BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Real Estate dan Properti - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perusahaan Real Estate dan Properti

  Perusahaan properti dan real estate adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan berbagai keperluan konsumen berupa rumah dan properti lainnya. Perusahaan ini biasanya membantu para konsumen yang tengah mencari dan membutuhkan sebuah hunian atau apapun yang berhubungan dengan properti dan keperluan lainnya.

  Jenis bantuan yang diberikan perusahaan properti dan real estate kepada konsumen bisa berupa penyediaan sebuah rumah hunian baru atau sekadar memberikan jasa pencarian rumah yang sudah jadi. Dewasa ini banyak sekali perusahaan real estate yang tersebar di berbagai kota dan daerah.

  Kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan sebuah hunian yang nyaman dan dengan berbagai kemudahan menjadi dasar mengapa perusahaan real estate semakin banyak dan terus berkembang. Namun, tidak semua perusahaan real estate dikenal dan dipilih oleh masyarakat.

  Pada umumnya, masyarakat atau para calon konsumen pencari hunian baru hanya akan memilih perusahaan yang besar dan memiliki kredibilitas yang bagus dalam bisnis real estate. Di Indonesia sendiri, Ciputra Group dan Agung Podomoro Group merupakan sebagian contoh perusahaan properti dan real estate yang memiliki kredibilitas yang baik.

2.2 Pasar Modal

  Menurut Sitompul (2004:3), stock exchange atau stock market adalah “an

  organized market or exchange where shares (stocks) are traded ” yaitu suatu pasar

  yang terorganisir di mana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan. Sedangkan menurut Sartono (2001:21), “Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial asset”. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.

  Bentuk umum surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi, saham preferens, dan saham biasa. Setiap jenis instrument pasar modal tersebut merupakan bukti kepemilikan modal dari lembaga yang mengeluarkannya yang dapat diperjualbelikan. Pemegang instrument pasar modal mengharapkan memperoleh keuntungan dengan menahan instrument tersebut.

  Pada dasarnya pasar modal hampir sama dengan pasar – pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, selalu ada penjual yang berhasil. Jika jumlah orang yang ingin membeli lebih banyak dibandingkan dengan orang yang ingin menjual, harga akan menjadi semakin tinggi dan bila tidak ada seorang pun yang ingin membeli dan banyak yang mau menjual maka harga akan jatuh. Yang membedakan pasar modal dengan pasar lain adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar abstract, karena yang diperjual belikan adalah dana – dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

  Pasar uang dan pasar modal berkembang dengan pesat, baik dalam bentuk saham maupun instrument hutang. Banyak perusahaan yang relative kuat tidak lagi menggantungkan dana kepada bank, mereka memandang pasar modal sebagai alternatif pembiayaan yang sering sekali dianggap lebih murah serta lebih menguntungkan dari debt to equity ratio. Pasar modal sebagai pesaing bank dalam perannya adalah sebagai sumber pembiayaan maupun sebagai sumber investasi.

  Keterlibatan bank dalam pasar modal menjadi masalah yang cukup menarik, karena di satu sisi diharapkan akan menimbulkan sinergi antara perbankan dan pasar modal dalam membiayai pembangunan.

  Tujuan dibentuknya pasar modal adalah untuk mempermudah dunia usaha memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan.

  Selain itu pasar modal juga dimaksudkan untuk meratakan hasil – hasil pembangunan melalui kepemilikan saham – saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan usaha. Dalam hubungannya dengan kepemilikan saham melalui pasar modal masyarakat dapat ikut menikmati keberhasilan perusahaan melalui pembagian dividen dan peningkatan harga saham yang diharapkan.

  Di sisi lain, pasar modal juga merupakan salah satu indikator ekonomi yang utama yang dapat digunakan oleh lembaga baik nasional maupun internasional.

  Selanjutnya, keberadaan pasar modal dapat membuka kesempatan berusaha baik bagi emiten maupun lembaga penunjang pasar modal. Menurut Lubis (2008:10), “Perkembangan pasar modal pada prinsipnya tertumpu pada dua hal yaitu; (1) efisiensi sistem pasar modal dan (2) kualitas produk yang diperdagangkan di pasar modal. Kedua kriteria ini merupakan kriteria utama yang menentukan berhasil tidaknya pasar modal sebagai alternatif pembiayaan perusahaan”.

