BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Hidden Curriculum Di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar dalam menentukan tujuan dalam proses
pendidikan berasal paling tidak ada lima cara yaitu: 1)
bahwa

pendidikan

bertujuan

untuk

menjaga

keberlangsungan kehidupan sosial dalam masyarakat
yaitu untuk mempersiapkan anak muda supaya dapat
dengan lancer memasuki kehidupan sosial orang-orang
dewasa. 2) tujuan pendidikan bisa ditentukan oleh

tujuan politis sebuah masyarakat. Pendidikan memang
tidak

dapat

melepaskan

diri

dari

pembentukan

manusia di dalam masyarakat yang nantinya dapat
secara aktif terlibat dalam kehidupan politik. 3) ada
pula yang mendasarkan tujuan pendidikan mereka dari
analisis situasi sosial aktual kontemporer dengan cara
mendeskripsikan dan menganalisis berbagai macam
pekerjaan dan karier yang dikerjakan oleh orang-orang
dewasa pada masa kini. 4) ada yang mendasarkan

tujuan pendidikan mereka dengan mendasarkan diri
pada pola perilaku dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat, ditelaahlah perilaku, sikap, dan cara
bertindak dari anak-anak yang sedang ada dalam tahap
perkembangan untuk dikoreksi dalam kerangka proses
pendidikan di sekolah. 5) apa yang ada dalam diri

2

individu, seperti daya-daya psikologis, kecenderungan,
bakat-bakat,

talenta,

keinginan,

kepercayaan,

keyakinan, dan lain-lain, juga dijadikan pertimbangan
bagi penentuan tujuan pendidikan (Doni Koesoema,

2011: 67).
Hal-hal yang dipaparkan di atas tertuang dalam
tujuan pamungkas pendidikan di Indonesia yaitu dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, disebutkan bahwa
pendidikan

nasional

berfungsi

mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan

bangsa.

Pendidikan


untuk berkembangnya

nasional

potensi peserta

bertujuan
didik

agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan

Yang

Maha

Esa,


berakhlak

mulia,

sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk
kita kritisi dari konsep pendidikan menurut undangundang tersebut. Pertama, pendidikan adalah usaha
sadar yang terencana, hal ini berarti proses pendidikan
di sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara
asal-asalan dan untung-untungan, akan tetapi proses
yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan
guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan.
Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan

3


untuk

mewujudkan

pembelajaran,

suasana

berarti

mengesampingkan

belajar

pendidikan

proses

belajar.


dan

proses

tidak

boleh

Ketiga,

suasana

belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta
didik mengembangkan potensi dirinya, ini berarti
proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa
(student active learning). Keempat, akhir dari proses
pendidikan
kekuatan

adalah


kemampuan

spiritual

kepribadian,
ketrampilan

keagamaan,

kecerdasan,
yang

anak

pengendalian

akhlak

diperlukan


memiliki

mulia,

dirinya,

diri,
serta

masyarakat,

bangsa, dan negara. Hal ini berarti proses pendidikan
berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan
kecerdasan

atau

intelektual,


serta

pengembangan

ketrampilan anak sesuai dengan kebutuhan (Wina
Sanjaya, 2009: 2).
Dengan

demikian

ketika

seorang

guru

memberikan pelajaran fisika, maka seharusnya guru
berpikir

bagaimana


mata

pelajaran

fisika

dapat

membentuk anak yang memiliki sikap, kecerdasan, dan
keterampilan

sesuai

dengan

tujuan

pendidikan,

demikian juga guru mata pelajaran lainnya. Sehingga
ketika hal itu sudah dapat dilaksanakan oleh semua
guru, mata pelajaran apapun yang diberikan akan
mengarah pada tujuan yang sama, yaitu pembentukan
sikap,

kecerdasan,

dan

keterampilan

bagi

setiap

peserta didik. Tampaknya, pelaksanaan pendidikan kita

4

di sekolah belum sesuai dengan harapan di atas. Para
guru masih bekerja sendiri-sendiri sesuai dengan mata
pelajaran yang diberikan, seakan-akan mata pelajaran
yang satu terlepas dari mata pelajaran yang lain.
Anas Salahudin (2013: 42) memaparkan apa yang
telah diamanatkan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional bertujuan membentuk insan Indonesia yang
cerdas dan berkepribadian atau berkarakter sehingga
melahirkan

generasi

bangsa

yang

tumbuh

dan

berkembang dengan karakter yang bernapaskan nilainilai luhur bangsa dan agama. Pengertian khusus
karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai
kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,
dan

berdampak

baik

terhadap

lingkungan)

yang

terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.
Selaras dengan apa yang disampaikan Wynne (dalam
Asep Jihad, 2010: 38) kata karakter berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan
memfokuskan bentuk tindakan atau tingkah laku. Jadi
istilah karakter erat kaitannya dengan personality
(kepribadian) seseorang, dimana seseorang bisa disebut
orang berkarakter (a person of character) jika tingkah
lakunya sesuai dengan kaidah moral.
Berdasarkan

fungsi

dan

tujuan

pendidikan

nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang,
termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus
diselenggarakan

secara

sistematis.

