KAJIAN KONDISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN LAI LAI BISI KOPAN (LLBK) KOTA KUPANG

KAJIAN KONDISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN LAI LAI BISI KOPAN (LLBK) KOTA KUPANG

Yermias Elvis Lay, Jauhari Effendi, Ruslan Ramang Politeknik Negeri Kupang

Jalan Adisucipto Penfui-Kupang, No Telp 0380-881245 e-mail: layelvis@gmail.com

ABSTRAK

Keberadaan RTH sangat penting bagi masyarakat perkotaan, karena selain menambah nilai estetika dan keasrian, RTH juga memberi iklim mikro yang lebih sejuk, menjaga keseimbangan oksigen dan karbondioksida, mengurangi polutan serta membantu mempertahankan ketersediaan air tanah. Dari permasalahan yang ada, maka peneliti mencoba menganalisis bagaimana kondisi RTH yang ada di Kelurahan LLBK Kota Kupang saat ini, dan bagaimana konsep perencanaan RTH yang dibutuhkan di Kelurahan LLBK Kota Kupang. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan LLBK selama empat bulan mulai bulan Agustus sampai bulan Desember 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan untuk mendapatkan data sekunder dan data primer, sedangkan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan paradigma kualitatif. Hasil analisis menunjukan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kelurahan LLBK Kota Kupang menghadapi sejumlah permasalahan dikarenakan kelurahan LLBK merupakan pusat perdagangan grosir, daerah pesisir, kawasan kota tua dan cagar budaya. Perkembangan kebutuhan sarana dan prasarana yang meningkat mengakibatkan luasan RTH yang ada sulit dikembangkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa RTH yang terdapat di kelurahan LLBK hanya terdiri dari taman kota pantai Kopan, parkiran terbuka jalan Siliwangi, sempadan pantai, dan taman atap dengan total luasan mencapai 0,74 ha atau 6,38% luas wilayah kelurahan LLBK seluas 11,6 ha. Konsep perencanaan Ruang Terbuka Hijau di kelurahan LLBK kota Kupang dianalisa berdasarkan komponen – komponen sebagai berikut: 1) Lingkungan fisik yang meliputi vegetasi, tanah, dan air. 2) Sarana meliputi: pedestrian, jalur kendaraan, parkir terbuka, bangunan penunjang, tanda (signage), ruang terbuka, perlengkapan lanskap, jaringan utilitas. 3) Pengelolaan dan Perancangan meliputi : konstruksi perlindungan, pengelolaan, penggunaan. Sedangkan Tipe Ruang Terbuka Hijau Kota yang dapat dikembangkan terdiri dari RTH publik (taman kota pantai Kopan, parkiran terbuka jalan Siliwangi, sempadan pantai) dan RTH privat (halaman rumah dan perkantoran, taman atap) untuk meningkatkan kualitas lingkungan pada lahan tersebut sekaligus menyumbang secara kolektif RTH Kota.

Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Kota Tua

ABSTRACT

Open green spaces for urban people who live in city is something that cannot be separated with their lives. The importance of open green spaces could support the aesthetic value and beauty open green spaces and also provide a cooler micro-climate by maintaining the balance of oxygen and carbon dioxide, reducing pollutants and help maintain availability of ground water. Based on the existing problems, the researcher tries to analyze how the conditions of the existing open green spaces in the LLBK Village Kupang today, and how the concept of green spaces planning is needed in the LLBK Village Kupang. The research is conducted in the LLBK Village for four months from August to December 2013. Data collecting techniques used in this study is field observation to obtain secondary data and primary data, while the data analysis techniques used in this study is a descriptive analysis under the qualitative paradigm. The result of the analysis showed the arrangement of open green spaces in LLBK village faces a number of problems due to the LLBK village as economic/trading center, coastal areas, the old town and cultural heritage. The development of facilities and infrastructure needs resulting in an area of open green space that is difficult to develop. Based on the results of observations, it is known that there is open green space at LLBK consists of Kopan coastal city park, open parking in Siliwangi road, coastal border, and a roof garden with a total area of 0.74 ha reaches 6.38% or urban at the total of LLBK area of 11.6 hectares or

116,000 m 2 . The concept of open green spaces planning in LLBK is analyzed based on the following components: 1) The principle of the physical environment that includes vegetation, soil, and water. 2) The principle ingredients include: pedestrian, vehicle lanes, parking lots, building support, signs (signage), open space, landscape equipment, network utilities. 3) Management Principles and Design include: construction of protection, utility management. While the type of open green spaces can be developed consisting of public open green spaces (city park, coastal town, open road parking Siliwangi, coastal border) and private open green spaces (courtyard house, roof garden, office) to improve environmental quality in the area as well as contributing collectively to open green spaces.

Keywords: open green spaces, old city.

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 1

KAJIAN KONDISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN LAI LAI BISI KOPAN (LLBK) KOTA KUPANG

kesejarahan yang harus dilestarikan. Dari segi

PENDAHULUAN

letak geografis, Kelurahan LLBK terbentang sepanjang pesisir pantai teluk Kupang yang juga

Kota pada dasarnya merupakan pengeja- wantahan aktivitas interaksi manusia di perkotaan merupakan pusat kota lama yang menjadi cikal dengan segenap unsur ekosistem yang ada bakal terbentuk kota Kupang hingga saat ini.

Kondisi kawasan LLBK saat ini dimana aktivitas manusia di perkotaan berpusat pada aktivitas sosial, ekonomi, pemerintahan, mengalami perubahan yang ditandai dengan

politik dan pendidikan dan penyediaan fasilitas munculnya bangunan baru dengan gaya/langgam arsitektur yang baru dengan fungsi yang sebagian pelayanan bagi masyarakat. Dalam Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan besar diperuntukkan untuk kegiatan komersial.

Ruang disebutkan bahwa kawasan perkotaan Faktor yang mendorong perubahan konteks kawasan ini antara lain tingginya minat investor adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan yang ingin menanamkan modalnya di kawasan

sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan ini karena kawasan ini dikenal sebagai kawasan yang bergengsi dan memiliki nilai jual tinggi, dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,

pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. didukung dengan lokasinya yang strategis dan mudah diakses oleh warga kota Kupang.