  Salah satu keunggulan penting yang dimiliki pasar modal dibandingkan dengan bank adalah bahwa mendapatkan dana sebuah perusahaan tidak perlu menyediakan agunan, sebagaimana dituntut oleh bank. Hanya dengan menunjukkan prospek yang baik, maka surat berharga perusahaan tersebut akan laku dijual di pasar. Disamping itu dengan memanfaatkan dana pasar modal, perusahaan tidak perlu menyediakan dana setiap bulan atau setiap tahun untuk membayar bunga. Sebagai gantinya perusahaan harus membayar dividen kepada investor. Hanya saja tidak seperti bunga di bank yang harus disediakan secara periodik dan teratur, entah perusahaan dalam keadaan merugi ataupun untung. Keunggulan tersebutlah yang dinikmati emiten, bagi investor yang menginvestasikan dananya di pasar modal. Pasar modal juga memberikan keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh bank, yaitu berupa pembayaran dividen yang bukan tidak mungkin bisa melampaui jumlah bunga yang dibayarkan oleh pihak bank atas nilai investasi yang sama, sekalipun keuntungan ini diiringi resiko yang tinggi. Bila perusahaan sedang merugi misalnya, maka investor tidak akan mendapatkan hak dividennya.

2.3 Saham

  Menurut Samsul (2006:45), “Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau

  

stockholder)”. Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai

  pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham atau dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Pada umumnya, DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa seseorang adalah pemegang saham juga dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau belum.

  Adapun jenis – jenis saham menurut Mohamad Samsul (2006 : 45) adalah sebagai berikut :

  1. Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan.

  2. Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terdahulu. Penghitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam RUPS.

  Menurut sartono (2001:330) kelebihan dan kelemahan saham preferen dan saham saham biasa adalah :

  1. Saham preferen. Dari sisi perusahaan mengeluarkan saham preferen manfaat utama yang diperoleh adalah bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga utang. Ketidakmampuan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen tidak berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidakmampuan membayar bunga utang yang dapat diancam bangkrut. Sedangkan kelemahan utama penggunaan saham preferen adalah biaya modal setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari utang, karena dividen saham preferen dibayar setelah pajak atau tidak dapat dipergunakan sebagai pengurang pajak.

  2. Saham biasa. Manfaat utama penggunaan saham biasa untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan adalah tidak adanya kewajiban tetap untuk membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Keuntungan lain adalah saham biasa tidak memiliki jatuh tempo. Dengan demikian memberikan fleksibilitas yang tinggi kepada manajemen untuk mengelola dana yang diperoleh dari emisi saham biasa. Sedangkan kelemahannya adalah saham biasa memiliki biaya modal yang paling tinggi dibandingkan dengan sumber dana jangka panjang lainnya karena investor meminta tingkat keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan obligasi maupun saham preferen.

  Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendaptkan capial gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan. Apabila harga jual lebih rendah dari harga beli saham, maka investor akan menderita kerugian atau disebut capital loss. Selain memiliki tujuan yang sama, investor juga memiliki tujuan yang berbeda, yaitu untuk mendaptkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang. Investor membeli pada pagi hari dan segera menjual pada saat harga naik, yang kenaikannya melebihi biaya transaksi jual beli pada hari yang sama atau dalam beberapa hari berikutnya. Investor semacam ini lebih tepat disebut sebagai spekulator atau day trader. Investor yang sebenarnya adalah yang membeli saham untuk jangka panjang, yaitu untuk disimpan dan dijual setelah beberapa bulan.

2.4 Harga Saham

  Harga saham menurut undang – Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pada hakekatnya harga saham merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Jika pasar bursa efek ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding share), maka akan didapatkan nilai pasar (market value).

  Harga saham perusahaan akan melonjak tajam secara otomatis jika laporan keuangan perusahaan menuliskan adanya laba bersih yang tinggi dan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menetapkan sebagian keuntungan akan dibagikan dalam bentuk dividen. Hal in terjadi karena investor ingin mendapatkan bagian dari dividen dengan memiliki saham perusahaan.

  Menurut Lubis (2008:59), dalam perdagangan saham dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham. Istilah tersebut antara lain : a.

  Harga Nominal Merupakan nilai yang ditetapkan oleh Emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikerluarkannya. Sama dengan nilai pari (par value) merupakan nilai yang tertera dilembaran saham tersebut. Emiten bebas menetapkan harga per lembar sahamnya.

  b.

