Makalah Pemasaran Usaha Keripik Belut

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada hakekatnya kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan utama bagi setiap
orang. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hubungan pola makan
dengan kesehatan, maka menyebabkan permintaan akan bahan pangan menjadi semakin
meningkat.
Salah satu usaha industri yang berkembang di Indonesia adalah di bidang pangan.
Menurut Wirakartakusumah (1997), industri pangan merupakan salah satu sektor industri
yang sangat penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Disamping mampu
memenuhi kebutuhan pangan Indonesia, industri pangan juga dapat menghasilkan devisa
untuk negara. Keberadaan industri pangan di Indonesia dapat menyerap tenaga kerja dalam
jumlah yang cukup banyak serta mampu mendorong berdirinya industri penunjang seperti
industri tambahan makanan, industri kemasan, industri mesin dan peralatan pengolahan
pangan maupun industri agribisnis.
Sektor pertanian merupakan sektor penyedia bagi kebutuhan bahan pangan penduduk
Indonesia. Pemenuhan kebutuhan akan makanan dan gizi dapat diperoleh dari hasil-hasil
pertanian, yang berasal dari sub sektor tanaman bahan pangan, peternakan, dan perikanan.
Sektor perikanan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat berperan dalam
menyediakan pemenuhan gizi nasional, khususnya dalam pemenuhan gizi protein hewani.
Pengolahan hasil perikanan merupakan kegiatan industri yang menciptakan nilai

tambah bagi komoditi perikanan melalui produk olahan dalam bentuk setengah jadi maupun
barang jadi yang bahan bakunya berasal dari hasil perikanan. Usaha-usaha pengolahan hasil
perikanan yang mengarah pada kegiatan industri yaitu pengolahan hasil perikanan menjadi
bahan makanan. Salah satu produk perikanan olahan yang dapat diolah yaitu Ikan Salai
Selais.
Selais merupakan salah satu sumber lauk-pauk yang memiliki kandungan protein
tinggi. Daging belut sendiri mempunyai nilai kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Dalam
100 gram daging salai terkandung protein 14%, lemak 27%, zat besi 2,0 mg, kalsium 20 mg,
vitamin A 1.600 SI (satuan Internasional), vitamin B 0,1 mg, vitamin C 2,0 mg.
Ikan Salai Selais merupakan salah satu pangan fungsional dimana selain memiliki
kadar protein yang tinggi, juga memiliki rasa yang khas sehingga banyak digemari.
Peningkatan konsumsi salai diharap dapat membantu upaya peningkatan konsumsi protein
sehingga permasalahan Kurang Kalori Protein (KKP) dapat teratasi.
Untuk memenuhi kebutuhan Ikan Salai Selais tidak cukup melakukan peningkatan
pengembangan dan pembudidayaan saja, tetapi juga pemasarannya. Mekanisme pemasaran
Ikan Salai Selais melibatkan beberapa pihak yang meliputi produsen, distributor dan
konsumen khususnya pemasaran di bidang perikanan.

1


Pelalawan khususnya Kecamatan Langgam merupakan salah satu daerah yang telah
mengembangkan usaha industri Ikan Salai Selais. Usaha industri ini sedang berkembang
mengingat Ikan Salai Selais sendiri adalah makanan yang dibuat untuk oleh-oleh dan
merupakan ciri khas Kabupaten Pelalawan.
Pemasaran adalah pekerjaan yang paling menentukan dalam setiap aktivitas usaha.
Tanpa pemasaran yang tepat dan benar, hasil budidaya yang telah dilakukan akan sia-sia.
Karena kegiatan pemasaran menyangkut masalah mengalirnya produk dari produsen ke
konsumen maka pemasaran menciptakan lapangan kerja yang penting bagi masyarakat
(Assauri,1987).
Aspek pemasaran merupakan aspek yang penting. Apabila mekanisme pemasaran
berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Oleh karena itu peranan
lembaga pemasaran menjadi amat penting. Lembaga pemasaran bagi negara berkembang,
yang dicirikan oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian yang akan menentukan mekanisme
pasar (Soekartawi, 2001).
Permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran keripik belut di Kabupaten Pelalawan
adalah kurangnya ketersediaan bahan baku. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut
pengusaha harus mendapatkan dari daerah Jawa Timur yaitu Kediri, sehingga faktor-faktor
yang dalam kaitannya dengan pemasaran akan semakin terganggu, yaitu saluran pemasaran
yang seharusnya pendek menjadi panjang.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemasaran Ikan Salai Selais, baik faktor

