PENGARUH CAPITAL ADEQUECY RATION, RETURN ON ASSETS, DANA PIHAK KETIGA DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Mu’allifa Rakhmadani, Masyhad, Nurul Qomari

PENGARUH CAPITAL ADEQUECY RATION, RETURN ON

  

ASSETS, DANA PIHAK KETIGA DAN NON PERFORMING

LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT

PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

  

INDONESIA

Dwi Mu’allifa Rakhmadani, Masyhad, Nurul Qomari

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CAR, ROA DPK dan NPL secara parsial dan simultan terhadap penyaluran kredit. Serta menguji apakah NPL lebih dominan dibandingkan variabel CAR, ROA dan DPK. Analisis penelitian ini menggunkan regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji F statistik, uji T statistik, serta pembuktian dominan dengan 6 sampel perusahaan selama 5 periode dimulai tahun 2012

  • – 2016. Hasil dari penelitian ini yaitu CAR, ROA DPK dan NPL memiliki pengaruh secara simultan terhadap penyaluran kredit. Dalam uji parsial diketahui bahwa CAR dan DPK memiliki pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan ROA dan NPL memiliki pengaruh tidak signifikan. Dalam pembuktian dominan menunjukan bahwa CAR memiliki pengaruh dominan dan asumsi peneliti tidak terbukti.

  Kata Kunci : CAR, ROA, DPK, NPL dan Penyaluran Kredit

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of CAR, ROA DPK and NPL

partially and simultaneously to the channeling of credit. And test whether NPL is

more dominant than variable of CAR, ROA and DPK. This research analyzes using

the multiple linear regression, classic assumption test, F test statistic, statistics T

test, as well as verification dominant with six samples of the company for 5 year

period starting from 2012 to 2016. The result of this research is CAR, ROA DPK and

NPL have influence simultaneously to credit distribution. In partial test, it is known

that CAR and DPK have significant influence to credit distribution. While ROA and

NPL have no significant influence. In the dominant proof indicates that CAR has a

dominant influence and the researcher's assumption is not proven.

  Keywords: CAR, ROA, DPK, NPL and Distribution of Credit

  PENDAHULUAN

  Dalam perekonomian modern yang sudah memasukin era MEA sangat dibutuhkan suatu lembaga yang memiliki peranan besar dalam meningkatkan mempunyai peranan meningkatkan perekonomian adalah perbankan. Menurut Undang- undang No. 10/1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dengan demikian, dalam uraiannya dapat diketahui bahwa usaha bank meliputi 3 kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank serta memberikan jasa bank lainnya merupakan kegiatan pendukung.

  Pemberian kredit adalah aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, namun memiliki risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari pemberian kredit. Sehingga pemberian kredit harus diawasi dengan manajemen risiko yang ketat. Dalam Undang - Undang No.10/1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan sumber dana bank berasal masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

  Sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga (Dendawijaya, 2009). Penyaluran kredit bertujuan untuk meningkatkan nilai kekayaan bank, dan bahkan laju atau tidaknya perekonomian di Negara Indonesia masih sangat bergantung pada kredit bank itu sendiri. Dengan naiknya kredit yang ditawarkan akan mendorong tumbuhnya investasi baru dan ekspansi usaha, menaikkan output industri, sekaligus menciptakan lapangan kerja.

  DPK dan SBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Sementara CAR dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan (Murdiyanto, 2012). Variabel NPL dan CAR memiliki pengaruh yang tidak singnifikan terhadap penyaluran kredit pada Bank Umum (Tuwaty, 2014).

  Variabel DPK dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat penyaluran kredit. Variabel NPL, suku bunga kredit, dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat penyaluran kredit, sedangkan variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat penyaluran kredit (Purba dkk, 2016). DPK berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit, ROA, inflasi, dan suku bunga SBI berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit pada bank umum (Sari dan Nyoman, 2016).