  Harga Perdana Harga ini merupakan harga sebelum saham di catat di Bursa Efek. Setelah bernegosiasi dengan penjamin (underwriter), maka akan diketahui berapa harga saham tersebut akan dijual ke masyarakat. Biasanya untuk menentukan harga perdana ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : Goodwill, kondisi pasar, Prospek perusahaan dan lain – lain.

  c.

  Agio Saham Merupakan selisih antara harga nominal dengan harga perdana saham.

  d.

  Harga Pasar Kalau harga perdana merupakan harga penjual dari penjamin emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya. Harga tersebut terjadi setelah saham dicatat di Bursa.

  e.

  Harga Pembukaan Merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka, atau pada saat dimulainya hari bursa itu. Harga pembuka tadi menjadi harga pasar bila terjadi transaksi pada saat itu.

  f.

  Harga Penutup Merupakan harga yang diminta oleh penjual/ pembeli pada saat akhir hari bursa.

  g.

  Harga Tertinggi Harga yang paling tinggi pada suatu hari bursa.

  h.

  Harga Terendah Merupakan lawan dari harga tertinggi. Bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan atau tahunan. i.

  Harga Rata – rata Merupakan harga rata – rata dari harga tertinggi dan harga terendah. j.

  Capital Gain Merupakan kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar sekunder. k.

  Capital Loss Kerugian yang diderita investor yang mungkin terjadi karena ia membeli di pasar perdana dan menjualnya dipasar sekunder. l.

  Indeks Beta Menunjukkan sensitivitas saham terhadap kondisi pasar secara umum.

  Beta bisa dihitung dengan membandingkan tingkat resiko saham dengan tingkat resiko saham secara keseluruhan. Bila beta = 0, artinya saham tersebut bebas dari semua resiko tidak terpengaruh atas terjadinya fluktuasi harga saham di bursa. Untuk beta norma = 1, artinya persentase peningkatan harga saham ini sama dengan persentase peningkatan harga saham secara keseluruhan. Bila indeks beta = negative rtinya selalu terjadi kondisi yang berlawanan dengan fluktuasi harga saham secara keseluruhan. Indeks beta juga dapat mengukur keberanian investor menanggung resiko tersebut.

2.5 Kinerja Keuangan

  Kinerja (performance) secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

  Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan.

  Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan intern maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan.

  Selain itu Kinerja juga didefinisikan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan sarana strategik di empat perspektif: keuangan, customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dari pengertian diatas maka dapat terlihat bahwa kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

2.6 Laporan Keuangan

2.6.1 Pengertian Laporan Kuangan

  Menurut Margaretha (2005:12) “Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan”. Laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan yang ada pada halaman belakang neraca dan laporan laba rugi perlu dipahami karena merinci setiap akun yang ada dalam laporan keuangan.

  Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat – tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa, yang setidak – tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara yang tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil – hasilnya. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lainnya yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

  Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada pihak ekstern (luar perusahaan) harus disusun sedemikian rupa sehingga : 1.

  Memenuhi keperluan untuk : a.

  Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan – keputusan ekonomi; b. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan kekayaan bersih perusahaan; c.

  Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan; d.

  Menyajikan informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan dalam harta dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan para pemakai.

2. Mencapai mutu sebagai berikut : a.

  Relevan; b. Jelas dan dapat dimengerti; c. Dapat diuji kebenarannya; d. Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat; e. Dapat dibandingkan; dan f. Lengkap.

2.6.2 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi.

  Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lembaga lainnya di mana aktifitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa. Bagi lembaga yang bertujuan memperoleh keuntungan, akuntansi memberikan metode untuk menentukan apakah lembaga tersebut memperoleh keuntungan (sebaliknya menderita rugi) sebagai hasil dari transaksi yang dilakukannya. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu akuntansi (laporan keuangan) dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan.

  Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak yang berada di luar perusahaan. Informasi yang berguna misalnya tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi utang – utang jangka pendek, kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok pinjaman, keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri.

  Pimpinan perusahaan (manajemen), dengan mengadakan analisis laporan keuangan perusahaannya akan dapat mengetahui keadaan perkembangan keuangan perusahaan dan hasil – hasil keuangan yang telah dicapai baik pada waktu – waktu yang lalu maupun waktu sekarang. Hasil analisis tersebut akan sangat penting artinya untuk menyusun kebijaksanaan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.

  Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah tingkat imbalan hasil (rate of return) dari modal yang telah atau akan ditanam dalam suatu perusahaan. Apakah investor akan menanamkan modalnya dalam bentuk obligasi, saham biasa, atau saham prioritas tergantung pada hasil analisisnya.

  Oleh karena itu, analisis laporan keuangan dapat dilihat dari berbagai sudut kepentingan. Analisis untuk kepentingan pihak manajemen berbeda dengan analisis untuk kepentingan investor. Bahkan investor yang ingin melakukan investasi jangka panjang mempunyai tujuan analisis yang berbeda dengan investor yang ingin melakukan investasi jangka pendek, walaupun sama-sama menggunakan analisis fundamental. Investor jangka panjang akan menganalisis kinerja manajemen dan kinerja perusahaan, sedangkan investor jangka pendek akan menganalisis kinerja saham.

  Laba per saham, nilai buku per saham, dividen tunai, return on equity, dan return on aset merupakan bagian dari kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan hasil akhir dari proses manajemen selama suatu periode ke periode yang lain. Sementara itu, rasio keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan antara lain adalah rasio perputaran, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.

  Menurut Samsul (2006:129) analisis laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Neraca Analisis neraca tergantung pada pengguna laporan tersebut. Hasil analisis kreditor akan berbeda dengan hasil analisis investor efek.

  Investor yang ingin melakukan investasi jangka panjang, misal satu tahun atau lebih, akan menganalisis kinerja perusahaan dan manajemen beberapa tahun yang lalu sampai sekarang sebelum memutuskan apakah akan melakukan investasi. Rasio-rasio keuangan mengenai likuiditas, aktivitas, dan solvabilitas merupakan bidang yang harus dianalisis untuk mengetahui kemampuan manajemen dalam mengendalikan perusahaan. Rasio profitabilitas dan trend kemajuan perusahaan juga akan dianalisis untuk mengetahui hasil kerja final manajemen atau disebut dengan kinerja perusahaan.

  2. Laporan laba rugi Maju mundurnya suatu perusahaan tercermin dari keuntungan yang diperoleh setiap tahun. Suatu perusahaan yang mampu meraih keuntungan setiap tahunnya mengindikasikan suatu kemajuan, sedangkan jika menderita kerugian setiap tahunnya mengindikasikan kebangkrutan. Apabila investor ingin memilih salah satu di antara banyak jenis saham, maka unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi harus diperbandingkan untuk mengetahui perusahaan mana yang paling produktif.

  3. Laporan arus kas Laporan arus kas sangat penting bagi perusahaan yang menerapkan kebijakan akuntansi yang berbeda, terutama dalam kondisi ekonomi yang sedang mengalami inflasi. Kebijakan akuntansi itu adalah mengenai metode penilaian persediaan dan penyusutan aktiva tetap.

  Metode tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap penetapan laba perusahaan yang dapat menyesatkan pembacanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis arus kas dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.

  4. Perubahan ekuitas Struktur ekuitas dapat berubah karena kerugian luar biasa, pembagian dividen tunai, kapitalisasi agio saham, kapitalisasi laba ditahan, split saham, right issue, debt swap equity, dan konversi bonds.

  Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lau, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dimasa mendatang.

2.6.3 Analisis Rasio keuangan

  Dari laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca tersebut dapat disusun rasio keuangan sesuai dengan kepentingan investor.

  Menurut Samsul (2006:143) Analisis rasio adalah Membandingkan antara unsur-unsur neraca, unsur-unsur laporan laba rugi, unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi serta rasio keuangan emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lain. Analisis rasio dan analisis trend selalu digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan dan kemajuan perusahaan setiap kali laporan keuangan diterbitkan.

  Maksud dari pernyataan tersebut adalah dengan melakukan analisa terhadap rasio-rasio keuangan maka akan dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana keadaan sebenarnya perusahaan yaitu mengetahui bagaimana tingkat kesehatan keuangan perusahaan, masalah-masalah yang sedang dihadapi dan penyebab-penyebabnya, serta hal-hal lain yang dapat dipengaruhi keadaan perusahaan tersebut. Dengan adanya pengetahuan tersebut maka akan dapat meningkatkan mutu maupun efektifitas manajemen dalam menjalankan perusahaan, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengarahan, maupun pengendalian.

