CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM PENILAIAN STATU

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropometri

adalah

ilmu

yang

mempelajari

berbagai

ukuran

tubuh

manusia.Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang
sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran

tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi
lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisaberdiri
sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa indeksdengan
membandingkan ukuran lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U (Sandjaja,dkk., 2010).
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau darisudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan berbagai macampengukuran dimensi
tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, dkk., 2001).
Status gizi adalah salah satu indikator untuk menilai status kesehatan remaja yang
mudah dan murah, yang dibutuhkan hanya disiplin dan komitmen untuk terus menerus
secara rutin memantau berat badan dan tinggi badan.
Status gizi pada remaja dihitung dengan menggunakan rumus indeks massa tubuh
atau yang biasa disingkat dengan istilah IMT atau BMI (Body Mass Index). Akan tetapi
IMT bukan tanpa kelemahan, karena IMT hanya menggambarkan proporsi ideal tubuh
seseorang antara berat badan saat ini terhadap tinggi badan yang dimilikinya. IMT tidak
mampu mengambarkan tentang proporsi lemak yang terkandung di dalam tubuh
seseorang.
Meskipun demikian, jika nilai IMT sudah menunjukkan ke arah kelebihan berat
badan atau overweight/obesitas, biasanya seseorang diminta untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan, apakah kelebihan berat badan tersebut merupakan hasil dari
timbunan lemak atau otot, bisanya dengan menggunakan beberapa pengukuran

antropometri seperti pengukuran lemak bawah kulit. Oleh karena itu, untuk mengetahui
status gizi seseorang, maka dilakukan pengukuran antropometri ini
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Gambaran Status Gizi Pada Remaja ?
2. Bagaimana Cara Pengukuran Status Gizi Pada Remaja Menggunakan IMT ?
3. Bagaimana Cara Pengukuran Status Gizi Pada Remaja Menggunakan LILA ?
1|Page

C. Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui Gambaran Status Gizi Pada Remaja.
2. Memahami Cara Pengukuran Status Gizi Pada Remaja Menggunakan IMT.
3. Memahami Cara Pengukuran Status Gizi Pada Remaja Menggunakan LILA.

2|Page

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masa Remaja
1. Pengertian Masa Remaja

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13
tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun
(Papalia dan Olds, 2001).
Masa remaja dapat dibagi menjadi menjadi masa remaja awal ( usia
dari 12 tahun sampai dengan usia 17 tahun ) sedangkan masa remaja akhir
(usia dari 17 tahun hingga usia 20 tahun ).

Masa remaja awal dan akhir

dibedakan karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa (Hurlock, 1990).
Pada

masa

remaja

perubahan- perubahan

yang


terjadi

proses

berhubungan

perkembangan
dengan

meliputi

perkembangan

psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua
dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses
pembentukan orientasi masa depan (Hurlock, 1990).
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi
pada rentang kehidupan.


Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif,

misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya
perubahan

cara berpikir secara konkret menjadi.

Perkembangan dalam

kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek
perkembangan, yaitu: perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan
perkembangan kepribadian dan sosial (Papalia dan Olds, 2001).
2. Aspek – Aspek Perkembangan pada Masa Remaja
Perkembangan Fisik,

Yang dimaksud dengan perkembangan fisik

adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak,

kapasitas sensoris dan


ketrampilan motorik ( Papalia dan Olds, 2001).
Perkembangan Kognitif, perkembangan kognitif adalah perubahan
kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.
Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif,
yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial
3|Page

yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir
abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap
operasi formal (Papalia dan Olds, 2001).
Menurut Piaget

seorang remaja termotivasi untuk memahami

dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka.

Dalam pandangan

Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana

informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema
kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide
yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ideide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami
dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga
memunculkan suatu ide baru. Formal (Papalia dan Olds, 2001).
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah
mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada
hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan
mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan
kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif

jawaban atau

penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai
tahap operasi konkret yang hanya
untuk

suatu

hipotetis.


hal.

Remaja

Hal
sudah

mampu

memikirkan

ini memungkinkan

remaja

satu

penjelasan


berpikir

secara

mampu memikirkan suatu situasi yang masih

berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa
tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang
akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan
konsekuensi dari tindakannya,

termasuk adanya kemungkinan yang dapat

mempengaruhi dirinya (Santrock, 2001)
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang
sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan
di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat
dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja
sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu
membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan

(Santrock, 2001).

