TUGAS MAKALAH STUDY KASUS PT FREEPORT SC

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

1. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Berbagai aktivitas korporasi membawa dampak yang nyata terhadap kualitas
kehidupan manusia baik itu terhadap individu, masyarakat, dan seluruh kehidupan.
Terjadinya deforestasi, pemanasan global, pencemaran lingkungan, kemiskinan, kebodohan,
penyakit menular, akses hidup dan air bersih, berlangsung terus-menerus hingga akhirnya
muncul konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR.
Dalam konteks global, istilah Corporate Social Responsibility (CSR) mulai
digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku
Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John
Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni
economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas the World
Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987),
Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet dan people.
Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit) melainkan

pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people). (Initiative, 2002).
Dalam perkembangan selanjutnya ketiga konsep ini menjadi patokan bagi perusahaan
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial yang kita kenal dengan konsep CSR. CSR
merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas
lokal, dan komunitas luas. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara
pemerintah, perusahaan, dan komunitas masyarakat setempat yang bersifat aktif dan dinamis.
Menurut Schermerhorn (1993) CSR adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk
bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan
kepentingan publik eksternal.Gagasan CSR menekankan bahwa tanggungjawab perusahaan
bukan lagi mencari profit semata, melainkan juga tanggungjawab sosial dan lingkungan.
Dasar pemikirannya, ketergantungan pada kesehatan keuangan tidaklah menjamin
perusahaan akan tumbuh secara berkelanjutan. Program CSR dapat dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat lokal yang didasarkan pada kebutuhan ril yang secara dialogis
dikomunikasikan dengan masyarakat, pemerintah, perusahaan, masyarakat dan akademisi
CSR secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan
dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan
lingkungan; serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara
berkelanjutan,Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya merupakan kegiatan

karikatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata.
Setidaknya terdapat tiga alasan penting mengapa perusahaan harus melaksanakan
CSR, khususnya terkait dengan perusahaan ekstraktif (Wibisono: 2007). Pertama,
perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan
memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan harus menyadari bahwa mereka
beroperasi dalam satu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial berfungsi sebagai
kompensasi atau upaya imbal balik atas penguasaan sumber daya alam atau sumber daya
ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai
1

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

kompensasi sosial karena timbul ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat. Kedua,
kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis
mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya izin untuk
melakukan operasi yang sifatnya kultural. Wajar bila perusahaan juga dituntut untuk

memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi
hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. Ketiga, kegiatan CSR
merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik sosial.
Potensi konflik itu bisa berasal akibat dari dampak operasional perusahaan atau akibat
kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen
perusahaan.
1.2

Identifikasi Masalah

PT.Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas
sahamnya dimiliki Freeport-MCMoRan Copper & Gold Inc.Sebuah perusahaan Amerika
Serikat, PT. Freeport Indonesia merupakan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang
Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masingmasing tambang Erstberg (dari tahun 1967) dan tambang Grasberg (sejak tahun 1988) di
kawasanTembaga Pura, Kabupaten Mimika, Propinsi Papua.
Freeport telah berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 milliar dollar
AS pertahun, keberadaannya telah memberikan manfaat langsung dan tidak langsung
Indonesia dimana 33 milliar dollar AS dari tahun 1992 –2004 telah berikan kepada
Pemerintah Indonesia. Menurut New York Times pada Desember 2005, jumlah yang telah
dibayarkan Freport Indonesia kepada pemerintah Indonesia antara tahun1998 – 2004