  Perbedaan hasil penelitian yang terjadi diatas menarik untuk diteliti dan diuji kembali kebenarannya. Oleh karena itu penelitian ini akan menguji pengaruh- pengaruh variabel internal bank umum yang meliputi DPK, ROA, NPL, dan CAR terhadap penyaluran total kredit. Ditentukannya objek penelitian bank umum periode tahun 2012 - 2016 karena LDR rata-rata bank umum masih berada dibawah harapan Bank Indonesia yang sebesar antara 78%-100%. Dari permasalahan tersebut maka dapat diturunkan pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut:

1. Apakah variabel CAR, ROA, DPK, dan NPL memiliki pengaruh secara simultan

  (serentak) tehadap penyaluran kredit pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2. Apakah variabel CAR, ROA, DPK, dan NPL memiliki pengaruh secara parsial tehadap penyaluran kredit pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek

  Indonesia ? 3. Antara variabel CAR, ROA, DPK, dan NPL, variabel manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap penyaluran kredit pada bank umum yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia ?

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penyaluran kredit pada bank umum sehingga dapat mengetahui faktor yang dapat memacu atau meningkatkan pertumbuhan kredit itu sendiri. Yang dapat diperinci sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel CAR, ROA, DPK, NPL memiliki yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

  2. Untuk mengetahui pengaruh variabel CAR, ROA, DPK, NPL memiliki pengaruh secara parsial tehadap penyaluran kredit pada bank umum yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

  3. Untuk mengetahui variabel CAR, ROA, DPK, NPL, variabel manakah yang memiliki pengaruh dominan tehadap penyaluran kredit pada bank umum yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

  Kemampuan bank mengelola resiko kredit secara aman, efektif dan efisien serta mengawasi mutu kredit yang telah disalurkan secara cermat, merupakan fondasi di atas mana kegiatan operasi bisnis mereka bertemu.Tanpa pondasi yang kuat, tidak mungkin kegiatan operasi bank yang bersangkutan dapat berkembang secara sehat.

  Dalam bukunya “Bank Management, Text and Cases” yang diterbitkan oleh John Wiley & Son, Toronto, Canada menyatakan kesalahan dasar bank-bank umum yang menyebabkan mutu kredit yang mereka salurkan tidak dapat dipertanggungjawabkan, sehingga menimbulkan resiko tinggi untuk berkembang ke arah kredit bermasalah adalah sebagai berikut: a.

  Kurang perhatian terhadap penyusunan kebijaksanaan kredit.

  b.

  Terlalu murah hati kepada debitur dalam penentuan jangka waktu dan persyaratan kredit.

  c.

  Pelaksanaan kebijakan kredit sering diabaikan.

  d.

  Mengkonsentrasikan penyaluran kredit pada sektor-sektor usaha yang rawan kondisinya.

  e.

  Pengawasan dan supervisi pimpinan bank terhadap para petugas kredit terlalu lemah.

  f.

  Jumlah kredit yang disalurkan jauh diatas kemampuan bank untuk menanganinya. g.

  Kemampuan bank dalam mendeteksi gejala timbulnya kredit bermasalah terlalu lemah.

  h.

  Minimnya pengetahuan bank atas perkembangan kondisi keuangan dibitur Kredit perbankan dapat tumbuh dengan cepat dipicu oleh beberapa faktor

  (Dell’Ariccia, et al., 2012) yaitu : 1) bagian dari fase normal suatu siklus bisnis , 2) adanya liberalisasi di sektor keuangan, dan 3) aliran modal masuk yang tinggi.

  Sebagaimana dijelaskan dalam Dell Ariccia (2012), dalam kondisi normal, sejalan dengan meningkatnya perekonomian domestik, umumnya kredit akan tumbuh lebih cepat. Hal ini dipicu oleh kebutuhan untuk investasi perusahaan baik dalam bentuk investasi baru maupun penambahan kapasitas. Tingginya pertumbuhan kredit juga dapat dipicu oleh liberalisasi di sektor keuangan yang umumnya memang dirancang untuk meningkatkan kedalaman sektor keuangan. Faktor lain yang turut berkontribusi terhadap peningkatan kredit adalah adanya aliran modal masuk. Aliran modal masuk akan meningkatkan penawaran dana oleh perbankan yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan kredit. Berbeda dengan tiga yang pertama, pertumbuhan kredit yang dipicu oleh respon yang berlebihan pelaku sektor keuangan lebih mengarah pada pertumbuhan kredit yang berlebihan (credit boom). Kondisi ini didasari teori financial accelerator. Financial accelerator terjadi karena adanya market imperfection akibat asimetric information sertalemahnya kelembagaan. Selain tiga faktor diatas, juga mengemukakan faktor lainnya yaitu respon yang berlebihan dari pelaku sector keuangan karena adanya perubahan risiko dari waktu ke waktu.

  CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Achmad, 2013). Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit. Dengan kata lain besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit. Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan kredit hingga 20 - 25 persen setahun. Menurut Agus (2012) CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit sedangkan menurut Vera (2014) CAR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Menurut CAR dirumuskan sebagai berikut :

  CAR = 100% Dendawijaya (2009), alasan penggunaan ROA ini dikarenakan Bank

  Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang mana sebagian besar dananya berasal dari masyarakat dan nantinya, oleh bank, juga harus disalurkan kembali kepada masyarakat. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, maka standar ROA yang baik adalah sebesar 1,5%, meskipun ini bukan suatu keharusan. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia ROA diformulasikan sebagai berikut :

  ROA = Bank Indonesia (2006), ROA membandingkan laba terhadap total asset, apabila terjadi peningkatan ROA secara signifikan maka akan berpengaruh juga terhadap penyaluran kredit pada bank. Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dengan laba yang besar maka suatu bank dapat menawarkan kredit lebih banyak. Menurut Vera (2014) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan menurut novyanti (2016) dan Ni made (2016) ROA tidak pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

  Dahlan Siamat (2005) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2009). Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008). DPK memiliki kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyalurkan kredit (Kasmir, 2008). Menurut peneliti dilihat dari perkembangan dengan rumus sebagai berikut:

  DPK = X 100 % Semakin besar Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun, maka kemampuan bank dalam menyalurkan kredit juga akan semakin besar. Menurut Agus

  (2012), Ni Made (2016) dan Novyanti (2016) DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pennyaluran kredit perbankan.

  NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan dalam Soedarto,2004). NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit (Sentausa, 2009). NPL atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga intermediary atau penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

  Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Rumus perhitungan NPL adalah sebagai berikut:

  Rasio NPL = (Kredit bermasalah / Total Kredit) x 100% Menurut Vera (2014) NPL tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit, sedangkan menurut Agus (2012) dan Novyanti (2016) NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.

METODE PENELITIAN

  Berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian asosoatif (pengaruh) yaitu meneliti pengaruh CAR, ROA, DPK dan NPL terhadap penyaluran kredit pada bank umum. Lokasi penelitian ini dilakukan pada Bank Umum yang terdaftar di Kantor Bursa Efek Indonesia di Jl. Basuki Rahmat No.

  

  46 Surabaya dengan menggunakan web resmi dari dan waktu BI untuk bulan Desember terdapat pada Tahun 2012 sampai dengan 2016, maka saya mengunakan data periode Tahun 2012 - 2016.

  Populasi merupakan objek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masasalah dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum yang listing di BEI yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit yaitu sebanyak 34 peusahaan perbankan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Non-probability sampling. Menurut Sugiyono (2009;84) mengemukakan seperti berikut: “Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi unsur atau anggita populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 6 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012 - 2016.

  Adapun teknik pengumpulan data serta informasi yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini yaitu dengan cara sebagai berikut :

  1. Studi pustaka yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, masalah, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.

  2. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. Pencatatan data yang berhubungan dengan

  Capital Adequacy Ratio , Return On Asset, Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Loan .

  Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis regresi berganda (multiple regression) dengan menggunakan metode regresi data panel. Regresi data panel merupakan kombinasi dari data time series dan cross section. Metode regresi data panel mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan data time series atau cross section (Agus Widarjono, 2013), yaitu :

  1. Data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree

  of freedom yang lebih besar.

  Menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (ommited-

  variabel).

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

  Peneliti akan menguji data dengan menggunakan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah model analisis regresi linier berganda yang diperoleh dapat menghasilkan estimator yang baik meliputi, uji Normalitas. Hasil

  

normal probability plot dapat diketahui bahwa plot atau titik-titik data tidak secara

  keseluruhan lurus diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data penyaluran kredit tidak berdistribusi normal.

  Uji multikolinieritas. Hasil nilai VIF lebih kecil dari 10, maka variabel tersebut tidak memiliki persoalan dengan multikolinieritas. Artinya bahwa variabel tersebut ridak dapat korelasi yang cukup kuat antar sesama variabel bebas dan data tersebut layak digunakan untuk analisis regresi linier berganda.

