Spesifikasi Dan Teknis Gede Bage

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
BAB I
TEKNIS PELAKSANAAN
1.1 UMUM
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari dengan benar serta berpedoman
kepada ketentuan – ketentuan yang tertulis pada Gambar – gambar Kerja dan RKS ini beserta
lampiran perubahannya.
2. Kontraktor diwajibkan melapor kepada Konsultan Pengawas/Direksi setiap akanmelakukan kegiatan
pekerjaan dilapangan.
3. Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelainan antara Gambar Kerja dan RKS serta
kesesuaiannya dilapangan maka Kontraktor diharuskan melapor kepada Konsultan
Pengawas/Direksiuntuk segera mendapatkan keputusan. Kontraktor tidak dibenarkan memperbaiki
sendiri perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari kelalaian Kontraktor dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Kontraktor selama waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) / Site Meeting dan
dianggap bahwa Kontraktor telah benar-benar mengetahui tentang :
a Lokasi yg akan dibangun BangunanKolam Retensi
b Batas Persil/Lahan maupun kondisi pada saat itu.

5. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap Gambar – gambar Kerja dan
RKS ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh Direksi . Atas
perintah Direksi, Kontraktor diminta untuk membuat Gambar – gambar penjelasan (Shop Drawing)
berikut perincian bagian-bagian khusus (Detail) yang biaya pembuatan gambarnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Gambar tersebut setelah disetujui Direksi Pengawas secara tertulis akhirnya menjadi
Gambar Pelengkap dari Gambar-gambar Kerja yang ada.
1.2.

JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilaksanakan dalam waktu 240 (hari kerja) kalender terhitung bulan
………..s/d……….. Dalam waktu paling lambat 1 (satu) minggu setelah Kontraktor dinyatakan sebagai
pemenang Lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai pelaksana pembangunan,
Kontraktor harus segera membuat : Jadwal waktu (Time Schedule) lebih detail.

1.3 METODE KERJA
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan menggunakan metode galian tanah di lokasi kolam
retensi dengan volume galian tanah yg besar menggunakan Alat Berat dan dump truck utk pembuangan ke
lokasi tempat pembuangan tanah ,pembangunan bangunan rumah pompa dengan konstruksi beton
bertulang konvensional selain item pekerjaan untuk plat lantai atas dengan menggunakan beton bertulang
konvensional. Juga untuk pemakaian sheet pile menggunakan bahan beton, Untuk lebih detail tentang

metode setiap item pekerjaan dijelaskan dalam spesifikasi teknis. Untuk mengefisienkan waktu, dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi menggunakan metode sistem parallel, yaitu beberapa item pekerjaan
dilakukan secara parallel dengan mempertimbangkan secara teknis.
1.4

KUALIFIKASI PEKERJAAN KONSTRUKSI
Perusahaan konstruksi yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan Kolam Retensi ini harus
memiliki pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis dengan nilai biaya konstruksi diatas 25 Miliar
Rupiah.

1.5

KUALIFIKASI TENAGA AHLI PERUSAHAAN
Tabel 1. Kualifikasi Tenaga Ahli Perusahaan
1

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
Tenaga Ahli

1. Sipil
Struktur

2. Sipil SDA

1.6

Kriteria kerja

Persyaratan Kerja

 Dapat
menjelaskan  Mempunyai pengalaman
gambar kerja.
dalam
pekerjaan
sekurang-kurangnya
untuk 5 (lima) tahun di
proyek2 sejenis di SDA.
 Menguasai metode dan

proses
pelaksanaan
bangunan
gedung
bertingkat rendah .
 Menguasai karakteristik
 Dapat
mengendalikan
bahan yang digunakan
pelaksanaanpekerjaan
untuk
struktur
dan
struktur
bangunan
utilitasbangunan.
gedungbertingkat,pekerja
an tanah & sheet pile
rigidpavement,
beton  Mempunyai pengalaman

bertulang,normalisasi
dalam pekerjaan untuk
sungai.
1(satu) bangunan Kolam
Retensi.
• Dapat mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan
peraturan
jaringan
utilitas  Menguasai
yang
terkait
dengan
bangunan
gedung
perancangan
sistem
bertingkat rendah,.
bangunan
rumah

 Dapat
mengendalikan
pompa.
pelaksanaanpekerjaan
finishing
bangunan
gedungbertingkat
rendah, dengan bahan
yang
sesuai
denganketentuan
dan
peraturan.
 Dapat
mengendalikan
pelaksanaanpekerjaan
bangunan
Rumah
Pompa
denganmemenuhi

persyaratan
keamanan,keselamatan,
kesehatan
dan
kenyamanpengguna.

Sertifikasi

Jumlah
5 orang

ALAT KERJA
Peralatan kerja yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan bangunan kolam retensi
pada umumnya.

