BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social - Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

  responsibility)

  Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau

  

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi,

  khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

  Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau

  dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Suatu konsep dimana perusahaan mengintegrasikan permasalahan sosial dan lingkungan dalam interaksinya dengan pemangku kepentingan secara sukarela.

  CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan.

  Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham (shareholders), tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

  Adapun tujuan dari CSR adalah : a. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik, b. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial, c. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.

  Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan kini mulai ramai diperbicangkan, namun belum terdapat kesamaan definisi dari berbagai kalangan.

  Menurut The World Business Council on Sustainable Development (dalam Hardiansyah, 2008) menyatakan bahwa keperilakuan (behavioural ethics) dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development), bekerja dengan para karyawan dan keluarganya, masyarakat setempat dan masyarakat secara luas dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

  Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.

2. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

  Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak pihak yang berkepentingan. Tujuan dari pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure) adalah agar perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam periode tertentu. Penerapan CSR dapat diungkapkan perusahaan dalam media laporan tahunan (annual report) perusahaan yang berisi laporan tanggung jawab sosial perusahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan.

  Menurut Ebert dan Griffin dalam Saputri (2011) pengungkapan adalah “suatu usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen – komitmennya terhadap kelompok dan individual dalam lingkungan perusahaan”. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham. ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

  Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, “pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh perusahaan”. Ada beberapa alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya secara sukarela.

  a.

  Internal decision making. Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan.Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.

  b.

  Product differentiation. Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Hal tersebut mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.

  Enlightened self interest. Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan. Menurut Saputri (2011),

  Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-sumber sosial (social resources). Jika aktivitas perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya biaya sosial (social cost) yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan menimbulkan manfaat sosial (social benefit).

3. Faktor – faktor pelaporan pengungkapan tanggung jawab sosial

  Menurut Saputri (2011), Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Adapun ungkapan yang pertama adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu Negara. Ungkapan yang kedua adalah ungkapan sukarela (voluntary

  

disclosure ), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan

tanpa diharuskan oleh standar yang ada.

  Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.

  Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang model pelaporan pertanggungjawaban sosialnya.

  Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan diidentifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut : a.

  Lingkungan Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup dan pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

  b.

  Energi Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi terhadap produk perusahaan dan konservasi energi, efisien energi.

  c.

  Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

  responsibility ) pada perusahaan seharusnya melingkupi segi lingkungan,

  kesehatan dan kenyamanan sehingga dapat mewariskan kondisi kehidupan yang layak bagi generasi muda mendatang yang bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu juga dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri. Tenaga kerja dapat terjamin kesehatan dan keselamatan kerjanya, maka perlu keseimbangan yang lingkungan kerja dan kapasitas kerja.

  d.

  Lain-lain tentang tenaga kerja Tanggung jawab sosial lain-lain tentang tenaga kerja meliputi antara lain mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan, persentasi gaji untuk pensiun, jumlah staf, rencana pembagian keuntungan, program untuk kemajuan dan lain-lain.

4. Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

  Karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan sosial diproksikan kedalam profitabilitas, tingkat leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik.

a. Profitabilitas

  Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan

  dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri (shareholders equity)” (Raharjaputra, 2009: 205). Hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Pian KS (2010), paling baik diekspresikan dengan profitabilitas, hal itu disebabkan karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaanmemperoleh laba. Selain itu tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik pengelolaan manajemen perusahaan, oleh sebab itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka cenderung semakin luas corporate social responsibility disclosure.

  Manfaat rasio profitabilitas antara lain mengetahui besarnya tingkat laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

  b. Leverage Leverage mencerminkan risiko keuangan perusahaan karena dapat

  menggambarkan struktur modal perusahaan dan mengetahui resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan, maka perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi sehingga menjadi sorotan dari para

  

debtholders . Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung ingin

  melaporkan laba lebih tinggi agar dapat mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang.

  Anggraini (2006) menyatakan bahwa “semakin tinggi tingkat leverage (rasio utang/ ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi.

  Perusahaan akan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial”.

  c. Ukuran perusahaan (size) Size perusahaan merupakan variabel independen yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan.

  Ukuran perusahaan merupakan skala pengukuran atas suatu perusahaan baik dari segi aset maupun unsur lainnya seperti jumlah tenaga kerja. Perusahaan besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Teori agensi menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas.

d. Kepemilikan saham publik

  Anggraini (2006) menemukan hubungan signifikan antara persentase kepemilikan saham dengan pengungkapan informasi sosial. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya.

  Persentase jumlah saham ini dapat dilihat dalam annual report. Kepemilikan saham adalah kekuasaan seseorang atau suatu kelompok yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sejumlah saham yang dimiliki secara eksklusif terhadap suatu perusahaan dan menggunakannya untuk tujuan pribadi.

  Rasio kepemilikan saham publik yang tinggi diprediksikan akan melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini terdapat pada tabel 2.1.

  Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama dan Tahun Penelitian Variable Penelitian Hasil Penelitian

  3. Sitepu (2008)

  Variabel Dependen:

  Kepemilikan saham, tingkat leverage, profitabilitas, size, ukuran perusahaan.