Hal

tersebut

5

berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik
sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan
santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yang erat kaitannya dengan pembentukan
karakter peserta didik di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten
Kendal mempunyai visi “Luhur Budi Pekerti Unggul
dalam Prestasi”. Mengingat bahwa Visi merupakan
tujuan jangka panjang maka tujuan yang akan dicapai
oleh sekolah dalam kurun waktu 5 tahun kedepan
antara lain : mengembangkan lingkungan pendidikan
yang kondusif, bersih, indah, nyaman, rindang dan asri
dengan ditunjang pembentukan pendidikan nilai-nilai
luhur dengan berlandaskan bertaqwa dan akhlak
mulia, dan menumbuhkan semangat Nasionalisme
peserta didik melalui Pembinaan Nasionalisme yang
terintegrasi dengan mata pelajaran.
Visi tersebut diwujudkan melalui pengembangan
kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan.
Ella

Yulaelawati

(2007:

44)

mengatakan

bahwa

kurikulum sebagai suatu sistem yang mempunyai
komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan
menunjang

satu

kurikulum

tersebut

pembelajaran,

sama

lain.

terdiri

pengalaman

Komponen-komponen
dari

tujuan,

pembelajaran,

mata

penilaian

kebutuhan rasional, sasaran, sarana/prasarana

dan

evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum

akan

6

berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan
adanya

saling

kerja

sama

diantara

seluruh

sub

sistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum
tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum
akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Pengelolaan kurikulum merupakan suatu pola
pemberdayaan tenaga pendidikan dan sumberdaya
pendidikan

lainnya

untuk

meningkatkan

mutu

pendidikan. Kurikulum itu sendiri hal yang sangat
menentukan

keberhasilan

kegiatan

pembelajaran

secara maksimal, sehingga perlu adanya pengelolaan
yang meliputi 1) kegiatan perencanaan, 2) kegiatan
pelaksanaan,

dan

3)

kegiatan

penilaian

(Ella

Yulaelawati, 2007: 55).
Menurut Rohinah M. Noor (2012: 3) kurikulum
sebagai dokumen dan sebagai konsep yang disebut
ideal kurikulum tidak mempunyai makna apa-apa jika
tidak

dilaksanakan

oleh

pendidik

dalam

proses

pengajaran dan pembelajaran di dalam atau di luar
kelas. Proses pelaksanaan dan penerapan kurikulum
menjadi salah satu materi tersendiri disebut sebagai
kurikulum tersembunyi. Apa yang dilakukan oleh guru
di dalam dan di luar sekolah akan menjadi pengalaman
belajar yang sangat mempengaruhi peserta

didik.

Pengalaman belajar peserta didik di sekolah dalam
pelaksanaan

kurikulum

ideal

disebut

sebagai

kurikulum yang sebenarnya (real curriculum) atau

7

kurikulum

faktual

(factual

curriculum).

Dengan

demikian kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
adalah

segala

pelaksanaan

sesuatu

yang

terjadi

pada

kurikulum

ideal

menjadi

saat

kurikulum

faktual. Sebagai contoh segala sesuatu yang terjadi
dalam kelas, seperti kebiasaan guru, kepala sekolah,
tenaga kependidikan atau bahkan peserta didik itu
sendiri.
Mengingat pentingnya manfaat hidden curriculum
bagi

perkembangan

karakter

peserta

didik

dalam

proses maupun pasca pembelajaran, maka hidden
curriculum perlu memperoleh pengelolaan yang positif
dari pihak sekolah. Dalam hal ini, tentunya mencakup
bagaimana

hidden curriculum di sekolah maupun

pengendalian

dan

pengevaluasinya

untuk

menghasilkan tindak lanjut yang lebih baik.
Dalam penelitian terdahulu oleh Khairun Nisa’
(2009) dalam Hidden Curriculum: Upaya Peningkatan
Kecerdasan Spiritual Peserta didik, menyebutkan bahwa
dengan penerapan hidden curriculum dapat membantu
pencapaian

tujuan

pendidikan

nasional

yang

diinginkan, peserta didik tidak hanya cerdas secara
intelektual,

tetapi

juga

cerdas

secara

spiritual.