Kendati menitik beratkan pada aktvitas yang mengarah pada aktivitas ekonomi tetapi Sehingga dalam kurun waktu yang relatif singkat aspek sosial dan ekologi dari perkotaan sama kawasan ini berkembang menjadi kawasan

perdagangan dan permukiman (Revisi RTRW sekali tidak boleh diabaikan. Hakim (2004) menjelaskan bahwa ruang terbuka ikut mencipta- Kota Kupang, 2009) .

kan karakter masyarakat kota dimana di ruang Akibat perubahan yang terjadi maka timbulah permasalahan mendasar dan mungkin

terbuka masyarakat dapat berintekasi secara netral tanpa klaim kepemilikan oleh satu pihak menjadi dilema pemerintah kota Kupang, sebagai pemiliknya. Dengan demikian ruang khususnya pada Kelurahan LLBK, yaitu

bagaimana bentuk pengendalian yang secara terbuka dapat diakses secara bebas, bersifat responsif, demokratis serta bermakna (Stephen proporsional bisa mengakomodasi kepentingan

Carr, dikutip Hakim, 2004). Secara legal formal investor, pelestarian obyek –obyek yang bernilai sejarah, budaya dan lingkungan. (Permendagri Nomor 1 Tahun 2007), Ruang

bahwa tekanan kota atau kawasan yang lebih luas baik dalam penggunaan ruang di kelurahan LLBK semakin

Terbuka dimaknai sebagai ruang-ruang dalam

Dengan

asumsi

meningkat sesuai tuntutan perkembangan bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang atau jalur dimana dalam pengguna- populasi dan aktifitas ekonomi maka perlu

anya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya diketahui kondisi mutakhir RTH di kelurahan ini. Apakah luas RTH di Kelurahan LLBK masih tanpa bangunan. Penekanan bahwa ruang terbu- ka juga memiliki peran ekologis dinyatakan seca- sesuai dengan regulasi, perubahan apa saja yang

terjadi dan apa alasan perubahan dimaksud serta ra jelas pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagai real me- apa saja dampak akibat perubahan yang terjadi.

manjang atau jalur dan atau mengelompok yang Semua variabel ini perlu dipahami guna penyusunan kebijakan RTH yang lebih memadai penggunaannya lebih bersifat terbuka sebagai tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh di Kota Kupang umumnya dan di Kelurahan

secara alamiah ataupun sengaja ditanam. Hakim LLBK khususnya. Terkait dengan hal tersebut diatas, secara (2004) menjelaskan bahwa ruang terbuka hijau (green open space ) adalah ruang yang khusus penelitian ini akan memfokuskan pada

permukaannya terisi oleh tumbuhan baik yang pertanyaan penelitian (research question) sebagai

berikut:

tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam dengan fungsi daya dukung lingkungan, pengen- - Bagaimana kondisi RTH yang ada di dali gas berbahaya, tata hidrologis, pengendali

Kelurahan LLBK Kota Kupang saat ini ?

suhu, dan pengendali bahaya atau bencana ling- Bagaimana konsep perencanaan RTH yang

kungan. integratif di Kelurahan LLBK Kota Kupang ? Salah satu kelurahan di Kota Kupang yang

METODE PENELITIAN

mengalami persoalan perkembangan perkotaan yang terkait ruang terbuka hijau adalah Kelura-

Penelitian ini adalah berjenis penelitian han Lai Lai Bisi Kopan (LLBK) yang dari segi deskriptif yang kemudian dilanjutkan dengan sejarah merupakan kawasan dengan kategori kota pengujian variabel-variabel penelitian ke dalam kolonial (peninggalan penjajah). Dari segi fasili- suatu kajian simulasi guna memperoleh tas, kawasan ini memiliki potensi nilai/makna gambaran kondisi RTH terkini serta kondisi RTH

2 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 2

Yermias Elvis Lay, Jauhari Effendi, Ruslan Ramang

yang diinginkan sesuai dengan standard yang RTH yang ada. Dokumen yang digunakan diatur oleh regulasi legal formal.

bersumber dari RTRW Kota Kupang dan pengamatan lapangan untuk mengetahui

Tabel 1. Rumusan metode penelitian

bentuk, luas, dan lokasi sebaran RTH di

No Tujuan Data

/ Pengum-

Hasil

dan Variabel

pulan

Kelurahan LLBK.

Pengumpulan data primer langsung di

Anali-

sis

lapangan serta pengumpulan data sekunder

1 Konsep - Pengertian dan

Data

- Pengerti-

yang penting yang berasal dari sumber-

Normatif Tujuan RTH

Sekun-

an, fung-

sumber resmi baik di kelurahan maupu di

perencana- - Fungsi dan

der/

si, Tipo-

Pemkot Kupang. Pada tahap ini penelitian

an dan pe- Manfaat RTH

Deskrip

logi dan

rancangan - Tipologi RTH

tif

standar

melibatkan masyarakat yang bermukim di

RTH - Lokasi RTH

RTH

Wilayah Kelurahan LLBK Kota Kupang

- Faktor dan as-

- Konsep

pek yang di-

perencana

sebagai responden, untuk mendapatkan

pertimbangkan

an dan

gambaran tentang pendapat dan pemahaman

dalam perenca-

perancan

dari warga Kelurahan LLBK tentang fungsi

naan RTH kota

gan RTH

Ruang Terbuka Hijau di wilayah tersebut.

2 Identifikasi Kondisi Geo-

Data

Potensi dan

3. Melakukan pengkajian terhadap dokumen-

Potensi dan grafis, Aspek

Sekun-

Permasala-

Permasala- Fisik, Tata

der dan

han RTH di

dokumen yang di peroleh dari pengumpulan

han RTH di ruang,Kependu

Obser-

Kelurahan

data sekunder (desk evaluation) guna

Kelurahan dukan,

vasi La-

LLBK

LLBK RTH: Jenis, lu-

pangan/

mempelajari teori-teori tentang ruang

asan, lokasi

Statistik

terbuka hijau perkotaan, standar kebutuhan

dan kondisi ser-

dan

ta potensi

deskrip-

RTH, peraturan perundang-undangan yang

yang ada

tif

terkait dengan RTH kawasan perkotaan,

Permasalahan

Wawan

kelembagaan yang efektif,

RTH di

cara/

4. Melakukan analisis model simulasi yang

mengkombinasikan data primer dan hasil

3 Rangkuman Persepsi tentang

Wawan

Konsep dan

desk evaluation guna penetapan kondisi

Pendapat konsep perenca- cara

bentuk

RTH yang diinginkan dimasa depan. Pada

Pelaku naan RTH yang

Eksplo-

RTH

Pembangun sesuai di Kelu-

ratif

yang sesuai

bagian ini dilakukan perumusan pedoman

an baik rahan LLBK

Potensi dan

perencanaan yang disusun berdasarkan

pengambil

Permasala-

kajian secara normatif, kondisi lapangan dan

narasumber yang

Konsep perencanaan

tentang

konsep

selanjutnya diuraikan kedalam prinsip-

perencana-

prinsip perancangan Ruang Terbuka Hijau

an RTH di kelurahan

yang sesuai dengan kondisi Kelurahan

LLBK

LLBK Kota Kupang.