mencapai hampir 20 milliar dollar AS. Pemerintah Indonesia, masyarakat Papua dan PT.
Freepot telah menyetujui pembaruan kontrak investasi PT. Freeport di Papua dengan di
tanda-tanganinya kontrak investasi untuk 30 tahun yang akan datang.
Perusahaan sudah melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan
lingkungannya, ini dibuktikan dengan mempekerjakan orang-orang Papua diarea
pertambangan dan melakukan konservasi terhadap lingkungan. Sebenarnya apabila dilihat
dari sudut pandang perusahaan bahwa investasi yang sangat besar yang dilakukan di tanah
Papua harus menguntungkan dari segi financial untuk jangka panjang karena terkait dengan
kepentingan para pemegang saham perusahaan. Dengan ditanda tanganinya kontrak artinya
semua pihak yang terlibat paham dan mengerti isi kontrak tersebut, jadi PT. Freeport harus
menjalankan kewajibannya terhadap pemerintah, masyarakat dan lingkungan sesuai dengan
isi kontrak tersebut. PT. Freeport Indonesia telah memberikan kompensasi terhadap
masyarakat Papua, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian masyarakat Papua yang
lain tidak mendapatkan ganti rugi. Di sisi lain, pemiskinan juga berlangsung di wilayah
Mimika, yang penghasilannya hanya sekitar $132/tahun, pada tahun 2005. Kesejahteraan
penduduk Papua tak secara otomatis terkerek naik dengan kehadiran Freeport yang ada di
wilayah mereka tinggal. Di wilayah operasi Freeport, sebagian besar penduduk asli berada di
bawah garis kemiskinan dan terpaksa hidup mengais emas yang tersisa dari limbah Freeport.
Selain permasalahan kesenjangan ekonomi, aktivitas pertambangan Freeport juga merusak
lingkungan secara masif serta menimbulkan pelanggaran HAM.

Mereka yang tidak memperoleh kompensasi dengan didukung oleh pihak-pihak yang
menolak keberadaan PT Freeport Indonesia dan atau mereka yang mencari keuntungan
pribadi, selalu berusaha untuk mengganggu kegiatan opersional perusahaan baik melalui
media massa maupun dengan melakukan penyerangan langsung ke area pertambangan,
2

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

sehingga banyak karyawannya yang tidak bersalah telah menjadi korban penyerangan
tersebut.
1.3

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka ada beberapa
masalah yang bias dirumuskan antara lain:

1.4

Apakah PT Freeport Indonesia sudah melaksanakan Program CSR nya?
Apakah PT Freeport Indonesia termasuk perusahaan yang professional ?
Metode Penulisan

Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, penulis melakukan dari kajian pustaka dari
berbagai sumber. Data tersebut dikumpulkan dan disusun sehingga membentuk kesatuan isi
yang utuh sesuai dengan masalah yang dibahas.

2. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility merupakan suatu elemen penting dalam kerangka
keberlanjutan usaha suatu industri dan perkembangan bisnis. CSR merupakan sebuah konsep
terintegrasi yang menggabungkan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dengan selaras.
Definisi secara luas mengenai CSR diungkapkan oleh World Business Council for
Sustainable Development (WBCD) dalam publikasinya Making Good Business Sense. CSR
diartikan sebagai suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk terus-menerus
bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan

dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga. (Wibisono, 2007)
Kotler dan Lee (2005) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen perusahaan
untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas secara sukarela melalui kebijaksanaan praktek
bisnis dan kontribusi dari sumberdaya perusahaan. (Philip Kotler dan Nancy Lee, 2005).
Pengertian CSR menurut Lingkar Studi CSR adalah upaya manajemen yang dijalankan
entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar keseimbangan
ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan meminimumkan dampak negatif dan
memaksimumkan dampak positif tiap pilar. Wibisono (2007) mendefinisikan CSR sebagai
tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis,
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.

3

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER


Pendapat tentang pengertian CSR yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Prince of
Wales International Business Forum lewat lima pilar, yaitu:
-

-

Pertama, building human capital, menyangkut kemampuan perusahaan untuk
memiliki dukungan sumber daya manusia yang andal (internal). Di sini perusahaan
dituntut melakukan pemberdayaan, biasanya melalui community development.
Kedua, strengthening economies yaitu melalui pemberdayakan ekonomi komunitas.
Ketiga, assessing social, maksudnya perusahaan menjaga keharmonisan dengan
masyarakat sekitar agar tak menimbulkan konflik.
Keempat, encouraging good governance, artinya perusahaan dikelola dalam tata
pamong/birokrasi yang baik.
Kelima, protecting the environment, yaitu perusahaan harus mengawal dan menjaga
kelestarian lingkungan.