internal maupun faktor eksternal. Oleh karena itu sangat penting melakukan analisis faktor
internal dan eksternal untuk mendapatkan strategi yang tepat bagi pemasaran Ikan Salai
Selais. Diharapkan strategi pemasaran ini dapat memberi arahan pada pemasaran Ikan Salai
Selais sehingga kepuasan konsumen tercapai dan pemasar mendapatkan keuntungan serta
dapat meningkatkan taraf hidupnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Untuk meningkatkan nilai tambah ikan selais dapat diolah menjadi Ikan Salai Selais.
Dari segi keuntungan, bisnis ini memiliki prospek yang sangat baik karena belum banyaknya
pesaing serta masih terbukanya pasar baik lokal maupun ekspor.
Salah satu masalah yang sangat penting yang harus diperhatikan dalam Ikan Salai
Selais adalah pemasaran. Dalam bidang pemasaran Ikan Salai Selais di Kabupaten Pelalawan
yang menjadi kendala utama adalah masalah harga. Yaitu terkait dengan ketersedian bahan
baku Selais yang masih mengandalkan tangkapan alam. Berdasarkan uraian tersebut,
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah keadaan pemasaran Ikan Salai Selais di Kabupaten Pelalawan ?
2. Apa saja faktor-faktor strategis dalam usaha pemasaran Ikan Salai Selais di
Kabupaten Pelalawan ?
3. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam usaha pemasaran Ikan Salai
Selais di Kabupaten Pelalawan ?
4. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam usaha pemasaran Ikan Salai Selais

di Kabupaten Pelalawan ?

2

1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui keadaan pemasaran Ikan Salai Selais di Kabupaten Pelalawam.
2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang serta ancaman dalam pemasaran Ikan Salai Selais di Kabupaten Pelalawan.
3. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran Ikan Salai
Selais di Kabupaten Pelalawan.
4. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran Ikan Salai
Selais di Kabupaten Pelalawan.

3

BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1


Definisi
Riset Pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi, pengumpulan,

analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan
untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran.
Proses yang objektif dan sistematis dalam mengumpulkan informasi yang
digunakan untuk membantu dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan
pemasaran (tidak berfungsi sebagai pengganti dalam membuat keputusan manajemen).
Berkaitan dengan konsep pemasaran, riset pemasaran:
 Berorientasi pada konsumen.
 Mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, tidak semata-mata untuk
meningkatkan volume penjualan
 Mengintegrasikan dan mengkoordinasi pemasaran dengan fungsi perusahaan.
Riset pemasaran bukan monopoli para pelaku pasar saja, saat ini kebutuhan riset
pemasaran pun merambah hingga organisasi non profit seperti partai politik.Seperti
dalam Pilkada, beberapa calon pemimpin daerah dan partai politik merengkuh
kemenangan melalui informasi karakteristik “pasar” calon pemilih saat menentukan tema
dan pendekatan kampanye.Dalam membahas riset pemasaran dibedakan dalam dua
tujuan, yakni penelitian teoritis atau akademis (theoritical research) dan penelitian

terapan (applied research).Penelitian teoritis umumnya dilakukan oleh akademisi dan
lebih berfokus pada pembuktian, evaluasi, atau pengembangan dari teori-teori
pemasaran. Sedangkan penelitian terapan berfokus pada proses pengambilan keputusan
dalam pemasaran.
Penelitian