4 Konsep - Konsep

Deskrip

Konsep

Perencana- normatif

tif

Perencana-

HASIL DAN PEMBAHASAN

an RTH di perencanaan

an RTH di

Kelurahan dan peran-

Kelurahan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

LLBK cangan RTH

LLBK

- Kondisi dan

Kelurahan LLBK merupakan salah satu

potensi RTH di Kelurahan

dari 51 Kelurahan yang ada di wilayah Kota Ku-

LLBK

pang dan masuk dalam Kecamatan Kota Lama

- Pendapat tentang

yang merupakan Kecamatan pemekaran dari Ke-

konsep

camatan Kelapa Lima. Kondisi geografis wilayah

perancangan

Kelurahan LLBK terletak pada ketinggian ± 3

RTH yang sesuai dengan

(tiga) meter di atas permukaan laut dengan suhu

kondisi di

rata-rata 32ºC dengan luas wilayah 11,6 ha. Le-

Kelurahan LLBK

tak Kelurahan di tengah Kota Kupang dan sangat strategis dan merupakan pusat perbelanjaan bagi warga Kota Kupang dan penduduk wilayah seki-

Studi dilakukan melalui beberapa tahap tarnya. penelitian, yaitu:

Kelurahan LLBK dari segi sejarah merupa-

1. Melakukan pengamatan selayang pandang kan cikal bakal terbentuknya Kota Kupang. Ka- tentang kondisi RTH Kelurahan LLBK baik wasan ini merupakan daerah pelabuhan dan pusat secara langsung maupun menggunakan peta perdagangan pada zaman Belanda dan merupa-

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 3

KAJIAN KONDISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN LAI LAI BISI KOPAN (LLBK) KOTA KUPANG

kan tempat berkumpulnya para pedagang dari - Standar Taman Kota Howard (1965). Untuk Arab, Tionghoa, Flores dan lain-lain, sehingga

luasan taman adalah 9 acress/1.000 penduduk. warga Kelurahan LLBK merupakan keturunan

Maka luas RTH yang dibutuhkan di Tionghoa, dan pedagang etnis lain berada di seki-

Kelurahan LLBK adalah 8,5 acress ( 1 acre = tar Kelurahan LLBK.

0,4 ha) atau 3,42 ha.

Kelurahan LLBK secara administratif ter- Perlu diperhitungkan bahwa luasan RTH bagi atas 5 RW dan 10 RT dengan jumlah pendu- akan selalu meningkat mengikuti perkembangan

duk sebanyak 949 jiwa (Laki-Laki: 487 jiwa, penduduk. Kemudian akan meningkat pula pada Perempuan: 462 jiwa), jumlah KK : 234 KK. peningkatan kebutuhan sarana transportasi,

industri dan sarana lain yang akan memakai Perkembangan kawasan sebagai pusat perda- ruang kota yang akan semakin terbatas. gangan grosir telah mengalami transformasi ling- Dari berbagai perhitungan tadi maka kungan fisik lahan yang semakin padat oleh ber- dipakai pedoman luasan 30% dari luasan wilayah bagai infrastruktur sehingga berdampak pada ku- karena dihasilkan RTH kota yang lebih luas alitas kehidupan dan lingkungan. untuk memaksimalkan ruang hijau, yaitu minimal

Penentuan Luasan Ruang Terbuka Hijau

sebesar 3,48 ha.

Pendekatan yang digunakan dalam menen- 2. Semua lahan yang ada pada Kota tukan luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk

merupakan RTH

kelurahan LLBK Kota Kupang dapat berpedo-

mengandung arti man pada dua pendekatan yaitu :

Pendekatan

ini

komponen –komponen dalam tata ruang kota

1. RTH merupakan bagian dari Tata Ruang seperti permukiman, industri, pendidikan, dan dan Ruang Terbuka Kota

fungsi lainnya merupakan enclave lahan RTH RTH dapat dibangun pada lokasi – lokasi yang luasannya dapat di atur seperti dengan tertentu saja sesuai kondisi alam dan ketersediaan penetapan KDB (koefisien dasar bangunan) dan ruang yang ada. Luasan RTH dapat di dasarkan KLB (koefisien luas bangunan) serta proporsi

pada rasio luasan RTH terhadap luas wilayah RTH dari masing –masing wilayah fungsional (UU No. 26 Tahun 2007), berdasarkan jumlah tadi. penduduk, dan berdasarkan kondisi fisik Kota

Dari hasil perhitungan RTH di Kelurahan Kupang. Penentuan luasan RTH untuk Kelurahan LLBK Kota Kupang, maka luasan RTH yang ada

LLBK dapat dijabarakan sebagai berikut: mencapai 3,998 ha atau 34,465 %. Kawasan

a. Persentasi Luasan RTH terhadap Luas fungsional yang terdapat pada Kelurahan LLBK Wilayah

Kota Kupang memiliki KDB rata – rata 70 % Luas wilayah Kelurahan LLBK Kota Ku- sehingga 30 % difungsikan untuk RTH maka

pang adalah 11,6 ha. Aturan UU No. 26 luasan RTH dapat dihitung sebagai berikut : tahun 2007 mensyaratkan luasan RTH kota

minimal 30 % dari luas wilayah, maka luas Tabel 2. Luasan RTH di Kelurahan LLBK RTH yang dibutuhkan di Kelurahan LLBK Kota Kupang

Kota Kupang yang harus disediakan mini-

No.

Penggunaan Lahan

Luas (m 2 ) RTH

mal adalah 3,48 ha.

I Kawasan Terbangun

b. Berdasarkan jumlah penduduk

1 Permukiman

Berdasarkan jumlah penduduk yang ada,

2 Perdagangan

Kelurahan LLBK Kota Kupang pada bulan No-

3 Pemerintahan

vember Tahun 2013 adalah 949 jiwa. Beberapa

4 Pendidikan

standar yang dapat dipakai:

5 Peribadatan

- Pedoman Cipta Karya (1987). Rata–rata stan-

6 Fasilitas Umum

dar 17,3 m 2 /penduduk yang terdiri dari 2,3

Sub Total I

2 (10,86 Ha) m (3,258 Ha) /penduduk untuk fasilitas umum hijau

2 II Kawasan Belum Terbangun

seperti taman dan 15 m /penduduk untuk

1 Pesisir Pantai

ruang hijau penyangga lingkungan Kota.

2 Lahan Terbuka + Jalan

Maka luasan RTH yang dibutuhkan di Keluta-

Sub Total II

7.400 7.400 (0,74 ha)

han LLBK adalah 1,64 ha. Jumlah ini meru- (0,74 ha)

pakan luasan untuk tipologi RTH kota: taman 39.980

Total I + II

(11,6 ha) (3,998 ha)

dan lapangan olahraga.

- Pedoman dari Drabkin (1977), kota untuk Kondisi Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan negara berkembang open space disarankan 16 LLBK

m 2 /penduduk. Ini belum termasuk RTH untuk Gambaran mengenai keadaan RTH yang

kawasan perumahan, jalan, komersil dan in- didapat melalui kuisioner yang diberikan kepada dustri.Maka luasan RTH yang dibutuhkan di 234 Kepala Keluarga di 10 (sepuluh) RT. di Kelurahan LLBK adalah 1,52 ha.

Kelurahan LLBK Kota Kupang, disajikan pada

4 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014

Yermias Elvis Lay, Jauhari Effendi, Ruslan Ramang

tabel-tabel berikut: halaman rumah responden dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 3. Kondisi RTH privat dalam

Pekarangan Responden

Tabel 5. Bangunan Penunjang Lain Dalam

No. Kondisi RTH privat dalam

jlh

Persentase

pekarangan Responden

KK

Lahan Pekarangan Responden

1. Menyediakan RTH privat dalam

No.

