Jenis jenis kayu Tanaman Untuk B
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
"
1. 1. MACAM –MACAM JENIS KAYU A. Mengenal Jenis Jenis Kayu Kayu merupakan salah
satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi. Setiap kayu
memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat
jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada
baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.
Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita
inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu lainnya. Berikut
beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi. 1. KAYU JATI
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I,
II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas
dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal,
ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada
mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya
mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi
luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu
tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. Berat jenis
(BJ) kayu jati sebesar 700-930 kg/m3 pada kelembaban (MC) kayu 12%. Keunggulan • Kayu
Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II. • Memiliki daya tahan yang
kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan serangga
2. 2. • Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu. •
Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak menarik pada
pengaplikasiannya • Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan
minyak pada kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.
Kelemahan • Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang
dihasilkan tidaklah banyak dan sulit di dapat • Harga kayu jati adalah yang paling mahal
dibanding kayu lainnya • Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum
Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan
pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa 2. KAYU MERBAU
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya
highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan
hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua.
Tergolong kayu berat, miliki pengembangan dan penyusutan kecil. Pada kelembaban (MC)
15% memiliki Berat Jenis (BJ) 630-1040 kg/m3. Kegunaan Kayu Merbau biasanya
digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture, decking dengan finger joints, panel,
musik instrumen dan lainnya
3. 3. Keunggulan • Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I,
II • Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga • Kayu merbau cukup keras dan stabil
sehingga sering digunakan sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati Kelemahan •
Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang hatihati dan melebihi standar pengaturan • Harga masih relatif mahal 3. KAYU BANGKIRAI /
YELLOW BALAU Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada
kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini
dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap
cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior
seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan
hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh
karena itulah disebut yellow balau. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras
kadang terlihat coklat kemerahan. Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi
pohon mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm. Kegunaan Sebagai bahan
pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola dan konstruksi
berat lainnya. Keunggulan • Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III
dan kelas kuat I, II • Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di
luar ruangan atau bahan outdoor
4. 4. • Tahan terhadap perubahan cuaca • Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat
keawetan yg tinggi Kelemahan • Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang
tinggi sehingga mudah terjadi retak rambut dan pin hole • Secara konsruksi retak dan
pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu bangkirai ini • Harga kayu bangkirai relatif
mahal 4. KAYU KAMPER Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang
harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai,
kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan
membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang
ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar,
sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui
di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan
kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. Keunggulan •
Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, dan kelas kuat I, II • Kayu
Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya sangat halus dan indah • Jarang ditemui
retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai • Harganya lebih terjangkau walaupun
tidak sekuat kayu jati dan bangkirai Kelemahan • Karena tidak sekeras bangkirai
kecenderungan berubah bentuk juga besar sehingga tidak disarankan untuk pintu dan
jendela dengan ukuran yang terlalu besar
5. 5. • Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai • Harga relatif lebih mahal dari kayu
meranti merah 5. KAYU KELAPA Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru
yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun
keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya
pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber
yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan
serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh
subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang
coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di Jawa umumnya berwarna terang. 6.
KAYU MERANTI MERAH Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah
muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur
tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak
dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan
Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan. Kegunaan
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat
6. 6. ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu
meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat,
balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk
membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan
partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur
kayu, bahan pembuatan kertas. Keunggulan • Kayu meranti termasuk pada kayu dengan
kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II, III, IV • Harga kayu meranti yang tak begitu mahal
menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan matrial kusen, pintu, jendela. • Kayu meranti
merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan
kreoso • Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga
bisa disesuaikan dengan kebutuhan Kelemahan • Kayu ini tidak begitu tahan terhadap
pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar • Tekstur kayunya
tidak terlalu halus • Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV)
7. KAYU KARET Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada
awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai
dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke
Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa. Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong.
Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
7. 7. Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras.
Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood. Densitas Kayu karet
tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435- 625 kg/m3
dalam level kekeringan kayu 12%. Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III,
sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi. 8. KAYU GELAM Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan,
perahu, kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil
umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang
berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu
ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. 9. KAYU ULIN Kayu ini
banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya.
Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang
tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal
dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
8. 8. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan
diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin
berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi
bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk
bangunan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat
khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I. 10. KAYU
AKASIA Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti poripori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang
berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I,
yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak
diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu
ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai
bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture. 11. SUNGKAI
9. 9. Karakteristik Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki
sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah penyebarannya
di Indonesia adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan
seluruh Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis. Tinggi pohon mencapai 20–30 m
panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang
lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar
berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kayu
teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah serat
lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat. Kegunaan Kayu
sungkai dalam kegunaannya diperuntukkan sebagai kayu bangunan, kayu perkakas, lantai,
papan, seni ukir dan pahat, finir mewah serta sebagai kayu ornamentil. Keunggulan • Kayu
sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas keras II, III • Teksturnya cukup
halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning keemasan sehingga sering digunakan
sebagai element dekoratif yang elegan • Pengerjaannya relatif mudah. Kelemahan • Tingkat
keawetannya relatif rendah (kelas III) • Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus
bergelombang dan memiliki tekstur agak kasar. 12.Kempas (Koompasia Malaccesis Maing)
Kayu Kempas mempunyai tingkat pemakiaian I, tingkat keawetan III – IV, dan tingkat
kekuatan I. Mempunyai berat jenis antara 0,68 – 1,29 g/cm3. 13. Kamfer Kayu Kamfer
mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II. Mempunyai
berat jenis 0,7 – 0,9 g/cm3. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan sedikit di Kalimantan.
Mempunyai warna sawo merah. Kayu kamfer tidak tahan terhadap serangan rayap, akan
tetapi agak tahan terhadap bubuk, oleh karene itu kayu ini tidak baik digunakan untuk
konstruksi bangunan yang tidak terlindung. Kelebihan dari kayu kamfer ini adalah mudah
dikerjakan selain itu mengembang dan menyusutnya kecil. Banyak dipakai untuk bahan
bangunan rumah. Mempunyai warna sawo merah. 14. Rengas (Gluta Renghas L Kayu
Rengas mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,59 – 0,84 g/cm3. Banyak terdapat di daerah Kalimantan Tengah.
10. 10. 15. Belian Sebenarnya ada beberapa macam kayu yang termasuk kedalam kayu Belian,
dua diantaranya adalah Onglen dan Belian atau sering disebut juga kayu Besi dari
Kalimantan. Kayu Belian mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, dan tingkat
kekuatan I. Mempunyai berat jenis 0,9 – 1,2. Banyak terdapat di pulau kalimantan. Berwarna
sawo muda dan lama kelamaan menjadi abu – abu hingga menjadi hitam. 16.Resak Kayu
Resak mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, tingkat kekuatan I. Mempunyai
berat jenis 1,1. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna sawo muda
dan lama kelamaan menjadi sawo tua. 17.Rasamala Kayu rasamala termasuk tingkat
keawetan II, tingkat keawetan II, tingkat pemakaian II dan berat jenisnya 0,6-0,8. Kayu ini
tahan terhadap rayap dan bubuk, baik dipakai di tempat yang terlindung. Pertumbuhan kayu
ini sering di temukan seratnya yang memuntir, saat pengeringan penarikannya cuk up kuat
(kembang susutnya sangat besar). Pohon ini cocok tumbbuh di daerah yang ketinggiannya
lebih dari 500 m di atas permukaan laut. Banyak Di pakai untuk konstruksi bangunan rumah,
kadang-kadang juga di pakai untuk bantalan jembatan. Pohon ini banyak ditemukan di
daerah Jawa Barat dan di daerah Sumatera. Berwarna sawo merah. 18.Merawan Kayu
merawan mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,6 - 0,8. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan.
Berwarna sawo muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua. 19.Puspa Kayu Puspa ini
mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II. Mempunyai
berat jenis 0,6 – 0,8. Kayu jenis ini banyak terdapat didaerah Jawa Barat. Kayu ini hanya
digunakan pada konstruksi bangunan sederhana, terutama didaerah pegunungan.
20.Keruwing Kayu Keruwing mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, tingkat
kekuatan II ataupun III. Mempunyai berat jenis 0,6 – 0,9. Kayu janis ini banyak terdapat di
pulau Sumatera dan Kalimantan. Selain itu kayu jenis ini hanya dipakai untuk bangunan –
bangunan yang sifatnya kurang berarti atau hanya bersifat sementara. 21.Jeungjing Kayu
Jeungjing mempunyai tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV, dan tingkat kekuatan IV.
Mempunyai berat jenis 0,3 – 0,5. Kayu jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Barat,
banyak ditanam di daerah perkebunan teh. Kayu Jeungjing sangat baik untuk dipakai pada
konstruksi paku.