teoritis

cenderung

lebih

ketat

dalam

sistematika

pelaporan


risetnya.Sedangkan penelitian terapan, baik dilakukan oleh praktisi maupun akademisi,
cenderung lebih praktis.Namun keduanya dapat memiliki kompleksitas masalah dari
4

yang paling sederhana hingga yang cukup rumit.Tentunya tulisan-tulisan dalam blog ini
dibahas berdasar pendekatan penelitian terapan, yang lebih bertujuan pada pengambilan
keputusan pemasaran secara praktis.Istilah riset pemasaran (marketing research)
seringkali dirancukan dengan riset pasar (market research).Sesungguhnya ada perbedaan
tersendiri di antara kedua istilah ini.Riset pasar berfokus pada pasar yang telah
ditentukan dengan produk barang atau jasa yang spesifik.Sedangkan riset pemasaran
diartikan secara meluas, tidak terpaku pada penelitian aspek dari pasar atau produk saja.
Dengan kata lain riset pasar merupakan bagian dari riset pemasaran. American
Marketing Association (AMA), mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang
menghubungkan pemasar melalui informasi dengan konsumen dan masyarakat umum.
Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasikan dan menentukan peluang dan
masalah pemasaran; lalu merumuskan, menyempurnakan, dan mengevaluasi tindakan
pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai
pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat
aktifitas pemasaran lebih efektif. Secara sederhana para praktisi riset, mendefinisikan
riset pemasaran sebagai suatu identifikasi yang obyektif dan sistematis, dilanjutkan

dengan pengumpulan, analisa, dan perangkaian informasi yang bertujuan untuk
memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah dan penemuan
peluang dalam proses pemasaran. Pada perusahaan modern saat ini, sumber informasi
pasar dari data internal, riset pasar reguler, hingga hasil intelejensi pasar, telah
terintegrasikan dalam MMIS (Marketing Management Information System).Sementara
riset pemasaran –yang dibicarakan saat ini- umumnya dilakukan temporer dan bersifat ad
hoc (sementara), namun berkemampuan mengeksplorasi masalah dan identifikasi
peluang pasar secara lebih aktual. Baik berbasis MMIS maupun berdasar riset
pemasaran, para pengambil keputusan pemasaran akan dilengkapi “peta dan amunisi”
yang lengkap saat memasuki pasar dan menghadapi para kompetitor.
Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah kegiatan penelitian dibidang
pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan
penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interprestasi hasil penelitian.
Kesemuanya ini ditujukan untuk masukan pihak manajemen dalam rangka identifikasi
masalah dan p[engambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran
ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.
2.2

Peranan
5


Riset pemasaran mempunyai beberapa peran, diantaranya ialah :
 Merupakan cara yang efektif untuk menentukan produk atau layanan (baru) yang laku
jual. Contoh: melakukan survai kebutuhan jenis minuman energi baru, misalnya
Ekstra Joss, Hemaviton, Lipovitan, dll.
 Merupakan sarana manajemen yang efektif dan efisien. Contoh, untuk memutuskan
apakah harga suatu produk akan dinaikkan atau tidak.
 Merupakan sarana yang baik secara metodologi dan statistik.
 Merupakan proses ilmiah yang bersifat netral dan memberikan hasil yang tidak
bias/valid.
 Merupakan sarana mendekatkan perusahaan dengan konsumen atau promosi secara
halus.
 Dapat menunjukkan cara-cara dalam menembus hambatan-hambatan dalam proses
penjualan produk/jasa. Misalnya, mengapa produk brand Saripati Ayam tidak dikenal
masyarakat luas.
2.3

Tahapan dalam Melakukan Riset Pemasaran
Tahapan dalam melakukan riset pemasaran ialah :


1.