Versi lain mengenai definisi CSR juga dikemukakan oleh World Bank. Menurut World Bank,
CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi

berkelanjutan, memperhatikan karyawan dan masyarakat lokal, dan masyarakat luas untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Sejumlah pendapat mengenai pengertian CSR tersebut
memiliki kesamaan mengenai definisi CSR yakni CSR merupakan komitmen sebuah
perusahaan untuk mengembangkan taraf kehidupan masyarakat sekitar, masyarakat luas, dan
karyawan, serta komitmen perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan melalui praktik
bisnis yang bertanggung jawab.
Program CSR sudah mulai bermunculan di Indonesia seiring telah disahkannya UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, adapun isi Undang-Undang tersebut yang berkaitan
dengan CSR, yaitu:
Pada pasal 74 di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, berbunyi:
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Sedangkan pada pasal 25 (b) Undang – Undang Penanaman Modal menyatakan kepada setiap

penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dari kedua pasal diatas dapat kita lihat bagaimana pemerintah Indonesia berusaha untuk
mengatur kewajiban pelaksanaan CSR oleh perusahaan atau penanam modal.
Standarisasi Pelaksanaan CSR di Indonesia

4

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

ISO CSR
Pada tahun 2001, ISO-suatu lembaga internasional dalam perumusan standar atau
pedoman, menggagaskan perlunya standar tanggungjawab sosial perusahaan (CSR standard).
Setelah mengalami diskusi panjang selama hampir 4 tahun tentang gagasan ini, akhirnya
Dewan managemen ISO menetapkan bahwa yang diperlukan adalah Standar Tanggungjawab
Sosial atau Social Responcibility Standard (ISO, 2005). CSR merupakan salah satu bagian
dari SR. Tidak hanya perusahaan yang perlu terpanggil melakukan SR tetapi semua

organisasi, termasuk pemerintah dan LSM.
Penerapan CSR di perusahaan akan menciptakan iklim saling percaya di dalamnya, yang
akan menaikkan motivasi dan komitmen karyawan. Pihak konsumen, investor, pemasok, dan
stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih mendukung perusahaan yang dinilai
bertanggung jawab sosial, sehingga meningkatkan peluang pasar dan keunggulan
kompetitifnya. Dengan segala kelebihan itu, perusahaan yang menerapkan CSR akan
menunjukkan kinerja yang lebih baik serta keuntungan dan pertumbuhan yang meningkat.
Ada empat manfaat yang diperoleh bagi perusahaan dengan mengimplementasikan
CSR.
- Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan
mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas.
- Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal).
- Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources)
yang berkualitas.
- Keempat, perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang
kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko
(risk management).
B. Konsep Piramida CSR