  Uji heterokedastisitas. Hasil dari grafik plot diketahui bahwa plot untuk penyaluran kredit tidak terbentuk pola, maka dapat disimpulkan

  dependent variabel bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

  Uji autokorelasi. Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh melalui perhitungan SPSS, dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson dari Penyaluran Kredit (1,824) masih berada diantara -2 sampai +2 maka tidak terjadi autokorelasi.

  Analisis regresi linier digunakan untuk menganalisis hubungan linier antar variabel independen dengan variabel dependen. Dengan kata lain untuk mengetahui besarnya pengaruh CAR (X

  1 ), ROA (X 2 ), DPK (X 3 ) dan NPL (X 4 ) terhadap

  penyaluran kredit (Y). Berikut adalah hasil persamaan regresi yang diolah dengan menggunakan SPSS 23 ada pada Tabel sebagai berikut :

NPL -4.424 2.519 -.266 -1.756 .091

  4

  Selanjutnya untuk menguji pengaruh secara simultan dan bersama-sama dari variabel CAR, ROA, DPK dan NPL terhadap penyaluran kredit, maka dilakukan uji F. Jika signifikansi F < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti variabel independennya

  5. Harga koefisien NPL (X 4 ) = - 4,424. Hal ini bearti apabila semua variabel lainnya konstan dan nilai X 4 mengalami kenaikan 1 satuan, maka penyaluran kredit akan turun sebesar 4,424 satuan begitu sebaliknya.

  4. Harga koefisien DPK (X 3 ) = 0,601. Hal ini bearti apabila semua variabel lainnya konstan dan nilai X 3 mengalami kenaikan 1 satuan, maka penyaluran kredit akan naik sebesar 0,601 satuan begitu sebaliknya.

  3. Harga koefisien ROA (X 2 ) = 3,915. Hal ini bearti apabila semua variabel lainnya konstan dan nilai X 2 mengalami kenaikan 1 satuan, maka penyaluran kredit akan naik sebesar 3,915 satuan begitu sebaliknya.

  2. Harga koefisien CAR (X 1 ) = 0,459. Hal ini bearti apabila semua variabel lainnya konstan dan nilai X 1 mengalami kenaikan 1 satuan, maka penyaluran kredit akan naik sebesar 0,459 satuan begitu sebaliknya.

  4 sama dengan nol, maka penyaluran kredit akan bernilai 1,117 satuan.

  Harga koefisien konstanta = 1,117. Hal ini bearti apabila nilai dari X 1 sampai X

  3

  Tabel 1 Analisis Regresi Linier Berganda

  2

  1

  Y = 1,117 + 0.459 X

  Terlihat pada Tabel 1 menggambarkan persamaan regresi untuk mengatahui angka konstan, uji hipotesis signifikansi koefisien regresi. Persamaan regresinya adalah :

  a. Dependent Variable: Penyaluran Kredit Sumber : Peneliti (2017)

  T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.117 8.158 .137 .892 CAR .459 .134 .581 3.434 .002 ROA 3.915 2.312 .341 1.693 .103 DPK .610 .155 .567 3.940 .001

  

Coefficients

a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

  • + 3,915 X

  • 0,610 X
    • – 4,424 X

  • e Sesuai dengan persamaan garis regresi yang diperolah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansi F > 0,05, maka Ho diterima yang berarti variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu dapat juga di ketahui melalui yang berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

  Hitung Tabel

  Sedangkan apabila F < F , maka Ho diterima yaitu variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji F sesuai perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS 23 dapat dilihat sebagai berikut :

  Tabel 2 Uji F a

  

ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. b

  1 Regression 3190.252 4 797.563 10.146 .000 Residual 1965.251 25 78.610 Total 5155.503

  29

a. Dependent Variable: Penyaluran Kredit

  b. Predictors: (Constant), NPL, CAR, DPK, ROA Sumber : Peneliti (2017)

  Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa pengujian dengan menggunakan Uji F signifikansinya sebesar 0.000 sehingga dapat dikatakan bahwa H ditolak karena lebih kecil dari 0,05. Selain itu F tabel sebesar 3,2674 dan nilai F hitung sebesar 10,146 maka dapat dikatakan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel sehingga Uji F mengasumsikan H ditolak. Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa CAR, ROA, DPK dan NPL memiliki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penyaluran kredit perusahaan perbankan yang listing di Bursa efek Indonesia dapat diterima dan telah terbukti kebenarannya.

