TERAPI INFLAMASI NON INFEKSI BERBASIS HERBAL DAUN JARAK PAGAR DENGAN PENDEKATAN BIOMOLEKULER

  

Tema 3: Pangan, Gizi dan Kesehatan

TERAPI INFLAMASI NON INFEKSI

BERBASIS HERBAL DAUN JARAK PAGAR

DENGAN PENDEKATAN BIOMOLEKULER

  

Oleh

Warsinah, Hanif Nasiatul Baroroh, dan Sunarto

Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu –Ilmu Kesehatan

Universitas Jenderal Soedirman

  

ABSTRAK

  Ekstrak daun jarak pagar (Jatropa curcas) dilaporkan memiliki efek analgetik dan antiinflamasi pada mencit yang diinduksi albumin, serta antiarthritis pada tikus yang diinduksi Complete

  

Freud’s Adjuvant. Skrining fitokimia membuktikan bahwa jarak pagar mengandung

  senyawaflavonoid, steroid, triterpenoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Dengan pendekatan biomolekuler seperti uji invitro dapat diketahui mekanisme antiinflamasi dari senyawa aktif daun jarak pagar yang berefek antiinflamasi, kemudian melalui uji in vitro dapat diketahui pula aktivitas gen sitokin IL-1 dan TNF

  α Target spesifik dari penelitian ini adalah menghasilkan senyawa aktif antiinflamasi dengan mekanisme antiinflamasi melalui aktifitas sitokin. Penelitian pada tahun pertama menghasilkan aktifitas isolat aktif terhadap aktivitas TNF-

  α sebesar 176.967 µg/ml dan aktivitas IL-1 sebesar 1024.077 µg/ml. hasil isolasi ternyata semakin murni senyawa semakin tinggi aktivitasnya terhadap TNF-

  α dan IL-1. Korelasi positif antara studi in vivo dan

  

in vitro diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang jelas tentang farmakodinamik dari

senyawa aktif.

  Kata kunci: Jatropa curcas,isolat, sitokin, TNF- α dan IL-1.

  ABSTRACT

  Jatropa curcas extract was reported to have analgesic and anti-inflammatory effects on albumin- induced mice, as well as antiarthritis in Complete Freud's Adjuvant-induced mice. Phytochemical screening proves that J. curcas was contains of flavonoid, steroids, triterpenoids, alkaloids, saponins, and tannins compounds. Biomolecular approach to the invitro test can be known anti-inflammatory mechanism of J. curcas leaves of active compound of anti- inflammatory effect, in vitro test through can be known to gene activity of cytokine IL-1 and TNFα The specific target of this research was to produce anti-inflammatory of active compound of mechanism cytokine activity.

  The resulted of the activity of active isolates on TNF- α activity at 176,967 μg / ml and IL-1 ac tivity at 1024.077 μg / ml. the result of the isolation was the more pure the higher the compound activity on TNF-

  α and IL-1.The positive correlation between in vivo and in vitro studies was expected to provide clear scientific information about the pharmacodynamics of the active compound

  Key word : Jatropa curcas, isolate, sitokin, TNF- α dan IL-1

  PENDAHULUAN Inflamasi merupakan respon peradangan yang perlu diperhatikan secara serius.

  pemanfaatan obat herbal yang berasal dari tanaman obat merupakan cara yang baik untuk pencegahannya, tanaman yang secara empiris telah digunakan adalah daun jarak pagar dan secara ilmiah juga telah terbukti memiliki daya antiinflamasi. Tanaman jarak pagar (Jatropha

curcas ) telah diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan (Saxena et al.,2005).