  Menurut Djarwanto (2004:143), yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah “suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”.

  Secara individual rasio itu kecil artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suatu standar rasio yang layak dijadikan dasar pembanding. Bila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembandingan, dari penafsiran rasio- rasio suatu perusahaan, penganalisisan tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.

  Dengan adanya pembandingan yang menggunakan standar rasio ini, maka akan dapat diketahui apakah rasio-rasio perusahaan yang bersangkutan terletak di atas standar rata-rata atau di bawah standar rata-rata. Standar rasio yang baik adalah standar rasio yang memberikan gambaran rata-rata mengenai keadaan perusahaan.

  Namun perlu dipahami, oleh karena laporan keuangan suatu perusahaan merupakan kombinasi dari fakta yang telah dicatat, kesepakatan akuntansi, dan pertimbangan pribadi yang meyebabkan rasio itu bukan ukuran eksak, maka standar rasio jangan dianggap sebagai kondisi yang ideal. Penentuan standar rasio sebagai dasar pembanding tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang pasti karena standar rasio untuk industri merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis yang mempunyai kondisi keuangan dan hasil usaha yang berbeda-beda. Ada yang kondisi keuangannya baik, hasil usaha menguntungkan dan ada juga yang sebaliknya dimana kondisi keuangannya buruk, dan hasil usahanya rendah.

  Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan di mana unsur-unsur angka rasio tersebut diperoleh. Sedangkan golongan kedua adalah angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan.

  Rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan oleh masyarakat akuntansi pada umumnya terdiri dari enam rasio. Weston,dkk (1999:138) membuat kategori rasio berdasarkan pengalaman dan temuan di lapangan, yaitu: a.

  Rasio likuiditas, bertujuan dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

  b.

  Rasio leverage, bertujuan dalam mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Misalnya rasio total utang dengan total aktiva (total debt to total assets ratio), kelipatan keuntungan terhadap beban bunga (time interest earned), kemampuan keuntungan dalam menutup beban tetap (fixed charge , dan lain sebagainya.

  coverage) c.

  Rasio aktivitas, berttujuan dalam mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana. Misalnya inventory turnover, average

  collection period, total aset turnover, dan lain sebagainya.

  d.

  Rasio profitabilitas, bertujuan dalam mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan. Misalnya profit margin on sales, return on total asset, return on net worth, dan lain sebagainya.

  e.

  Rasio pertumbuhan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri. f.

  Rasio valuasi, bertujuan mengukur performance perusahaan secara keseluruhan, karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan.

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis ratio keuangan sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangan yang mempengaruhi harga saham. Rasio keuangan yang digunakan oleh penelti dalam penelitian ini terdiri dari tiga buah rasio yaitu : a.

  Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

  Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagi hasil antara total kewajiban dengan kekayaan pemegang saham/pemilik modal.

  Total Hutang Rasio utang terhadap ekuitas (DER) =

  Total Ekuitas Rasio hutang terhadap kekayaan menunjukkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang – hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage.

  Untuk keamanan pihak luar yang meminjamkan dana, rasio adalah baik jika jumlah modal lebih besr daripada jumlah hutang atau minimal sama.

  Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar.

  Debt to equity ratio merupakan rasio solvabilitas yang digunakan

  untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang perusahaan.

  Perusahaan dengan debt to equity ratio rendah akan mempunyai resiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan memperoleh laba rendah. Sebaliknya perusahaan dengan rasio leverage tinggi, beresiko menanggung kerugian yang besar ketika keadaan ekonomi merosot, tetapi mempunyai kesempatan memperoleh laba besar saat ekonomi membaik. akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan

  Debt to equity ratio

  menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Debt to equity ratio yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan.

  b.

  Price Earning Ratio (PER)

  Price earning ratio merupakan rasio yang termasuk dalam market

  value ratios. Market value ratio merupakan ratio yang meningkatkan harga saham perusahaan dengan labanya dan dengan nilai buku perusahaan. Rasio ini memberi indikasi kepada manajemen mengenai apa pendapat investor tentang prestasi perusahaan di masa lalu dan prospeknya untuk masa mendatang. Price earning ratio menunjukkan seberapa banyak Rp/$ yang harus dibayar investor untuk setiap $1 laba periode berjalan.