1.7

GAMBAR KERJA
Yang dimaksudkan dengan gambar – gambar kerja adalah:
2


SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
1. Gambar yang meliputi gambar struktur dan gambar arsitektur, Gambar – gambar ini selain dari
gambar – gambar yang dibuat Perencana juga gambar – gambar yang dibuat oleh Kontraktor (Shop
Drawing) yang telah disetujui Pengawas Intern.
2. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau ketidaksesuaian antara gambar yang
berlainan jenis dan lingkupnya maka yang dapat dipakai pedoman secara fungsi yang dipakai
pedoman adalah Gambar Arsitektur.
3. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi untuk mendapat Persetujuan.
b. Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar Pelaksanaan tersebut disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut aslinya/kalkirnya dan semua biaya
pembuatan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Perubahan Gambar Kerja/Perencanaan hanya dapatdilakukan atas dasar perintah tertulis Pemberi
Tugas berdasar pertimbangan konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana dengan ketentuan
sebagai berikut:

a. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang diperintahkan Pemberi Tugas
dengan pengarahan Konsultan Perencana dan jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar
Pelaksanaan dan Gambar Perubahan Rencananya.
b. Gambar Perubahan dibuat oleh Kontraktor atas pengarahan Konsultan Perencana dan disetujui
oleh Pemberi Tugas kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang kalau
ada.
5. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan berikut:
a. Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan harus sesuai dengan
hasil pekerjaan terpasang.
b. Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Pengawas Intern, dan diserahkan dalam rangkap
3 (tiga) berikut aslinya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh Kontraktor.
1.8

PETUNJUK PETUNJUK/INSTRUKSI DIREKSI/KONSULTAN PENGAWAS
1. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor, jika
Kontraktor berkeberatan menerima petunjuk/Instruksi Konsultan Pengawastersebut, maka harus
mengajukan secara tertulis kepadaKonsultan Pengawas dalam waktu 7 (tujuh) hari.
2. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Kontraktor tidak mengajukan keberatan maka dianggap
telah menyetujui dan menerima petunjuk Konsultan Pengawas untuk segera dilaksanakan. Kontraktor
diharuskan merekam atau dengan kata lain mencatat setiap Petunjuk/ Instruksi

KonsultanPengawasdalam buku harian lapangan/ pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau
sepengetahuan Konsultan Pengawas.

1.9

PENETAPAN UKURAN
1. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh merubah
ukuran tanpa seijin Konsultan Pengawas. Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada
harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana
mestinya.
2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib memberitahu Konsultan Pengawas, bagian pekerjaan
yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan ukuran – ukurannya.
3. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam setiap bagian
pekerjaan dan segera melapor kepada Konsultan Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran
untuk diberikan keputusan pembetulannya.
4. Mengingat setiap kesalahan ukuran akan selalumempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang lainnya.
maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perludiperhatikan sungguh – sungguh. Kelalaian
Kontraktorterhadap hal ini tidak dapat diterima dan Konsultan Pengawasberhak untuk membongkar
pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai ketentuan.


3

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
1.10

BUKU HARIAN LAPANGAN (BHL)
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan dan mengisi BukuHarian Lapangan yang berisi laporan tentang
jumlah tenaga/pekerja, bahan – bangunan dan pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan cuaca, peralatan
yang dipakai serta lain – lain hal yang dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
2. Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh Kontraktor sesuai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh Kontraktor dan diketahui Konsultan Pengawas.
3. Konsultan Pengawas mencatat Instruksi – instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu
pada Buku Harian Lapangan dan merupakan petunjuk yang harus diperhatikan Kontraktor dan dibuat
masing-masing 4 (empat) rangkap.

1.11

KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
1. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, Kontraktor harus memelihara kebersihan
lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama jalan – jalan disekitar Lokasi proyek, Direksi
Keet, Gudang, Los Kerja dan bagian dalam area yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas,
tumpukan tanah dan lain – lain.
2. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan – jalan disekitar lokasi pekerjaan yang harus dibersihkan.
3. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun di halaman luar gudang harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta untuk memudahkan
pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
4. Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunanKolam Retensi serta halaman-halamannya
harus bersih dari sisa – sisa kotoran kerja.

1.12

ALAT KERJA
1. Kontraktor harus menyediakan alat – alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara sempurna.
2. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi memerlukan peralatan yang
dimaksud, Kontraktor diwajibkan untuk menyingkirkan alat alat tersebut dan memperbaiki kerusakan –
kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta membersihkan bekas – bekasnya.
3. Disamping menyediakan alat – alat seperti tersebut diatas, Kontraktor harus pula menyediakan alat
bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun pekerjaan tidak terganggu.

