HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT DENGAN SIKLUS MENSTRUASI Indria Astuti Siska Asti Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK - View of HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT DENGAN SIKLUS MENSTRUASI

  

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT DENGAN

SIKLUS MENSTRUASI

Indria Astuti

Siska Asti

  Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi

  

ABSTRAK

  Implant merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dapat merubah pola menstruasi pada hampir 60 persen akseptor dalam tahun pertama setelah insersi. Dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas Batujajar menunjukan dari 19.361 PUS yang menggunakan implant hanya 645 (3,33%). Hasil wawancara aseptor KB Implant mengeluh mentruasi tidak terartur dan terkadang tidak menstruasi. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi pada akseptor kb implant. Metode penelitian menggunakan analitikdenganpendekatan cross sectional.Populasi penelitian akseptor KB implant di Desa Pangauban wilayah kerja Puskesmas Batujajar dan sampel penelitian ini teknik

  

Total sampling sebanyak 60 responden. Data Primermenggunakan kalender dan

  kuesioner lama KB implant, data kemudian dianalisis menggunakan uji univarat dan bivariat (chi square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang lama penggunaan KB implant lebih dari 1 tahun sebanyak 32 responden (53,3%), sebagian besar responden mengalami siklus haid tidak teratur sebanyak 38 responden (63,3%), dan ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi pada akseptor KB implant dengan P value 0,000. Disarankan agar petugas puskesmas secara rutin melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan tentang efektifitas dan efek samping KB Implant dengan menggunakan berbagai macam media seperti leaflet, pamflet dan poster serta memperbanyak pelaksanaan safari agar akseptor KB lebih mengetahui program KB jangka panjang yang sesuai.

  Kata kunci : Kontrasepsi implant, siklus menstruasi. Kepustakaan : 31, (2005

  • – 2014)

  

THE CORELATIONS OF LONG USE OF CONTRACEPTIVE IMPLANT WITH

MENSTRUAL CYCLE IN PANGAUBAN VILLAGE WORK PUBLIC HEALTH

CENTER BATUJAJAR WEST BANDUNG REGENCY 2015

ABSTRACT

Implant is one of contraceptives that can change bleeding patterns in nearly 60 percent

of acceptors in the first year after insertion. From the preliminary study in Batujajar

Public Health Center of 19 361 of couples of childbearing age shows that using implants

only 645 (3.33%). Based on the results of interviews with acceptors Implant there are

as many as experienced abnormal siklus. The research method uses analytic with cross

sectional approach. The study population were 60 acceptors implant and the study

sample were 60 respondents with total sampling technique. Data obtained directly using

the calendar and long questionnaires KB implant, the data are then analyzed using

univariat test and bivariate (chi square). The results showed that most respondents were

long use of birth control implant more than one year as many as 32 respondents

(53.3%), the most respondents experienced irregular menstrual cycles were 38

respondents (63.3%), and there is a relationship the long use of contraceptive implant

with menstrual cycle in acceptors kb implant in pangauban village work area health

center batujajar west bandung regency in 2015 It is recommended that public health

center officers routinely conduct counseling and health promotion on the effectiveness

and side effects of birth control implants using various media such as leaflets, pamphlets

and posters as well as expand the implementation of the safari so acceptors know better

long-term planning program accordingly. Keywords : Contraception implant, the menstrual cycle. Reference : 31 (2005-2014)

A. PENDAHULUAN

  Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia sebanyak 2,59 yang berarti setiap perempuan rata-rata memiliki 2-3 anak sepanjang usia produktifnya (SDKI, 2012). Upaya untuk menekan kepadatan penduduk tersebut dengan mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Salah satu Program KB dengan menggunakan Metode Alat Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) salah satunya KB Implant. (Hartanto, 2014).