4|Page

3. Ciri – ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa
perubahan yang terjadi selama masa remaja, yaitu : peningkatan emosional
yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai
masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada
dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak
tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan
untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan
bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring
berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di
awal-awal masa kuliah ( Aaro, 1990 ).
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan
seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri

dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi
maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi
tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja (Aaro, 1990 ).
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain.

Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi

dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang
baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang
lebih besar pada

masa remaja,

mengarahkan ketertarikan

maka remaja diharapkan untuk

mereka

pada

hal-hal

yang

lebih

Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain.

dapat

penting.

Remaja tidak

lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi
juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa (Aaro, 1990).
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa
(Aaro, 1990).
5|Page

Kebanyakan

remaja

bersikap

ambivalen

dalam

menghadapi

perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan,
tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai
kebebasan

tersebut,

serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk

memikul tanggung jawab tersebut. (Aaro, 1990)
B. Gizi
1. Pengertian Gizi
Deswani dkk (1990) dalam Supriasa (2002), mengungkapkan bahwa ada
beberapa

istilah yang berhubungan dengan status gizi. Istilah-istilah

tersebut adalah gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta

menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari

keseimbangan antar konsumsi dan penyerapan zat gizi dan pengunaan zat gizi
tersebut, atau keadaan fisiologik akibat tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
2. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif
murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuhan. Di negara yang sedang
berkembang, kurang lebih 80% energi makanan berasal dari karbohidrat.
Di Negara maju seperti Amerika dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah
yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier,
2001).
Untuk memelihara kesehatan, WHO menganjurkan agar 55-75%
konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banayak
hanya 10% berasal dari gula sederhana. Sumber karbohidrat adalah padi-padian
atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering, gula, dan lain-lain. Hasil
olah bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, dan sebagainya.
Sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi di Indonesia adalah beras, jagung,
ubi, singkong, talas, dan sagu (Almatsier, 2001).
3. Lemak
Istilah lemak meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak
6|Page

dan minyak yang umu dikenal didalam makanan, malam, fosfolipida,
sterol,

dan ikatan lain sejenis yang terdapat didalam makanan dan tubuh

manusia. Fungsi lemak adalah sebagai sumber energy, sebagai sumber asam
lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, member
rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan lainnya (Almatsier ,2001).
Lemak banyak terdapat dalam bahann makanan yang bersumber daari
hewani, misalnnya daging berlemak, jeroan, dan sebagainya, sedangkan minyak
banyak

digunakan

untuk

memasak/menggoreng.Lemak

dibutuhkan

manusia dalam jumlah tertentu. Departemen Kesehatan RI menganjurkan
konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25% dari total energy per hari,
atau paling banyak 3 sendokk makan minyak goring untuk memasak makanan
sehari (Sayogo, 2006).
4. Protein
Istilah protein

berasal dari kata yunani proteos, yang berarti yang

utama atau yang didahulukan. Protein adalah bagian dari semua sel hidup
dan merupakan bagian terbesar dari tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh
adalah protein, setengahnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang
dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan
tubuh dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormone, pengangkut zat-zat
gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein (Almatsier,
2001).
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam
jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, kerang,,
dan lainnya.Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti
tempe dan tahu, dan kacang-kacangan lain. Angka Kecukupan Protein ( AKP )
orang dewasa
adalah

menurut

hasil-hasil

penelitian

keseimbangan

nitrogen

0,75 gram/kg BB, berupa protein patokan tinggi, yaitu protein telur.

Catatan Biro Pusat Statistik pada tahun 1999, menunjukkan secara nasional
konsumsi protein sehari- hari rata-rata penduduk Indonesia adalah 48,7 gram
sehari. Ini telah melebihi rata-rata standar kecukupan protein sehari, yaitu 45
gram (Almatsier ,2001).
5. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umunya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oeh karena itu,
7|Page

harus didapat dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas
spesifik didalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organic maka vitamin dapat
dirusak karena penyimpanan dan pengolahan (Almatsier, 2001). Vitamin dalam
makan terbagi 2, yaitu:
a. Vitamin Larut Lemak
1) Vitamin A
Viatmin A merupakan nama generik yang menyatakan semua
retinoid dan precursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai
aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A berfungsi dalam dalam
hal penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan,
reproduksi, dan lainnya. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur,
susu,sayuran hijau dan lainnya.
2) Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit
dimana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat
dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Fungsi vitamin D
adalah dalam membanu pembentukan dan pemeliharaan tulang
(Almatsier, 2001).
3) Vitamin E
Fungsi vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam
lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil ( OH )
pada struktur cincin ke radikal bebas. Vitamin E banyak terdapat pada
tumbuh-tmbuhan, terutama pada minyak