Perumusan masalah
Riset hanya dapat dirancang secara sistematis untuk memberikan informasi
berharga jika masalah yang dihadapi telah dirumuskan secarajelas dan akurat.
2. Penentuan desain riset
Desain riset merupakan kerangka atau cetak biru untuk melaksanakan proyek
riset pemasaran, yang menjabarkan prosedur untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam memecahkan masalah riset pemasaran.
Komponen-komponen desain riset:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.4

Menentukan desain riset pemasaran (eksploratoris, deskriptifatau kausal).
Menentukan informasi yang dibutuhkan.

Menetapkan prosedur pengukuran dan skala.
Menyusun dan melakukan pre-test terhadap kuesioner atau bentuk pengumpulan
data lainnya.
Menetapkan proses sampling dan jumlah sample.
Menyusun rencana analisis data.
Klasifikasi Riset Pemasaran
Klasifikasi dalam riset pemasaran dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

6

Klasifikasi Riset
Pemasaran

Riset Mengidentifikasi
Masalah

Riset

Riset

Riset

Riset
produk

Riset

Riset

Riset

potensi besar
pangsa pasar
citra
karakteristik
analisis penjualan
prediks

Gambar 1.1.Klasifikasi Riset Pemasaran

Klasifikasi Riset Pemasaran

Riset

Riset

Riset

Riset
produk

Riset

Riset

Riset

segmentasi
produk
penetapan
karakteristik
analisis penjualan
prediks

a. Riset Identifikasi Masalah
Membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin tidak atau belum muncul ke
permukaan, namun telah atau bakal terjadi di masa depan. Riset Identifikasi masalah terdiri
dari : riset potensi pasar, riset pangsa pasar, riset citra merk atau perusahaan, riset
karakteristik pasar, riset analisis penjualan, riset peramalan bisnis, dan riset trend bisnis.
b.Riset pemecahan masalah
Digunakan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah pemasaran
spesifik. Riset pemecahan masalah meliputi : riset segmentasi, riset produk, riset penetapan
harga, riset promosi, riset distribusi.

7

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan dan kemudian dianalisis sehingga metode ini sering juga disebut dengan metode
analitik (Surakhmad, 1994).
3.2

Metode Pengumpulan Data

3.2.1

Metode Pengambilan Lokasi Sampel Penelitian

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja atau purposive yaitu penentuan daerah
sampel yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai
dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1997).
Pada penelitian ini akan diambil Lokasi penelitian di Kecamatan Langgam karena
merupakan daerah dengan jumlah pengusaha Ikan Salai Selais terbanyak dan juga merupakan
sentra industri pengolahan Ikan Salai Selais, yaitu sebanyak 5 unit usaha. Dari seluruh
Kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan, usaha Ikan Salai Selais hanya terdapat di
Kecamatan Langgam.
3.2.2

Metode Penentuan Sampel Responden

Dari informan kunci dapat diketahui responden pada setiap pelaku pemasaran Ikan
Salai Selais yang terdiri dari pemasok, pengusaha Ikan Salai Selais, pemerintah, dan
konsumen. Hasil wawancara dengan informan kunci tersebut akan menjadi uraian deskripsi
tentang pemasaran Ikan Salai Selais di Kabupaten Pelalawan. Dari uraian tersebut, peneliti
mendefinisikan faktor-faktor strategis internal dan eksternal. Responden yang diperoleh
menjadi representasi dari setiap elemen yang terkait dengan pemasaran Ikan Salai Selais di
Kabupaten Pelalawan dilakukan secara purposive sampling (sengaja) dengan menggunakan
snowball yaitu mengetahui dan mencari informasi maupun keberadaan responden dengan
cara bertanya pada responden lainnya Adapun responden yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.

Pengusaha Ikan Salai Selais 5 orang
Pemasok 1 orang
Konsumen 10 orang
Instansi pemerintah 2 orang

8

3.3

Jenis dan sumber Data

1.

Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh
peneliti (Surakhmad,1994). Pada penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan menggunakan kuesioner.
2.

Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini.
Data tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan, Dinas Perikanan dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Pelalawan, kantor kecamatan dan desa, serta literatur-literatur
lain yang terkait.
3.4

Teknik Pengumpulan Data

1.

Teknik Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara
langsung kepada responden yang didasarkan pada daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
2.

Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang
akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai daerah yang akan diteliti.
3.

Pencatatan

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pencatatan terhadap hasil wawancara pada
kuisioner maupun data yang diperoleh dari sumber data sekunder yang mempunyai
keterkaitan dengan penelitian.

9

BAB IV
HASIL
IKAN SALAI SELAIS
Kryptopterus lais atau biasa dikenal dengan nama Ikan Selais adalah salah satu fauna
khas Provinsi Riau. Bahkan Ikan Selais dijadikan sebagai icon Provinsi Riau Sumatera. Ikan
Selais berbentuk pipih memanjang dengan bentuk kepala menyerupai kerucut. Tubuh ikan
Riau ini tanpa sisik dan memiliki dua ‘kumis’ panjang. Selain itu, Ikan Selais memiliki mulut
berukuran cukup lebar yang menempel persis di ujung bagian kepala. Makanannya sendiri
adalah spesies ikan lainnya dengan ukuran yang jauh lebih kecil.Ikan khas Riau ini biasa
hidup di perairan tawar. Beberapa sungai seperti Sungai Kampar, Sungai Kuantan, Sungai
Rokan, Sungai Inderagiri, dan Sungai Segati menjadi habitat dari Ikan Selais. Tidak hanya di
sungai, Ikan Selais juga mampu bertahan hidup di danau. Biasanya, suhu air pada habitat
mereka antara 24-26 derajat Celcius.
Ikan Selais merupakan spesies ikan endemik Provinsi Riau Sumatera. Data Fishbase
menyebutkan, Indonesia berada di urutan ketiga sebagai negara yang memiliki spesies ikan
air tawar terbanyak di dunia, setelah China (urutan kedua) dan Brazil (urutan pertama). Dari
data tersebut diketahui bahwa total spesies ikan air tawar di perairan Indonesia adalah 1155
spesies, dan 440 diantaranya adalah spesies endemik ikan air tawar. Ikan Selais memiliki
nilai ekonomi yang sangat tinggi. Uniknya, di Provinsi Riau Ikan Selais lebih popular sebagai
wisata masakan. Penikmat olahan ikan ini sangat tinggi jumlahnya, sehingga jumlah suplai
Ikan Selais untuk para konsumen harus terus dijaga. Masakan ikan ini merupakan salah satu
kuliner khas Riau. Harganya di pasaran cukup tinggi, yaitu Rp. 170.000,- setiap kilogramnya
untuk Ikan Salai Selais dan Rp. 60.000,- untuk Ikan Selais segar.
Penikmat masakan Ikan Selais ini tidak hanya dari sekitar Sumatra, para pendatang
pun semangat berburu ikan ini untuk dijadikan santapan ataupun oleh-oleh bagi kerabat di
tempat asal mereka. Tidak hanya di dalam negeri, Ikan Salai Selais bahkan diekspor ke
negara tetangga seperti Malaysia. Namun sayangnya, limbah rumah tangga dan limbah pabrik
yang ada sangat mengganggu ekosistem ikan Riau yang berwarna hijau keabu-abuan ini.
Ditambah lagi penangkapannya oleh para nelayan dalam rangka pemenuhan permintaan
konsumen yang dilakukan terus menerus, berdampak pada jumlah ketersediaan Ikan Selais
yang menjadi tidak seimbang. Sehingga akhirnya, banyak nelayan yang mencoba mencari
peruntungan dengan mengembang-biakkan sendiri ikan ini.
Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang telah
mengalami kemajuan dalam perekonomian. Meskipun kegiatan perekonomian di masingmasing sektor telah mengalami peningkatan, tetapi hanya beberapa sektor saja yang menonjol
dalam kegiatan perekonomian.
Selais merupakan salah satu sumber lauk-pauk yang dipercaya memiliki kandungan
protein yang tinggi. Daging Selais sendiri mempunyai nilai kandungan gizi yang baik untuk
tubuh. Dalam 100 gram daging belut terkandung protein 14 %, lemak 27 %, zat besi 2,0 mg,
kalsium 20 mg, vitamin A 2600 SI, vitamin B1 0,1 mg dan vitamin c 2,0 mg.