  Kemudian untuk menguji pengaruh masing-masing variabel secara parsial, maka digunakan uji t yang menunjukkan pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel Jika signifikansi T < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti variabel independennya berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansi T > 0,05, maka Ho diterima yang berarti variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu dapat juga di

  hitung tabel Hitung Tabel

  ketahui melalui perbandingan antar uji T dan T . Apabila T > T , maka

NPL -4.424 2.519 -.266 -1.756 .091

  T

  sebesar

  diterima. Selain itu T hitung

  4. NPL (X4) berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran kredit (Y). Karena NPL (X4) memiliki nilai signifikansi 0.091 > 0.05 yang menunjukan H

  Selain itu T hitung sebesar 3,940 serta T tabel sebesar 2,060 atau Jika T hitung < T tabel maka H ditolak.

  3. DPK (X3) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit (Y). Karena DPK (X3) memiliki nilai signifikansi 0.001 < 0.05 yang menunjukan H ditolak.

  tabel maka H diterima.

  < T

  hitung

  diterima. Selain itu T hitung sebesar 1,693 serta T tabel sebesar 2,060 atau Jika

  Ho ditolak yaitu yang berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila T Hitung < T Tabel , maka Ho diterima yaitu variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. SPSS 23 dapat dilihat sebagai berikut :

  2. ROA (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran kredit (Y). Karena ROA (X2) memiliki nilai signifikansi 0.103 > 0.05 yang menunjukan H

  Selain itu T hitung sebesar 3,434 serta T tabel sebesar 2,060 atau Jika T hitung > T tabel maka H ditolak.

  CAR (X1) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit (Y). Karena CAR (X1) memiliki nilai signifikansi 0.002 < 0.05 yang menunjukan H ditolak.

  Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa : 1.

  a. Dependent Variable: Penyaluran Kredit Sumber : Peneliti (2017)

  1 (Constant) 1.117 8.158 .137 .892 CAR .459 .134 .581 3.434 .002 ROA 3.915 2.312 .341 1.693 .103 DPK .610 .155 .567 3.940 .001

  

Coefficients

a Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

  Tabel 3 Uji t

  • – 1,756 serta T tabel sebesar 2,060 atau Jika T hitung < T tabel maka H ditolak.
Berdasarkan hasil pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa secara parsial variabel yang memiliki pengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap penyaluran kredit adalah NPL, sedangkan variabel yang memiliki pengaruh tidak signifikan dan penyaluran kredit adalah CAR dan DPK. Untuk mengetahui mana diantara variabel bebas CAR, ROA, DPK dan NPL yang dominan terhadap variabel terikat penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa efek Indonesia, maka dapat dilihat melalui Tabel 3.

  Dari Tabel 3 uji t dapat diketahui bahwa nilai koefisien Beta untuk variabel CAR adalah 0.581, ROA adalah 0.341, DPK adalah 0.567 dan NPL adalah -0.266. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel CAR memiliki nilai yang paling tinggi dan memiliki pengaruh dominan terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Sehingga hipotesanya menyatakan NPL merupakan variabel dominan tidak terbukti.

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil pengujian secara simultan (serentak) menunjukan bahwa variabel CAR,

  ROA, DPK dan NPL memiliki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penyaluran kredit perusahaan perbankan yang listing di Bursa efek Indonesia dapat diterima dan telah terbukti kebenarannya.

  2. Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa variabel CAR dan DPK memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap penyaluran kredit perusahaan perbankan. Variabel yang memiliki pengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap penyaluran kredit adalah NPL, sedangkan variabel yang memiliki pengaruh tidak signifikan dan positif adalah ROA.

  3. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan bahwa CAR memiliki persentase tinggi sehingga, CAR merupakan variabel dominan dibandingkan ROA, DPK bukan NPL. Sehingga asumsi awal pada pemikiran peneliti tidak terbukti.