Gambar 1. Piramida Corporate Social Responsibilty (Carroll, 2003)
5

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

Konsep Piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol menjelaskan berbagai tingkatan
tanggung jawab perusahaan dalam aktivitasnya. Piramida CSR tersebut antara lain:
1. Tanggung jawab ekonomis
Perusahaan perlu menghasilkan laba sebagai fondasi untuk dapat berkembang dan
mempertahankan eksistensinya. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba
adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai
prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang. Ringkasnya, be
profitable.
2. Tanggung jawab legal
Hukum adalah aturan mengenai benar dan salah dalam masyarakat. Dalam tujuannya mencari
laba, sebuah perusahaan juga harus bertanggung jawab secara hukum dengan mentaati hukum
yang berlaku. Ringkasnya, obey the law.
3. Tanggung jawab etis
perusahaan juga harus bertanggung jawab untuk mempraktekkan hal-hal yang baik dan benar
sesuai dengan nilai-nilai, etika, dan norma-norma kemasyarakatan. Perusahaan memiliki
kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair Perusahaan harus
menjauhi berbagai tindakan yang merugikan masyarakat. Ringkasnya, be ethical.
4. Tanggung jawab filantropis
Perusahaan dituntut untuk memberi kontribusi sumber daya yang dapat dirasakan secara
langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
sejalan dengan operasi bisnisnya. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan
memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini
dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility. Ringkasnya, be a good corporate citizen.
(Saidi, 2004)
Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya perusahaan memfokuskan
perhatiannya kepada 3 (tiga) hal yaitu : profit, lingkungan (planet) dan masyarakat (people).
Perhatian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivits-aktivitas
serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki di
berbagai bidang. Kompetensi yang meningkat ini pada gilirannya diharapkan akan mampu
dimanfaatkan bagi peningktan kualitas hidup masyarakat.
Dengan menjalankan CSR, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan
jangka pendek, namun juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Elkington menjelaskan bahwa ketiga unsur yakni profit, people, dan planet senantiasa
berada dalam kondisi kait-mengkait. Keuntungan memang merupakan bagian yang terpenting
dan juga sebagai tujuan utama dari setiap aktivitas ekonomi perusahaan. Dengan
diperolehnya keuntungan, perusahaan dapat memberikan deviden bagi pemegang saham,
mengalokasikan sebagian keuntungan yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan
pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak. Alokasi dana yang tercantum di
dalam laporan tahunan yang diperoleh guna membiayai pembangunan usaha di masa depan
6

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam menjalankan bisnisnya terhadap sosial
dan lingkungan sekitar. Bentuk alokasi dana yang diberikan untuk pengembangan usaha di
masa mendatang ini memiliki corak yang berbeda, semua tergantung kepada perusahaan itu
sendiri
Perusahaan memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar dengan berpartisipasi
dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan manusia
dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut ambil bagian dalam aktivitas manajemen
bencana. Manajemen bencana bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada korban
bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta
meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagi tindakan
preventif untuk meminimalisir bencana. Masyarakat yang berada di sekitar perusahaan adalah
salah satu pemangku kepentingan utama dari sitem perusahaan. Ini tidak terlepas dari hakekat
bahwa masyarakat memberikan dukungan akan keberlangsungan operasinal perusahaan.
Sebagai pihak yang memangku kepentingan (stakeholders) utama, maka masyarakat setempat
harus dianggap sebagai bagian dari perusahaan.
Perhatian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitasaktivitas serta perbuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kompetensi yang
dimiliki di berbagai bidang. Kompetensi yang meningkat ini pada gilirannya diharapkan akan
mampu dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya
mengejar keuntungan jangka pendek, namun turut juga berkontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Dalam artian bahwa tanggung jawab sosial yang dilakukan tidak hanya untuk mendapatkan
nilai tambah dari masyarakat tetapi tanggung jawab ini haruslah berkesinambungan sampai
waktu yang cukup panjang
Piramida Tanggung jawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan oleh Archie B.
Carrol harus dipahami sebagai satu kesatuan. Karenanya secara konseptual, TSP merupakan
Kepedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple
Bottom Lines yaiu, 3P :
1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang
memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.
Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi
pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan
kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema
perlindungan sosial bagi warga setempat.
3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman
hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanya berupa
penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman,
pengembangan pariwisata (ekoturisme).