Penelitian “Inovasi Hidden Curriculum pada Pesantren
Berbasis Entrepreneurship” oleh Sigit Wahyono (2010)
dan

penelitian

“Kepemimpinan

Kepala

Sekolah

Perempuan dalam Mengembangkan Hidden Curriculum”

8

oleh

Wijayanto

(2014)

menunjukkan

bahwa

keteladanan guru dan kepala sekolah dan pembiasaan
budaya

sekolah

keberhasilan

merupakan

hidden

curriculum

faktor

penentu

sebagai

langkah

strategis bagi pengembangan karakter peserta didik.
Pengintegrasian

hidden

curriculum

dalam

mata

pelajaran juga tidak boleh ditinggalkan, seperti pada
penelitian “Hidden Curriculum Contributing to Social
Production-Reproduction in a Math Classroom” oleh Esin
Acar (2012). Pada akhirnya hidden curriculum dapat
mempengaruhi pembentukan karakter peserta didik,
seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Zuhal
Cubukcu (2012) dalam “The Effect of Hidden Curriculum
on Character Education Process of Primary School
Students”
Sebagaimana hasil observasi di SMP Negeri 2
Boja Kab. Kendal, selain dilaksanakan kurikulum
formal juga nampak beberapa hidden curriculum yang
justru memberikan pengaruh yang cukup bernilai bagi
perkembangan

proses

Kegiatan-kegiatan

pendidikan

yang

peserta

termasuk

didik.
dalam

pengembangan hidden curriculum di SMP Negeri 2 Boja
antara lain kegiatan bersalaman di pagi hari dimana
guru menyambut peserta didik dengan senyum, sapa,
salam

sekaligus

berseragam,

mengecek

kebersihan

kuku,

ketertiban
tagihan

kosa

dalam
kata

Bahasa Inggris dipandu peserta didik pilihan, kegiatan

9

sholat

dhuhur

berjamaah,

upacara

bendera

dan

perwalian, senam dan kebersihan, pengelolaan kelas,
pemasangan

tulisan

dan

gambar-gambar

yang

memotivasi di kelas dan lokasi-lokasi yang strategis.
Namun demikian belum semua warga sekolah memiliki
komitmen yang sama dalam kegiatan-kegiatan tersebut,
hal tersebut hanya dilakukan oleh sebagian pendidik
dan peserta didik saja.
Guru sebagai pendidik sudah seharusnya mampu
mengaitkan pembelajaran di kelas dengan fungsi dan
tujuan pendidikan pada umumnya. Namun, belum
semua pendidik memahami dan menyadari fungsi
hidden

curriculum

tersebut.

Menjadi

keprihatinan

bersama ketika seorang pendidik hanya melakukan
rutinitas menyampaikan materi pembelajaran tanpa
mengaitkan dengan norma dan nilai yang kelak dalam
kehidupan nyata di masyarakat akan sangat berarti
bagi kesiapan dan kematangan jiwa peserta didik.
Kondisi ini menjadi lebih memprihatinkan karena
rendahnya perhatian orang tua pada perkembangan
karakter

peserta

didik

dan

pembinaan

serta

pengawasan orang tua yang masih kurang maksimal.
Sehingga

memberikan

dampak

negatif

bagi

perkembangan proses pembelajaran khususnya bagi
peserta didik.
Berangkat

dari

permasalahan

ini,

hidden

curriculum yang ada di SMP Negeri 2 Boja menjadi

10

sangat perlu untuk dilakukan evaluasi baik secara
simultan, bertahap dan atau berkelanjutan sehingga
mampu menghasilkan output peserta didik dengan
mutu pendidikan yang berkualitas. Berdasarkan uraian
di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Evaluasi Hidden Curriculum di SMP
Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal”.

1.2 Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana pelaksanaan Hidden Curriculum di SMP
Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal?

2.

Apa dampak dari Hidden Curriculum di SMP Negeri
2 Boja Kabupaten Kendal?

3.

Apa

faktor-faktor

penentu

keberhasilan

dan

keberlanjutan Hidden Curriculum di SMP Negeri 2
Boja Kabupaten Kendal?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi:
1.

Pelaksanaan Hidden Curriculum di SMP Negeri 2
Boja Kabupaten Kendal.

2.

Dampak atau hasil dari pengelolaan Hidden
Curriculum di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten
Kendal.

11

3.

Faktor-faktor

penentu

keberhasilan

dan

keberlanjutan Hidden Curriculum di SMP Negeri 2
Boja Kabupaten Kendal.

Penelitian

ini diharapkan bisa memberikan

manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi para
pemerhati pendidikan:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan kepada peneliti dan pembaca mengenai
Hidden Curriculum terhadap terbentuknya karakter
peserta

didik

dan

memberi

sumbangan

bagi

pengembangan teori tentang kurikulum khususnya
kurikulum tersembunyi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, baik bagi kepala sekolah dan guru
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam perkembangan pendidikan yang
berkaitan dengan pembentukan karakter peserta
didik sehingga pada akhirnya dapat memberikan
kepuasan (satisfaction), kepercayaan (trust), dan
pelayanan (service) kepada masyarakat luas dan
pemakai jasa pendidikan (stakeholders) terhadap
lembaga pendidikan khususnya di SMP Negeri 2
Boja Kabupaten Kendal.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17