James et al. (2011) membuktikan bahwa ekstrak metanol daun J. curcas mempunyai efek antioksidan dengan nilai IC 50 sebesar 90,83 µg/ml. Selain itu, ekstrak metanol J. curcas juga memilki aktivitas antiinflamasi yang signifikan (Mujumdar dan Misar, 2004). Baroroh dan

  Warsinah (2010)melaporkan bahwa ekstrak etanol daun jarak pagar dosis 300 mg/kgBB dapat menghambat peradangan sebesar 23,25% dan dosis 500 mg/kgBB mampu mengurangi rekruitmen neutrofil pada kaki tikus. Warsinah et al (2015) juga melaporkan bahwa fraksi etil asetat sebagai fraksi aktif dari ekstrak etanol pada dosis 150 mg/kg BB mampu menurunkan volume oedem pada kaki tikus yang diinduksi karagenin

  Skrining fitokimia yang dilaporkan oleh James et al. (2011) menunjukkan bahwa daun

  

J. curcas mengandung flavonoid, polifenol, dan saponin. Senyawa flavonoid, polifenol,

  dansaponin dalam jarak pagarberpotensi sebagai antioksidan, antikanker dan antiinflamasi (Thomas et al., 2008; Rathee et al., 2009). Oskoueian et al. (2011a) membuktikan bahwa getah dan akar tanaman J. curcas berpotensi sebagai antiinflamasi melalui inhibisi enzim

  

inducibleNitric Oxide Synthase (iNOS) pada sel makrofag. Sementara Baroroh et al. (2014)

  melaporkan ekstrak etanol daun J. curcas juga memiliki aktivitas antiartritis. Warsinah et al (2015) juga melaporkan bahwa pada fraksi etil asetat mengandung senyawa flavonoid yang mampu menurunkan volume oedem kaki tikus. Aktivitas antiinflamasi dan antioksidan yang ditunjukkan tanaman J. curcas mengindikasikan bahwa tanaman ini berpotensi sebagai alternatif terapi pada kondisi inflamasi baik akut maupun kronis.

  Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian efek antiinflamasi secara in vitro sehingga dapat diketahui mekanisme aksinya sebagai inhibitor sitokin melalui pengamatan ekspresi gen Tumor necrosis factor (

  TNFα) dan sitokin interleukin 1 (IL-1), Target utama dari penelitian ini adalah untuk mendapat informasi mekanisme penghambatan inflamasi melalui ekspresi gen dari isolat senyawa aktif hasil isolasi daun jarak pagar.

  METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu

  Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Laboratorium Farmasi Klinik Jurusan Farmasi dan Laboratorium Riset Terpadu UNSOED .

B. Alat dan Bahan 1. Alat Penelitian

  Peralatan yang digunakan antara lain), ELISA reader (SLT 340 ATC), mikropipet (Pipetman), neraca analitik (Sartorius), sentrifus (Sorval, MC 12 V 9700869), Vortex (Maxi Mix H, Termolyne Type 3760),

  2 Bahan Penelitian a.

  Daun tanaman Jarak pagar (J. curcas) yang dikoleksi dari Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas.

  b.

  Bahan uji mekanisme antiinflamasi: reagen kit IL-1, kit TNFα, kit EGF, Kit VEGF, NaCl 0,9%, dan aquadest.

C. CARA KERJA Prosedur pemeriksaan TNF- α/IL-1 dengan teknik ELISA indirect (Sandwich) dengan reagen Quantikine HS kit.

  Microplate di-coated dengan murine monoclonal antibody yang spesifik untuk TNF-

  α pada sumurannya, lalu ditambahkan 50 μL assay diluent HD1-11 ke dalam setiap sumuran, dan

  200 μL standar (TNF-α/IL-1 standard) atau sampel ke dalam sumuran tersebut. TNF-α/IL-1 yang ada akan diikat oleh antibody yang di-coated dalam sumuran tadi. Sumuran ditutup dengan penutup perekat, dan diinkubasi selama 14-20 jam pada suhu 2-8oC. Sumuran dicuci 4 kali dan ditambahkan 200

  μL larutan conjugate yang mengandung polyclonal antibody berlabel enzim spesifik untuk TNF- α/IL-1, kemudian ditutup dengan penutup perekat, diinkubasi selama 3 jam dalam suhu kamar. Selanjutnya sumuran dicuci 4 kali lagi, ditambahkan 50

  μL larutan

  

substrat ke dalam setiap sumuran; ditutup dengan penutup perekat baru, kemudian diinkubasi

  selama 60 menit dalam suhu kamar. Sumuran ini tidak dicuci, tetapi langsung ditambah dengan

  50 μL larutan amplifier; ditutup dengan penutup perekat baru, kemudian diinkubasi selama

  30menit dalam suhu kamar. Penambahan larutan amplifier ini mengawali munculnya perubahan warna. Selanjutnya ditambahkan 50 μL stop solution (2N asam sulfat) ke dalam setiap sumuran.