Bangunan Penunjang Lain jlh Persentase (%)

pekarangan yang tertata rapi. 2. Terdapat RTH privat tetapi tidak

194 82,91 terawat.

1. Warung, Kios, Toko,

Supermarket/Minimarket

5 2,14 RTH privat.

3. Dalam pekarangan tidak terdapat

2. Kos-kosan, kontrakan

3. Kantor, Bank, Yayasan, Hotel 3 1,28 Jumlah

4. Tidak Ada

100 Berdasarkan data pada tabel di atas diketa-

Jumlah

hui bahwa para reponden umumnya belum Tabel 6. Sumber Penyediaan Air Dalam Rumah Tangga Responden

menyadari akan pentingnya Ruang Terbuka Hijau

privat dalam pekarangan mereka, hal ini dibukti- Persentase (%)

No.

Sumber Penyediaan Air

jlh

1. Jaringan PDAM di rumah

kan dengan 70,08% KK yang ada di Kelurahan

2. Sumur Gali

5 LLBK tidak memiliki RTH privat di dalam peka- 2,14

3. Kran Umum

4. Tangki Air dan lain-lain

rang rumahnya.

Jumlah

Pernyataan ini menunjukkan kesadaran warga belum cukup tinggi akan manfaat

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian penghijauan pekarangan sehingga perlu ajakan besar responden memanfaatkan sumber air dari atau himbauan dari pihak lain untuk PDAM. Pemanfaatan air dari PDAM perlu merencanakan

penghijauan pekarangan. diimbangi dengan pemanfaatan sumber air alternatif Himbauan yang dimaksud dapat berupa peraturan seperti pemanfaatan air hujan ataupun air limbah yang mewajibkan warga melakukan penghijauan yang diolah untuk keperluan penyiraman vegetasi. di pekarangan masing-masing.

Tabel 7. Kondisi Tanaman di Halaman Tabel 4. Jarak Antara Bangunan Depan Rumah Responden

Rumah Tinggal Responden terhadap Jalan jlh Persentase (%)

No.

Tingkat Kesuburan Tanah

20 Umum 8,55

1. Tanaman terlihat subur dan

terawat baik

No Jarak bangunan terhadap

jlh

Persentase

2. Tanaman tidak tertata dan

jalan umum

1. Jarak 8 – 10 meter (luas) 0 0 3. Pekarangan tidak ada tanaman. 164 70,08 2. Jarak 5 – 7 meter (sedang)

terawat

234 100 3. Jarak < 4 meter (sempit)

Data pada tabel di atas menggambarkan sebagian responden pada pekarangan rumahnya Berdasarkan data pada tabel di atas, tidak memiliki tanaman. Oleh karena itu perlu terlihat bahwa sebagian besar responden sudah ada ajakan kepada warga unttuk penghijauan tidak memiliki sempadan bangunan yang pekarangan yang dapat berfungsi sebagai memadai dikarenakan perluasan fasilitas umum peneduh, keindahan, penyaring debu dan polusi berupa jalan yang terus meningkat. Hal ini perlu yang dihasilkan oleh kendaraan yang melewati diantisipasi dengan penyediaan lansekap jalan jalan-jalan dalam kawasan. yang memadai sehingga tidak menimbulkan

Berdasarkan hasil pengamatan, luasan penurunan kualitas lingkungan sekitar.

Ruang Terbuka Hijau publik pada Kelurahan Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian LLBK Kota Kupang saat ini hanya sebesar 0,74 besar responden memanfaatkan lahan dalam

ha atau 6,38% dari luasan total wilayah yang pekarangan untuk tujuan komersial. Penggunaan terdapat di RT 07 (taman rekreasi pantai kopan, areal kawasan yang sebagian besar didominasi taman tugu terminal), RT 06 (sepanjang DAS oleh kegiatan komersial perlu diimbangi dengan Selam), RT 10 (Gereja kota Kupang), RT 04 penyediaan RTH berupa taman-taman yang (parkiran terbuka, dan pesisir pantai). memadai sehingga mendukung kenyamanan dan

Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan keasrian lingkungan. Taman-taman ini juga LLBK yang mendiami kawasan permukiman

diupayakan sebagai ruang terbuka publik sebagai 2 seluas 25.000 m adalah 234 KK. Dari jumlah pusat aktifitas warga. Untuk mendukung tersebut, yang memiliki RTH privat terawat

penyediaan taman perlu didukung dengan maupun kurang terawat sebanyak 70 KK dengan ketersediaan air dan jenis tanah yang memadai. 2 luas wilayah 7.421,875 m , sedangkan yang tidak

Sumber penyediaan air dan kondisi tanaman di memiliki RTH privat sebanyak 164 KK dengan

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 5

KAJIAN KONDISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN LAI LAI BISI KOPAN (LLBK) KOTA KUPANG

luas 17.578,125 m 2 . Sehingga luas RTH privat minimal 30 % dari luas kota. Kemudian dalam yang ada di Kelurahan LLBK saat ini adalah pelaksanaan di masing - masing daerah dan kota

7.421,875 m 2 atau 0,7421 ha atau 6,39% dari diharapkan melakukan penyesuaian sesuai luasan total wilayah yang ada.

kondisi masing - masing.

Hasil identifikasi kondisi umum Ruang

Tabel 8. Kondisi umum RTH di Kelurahan

Terbuka Hijau di Kelurahan LLBK Kota Kupang

LLBK

dapat dilihat di tabel 8 :

Konsep Perencanaan Ruang Terbuka Hijau di

1 Taman

Luas : 2.000 m²  Komponen-komponen

Kelurahan LLBK Kota Kupang

Rekreasi

Lokasi :

taman yang sangat

Pantai

RT.07/RW. 04

rentan terhadap

Konsep perencanaan RTH Kelurahan

Kopan

Vegetasi: Pohon perusakan oleh para

Kelapa,

pengguna taman,

LLBK Kota Kupang yang dirumuskan meliputi

Angsana,

terkena polusi udara

prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum

Bougenville,

kendaraan, dan mati

merupakan arahan perencanaan RTH yang karena hempasan air

Ketapang,

Bunga-bunga.

laut saat gelombang

diambil dari faktor, aspek dan komponen berda-

Fungsi : Ruang

pasang.

sarkan aturan-aturan dan pendapat narasumber.

terbuka publik,

 Pemeliharaan dan

Sementara prinsip khusus lebih melihat dan pengawasan masih

rekreasi.

Lihat pada

sangat terbatas

menggambarkan prinsip - prinsip perancangan

Lampiran 1.

sehingga perlu

terhadap berbagai tipologi RTH yang akan

Gambar 01 - 03.

perhatian pemerintah.

diterapkan di Kelurahan LLBK Kota Kupang.