7

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

C. Model Pelaksanaan CSR di Indonesia
Sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di
Indonesia, yaitu:
1. Keterlibatan langsung.
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.Untuk
menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat
seniornya,seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari
tugas pejabatpublic relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini
merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara
maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat
digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan
diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan
pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.
3. Bermitra dengan pihak lain.
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi
non-pemerintah (NGO/ LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga
sosial/Ornop yang bekerjasama dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain
adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI),
Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI,
Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas (UI, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita
Peduli Indosiar).
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih
berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak
konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional
dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama (Saidi, 2004:64-65).
D. Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)
Tujuan CSR adalah untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis dengan
lingkungan sekitar lokasi produksi dan bekerjasama denganstakeholder untuk memberikan
manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar. Perusahaanharus memiliki komitmen
melaksanakan tanggung jawab perusahaan di bidang sosialserta lingkungan sesuai dengan
prinsip pengembangan lingkungan yang berkelanjutanbaik secara ekonomi, sosial maupun
lingkungan.
Pemerintah dalam hal ini juga mempunyai peranan penting dalam mengatur dan mengontrol
kegiatan produksi perusahaan, selain mendapatkan pajak dari perusahaantersebut. Perusahaan
8

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

berperan dalam melakukan kegiatan produksi dan peduli pada lingkungan sedangkan
masyarakat berperan dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Dengan kata lain
CSR merupakan bentuk mata rantai yang tidak bisa dipisahkan antara kegiatan industri,
lingkungan dan masyarakat.
Setiap perusahaan memiliki bentuk CSR yang berbeda-beda dan tergantung dari
kompetensi perusahaan serta kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Sebaiknya sebelum
melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan melakukan survei terlebih dahulu untuk
menampung aspirasi masyarakat sehingga CSR yang dilakukan tepat guna dan tepat sasaran.
Dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar sekitar,ada berbagai
macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan memberdayakan masyarakat
dalam bidang :
1. Pengembangan Ekonomi
misalnya kegiatan di bidan pertanian, peternakan,koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(UKM).
2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat
misalnya penyuluhan, pengobatan, pemberian gizibagi balita, program sanitasi
masyarakat dan sebagainya.
3. Pengelolaan Lingkungan
misalnya penanganan limbah, pengelolaan sampah rumahtangga, reklamasi dan
penanganan dampak lingkungan lainnya.
4. Pendidikan, Ketrampilan dan Pelatihan
misalnya pemberian beasiswa bagi siswaberprestasi dan siswa tidak mampu, magang
atau job training, studi banding,peningkatan ketrampilan, pelatihan dan pemberian
sarana pendidikan.
5. Sosial, Budaya, Agama dan Infrastruktur
misalnya kegiatan bakti sosial, budayadan keagamaan serta perbaikan infrastruktur di
wilayah masyarakat setempat.

3. TINJAUAN KASUS
Beberapa permasalahan atau kasus CSR yang melibatkan PT Freeport Indonesia dan
dipublikasikan oleh beberapa media di tanah air antara lain:

Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua yang digembor-gemborkan itu
pun tidak seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT
FI. Malah rakyat Papua membayar lebih mahal karena harus menanggung
akibat berupa kerusakan alam serta punahnya habitat dan vegetasi Papua
yang tidak ternilai itu.
Biaya reklamasi tersebut tidak akan bisa ditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan.
Selain bertentangan dengan PP 76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi dan Reklamasi
Hutan, telah terjadi bukti paradoksal sikap Freeport (Davis, G.F., et.al., 2006). Kestabilan
siklus operasional Freeport, diakui atau tidak, adalah barometer penting kestabilan politik
9