  Kemudian dibaca pada microplate reader dengan anjang gelombang 490 nm (dalam 30 menit), pembacaan dikoreksi pada panjanggelombang 650 nm atau 690 nm. Penambahan stop solution ini tidak berpengaruh terhadap warna dalam sumuran.

  HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Fraksinasi

  Fraksinasi dilakukan dengan mengguakan pelarut n-heksan, kloroform dan etil asetat dengan metode partisi cair-cair dengan pemilihan pelarut yang berbeda dan masing-masing pelarut memiliki polaritas yang berbeda sehingga diharapkan senyawa yang dihasilkan juga mempunyai polaritas yang berbeda sehingga apabila diuji aktivitasnya akan diketahui senyawa pada masing-masing pelarut berdasarkan polaritas.

  Fraksinasi tersebut menghasilkan 4 fraksi yaitu fraksi n-heksan, fraksi kloroform, fraksi etilasetat dan fraksi residu (Tabel 1) dengan warna dan rendemen yang berbeda. Rendemen tertinggi diperoleh pada residu dengan warna coklat merah dan rendemen terkecil pada etil asetat dengan warna kuning. Tabel 1. Hasil partisi ekstrak etanol dengan pelarut n-heksan, kloroform dan etil asetat

  

Fraksi Warna Berat fraksi (g) % rendemen

n -heksan Kuning 7,69 1,44

  Kloroform hijau 3,35 0,67 etilasetat Hijau kekuningan 1,98 0,42 Residu Coklat 31,24 61,24 Fraksinasi dilakukan untuk memisahkan senyawa berdasarkan sifat kepolarannya.

  Penarikan senyawa non polar seperti lemak dilakukan dengan penambahan pelarut n-heksan berulang kali sampai semua senyawa non polar tertarik dalam n-heksan, yang terindikasi dari warna pelarut. Setelah itu dilakukan penarikan senyawa yang lebih polar berturut-turut dengan kloroform, dan etil asetat dengan cara yang sama (table 2), masing-masing fraksi tersebut diuji aktivitas antiinflamasinya untuk menentukan fraksi yang aktif. fraksi aktif di fraksinasi lagi dengan kromatografi kolom menghasilkan 4 isolat. Kemudian masing

  • – masimh isolat di uji aktivitasnya terhadap TNF- α dan IL-1.

  Table 2. hasil pemisahan fraksi aktif

  

isolat bentuk Warna Berat fraksi (mg) % rendemen

  1 Kristal lengket Kuning 17,69 1,44

2 Kristal lengket oange 13,35 1,67

  3 kristal putih 11,98 1,42

  4 Kristal putih 11,24 1,24 Hasil pengamatan berdasarkan aktivitas TNF-

  α dari isolat yang diperoleh dari Fraksi gabungan yang paling aktif kemudian di fraksinasi lagi untuk memperoleh isolat yang murni. Fraksi yang paling aktif adalah fraksi Fg3 dengan nilai TNF-

  α sebesar 244 µ/ml dilakukan pemurnian dengan jalan dipisahkan dengan metode kromatografi kolom dan didapat 4 isolat kemudian diuji aktifitas TNF-

  α pada masing-masing isolat. Keempat isolat memberikan aktivitas yang berbeda yaitu isolat 1 memberikan akfititas sebesar 176, 967 µ/ml, isolat 2 sebesar 353.655 µ/ml, isolat 3 sebesar 314.799 µ/ml dan isolat 4 sebesar 197.019 µ/ml. pada