2 Parkir

Luas : 6.00 m²

 Pemeliharaan dan

Adapun tipologi RTH yang dirumuskan prinsip pengawasan masih

RT.02/RW. 01

sangat terbatas

perancangannya adalah: Taman Kota, Parkiran

Kopan

Vegetasi :

sehingga perlu

perhatian pemerintah. Terbuka, Sempadan Pantai, Taman Atap, dan

Ketapang,

Angsana, Bakau,  Luasan parkiran yang

Daerah Aliran Sungai.

Kelapa.

belum mencukupi, Fungsi : Tempat

terutama pada saat

Prinsip Umum

Parkir Umum,

jam-jam padat. Ruang Terbuka.  Belum ada toilet

umum dan jaringan

dalam perencanaan RTH kota maka prinsip

air bersih.  Pengelolaan parkiran

umum RTH Kelurahan LLBK kota Kupang dapat

yang belum maksimal

diuraikan sebagai berikut :

3 Sempad

Luas : 8.000 m²  Tidak terdapat

1. RTH Kota merupakan bagian dari sistem

an

Lokasi: RT.01,

vegetasi

Pantai

02, 07/ RW.0,04  Terjadi alih fungsi

ruang terbuka

Vegetasi : -

daerah sempadan

Kebutuhan RTH kota mutlak diperlukan

Fungsi : Fungsi : menjadi bangunan

sebagai bagian dari ruang terbuka dan sistem tata

Ruang terbuka

pertokoan.

ruang kota secara keseluruhan untuk menyeim- publik, rekreasi. bangkan kawasan terbangun dengan kawasan non

4 Taman

Luas : 7.00 m²

 Belum semua

terbangun dan juga kawasan non terbangun pada bangunan privat

Atap

Lokasi :

RT.04/RW.02

memiliki taman atap.

kawasan terbangun.

Vegetasi :

 Tingkat kesadaran

Fungsi yang utama dari kehadiran RTH masyarakat akan

Kamboja,

Bougenville,

manfaat taman atap

Kelurahan LLBK kota Kupang adalah mengatur

Palem, Tanaman masih kurang.

iklim mikro kota dan sistem tata hidrologis. Di

hias, dan

 Belum ada campur

samping itu RTH dapat menjalankan fungsi lain tangan Pemerintah

Tanaman buah

dalam pot.

terhadap keberadaan

seperti perlindungan terhadap kawasan pantai dan

Fungsi : Ruang

taman atap privat

sarana interaksi sosial warga masyarakat.

terbuka privat.

yang dituangkan

Untuk maksud tersebut diperlukan peren- dalam Perda Ijin

Membangun

canaan yang terintegrasi dalam Rencana Tata Ru-

bangunan bertingkat.

ang Kota Kupang dan dilanjutkan dalam rencana

yang lebih detail agar mudah dalam operasional Kota Kupang sebenarnya sudah mem- di lapangan.

punyai kebijakan mengenai pembangunan RTH

2. Kebijakan RTH Kota kota yaitu dengan adanya Perda No. 7 Tahun Kebijakan pembangunan RTH Kota sela- 2000. Sayangnya Perda ini sudah tidak sesuai

ma ini sudah diatur secara nasional dengan dike- dengan kondisi saat ini, baik kondisi kota Ku- luarkannya UU No. 26 Tahun 2007 tentang pang, RTRW Kota Kupang maupun aturan secara Penataan Ruang, PP No. 26 Tahun 2008 tentang nasional yang sudah ada. Substansi alokasi luas Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Prinsip RTH tidak terdapat dalam Perda tersebut, sehing- utama dari kebijakan yang dikeluarkan tersebut

ga tidak ada pedoman berapa luasnya RTH yang adalah adanya ketentuan alokasi luas RTH kota dibutuhkan kota Kupang.

6 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014

Yermias Elvis Lay, Jauhari Effendi, Ruslan Ramang

Untuk itu Perda ini perlu segera direvisi - Pepohonan yang ada dalam taman kota da- dan dilengkapi dengan petunjuk pelaksana, pe-

pat memberikan manfaat keindahan, pe- tunjuk teknis dan pedoman lainnya. Salah satu

nangkal angin dan intrusi air laut, penyaring bagian penting adalah adanya ketetapan luasan

polusi, serta penangkal cahaya matahari. RTH dan lokasinya. Dengan pertimbangan seper- -

Karakter vegetasi adalah tinggi, daun lebar ti fungsi RTH untuk kota Kupang dan potensi la-

dan rapat, hijau sepanjang tahun, tidak han yang masih ada, maka luasan RTH untuk

mudah rapuh dan patah, vegetasi tahunan, Kupang dapat melebihi 30 % dari luas kota.

kerapatan renggang.

Luasan 30 % yang ada adalah RTH publik - Jenis vegetasi adalah Pohon Kelapa, Angsa- bukan 20 % seperti pada aturan yang ada (UU

na, Bougenville, Ketapang, Bunga-bunga.

No. 26 Tahun 2007) karena beberapa jenis RTH b. Tanah

dapat ditingkatkan luasannya khususnya untuk Variabel : Jenis dan Karakter Tanah, Topografi kegiatan perlindungan / konservasi pada bagian Prinsip perancangan : pusat kota untuk menjaga kelestarian tata air. Se- -

Pengenalan terhadap jenis dan karakter mentara RTH privat ditingkatkan dengan pene-

tanah di kelurahan LLBK kota Kupang tapan standar Koefisien Dasar Hijau yang baik.

yang terdiri dari moliosols yang kurang

3. Aspek dan

subur, alfisols yang subur dan vertisols dipertimbangkan

Komponen

yang

yang mempunyai daya simpan air yang Sesuai dengan kajian normatif maka

sangat tinggi diperlukan untuk pemilihan aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam peran-

vegetasi pada RTH.

cangan RTH kota adalah kenyamanan, keama- - Rancangan memperhatikan dan menye- nan, aksesibilitas, kebebasan, kepemilikan dan

suaikan dengan bentuk topografi yang ada estetika. Sementara komponen - komponen da-

agar tidak menimbulkan biaya yang besar. lam aspek yang dipertimbangkan secara umum c. Air

adalah vegetasi, tanah, air, pedestrian, jalur ken- Variabel : Penggunaan, jumlah, penempatan daraan, parkir, bangunan penunjang, tanda, ruang Prinsip perancangan : terbuka, perlengkapan lanskap, jaringan utilitas, -

Keberadaan air pada taman diperlukan konstruksi perlindungan, pengelolaan dan peng-

membantu menyerap panas, gunaan. Kemudian masing - masing komponen

untuk

penghalau sinar matahari (kombinasi mempunyai variabel atau unsur yang menjadi

dengan vegetasi) dan aspek estetika taman. perhatian dalam perencanaan.