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

koloni Papua. Induksi ekonomi yang terjadi dari berputarnya mesin anak korporasi raksasa
Freeport-McMoran tersebut di kawasan Papua memiliki magnitude luar biasa terhadap
pergerakan
ekonomi
kawasan,
nasional,
bahkan
global.
(sumber
:
https://www.scribd.com/doc/234613592/Pelanggaran-Hukum-Dan-Etika-Bisnis-PT-FreeportIndonesia )
Keberadaan tambang emas terbesar di dunia yang berada di Papua sama sekali tidak
memberikan keuntungan pada masyarakat sekitarnya. Freeport sebagai pengelola hanya
‘menyuap’ masyarakat dengan dana CSR (Corporate Social Responsibility) atau dana
bantuan dan bina lingkungannya. Salah satu anggota DPR yang tergabung dalam tim
pemantau Otonomi Khusus Aceh dan Papua, Irene Manibuy mengatakan, saat ini masyarakat
Papua tidak membutuhkan dana CSR. Papua butuh memperoleh komposisi saham Freeport
untuk pengelolaan.
“Jangan kami hanya dikasih CSR Rp 1,3 triliun, jangan hanya CSR berdasarkan dividen
hanya 1 persen dari pendapatan kotor. Kami butuh share dan mengatur sendiri pembangunan
di sana, daerah kami,” ucap Irene dalam rapat bersama pemerintah di DPR, Senayan, Jakarta,
Jumat (5/7).Jika saja pemerintah pusat memperjuangkan hak-hak Papua dalam Freeport maka
pemerintah pusat tidak harus pusing memikirkan pembangunan Papua. Papua bisa mandiri
dalam membangun daerahnya. “Pemerintah pusat tidak akan berat menghidupi kami,”
katanya.
Bukan hanya masalah Freeport, Irene juga menyentil pemerintah pusat yang tidak pernah
memperhatikan kesehatan masyarakat di Papua. “Kami di Papua tidak punya rumah sakit
rujukan, seperti di sini ada pondok indah, MMC yang berstandar internasional. Jadi orang
Papua berobat ke Jakarta dan ini kembali lagi pemasukan untuk Jakarta, dan untuk Papua
tidak ada,” tutupnya. ( sumber: http://www.merdeka.com/uang/rakyat-papua-butuh-kelolatambang-bukan-csr-freeport.htm )
Sejak 1967 hingga kini, PT Freeport menikmati hasil kekayaan alam di bumi cenderawasih,
Papua. Perusahaan tambang yang berafiliasi ke Freeport-McMoRan yang bermarkas di
Amerika Serikat itu tak henti menambang emas, perak, dan tembaga.Selama hampir setengah
abad kehadiran Freeport di tanah Papua terus menerus memunculkan pelbagai masalah.
Mulai dari setoran ke negara yang dinilai masih sangat rendah, hingga pelbagai alasan
menyiasati larangan ekspor bahan mentah.
Permasalahan yang menyangkut Freeport tidak hanya soal setoran ke negara, tapi juga soal
ketenagakerjaan dan peran perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat Papua. Sejauh ini,
hanya sebagian kecil karyawan Freeport yang berasal dari warga Papua. Hal itu diakui sendiri
oleh petinggi Freeport Indonesia.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto mengatakan, hanya sekitar 30
persen sampai 36 persen pekerjaFreeport yang merupakan warga Papua.”Dari 31.000
pekerja, sekitar 30-36 persen warga Papua,” kata Rozik di Jakarta Convention Center, Rabu
(22/1).Diakuinya, Perseroan telah didesak untuk menambah jumlah pekerja yang berasal dari
Papua. Setidaknya hingga 45 persen dalam waktu lima tahun ke depan. Desakan tersebut
berasal dari Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).”Seharusnya kata dia 100 persen,
bukan 30 persen,” imbuh Rozik.Dia berdalih, Freeport memiliki standar kualitas pekerja yang
harus dipenuhi oleh siapapun yang berminat untuk bekerja di Freeport . Rozik beralibi telah
memprioritaskan warga setempat untuk menempati posisi pekerja di perusahaan penambang
10