  α diperoleh isolat yang paling aktif adalah isolat 1 dan diikuti isolat 4 kemudian isolat 3 dan isolat 2. Isolat yang mempunyai aktifitas paling rendah adalah isolat 2. Tabel 3. Hasil pengamatan TNF-

  α pada isolat daun jarak pagar Kontrol (-) Control (+) perlakuan std TNF- Sampel TNF- sampel TNF- α TNF-α Rerata α TNF-α Rerata

  TNF- TNF- α

  α α

  1

  40 A2,C3=SNI 207.115 76.639 141.877 D5,F6=I1 161.921 192.052 176.967

  2

  80 B2,D3=SN2 57.852 62.438 60.145 E5,G6=I2 348.033 359.277 353.655 3 160 C2,E3=SN3 214.078 85.307 149.693 G5,A7=I3 357.885 271.713 314.799 4 320 D2,F3=SN4 61.487 74.731 68.109 H5,B7=I4 233.380 160.658 197.019 5 640 E2,G3=SN5 194.772 241.699 218.236

  Tumor necrosis factor alpha (TNF- α) merupakan sitokin utama pada respon inflamasi akut terhadap bakteri Gram -negatif dan mikroba lainnya. Infeksi yang berat dapat memicu produksi TNF dalam jumlah besar yang menimbulkan reaksi sistemik. TNF disebut TNF-

  α atas dasar historis dan untuk membedakannya dari TNF - β atau limfotoksin. Sumber utama TNF-α ialah fagosit mononuklear dan sel T yang diaktifkan antigen, sel NK, dan sel mast.

  Lipopolisakarida merupakan rangsangan poten terhadap makrofag untuk menyekresi TNF. IFN- γ yang diproduksi sel T dan sel NK juga merangsang makrofag antara lain meningkatkan sintesis TNF (Soeroso, 2007).

  TNF- α mempunyai beberapa fungsi dalam proses inflamasi, yaitu dapat meningkatkan peran pro trombotik dan merangsang molekul adhesi dari sel leukosit serta menginduksi sel endotel, berperan dalam mengatur aktivitas makrofag dan respon imun dalam jaringan dengan merangsang faktor pertumbuhan dan sitokin lain, berfungsi sebagai regulator dari hematopoetik serta komitogen untuk sel T dan sel B serta aktivitas sel neutrofil dan makrofag.TNF-

  α juga memiliki fungsi tambahan yang menguntungkan termasuk peranannya dalam respon imun terhadap bakteri, virus, jamur, dan invasi parasit. (Soeroso, 2007 dan Yani et al, 2011).

  Hampir semua proses inflamasi mengakibatkan aktivasi makrofag jaringan dan infiltrasi monosit darah. Aktivasi ini menyebabkan banyak perubahan dalam sel, di antaranya ialah produksi TNF, IL-1, dan IL-6, yaitu sitokin-sitokin yang meyebabkan efek multipel pada hospes. Efek-efek ini meliputi: 1) induksi demam; 2) respon fase akut hepatic yang disertai lekositosis dan produksi protein fase akut seperti C - Reactive Protein (CRP); dan 3) diferensiasi atau aktivasi dari sel T, sel B dan makrofag (Ishartadiati K. 2009) Interleukin-1 juga dikenal sebagai leukocyte activating factor, B cell activating factor, mononuclear cell factor, leukocyte endogenous mediator, hemopoeitin-1 dan sejumlah nama lain.

  Interleukin-1 adalah sebutan bagi beberap

  L- 1α dan IL-1ß masing-masing memiliki berkas mengalami cedera,.

  Induksi

  Pada pengamatan aktivitas interleukin -1 (IL-1) ternyata hasilnya mirip dengan pada pengamatan TNF- α, semakin murni senyawa semakin menunjukkan aktivitas yang tinggi terbukti dengan kadar interleukin yang diperolehnya semakin murni senyawa semakin kecil kadar interleukinnya. Interleukin adalah salah satu dari beberapa limfokin yang mempromosikan makrofag dan sel T pembunuh dan sel B dan komponen lain dari sistem kekebalantubuh. Interleukin merupakan kelompok sitokin ( disekresi hormon ) yangpertama kali diekspresikan oleh sel darah putih (leukosit).