  SARAN

  Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang dimiliki oleh perusahaan, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu : Perusahaan Perbankan harus lebih memperhatikan variabel CAR karena variabel ini memiliki pengaruh signifikan dan mendominasi daripada variabel lain terhadap penyaluran kredit. Sehingga perbankan diharapkan mampu untuk meningkatkan variabel CAR dengan menambah modal dasar yang dimiliki oleh perusahaan serta meningkatkan aset tertimbang menurut resiko (ATMR).

2. Perusahaan perbankan disarankan juga untuk lebih memperhatikan variabel

  DPK karena variabel ini memiliki pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Sehinggga perbankan diharapkan mampu untuk meningkatkan variabel DPK dengan melakukan penghimpuan dana secara optimal dengan cara memberikan reward, suku bunga simpanan, serta jaringan layanan yang luas dan mudah di akses.

  3. Perusahaan harus memperhatikan pada NPL dikarenakan bila NPL semakin tinggi maka membuat perusahaan mengalami resiko pengembalian kredit semakin rendah yang akan dapat membuat perusahaan mengalami kerugian dan pengurangan laba. Sehingga perusahaan harus dapat mengantisipasi apabila terjadi NPL yang tinggi dengan cara memberikan syarat tertentu dalam memberikan penyaluran kredit kepada kreditor, mengetahui laporan keuangan atau pendapatkan serta pengeluaran kreditor yang dapat memberikan gambaran bahwa kreditor tersebut dapat mengembalikan kredit yang sudah disetujui.

DAFTAR PUSTAKA

  Achmad, T. Kusuno, 2013,” Analisis Rasio-Rasio Keuangan sebagai Indikator

  dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan Indonesia

  ”. Media Ekonomi dan Bisnis, 15(1), 54-75. Baltagi, B. 2008. Econometric analysis of panel data. John Wiley & Sons. Dell'Ariccia, M. G., & Ratnovski, L. 2012. Bailouts and systemic insurance (No. 13- 233). International Monetary Fund. Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Firdaus, R., & Ariyanti, M. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung: Pustaka Alvabeta. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS 23.

  Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D., & Porter, D. C. 2008. Dasar-dasar ekonometrika. Jakarta: Erlangga.

  

  Indriantoro, N., & Supomo, B. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Manajemen dan Akuntansi . BPFE, Yogyakarta. Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi 2014. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muljono, T. P. 2013. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil. Yogyakarta: BPFE.

  

Murdiyanto, Agus.2012.Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan

Penyaluran Kredit Perbankan Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun 20062011. In Conference In Business, Accounting, And Management (CBAM) (Vol. 1, No. 1, pp. 61-75).

  NA, M. F. 2011. Sensitivity Study of Environmental Load to Realibility Index for Malaysian Region. Master Degree Thesis, Universiti Teknologi Petronas, Malaysia.

  Nachrowi, D. N., & Usman, H. 2008. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika

  Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan . Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

  Peraturan Bank Indonesia Nomor: 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

  

Purba, N. N., Syaukat, Y., & Maulana, T. N. A. 2016. Faktor-Faktor Yang

Memengaruhi tingkat Penyaluran kredit Pada BPR konvensional di Indonesia .Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM), 2(2), 105-117.

  Rineka Cipta.Riswan, Yanuar. 2011. "Hubungan investasi dan tingkat likuiditas pada BPRS Risalah Ummat ". Rivai, Veithzal, Andria Permata Veithzal, and Ferry Novindra Idroes. 2007.Bank and financial institution management . RajaGrafindo Persada.

  Sari, N. M. J., & Abundanti, N. 2016. PENGARUH DPK, ROA, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM.E- Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(11). Sudana, I Made. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik.

  Surabaya: Airlangga University Press

  Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Tanujaya Edward.2008.Ekomoni uang, perbankan dan pasar modal buku 1.Jakarta: Salemba Empat. Triandaru, Totok Budi Santoso. 2008."Bank dan Lembaga Keuangan Lain-2/E.". Tuwaty, Vera Joniaris. 2014. Pengaruh NPL, CAR DAN ROA Terhadap Penyaluran

  Kredit pada bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek. Jurnal. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Senggarang. Undang –Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998. Wibowo, A., & Rossieta, H. 2009. Faktor-faktor determinasi kualitas audit –suatu studi dengan pendekatan earnings surprise benchmark. Simposium nasional

  Akuntansi XII , 1-34.

  Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Penerbit UP.120.