kecambah

gandum

dan

biji-bijian. Sayur-sayuran juga memiliki kandungan vitamin E yang
baik(Almatsier, 2001).
4) Vitamin K
Fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,
walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Sumber
utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau, kacang buncis,
kacang polong, kol, brokoli, dan lainnya (Almatsier, 2001).
b. Vitamin Larut Air
1) Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi didalam tubuh, sebagai
8|Page

koenzim atau kofaktor. Asam askorbat

adalah bahan yang kuat

kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan

dalam

reaksi-reaksi hidroksilasi. Vitamin C banyak terdapat didalam pangan
nabati , yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas,
rambutan, papaya, genadria, dan tomat. Vitamin C

juga banyak

terdapat didalam sayuran daun-daunan dan jenis kol (Almatsier, 2001).
6. Mineral
Mineral merupakan bagian tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah
bagian dari tulang, besi dan hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium
dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap
metabolism, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Sumber
paling baik mineral adalah makanan hewani kecuali magnesium yang terutama
alebih banyak didalam makanan nabati (Almatsier, 2001).
7. Air
Air berfungsi didalam tubuh sebagai melancarkan transportasi zat gizi
dalam tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh,
mengatur suhu tubuh, serta melancarkan dalam proses buang air besar dan
kecil.. Untuk memenuhi fungsi tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi
seseorang, terutama air minum, sekurang-kurangnya dua liter atau setara
dengan delapan gelas air setiap hari. Selain itu, mengkonsumsi cukup cairan
dapat mencegah dehidrasi atau kekurangann cairan tubuh,

dan dapat

menurunkan resiko penyakit batu ginjal. Mengkonsumsi cairan yang tidak
terjamin keamanannya dapat menimbulkan gaangguan kesehatan seperti diare
dan keracunan berbagai senyawa kimia yang terdapat pada air (Soekirman,
2008).
C. Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
Pengertian Status Gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau
kelompok kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi
dan zat gizi yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya
diukur secara antropometri (Almatsier, 2001).
9|Page

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi
baik, dan gizi lebih (Almatsier, 2001).
Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi
dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan
fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh (Supariasa, dkk, 2002).
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental.
Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.
Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi
zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).
2. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan
keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik
yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan
baku yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data pemeriksaan
laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota tim
penilai (Arisman, 2010).
Komponen penilaian status gizi meliputi (1) survei asupan makanan, (2)
pemeriksaan biokimia, (3) pemeriksaan klinis, serta (4) pemeriksaan
antropometris (Arisman, 2010).
3. Pemeriksaan Antopometri
Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang mudah dan murah.
Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk
menentukan status gizi remaja (Permaisih,2003). Antropometri sebagai indikator
status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter (ukuran tunggal
dari tubuh manusia), antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul, dan tebal lemak di bawah kulit
(Supariasa,2002).
Dalam penelitian antropometri yang penting dilakukan adalah penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan (Arisman,2007).
a. Berat Badan
10 | P a g e

Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan
mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan
protein otot menurun (Supariasa,2002).

b. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat
(Supriasa, 2002).
Tinggi badan dapat diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas
kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan pantat menempel pada
dinding dan pandangan diarahkan ke depan. Kedua tangan bergantung relaks
disamping badan. Potongan kayu (atau logam), bagian dari alat pengukur
tinggi badan digeser, kemudian diturunkan hingga menyentuh bagian atas
(verteks) kepala. Sentuhan harus diperkuat jika subjek berambut tebal
(Arisman,2007).
Rumus IMT
IMT =

BB( Kg)
TB2 (m)

Tabel 2.1 : Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Status Gizi
Kurus

IMT

Kurus tingkat berat

< 17

Kurus tingkat ringan

17,0 – 18,4

Normal

Normal

18,5 -25,0

Gemuk

Gemuk tingkat ringan

25,1 – 27,0

Gemuk Tingkat berat

>27

11 | P a g e

c. LILA (Lingkar Lengan Atas)
Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur
yang terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan
jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
Lingkar lengan bawah diukur pada bagian proksimal tidak lebih dari 6
cm dari radial. Lingkar paha diukur di bagian paha, yaitu titik pertengahan
antara titik paling proksimal tulang patella dan titik pertengahan lipat paha.
Titik tengah lipat paha ditentukan dengan jalan menentukan terlebih dahulu
letak SIAS ketika (subjek masih berdiri), dan simfasis pubis. Lingkar betis
dapat diukur baik dalam keadaan berdiri maupun duduk. Jika subjek berdiri,
berat badan harus tertumpu pada kedua kaki secara merata, dan jarak kedua
kaki sekitar 25 cm. Jika subjeknya duduk, kedua kaki harus dijuntaikan. Pita
pengukur kemudian dilingkarkan ke betis (tegak lurus dengan aksis
memanjang betis), dan diturun-naikkan untuk mencari diameter terbesar. Hasil
pengukuran ulang tidak boleh berbeda lebih dari 2 mm (Arisman, 2007).
Tabel 2.2 : Ambang Batas Pengukuran LiLA
Klasifikasi

Batas Ukur
Wanita Usia Subur

KEK
Normal

< 23,5 cm
23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari

KEP
Normal

< 9,5 cm
9,5 cm
Balita

KEP
Normal

< 12,5 cm
12,5 cm

Sumber: Sirajuddin, 2012.
LiLA mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:
1) Status KEP pada balita
2) KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko lahir bayi BBLR
Kelemahan dari pengukuran LILA:
1) Baku LILA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia.

12 | P a g e

2) Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.
3) Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif
untuk golongan dewasa.
4. Gizi Kurang
Suatu keadaan dimana terjadi defisiensi zat gizi yang kompleks,
khususnya kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dan diakibatkan oleh rendahnya
asupan makanan. Faktor penyebab gizi kurang disebabkan oleh asupan
makanan dan penyakit infeksi. Asupan makanan dipengaruhi oleh kemiskinan,
rendahnya pendidikan keluarga dan adat/ kepercayaan yang terkait dengan tabu
makanan (Dahli, 2007).
5. Gizi Seimbang
Pemberian makanan yang sebaik-baiknya adalah harus memperhatikan
kemampuan tubuh seorang untuk mencerna makanan, seperti umur, jenis
kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain, seperti sakit, hamil dan menyusui.
Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan lima
kelompok zat gizi ( karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral )
dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Disamping
itu manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai
proses faal didalam tubuh.
Apabila konsumsi makanan sehati-hari kurang beraneka ragam, maka
akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat dan prooduktif. Dalam mengkonsumssi makanan
sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada masalah yang satu
akan dilengkapi oleh keunggulan zat gizi pada jenis makanan lain, sehingga
akan diperoleh masukan

zat

gizi

seimbang.

Untuk

mengejar

pertumbuhan yang normal, kebutuhan lebih didasarkan pada berat badan dan
ini diperuntukkan bagi golongan anak-anak sampai umur pubertas (Suhardjo,
dkk, 1990).
6. Gizi Lebih
Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena lemak berfungsi

13 | P a g e

untuk energy. Walaupun lemak sangat berguna untuk tubuh, kelebihan
lemak dapat menimbulkn berbagai penyakit. Gizi lebih merupakan kelebihan
jaringan lemak dalam tubuh. Salah satu dari penyakit gizi lebih adalah
obesitas atau kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan (supriasa, 2002).

7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Faktor yang
langsung

secara

mempegaruhi status gizi adalah asupan makan dan penyakit

infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya
faktor ekonomi, keluarga produktivitas dan kondisi perumahan(Suhardjo, 1996).
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi:
a. Faktor Langsung
1) Konsumsi Pangan
Penilaian
perorangan

konsumsi

merupakan

pangan
cara

rumah

pengamatan

tangga

atau

secara

langsung

dapat

menggambarkan pola konsumsi penduduk menurut daerah, golongan
sosial ekonomi dan sosial budaya. Konsumsi pangan lebih sering
digunakan sebagai salah satu teknik untuk memajukan tingkat keadaan
gizi (Suhardjo, 1996).
2) Infeksi
Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak
balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui mekanismenya.
Yang paling penting adalah efek langsung dari infeksi. Sistematik pada
katabolisme jaringan menyebabkan kehilangan nitrogen. Meskipun
hanya terjadi infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan nitrogen
(Suhardjo, 2000).
b. Faktor Tidak Langsung
1) Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan sangat menentukan pola makan yang
dibeli. Dengan uang

tambahan,

sebagian

besar

pendapatan

tambahan itu untuk pembelanjaan makanan. Pendapatan merupakan
faktor yang paling penting untuk menentukan kualitas dan kuantitas
14 | P a g e

makanan, maka erat hubungannya dengan gizi . Arti pendapatan dan
manfaatnya bagi keluarga:
a) Peningkatan pendapatan berarti memperbesar dan meningkatkan
pendapatan golongan miskin untuk memperbaiki gizinya.
b) Pendapatan orana-orang miskin meningkat otomatis membawa
peningkatan dalam jumlah pembelanjaan makanan untuk keluarga
(Khomsan, 2003).
2) Pengetahuan Gizi
Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan
yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah
bahan makanan yang akan diberikan.
Pengetahuan
bermanfaat