  Market price per share Price Earning Ratio =

  Earning per share merupakan rasio pasar menghargai kinerja saham

  Price earning ratio

  suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. ini merupakan salah satu segi memandang kinerja

  Price earning ratio

  harga saham. Biasanya price earning ratio suatu saham dibandingkan dengan industrinya untuk melihat kinerja saham tersebut terhadap

  price earning ratio kinerja saham rata-rata pada industri tersebut.

  Kegunaan dari price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per sharenya.

  Semakin tinggi price earning ratio menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan perlembar sahamnya, sehingga price earning ratio yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya. Jika harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital gain juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena capital gain dihitung dari selisih antara harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya.

  c.

  Return on Equity (ROE) Rasio Laba terhadap Modal (ROE) menghubungkan pendapatan bersih dengan jumlah investasi yang dilakukan pemegang saham. ROE merupakan pengukuran bagaimana efisiensi pemegang saham mempertaruhkan penggunaan sahamnya didalam bisnis perusahaan.

  ROE merupakan rasio yang populer dan penting diantara para investor dan manager senior. ROE sangat penting sebab merupakan ukuran atas efisiensi perusahaan yang menggunakan kapital dari para pemilik. ROE merupakan ukuran dari pendapatan per rupiah yang diinvestasikan sebagai modal/Ekuitas, atau sama dengan persentase pengembalian kepada para pemilik atas investasinya.

  ROE mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Angka ROE yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi perusahaan, yang selanjutnya meningkatkan harga saham dan membuat perusahaan dengan mudah memperoleh dana baru. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar.

  Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut, maka secara ringkas dapat disimpulkan bahwa rumus yang digunakan dalam menghitung nilai ROE suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

2.7 Penelitian Terdahulu

  PER 3. ROE Variable dependen : harga saham i.

  Sumber : Data yang diolah penulis, 2013

  Hasil uji F menunjukkan bahwa DER, PER, dan ROE terhadap variable terikat harga saham tidak terdapat pengaruh yang signifikan. ii. hasil uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER, PER dan ROE dengan harga saham.

  PER 3. ROE Variable dependen : harga saham i.

  1. DER 2.

  Variabel independen :

  (2011) Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di bursa efek indonesia.

  Felik Hendarta G

  Hasil uji F,menunjukkan bahwa DER, PER, dan ROE memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap harga saham.

  Sedangkan DER, PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. ii.

  Hasil uji t, menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

  Tabel 2.1 Tinjauan penelitian terdahulu

  Nama Peneliti dan Tahun

  Variabel independen :

  (2010) Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan industry makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia.

  Citra Noveli Sitepu

  Hasil uji F menunjukan EPS, PER, DER, ROI dan ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

  Hasil uji t menunjukan EPS, DER, ROI dn ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. ii.

  PER 3. DER 4. ROI 5. ROE Variabel dependen : Harga saham i.

  1. EPS 2.

  Variabel independen :

  Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomuniksai yang terdaftar di bursa efek indonesia

  Pratidina (2011)

  Judul Variabel Hasil Penelitian Widyastuti

  1. DER 2.

2.8 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut : H1

  Debt to Equity Ratio ( X ) 1 Harga

  Saham

  H2

  Price Earning Ratio ( Y )

  ( X 2 )

  H3

  Return On Equity ( X 3 )

  H4

Gambar 2.1.

  Kerangka Konseptual

  Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah debt to

  

equity ratio , price earning ratio dan return on equity. Variabel dependen yang

  digunakan adalah harga Saham. Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. Price Earning Ratio (PER) menunjukkan perbandingan harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima saham tersebut. Return On Equity (ROE) mencerminkan kemampuan ekuitas perushaan dalam menghasilkan laba.

  Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa ( pasar sekunder ).

  Kesemua rasio – rasio yang dijelaskan sebagai variabel independen merupakan rasio yang secara teori dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi dalam saham suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan yang dicerminkan dengan menigkatnya rasio PER dan ROE dan penurunan DER maka semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan , maka semakin tinggi harga saham tersebut.

2.9 Hipotesis Penelitian

  Menurut Erlina (2008:49), hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena – fenomena.

  Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan tujuan, landasan teori, serta kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis diajukan dalam penelitian ini adalah : Terdapat Pengaruh antara Debt to Equity Ratio

  (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) terhadap Harga

  Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

1 81 115

Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

4 72 96

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia

1 46 103

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Definisi Investasi - Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14