Air ini diadakan secara recycling sehingga tidak membutuhkan banyak air dalam

Prinsip Khusus

suatu periode tertentu. Prinsip khusus ini membahas prinsip d. Pedestrian

perancangan RTH berdasarkan tipologi yang ada Variabel : penempatan, Akses, Desain dan akan dikembangkan di Kelurahan LLBK Prinsip perancangan : Kota Kupang. Prinsip – prinsip perancangan yang -

Jalur pedestrian ditata dengan menyatukan ada perlu diterapkan dalam pembangunan RTH

dengan penataan lanskap secara keseluru- di Kelurahan LLBK didasarkan pada kajian

han sehingga memberikan kenyamanan normatif, kondisi lapangan dan pendapat dari

bagi pengguna.

narasumber. Untuk kajian normatif, selain kajian - Akses pedestrian dirancang untuk menghu- terhadap UU No. 26 Tahun 2007, PP No. 26

bungkan titik-titik ruang publik seperti Tahun 2008 dan Perda No. 7 Tahun 2000, kajian

pada suatu taman seperti parkir, tempat juga dilakukan terhadap hasil penelitian Paulinus

bermain, tempat duduk, bangunan penun- (2008) yang merumuskan prinsip-prinsip peran-

jang, area pengamatan dan fasilitas penun- cangan RTH yang sesuai dengan kondisi Kota

jang lainnya.

Kupang. Adapun prinsip-prinsip perancangan - Desain pedestrian menyangkut warna, RTH di Kelurahan LLBK dijabarkan sebagai

tekstur dan dimensi. Warna yang tidak berikut :

memantulkan cahaya sehingga membuat

1. Taman Kota Pantai Kopan

silau dan material yang dipakai tidak

a. Vegetasi menyerap banyak panas seperti rumput dan Variabel : Pemilihan Vegetasi, Karakter

paving berlubang.

Vegetasi, Jumlah, Penempatan

Permukaan pedestrian tidak licin khusus- Prinsip perancangan :

nya pada saat permukaan basah. Permuka- -

Fungsi taman kota adalah sebagai paru-paru an harus cukup kuat, lebar pedestrian harus kota, pengendali iklim mikro, konservasi

cukup untuk berjalan leluasa termasuk bagi tanah dan air.

para penyandang cacat.

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 7

KAJIAN KONDISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN LAI LAI BISI KOPAN (LLBK) KOTA KUPANG

- Jalur pedestrian dibuat dengan mengikuti nya sehingga mudah dijangkau seperti par- kontur tanah yang ada agar biaya konstruk-

kir, kantin dan toilet. Penempatan yang si tidak besar dan didesain dengan menarik

terpisah-pisah akan menyulitkan pencapai- agar terhindar dari kesan monoton.

an dan pemborosan jaringan utilitas. -

Pedestrian dilengkapi dengan saluran drai- - Arsitektur lokal kota kupang dan kelurahan nase yang baik untuk membantu menyalur-

LLBK sebagai kota tua menjadi perhatian kan air.

utama

bentuk

bangunan secara

e. Jalur Kendaraan

keseluruhan.

Variabel : Bentuk, Dimensi, Desain

Luasan bangunan diseuaikan dengan Prinsip perancangan :

kebutuhan, koefisien dasar bangunan -

Penyediaan jalan kendaraan untuk penca- (KDB) dan koefisien lantai bangunan paian ke kawasan baik untuk kegiatan

(KLB).

rekreasi maupun untuk kegiatan pemeliha- -

bangunan penunjang raan dan pengawasan.

Ketinggian

diusahakan tidak menghalangi pandangan -

Jaringan jalan dibangun pada areal yang ke laut, dari jalan dan dari dalam kawasan. seminimal mungkin dengan jarak terpen- -

Struktur dan konstruksi bangunan harus dek, kecuali untuk maksud khusus seperti

kuat dan tahan terhadap angin dan gempa. menikmati pemandangan sehingga jari- -

Bahan bangunan yang dipakai adalah yang ngan jalan kadang-kadang dibuat memutar

mudah dirawat dan tahan terhadap instrusi atau menyusuri suatu tempat/kawasan ter-

air laut.

Bangunan penunjang yang dibangun -

tentu.

Dimensi jalan disesuaikan dengan fungsi sedapat mungkin menggunakan sistem sebagai jalan utama, jalan penunjang atau

knokdown.

Bentuk dan warna bangunan disamarkan -

jalan untuk kebutuhan inspeksi.

Desain jalur kendaraan memperhatikan to- dengan keadaan lingkungan sekelilingnya pografi sehingga mengurangi pekerjaan

sehingga bangunan dapat menyatu dengan dan biaya konstruksi.

lingkungan.

- Sepanjang koridor jalan ditempatkan - Bangunan yang ada diupayakan bersifat vegetasi

transparan sehingga keteduhan dan pengarah sekaligus unsur

terbuka atau

dalam menikmati estetika.

pengguna

dari

pemandangan ke luar. Dengan prinsip

mengurangi beban Variabel : Luasan, Penempatan, Desain

f. Parkir Terbuka

terbuka

maka

pemakaian penghawaan buatan. Prinsip perancangan :

diupayakan mengikuti -

Pembangunan

Fasilitas parkir dapat ditempatkan pada la- kontur yang ada. Kontur dimanfaatkan han dekat akses masuk dan jaringan jalan

untuk menciptakan image tersendiri dari atau pusat-pusat kegiatan kawasan.

bangunan yang -

bangunan,

seperti

Fasilitas parkir bersifat terbuka dan diberi bertingkat-tingkat, berundak-undak. vegetasi untuk keteduhan

h. Tanda (signage)

Jalur masuk dan jalur keluar hendaknya di- Variabel : Letak, Penyajian Informasi, Desain pisahkan jika lahan yang ada memungkin- Prinsip perancangan : kan.

Penempatan penanda harus menyatu -

Luasan parkir yang cukup untuk semua dengan keseluruhan konteks kawasan dan jenis kendaraan seperti bus, mobil, sepeda

tidak saling tumpang tindih. motor, dan sepeda. Juga dapat juga diper- -

Informasi harus singkat, jelas dan sarat gunakan dengan mudah oleh para pe-

makna seperti kata, logo, warna untuk nyandang cacat.

menghindari kesalahan informasi, serta

g. Bangunan Penunjang dapat juga dipergunakan bagi para Variabel : Fungsi, Penempatan, Bentuk, Luasan,

penyandang cacat.

Bentuk desain penanda juga hendaknya Prinsip perancangan :

Desain

berkaitan atau merefleksikan dengan -

Fungsi bangunan penunjang adalah mem- fungsi dan sifat kegiatan yang ada pada berikan pelayanan bagi pengunjung untuk

kawasan tersebut

kegiatan rekreasi, MCK, informasi, istira- - Desain penanda berkaitan dengan pola hat, makan minum dan sebagainya.

tulisan dan warna yang jelas, ketinggian -

Penempatan bangunan penunjang diupaya- yang tepat, material yang murah, mudah kan saling berdekatan dengan fasilitas lain-

dan kuat.

8 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014

Yermias Elvis Lay, Jauhari Effendi, Ruslan Ramang

- Penanda dapat aman dari kegiatan - Perlu diberi keteduhan yang cukup dengan vandalism dengan mengatur ketinggian

vegetasi untuk kenyamanan pengguna dan yang tepat.

meningkatakan daya tahan (umur). i.

