KRISTEN TENTANG MESIAS NIRKEKERASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Suruhan: Sosok Mesianis Nirkekerasan dalam Perspektif Orang Dayak Pesaguan di Dusun Pengancing

0 0 21

BAB III HASIL PENILITIAN : SURUHAN DAN MESIAS DALAM PERSPEKTIF ORANG DAYAK PESAGUAN DI DUSUN PENGANCING - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Suruhan: Sosok Mesianis Nirkekerasan dalam Perspektif Orang Dayak Pesaguan di Dusun Pen

0 0 13

BAB IV KAJIAN KONSEP MESIAS NIRKEKERASAN TERHADAP SURUHAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Suruhan: Sosok Mesianis Nirkekerasan dalam Perspektif Orang Dayak Pesaguan di Dusun Pengancing

0 0 10

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interaksi Antarpemeluk Agama dalam Upacara Keagamaan dan Kemasyarakatan Kajian Kritis dari Teori Erving Goffman di Desa Muara Langon Kabupaten Pas

0 0 11

Bab 2 Ritual Interaksi Perspektif Erving Goffman 2.1 Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interaksi Antarpemeluk Agama dalam Upacara Keagamaan dan Kemasyarakatan Kajian Kritis dari Teori Erving Goffman di Desa Muara

0 1 18

Bab 3 Ritual Interaksi di Desa Muara Langon - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interaksi Antarpemeluk Agama dalam Upacara Keagamaan dan Kemasyarakatan Kajian Kritis dari Teori Erving Goffman di Desa Muara Langon Kabupaten Pase

0 0 30

Bab 4 Kajian Pemikirian Erving Goffman Terhadap Interaksi Antarpemeluk Agama di Desa Muara Langon Sesuai Unsur-Unsur Interaksi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interaksi Antarpemeluk Agama dalam Upacara Keagamaan dan Kemasya

0 1 11