tentang

ilmu

gizi

secara

umum

sangat

dalam sikap dan perlakuan dalam memilih bahan

makanan. Dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah akan sulit
dalam penerimaan informasi dalam bidang gizi, bila dibandingka n
dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik (Sayogo, 1996).
Pengetahuan

dapat

diperoleh

melalui

pengalaman

diri

sendiri maupun orang lain. Status gizi yang baik adalah penting bagi
kesehatan bagi setiap orang, termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan
anaknya. Setiap orang akan mempunyai gizi yang cukup jika makanan
yang kita makan mampu menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan
tubuh. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di
dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan engan baik, sehingga
dapat mencapai keadaan gizi seimbang (Suhardjo, 2000)
3) Pendidikan
Suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh
pendidik kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna mencapai
perubahan tingkah laku (tujuan). Pendidikan itu adalah suatu proses,
maka dengan sendirinya mempunyai masukan dan keluaran. Masukan
proses pendidikan adalah sasaran pendidikan atau anak didik yang
mempunyai karakteristik, sedangkan keluaran proses pendidikan
adalah tenaga atau lulusan yang mempunyai kualifikasi tertentu sesuai
dengan tujuan institusi yang bersangkut an (Madanijah, 2004).
15 | P a g e

16 | P a g e

BAB III
METODE PENGUKURAN
A. Metode dan Jenis Pengukuran
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode survey lapangan.
Jenis pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah parameter antropometri.
Sebagai indikator, antropometri dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter.
Pada remaja jika ingin diketahui status gizinya parameter yang di ukur yaitu :
1. Berat Badan
2. Tinggi Badan
3. Lingkar lengan atas
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan, yang telah dilaksanakan pada tanggal 12 juni
2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang diteliti adalah remaja yang ada di kelurahan Palupi, Kec. Tatanga.
2. Sampel
Dalam pengukuran ini sampel yang di ukur berjumlah sepuluh (10) orang remaja
yang berdomisili di Kelurahan Palupi. Sampel diambil atau dipilih secara acak.
D. Alat dan Bahan
1. Pulpen
2. Buku
3. Timbangan berat badan
4. Pita pengukur
5. Meteran (untuk tinggi badan)
E. Cara pengukuran
Dalam pengukuran Antropometri yang dilakukan pada remaja ini ada beberapa
hal yang di ukur yaitu : Berat badan (BB), Tinggi Badan (TB), dan Lingkar lengan Atas
(Lila).
17 | P a g e

1. Pengukuran Berat badan (BB)
a. Remaja yang akan diukur naik ke atas timbangan berat badan.
b. Pastikan tanda panah pada timbangan berat badan berada pada angka nol.
c. Terakhir lihatlah angka yang di tunjuk oleh jarum timbangan yang merupakan
angka yang menunjukan berat badan remaja
2. Pengukuran tinggi badan (Tb)
a. Remaja yang akan diukur berdiri dalam keadaan siap dengan kaki sedikit
direnggangkan dan kepala tegak ke atas kemudian diukur dengan meter.
b. Tempelkan atau pasangkan alat ukur mulai dari ujung kepala sampai dengan
bagian samping telapak kaki.
3. Pengukuran Lingkar Lengan (LILA)
a. Persiapkan pita pengukur
b. Pilih lengan kiri (karena lengan kanan yang paling sering berfungsi).
c. Posisikan lengan 90 ° mengarah ke atas
d. Tetapkan posisi bahu dan siku
e. Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku untuk menentukan titik tengah
lengan dengan cara membagi hasil ukuran panjanga antara siku dan bahu.
f. Lingkarkan meteran pada titik tengah lengan
g. Meteran jangan terlalu di ketatkan namun jangan juga terlalu longgar.

18 | P a g e

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengukuran
Pada pengukuran antroprometri ini sampel yang di ukur berjumlah lima 10
(sepuluh) orang responden, adapun hasil dari pengukuran tersebut adalah :
1. Sampel Pertama
Nama anak

: Shary Wijayanti

Umur anak

: 18 tahun

Jenis kelamin : Perempuan
Tinggi Badan : 160 Cm
Berat Badan : 50 Kg
a. Perhitungan IMT
BB
50
50
IMT =
= 19,5
2 =
2 =
2.56
TB
1,6
b. Perhitungan LILA
LILA = 23,6
Berdasarkan perhitungan di dapatkan LILA adalah 23,6 artinya sampel tidak
terkena KEK (kekurangan energi koronik) dikarenakan pengukuran LILA
bertujuan untuk mengetahui KEK pada wanita usia subur (WUS). Jika LILA