"
1. 1. MACAM –MACAM JENIS KAYU A. Mengenal Jenis Jenis Kayu Kayu merupakan salah
satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi. Setiap kayu
memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat
jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada
baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.
Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita
inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu lainnya. Berikut
beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi. 1. KAYU JATI
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I,
II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas
dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal,
ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada
mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya
mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi
luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu
tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. Berat jenis
(BJ) kayu jati sebesar 700-930 kg/m3 pada kelembaban (MC) kayu 12%. Keunggulan • Kayu
Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II. • Memiliki daya tahan yang
kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan serangga
2. 2. • Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu. •
Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak menarik pada
pengaplikasiannya • Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan
minyak pada kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.
Kelemahan • Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang
dihasilkan tidaklah banyak dan sulit di dapat • Harga kayu jati adalah yang paling mahal
dibanding kayu lainnya • Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum
Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan
pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa 2. KAYU MERBAU
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya
highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan
hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua.
Tergolong kayu berat, miliki pengembangan dan penyusutan kecil. Pada kelembaban (MC)
15% memiliki Berat Jenis (BJ) 630-1040 kg/m3. Kegunaan Kayu Merbau biasanya
digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture, decking dengan finger joints, panel,
musik instrumen dan lainnya
3. 3. Keunggulan • Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I,
II • Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga • Kayu merbau cukup keras dan stabil
sehingga sering digunakan sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati Kelemahan •
Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang hatihati dan melebihi standar pengaturan • Harga masih relatif mahal 3. KAYU BANGKIRAI /
YELLOW BALAU Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada
kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini
dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap
cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior
seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan
hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh
karena itulah disebut yellow balau. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras
kadang terlihat coklat kemerahan. Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi
pohon mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm. Kegunaan Sebagai bahan
pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola dan konstruksi
berat lainnya. Keunggulan • Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III
dan kelas kuat I, II • Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di
luar ruangan atau bahan outdoor
4. 4. • Tahan terhadap perubahan cuaca • Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat
keawetan yg tinggi Kelemahan • Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang
tinggi sehingga mudah terjadi retak rambut dan pin hole • Secara konsruksi retak dan
pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu bangkirai ini • Harga kayu bangkirai relatif
mahal 4. KAYU KAMPER Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang
harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai,
kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan
membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang
ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar,
sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui
di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan
kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. Keunggulan •
Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, dan kelas kuat I, II • Kayu
Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya sangat halus dan indah • Jarang ditemui
retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai • Harganya lebih terjangkau walaupun
tidak sekuat kayu jati dan bangkirai Kelemahan • Karena tidak sekeras bangkirai
kecenderungan berubah bentuk juga besar sehingga tidak disarankan untuk pintu dan
jendela dengan ukuran yang terlalu besar
5. 5. • Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai • Harga relatif lebih mahal dari kayu
meranti merah 5. KAYU KELAPA Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru
yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun
keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya
pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber
yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan
serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh
subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang
coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di Jawa umumnya berwarna terang. 6.
KAYU MERANTI MERAH Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah
muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur
tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak
dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan
Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan. Kegunaan
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat
6. 6. ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu
meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat,
balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk
membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan
partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur
kayu, bahan pembuatan kertas. Keunggulan • Kayu meranti termasuk pada kayu dengan
kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II, III, IV • Harga kayu meranti yang tak begitu mahal
menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan matrial kusen, pintu, jendela. • Kayu meranti
merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan
kreoso • Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga
bisa disesuaikan dengan kebutuhan Kelemahan • Kayu ini tidak begitu tahan terhadap
pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar • Tekstur kayunya
tidak terlalu halus • Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV)
7. KAYU KARET Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada
awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai
dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke
Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa. Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong.
Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
7. 7. Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras.
Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood. Densitas Kayu karet
tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435- 625 kg/m3
dalam level kekeringan kayu 12%. Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III,
sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi. 8. KAYU GELAM Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan,
perahu, kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil
umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang
berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu
ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. 9. KAYU ULIN Kayu ini
banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya.
Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang
tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal
dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
8. 8. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan
diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin
berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi
bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk
bangunan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat
khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I. 10. KAYU
AKASIA Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti poripori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang
berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I,
yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak
diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu
ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai
bahan konstruksi maupun bahan mebel/furniture. 11. SUNGKAI
9. 9. Karakteristik Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki
sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah penyebarannya
di Indonesia adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan
seluruh Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis. Tinggi pohon mencapai 20–30 m
panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang
lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar
berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kayu
teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah serat
lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat. Kegunaan Kayu
sungkai dalam kegunaannya diperuntukkan sebagai kayu bangunan, kayu perkakas, lantai,
papan, seni ukir dan pahat, finir mewah serta sebagai kayu ornamentil. Keunggulan • Kayu
sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas keras II, III • Teksturnya cukup
halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning keemasan sehingga sering digunakan
sebagai element dekoratif yang elegan • Pengerjaannya relatif mudah. Kelemahan • Tingkat
keawetannya relatif rendah (kelas III) • Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus
bergelombang dan memiliki tekstur agak kasar. 12.Kempas (Koompasia Malaccesis Maing)
Kayu Kempas mempunyai tingkat pemakiaian I, tingkat keawetan III – IV, dan tingkat
kekuatan I. Mempunyai berat jenis antara 0,68 – 1,29 g/cm3. 13. Kamfer Kayu Kamfer
mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II. Mempunyai
berat jenis 0,7 – 0,9 g/cm3. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan sedikit di Kalimantan.
Mempunyai warna sawo merah. Kayu kamfer tidak tahan terhadap serangan rayap, akan
tetapi agak tahan terhadap bubuk, oleh karene itu kayu ini tidak baik digunakan untuk
konstruksi bangunan yang tidak terlindung. Kelebihan dari kayu kamfer ini adalah mudah
dikerjakan selain itu mengembang dan menyusutnya kecil. Banyak dipakai untuk bahan
bangunan rumah. Mempunyai warna sawo merah. 14. Rengas (Gluta Renghas L Kayu
Rengas mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,59 – 0,84 g/cm3. Banyak terdapat di daerah Kalimantan Tengah.
10. 10. 15. Belian Sebenarnya ada beberapa macam kayu yang termasuk kedalam kayu Belian,
dua diantaranya adalah Onglen dan Belian atau sering disebut juga kayu Besi dari
Kalimantan. Kayu Belian mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, dan tingkat
kekuatan I. Mempunyai berat jenis 0,9 – 1,2. Banyak terdapat di pulau kalimantan. Berwarna
sawo muda dan lama kelamaan menjadi abu – abu hingga menjadi hitam. 16.Resak Kayu
Resak mempunyai tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I, tingkat kekuatan I. Mempunyai
berat jenis 1,1. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan. Berwarna sawo muda
dan lama kelamaan menjadi sawo tua. 17.Rasamala Kayu rasamala termasuk tingkat
keawetan II, tingkat keawetan II, tingkat pemakaian II dan berat jenisnya 0,6-0,8. Kayu ini
tahan terhadap rayap dan bubuk, baik dipakai di tempat yang terlindung. Pertumbuhan kayu
ini sering di temukan seratnya yang memuntir, saat pengeringan penarikannya cuk up kuat
(kembang susutnya sangat besar). Pohon ini cocok tumbbuh di daerah yang ketinggiannya
lebih dari 500 m di atas permukaan laut. Banyak Di pakai untuk konstruksi bangunan rumah,
kadang-kadang juga di pakai untuk bantalan jembatan. Pohon ini banyak ditemukan di
daerah Jawa Barat dan di daerah Sumatera. Berwarna sawo merah. 18.Merawan Kayu
merawan mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, dan tingkat kekuatan II.
Mempunyai berat jenis 0,6 - 0,8. Banyak terdapat didaerah Sumatera dan Kalimantan.
Berwarna sawo muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua. 19.Puspa Kayu Puspa ini
mempunyai tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III, dan tingkat kekuatan II. Mempunyai
berat jenis 0,6 – 0,8. Kayu jenis ini banyak terdapat didaerah Jawa Barat. Kayu ini hanya
digunakan pada konstruksi bangunan sederhana, terutama didaerah pegunungan.
20.Keruwing Kayu Keruwing mempunyai tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II, tingkat
kekuatan II ataupun III. Mempunyai berat jenis 0,6 – 0,9. Kayu janis ini banyak terdapat di
pulau Sumatera dan Kalimantan. Selain itu kayu jenis ini hanya dipakai untuk bangunan –
bangunan yang sifatnya kurang berarti atau hanya bersifat sementara. 21.Jeungjing Kayu
Jeungjing mempunyai tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV, dan tingkat kekuatan IV.
Mempunyai berat jenis 0,3 – 0,5. Kayu jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Barat,
banyak ditanam di daerah perkebunan teh. Kayu Jeungjing sangat baik untuk dipakai pada
konstruksi paku.