10

Salah satu kegiatan industri pengolahan di Kabupaten Pelalawan adalah pengolahan
Salai. Ikan Salai Selais merupakan hasil olahan dari Selais segarIkan Salai Selais banyak
dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan baik di pasar tradisional maupun modern. Rasa khas dan
nilai gizi selais telah membuat banyak konsumen menggemarinya, hal ini menjadi pendorong
tingginya permintaan selais hidup maupun dalam bentuk olahan seperti Ikan Salai Selais.
Pemasaran Ikan Salai Selais di Kabupaten Pelalawan memiliki kekuatan dan
kelemahan, tetapi juga peluang maupun ancaman. Faktor-faktor tersebut sangat penting
diidentifikasikan sebagai pertimbangan alternatif strategi dalam pemasaran Ikan Salai Selais
di Kabupaten Pelalawan.
Tahap-tahap yang dilakukan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran Ikan
Salai Selais adalah sebagai berikut:
1. Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
Proses perumusan strategi dirancang untuk mengarahkan pemasar dalam mencapai
tujuan. Penentuan strategi yang cocok atau tepat harus dimulai dengan mengidentifikasi,
menganalisa, dan mendiagnosa faktor eksternal dan faktor internal. Ini penting agar pemasar
mampu menghadapi situasi dan kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah. Suatu
perubahan lingkungan dapat merupakan suatu peluang bagi peningkatan pemasaran maupun
ancaman apabila pemasar tidak mampu menyesuaikan kegiatan pemasaran. Oleh sebab itu
pemasar dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan.
Faktor eksternal ini meliputi pemerintah, pelanggan pemasok, dan pesaing.
Dalam bukunya Freud menekankan bahwa faktor-faktor eksternal tersebut harus : (1)
penting bagi pencapaian tujuan jangka panjang dan sasaran tahunan, (2) dapat diukur, (3)
berlaku bagi semua perusahaan yang bersaing, (3) hirarkis dalam arti beberapa faktor akan
berkaitan dengan keseluruhan perusahaan dan beberapa yang lain akan terpusatkan pada
bidang-bidang fungsional atau divisional. Sedangkan untuk faktor internal yaitu pemasaran
(produk, harga, promosi, dan distribusi), sumber daya manusia, produksi, dan keuangan).
2. Perumusan Strategi Pemasaran
Untuk merumuskan strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran Ikan Salai Selais
di Kabupaten Pelalawan digunakan analisis SWOT dan matriks SWOT. Matriks SWOT
menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dapat dipadukan dengan kekuatan dan
kelemahan sehingga dihasilkan rumusan strategi pemasaran Ikan Salai Selais. Rumusan
strategi ini akan menghasilkan empat alternatif strategi yaitu strategi penyesuaian kekuatan
dan peluang (SO), kelemahan dan peluang (WO), kekuatan dan ancaman (ST) serta strategi
penyesuaian kelemahan dan ancaman (WT).
Analisis strategi pemasaran meliputi kegiatan menyeleksi dan penjelasan satu atau
beberapa target pasar dan pengembangan serta memelihara suatu bauran pemasaran yang
meliputi tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang
kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion).
3. Strategi Pemasaran Yang Paling Efektif
11