Ruang Terbuka

l.

Jaringan Utilitas

Variabel : Penataan, Lanskap, Vegetasi, Variabel: Fungsi, Penempatan Pemeliharaan

Prinsip perancangan:

Prinsip perancangan:

Fungsi utnuk memberikan pelayanan -

Ruang terbuka merupakan bagian dari fasilitas air bersih, listrik, telekomunikasi taman untuk kegiatan rekreasi, bermain

dan sanitasi pada pengguna taman. dan sebagainya.

sesuai kebutuhan dan -

Penempatan

Desain ruang terbuka disatukan dengan diupayakan sedapat mungkin jaringan penataan lanskap secara keseluruhan

utilitas ditanam dalam tanah sehingga tidak sehingga memberikan kesatuan integritas

mengganggu visual kawasan. lingkungan kawasan.

m.

Pengelolaan

- Pemilihan vegetasi yang mudah dalam Variabel : Privat, Publik, Kombinasi melakukan

perawatan

sehingga Prinsip perancangan :

Dikembangkan taman-taman sesuai tingka- -

mengurangi biaya.

Luasan ruang terbuka maksimal 10 % dari tan pelayanan seperti taman pada ling- luasan taman sehingga lahan vegetasi

kungan permukiman, taman tingkat kelura- dapat maksimal untuk menciptakan

han, tingkat kecamatan, atau taman BWK. keteduhan iklim mikro.

Perlu membangun taman kota utama j.

Konstruksi Perlindungan sebagai alun-alun kota yang representatif Variabel : Fungsi, Jenis Konstruksi, Desain, -

Taman-taman kota diupayakan dapat Bahan

dikelola oleh swasta dan masyarakat Prinsip perancangan:

n.

Penggunaan

- Pemilihan jenis konstruksi mempertim- Variabel : Fungsi, Pengguna, Batasan Pengguna bangkan lokasi, fungsi dan jangka waktu Prinsip perancangan: perlindungan yang dapat diberikan pada -

Multifungsi

Taman harus dapat diakses semua orang -

area atau kawasan yang akan dilindungi.

Desain dibuat sederhana sehingga mudah termasuk para orang tua dan penyandang dilaksanakan tapi tetap kuat.

cacat

- Bahan-bahan konstruksi perlindungan - Taman-taman yang ada perlu diakses dapat memakai bahan alam dan buatan

selama 24 jam

perlu dilakukan oleh beton pemecah gelombang, baja dan

seperti vegetasi, batu karang, tembok, -

Pengelolaan

masyarakat agar lebih efektif dan adanya sebagainya.

rasa memiliki (tanggung jawab) k.

Perlengkapan Lanskap

2. Taman Atap

Variabel : Jenis, Fungsi, Penempatan, Desain

a. Vegetasi

Prinsip perancangan : Variabel : Pemilihan Vegetasi, Karakter -

Jenis perlengkapan lanskap meliputi Vegetasi, Jumlah, Penempatan bangku taman , patung, lampu taman, pot Prinsip perancangan: bunga, tempat sampah dan sebagainya.

Fungsi taman atap adalah memberikan -

Penempatan perlengkapan pada area yang keteduhan dan kenyamanan bagi pemilik, strategis seperti tempat berkumpul,

membantu menciptakan iklim mikro dan bermain, area parkir dan tidak merintangi

menyerap polusi kendaraan. aktifitas yang ada.

Karakter vegetasi adalah rendah atau -

Desain menyangkut pemilihan bahan dan perdu, akarnya tidak merusak bangunan, ornamen agar menarik dan memberikan

berdaun hijau, dan dapat ditanam dalam tambahan nilai estetika. Salah satu

pot.

pertimbangan penyelesain desain adalah - Jenis vegetasi adalah rumput-rumputan, mencegah terjadinya vandalisme pada

kamboja, tanaman bunga, palem, Tanaman ruang publik.

hias, dan Tanaman buah dalam pot. -

Nilai estetika yang dimaksud adalah b. Tanah

pemakaian ornamen atau motif lokal dalam Variabel : Jenis dan Karakter Tanah, Topografi desain.

Prinsip perancangan:

- Pemilihan bahan yang digunakan tidak ba- - Pengenalan terhadap jenis dan karakter nyak menyerap panas seperti bahan kayu.

tanah di kelurahan LLBK kota Kupang

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 9

KAJIAN KONDISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN LAI LAI BISI KOPAN (LLBK) KOTA KUPANG

yang terdiri dari moliosols yang kurang dak saling tumpang tindih. subur, alfisols yang subur dan vertisols -

Bentuk desain penanda juga hendaknya yang mempunyai daya simpan air yang

berkaitan atau merefleksikan dengan sangat tinggi diperlukan untuk pemilihan

fungsi dan sifat kegiatan yang ada vegetasi pada RTH.

Desain penanda berkaitan dengan pola -

Rancangan memperhatikan dan menyesu- tulisan dan warna yang jelas, ketinggian aikan dengan bentuk topografi yang ada

yang tepat, material yang murah, mudah agar tidak menimbulkan biaya yang besar.

dan kuat.

c. Air

g. Ruang Terbuka

Variabel : Penggunaan, jumlah, penempatan Variabel : Penataan, Lanskap, Vegetasi, Prinsip perancangan :

Pemeliharaan

- Keberadaan air pada taman diperlukan Prinsip perancangan: untuk membantu menyerap panas, pengha- -

Desain ruang terbuka disatukan dengan lau sinar matahari (kombinasi dengan

penataan lanskap secara keseluruhan vegetasi) dan aspek estetika taman. Air ini

sehingga memberikan kesatuan integritas diadakan secara recycling sehingga tidak

lingkungan kawasan. membutuhkan banyak air dalam suatu -

Pemilihan vegetasi yang mudah dalam periode tertentu.

melakukan

perawatan sehingga

d. Pedestrian

mengurangi biaya.

Variabel : penempatan, Akses, Desain

Luasan ruang terbuka maksimal 10 % dari Prinsip perancangan:

luasan taman sehingga lahan vegetasi -

Jalur pedestrian ditata dengan menyatukan dapat maksimal untuk menciptakan dengan penataan lanskap secara keseluru-

keteduhan iklim mikro. han sehingga memberikan kenyamanan h. Konstruksi Perlindungan

bagi pengguna. Variabel : Fungsi, Jenis Konstruksi, Desain, -

Jalur pedestrian dibuat dengan mengikuti Bahan kontur konstruksi atap yang ada agar biaya Prinsip perancangan: konstruksi tidak besar dan didesain dengan -

Konstruksi perlindungan diterapkan untuk menarik agar terhindar dari kesan mono-

menahan vegetasi dari hempasan angin, ton.

hempasan air laut saat gelombang pasang, -

Pedestrian dilengkapi dengan saluran drai-

dan terik matahari.

nase yang baik untuk membantu menyalur- -

jenis konstruksi kan air.