1.13

KECELAKAAN DAN KESEHATAN
1. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang yang
terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Kontraktor diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh dengan obat –
obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang mengerti dalam soalsoal penyelamatan pertama dan kesehatan.
3. Kontraktor diwajibkan menyediakan alat – alat pemadam kebakaran jenis ABC (untuk segala jenis api),
pasir dalam bak, galah – galah dan alat penyelamat kebakaran yang lain.
4. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan umum yang
berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah terutama tentang Undang –undang Keselamatan
Kerja termasuk segala kelengkapan dan perubahannya.

1.14

KEAMANAN
1. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi didaerah kerjanya
terutama mengenai :
a. Kerusakan – kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disengaja atau tidak
disengaja.
b. Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/ salah.
4

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
c. Kehilangan – kehilangan bahan, peralatan kerja.
2. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi/
Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya
lebih lanjut.
3. Untuk mencegah kejadian – kejadian seperti tersebut diatas, Kontraktor harus menyediakan
pengamanan, antara lain Penjagaan, Penerangan yang cukup dimalam hari, pemagaran sementara
lokasi kerja dan lain sebagainya.
1.15

PENYEDIAAN BAHAN/MATERIAL BANGUNAN
1. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuat Bahan/material, maka hal ini dimaksudkan
menunjukkan standard minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini.
2. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas/ Direksi
untuk mendapat persetujuan.
3. Contoh atau brosur Bahan Material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggungan Kontraktor,
setelah disetujui oleh KonsultanPengawasmaka bahan/material tersebut harus ditandai dan diadakan
untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
4. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan contoh.

1.16

SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN
1. Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan tahap pertama :
a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat.
c. Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas berupa:
- 3 (tiga) set Gambar sesuai Terlaksana (As Build Drawing) dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk Gambar Perubahannya.
- 3 (tiga) Album Foto Proyek.
d. Kontraktor harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/material, sampah, kotoran bekas
kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat dari pelaksanaan.

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS
2.1

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENDAHULUAN
SITUASI
5

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
1. Pembangunan bangunan Kolam Retensi Cienteung kabupaten Bandung ini akan dilaksanakan di
lokasi Desa Cieunteung Kec. Baleendah Kab Bandung.
2. Calon Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah, sifat dan luasnya pekerjaan
dan hal-hal lain yang berpengaruh terhadap penawarannya, disamping ketentuan-ketentuan dalam
RKS.
3. Kelalaian dan kurang ketelitian dalam hal ini tidak dapat diajukan alasan untuk mengajukan alasan
klaim dikemudian hari.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada lokasi tersebutdiatas meliputi pekerjaan:
1.
2.
3.

Umum dan Pendahuluan
Pekerjaan tanah,sheet pile,Tiang pancang, pemasangan Aggregate base class A disamping jalan,
pemasangan paving block, pekerjaan jalan beton.
Bangunan
I. Bangunan Rumah Pompa lengkap dgn fasilitasnya,Kolam Retensi
II. Bangunan Rumah jaga( 1 unit), Gazebo (5 unit)
III. Public Facility(pertamanan),Area Parkir dari lantai beton,Gorong2 pembuang
IV. Normalisasi sungai Cigado(incl inlet , outlet, jembatan).
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan pemborongan harus menyediakan :
1. Pelaksana ahli yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan.
2. Pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaan
3. Alat Berat utk galian tanah,Pompa air, Alat pemadatan tanah, alat-alat pengukuran seperti waterpas,
scafolding, dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk ketelitian, kerapihan, ketepatan
pekerjaan.
4. Bahan yang sudah ada ditempat menjelang waktu pengerjaan sehingga tidak akan terjadi kelambatan
pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan.
5. Buku yang diperlukan seperti buku tamu, buku logistik, buku pemesan bahan, buku pekerjaan, buku
laporan dan sebagainya yang harus selalu berada ditempat pekerjaan.
IUTZET ATAU PENGUKURAN
1. Pemborong harus melakukan pengukuran di lokasi proyek secara detail dan membuat gambar hasil
pengukuran dicocokkan dengan gambar perencana, apabila ada perbedaan dengan gambar yang ada
pemborong harus segera lapor kepada Konsultan Pengawas.
2. Ukuran lebih kurang 0,00 adalah tinggi lantai bangunan Rumah Pompa,Gazebo atau Rumah jaga yang
direncanakan.
3. Satuan ukuran yang digunakan adalah:
a. Satuan ukuran
Semua ukuran tersebut dalam gambar kerja dinyatakan dalam ukuran
baut-baut dan sejenisnya dalam inchi.

metrik, kecuali untuk

b. Ukuran Penduga
Ukuran penduga adalah induk ukuran dari mana semua ketinggian dan kedalaman diambil,
berupa balok sepanjang 200 cm berpenampang 5X5 cm dengan semua diketam rata dimensi 2
(dua) kali, sepanjang tegak lurus pada tanah bangunan sedalam 100 cm. Ukuran penduga ini
dinyatakan dengan huruf p dibuat oleh Pemborong dibawah pengawasan Konsultan Pengawas
dan dipelihara selama pelaksanaan.
6

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
1. Pekerjaan-pekerjaan bangunan-bangunan yang akan terbongkar berdasarkan gambar rencana akan
ditunjukkan pada waktu aanwijzing dan peninjauan lapangan.
2. Setelah selesai proyek, Direksi keet harus dibongkar oleh pemborong dan tempat bekas Direksi keet
dibersihkan dan dirapihkan dari sisa-sisa bangunan tersebut.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Papan Nama Proyek
a.