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

emas dan tembaga tersebut.
Rendahnya peran Freeport pada warga Papua pernah diutarakan oleh salah satu anggota DPR
yang tergabung dalam tim pemantau otonomi khusus Aceh dan Papua, Irene Manibuy. Dia
mengkritik peran Freeport hanya sebatas CSR saja. Irene mengatakan, saat ini masyarakat
Papua tidak membutuhkan dana CSR dari Freeport . Papua butuh memperoleh komposisi
saham Freeport untuk pengelolaan. “Jangan kami hanya dikasih CSR Rp 1,3 triliun, jangan
hanya CSR berdasarkan dividen hanya 1 persen dari pendapatan kotor. Kami butuh share dan
mengatur sendiri pembangunan di sana, daerah kami,” ucap Irene beberapa waktu lalu.
Lembaga swadaya Kontras dua tahun lalu pernah melansir laporan fasilitas pekerja Freeport
di lokasi tambang yang sangat memprihatinkan. Misalnya kamar karyawan yang kecil, tapi
diisi lima sampai enam orang. Pekerja pun kerap mengeluh, lantaran remunerasi pegawai
Indonesia tidak sama dengan sistem yang diterapkan Freeport-McMoRan di AS atau negara
lain. Di cabang Freeport lain, upah karyawan berkisar USD 20-230 per jam. Sedangkan di
Indonesia, sempat hanya USD 3 per jam. ( sumber: http://theglobejournal.com/sosial/csrfreeport-tak-sejahterakan-masyarakat-papua/index.php )

11

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

4. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
PT Freeport Indonesia bisa dikatakan sebagai sebuah perusahaan dengan pemasukan
finansial yang sangat besar, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan penyampaian CSR
yang baik dan tepat guna kepada masyarakat Papua. Selama ini CSR yang dilakukan oleh
Papua hanyalah berupa bantuan dana kemitraan melalui LPMAK dimana dana-dana tersebut
dikelola oleh LPMAK dan diberikan kepada masyarakat Papua untuk kemudian dijadikan
proyek-proyek yang mencerminkan tujuan LPMAK (Lembaga Pengembangan Masyarakat
Amungme dan Kamoro) untuk kegiatan kemanusiaan dan pembangunan serta memenuhi
pedoman keuangan dan audit. Disinilah terlihat jelas bahwa dana kemitraan yang diberikan
oleh PT Freeport Indonesia ternyata masih dipilah-pilah lebih lanjut sebelum diberikan
kepada masyarakat Papua, padahal begitu banyak penduduk Papua yang masih hidup
dibawah garis kemiskinan dan sangat memerlukan uluran tangan dari pihak-pihak lain.
B. Saran
Untuk melaksanakan CSR perusahaan harus mengakui bahwa permasalahan
masyarakat adalah milik mereka juga. Tidak hanya itu, perusahaan juga harus bersedia
menanganinya. Itu dasarnya untuk melaksanakan CSR. Jadi hanya dengan mengakui masalah
apa yang ada di masyarakat dan itu menjadi bagian mereka, maka CSR lebih mudah
dilakukan. Sebab suatu rencana strategis di belakang program-program CSR bisa jadi akan
memberi kontribusi bagi pengurangan kemiskinan dan ketidakadilan sosial di Republik ini.
Dua masalah utama yang harus segera dihapus bersama agar martabat orang Indonesia tegak
berdiri. Dapat disimpulkan jika CSR sangat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat
meningkatkan image perusahaan. Jadi, seharusnya dunia usaha tidak memandang CSR
sebagai suatu tuntutan represif dari masyarakat, melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha.

12

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

5. DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Reza. (2009). Corporate Social Responsibility : Antara Teori dan Kenyataan.
Yogyakarta : Media Presindo.
Ruslan, Rusady. (1999). Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi Dan
Aplikasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Solihin, Ismail, (2009). Corporate Social Responsibility; From Charity to Sustainability.
Jakarta: Salemba Empat
Wibisono, Yusuf (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik. Fascho Publishing
[1] Sumber: www.nytimes.com/2009/07/13/world/asia/13indo.html
http://www.harianpapua.com/siap-tampil-di-afc-cup-persipura-kembali-memohon-bantuanfreeport/
http://news.detik.com/berita/d-3333940/pesawat-kargo-yang-hilang-kontak-memuat-bahanbangunan-ribuan-kilogram

13

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1

CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)
APLIKASI KOMPUTER

LAMPIRAN

14

DEWI MUTIARA
KELOMPOK 1