  Variabel Independen:

  4. Marpaung (2010)

  profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

  leverage , ukuran perusahaan dan

  Ukuran dewan komisaris, tingkat

  Pengungkapan informasi sosial.

  Variabel Dependen :

  Ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas.

  Variabel Independen:

  Menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage , ukuran perusahaan (size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

  1. Sembiring (2005)

  Pengungkapan informasi lingkungan.

  Variabel Dependen:

  Persentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan (size), profitabilitas.

  Variabel Independen:

  2. Romasita (2007)

  Variabel ukuran perusahaan, tipe industri, ukuran dewan komisaris berpengaruh positif sedangkan profitabilitas, tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang tercatat di BEJ.

  Pengungkapan tanggung jawab sosial.

  Variabel Dependen :

  leverage .

  Ukuran perusahaan, tipe industri (profile), ukuran dewan komisaris, profitabilitas, tingkat

  Variabel Independen :

  Variabel struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sosial dalam Pengungkapan sosial. laporan tahunan.

  5. Saputri (2011)

  7. Politon (2013)

  Data yang digunakan semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta

  Eddy Rismanda Sembiring (2005) dengan judul penelitian “Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (size), profitabilitas, tipe industri (profile), ukuran dewan komisaris, leverage sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

  Variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur.

  Pengungkapan tanggung jawab sosial.

  Variabel Dependen :

  institusional, kepemilikan asing.

  leverage , kepemilikan

  Ukuran perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris,

  Variabel Independen :

  Variabel tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap CSRD, sedangkan leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia.

  Variabel Independen :

  Pengungkapan tanggung jawab sosial.

  Variabel Dependen :

  Tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan (growth)

  Variabel Independen :

  6. Sari (2012)

  Variabel profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

  Pengungkapan tanggung jawab sosial.

  Variabel Independen :

  Profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan (size), kepemilikan saham publik.

1. Eddy Rismanda Sembiring (2005)

  menunjukan ukuran perusahaan, tipe industri, ukuran dewan komisaris berpengaruh positif sedangkan profitabilitas, tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

  2. Hardhina Rosmasita (2007) Hardhina Rosmasita (2007) dengan judul penelitian ” Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah presentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan (Size), profitabilitas, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan informasi lingkungan. Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa laporan keuangan tahun 2004-2005. Uji yang digunakan dalam penelitian adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (Size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

  3. Andre Christian Sitepu (2008) Andre Christian Sitepu (2008) dengan judul penelitian ” Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ukuran dewan sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan sosial. Data yang digunakan adalah berupa laporan keuangan pada tahun 2007. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

  4. Anggita Zoraya Marpaung (2010) Anggita Zoraya Marpaung (2010) dengan judul penelitian ” Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan”. Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan saham, tingkat leverage, profitabilitas, size, ukuran perusahaan, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan sosial. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2006-2008. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan.

  5. Ririn Saputri (2011) Ririn Saputri (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen kepemilikan saham public sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2007-2009. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik berpengaruh positif sedangkan tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur.

  6. Rizkia Anggita Sari (2012) Rizkia Anggita Sari (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen yang digunakan adalah karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage dan pertumbuhan perusahaan (growth) sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2008-2010. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap CSRD, sedangkan

  leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSRD.

  7. Sontry Oktaviana Politon (2013) Sontry Oktaviana Politon (2013) dengan judul penelitian “Karakteristik

  Manufaktur Go Public”. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan (size), profitabilitas, tipe perusahaan (profile), ukuran dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility Disclosure). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2010-2011. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

1. Kerangka konseptual

  Menurut Erlina (2008) ”kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis , dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik memiliki pengaruh dalam pengungkapan tanggung jawab sosial.

  Maka dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut.

  Profitabilitas (X1)

  Pengungkapan Financial leverage (X2)

  Tanggung Jawab Sosial (Y)

  Ukuran perusahaan (X3) Kepemilikan saham publik (X4)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  Gambar diatas merupakan kerangka konseptual yang merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor- faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Model yang terdiri dari Profitabilitas, financial leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik yang merupakan variabel X, memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Kerangka Konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel- variabel penelitian yaitu dengan variabel terikat.

  Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi kepentingannya sendiri, tapi juga harus memberi manfaat bagi stakeholder. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

  Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah.

  Size perusahaan diukur melalui total aktivanya, apabila jumlah aktivanya besar maka perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar. Semakin besar perusahaan maka semakin luas pengungkapan sosialnya. Publik sebagai salah satu

  

stakeholder juga wajib mengetahui tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh

  satuan perusahaan. Sebagai salah satu stakeholder, peran publik sebagai pemegang saham bisa menjadi salah satu dorongan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya.

2. Hipotesis penelitian

  Menurut Erlina dan Mulyani (2007) hipotesis merupakan “proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris, dan hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi”. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tangugung jawab sosial perusahaan manufaktur.

  H2 : Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur.

  H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan

  H4 : Kepemilikan Saham Publik berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur.

  H5 : Profitabilitas, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 110 125

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 128

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 102

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 102

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 56 91

Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 63 102

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan - Pengaruh Inventory TurnoverRatio Dan Debtors’ TurnoverRatio Terhadap Gross ProfitMargin: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal - Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) - Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pertanggungjawaban Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 25