  Implant merupakan salah satu KB hormonal yang efektif, hal tersebut karena implant merupakan jenis KB hormonal yang memiliki jarak cukup lama untuk menghambat kehamilan, cara pemasangannya cukup sederhana dari yang 6 batang (norplant), 2 batang (indoplant) hingga yang terbaru 1 batang (implanon). (BKKBN, 2012). Keuntungan dari implant yaitu berdaya guna tinggi, perlindungan jangka panjang, pengembalian kesuburan cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, dan lebih aman dari pengaruh estrogen, serta tidak mengganggu proses senggama. Dari segi non kontrasepsi implant juga mempunyai keuntungan yaitu mengurangi nyeri haid dan melindungi terjadinya kanker endometrium (Sulistyawati, 2011). Efek samping yang paling utama dari Implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada hampir 60 persen akseptor dalam tahun pertama setelah insersi (pemasangan) (Hartanto, 2010). Data yang diperoleh dari BKKBN propinsi Jawa Barat, tahun 2013 jumlah peserta KB baru Implant hanya 5.385 (4,82%).

  Penelitian Anggia dan Mahmudah (2012) didapatkan hasil gangguan menstruasi yang dialami responden sebelum pemakaian kontrasepsi, setelah, dan pada saat ini adalah gangguan pola menstruasi 36,5%, gangguan lama menstruasi 35,3%, dan gangguan siklus menstruasi 45,9%. Penelitian Maharani (2007) menunjukkan bahwa keluhan yang dirasakan 73% tidak teratur siklus menstruasinya dan 27% teratur siklus menstruasinya. Amenorea terjadi pada 30-40% wanita pada akhir tahun pertama pemakaian; perdarahan tidak teratur terjadi pada sekitar 50% wanita pada 3 bulan pertama, tetapi menurun hingga 30% pada bulan ke-6; perdarahan memanjang paling banyak dialami pada 3 bulan pertama dan penelitian Siswati (2009) didapatkan data sebagian besar responden mengalami kejadian amenorrhea 54,3%, hal ini dikarenakan pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron yang ada di dalam KB hormonal tersebut sehingga kebanyakan responden mengalami amenorrhea.

  Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang akseptor KB Implant di Puskesmas Batujajar Kab. Bandung Barat, sebanyak 5 orang akseptor KB implant mengatakan bahwa setelah memakai alat kontrasepsi implant mengalami menstruasi yang lebih lama dari biasanya hingga 36 hari, sebanyak 3 orang dalam sebulan mengalami menstruasi kurang dari 21 hari, dan sebanyak 2 orang tidak mengalami menstruasi dalam waktu 3 bulan terakhir.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi di Desa Pangauban Wilayah Kerja Puskesmas Batujajar Kab. Bandung Barat tahun 2015

  ”.

  B. METODOLOGI PENELITIAN

  Jenis penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. (Hipotesis Ho : : Tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi dan Ha : Ada hubungan penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi.

  Populasi adalah akseptor KB implant di Desa Pangauban Wilayah Kerja Puskesmas Batujajar. Teknik sampling yang digunakan yaitu Total Sampling sebanyak 60 aseptor. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan melakukan “door to door. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan tehnik wawancara mengenai siklus menstruasi dan lama penggunaan alat kontrasepsi KB implant. Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan uji chi Square. Lokasi penelitian di Puskesmas Batujajar Desa Pangauban, pengambilan data Bulan Agustus 2015.

  C. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Implant dengan

Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Implant

Siklus menstruasi CI 95%

  (Confidence Tidak Total Lama Teratur

  Interval) teratur P value penggunaan

  • Nim n % n % N % Maks.

  > 1 tahun 29 90,6 3 9,4 32 100 2,819 9 32,1 19 67,9 28 100 (1,627-

  0,000 ≤ 1 tahun

  4,885)

  Jumlah 38 63,3 22 36,7 60 100 (Sumber : Data primer, 2015)

  Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan lama pengginaan kontrasepsi implant dengan siklus mentruasi pada akseptor KB implant dengan nilai P=0,000 < α (0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai POR= 2,819, artinya akseptor KB implant yang menggunakan implant > 1 tahun mempunyai peluang 2,819 kali mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dibanding akseptor implant yang menggunakan ≤ 1 tahun.