Pemilihan

mempertimbangkan lokasi, fungsi dan

e. Bangunan Penunjang jangka waktu perlindungan yang dapat Variabel : Fungsi, Penempatan, Bentuk, Luasan,

diberikan pada area atau kawasan yang Desain

akan dilindungi.

Prinsip perancangan :

Desain dibuat sederhana sehingga mudah -

Arsitektur lokal kota kupang dan kelurahan dilaksanakan tapi tetap kuat. LLBK sebagai kota tua menjadi perhatian -

Bahan-bahan konstruksi perlindungan utama bentuk bangunan secara keseluru-

dapat memakai bahan paranet, mika atau han.

plastik.

- Luasan bangunan diseuaikan dengan kebu- i. Perlengkapan Lanskap

tuhan, koefisien dasar bangunan (KDB) Variabel : Jenis, Fungsi, Penempatan, Desain dan koefisien lantai bangunan (KLB).

Prinsip perancangan :

- Struktur dan konstruksi bangunan harus - Jenis perlengkapan lanskap meliputi kuat dan tahan terhadap angin dan gempa.

bangku taman , patung, lampu taman, pot -

Bahan bangunan yang dipakai adalah yang bunga, tempat sampah dan sebagainya. mudah dirawat dan tahan terhadap instrusi -

Desain menyangkut pemilihan bahan dan air laut. Dan sedapat mungkin mengguna-

ornamen agar menarik dan memberikan kan sistem knockdown.

tambahan nilai estetika. Salah satu -

Bangunan yang ada diupayakan bersifat pertimbangan penyelesain desain adalah terbuka atau transparan.

mencegah terjadinya vandalism.

Nilai estetika yang dimaksud adalah Variabel : Letak, Penyajian Informasi, Desain

f. Tanda (signage)

pemakaian ornamen atau motif lokal dalam Prinsip perancangan :

desain.

- Penempatan penanda harus menyatu de- - Pemilihan bahan yang digunakan tidak ba- ngan keseluruhan konteks kawasan dan ti-

nyak menyerap panas seperti bahan kayu.

10 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014

Yermias Elvis Lay, Jauhari Effendi, Ruslan Ramang

- Perlu diberi keteduhan yang cukup dengan tuk membantu menyerap panas, penghalau vegetasi untuk kenyamanan pengguna dan

(kombinasi dengan meningkatakan daya tahan (umur).

sinar

matahari

vegetasi) dan aspek estetika taman. Air ini j.

Jaringan Utilitas diadakan secara recycling sehingga tidak Variabel: Fungsi, Penempatan

membutuhkan banyak air dalam suatu Prinsip perancangan:

periode tertentu.

Fungsi utnuk memberikan pelayanan fasili- d. Pedestrian

tas air bersih, listrik, telekomunikasi dan Variabel : penempatan, Akses, Desain sanitasi pada pengguna taman.

Prinsip perancangan :

- Penempatan sesuai kebutuhan dan - Jalur pedestrian ditata dengan menyatukan diupayakan sedapat mungkin jaringan utili-

lanskap secara tas ditanam sehingga tidak mengganggu

dengan

penataan

sehingga memberikan secara visual.

keseluruhan

kenyamanan bagi pengguna. k.

dirancang untuk Variabel : Privat.

menghubungkan titik-titik ruang publik Prinsip perancangan:

seperti pada suatu taman seperti parkir, -

Pengelolaan dilakukan lewat perawatan tempat bermain, tempat duduk, bangunan intesif secara privat.

penunjang, area pengamatan dan fasilitas l.

Penggunaan

penunjang lainnya.

Variabel : Fungsi, Pengguna, Batasan Pengguna

Desain pedestrian menyangkut warna, Prinsip perancangan:

tekstur dan dimensi. Warna yang tidak -

Multifungsi memantulkan cahaya sehingga membuat -

Pengguna lebih diutamakan pemilik silau dan material yang dipakai tidak bangunan

menyerap banyak panas seperti rumput dan

3. Parkiran Terbuka Siliwangi

paving berlubang

Permukaan pedestrian tidak licin khusus- Variabel : Pemilihan Vegetasi, Karakter

a. Vegetasi

nya pada saat permukaan basah. Vegetasi, Jumlah, Penempatan

Permukaan harus cukup kuat, lebar pedes- Prinsip Perencanaan :

trian harus cukup untuk berjalan leluasa -

Fungsi vegetasi yang ada di parkiran termasuk bagi para penyandang cacat. terbuka adalah memberikan keteduhan dan -

Jalur pedestrian dibuat dengan mengikuti kenyamanan bagi pengguna parkir, mem-

kontur tanah yang ada agar biaya bantu menciptakan iklim mikro dan

konstruksi tidak besar dan didesain dengan menyerap polusi kendaraan.

menarik agar terhindar dari kesan -

Karakter vegetasi adalah tinggi, daun lebar

monoton.

dan rapat, hijau sepanjang tahun, tidak - Pedestrian dilengkapi dengan saluran mudah rapuh dan patah, vegetasi tahunan,

drainase yang baik untuk membantu kerapatan renggang dan tahan terhadap

menyalurkan air. intrusi air laut. Jenis vegetasi adalah Pohon e. Jalur Kendaraan

Angsana dan Ketapang. Variabel : Bentuk, Dimensi, Desain

b. Tanah

Prinsip perancangan:

Variabel : Jenis dan Karakter Tanah, Topografi

Jaringan jalan dibangun pada areal yang Prinsip perancangan :

seminimal mungkin dengan jarak terpen- -

Pengenalan terhadap jenis dan karakter dek, kecuali untuk maksud khusus seperti tanah di kelurahan LLBK kota Kupang

menikmati pemandangan sehingga ja- yang terdiri dari moliosols yang kurang

ringan jalan kadang-kadang dibuat memu- subur, alfisols yang subur dan vertisols

tar atau menyusuri suatu tempat/kawasan yang mempunyai daya simpan air yang

tertentu.

sangat tinggi diperlukan untuk pemilihan - Dimensi jalan disesuaikan dengan fungsi vegetasi pada RTH.

sebagai jalan utama, jalan penunjang atau -

Rancangan memperhatikan dan menyesu- jalan untuk kebutuhan inspeksi. aikan dengan bentuk topografi yang ada -

Desain jalur kendaraan memperhatikan agar tidak menimbulkan biaya yang besar.

topografi sehingga mengurangi pekerjaan

c. Air dan biaya konstruksi. Variabel : Penggunaan, jumlah, penempatan

Sepanjang koridor jalan ditempatkan Prinsip perancangan :

vegetasi yang proporsional untuk ketedu- -

Keberadaan air pada taman diperlukan un- han dan pengarah sekaligus unsur estetika

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 1, Juli 2014 11

KAJIAN KONDISI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN LAI LAI BISI KOPAN (LLBK) KOTA KUPANG

f. Parkir Terbuka konstruksi perlindungan parkiran berupa Variabel : Luasan, Penempatan, Desain

dinding penahan gelombang pasang. Prinsip perancangan: