KEL TEL LUAR (must know)22sept14

KELAINAN /
PENYAKIT
TELINGA
LUAR
Dr Ranidewi, SpTHT-KL.,MARS

KELAINAN TELINGA LUAR
1.
2.

KELAINAN KONGENITAL
KELAINAN DAPATAN
a. Trauma
b. Infeksi

KELAINAN KONGENITAL
MIKROTIA
 ATRESIA MEATUS AKUSTIKUS
EKSTERNUS
 FISTULA PRE AURIKULA



MIKROTIA

MIKROTIA
kelainan telinga luar (daun
telinga) akibat gangguan
perkembangan arkus brakialis
pertama dan kedua

ETIOLOGI
belum jelas
Embriopatia, Ishemia jar akibat perdarahan intra
uterin, kelainan genetik, obat2an
Biasanya diikuti dgn fstula preaurikula, atresia
liang
telinga dan kelainan tulang2 pendengaran
(telinga
tengah)

Indikator untuk meramalkan keadaan

telinga tengah adalah kondisi daun
telinganya.
Makin buruk daun telinganya maka makin
buruk pula keadaan telinga tengahnya
Bayi mikrotia  tuli konduksi 40-60db
bisa jadi karena disertai kelainan meatus
eksternus dan auris media

PERKEMBANGAN TELINGA MULAI USIA KEHAMILAN
7 MINGGU – 12 MINGGU (lengkap)

INSIDEN
- 1 : 6000-12.000 lahir hidup
- Lebih sering pada bayi laki (2.5 : 1 )
- telinga kanan lebih sering ( 3 : 2 )
- merupakan kelainan kongenital telinga luar yang
paling sering

50% kasus mikrotia juga disertai kelainan
kongenital lainnya yaitu a.l

- Wajah asimetris
- hipoplasia mandibula atau malar
- palatoschisis
- tragal skin tags
- paralise N fasialis

KLASIFIKASI MIKROTIA
(MICROT)
MIKROTIA GRADE
1

Perkembangan telinga luar hampir
sempurna, namun daun telinga dan liang
telinga terbentuk hampir normal tetapi
ukurannya kecil

MIKROTIA GRADE
2

Perkembangan daun telinga terganggu

terutama bagian atas dan terjadi stenosis
/atresia liang telinga yang berakibat tuli
konduksi

MIKROTA GRADE 3

Daun telinga sangat kecil, berbentuk kacang
tanpa liang telinga dan tanpa membran
timpani (paling sering)

MIKROTIA GRADE
4

Semua bagian telinga luar tidak
terbentuk (Anotia)

Gangguan pendengaran yang pl sering adalah
terjadi Tuli Konduksi yg disebabkan oleh karena
tidak sampainya suara ke membrana ovale akibat
atresia MAE dan tidak sempurnanya membran

timpani dan tulang pendengaran.
Biasanya terjadi penurunan pendengaran
sampai 60dB
Tuli Sensoroneural tjd pada 16% dr kasus
Mikrotia,  terjadi kelainan di telinga bagian
dalam

Pemeriksaan tambahan:
- CT scan (untuk melihat keadaan auris media
dan meatus akustikus eksternus)
- Audiometri (untuk menilai telinga
dalam/kohlea )

Adanya gangguan pendengaran dideteksi maksimal
pada usia 2 minggu yaitu skrining pendengaran dgn
menggunanakan OAE test(Oto Acustic
Emission)  dilanjutkan dengan BERA ( Brain
Evoked Response Audiometry) utk mengetahui kualitas
pendengarannya
Pada usia 5-6 tahun, dilakukan CT Scan untuk

mengetahui kondisi di telinga dalam yg pada saat
ini sdh berkembang

PENATALAKSANAAN
memperbaiki bentuk & fungsi
pendengaran

1. Protesa aurikula
2. Alat bantu dengar konduksi tulang
(Bone Anchored Hearing Aid /BAHA)

Bila terjadi mikrotia pada ke 2 telinga
maka dilakukan rekonstruksi pada salah satu
telinga terlebih dahulu utk memperbaiki
pendengarannya.
Selanjutnya pada usia 5-6tahun dilakukan
rekonstruksi telinga yg sebelahnya dan
rerekonstruksi telinga yg sdh dioperasi (bagian2
telinga bagian tengah dan dalam sudah terbentuk
sempurna)


Pada kasus mikrotia dgn tuli
sensoroneural, tidak bisa dikoreksi dengan
operasi. Sebaiknya dilakukan cholear inplant

PRE
OPERASI

PASCA
OPERASI

Bone
Anchored
Hearing
Aid
(BAHA)

Sistem
BAHA


• osseointegrated system untuk
rehabilitasi pendengaran melalui
konduksi tulang secara langsung
• Alternatif ABD konduksi tulang
dan ABD konduksi udara
konvensional





sekrup titanium
percutaneous abutment
sound processor

Battista & Ho, 2003

ATRESIA MEATUS
EKSTERNUS






Insiden 1 : 10.000 – 20.000 lahir hidup
Unilateral : bilateral 3-4 : 1
Atresia kanan lebih sering dari pada kiri
Biasanya disertai kelainan auris media
dan aurikula sebab perkembangannya
bersamaan

ETIOLOGI

-

Belum diketahui
- Terjadi kegagalan kanalisasi meatus
- Biasanya disertai kelainan sendi
mandibula
 Atresia meatus eksternus

- parsial
- total

Gagal
kanalisasi
MAE

Patensi MAE
bervariasi

Suara tidak
capai MT

Tuli konduksi

Atresia
total

Parisier, Fayad & Kimmelman CP,2003; Shah, 2008;
Kesser, Matthew & Horlbeck,2008


Atresia meatus eksternus
bilateral
-

Dampak psikososial pasien dan keluarga
Derajat kelainan bervariasi
Stenosis ringan sulit diketahui
Perkebangan bicara dan bahasa
terhambat
- Deformitas aurikula, ingat kelainan
meatus
eksternus

Atresia meatus ekternus unilateral
-

Perkembangan bicara dan bahasa
normal

- Hambatan mendengar hanya di
lingkungan bising
- Kesulitan lokalisasi suara diluar rumah
atau saat bermain

Pemeriksaan tambahan
- CT scan
untuk melihat keadaan auris media dan
MAE
- Audiometri
untuk menilai telinga dalam ( kohlea )

Klasifkasi atresia MAE kongenital

Tipe I

Tipe II

Tipe III

- MAE sempit
- Tulang temporal
hipoplastik
- Telinga tengah normal /
lebih kecil
- Tulang2 pendengaran
normal
- MAE tidak terbentuk
- Telinga tengah kecil
- Maleus dan Inkus terfksir
- MAE tidak terbentuk
- Telinga tengah tidak
terbentuk

Penatalaksanaan atresia meatus
eksternus
TERAPI NON BEDAH

Lakukan terlebih dahulu penilai rangkaian tes
pendengaran telinga sampai ke otak dengan
menggunakan
- Pure tone audiometri
- BERA ( Brain Evoked Response Audiometry )

Dari tes pendengaran maka bila ada
gangguan pendengaran  pada :
a. Atresia meatus bilateral
 Alat bantu dengar konduksi tulang
( BAHA)
b.Atresia unilateral dengan telinga
kontralateral normal
 Alat bantu dengar konduksi udara

Bone
Anchored
Hearing
Aid
(BAHA)

Sistem
BAHA

• osseointegrated system untuk
rehabilitasi pendengaran melalui
konduksi tulang secara langsung
• Alternatif ABD konduksi tulang
dan ABD konduksi udara
konvensional





sekrup titanium
percutaneous abutment
sound processor

Battista & Ho, 2003

TERAPI BEDAH
 Mikrotia dan atresia meatus eksternus

unilateral :
Pembedahan yang sifat elektif
Mikrotia dan atresia bilateral dilakukan
operasi usia 5 tahun, menunggu
proses pneumatisasi mastoid lengkap

FISTULA PREAURIKULAR

NAMA SINONIMNYA :

 CONGENITAL

AURAL SINUSES
 PRE AURICULAR SINUSES
 CONGENITAL PRE AURICULAR CYST
 CONGENITAL EAR PIT (LUBANG)
 PRE AURICULAR PIT (LUBANG)

 lubang kecil sebesar seujung pensil di depan
tragus
Merupakan kelainan kongenital yang terjadi akibat
gangguan embrional pada arkus brakial 1 dan 2
Penyebabnya sama dengan mikrotia, namun juga
karena adanya faktor keturunan
Dari muara fstel ini sering keluar cairan yang
berasal dr kelenjar sebacea, sering berbau busuk

 Biasanya

pasien datang karena terjadi obstruksi
dari muara sinus dan kemudian infeksi (abses)

 Penatalaksanaan:

Bila terjadi abses  dilakukan insisi abses dulu,
kemudian bila abses berulang maka  dilakukan
eksisi fstel preaurikula dengan bantuan Metilen biru
sebagai marker saat operasi
 Kalau

tidak ada keluhan  tidak perlu operasi

KELAINAN TELINGA
DAPATAN
1.Kelainan daun telinga
2. Kelainan liang telinga
3.Kelainan gendang telinga

KELAINAN DAUN TELINGA
DAPATAN

OTHAEMATOME /
HAEMATOME AURIKULA
Penumpukan bekuan darah diantara kulit
dan perikondrium tulang rawan daun
telinga.
Kausa : TRAUMA
Bila terjadi peradangan maka terjadi
perikondritis  cauliflower
Bila bekuan darah tidak dikeluarkan 
terjadi pengerasan (daun telinga tebal)

PENATALAKSANAAN :
1. Insisi
2. Antibiotika
3. Analgesik
4.

Bila sudah terjadi organisasi (pengerasan) maka
dilakukan eksisi dan kuret jaringan yang
mengeras

5. Bila terjadi perichondritis  lakukan eksisi
jaringan
tulang rawan yg rusak

PSEUDO
OTHAEMATOME
= Kista semu daun telinga
= pseudo othematome
Benjolan pada daun telinga depan yang
tidak nyeri dan penyebabnya tidak
diketahui.
Diduga karena hambatan aliran limfe (daun
telinga tertekuk), tergigit serangga
Benjolan berisi cairan kekuningan di antara kulit
dan perichondrium tulang rawan

 Terapi

dengan pungsi steril, balut
tekan dengan gyps selama 1 mg
spy kulit kembali melekat pada
tulang rawan
 Bila menekanan tidak sempurna,
kulit-perichondrium tidak melekat
dgn sempurnakambuh dan
muncul benjolan kembali
 Bila tidak steril bisa menjadi
perikondritis

CAIRAN SEROUS/
BENING

PERICHONDRITIS
AURIKULA

KHAS  LOBULUS TIDAK IKUT MERADANG

 Infeksi dari perikondrium daun telinga

 E/ kuman penyebab Pseudomonas A,
Staflokokus Aureus
 Faktor resiko
- luka bakar
- trauma
- aspirasi othematoma
- iatrogenik operasi mastoid

 GEJALA
- Gatal
- Panas
- Bengkak & merah ( lobulus bebas )
- Nyeri spontan
 PEMERIKSAAN
- Merah, udem
- Konsistensi keras
- Nyeri tekan
- fuktuasi (+)  abses

PUS




TERAPI
- MRS
- Tanpa abses  kompres dingin
- Abses  insisi dan drainase
 buang kartilago nekrosis
- Kloksasilin 4 kali 250 –500 mg/hr oral
atau
Gentamisin 2 kali 80 mg/hr IM selama
5 hr
- Analgesik kuat ( tramadol )
Salah Penanganan  Kartilago Rusak 
Cauliflower

ERISIPELAS
 Infeksi kulit oleh Grup A Streptokok B
Hemolitikus mengenai dermis dan
saluran limfe  selulitis

Faktor resiko
1. Usia lanjut
2. Bayi
3. Imunodefsiensi

Gejala :
- Febris tinggi mendadak, menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kulit daun telinga kemerahan
(eritema aurikularis)

Eritema aurikula
- bula eritematus
- eritematus hemorhagik
- bula hemoragik
- Bengkak batas jelas
+ nyeri tekan

Diagnose banding




Dermatitis kontakta
Udim angioneurotika
Herpes Zoster

TERAPI
- MRS  risiko SEPSIS
- Kompres dingin
- Antibiotika dosis tinggi I.V selama 7 –
10 hr
benzilpenicilin
makrolide
sefalosporin.
- Analgetika

Komplikasi
1.Plegmon
2.Abses
3.Thromfebitis

KELAINAN DI LIANG
TELINGA
(MEATUS AKUSTIKUS
EKSTERNUS) DAPATAN

SERUMEN
 adalah

produksi dari kelenjar sebacea dan
kelenjar serumen yg terdapat di 1/3 luar dari kulit
liang telinga

 Konsistensi
 Normal:

lunak atau padat / keras

serumen tidak menumpuk di liang
telinga tetapi ke luar sendiri ke muara MAE dan
menguap karena terkena udara panas

Keluhan :
 Pendengaran menurun
 Rasa penuh di telinga
 Sakit bila telinga kemasukan air
Penatalaksanaan:
 Ekstraksi dgn menggunakan kapas yang dililitkan
pada pelilit kapas
 Ekstraksi dgn menggunakan kait
 Serumen dicairkan dgn meneteskan
karboglycerin 10% selama 3 hr, kemudian di
ekstraksi/suction atau
 Dilakukan irigasi (dgn syarat MT utuh)

BENDA ASING LIANG TELINGA
Anak sering memasukkan benda2 ke liang telinga
 dikeluarkan dengan kait.
Bila anak tidak kooperatif, terpaksa dilakukan
pembiusan
Benda asing serangga dapat segera dikeluarkan
dengan huk tajam, knee pinset atau dimatikan
terlebih dahulu dengan minyak kelapa.
Bila semut maka dilakukan irigasi

Bila ada benda asing masuk ke telinga langkahlangkah yg harus diikuti:
1.

Tidak melakukan pemeriksaan dan
mencoba dengan alat/benda2 yang tidak
standar(korek api atau caton butds, atau alat
lainnya). Jangan mengambil resiko benda akan
masuk lebih dalam lagi dan akan merusak
struktur gendang telinga.

2.

Remove the object if possible. Jika objek
terlihat jelas, maka dapat di ambil dengan pinset
dan benda yang lunak

3. Try using gravity. Miringkan kepala ke sisi
yang terkena. Jangan pukul-pukul kepala,
tetapi digoncang dengan lembut ke arah
tanah untuk mencoba mengeluarkan benda
4. Try using oil for an insect. Bila bendanya
serangga, meringkan kepala kearah atas, dan
kemudian masukan minyak kelapa, olive oil
atau baby oil ke telinga.
Dengan memasukkan minyak maka akan
membuat serangga mati lemas/tenggelam
dan saluran lebih licin. Caranya dengan
menarik cuping telinga dengan lembut ke
belakang dan ke atas untuk orang dewasa,
kebelakang dan ke bawah bagi seorang anak.

5. Jangan gunakan minyak untuk menangani
objek selain serangga.
Jangan gunakan metode ini jika ada
kecurigaan dari perforasi pada gendang
telinga - nyeri, perdarahan atau keluar cairan
dari telinga.
6. Jika metode ini gagal atau orang yang terus
mengalami rasa sakit di telinga, pendengaran
berkurang atau sensasi dari sesuatu yang
bersarang di telinga, meminta bantuan
spesialis THT.

OTITIS EKSTERNA
Adalah radang diliang telinga: akut &
kronis
Faktor yang mempermudah timbulnya
keradangan di liang telinga adalah pH di
liang telinga. Bila pH menjadi basa maka
ini akan menyebabkan proteksi terhadap
infeksi menurun

OTITIS EKSTERNA AKUT
1.
2.

Otitis Eksterna sirkumskripta
Otitis Eksterna Difusa

OTITIS EKSTERNA
SIRKUMSKRIPTA
(FURUNKEL)
 Timbul

di 1/3 luar liang telinga

 Infeksi

pada folikel rambut, kelenjar
sebasea, kelenjar serumen (Jerawat)

 C/

Staphylococcus aureus,
Staphylococcus albus

GEJALA:
Nyeri hebat (otalgia) saat telinga/daun telinga
disentuh atau bisa nyeri spontan saat buka mulut
Hal ini disebabkan krn kulit liang telinga tidak
mengandung jar ikat longgar shg bila terjadi
infeksi
maka langsung menekan perichondrium yang
mengandung banyak ujung2 saraf perifer
1.

2.

Gangguan pendengaran bila furunkel besar
dan
menutup liang telinga

TERAPI :
1. Bila jadi abses maka harus dilakukan
aspirasi / insisi utk drainase pus.
Bila diperlukan dipasang drain
2. Bila belum terjadi abses, diberikan salep
antibiotik
3. Tambahkan analgesik oral

OTITIS EKSTERNA
DIFUSA
 Timbul

di 2/3 dalam liang telinga

 Kulit

liang telinga udem, hiperemis,
keluar cairan serous

 C/

Pseudomonas, Staphylococcus albus,
Escheria koli

GEJALA:
1.

Nyeri hebat (otalgia) saat telinga/daun telinga
disentuh atau bisa nyeri spontan saat buka
mulut
Hal ini disebabkan krn kulit liang telinga tidak
mengandung jar ikat longgar shg bila terjadi
infeksi maka langsung menekan perichondrium
yang mengandung banyak ujung2 saraf perifer

2. Gangguan pendengaran bila udem luas dan
menutup liang telinga

TERAPI :
1.
2.
3.

Tampon Borowi 2 hari, ditetesi terus dgn tujuan
meredakan udem
Tampon yang mengandung antibiotika dan
analgesik
Berikan antibiotika dan analgesik oral

OTOMIKOSIS
 Infeksi
 C/

jamur di liang telinga

aspergilus, kandida albikans dll

 Gejala:

gatal dan rasa penuh di telinga
kadang2 tanpa keluhan

TERAPI :
1.
2.
3.

Oor toilet
Salep anti jamur
Obat anti jamur oral

Otomikosis c/Aspergillus
niger liang telinga luar

INFEKSI KRONIS LIANG
TELINGA
 Akibat

infeksi akut liang telinga yang tidak
ditangani dgn baik
 Pemakaian mould hearing aid
Terjadi penyempitan akibat terbentuknya jaringan
parut liang telinga
Terapi: operasi rekonstruksi

KERATOSIS OBLITERANS DAN
KOLESTEATOMA EKSTERNA
C/ belum diketahui
G/-penumpukan deskuamasi epidermisbuntu
-erosi kulit dan tulang liang telinga (kolesteatoma
eksterna)nyeri hebat
TERAPI :
-rutin membersihkan telinga
-tetes dan cuci telinga H2O2 3% telinga
-tandur jaringan utk menghilangkan gaung
akibat erosi kulit dan tulang

OTITIS EKSTERNA
MALIGNA
 Adalah

infeksi akut yang difus di liang
telinga luar
 Biasanya pd orang2 tua dgn DM
 Peradangan sampai ke subkutis dan
organ sekitarnya  terjadi Khondritis,
osteitis, osteomielitis yg berakibat pd
kerusakan tl temporal

GEJALA :
-gatal di liang telinga nyeri hebat
-sekret >>
-liang telinga bengkak, tertutup jaringan
granulasi>>
-bila mengenai saraf fasialis terjadi
paresis/paralisis wajah asimetris
TERAPI :
-antibiotika dosis tinggi
-debridement luka secara radikal

HERPES ZOSTER OTIKUS
Sinonim: Ramsay Hunt sindrom
Herpes Genikulatum
Adalah infeksi virus herpes Zoster
pada ganglion genikulatum dan
ganglion saraf vestibulo kohlearis

KELUHAN
- Nyeri muka, daun telinga, MAE,
palatum dan bagian anterior lidah
- Sulit menutup mata
- Pendengaran menurun
- Vertigo

PEMERIKSAAN :
- Vesikel pada daun telinga dan MAE
- Muka mencong karena parese N VII
- Tes pendengaran - Tuli persepsi