Dari beberapa alternatif strategi tersebut perlu dilakukan penilaian atau evaluasi untuk
memutuskan prioritas strategi yang dapat dilaksanakan. Pada tahap pemilihan strategi/
keputusan (decision stage ) ini alat analisis kuantitatif yang digunakan adalah Quantitative
Strategic Planning Matriks (QSPM). QSPM memungkinkan perencana strategi mengevaluasi
alternatif strategi secara obyektif. Hasil dari aternatif strategi (Matriks SWOT) tersebut
kemudian akan dipilih strategi yang terbaik yang dapat diterapkan dalam pemasaran keripik
belut yang lebih objektif dan intuisi yang baik dalam matriks QSP. Hasil matriks QSP akan
memperlihatkan skor. Skor yang tertinggi menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut
penting sebagai prioritas utama untuk diterapkan sehingga menghasilkan umpan balik
(feedback) yang akan dipertimbangkan dalam keberlanjutan tersebut.
Pembatasan Masalah
1. Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha Ikan Salai Selais, pemasok,
pelanggan dan pemerintah.
2. Data faktor eksternal dan faktor internal yang dianalisis berupa data kualitatif yang
disajikan dalam bentuk hasil wawancara dengan key informan, dan hasil pengamatan
selama penelitian
3. Lingkungan eksternal yang dibahas meliputi aspek pemerintah, pelanggan, pemasok,
dan pesaing.
4. Lingkungan Internal yang dibahas meliputi aspek sumber daya manusia (personel),
aspek pemasaran, aspek keuangan dan aspek produksi.
5. Analisis strategi pemasaran meliputi strategi produk, strategi distribusi, strategi
promosi dan strategi harga.

12

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Informan kunci adalah pengusaha Ikan Salai Selais itu sendiri dan orang yang intensif
menyatu serta terlibat secara aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi
perhatian penelitian.
2. Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar sentra industri pengolahan selais yang
mempengaruhi usaha pemasaran Ikan Salai Selais dan pada umumnya belum dapat
dikendalikan sepenuhnya. Meliputi pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing.
3. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam suatu sentra industri
pengolahan selais yang mempengaruhi usaha pemasaran Ikan Salai Selais secara
keseluruhan dan pada umumnya dapat dikendalikan. Meliputi sumber daya manusia,
pemasaran (harga, distribusi, promosi, produk), kondisi keuangan, produksi.
4. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam pemasar dan merupakan
keunggulan bagi usaha pemasaran Ikan Salai Selais.
5.2 Saran
1.
2.

Kelemahan faktor-faktor yang berasal dari dalam pemasar dan merupakan
keterbatasan/ kekurangan bagi usaha pemasaran Ikan Salai Selais.
Ancaman faktor-faktor yang berasal dari luar pemasar dan bersifat
mengganggu bagi pelaksanaan pemasaran Ikan Salai Selais.

13

DAFTAR PUSTAKA
Afift.F. 1994. Strategi Pemasaran. Angkasa. Bandung..
Asri.M.1991. Marketing. Unit penerbit dan percetakan AMP YKPN. Yogyakarta
Assauri, S. 1987. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. CV. Rajawali.
Jakarta.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofi dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
David, F. R. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Terjemahan. PT. Indeks Kelompok
Gramedia. Jakarta.
Hunger.D.J dan Wheelen.T.L .2003. Manajemen Strategis. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Jauch, Lawrence R. Dan Glueck, William F.1991. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Terjemahan Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
Kartasapoetra. 1992. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Rineka Cipta. Jakarta.
Kotler, Philip. 1991. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implememtasi dan
Pengendalian. Erlangga. Jakarta
Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran : Analisis perencanaan danpengendalian.
Penerbit Erlangga.Jakarta.
Lamb, C.W, Joseph F. H dan Carl, M. 2001. Pemasaran. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Porter,M.E.1994. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul.
Binarupa Aksara. Jakarta.
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Soekartawi. 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Stanton, W. J. 1991. Prinsip Pemasaran. Jilid I. Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta.
Stanton, W.J. 1993. Prinsip pemasaran Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta.
Sudiyono, Armand. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang.
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik.
Tarsito. Bandung.
14

Swasta .B dan Irawan.1997. manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta.

15