  Interleukin adalah salah satu dari beberapa limfokin yang mempromosikan makrofag dan sel T pembunuh dan sel B dan komponen lain dari sistem kekebalan tubuh. Interleukin merupakan kelompok sitokin (disekresi hormon) yangpertama kali diekspresikan oleh sel darah putih (leukosit). Fungsi dari sistem kekebalan tubuh tergantung di bagian besar pada interleukin, dan jarang kekurangan dari sejumlah yang telah dijelaskan dengan lengkap penyakitautoimun atau defisiensi imun. Isolat hasil pemurnian juga diuji aktifitas terhadap IL-1. Keempat isolat memberikan aktivitas yang berbeda yaitu isolat 1 memberikan akfititas sebesar 1024.077 µ/ml, isolat 2 sebesar 2252.002 µ/ml, isolat 3 sebesar 2243.906 µ/ml dan isolat 4 sebesar 1585.164 µ/ml. Hasil pengukuran aktifitas IL-1 yang paling aktif terjadi pada isolat 1 dan diikuti isolat 4 kemudian isolat 3 dan isolat 2. Isolat yang mempunyai aktifitas paling rendah adalah isolat 2 dan 3, mempunyai aktivitas yang hampir sama dan yang paling tinggi pada isolat 1(tabel 3). Sejalan dengan pengamatan TNF-

  α yang memberikan model aktivitas yang sama dengan aktivitas IL-1. Tabel 4. Hasil pengamatan IL-1 pada isolat daun jarak pagar

  Kontrol (-) Control (+) perlakuan std IL-1 Sampel

  IL-1

  IL-1 Rerata IL- sampel

  IL-1

  IL-1 Rerata IL-

  1 1 1 300 A2,C3=SNI 1111.00 816.990 963.999 D5,F6=I1 1120.83 927.318 1024.077

  8 5 2 600 B2,D3=SN 917.837 917.837 917.837 E5,G6=I2 2312.95 2191.053 2252.002

  2 3 1200 C2,E3=SN 669.776 1090.46 880.122 G5,A7=I3 1842.00 2645.810 2243.906

  3

  7

  1 4 2400 D2,F3=SN 1030.01 867.687 948.852 H5,B7=I4 2141.41 1028.911 1585.164

  4

  6 7 5 4800 E2,G3=SN 1071.00 1294.28 1182.643

  5

  3

  2 1α, IL-1ß dan IL- 1Ra, yang memainkan peran penting dalam regulasi sistem kekebalan dan respon peradangan.

  IL- 1α dan IL-1ß masing-masing memiliki berkas genetik IL1A, dan IL1B, pada kromosom 2 deret yang sama yaitu 2q14, dan merupakan sitokina pleiotropik hasil sekresi monosit dan makrofaga berupa prohormon, sebagai respon saat sel mengalami cedera, oleh karena itu menginduksi apoptosis. Induksi COX-2 pada sitokina ini di dalam sistem saraf pusat ditemukan sebagai penyebab hipersensitivitas yang memberikan rasa sakit.