TERAPI :
- Anti virus Acyclovir 800mg 4-5x/hr selama 45 hr
- Kortikosteroid prednison 60mg 4 hr,
tapering selama 2 minggu
- Analgesik kuat tramadol 3x 50mg
- Diazepam/dramamin untuk menghilangkan
vertigo

Komplikasi
- Sinkinesis (gerakan involunter
otot2
wajah)
- Neuralgia paska herpes
- Kerusakan mata

RUPTUR MEMBRAN
TIMPANI
Faktor yang menyebabkan gendang
telinga pecah:
 cedera
 Kebisingan / suara ledakan
Ruptur gendang telinga akan sembuh
dalam beberapa minggu tanpa
pengobatan.

Ruptur membran
timpani

PENYEBAB
1. Airplane ear (barotrauma).
Tekanan di telinga ,seperti selama pendakian
atau saat pesawat akan mendarat, dapat
menyebabkan gendang telinga pecah
2. Injury to your ear .
Kerusakan pada gendang telinga dapat terjadi
karena cedera langsung, mengalami pukulan
di telinga atau benturan keras.

3. Foreign objects in your ear.
Benda kecil seperti pembersih telinga atau
baby pin didorong terlalu jauh ke dalam liang
telinga bisa pecah gendang telinga.
Upaya untuk membersihkan kotoran telinga
(serumen) dari telinga bisa merusak gendang
telinga dan menyebabkan infeksi liang telinga
luar

4. Loud, sudden noise.
Suara yang tiba-tiba dan sangat keras, seperti
ledakan atau letusan senjata api, bisa
memecahkan gendang telinga.
Terjadi gangguan pendengaran berat atau
timbul denging di telinga (tinnitus) yang
berat.
Biasanya pendengeran akan pulih kembali
dalam beberapa saat, Tapi dalam beberapa
kasus dapat berlangsung tanpa batas

Tanda dan gejala yang terjadi:
 Sharp,

sakit telinga mendadak, telinga tidak
nyaman
 Keluar darah dari telinga
 Telinga berdenging (tinitus)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1. Periksa membran timpani dgn otoskop.
2. Pada ruptur gendang telinga tampak lubang
berbentuk bintang (tepi tidak rata), ada darah
/ bekas darah di tepi lubang.
Di dalamnya tampak tulang-tulang pendengaran
(telinga tengah).
Pada pecahnya gendang telinga akibat infeksi
(Otitis Media Akut)
disebut sebagai perforasi
membran timpani  lubang bulat, tepi rata,
terkadang ada darah/bekas darah. Keluar cairan
bening/serous dari lubang perforasi

Komplikasi

gendang telinga yang pecah biasanya akan
sembuh dengan sendirinya tanpa komplikasi
dalam beberapa minggu namun terkadang dapat
mengalami masalah:

1. Gangguan pendengaran.
Biasanya, bersifat sementara, tetapi bila ruptur
membran timpani cukup besar maka membran
timpani tidak dapat menutup spontan dan
dapat
menyebabkan kurangnya pendengaran.
Jika trauma parah, seperti patah tulang
tengkorak, kerusakan tulang-tulang di telinga
tengah dan menyebabkan cedera pada struktur
telinga bagian dalam, kehilangan pendengaran
bisa berat dan permanen.

2. Recurrent middle ear infection (chronic
otitis
media).
Peradangan yang berlangsung lama atau
berulang yang disebabkan infeksi telinga
tengah dapat menyebabkan gangguan
pendengaran permanen

PENCEGAHAN
1. Protect your ears during fight.
Mengunyah permen, bila sedang pilek pakai
tetes hidung dengan nasal decongestan
sebelum takeof dan sebelum landing.
Tujuannya agar tuba Eustachius terbuka
sehingga tekanan di dalam dan diluar
membran timpani menjadi sama.

2. Keep your ears free of foreign objects.
Jangan pernah mencoba untuk membersihkan
kotoran telinga yang mengeras dengan benda
yang mudah merobek / menusuk gendang telinga
spt korek api, jepit rambut, lidi, bulu ayam dll.
3. Guard against excessive noise.
Lindungi telinga dari kerusakan yang tidak perlu
dengan memakai pelindung telinga di tempat
kerja atau selama kegiatan dengan kebisingan yg
terus menerus.