  D. PEMBAHASAN

  Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa akseptor KB implant yang menggunakan implant > 1 tahun hampir seluruhnya mengalami siklus menstruasi tidak teratur (90,6%) dan akseptor KB implant yang menggunakan implant ≤ 1 tahun sebagian besar mengalami siklus menstruasi teratur (67,9%). Hasil uji disimpulkan terdapat hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi (P=0,000) dengan nilai POR= 2,819, artinya akseptor KB implant yang menggunakan implant > 1 tahun mempunyai peluang 2,819 kali mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dibanding akseptor implant yang menggunakan < 1 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama menggunakan implant maka siklus menstruasi akan cenderung menjadi tidak teratur.

  Hal tersebut karena adanya pengaruh progesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progestagene yang kuat dan sangat efektif menekan kehamilan, namun jika digunakan dalam jangka waktu cukup lama menyebabkan perubahan siklus menstruasi yang tadinya nomal menjadi amenore, perdarahan irregular, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang. Insiden yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi

  

endometrium . Menurut Sinclair (2009) pada 30% kasus perdarahan tidak teratur; tahun

  pertama terjadi 50% kasus amenore dan pada tahun ke-3 kejadian amenore menjadi 80%. Menurut Baziad (2012) gangguan menstruasi sering terjadi pada bulan pertama pemasangan implant, setelah satu atau dua tahun penggunaan akan terjadi amenore pada kebanyakan wanita.

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anggia dan Mahmudah (2012) tentang efek samping KB hormonal (implant) diperoleh bahwa gangguan menstruasi yang dialami responden sebelum pemakaian kontrasepsi, setelah, dan pada saat ini adalah gangguan siklus menstruasi 45,9%. Penelitian Siswati (2009) didapatkan data sebagian besar responden mengalami kejadian amenorrhea 54,3%, hal ini dikarenakan pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron yang ada di dalam KB hormonal tersebut sehingga kebanyakan responden mengalami amenorrhea. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan KB hormonal dengan kejadian amenorrhea. Menurut Anggia (2012), efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal adalah tidak menstruasi (amenorea) setelah pemakaian kontrasepsi. Kejadian amenorea pada penggunaan kontrasepsi hormonal yang berlangsung lama akan menyebabkan akseptor tidak menstruasi sama sekali.

  Hal ini sejalan dengan penelitian Maharani (2007) tentang hubungan lama pemakaian KB implant dengan keluhan akseptor menunjukkan bahwa keluhan yang dirasakan 73% tidak teratur siklus menstruasinya dan 27% teratur siklus menstruasinya.

  

Amenorea terjadi pada 30-40% wanita pada akhir tahun pertama pemakaian, perdarahan

  tidak teratur terjadi pada sekitar 50% wanita pada 3 bulan pertama, tetapi menurun hingga 30% pada bulan ke-6, perdarahan memanjang paling banyak dialami pada 3 bulan pertama.

  Pada penelitan ini terdapat perbedaan antara hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2007), keluhan tidak teraturnya siklus menstruasi banyak dialami oleh akseptor KB implant pada tahun pertama pemakaian, sedangkan dari hasil penelitian menunjukan justru akseptor yang memakai KB implant lebih dari satu tahun yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Hal ini dapat disebabkan bahwa progestin yang dilepaskan ke dalam darah belum banyak mempengaruhi siklus menstruasi pada wanita yang memakai KB implant kurang dari satu tahun. Resiko menstruasi tidak teratur meningkat pada wanita yang memakai KB implant lebih dari satu tahun karena pengaruh progestin dalam jangka waktu yang lama dapat mencegah ovulasi sehingga menyebabkan terjadinya keterlambatan menstruasi yang sebelumnya teratur.

E. SIMPULAN

  Pada akseptor implant sebagian besar lama penggunaannya lebih dari 1 tahun sebanyak 53,3% dan sebagian besar mengalami siklus haid tidak teratur sebanyak 63,3%. Terdapat hubungan lama penggunaan kontrasepsi implant dengan siklus menstruasi pada akseptor KB implant dengan (P value = 0,000). Disarankan bidan sebagai petugas kesehatan dapat meningkatkan konseling dan promosi kesehatan secara rutin tentang efektivitas dan efek samping KB implant dengan menggunakan berbagai macam media seperti leaflet, pamphlet dan poster.