  Meskipun IL 1 dan TNF berbeda secara biokimia dan terikat pada reseptor membran sel yang berbeda, namun masing-masing hanya menunjukkan beberapa sifat biologis yang berbeda, dan memiliki banyak aktivitas yang sama. Dengan demikian, IL 1 dan TNF bersifat radioprotektif, memiliki efek sitosidal untuk beberapa sel tumor, merombak tulang dan tulang rawan, menyebabkan demam, pembengkakan, fibroplasia, dan angiogenesis. Efek tumpang tindih IL 1 dan TNF sebagian disebabkan oleh induksi spektrum sitokin dan reseptornya yang sama. Baik IL 1 dan TNF menginduksi reseptor IL 2, IL 6, faktor stimulasi koloni dan protein fase akut yang dapat berkontribusi pada efek immunoenhancing, inflammatory dan radioprotective mereka. IL 1 dan TNF sering juga dilepaskan secara kooperatif oleh sel dan memiliki efek kooperatif. Sebagai contoh, IL 1 bersama TNF memiliki efek radioprotektif sinergisin dan efek diferensiasi terminal in vitro pada sel tumor. Secara keseluruhan, data ini menunjukkan adanya jalur transduksi sinyal post-reseptor yang umum dan berbeda untuk IL 1 dan TNF. IL 1 dan TNF masing-masing dapat menginduksi sejumlah jenis sel untuk menghasilkan IL 6, yang tampaknya bertindak sebagai sitokin "spektrum luas" lainnya. Selain itu, IL 1 dan TNF menginduksi produksi NAP-1 oleh monosit manusia dan fibroblas. Sitokin baru yang telah dimurnikan, diurutkan, diklon, diekspresikan dan disintesis, dapat menjelaskan beberapa efek peradangan akut dari sitokin ini. Aktifitas inflamasi dari IL1 dan TNF Meskipun itu dilakukan secara in vitro, ternyata hasilnya bahwa IL-1 dan TNF-

  α psda inflamasi menunjukkan efek dengan jumlah yang hamper sama dan mem[punyai kesamaan, efek ini juga ditunjukkan pada penelitian in vivo.

  KESIMPULAN

  Hasil penelitian tentang Terapi Inflamasi Non Infeksi Berbasis Herbal Daun Jarak Pagar Dengan Pendekatan Biomolekuler Melalui aktivitas Gen Sitokin r dapat disimpulkan: 1.

  Hasil aktivitas terhadap TNF-α pada isolat aktif sebesar 176.967 µg/ml dan aktivitas IL-1 sebesar 1024.077 µg/ml

2. Semakin murni senyawa semakin besar aktivitasnya terhadap TNF-α dan IL-1

UCAPAN TERIMA KASIH

  Kepada rector dan ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah memberikan fasilitas berupa dana penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

  Anne, B.E.S and Garret, A., 2006, Analgesic-antipyretic agents;in pharmacotherapy of gout, in pharmacological basis of therapeutics. 7th Ed. Good man & Gilmans. Balaji, R, Suba V, rekha N, Deecaraman M, 2009, Hepatoprotective Activity Of Methanolic

  Fraction of Jatropha curcas on Aflatoxin B1 Induced Hepatic Carcinoma, Int. J. Ph. Sci , 1 (2): 287-296. Baroroh H.N. dan Warsinah, 2010, Antiinflammatory Activity of Ethanolic Extract of Leaves of Jarak Pagar (Jatropa curcas L.) and Neutrophils Profile in Rats Foot Induced

  Carrageenan, Proceedings of International Conference On Medicinal Plants, 22-23 July 2010. Baroroh, H.N. dan Rachmani, E.P.N., 2011, Acute Toxicity of Etanolic Extract of Jarak Pagar

  (Jatropa curcas L.) on Balb/c Male Mice, International Seminar Natural Product for Cancer Chemoprevention , Faculty of Pharmacy UMP, 5 Juli 2011. Baroroh, H.N., Warsinah, Harwoko, 2011, The Cleaving Activity Assay on Supercoiled DNA by protein fraction from Jatropa curcas leaves, Proceeding The First International

  Conferenc on Medicine and Health Sciences; Interprofessional Education: Walking Through Collaborative Learning to Collaborative Practice , 29 December 2011.

  Baroroh, H.N., Warsinah, dan Harwoko, 2012, Aktivitas Fraksi Protein Jatropa curcas sebagai Antikanker terhadap Ekspresi p53 pada Kulit Mencit Pasca Pemaparan DMBA dan UV B , Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia , Vol. 10 No.2: 138-143.

  Baroroh, H.N., Sobri, I., Rachmani, E.P., Hertiani, T., Ikawati, Z., 2014, Jatropha curcas leaves for relieve of adjuvant-induced arthritis in rats, Universa Medicina, 33(1): 10-17. Ikawati, 2014, Farmakologi Molekuler : Target aksi obat dan mekanisme molekulernya, Gadjah Mada university Press, Yogyakarta. Ishartadiati K. 2009, Peranan TNF, IL-1, dan IL-6 pada respon imun terhadap protozoa.

  Surabaya: FK Universitas Wijaya Kusuma. James, O., Unekwojo, E.G., Ojochenemi, A.A., 2011, Assesment of Biological Activities: A

  Comparison of Pergularia daemia and Jatropha curcas Leaf Extracts, British Biotechnology Journal , 1(3): 85-100. Mujumdar, A.M. dan Misar, A.V., 2004, Anti-Inflammatory Activity of Jatropha curcas Roots in Mice and Rats, J. Ethnopharmacol., 90: 11-15. Oskoueian, E., Abdullah, N., Saad, W.H., Omar, A.R., Ahmad, S., Kuan, W.B., Zolkifli, N.A.,

  Hendra, R., Ho, Y.W., 2011a, Antioxidant, Anti-Inflammatory, and Anticancer Activities of Methanolic Extracts from Jatropha curcas Linn., J. Med. Plant. Res, 5(1): 49-57.

  Compounds and Biological Activities of Jatropha curcas L. Kernel Meal Extract, Int.J.

  Mol. Sci. , 12: 5955-5970. Rathee, P., Chaudhary, H., Rathee, S., Rathee, D., Kumar, V., Kohli, K., 2009, Mechanism of action of flavonoids as anti-inflammatory agents: a review., Inflamm. Allergy Drug

  Targets , 8(3): 229-235.

  Soeroso A. Sitokin. Oftalmologi Indonesia. 2007;5:171-80 Thomas, R., Sah, N., Sharma, P., 2008, Therapeutic Biology of Jatropha curcas: A Mini Review. Curr. Pharm. Biotechnol., 9(4): 315-324.

  Uche, F.I. and Aprioku, J.S., 2008, The Phytochemical Constituents, Analgesic and Anti- Inflammatory Effects of Methanol Extract of Jatropha curcas Leaves in Mice and ister Albino Rats, J. Appl. Sci. Environ. Manage., 12(4): 99-102.

  Yani L, Ilhamjaya P, Gatot SL, Wijaya A, Suryani A. Korelasi antara adiponektin dengan Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-a) pada pria Indonesia obes non-diabetes. MKI.

  2011:6;1.

Dokumen yang terkait

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA, FMEA-AHP UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK SANDAL DI PT. “X

0 0 13

PENENTUAN SETTING LEVEL OPTIMAL UNTUK PEMBUATAN BRIKET BERBAHAN BAKU LIMBAH DAUN PENYULINGAN NILAM

0 0 9

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MEBEL DARI PERPSPEKTIF KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN OMAX

0 2 5

ANALISIS PERBAIKAN WORK STATION PADA PROSES PRODUKSI GARMENT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ENVIRONMENT ERGONOMIC

0 0 9

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB ORDER COSTING GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PERCETAKAN BONSAERAH DI SURABAYA)

0 0 11

ANALISIS PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONIBILITY DENGAN VARIABEL INTERVENING GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Achmad Sambudianto, Syafi’i, Juliani Pudjowati

0 0 14

PENGARUH CAPITAL ADEQUECY RATION, RETURN ON ASSETS, DANA PIHAK KETIGA DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Mu’allifa Rakhmadani, Masyhad, Nurul Qomari

0 0 16

53 PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL, DAN LOAN TO DEPOISIT RATIO TERHADAP PERUBAHAN LABA ( Studi Kasus Bank Konvensional Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012)

0 0 15

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP KINERJA BANK UMUM KONVENSIONAL YANG MENYALURKAN KREDIT PADA UMKM: DENGAN KESEMPATAN INVESTASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

0 0 16

PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUACY RATIO, RETURN ON ASSET DAN NON PERFOMING LOAN TERHADAP RETURN SAHAM

1 4 17