PENATALAKSANAAN
1. Tambal gendang telinga (patch).
Bila lubang gendang telinga kecil  tambal
Dokter menyentuh tepi gendang telinga dengan
bahan kimia untuk merangsang pertumbuhan
dan menempatkan kertas tipis di gendang
telinga. Mungkin perlu tiga atau empat kali
tambal sebelum akhirnya ruptur menutup
sepenuhnya.
2. Surgery.
Jika dokter menganggap dengan Patch tidak
efektif maka akan dilakukan tympanoplasty,

TRAUMA
TULANG TEMPORAL

KLL

>>  trauma kepala >> 
biasanya berbentuk patah tulang
dasar tengkorak yang tidak jarang
disertai dengan patah tulang
temporal.
gangguan pendengaran
tuli konduksi, tuli saraf maupun
tuli campuran serta terkadang
disertai kelumpuhan saraf fasialis

terjadi

Kekerapan
 45%

dari fr tulang temporal yang diakibatkan
oleh patah tulang dasar tengkorak mengalami
gangguan pada telinga tengah dan dalam.

 Fr

tl temporal jenis longitudinal  tuli konduksi
dan tuli campuran
 Fr tl temporal jenis transversal  tuli
sensoroneural

Trauma temporal dapat
mengakibatkan :
Patah

tulang temporal
Kerusakan di telinga
luar
Kerusakan di telinga
tengah

1. Patah tulang temporal
 Patah

tulang langsung (direct fracture)

 Patah

tulang tidak langsung (indirect fracture) :

Patah tulang longitudinal, yaitu patah tulang
yang sejajar dengan sumbu tulang petrosus
Patah tulang transversal yaitu patah tulang
yang memotong sumbu tulang petrosus

2. Kerusakan di telinga
luar
 terjadi robekan pada membran timpani dan
tumpukan darah di liang telinga luar, baik yang
bersumber dari robekan kulit maupun dari dalam
telinga tengah
 terjadi perubahan bentuk atau penyempitan
liang telinga luar

3. Kerusakan di telinga tengah
 Dislokasi Incudostapedial joint









Fraktur prosesus lentikularis
Fraktur krura stapes
Dislokasi Incudomalleal joint
Dislokasi total inkus
Fraktur kaput malei
Perlekatan osikel oleh karena organisasi
darah dan jaringan ikat fbrus
Nekrosis prosesus longus inkus

Diagnosis
1. Anamnesis
Riwayat adanya benturan pada
tulang temporal, kemudian dapat
menimbulkan perdarahan telinga
yang diikuti oleh penurunan
perdengaran

2 Pemeriksaan
a. Otoskopi:
- Pada fr longitudinal
 - perdarahan di liang telinga luar,
- robekan pada kulit liang telinga
luar
maupun membran timpani,
- rusaknya anulus timpanikus ,
- penyempitan liang telinga luar
- Pada fr transversal
 -hematotimpanum

b. Tes fungsi pendengaran
- garpu tala
- audiogram
 air-bone gap 40dB atau lebih
maka kemungkinan telah
terjadi gangguan pada rantai
osikelnya

c. Tes impedans
Gangguan pada rantai osikel akan tampak
pada perubahan gambaran kontraksi otototot di telinga tengah
d. Radiologis
Fr longitudinal  Foto kepala posisi
Schuller
Fr transversal  Foto kepala posisi
Stenvers

Penatalaksanaan
Konservatif

 terapi trauma pd
umumnya yaitu antibiotika,
analgetika, anti infamasi

Operatif

 rekonstruksi

Prognosis
 Tuli

konduksi yang membaik dalam waktu
1 bulan  prognosis lebih baik dari pada
ketulian yang menetap lebih dari 3
bulan.
 Rekonstruksi

kerusakan rantai osikel
akibat patah tulang temporal menemukan
hasil yang cukup baik yaitu terjadi
peningkatan fungsi pendengaran antara
13 – 40 dB

TERIMA
KASIH