Pemborong wajib membuat dan memasang papan nama proyek dengan ukuran lebar 1,20 m
panjang 2,40 m dari bahan yang tahan air (zeng atau sejenisnya) dilengkapi dengan tulisan
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan terpasang sampai proyek selesai.

b.

Ditanam dihalaman depan dengan dicor beton adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr yang kuat.
1. Izin Mendirikan BangunanKolam Retensi
Biaya pengurusan Ijin mendirikan bangunan Kolam Retensimenjadi tanggung jawab Pemberi
Tugas.

2. Papan Bangunan ( Bouwplank )
a.

Setelah permukaan tanah yang akan dibangun, dibersihkan dari kotoran sampah maupun pohon,
baru diizinkan membuat papan bangunan.

b.

Papan bangunan dari kayu Albasia atau setara tebal 2 cm dengan tiang kaso 5 x10jarak tiang 1
m.

c.

Papan bangunan permukaan atasnya ditempatkan setinggi lantai bangunan Rumah
Pompa,Gazebo atau Rumah Jaga ( peil 0,00) dan minimal 2 m dari as bangunan kearah
luar.khususnya utk bangunan Rumah Pompa, Rumah Jaga & Gazebo.

d.

Papan bangunan boleh dibongkar sesudah mulai pengerjaan dinding bata untuk Bangunanbangunan tsb

3. Penyediaan Air Kerja
a.

Air kerja diadakan dengan membuat sumur pantek/Air yang ada di pemilik dengan selalu
memperhatikan ketersediaan air .

b.

Sekeliling dipasang lantai beton adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr. seluas 1 m, tebal 10 cm.

c.

Perletakan pompa ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT
1. Skope pekerjaan
Pekerjaan galian tanah menggunakan alat berat, kegiatan galian ini untuk menggali tanah ditempattempat dimana bangunan akan dibangun, agar ketinggian / elevasi dasar bangunan berada pada tanah
7

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
keras / sesuai dengan gambar rencana, atau di areal situ yang mengalami pendangkalan agar dapat
menambah volume tampungan air dan dapat mengembalikan fungsi situ.
2. Galian dan bahan galian
Semua lokasi galian harus dikerjakan menurut profil-profil dan ukuran seperti ditunjukan dalam
gambar atau perintah direksi.
Pada pelaksanaan pekerjaan mungkin dijumpai perubahan atas ukuran atau kemiringan galian
yang dilakukan oleh direksi. Dalam hal ini pemborong tidak berhak mengajukan suatu tambahan
biaya harga atas harga satuan pekerjaan tersebut diatas yang telah dicantumkan dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB ). Apabila perubahan itu dibuat setelah penggalian sampai pada kemiringan
atau ukuran yang disyaratkan dan jika ditentukan oleh direksi bahwa harga satuan akan dirubah,
sebagai hasil perubahan itu penyesuaian harga kontrak akan dibuat sesuai dengan ketentuan
kontrak.
Pekerjaan galian lainnya yang dilaksanakan di lokasi terbuka yang dikerjakan atas kehendak
pemborong harus dijaga agar batas-batas yang disetujui oleh Proyek dan pembiayaannya harus
atas tanggungan pemborong itu sendiri.
3. Pembuangan bahan-bahan galian
Bahan-bahan hasil galian yang mendapat persetujuan direksi bisa dihampar sebagai bahan
timbunan
Bahan-bahan hasil galian yang tidak bisa dpergunakan harus dibuang ketempat yang telah
ditentukan atau suatu tempat yang telah disetujui oleh direksi.
Setelah pekerjaan bangunan selesai permukaan daerah tersebut harus diratakan dan diatur rapih
sehingga kelihatan seragam setelah pelaksanaan.
4. Longsoran / Endapan
Apabila terjadi longsoran atau endapan, pemborong berkewajiban menggali kembali tanah longsoran /
endapan tersebut termasuk buangannya sesuai dengan gambar rencana atau atas petunjuk direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan Galian dibayar dengan harga satuan per m3 seperti yang diajukan dalam
Rencana Anggaran Biaya.









PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH
PEKERJAAN TIMBUNAN DIPADATKAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan timbunan dapat untuk timbunan tanggul, badan jalan atau timbunan lainnya sesuai
gambar.
Pekerjaan timbunan meliputi pengangkutan bahan, penghamparan, penggilasan, test kepadatan
dan lain-lain.
Penyedia Jasa sebelum melakukan penimbunan harus mengajukan dulu rencana kerja secara
terinci kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya.
Timbunan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana baik ukuran, ketinggian maupun
kemiringan lerengnya kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Bahan Untuk Timbunan Yang Dipadatkan
Bahan timbunan menggunakan tanah dari hasil galian tanah setempat atau bekas galian konstruksi,
bergradasi baik dan bebas dari bahan organic atau tanah yang didatangkan dan disetujui oleh Direksi
sebelum dilakukan penimbunan.
Penimbunan dan Pemadatan

Pekerjaan ini sesuai dalam gambar rencana.
8

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
 Material yang akan diratakan dalam lapisan horizontal sesuai gambar rencana. Distribusi material
harus dilakukan sedemikian rupa hingga mendapat lapisan yang homogen. Pelaksanaan
penggalian, pengangkutan, sampai ke penempatan untuk memperoleh, impermeabilitas dan
stabilitas.
 Material basah dari penggalian, jika tidak ditentukan lain oleh Direksi bahwa material itu memenuhi
syarat, dapat langsung dipergunakan untuk bahan timbunan.
 Penyedia jasa harus membuat rencana operasional dengan memberi waktu yang cukup untuk :
 penimbunan dan penempatan kemudian.
 mencampur dengan material kering jika diperlukan.
 menggunakan prosedur lain atau membuat kombinasi dari beberapa prosedur.
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah adalah menurut harga satuan per meter kubik seperti yang
ditunjukkan dalam Rencana Anggaran Biaya. Harga satuan ini harus termasuk biaya memadatkan pada
tempat yang telah ditentukan serta keperluan lain - lain untuk melaksanakan pekerjaan timbunan tanah.

PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH
1. PekerjaanUrugan Tanah Kembali
a.

Tanah bekas galian yang berbutir dapat dijadikan tanah urugan pada lobang galian maupun
urugan bangunan.

b.

Tanah-tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah-sampah maupun
batu-batuan.

2. Urugan Tanah Baru
a. Untuk urugan ruangan bangunan, digunakan tanah merah baru.
b. Pengurukan dengan tanah baru harus dilakukan selapis demi selapis.Tiap-tiap lapis tebalnya 20
cm dan harus dipadatkan dengan mesin pemadat (compactor) sampai rata.
3. Pengurugan Tanah Baru untuk Lokasi Bangunan
a.

Pada lokasi yang keadaannya lebih rendah dari nol peil yang ditentukan harus diurug.

b.

Tanah yang dizinkan untuk dijadikan urugan lokasi adalah tanah merah butir.

4. Urugan Pasir Dibawah Lantai
a.

Urugan pasir dibawah lantai boleh dilaksanakan setelah urugan tanah di dalam ruangan selesai
dikerjakan dan keadaan rata dan padat.

b.

Urugan pasir dibawah harus dilaksanakan dibawah semua ubin tebal 10 cm padat.

c.

Sebelum lantai keramik dipasang lapisan pasir harus disirami,diratakan dan dipadatkan dengan
mesin pemadat (compactor).dan pasir harus dibersihkan dari akar-akaran dan kotoran.

AGGREGATE BASE CLASS A
9

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
1. GRADING AGREGATE BASE CLASS A
Tabel 1. ASTM Standart
ASTM Standard
Sieve

Prosentase berat yg
lolos

2"

100

1,5"

70 - 100

1"

55 - 85

3/4"

50 - 80

3/8"

40 - 70

No.4

30 - 60

No 10

20 - 50

No.40

10 _ 30

No. 100

5 _15

Aggregate base class A harus memenuhi persyaratan dibawah ini :








Kekerasan(roughness ASTM-D3) minimum 6 %
Kehilangan berat dg percobaan sodium sulfat(AASHO- T 104) maximum 10%
Kehilangan berat dengan percobaan soundness test(AASHO-T 104) max 12%.
Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 100 putaran(AASHO –T96) max 10 %.
Kehilangan berat akibat abrasi 500 putaran (AASHO-T96) maximum 40%
Partikel2 tipis(partikel lebih dari 1” dg ketebalan kurang 1/5 panjang) max 5
bagian batu yg lunak ( ASTM C-235) maximum 5

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
1. PEKERJAAN SUB- LANTAI / RABAT BETON
a.

b.

c.

Lingkup Pekerjaan
1.

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjanan ini sehingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan yang baik.

2.

Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar sebagai alas lantai finishing.

Persyaratan Bahan Bahan

1.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan SNI 03-28342000.

2.

Bahan-bahan yang dipakai , sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh
-contohnya kepada Konsultan Pengawas/Direksi.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan dipasang sub- lantai
harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah maksimum,pemadatan digunakan alat timbris.
10

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
2.

Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras,
bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi
mutu pasangan . Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum10 cm atau sesuai
gambar , disiram air dan ditimbris dan disiram air sehingga memperoleh hasil yang
maksimal.

3.

Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub - lantai setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukan pada gambar detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 koral.

4.

Sub - lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar
rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai didaerah basah dan teras.

2. PEKERJAAN LANTAI
a.

Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar , berikut plint dan nosing tangga.

2.3

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTURAL
PENJELASAN UMUM
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi Struktur) ini, dibuat dengan
maksud agar konstruksi struktur yang akan dikerjakan memenuhi kualitas/persyaratan-persyaratan
yang tertuang dalam gambar dan spesifikasi struktur ini serta Berita Acara Rapat Penjelasan,
sebagaimana yang direncanakan/dikehendaki oleh Konsultan pengawas/Direksi.
Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur sesuai dengan
spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur terlampir serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
Dilain pihak, Direksi / Konsultan Pengawas bertugas serta berkewajiban untuk mengawasi
pekerjaan-pekerjaan Kontraktor agar sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar
struktur terlampir serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
Walaupun ada Direksi/ Konsultan Pengawas dengan tugas pengawasannya, kontraktor wajib
mempunyai Bagian/Team Quality Control tersendiri yang khusus mengawasi pekerja-pekerja dan
produknya agar sesuai dengan Spesifikasi dan gambar Struktur serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
Dalam rangka pengendalian mutu pekerjaan, untuk setiap item pekerjaan sesuai gambar dan
spesifikasi rencana, kontraktor berkewajiban membuat program jaminan mutu danpengendalian
mutu(QA/QC) yang disetujui oleh pihak Konsultanpengawas/direksi.
Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar yang satu dengan
yang lainnya atau hal-hal yang tidak/kurang jelas baik mengenai spesifikasi struktur ini
maupun gambar-gambar struktur terlampir, maka Kontraktor maupun KonsultanPengawas/Direksi
berkewajiban untuk menanyakan penjelasannya kepada Konsultan perencana.
Perubahan-perubahan terhadap spesifikasi struktur maupun gambar-gambar struktur serta
Berita Acara Rapat Penjelasan tanpa persetujuan tertulis Konsultan Perencana sama sekali tidak
diperkenankan.
Kontraktor berkewajiban memeriksa kesesuaian gambar-gambar struktur, arsitektur dan
mekanikal & elektrikal beserta spesifikasinya masing-masing dan melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/direksi apabila terdapat ketidak sesuaian.

11

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. Pekerjaan Striping.
1.

Seluruh tapak bangunan Rumah Pompa, Gazebo dan Rumah Jaga ditambah selebar 3 m dari
sisi-sisi tapak bangunan harus dibersihkan dari humus dan lumpur dengan cara stripping setebal
minimum 30 cm atas biaya Kontraktor.

2.

Stripping / penebasan / pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap semua sampahsampah, puing-puing, semak belukar dan tanaman-tanaman kecuali apabila ada beberapa
tanaman yang dipertahankan sesuai gambar dan atau petunjuk Pengawas/Direksi.

3.

Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai kedalaman minimum 50 cm
dibawah permukaan tanah setelah stripping.

4.

Sisa hasil pekerjaan stripping harus dibuang ke sekitar lokasi yang ditentukan oleh
Pengawas/Direksi atas biaya kontraktor.

B. Pengukuran Tapak Kembali.
1.

Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

2.

Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya,
harus segera dilaporkan kepada Pengawas/Direksi untuk dimintakan keputusannya.

3.

Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan alatalatwaterpas/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.

4.

Pemborong harus menyediakan theodolith/waterpas beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Direksi/Pengawas selama pelaksanaan Proyek.

5.

Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.

6.

Segala pekerjaan pengukuran tapak menjadi tanggungan Kontraktor.

C. Tugu Patokan dasar (Reference Bench Mark )
1.

Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Konsultan pengawas/Direksi.

2.

Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm,
tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang menonjol diatas muka
tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya
setinggi 40 cm di atas tanah.

3.

Tugu patokan dasar harus dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi / Konsultan pengawas untuk
membongkarnya.

4.

Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar menjadi tanggungan
Kontraktor.

5.

Pada waktu pematokan ( penentuan ) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan),
Kontraktor wajib membuat shopdrawing dahulu sesuai keadaan lapangan.

D. Papan Dasar Pelaksanaan ( Bouwplank )

12

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
1.

Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti Merah dengan ukuran
kaso (5/7 cm), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubahrubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.

2.

Papan dasar pelaksanaan/bouwplank dibuat dari kayu Meranti merah dengan ukuran tebal 3
cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpas)

3.

Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama, satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh Direksi / Konsultan pengawas.

4.

Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi atau
sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.

5.

Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan semua as-as
bangunan dan peil ± 0,00 atau peil referensi lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak boleh
hilang apabila kena air/air hujan.

6.

Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas.

7.

Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar Pelaksanaan menjadi tanggungan
Kontraktor.

PEKERJAAN GALIAN TANAH
Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan galian tanah, kontraktor diharuskan :
-

-

10 hari kerja sebelum kontraktor memulai pekerjaan galian tanah, kontraktor diharuskan
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi/konsultan pengawas tentang awaldimulainya
pekerjaan penggalian tanah pada bangunan Kolam Retensi, bersamaan dgn itu pulakontraktor harus
menyerahkan gambar rencana galian (termasuk info permukaan tanah asli,levels dan cross section.
Juga menyerahkan metode pelaksanaan pekerjaan galian tanah lengkap dg jumlah alat berat, dan
dump truck yg dipakai dan tempat lokasi pembuangan bekas galian tanah tsb
Semua hasil galian permukaan sebelum ditempatkan beton atau batu kali atau material lainnya harus
di periksa dan disetujui oleh konsultan Pengawas/Direksi.
Dalam melaksanakan pekerjaan galian tanah kontraktor harus dapat menjamin stabilitasdari
permukaan yang sudah digali.

A. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika ada), terutama untuk
galian dgn Alat Berat yang membahayakan dan dapat membahayakan para pekerja.
c. Pembuangan sisa galian ke tempat yang disetujui Pengawas/Direksi.
B. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Galian tanah untuk kolam Retensi, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai
dengan peil-peil yang tercantum didalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama,
batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian galian yang akan
dilaksanakan dibongkar dan dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang masih
digunakan, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas atau kepada Penguasa/instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjukpetunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai
akibat dari pekerjaan galian tersebut.
13

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin
bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
Sarana umum yang tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak
didalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi atas tanggungan Kontraktor.
c. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Pemborong harus
mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang sejenis untuk daerah
yang bersangkutan. Misalnya untuk daerah pondasi batu kali, pengisian/pengurugan kelebihan
galian harus dilakukan dengan pondasi batu kali.
d. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan ditumbuk
sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan mengenai Pekerjaan Urugan dan Pemadatan.
Pekerjaan pengurugan/pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
e. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar galian masih terdapat akar-akar
tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali
dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal tiap lapisan 15 cm lepas, dengan cara
pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur.
f. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan
struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang
jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air dan lumpur pada
dasar galian.
Sebelum pekerjaan dewatering dimulai Kontraktor wajib menyerahkan perhitungan yang
mendasari penentuan kapasitas dan jumlah pompa yang akan dipergunakan serta kedalaman dan
jumlah pit/sumur, dengan memperhatikan data tanah yang tersedia termasuk penyediaan pompa
cadangan untuk mengganti yang rusak.
Pengawasan terhadap dewatering harus oleh orang yang berpengalaman, untuk itu harus
dilakukan 24 jam dan dibuatkan daftar pengalaman yang setiap saat dapat diperiksa.
g. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor
dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang kuat,
agar tidak membahayakan bangunan lain dan pekerja.
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor wajib menyerahkan perhitungan struktur yang mendasari
pemilihan jenis konstruksi pengaman lereng galian tersebut disertai gambar kerja untuk dimintakan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
-

Semua tanah hasil galian yang berasal dari pekerjaan galian, kolam retensi dan lainnya setelah
mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Pengawas/Direksi.

-

Pemborong harus memberikan perlindungan terhadap benda-benda berfaedah yang ditemui
selama pekerjaan galian.
Kecuali ditujukan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui
dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.

-

Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian harus dilakukan
terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

14

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE

PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
1.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk pekerjaan substruktur
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas/Direksi.
Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan timbunan tanah, Kontraktor diharuskan
-

Menyerahkan kepada Direksi/konsultan pengawas gambar penampang melintang terinci
menunjukan permukaan yg dipersiapkan dimana timbunan akan ditempatkan

-

Sekurang2nya 14 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah, menunjukkan pada
Direksi/konsultan pengawas, lokasi tempat pengambilan tanah untukTimbunan dan kwalitasnya
agar mendapatkan persetujuan dari Direksi/konsultan pengawas.
Kontraktor diharuskan mengadakan trial embankment lapis demi lapis( 15 ~ 30 cm ) dipadatkan
dgn alat pemadat paling sedikit 20 T dilaksanakan sehingga didapatkanstandard jumlah lintasan
yg diperlukan agar tercapai kepadatan kering maximum yangditentukan dalam AASHO – T99.
Pengujian kepadatan harus dibuat pada setiap lapisan timbunan yg dipadatkan sesuai dgAASHO
– T191
Menghindari tanah yg bersifat mengembang/meretak sangat tinggi yg mempunyai nilai aktifitas >
1.25 atau derajat pengembangan yg sangat tinggi atau ekstrategi oleh AASHO-T258
Menghindari pelaksanaan timbunan pada saat turun hujan, jadi timbunan tidak ditempatkanAtau
dipadatkan pada saat hujan turun.