DAFTAR PUSTAKA

  Anggia dan Mahmudah (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang implant di Desa Tanjung Anom . Jurnal kebidanan Muhammadiyah Medan. Baziad, (2008). Kontrasepsi hormonal. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo. BKKBN, (2008). Arah Kebijakan dan Strategi BKKBN. Jakarta. Hidayat, 2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Kumalasari & Andhyantoro, (2012). Kesehatan reproduksi. Jakarta : Salemba Medika. Maharani (2007). Analisis Faktor-Faktor Pada Ibu Yang Berpengaruh Terhadap

  

Pemakaian Metode Kontrasepsi Implant di Kabupaten Sukoharjo . Stikes Aisyiyah

Surakarta.

  Mahmudah (2012). Infertilitas dan Gangguan Alat Reproduksi Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika. Manuaba (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan . Jakarta. EGC. Manuaba, (2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, (2010). Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Profil Puskesmas, Batujajar, (2014). Data pengguna KB Implant. Bandung Barat Proverawati dan Misaroh, (2009). Hubungan pola menstruasi pada akseptor KB

Implant di Wilayah Kerja Kedung Mundu Semarang . Univ. Muhammadiyah Semarang.

Saifuddin (2006). Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirihardjo. Sani, A. (2010). Ganggaun menstruasi adalah masalah kesehatan yang seringdijumpai pada wanita. terdapat pada: file:/ / / E:/ internet%20bhn%20kti/ artikelgangguan- menstruasi.html. diakses: tanggal1 Maret 2015. SDKI, (2012). Profil kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI Siswati (2009). Perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan alat

  

kontrasepsi Implant dengan kontrasepsi lain di Dusun Gergunung Gergunung Klaten

Utara Klaten Jawa Tengah . Jurnal Univ. Muhammadiyah.

  Sulaeman, (2005). Analisis hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi Implant. Jurnal kebidanan USU. Sulistyawati, (2011). Pelayanan keluarga berecancana. Salemba medika. Jakarta. Yayuk, (2013). Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Dengan Siklus Menstruasi Pada

  Akseptor KB hormonal. Jurnal Universitas Muhammadiyah Ponorog0

Dokumen yang terkait

View of THE CORRELATION BETWEEN THE DURATION OF PLAYING ONLINE GAME WITH THE LEARNING MOTIVATION IN STUDENT CLASS VII AND VIII AT SMPN 1 CIMAHI

1 0 10

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG

0 0 7

View of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI DESA CIKAMUNING KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

0 0 8

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 Irawan Danismaya, S.Kp.,M.Kep Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi ABSTRAK - View of

0 0 6

View of Efek Hipoglikemik Perasan Buah Labu Siam (Sechium edule): Analisis Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Aloksan (2,4,5,6-tetraoxypyrimidine; 5,6-dioxyuracil)

0 0 8

View of Analisis Pertumbuhan Jamur Aspergillus fumigatus dalam Media Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

0 0 11

Kata Kunci : lactobacillus bulgaricus, klebsiella pneumoniae, soyghurt A. PENDAHULUAN - View of PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN DAN WAKTU GENERASI TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN KOLONI Klebsiella pneumoniae STRAIN ATCC 700603, CT1538 DAN S941 OLEH Lactobacil

0 0 14

View of HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN HYPNOBIRTHING DI BPM ONIH SRI HARTATI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

0 0 9

HUBUNGAN FAKTOR MATERNAL DENGAN KEJADIAN BBLR DI WILAYAHKERJA PKM TEGALWARU KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2012-2014 Pebyani Pramanik Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal A.Yani Cimahi email : pebyani250285gmail.com ABSTRAK - View of HUBUNGAN FAKTOR

1 1 10

View of Pengaruh Hypnoparenting Terhadap Kebiasaan Sarapan Pagi Pada Siswa Kelas I di SDN Buah Batu Baru Bandung

0 1 9