-

2. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan dari
lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jenis tanah adalah silty clay atau pasir urug.
b. Tanah harus bersih berarti tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas
bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.

bongkaran,

c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
d. Terlebih dahulu diadakan test Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum dan hasilnya harus
secara tertulis diserahkan kepada Direksi/Pengawas.
Direksi/Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas.
2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a.

Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-tiap lapisan 20
cm lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum,
dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan. Test Kepadatan Optimum harus
mengkuti SNI 2835:2008

b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai ketinggian rencana. Untuk
daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.
c. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pemborong harus membuat saluran-saluran
sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan pompa air.
d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya.
15

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
e. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/Pengawas maka pemadatan tersebut
tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat
Stemper/Compactor yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
f.

Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga mencapai
kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan, kecuali untuk daerah galian
pondasi harus mengikuti pasal 03 mengenai “Pekerjaan Galian”.

g. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ± 50 mm
terhadap kerataan yang ditentukan. Semua Drainase darurat harus disetujui oleh
Pengawas/Direksi. Cara kerja yang dilakukan Pemborong harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
h. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di Laboratorium, untuk mendapatkan
nilai Standard Proctor / Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum. Laboratorium yang
memeriksa harus laboratorium yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
i.

j.

Untuk bahan yang sama, untuk setiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah dipadatkan harus ditest
juga di lapangan, yaitu 1 (satu) test untuk tiap 750 m2, yaitu dengan Sand Cone Testdengan hasil
kepadatan harus memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai berikut:


Untuk lapisan yang dalamnya sampai
kepadatannya 95% dari Standard Proctor.

30

cm dari permukaan rencana,



Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90 % dari Standard Proctor.

Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi/Pengawas. Semua hasil-hasil
pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.

k. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar
jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan
sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi permukaan dengan plastik.
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat
persetujuan tertulis Direksi/Pengawas.
l.

Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan cara
menggarauk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.

m. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulang kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan,
guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian harus diajukan oleh Pemborong kepada Direksi/Pengawas/ Perencana Struktur.
n. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur di bawah ini :
“Density of soil inplace by driven sand-cone method”


AASHTO.T.191.

“Density of soil inplace by driven sand-cone method”


AASHTO.T.204

“Density of soil inplace by driven sand-cone method”


AASHTO.T.205.

Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas/Direksi.
Pemborong harus mengajukan cara pengujian yang akan digunakan kepada Direksi/Pengawas.
o. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat tertentu yang disetujui
oleh Pengawas/Direksi.
16

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
p. Pemborong harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus membangun
saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau mengeringkan drainase.

PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Persyaratan Bahan.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : beton, baja, pasangan bata yang diplester
teakwood/multiplek atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis bahan yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas/Direksi terlebih dahulu. Acuan yang
terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau setaraf.Ukuran kayu yang digunakan
tergantung dari perencanaan struktur dengan tebal multiplek minimum 9 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan.
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban-beban,
tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti tercantum pada “Recommended Practice For
Concrete formwork” (ACI. 347-68) dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan
harus dikontrol terhadap Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur beton yang tercantum dalam gambar struktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus memberikan gambar dan perhitungan acuan serta
sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting, harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas, sebelum bekisting dibuat pada bagian itu.
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan cukup kuat
menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Pengawas/Direksi. Penyusunan acuan
harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada
bagian beton yang bersangkutan.
f.

Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti potonganpotongan kayu, potongan-potongan kawat, paku, sisa gergaji, tanah dan sebagainya.

g. Acuan harus dapat menghasilkan sebagian konstruksi yang ukuran, kerataan/ kelurusan, elevasi
dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran. Harus diadakan
tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
i.

Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

j.

Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas baut-baut dan tie rod yang
diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila bekisting
dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus berada dalam permukaan beton.
17

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN EMBUNG GEDE BAGE
k. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau dinding harus ada
bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
l.

Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
(scafolding).Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat dipertimbangkan oleh
Pengawas/Direksi selama masih memenuhi syarat.

m. Setelah pekerjaan diatas selesai, Pemborong harus meminta persetujuan dari Direksi/Pengawas
dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran, pemborong harus mengajukan permohonan
tertulis untuk izin pengecoran kepada Pengawas/Direksi.
4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia, dimana bagian konstruksi
yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan
dengan umur beton 28 hari.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut :
-

Sisi-sisi balok, kolom, panel dinding dan panel lantai yang tidak dibebani minimal 7 hari
Sisi-sisi balok, kolom, panel dinding dan panel lantai yang dibebani minimal 21 hari

c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih dahulu secara tertulis
untuk disetujui oleh Pengawas/Direksi.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang, berlubang atau
retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak sempurna.
e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan pemindahan acuan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat
pemindahan.
f.

Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau cacat
lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka pemb